BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 State of the Art
Penelitian melakukan kegiatan peninjauan pustaka sebagai pedoman penelitian
dalam memberikan gambaran secara umum. Berikut adalah Penelitian terdahulu
yang digunakan oleh peneliti :
Judul/Peneliti/
Teori
Hasil Penelitian
Lembaga
STRATEGI
PRODUKSI
“Technological
determinism theory”
PROGRAM
Metode penelitian
yang digunakan
adalah metode
"SELERA
Teori tersebut
KITA"
dikemukakan Marshall
DALAM
pertama kali pada saat
MEMBENTUK
tahun 1962. Merupakan
CITRA
teori yang berisi tentang
PROGRAM
bagaimana teknologi
SIARAN SORE membentuk bagaimana
RADIO
cara berpikir, berperilaku
MOTION 97,5
dalam masyarakat dan
FM OLEH
teknologi tersebut
KARTINI
akhirnya mengarahkan
ELEANOR
manusia untuk bergerak
SIMORANGKI
dari satu abad ke abad
R DARI
teknologi lainnya (Deddy
UNIVERSITA
Nur Hidayat 184:2009)
kualitatif.
Informan terdiri dari
program director
Anton Wahyudi dan
producer Anathasia
Citra.
S BINA
NUSANTARA
2011
STRATEGI
Teori yang digunakan
7
Metode penelitian
8
Judul/Peneliti/
Teori
Hasil Penelitian
Lembaga
HUMAS BENS
teori komunikasi,
yang digunakan
RADIO 106,2
komunikasi massa, radio,
adalah metode
FM DALAM
strategi PR, citra.
kualitatif.
MEMBENTUK
Informan terdiri dari
CITRA DI
Ade Fandi selaku
KALANGAN
Public Relations dan
ANAK MUDA
Anina Karin selaku
OLEH
Program Director
RADITYA
ANDIKA
TRIAWAN
DARI
UNIVERSITA
S
PEMBANGUN
AN
NASIONAL
JAKARTA
2011
PROSES
Teori Marketing Mix
PRODUKSI
PROGRAM
REQUEST
MUSIK SONG
SPIL RADIO
KOMUNITAS
“RAHMATEN
MANUEL”
MINISTRIES
SUARA
SORAK
Metedologi
Kualitatif
Tahapan Produksi
Informan :
4P Product, Place, Pra
Produksi, Pasca Produksi
1. Kepala
produksi &
kreatif
2. Tim Produksi
3. Tim Kreatif
9
Judul/Peneliti/
Teori
Hasil Penelitian
Lembaga
KEMENANGA
N FM 107.9
MHZ DALAM
MENINGKAT
KAN
KUALITAS
PROGRAM
OLEH ESTER
DARI
UNIVERSITA
S BINA
NUSANTARA
2013
"THE RADIO
Elemen program
SAID" :
ANALYSING
THE RULE
OF LIVE
DEBATE ON
PRIVATE
COMMERCIA
L RADIO IN
THE
DEMOCRATI
C PROCESS
IN UGANDA
OLEH
SAMUEL
GUMMAH
DARI
Format radio
Metode Kualitatif
10
Judul/Peneliti/
Teori
Hasil Penelitian
Lembaga
UNIVERSITE
TET I OSLO
2003
TUNING IN:
Dependency theory
Metodologi kualitatif
AN
INVENTORY
OF RURAL FM
RADIO IN
GHANA OLEH
NIKKI
WHAITES
DARI THE
UNIVERSITY
OF
GUELPHDE
2005
2.2 Landasan Konseptual
Pada penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Outside Broadcast oleh
Robert McLeish yang dikemukakan dalam bukunya yang berjudul Radio Production.
Alasan peneliti untuk memilih teori ini karena teori tersebut yang paling cocok untuk
diterapkan dalam penelitian ini.
2.2.1 Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa menurut Joseph A. Devito (Nurudin, 2007) yaitu
pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, pada
khalayak yang sangat banyak. Ini tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk
atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya
ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk
didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan yang
audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih
11
logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, majalah, film, buku dan
pita). Selain itu, pengertian komunikasi massa juga didefinisikan oleh Wright,
“This new form can be distinguished from older types by the following major
characteristics; it is directed toward relatively large, heterogenous and
anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times to reach
most audience members simultaneously and are transient in character; the
communicator tends to be, or to operate within; a complex organization that
may involve great expense”.
Yaitu dimana bentuk komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama
karena memiliki karakteristik utama yaitu; diarahkan pada khalayak yang relative
besar, heterogin dan anonym; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat
mencapai kebanyakan khalayak secara serentak; bersifat sekilas; komunikator
cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan
biaya besar (Nawiroh Vera, 2010).
Menurut De Fluer dalam buku Understanding Mass Communication
menyatakan bahwa komunikasi massa adalah sutu proses dimana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan
secara
terus
menerus
menciptakan
makna-makna
yang
diharapkan
dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara
(Djalaludin, 2003).
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner
yakni “Komunikasi adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a
mass medium to a large number of people)”.
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble
dan Teri Kwal Gamble (1986) akan memperjelas apa yang dimaksud dengan
komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi
massa jika mencakup hal-hal berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media
modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan
diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
12
yang tidak saling kenal atau mengtahui satu sama lain. Anomitas
audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan
jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak
saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya
berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan melalui
media massa. Hal ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi,kelompok
atau public dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa
individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi,
memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter,
editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa
berfungsi sebagai gatekeeper.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam
jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya,
dalam komunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik
langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar
tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed) (Ardianto,
Komala, & Karlinah, 2004).
2.2.1.1
Fungsi Komunikasi Massa
Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa pun menambahkan
bahwa dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa ditambah sebagai (1)
melawan kekuasan dan kekuatan represif, (2) menggugat hubungan trikotomi antara
pemerintah, pers, dan masyarakat. Di dalam bukunya tersebut, Nurudin pun
menjelaskan tiap fungsi komunikasi massa yang telah dituturkan oleh para ahli.
(Nurudin, 2007)
13
a. Informasi
Informasi adalah inti dari komunikasi, termasuk komunikasi massa.
Komponen terpentingnya adalah berita-berita yang disajikan. Informasi
ini haruslah berisi fakta yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan
dan bukan sekedar isapan jempol belaka. Informasi ini bisa saja
ditemukan melalui pengumpulan berita oleh wartawan, buku, atau
bahkan film sejarah.
b. Hiburan
Setiap orang yang telah melakukan aktifitas sehari-hari dan merasa lelah
serta penat membutuhkan hiburan yang dapat menyegarkan otaknya
kembali. Hiburan ini bisa didapatkan dari media massa seperti televisi,
radio, majalah, dan sebagainya.
c. Persuasi
Media massa sering membentuk pola pikir atau bahkan mengukuhkan
nilai-nilai yang sudah diyakini sebelumnya. Misalnya saja banyak orang
merubah gaya hidupnya akibat dari yang mereka saksikan di media.
Media massa ini juga dapat menggerakan orang untuk berbuat sesuatu
hal. Hal ini bisa tersirat dalam iklan. Tujuan utama iklan adalah
menggerakan masyarakat atau konsumen untuk membeli barang yang
diiklankan.
Media massa juga dapat mempersuasi masyarakat dengan menunjukkan sebuah
etika. Media menawarkan masyarakat untuk menilai mana etika yang baik ataupun
yang buruk. Contohnya saja pemberitaan tentang penyalahgunaan narkoba.
Ditayangkan di media bahwa banyak orang yang menyalahgunakan narkoba
menderita lahir batin. Ini menunjukkan bahwa media membujuk masyarakat untuk
mengerti bahwa penyalahgunaan narkoba adalah tidak baik.
