VISI, MISI DAN STRATEGI PERUSAHAAN (Studi Kasus : Perusahaan Umum PERUMNAS) Tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc Disusun Oleh : Fitriana Purnamasari [P056132762.49E] Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor Februari 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................. 1 BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 2 I.1. Latar Belakang ................................................................................... 2 I.2. Tujuan ............................................................................................... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4 II.1. Manajemen Produksi.......................................................................... 4 II.2. Produksi............................................................................................. 5 II.3. Ruang Lingkup Manajemen Produksi................................................. 7 II.4. Fungsi Sistem Produksi dan Operasi .................................................. 8 II.5. Pengambilan Keputusan Manajemen Produksi ................................... 9 BAB III. PEMBAHASAN ......................................................................................... 11 III.1. Gambaran Umum Perumnas............................................................... 11 III.2. Bidang Usaha Perumnas .................................................................... 12 III.3. Visi dan Misi Perumnas ..................................................................... 12 III.4. Budaya / Tata Nilai Perumnas ............................................................ 13 III.5. Tinjauan Operasional ......................................................................... 14 III.6. Strategi Usaha Perumnas .................................................................... 17 BAB IV. KESIMPULAN ........................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22 Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif. Sebagai organisasi yang berorientasi laba (profit oriented), tidak hanya laba memadai yang dibutuhkan, tetapi juga kelangsungan usaha menjadi fokus utama strategi bisnis. Dalam upaya untuk dapat terus mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan melakukan berbagai usaha. Salah satunya adalah dengan merancang visi maupun misi perusahaan, serta mempersiapkan strategi bisnis perusahaan. Dalam era globalisasi ekonomi, pemerintah telah melaksanakan serangkaian deregulasi dan debirokrasi, karena hasil industri kita ditantang untuk dapat bersai ng dalam pasar domestik maupun internasional. Persaingan dalam pasar domestik tidak bisa dihindari, bukan hanya karena harus bersaing dengan produk dalam negeri yang sejenis, tetapi juga dengan produk – produk impor, karena kita tidak bisa lagi melakukan proteksi pasar terlalu ketat. Sudah tidak bisa disangsikan lagi, bahwa salah satu faktor yang dapat memperkuat daya saing adalah produktivitas, baik produktivitas mikro (usaha) maupun produktivitas makro. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh industri yang memproduksi barang, tetapi dialami pula oleh beberapa perusahaan umum penyedia jasa (industri jasa). Disinilah peran manajer produksi dibutuhkan bagaimana manajer produksi dapat mengatasi persoalan tersebut untuk dapat meningkatkan produktivitas operasional perusahaan. Manajemen produksi merupakan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka manajemen harus selalu mengharuskan berusaha adanya menjamin pengelolaan ketersediaan persediaan bahan. untuk Manajemen produksi merencanakan dan mengendalikan persediaan produksi pada tingkat yang optimum, menentukan kualitas produk yang wajar untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan permintaan pelanggan. Penentuan visi, misi dan strategi bisnis dalam manajemen produksi yang baik Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 2 akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dan sebaliknya kesalahan penentuan visi, misi dan strategi dalam manajemen produksi akan menyebabkan investasi perusahaan akan menjadi sia-sia. Pada bagian pembahasan paper ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai visi, misi dan strategi bisnis dari Perumnas, yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perum (Perusahaan Umum) yang bergerak di bidang jasa penataan perumahan dan pemukiman. I.2. TUJUAN Adapun tujuan dilakukannya penulisan paper ini adalah selain sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Operasi, juga dilakukan untuk : 1. Mengidentifikasi keterkaitan antara visi, misi dan strategi perusahaan dengan kelancaran proses bisnis perusahaan. 2. Mengetahui visi, misi dan strategi bisnis yang diterapkan oleh Perumnas. Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. MANAJEMEN PRODUKSI Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian produksi itu sendiri. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, danskills (organizational, managerial and technical skills) (Assauri, 2004). Proses produksi yang berjalan dengan lancar dan baik merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh suatu perusahaan. Untuk mewujudkan proses produksi agar selalu berjalan dengan baik, maka dibutuhkan suatu manajemen yang bisa mengelola keseluruhan kegiatan produksi tersebut. Manajemen merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi. Organisasi tidak akan mampu menjawab setiap tantangan yang timbul sebagai akibat dari perubahan teknologi, perubahan organisasi, dan lingkungan dalam aspek kegiatan industri jika tanpa adanya suatu manajemen yang efektif. Menurut Manullang (1996), manajemen merupakan suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produksi merupakan kegiatan untuk menambah atau menciptakan manfaat yang terdiri atas penambahan manfaat bentuk, manfaat waktu, dan manfaat tempat atau gabungan di antaranya. Oleh karena itu, manajemen produksi dapat diartikan sebagai proses manajemen yang diterapkan dalam kegiatan atau bidang produksi dalam sebuah perusahaan. Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih berdaya. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Pengertian manajemen produksi mencakup 3 unsur penting yaitu : - Adanya orang yang lebih dari satu - Adanya tujuan yang ingin dicapai - Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 4 Sementara tugas dari manajemen produksi ada dua, yaitu : 1. Merancang sistem produksi 2. Mengoperasikan suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan. II.2. PRODUKSI Produksi adalah kegiatan perusahaan menghasilkan barang-barang atau jasa dari bahanbahan atau sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Pengertian ini dapat memperluas lagi arti dan fungsi manajer dalam sistem produksi. Adapun proses produksi menurut berbagai macam bagian dapat dibagi menjadi 4, yakni : 1. Berdasarkan Sifat Produk Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu produk tertentu akan lain dengan sifat produk yang berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang akan diproduksikan mencerminkan sifat khusus dari konsumsi pembeli (spesifik) ataukah produk yang akan diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan pada keputusan perusahaan. a) Produk Spesifik Kalau pembeli menginginkan spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan sedangkan jumlahnya hanya terbatas, maka proses produksi yang dipakai adalah proses produksi pesanan. Contohnya: Produk meuble, pakaian, sepatu dan sebagainya. b) Produk Standar Produk standar yang akan menjadi keputusan perusahaan akan mengakibatkan proses produksi yang digunakan akan berbeda dengan proses produksi untuk produk pesanan. Sebab, perusahaan yang membuat produk standar berarti perusahaan tersebut membuat produk yang ukurannya standar dan jumlahnya sangat banyak karena bertujuan untuk persediaan atau dikirimkan kepada pembeli atau penyalur. Contohnya: Televisi, lemari es, sikat gigi, pakaian bayi dan sebagainya. Kalau proses produksi yang dipilih perusahaan adalah proses produksi standar maka perusahaan diharuskan menyediakan dana yang besar untuk penyimpanan, penanggungan resiko turunnya harga maupun kualitas dan biaya pemeliharaan yang cukup besar. 2. Berdasarkan Tipe Proses Produksi Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 5 Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah sampai menjadi barang dapat dibagi menjadi 2 tipe, yakni : a) Proses Produksi Terus Menerus (Continuous Production) Contohnya: Terjadi pada industri-industri yang mempunyai hanya satu shift produksi seperti perusahaan tekstil, mobil, semen dan sebagainya. b) Proses Produksi Terputus-Putus (Intermiten Production) Contohnya: Terjadi pada perusahaan yang membuat barang tergantung dari pesanan konsumen seperti meubel, pengecoran logam, pakaian dan sebagainya. 3. Berdasarkan Manfaat yang Diciptakan Berdasarkan manfaat yang diciptakan, proses produksi bisa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung manfaat yang diciptakan. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan atau manfaat dapat dibagi menjadi 5 manfaat, yaitu : a) Manfaat Dasar (Primary Utility) Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan kegiatan yang bergerak dalam bidang pengambilan dan penyediaan barang-barang atau hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam. Misalnya perusahaan tambang, perikanan dll. b) Manfaat Bentuk (Form Utility) Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah meubel. Proses ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan, kemudian baru dilakukan proses selanjutnya untuk menciptakan manfaat yang lebih baik lagi. c) Manfaat Waktu (Time Utility) Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang yang mempunyai selisih waktu, misalnya disimpan di pergudangan (bulog) setelah harga-harga naik maka beras yang tidak habis dalam masa turunnya harga karena waktu berjalan terus maka menyebabkan nilai beras tersebut bertambah. d) Manfaat Tempat (Place Utility) Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan transportasi. Perusahaan transportasi seperti kereta api, truk, kapal, maupun pesawatakan menyebabkan bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut. Contoh: hasil-hasil pertanian yang diangkut ke desa. e) Manfaat Kepemilikan (Ownership Utility) Manfaat kepemilikan adalah usaha untuk memindahkan barang dari hak milik Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 6 orang yang satu ke orang yang lain. Contohnya: pedagang, toko, distributor, pengecer, dan sebagainya. 