14
d. Transmisi Budaya
Manusia dapat mengakumulasikan pengalaman-pengalaman hidup
serta budayanya lalu meneruskannya kepada anak cucu sebagai
warisan melalui komunikasi. Misalnya melalui film sejarah, lagu
daerah, dan sebagainya.
e. Mendorong Kohesi Sosial
Media massa dapat mendorong masyarakat untuk bersatu. Media
massa dapat mempengaruhi masyarakat untuk berpikir bahwa
terpecah belah adalah bukan keadaan yang baik bagi kehidupannya.
Contohnya iklan mie instan indomie di televisi yang memperlihatkan
eratnya persaudaraan antar suku. Iklan ini memperlihatkan hangatnya
kebersamaan dalam perbedaan.
Tapi fungsi ini menjadi buah simalakama pula. Seperti yang dikatakan oleh
Paul Lazarfeld dan Robert K. Merton bahwa media juga memiliki fungsi narcotizing
dysfunction (racun pembius). Media massa dinilai sama dengan racun yang
mematikan. Maksudnya adalah media juga bisa menjadi pemecah belah masyarakat.
Pemberitaan-pemberitaan tentang pengeboman yang dilakukan oleh beberapa
kelompok agama X menjadikan orang-orang di luar agama itu menjadi sinis terhadap
kelompok agama X. Padahal tidak semua orang yang menganut agama X berperilaku
buruk seperti itu.
f. Pengawasan
Menurut Laswell, media massa sebagai alat pengumpulan dan
penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada. Fungsi
pengawasan ini dibagi menjadi dua, yaitu warning or beware
surveillance
atau
pengawasan
peringatan
dan
instrumental
surveillance atau pengawasan instrumental.
Salah satu contoh fungsi pengawasan peringatan adalah ketika media
menginformasikan adanya wabah flu burung di beberapa daerah. Peringatan bahwa
penyakit ini dapat menyebar dengan cepat ke berbagai daerah lainnya membuat
15
masyarakat berhati-hati dalam memelihara unggas serta memperhatikan apa yang
mereka konsumsi.
Sedangkan
fungsi
pengawasan
instrumental
diaktualisasikan
melalui
penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat. Misalnya penyebaran
informasi kenaikan harga kebutuhan pokok pasti berguna bagi masyarakat luas.
g. Korelasi
Korelasi yang dimaksud adalah merajuk pada media massa sebagai
penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Misalnya
masyarakat kurang puas dengan kinerja pemerintah pusat. Masyarakat
dapat menyalurkan pendapat dan keluhannya melalui media massa.
Dan ketika pihak pemerintah menyaksikan berita tersebut, pemerintah
menanggapinya melalui media massa pula agar dapat tersiar ke
masyarakat di seluruh penjuru daerah.
h. Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa memiliki fungsi sebagai pendidik, baik
mengenai pendidikan formal maupun informal yang mencoba
meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma,
pranata, dan etika dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.
i. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Komunikasi massa bisa saja berperan memberikan informasi dan
mendorong perubahan-perubahan tertentu. Namun tidak jarang pula
informasi yang diungkapkan ini memiliki motif tertentu untuk
melawan kekuatan besar. Bisa dilihat dari bagaimana pengaruh media
massa dalam penggulingan jabatan Soeharto sebagai presiden
beberapa tahun yang lalu.
Media massa saat itu mengikuti arus pemikiran masyarakat yang jenuh
dengan otoritas rezim orde baru. Media ikut membongkar ketidak adilan yang
dilakukan oleh pemerintah dan bahkan memanasi masyarakat dengan pemberitaanpemberitaan yang tidak memihak pemerintah. Sehingga akhirnya rezim tersebut
16
runtuh. Ini adalah salah satu bukti bagaimana komunikasi melalui media massa dapat
melawan kekuasaan dan kekuatan represif.
j. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi yang dimaksud adalah hubungan antara
pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dinilai tidak
pernah sejalan karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak.
Pemerintah biasanya akan memposisikan diri sebagai pihak yang
paling berkuasa dan menentukan atas masyarakat dan pers. Maka dari
itu, disinilah peran pers untuk berimbang, adil, dan obyektif harus
dibuktikan.
2.2.1.2 Proses Komunikasi Massa
Claude Shannon dan Warren Weaver mengidentifikasi lima langkah
fundamental dalam proses komunikasi :
1.
Stimulasi manusia yang muncul dalam pikiran
Stimulasi bisa muncul dari banyak hal. Emosi serta hal-hal yang dapat
diindra termasuk sebagai stimuli. Didalamnya juga termasuk
pemandangan indah, perasaan jenuh, mendengar orang tertawa, atau
mencium bau tidak sedap.
2.
Pelaksanaan encoding pikiran ke dalam pesan
Pesan-pesan ini disuratkan atau disiratkan dalam bentuk simbol yang
dapat dipahami oleh target audiens pesan tersebut. Simbol ini bisa
beragam, seperti tulisan, isyarat, atau bahkan pictograph.
3.
Transmisi pesan
Transmisi yang dimaksud adalah pengantaran pesan. Pesan dikodekan
sehingga cocok dengan peralatan yang akan dipakai untuk transmisi
pesan. Misalnya telepon menggunakan suara untuk mentransmisi
pesan atau bahkan gambar serta suara membantu proses transmisi
pesan oleh televisi.
17
4.
Penguraian (decoding) pesan oleh penerima ke pikirannya
Penerima pesan menerima pesan tersebut melalui penghantar atau
media yang digunakan oleh pengirim pesan. Pada tahap ini misalnya
penerima pesan menyalakan televisi dan menonton tayangan berita.
5.
Internalisasi pesan oleh penerima
Internalisasi adalah pemahaman pesan yang telah dikodekan sumber
pesan untuk penerima pesan. Pada tahap ini sumber dan penerima
pesan haruslah memiliki kesamaan agar komunikasi bisa terjadi
sehingga pesan pun dapat disampaikan dengan baik. (Vivian, 2008:
455-458)
2.2.2 Media Massa
2.2.2.1 Definisi Media Massa
Media massa adalah saluran-saluran yang dipakai untuk mengirimkan pesanpesan massa. Misalnya televisi, radio, internet, majalah, surat kabar, tabloid, buku,
film, dan sebagainya. (West & Turner, 2008)
2.2.2.2 Efek Media Massa
Efek adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh sebab/perbuatan. Efek
komunikasi massa adalah hasil yang ditimbulkan sebagai akibat diterimanya suatu
pesan melalui media massa. Donald K. Robert mengungkapakan “efek hanyalah
perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena itu
fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan
oleh media massa. (Nawiroh Vera, 2010)
1. Efek Media Massa Sebagai Objek Fisik
Menurut Steven M. Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari dua
pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang
berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua
adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak
komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku
atau dengan istilah lain dikenal sebagai observasi terhadap khalayak
18
(individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenal
sebagai efek komunikasi massa (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2004).
Menurut Steven M. Caffee,
media massa mempunyai efek yang
berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan dan perilaku Dampak Pesan
Media Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat
menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, secara
sengaja maupun tidak sengaja,. Oleh karena itu Stamm menyatakan “efek
komunikasi massa terdiri atas primary effect (efek primer) dan secondary
effect (efek sekunder) (Stamm & Bowes, 1990). Efek primer adalah efek
media massa pda khalayak pada tataran terpaan, perhatian dan
pemahaman. Efek sekunder yaitu efek yang pada perubahan tingkat
kognitif (pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan
memilih). Adapun efek pesan media massa meliputi dampak kognitif,
dampak afektif serta dampak konatif.
a. Dampak Kognitif
Dalam dampak kognitif ini akan membahas bagaimana media massa
dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
Dampak
prososial
kognitif
adalah
bagaimana
media
massa
memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi
menyebabkan kita lebih mengerti mengenai bagaimana bahasa
Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek
prososial kognitif.
b. Dampak Afektif
Ketika dampak kognitif hanya sampai pada tahap pengetahuan, maka
dampak afektif sudah melibatkan perasaan atau emosi. Dampak ini
kadarnya lebih tinggi daripada dampak kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang
sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perasaan iba, terharu, sedih, senang dan sebagainya.
19
c. Dampak Konatif
Dampak pesan media massa yang berupa pola-pola tindakan, kegiatan
atau perilaku yang dapat diamati, adalah dampak pesan media massa
yang telah sampai pada tahap konatif. Dampak ini timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
2. Efek Sosial Media Massa
Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan
khalayak. Media membentuk opini public untuk membawakannya pada
perubahan yang signifikan. Dominick menyebutkan mengenai dampak
komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang.
Media massa, terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi
(penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi
sikap, persepsi dan kepercayaan (Nurudin, 2007).
2.2.3 Radio
2.2.3.1 Definisi Radio
Radio adalah teknologi berupa pengiriman sinyal oleh modulasi gelombang
elektromagnetik. Gelombang ini dapat merambat melewati udara dan ruang hampa
udara. Gelombang ini tidak memerlukan medium untuk perambatannya.
Gelombang radio adalah suatu bentuk dari radiasi elektromagnetik yang
terbentuk ketika materi bermuatan listrik dipercepat dengan menggunakan frekuensi
yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) pada spectrum elektromagnetik.
Gelombang radio memiliki jangkauan 10 hertz hingga beberapa gigahertz. Adapun
gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang
radio adalah sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya tampak.
Ketika gelombang radio melewati kabel, osilasi dari medan listrik dan
magnetik akan mempengaruhi arus bolak-balik dan tegangan pada kabel. Peristiwa
ini dapat menghasilkan sinyal audio pembawa informasi. Informasi inilah yang
sering Anda dengar di radio. (Kuswayatno, 2008).
20
2.2.3.2 Sejarah Radio
Gelombang radio adalah bagian dari alam fisik. Gelombang itu ada selamanya,
bergerak di udara seperti ether. Seperti gelombang cahaya, gelombang ini diam tak
berbunyi, bagian dari spektrum energi elektromagnetik. Sejak 1873, para ahli fisika
berspekulasi bahwa spektrum elektromagnetik eksis, tetapi bangsawan Italia
Guglielmo Marconi lah yang menciptakan aplikasi praktis dari teori fisika ini.
Marconi muda terobsesi dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam
spektrum elektromagnetik dan menciptakan alat yang dapat membunyikan bel
dengan
remote
control
tanpa
kabel,
cukup
menghidupkan
gelombang
elektromagnetik. Pada 1895, Marconi menggunakan metode nirkabelnya untuk
mengirimkan kode sejauh lebih dari satu mil ke rumah ayahnya di Bologna. Marconi
mematenkan temuannya di Inggris dan ibunya, seorang warga Irlandia yang punya
banyak kenalan, berhasil menyakinkan pemerintah Inggris untuk membiayai
pendirian Marconi Wireless Telegraph Company. Tak lama kemudian kapal-kapal di
laut dilengkapi dengan peralatan telegrafi Marconi untuk melakukan komunikasi di
laut, meski jauh dari lepas pantai, sesuatu yang tidak bisa dilakukan pada era
sebelumnya.
Pada 1906, Lee De Forest, seorang promoter yang membiayai dirinya sendiri
sebagai inventor, menciptakan apa yang dinamakannya audition tube untuk
mengirimkan suara. Pada tahun yang sama pula Reginald Fessenden menyiarkan
acara radio pertama. Pada 1910, De Forest dengan jelas menunjukkan potensi radio
sebagai medium hiburan dengan penampilan hebat dari penyanyi tenor Enrico
Caruso dari New York Metropolitan Opera House.
Pada
1939,
Edwin
Armstrong,
peneliti
dari
Columbia
University
mengembangkan stasiun radio eksperimental di New Jersey dengan menggunakan
system baru yang disebut frequency modulation, disingkat FM. Sistem FM yang
mengirimkan gelombang suara ini berbeda dengan metode amplitude modulation
atau AM. Armstrong mengembangkan FM stereo dengan dua soundtrack, masingmasing untuk satu telinga, yang menambah sensasi saat mendengarkan siaran
langsung (Vivian, 2008).
21
2.2.3.3 Karakteristik, Kekuatan dan Kelemahan Radio Siaran
Bicara soal karakteristik radio siaran, ada beberapa hal yang tercatat sebagai
kelebihan dan kelemahan. Karakter ini akan membedakannya dengan media massa
lainnya, seperti media cetak dan televisi. (Yulia, 2010)
1. Kekuatan
a. Kecepatan
Di
Indonesia,
unsur kecepatan
radio
siaran
dalam sisi
penyampaiannya masih jauh lebih cepat ketimbang koran,
majalah, dan televisi. Buktinya saja, berita atau peristiwa yang
terjadi dapat disampaikan langsung pada saat yang sama oleh
radio siaran, sedangkan media cetak dan televisi masih harus
melalui proses produksi yang memakan waktu lama. Media cetak
membutuhkan waktu cetak dan peredarannya, sedangkan televisi
membutuhkan proses produksi yang rumit dan mahal.
b. Imajinatif
Sifat auditif yang ditampilkan radio siaran memiliki keunggulan
untuk merangsang imajinasi pendengar. Imajinasi ini sama sekali
tidak tergambar dalam media cetak atau televisi karena semuanya
sudah menjadi jelas. Radio sering membuat orang berimajinasi,
yang kadang sering tidak cocok antara fakta dan imajinasi itu.
Oleh karena itu, radio siaran sering dikenal dengan julukan
“Theatre of Mind”.
c. Murah
Dalam hal ini, pengertian “murah” dapat ditinjau dari 2 hal.
Pertama, murah bagi pendengar. Artinya, mereka tidak dituntut
untuk membayar iuran saat mendengarkan siaran radio, tidak
perlu biaya khusus. Berbeda dengan media cetak dan televisi
yang mengharuskan peminatnya mengeluarkan biaya, seperti
berlangganan dan membayar iuran untuk televisi. Murah juga
berlaku untuk sarana radio penerimanya. Kedua, murah dalam hal
peringkat dan biaya produksi. Pengertian ini harus ditengok kalau
dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk produksi
22
media cetak atau televisi. Kedua media ini relatif butuh dana yang
lebih besar ketimbang radio siaran.
d. Alternatif Beragam
Radio siaran dianggap lebih memberi peluang dalam hal
keragaman pilihan, misalnya seperti yang dilakukan media cetak.
Pendengar memiliki peluang untuk memilih radio mana yang
disukainya. Ketika pendengar bosan dengan sebuah radio, dia
dapat memilih gelombang atau frekuensi yang lain untuk
memenuhi keinginannya.
e. Mobilitas Tenaga
Mendengarkan radio siaran tidak akan mengganggu aktivitas
pendengar. Dengan mendengarkan radio siaran, pendengar masih
dapat melakukan aktivitas lainnya, seperti bekerja, memasak,
mengemudikan kendaraan, belajar, dan sebagainya.
f. Personal
Radio siaran punya kekuatan dalam hal komunikasi yang bersifat
personal. Siaran selalu dirasakan seperti kunjungan kawan yang
sangat pribadi sifatnya.
2. Kelemahan
a. Selintas
Karena auditif maka apa yang disampaikan lewat radio siaran
bersifat selintas. Maksudnya, apa yang sudah disampaikan seketika
itu akan hilang di udara. Berbeda dengan media cetak yang karena
tertulis memungkinkan untuk dibaca ulang bila tidak mengerti.
Sangat memungkinkan di radio siaran terjadi salah pengertian, entah
karena salah menangkap atau salah mengerti apa yang disiarkan.
b. Anti Detail
Sangat sulit untuk menyajikan segala hal yang bersifat detail di
radio siaran. Radio siaran diharapkan hanya menyampaikan hal-hal
yang bersifat global. Kalau dipaksakan untuk membicarakan hal
yang detail, pendengar akan merasa lelah dan membuat pendengar
semakin tidak mengerti karena tidak bisa menangkap semua itu.
23
2.2.3.4 Program Radio
Siaran radio terdiri dari dua jenis yaitu siaran kata dan siaran musik. Dari
kedua jenis siaran ini akan muncul berbagai program baik berupa berita, informasi,
musik, atau gabungan di antaranya. Namun dalam menyusun program radio,
biasanya programmer berpatokan pada format radio. (Keith, 2010)
2.2.3.4.1 Pengertian Format Radio
Dalam dunia radio format stasiun (station format) adalah jantung dari seluruh
kinerja pemrograman. Setiap olah produksi program siaran mengacu pada pilihan
format stasiun radio yang makin spesifik (segmented) seiring makin banyaknya
jumlah radio dan makin tersegmennya pendengar.
Format stasiun didefinisikan sebagai formulasi seluruh aktivitas siaran dalam
kerangka pelayanan pendengar. Format stasiun diwujudkan dalam bentuk prinsipprinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana olah siar di stasiun radio
hingga sebuah acara dikomunikasikan kepada pendengar.
Tujuan penentuan format stasiun adalah untuk memenuhi khalayak secara
spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan radio dan televisi di suatu lokasi
siaran. Dalam sejarah perkembangan radio, terdapat lebih dari 100 format stasiun. Ini
terjadi karena makin kompetitifnya radio siaran. Terdapat sedikitnya sepuluh format
stasiun yang populer, tertua, dan melahirkan anak-anak format radio berikutnya.
Peringkat format ini saling berfluktuasi seiring makin maraknya bisnis radio siaran.
Format stasiun radio menurut Michael Keith (2010) adalah :
1. Adult Cotemporary
Untuk Kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas
antara 20 – 50 tahun, berdaya beli tinggi,. Menyiarkan musik pop
masa kini, softrock, balada. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi,
politik,. Format ini berkembang pula kedalam format lain seperti
Middle of the Road, Album Oriental Rock, dan Easy Listening
24
2. Cotemporary Hit Radio
Untuk ABG dan muda belia berumur antara 12 – 20 tahun. Format
yang paling popular yang berisi lagu – lagu top 40 / top30dan tips
praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut TOP 40 Radio. CHR
merupaka radio yang sering memutarkan 30 rekaman terkini, bukan
album lama, tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara
berdekatan, perpindahan anatar lagu sangat cepat.
3. Country
Sejak tahun 1970an format country telah digunakan banyak radio
lainnya. Walaupun terkadang yang menjadi hal utama dalam
mencapai rating hingga saat ini jauh lebih luas dari format country.
Indikasi dari meningkatnya popularitas music country dengan adanya
peningkatan jumlah stasiun radio country sebanyak sepuluh kali lipat
dalam 25 tahun terakhir. Berdasarkan beberapa ahli dalam bidang
programming radio format country mencapai puncaknya pada
pertengahan tahun ’90.
4. Rock and Alternative (Album Oriented Rock)
Kelahiran format Album oriented Rock (AOR) pada tahun 1960an
(bisa juga disebut Underground and Progressive) menjadi tren
pengganti dari music top 40. Saat ini AOR lebih dikenal dengan rock,
modern rock, atau classic rock. Walau berhasil menarik pendengar
laki - laki yang berusia 18-34 tahun, format ini tidak berhasil menarik
pendengar wanita dan itu merupakan salah satu kekurangan format
AOR. Bagi sebagian pengiklan hal ini merupakan sebuah masalah
yang dapat mempengaruhi penyiaran iklan itu sendiri.
25
5. Soft Adult/Easy Listening/Smooth Jazz
Stasiun radio pada tahun 1960an berubah menjadi Easy Listening
atau Soft Adult pada tahun 2000an daftar lagu pada format ini sudah
diperbaharui secara hati - hati untuk menarik pendengar yang lebih
muda. Pada format ini umumnya sesi pembicaraan penyiar dikurangi
namun pada beberapa stasiun radio format ini juga berfokus pada
berita dan informasi.
6. Classic/Oldies/Nostalgia
Walaupun format-format ini sedikit berbeda, mereka masih memiliki
beberapa kesamaan yaitu memutarkan music dari tahun - tahun yang
sudah lama. Format nostalgia atau yang biasa disebut Big Band
memiliki Playlist yang berfokus pada lagu-lagu tahun 1940 dan
1950an. Oldies berfokus pada lagu-lagu tahun 1950 dan 1960an lagulagu oldies biasanya terdiri dari Elvis Presley, the Everly Brothers,
the Beatles, Brian Hyland, Three Dog Night, and the Ronettes.
Classic, terbagi menjadi classic rock dan classic hit menjadi format
yang memiliki pendengar paling banyak tahun 1980 dan akhir tahun
1990. Sebagai genre format vintage, classic menjadi format yang
menarik pendengar paling banyak pada akhir tahun 2000. Classic hit
memainkan lagu-lagu dari chart teratas terumatama di genre musik
rock yang populer pada tahun 1970, 1980 dan awal tahun 1990
sedangkan classic rock berfokus pada lagu-lagu yang dulunya
dimainkan oleh AOR.
7. Urban Cotemporary
Urban contemporary dibentuk pada tahun 1980an melanjutkan
format disco, yang tidak lama bertahan, yang populer pada tahun
1978 yang menjadi karakteristik Urban Contemporary adalah
mempunyai tempo musik yang cepat, musik disco dan penyiar yang
energic dan friendly. Daftar lagu Urban Contemporary dapat berbeda
tergantung pada daerah dimana stasiun radio tersebut mengudara.
26
8. News and Talk
News and Talk menkombinasikan berita-berita yang terjadi disekitar
format ini pada umumnya membagi daypart dengan menyiarkan
berita pada pagi hari dan siang hari, serta obrolan pada tengah hari
dan sore hari.
2.2.3.4.2 Perbedaan Program Radio
Wahyudi pun menambahkan tentang perbedaan jenis program radio, seperti:
(Triantoro: 2010)
a. Berita radio
Berita radio adalah laporan atas suatu peristiwa atau pendapat yang
penting atau menarik. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah
kembali menurut kaidah jurnalistik radio.
b. Talkshow
Perbincangan radio atau talkshow pada dasarnya adalah kombinasi
antara seni berbicara dan seni wawancara. Program perbincangan
biasanya diarahkan oleh seorang host bersama satu atau beberapa
narasumber untuk membahas sebuah topic yang sudah dirancang
sebelumnya.
c. Air Magazine
Air magazine atau majalah udara adalah program berkala yang
menyajikan beragam topic dalam satu penyajian programnya.
Program ini berisi beberapa segmen di dalamnya setiap satu edisi
program. Majalah udara memiliki ciri-ciri seperti memiliki segmen
khusus yang disajikan di setiap edisi, berdurasi maksimal satu jam,
mempunyai target pendengar khusus. Isi program sangat terstruktur
dan music hanya digunakan sebagai backsound atau bumper
program.
27
d. Sequence
Program sequence adalah program harian berdurasi panjang antara
satu sampai empat jam setiap satu edisinya. Program ini seperti
acara pagi yang menggunakan musik sebagai daya tarik
pendengarnya dan mempunyai target sasaran pendengar yang
umum.
2.2.3.4.3 Elemen Program
Beberapa programmer radio mempercayakan tahapan selection dan
scheduling kepada penyiar. Terdapat banyak variabel baik internal maupun eksternal
yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil maksimal dari format yang
telah ditentukan.
11 Elemen proram menurut Michael Keith (2010) adalah :
a. Musik
Merupakan elemen utama dalam perencanaan program, kecuali untuk
stastiun radio yang berformat News/Talk yang di Indonesia belum
diapakai oleh satupun radio swasta, karena kecenderunga masyarakat
yang masih lebih menyukai siaran dengan selingan musik. Merancang
sebuah daftar putar lagu (playlist) untuk sebuah stasiun bukanlah
maslah yang mudah. Bila kita menentukan memakai format Top 40,
bukan berarti kita hanya mencomot lagu-lagu yang sedang laris
dipasaran
lalu
kita
putar
secara
acak.
Kita
juga
harus
memperhitungkan tempo musik, aransemennya dan juga jika perlu
liriknya.
Sebagai
contoh,
pada
radio
berformat
AC
(Adult
Contemporary), Sebuah lagu bertempo cepat akan lebih cocok untuk
dipasang pada pagi hari agar dapat memacu semangat pendengar.
Sedangkan lagu beretempo lambat akan membuat mereka menjadi
lesu. Lagu jenis ini cocok untuk malam hari. Lagu berirama sedang
dapat diputar sepanjang hari. Rotasi musikpun diatur sehingga tidak
terjadi kesenjangan, harus selaras sehingga perpindahan lagupun tidak
terlihat “kasar”.
28
b. Berita
Pada kebanyakan radio anak muda berformat CHR (Contemporay Hit
Radio) atau AOR (Album Oriented Rock), berita merupakan hal yang
tidak begitu penting, karena dipercaya bahwa anak muda memang
tidak begitu menyukai atau memperhatikan berita-berita actual. Berita
banyak mendominasi radio-radio berformat MOR. Biasanya disiarkan
pada waktu utama (prime time) pagi jam 6-9 atau sore hari jam 16-18.
Diluar waktu utama, program siaran berita berdurasi 5 menit banyak
disuguhkan terutama pada saat Top of the Hour. Radio berformat
musik seperti Easy Listening pun banyak menyuguhkan program
berita walaupun diselipkan pada program musik.
c. Public Affairs
Public Affairs sendiri merupakan program yang mengangkat kegiatan
atau peristiwa yang berkaitan dengan pendengar radio yang
bersangkutan. Bahkan beberapa radio justru menggunakan public
affair sebagai elemen utama mereka, di Jakarta misalnya Bursa
Tenaga Kerja di SP FM atau bursa barang bekas di Attahiryah
FMoslem, juga radio Kayumanis atau Assafiyah dengan kuliah
subuhnya.
d. Sports
Di Indonesia, elemen ini jarang diambil oleh stasiun radio, karena
orang lebih cenderung mendapatkan informasi berita melalui koran
atau televisi. Namun beberapa stasiun AM ataupun FM yang
ditargetkan untuk kelas menengah ke bawah, terkadang menyiarkan
pertandingan sepakbola ataupun bulutangkis secara langsung yang
mereka relay dari RRI. Hampir bisa dikatakan bahwa radio swasta di
Indonesia, belum mempunyai reporter olah raga yang handal seperti
RRI. Salah satu reporter OR yang terkenal adalah almarhum Oom
Sambas, yang pada era tahun 60 dan 70-an sangat terkenal dalam
reportase sepakbola maupun bulutangkis.
29
e. Weather/Traffic
Di negara tropis seperti Indonesia yang perubahan cuacanya relatif
stabil, orang tidak begitu perduli akan ramalan cuaca. Informasi yang
banyak ditunggu oleh pendengar khususnya di kota besar seperti
Jakarta, adalah informasi lalu-lintas khususnya pada saat “DriveTime”.
f. Announcing
Terdapat 3 tipe penyiar yaitu bertipe heavy, medium, dan light. Tipe
heavy,
adalah
tipe
penyiar
yang
mempunyai
kemampuan
berpenampilan baik on-air maupn off-air. Mereka merupakan produk
dari station mereka, yang juga dipromosikan melalui media cetak dan
televisi. Mereka memiliki penghasilan yang jauh di atas penyiar
lainnya. Tipe medium, adalah mereka yang cukup punya kemampuan
dalam kegiatan on-air tetapi tidak bisa berpenampilan baik dalam
kegiatan off-air. Tipe light, adalah mereka yang bekerja pada radio
yang menitik-beratkan pada musik dibandingkan bicara, misalnya
pada radio berformat Easy Listening, sehingga mereka memang
kurang dapat berbicara di udara. Terkadang mereka hanya merupakan
operator tanpa kesempatan bicara atau mengeksprasikan diri.
g. Spot
Bagi stasiun radio, semakin banyak spot komersial akan semakin
beruntung, karena spot komersial sama dengan income. Tetapi kita
juga harus memperhitungkan jumlah maksimum per jam dan
penempatannya.
Banyak
pendengar
yang
mengeluh
dengan
banyaknya iklan yang muncul di suatu jam siaran. Bahkan banyak dari
mereka yang lalu beralih ke radio lain, karena menganggap terlalu
banyak iklan dan kurang musik di radio tertentu. Spot juga
mencerminkan identitas dari station kita sehingga kita dapat
menciptakan positioning yang kita inginkan di benak pendengar kita.
Sebagai contoh, sebuah station berformat Easy Listening, seharusnya
menampilkan lebih banyak musik dan sedikit bicara (Less Talk More
Music).
30
h. Contest & Promotions
Elemen ini merupakan hal yang paling disukai oleh pendengar. Tetapi
kita harus waspada dengan kontes atau kuis yang kita buat, apakah
cocok atau tidak dengan format radio kita. Demikian juga dengan
hadiah yang diberikan, karena akan mempengaruhi sukses tidaknya
acara tersebut. Misalnya, kita tidak dapat membuat kuis untuk hari
Valentine di sebuah radio berformat agama Islam. Atau kuis tentang
masalah ekonomi & politik di radio anak muda. Hadiah pun harus
disesuaikan dengan format radio.
i. Jingles
Elemen ini merupakan cerminan dari identitas station dan format
station. Panjangnya jingle sesuai dengan kebutuhannya. Positioning
biasanya menentukan durasi jingle yang akan diudarakan. Biasanya
sebuah radio station mempunyai banyak macam jingle.
Tiap-tiap
Daypart mempunyai bunyi yang berbeda, demikian pula dengan harihari khusus, seperti Natal, Tahun Baru, Lebaran dsb. Sebuah jingle
berdurasi 5 detik, biasa digunakan untuk perpindahan dari spot set
untuk kembali ke musik. Jingle yang lebih panjang (10 - 30 detik)
digunakan sebagai jembatan antara lagu. Jingle juga digunakan
sebagai promosi nama dari sebuah station, yang diputar pada tiap-tiap
quarter hour untuk memberitahu pendengar baru khususnya bagi
pendengar yang tidak menggunakan digital radio.
j. Features
Elemen ini memberikan warna dan corak pada program siaran radio
dan memberi peluang yang lebih pada bagian penjualan untuk menjual
sesuatu dari station. Seperti elemen lain features juga harus dirancang
untuk merefleksikan format station. Features terdiri dari “kata” dan
“lagu”. Misalnya sebuah ulasan tentang pagelaran “rock” pada radio
AOR, political commentary pada Talk Station atau TOP 40 Charts
pada CHR Station. Traffic, Weather, dan Sport juga baik
31
digarap dalam bentuk fetaures. Features diudarakan pada waktu-waktu
khusus. Misalnya Traffic reports selama morning dan Afternoon
Drives.
k. Call Letters
Di Indonesia call letters memang dipunyai oleh tiap-tiap station, tetapi
karena merupakan gabungan antara huruf dan angka, maka sulit untuk
disebutkan, apalagi diingat. Misalnya P2SC, P2GN. Oleh karena itu
mereka menggunakan nama perusahaan (PT) untuk nama radionya.
Seperti PT Ramako Jaya Raya, menjadi Ramako Magic Music 106,
yang dipakai bergantian sehingga memberi image bahwa Ramako
memberikan musik-musik yang menakjubkan dan fantastis. PT.
Çhakti Budhi Bhakti memakai nama CBB Bandar Dangdut Jakarta
digunakan sebagai promosi nama dari sebuah station.
2.2.3.4.4 Strategi Program
Strategi program dilakukan agar program siaran yang dibuat sesuai dengan
apa karakteristik masyarakat target pendengar, mulai dari jenis program, jadwal
siaran, dan hubungan dengan pengiklan. Selain itu, terdapat sejumlah faktor yang
mempengaruhi penentuan program siaran, diantaranya :
1. Pengelola atau pemilik stasiun radio.
2. Pendengar.
3. Pemasang iklan atau sponsor.
4. Regulator.
Perencanaan program siaran biasanya berawal dari ide program yang bisa
diusulkan oleh berbagai pihak, termasuk owner atau dewan direksi, tim produksi,
penyiar, atau pendengar. Ide tersebut diutarakan kepada produser dan direncakan
konsepnya secara matang melalui pembuatan proposal. Setelah proposal konsep
selesai, lalu dibawa ke rapat manajemen yang dihadiri oleh decision maker (top
manajemen). Kemudian ide program akan dieksekusi jika disetujui.
Pendengar sangat berpengaruh dalam penentuan program siaran radio karena
merekalah “konsumen” program siaran. Sebuah program siaran yang tidak sesuai
dengan taste dan kebutuhan pendengar, dipastikan gagal. Ide dari pendengar
merupakan umpan balik mereka atas program siaran sebelumnya. Program yang
32
dianggap sesuai dengan keinginan pendengar akan didengar banyak orang,
meningkatkan popularitas program (rating), dan mengundang minat pengiklan.
Pengiklan juga mempengaruhi perencanaan program, terutama iklan besar
yang menyewa jam siaran (blocking time), sehingga menjadi program khusus
pengiklan dengan kemasan program siaran radio.
Regulator memiliki pengaruh sama besar dengan pemilik radio. Regulator
adalah lembaga yang berwenang dalam mengawasi media penyiaran, yakni Komisi
Penyiaran Indonesia atau KPI, yang bekerja sesuai dengan UU penyiaran. Program
siaran, termasuk jam siar iklan, tidak boleh melanggar peraturan yang ada.
2.2.3.4.5 Dayparts
Pendengar radio memiliki pola mendengar yang berbeda. Mereka mendengar
radio dengan tujuan dan waktu yang berbeda. Siaran pagi merupakan siaran yang
memiliki jumlah pendengar paling tinggi disebabkan pada umumnya di pagi hari
pendengar ingin mengetahui apa yang telah mereka lewatkan malam sebelumnya.
Walaupun tidak ada kejadian penting yang terjadi dan dapat diberitakan, namun
setidaknya terdapat rasa keingintahuan dari pendengar yag dapat menjadi sebuah
kesempatan baik bagi stasiun radio untuk menyiarkan berita terbaik di pagi hari.
(Warren, 2005)
Sebagian besar stasiun radio dibedakan berdasarkan format mereka, terutama
musiknya. Sebuah stasiun radio biasnya menyiarkan lebih banyak berita di pagi hari
dan diikuti oleh musik - musik yang mendefinisikan radio itu sendiri. Namun juga
terdapat stasiun radio yang menayangkan jenis-jenis musik berbeda di waktu yang
berbeda sehingga pembagian dayparts dalam stasiun radio tersebut dapat sangat
terlihat perbedaannya. Jenis pembagian dayparts seperti ini memiliki keuntungan
untuk mengumpulkan jenis pendengar yang berbeda. Namun jika tidak dilakukan
dengan hati-hati maka teknik ini dapat membuat pendengar merasa asing dan malah
membuat pendengar berpindah untuk mendengarkan stasiun radio lain. Hal ini juga
dapat ditentukan dari banyaknya kompetitor radio yang ada. Semakin sedikit
kompetitor yang berusaha untuk melakukan persaingan maka semakin mudah untuk
menyusun dayparts dan semakin sedikit resiko yang harus ditanggung jika dayparts
yang telah disusun mengalami kegagalan.
33
Berdasarkan Arbitron dan beberapa penyedia jasa penghitungan rating
membagi susunan dayparts sebagai berikut: (Warren, 2005)
Tabel 2.1 pembagian daypart
6 AM - 10 AM
Monday-Friday
Morning Drive
10 AM - 3 PM
Monday-Friday
Mid-day
3 PM - 7 PM
Monday-Friday
Afternoon Drive
7 PM - 12 AM
Monday-Friday
Evenings
12 AM - 6 AM
Monday-Friday
Overnight
Program “Jangan Dengerin Sendiri” memilih jadwal tayang program acara
pada pukul 7 PM- 12 AM di hari jumat dan malam hari. Karena jam dan hari
termasuk primetime anak muda bagi ozzers.
2.2.3.4.6 Outside Broadcast (remotes)
Outside broadcast yakni melakukan siaran radio diluar studio untuk lebih
menarik minat publik. Memang terdapat keecenderungan bagi broadcaster itu sendiri
untuk melakukan kegiatan diluar studio. Selain menarik publik, hal ini juga menjadi
kegiatan positif bagi broadcaster untuk sementara keluar dari studio untuk mengatasi
kejenuhan yang dialami selama berada di studio. Disamping itu melakukan siaran
langsung dari sumber lokasi dapat memiliki nilai lebih yang dapat menarik lebih
banayak minat pendengar. (McLeish, 2005: 204-205)
Pada OZ Radio khususnya program “Jangan Dengerin Sendiri” kegiatan
outside broadcast merupakan kegiatan yang ditunggu-tunggu. Kru yang dipilih untuk
melakukan taping di lokasi terdiri dari satu produser dan dua announcer yang
bertugas dalam program “Jangan Dengerin Sendiri”. Pada saat akan melakukan
taping “Jangan Dengerin Sendiri” yang dilakukan setiap hari Selasa atau Rabu,
dilakukan pemilihan kru yang akan pergi ke lokasi untuk melakukan taping dan
seringkali kru program lain yang tidak terlalu bertugas di program “Jangan Dengerin
Sendiri” menawarkan diri untuk membantu dalam proses taping program “Jangan
Dengerin Sendiri”.
34
Selain crew dalam beberapa kesempatan ozzers (pendengar OZ Radio) juga
di undang untuk menyaksikan langsung proses tapping langsung di lokasi, dan
dipilih melalui respon dari twitter secara acak.
Namun hal ini tidak hanya berguna bagi stasiun radio untuk menyiarkan apa
yang sebenarnya terjadi, hal ini juga diperlukan sebagai kredibilitas stasiun radio
untuk terlibat dalam hal-hal seperti ini.
2.2.3.4.6.1 Planning
Pada tahapan planning, producer yang bertugas bersama dengan crew lainnya
harus terlebih dahulu memutuskan seberapa luas area yang di butuhkan. Disamping
itu diputuskan juga apakah program tersebut akan disiarkan secara live atau tapping.
Durasi dari program tersebut juga harus diputuskan pada tahapan planning. Setelah
semuanya tersusun barulah dapat ditentukan berapa biaya yang di alokasikan crew
yang bertugas fasilitas dan waktu yang dibutuhkan. (McLeish: 2005)
Pada OZ Radio khususnya “Jangan Dengerin Sendiri” producer mencari
informasi tentang lokasi yang akan diliput dan seberapa familiar nya lokasi tersebut
bagi ozzers (sebutan bagi pendengar OZ Radio). Karena suatu lokasi yang cukup
familiar akan membuat ozzers semakin tertarik untuk mendengarkan.
Producer juga berperan dalam menentukan waktu tapping karena
keterbatasan waktu bagi co-host dengan jam malam karena harus bersekolah esok
paginya.
2.2.3.4.6.2 Visiting the Site
Penyelidikan lokasi itu penting, namun dibutuhkan juga gambaran untuk
mengantisipasi bagaimana kondisi sesungguhnya pada saat dilakukannya tapping
terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab:(McLeish: 2005)
1. Dimana dan jenis listrik apa yang menjadi sumber energy?
2. Dimanakah posisi yang baik dalam melakukan proses tapping?
3. Dimana sound mixing akan dilakukan?
4. Komunikasi seperti apa yang dibutuhkan di lokasi?
5. Berapa banyak microphone yang dibutuhkan?
6. Jika menggunakan handy talkie, apakah menggunakan frekuensi yang sama?
35
7. Seberapa panjang kabel yang dibutuhkan?
8. Apakah dibutuhkan seseorang untuk melobi pihak tertentu?
9. Apa saja peralatan pendukung yang dibutuhkan?
10. Apa saja system keamanan yang dibutuhkan?
Pada program “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio Jakarta mempunyai
tehnik Visiting the Site sebagai berikut:
1. Karena menggunakan perangkat yang portable maka dari itu dari pihak
OZ Radio Jakarta menyediakan sebuah microphone yang memakai tenaga
baterai untuk sumber tenaga.
2. Posisi dalam proses melakukan tapping pihak crew menyusuri jalan yang
tidak ramai dengan penduduk, selain mendapatkan suasana seram yang
alami, juga karena menghindari noise berlebihan yang tertangkap pada
mic recorder.
3. Sound mixing dilakukan di studio editing kantor OZ Radio Jakarta.
4. Dilokasi menggunakan komunikasi yang santai tidak kaku karena waktu
tapping dilakukan pada malam hari dan tenang tidak membuat gaduh dan
agar tidak menarik perhatian sekitar.
5. Microphone yang dibutuhkan dalam melakukan proses tapping ini hanya
1 buah yang dilakukan bergantian.
6. Dalam proses tapping “Jangan Dengerin Sendiri” tidak menggunakan
handy talkie karena memang crew yang berpartisipasi dalam program ini
tidak banyak sehingga dari awal mulai tapping sampai ending semua
crew masih tetap dalam jangkauan komunikasi yang baik.
7. Di dalam proses tapping “Jangan Dengerin Sendiri” crew tidak
membutuhkan kabel karena memang sudah memakai teknologi portable.
8. Untuk crew tambahan sendiri yang khusus menangani lobi dengan
masyarakat tidak dibutuhkan, karena yang melobi langsung dari producer
“Jangan Dengerin Sendiri” sendiri.
9. Peralatan pendukung yang dibutuhkan handphone atau kamera saku,
dibutuhkan karena photo akan di share dalam akun media sosial “Jangan
Dengerin Sendiri”.
36
10. Untuk system keamanan “Jangan Dengerin Sendiri” tidak menggunakan
crew tambahan untuk tim keamaan, karena crew tidak mendapatkan
ancaman yang berlebihan ketika melakukan proses tapping.
2.2.3.4.6.3 Communication to Base
Communication to Base adalah jenis komunikasi yang dibutuhkan pada saat
tapping berlangsung. (McLeish: 2005)
Yang dilakukan crew “Jangan Dengerin Sendiri” dalam berkomunikasi bagi
sesama crew menggunakan komunikasi langsung atau tidak menggunakan perangkat
tambahan seperti handy talkie karena jarak untuk semua crew tidak jauh dan masih
dalam jangkauan, dan juga seluruh crew harus tetap ikut berjalan kaki mengikuti host
meliput kejadian.
2.2.3.4.6.4 People
Pada tahapan ini sudah harus jelas berapa orang yang akan dilibatkan di
lokasi. Orang-orang seperti producer, floor manager, commßentator, technical
operator, secretary, driver dibutuhkan untuk mendukung jalannya suatu program.
Semakin besar event yang akan diadakan semakin banyak orang yang dibutuhkan.
(McLeish: 2005)
Dalam program “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio Jakarta crew yang
mengikuti jalannya tapping berlangsung hanya producer, host, dan co-host karena
dalam tapping program ini tidak membutuhkan crew yang berlebihan agar tapping
berjalan dengan lancar.
2.2.3.4.6.5 Hazard Assessment
Berada jauh dari studio akan memunculkan banyak ketidak pastian. Pada saat
survey lokasi diharuskan mendapat gambaran tentang keamanan baik untuk lokasi
maupun staff. Hal ini berlaku tidak hanya pada saat tapping berlangsung namun juga
sesudah dan setelahnya. (McLeish: 2005)
Bagi tim “Jangan Dengerin Sendiri” sudah melakukan survey potensi buruk
yang akan terjadi, contohnya jika hujan turun saat melakukan tapping dari tim
“Jangan Dengerin Sendiri” sudah mengantisipasi dengan membawa payung atau jas
hujan untuk masing-masing crew. Tapi akan menjadi kendala jika cuaca sangat
37
buruk seperti hujan badai akan sangat mengganggu suara yang tertangkap pada mic
recorder.
2.2.3.4.6.6 Equipment
Equipment atau alat pendukung yang sudah harus disiapkan sebelum
melakukan proses produksi seperti: (McLeish: 2005)
1. Engineering seperti microphones, handy talkie, cable, audio mixers,
computer kit, amplifiers, loudspeaker, radio, spare batteries, dan power
cables.
2. Programme seperti naskah atau stopwatches.
3. Administrative seperti meja, kursi, kertas, laptop atau notebook, pens dan
pencils, uang dan handphone.
4. Personal seperti makanan dan minuman, pakaian khusus, obat-obatan,
payung dan perlengkapan tidur.
5. Transport seperti kendaraan bermotor, bahan bakar motor, dan peta.
Dalam proses tapping untuk program “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio crew
sudah menyiapkan alat-alat pendukung agar proses tapping dapat berjalan dengan
lancar seperti:
1. mic recorder portable karena akan membuat tapping lebih leluasa untuk
berpindah-pindah tempat, dan juga menyiapkan baterai cadangan untuk
antisipasi.
2. Crew menyiapkan naskah untuk membuka program dan memakai
stopwatches agar durasi tapping terpenuhi tidak kurang dan tidak lebih.
3. Handphone selalu disiapkan karena untuk mendokumentasikan foto lokasi,
lalu pens berguna untuk mencatat beberapa berita dan informasi tambahan
saat proses tapping sedang berlangsung agar informasi yang didapat
tersimpan dengan baik.
4. Seluruh crew menyiapkan kebutuhan masing-masing seperti makanan dan
minuman, lalu pakaian khusus jaket agar melindungi badan dari udara
malam, dan obat-obatan untuk pertolongan pertama.
5. Crew menggunakan mobil operasional kantor untuk mencapai lokasi yang
dituju, juga menyiapkan peta digital jika dibutuhkan saat perjalanan menuju
lokasi.
38
2.2.3.4.6.7 Safety
Dalam situasi yang cukup ramai kemanan akan sangat dikhawatirkan dalam
proses produksi berlangsung. Karena akan menimbulkan perhatian bagi penduduk
sekitar itu akan menjadi kekhawatiran terhadap crew ataupun keselamatan alat yang
dipakai saat proses tapping.
Setidaknya beberapa crew sudah menguasai banyak cara mengantisipasi halhal kemungkinan yang akan terjadi seperti kebakaran atau rusaknya peralatan yang
disebabkan kesalah manusia.
Dan sangat diperhatikan semua alat tidak mengganggu juga bagi penduduk
sekitar seperti peralatan tapping menutupi jalan umum, atau mobil operasional
parker di sembarang tempat. (McLeish: 2005)
Seluruh crew “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio Jakarta sudah matang
mempertimbangkan keamanan dari aspek manapun seperti keamanan bagi host
karena dapat menarik perhatian penduduk yang berlebihan. Karena penduduk
biasanya akan histeris ketika mengetahui di lingkungannya sedang dilakukan proses
tapping program radio, dapat muncul kemungkinan penduduk mengganggu host
seperti meminta tanda tangan host idolanya.
Yang menjadi kendala disini terkadang jalan yang kecil menjadi hambatan
bagi crew mendapatkan tempat parkir yang layak dan nyaman, sehingga terkadang
menjadi hambatan ketika mobil operasional menutupi jalan umum hal tersebut dapat
membuat waktu terbuang banyak.
2.2.3.4.6.8 Accommodation
Pihak penyelenggara harus berdiskusi dengan crew bagaimana akomodasi
yang akan ditanggung. Seperti tersedianya parkir yang nyaman dan aman, atau
pengamanan untuk peralatan. Dalam hal ini producer sudah harus jelas dan
menguasai lokasi tujuan karena adanya diskusi sebelumnya dari pihak penyelenggara
seperti akses terkedat menuju lokasi atau jalur khusus untuk menuju lokasi.
(McLeish: 2005)
Dalam proses tapping “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio Jakarta
producer melakukan survey langsung agar mengetahui sebelumnya arah lokasi yang
dituju. Tidak adanya penyelanggara pihak kedua dalam proses tapping ini maka dari
itu producer yang langsung meninjau lokasi.
39
2.2.3.4.6.9 Programme Research
Penting mengetahui secara rinci jalannya acara berlangsung, diskusikan
tentang rundown atau time table yang akan dipakai. (McLeish: 2005)
Producer dari program “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio Jakarta sudah
harus menguasai rundown atau time table dari proses tapping. Di “Jangan Dengerin
Sendiri” telah menggunakan time table seperti spot mana saja yang kira-kira akan
diangkat dan menyeramkan setelah diliput.
2.2.3.4.6.10 Liaison with the Base Studio
Dalam kasus seperti ini pentingnya komunikasi dengan studio langsung agar
mengetahui kendala apa yang terjadi jika ada masalah. Dan juga dari studio
memegang cadangan script jika memang saat di lokasi terjadi perubahan yang
mengharuskan berubahnya script sebelumnya. (McLeish: 2005)
Untuk program “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio Jakarta hal seperti ini
tidak dilakukan, karena producer sendiri telah memegang script cadangan untuk
suatu waktu jika dibutuhkan. Dan memang karena tidak mempunyai crew kontrol
dari studio karena memang sifat program ini tapping. Jadi hal tersebut dapat
dihindari, karena yang memutuskan merubah script itu producer.
2.2.3.4.6.11 Publicity
Producer harus sudah memastikan bahwa semuanya sudah berjalan dengan
lancar, komunikasi dengan pendengar ataupun iklan untuk mengajak pendengar
sudah tersebar dengan jelas. Karena hal ini menjadi elemen penting bagi menariknya
pendengar bagi program siaran. (McLeish: 2005)
Producer dari program “Jangan Dengerin Sendiri” di OZ Radio Jakarta sudah
yakin bisa memastikan semua berjalan lancar, karena memang program ini berkaitan
dengan pendengar yang aktif menyaksikan update foto dari lokasi kejadian.
Producer sendiri pun mengiklankan program tersebut dengan jelas agar
pendengar bisa penasaran lokasi mana lagi yang akan dijadikan tempat pencarian
makhluk dunia lain yang baru.
2.2.3.4.6.12 Conflicts of a Approach
Tehnisi sangat penting bagi berjalanannya proses tapping diluar kantor, dan
tehnisi pun sangat selalu dibutuhkan kemana saja proses tapping berpindah lokasi.
Terkadang juga tehnisi dalam hal itu mendapat konflik dengan producer seperti
40
kesiapan microphone yang berlebihan akan membuang efisiensi tapping terganggu.
(McLeish: 2005)
Selama proses tapping “Jangan Dengerin Sendiri” berlangsung tidak pernah
mengajak tehnisi untuk ikut ambil alih dalam proses tapping, karena seluruh crew
dapat menanganinya sendiri. Dan seperti yang sudah dijelaskan karena memang alat
yang diperlukan dalam proses tapping cukup sederhana.
2.2.3.4.6.13 Tidiness
Ketika seorang penyiar ataupun crew melakukan pekerjaan diluar kantor,
penting menggunakan pakaian yang mengandung unsur perusahaan mereka. Karena
itu akan menjadi brand image bagi stasiun mereka.
Kerapian pakaian akan dapat menaikkan image perusahaan yang baik, dan
kebalikannya ketika tidak rapi dan terkadang sampah yang ditinggalkan berserakan
akan membuat image perusahaan buruk. (McLeish: 2005)
Dalam proses produksi tapping program radio “Jangan Dengerin Sendiri”
seluruh crew tidak menggunakan pakaian khusus yang membawa nama perusahaan.
Crew hanya berpakaian biasa seperti layaknya penduduk sekitar, ini menjadi alasan
agar tidak terlalu mencolok sehingga banyaknya penduduk yang ingin tahu dan ingin
mengikuti jalannya tapping karena bisa menimbulkan keramaian dan kegaduhan
sehingga menimbulkan noise yang berlebihan.
2.2.3.4.6.14 Gratuities
Hal ini adalah upaya agar suatu acara dapat berjalan dengan lancar, perlunya
uang untuk hal-hal kecil seperti narasumber,keamanan lokasi, ataupun lokasi
parkiran. Karena jika hanya ucapan terima kasih itu sepertinya hanya basa-basi dan
tidak berlaku untuk memberikan ucapan terima kasih terhadap sesuatu yang
didapatkan. (McLeish: 2005)
Disini producer sudah menyiapkan hal-hal seperti biaya untuk parkir ataupun
biaya tidak terduga seperti uang keamanan untuk penduduk agar tapping dapat
berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan dari penduduk. Dan juga agar penduduk
tidak merasa terganggu dengan proses tapping program “Jangan Dengerin Sendiri”.
Producer tidak mempermasalahkan hal seperti ini, asalkan tetap dibatasan wajar
dengan informasi apa yang telah didapat agar menarik pendengar ozzers.
41
2.2.4 Tahapan Proses Produksi
Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan
sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga perlu suatu tahap
pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya
dibandingkan dengan tahap sebelumnya . Tahapan produksi sendiri terdiri dari tiga
bagian seperti berikut: (Wibowo, 2009)
1. Tahap Pra-produksi (Ide, Perencanaan dan Persiapan)
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan
baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres.
Tahap ini meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
a. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau
gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta peneliti
naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pembuatan rundown, dan rencana siar.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat
menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan
melengkapi perlatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja ( time schedule ) yang sudah
ditetapkan.
2. Tahap Produksi (Pelaksanaan)
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi
dimulai. Produser program bekerja sama dengan penyiar dan crew mencoba
mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (script) ke
dalam bentuk theater of mind.
42
3. Tahap Paska Produksi (Penyelesaian dan Penayangan)
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing
online dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu :
Pertama, editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing dengan
teknik digital atau non liner dengan komputer.
2.3
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Download