4. Berdasarkan Teknik Proses Produksi Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan tekniknya dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : a) Proses Ekstraktif Yaitu proses produksi yang dilakukan dengan cara mengambil langsung dari sumber alam yang telah tersedia. Misalnya proses penambangan, perikanan, perkebunan dan sebagainya. b) Proses Analitis Yaitu proses untuk menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam bentuk yang menyerupai aslinya. Contoh: Pertamina. c) Proses Fabrikasi Prosesnya sama dengan proses analitis, tetapi menggunakan alat seperti mesin dan bentuknya tidak harus sama dengan aslinya, seperti pakaian, meubel, sepatu. d) Proses Sintetis Yaitu proses pengkombinasian dari beberapa bahan dalam suatu bentuk produk. Contohnya perusahaan kimia, obat-obatan, kaca, gelas dan sebagainya. e) Proses Assembling Yaitu merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi menjadi produk baru tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya. Contohnya perusahaan karoseri, mobil, IPTN dan sebagainya. II.3. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI Manajemen produksi mencakup perencanaan sistem produksi serta perencanaan operasi dan sistem pengendalian produksi, yang meliputi : 1. Seleksi dan design hasil produksi (produk) 2. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan 3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi 4. Perancangan tata letak (lay out) dan arus kerja atau proses 5. Perancangan tugas Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 7 II.4. FUNGSI SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran. Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan, jasa transportasi dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang dipergunakan dalam industri manufaktur. Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang dan komponen elektronik serta peralatan yang terdapat dalam suatu bangunan, disamping peralatan transmissi suara melalui sistem kabel, menara microwave, station, computers dan operator telepon. Perusahaan atau organisasi jasa,, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (input) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (input) dan keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedurprosedur lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 8 Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan. Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis. Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi. Ketiga, terkait keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu. II.5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PRODUKSI Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. Jika dilihat dari keputusan yang harus diambil maka dibedakan menjadi : Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 9 1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (Certainty) 2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko 3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainty) 4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 10 BAB III PEMBAHASAN Perjalanan Perumnas adalah sebuah perjalanan panjang. Sebagai BUMN yang dibentuk untuk melayani sektor perumahan, Perumnas terus melakukan pembenahan dan perbaikan. Sebuah transformasi yang dilakukan untuk menuju Perumnas Baru yang lebih modern, dinamis, lincah, namun tetap membumi. Menjelang usia 40 tahun pada tahun 2014 ini, Perumnas melakukan berbagai perubahan mendasar. Perumnas memiliki Visi, Misi dan Core Values yang baru, meluncurkan berbagai proyek strategis, menciptakan model bisnis baru dan melakukan pemutakhiran seluruh proses bisnis di kantor pusat, regional dan cabang. Perumnas berkeyakinan, akan terus berkembang di masa mendatang untuk menjadi Great Company. III.1. GAMBARAN UMUM PERUMNAS Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perum (Perusahaan Umum) dengan jumlah karyawan 1.186 orang yang bergerak di bidang penataan perumahan dan pemukiman, dimana modalnya 100 persen adalah milik Pemerintah Republik Indonesia dan mengemban misi khusus. Didirikan pada tanggal 18 Juli 1974 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1974. Guna menjawab dinamika perubahan yang terjadi di luar maupun di dalam perusahaan maka keberadaan Perumnas diatur kembali melalui PP Nomor 12 tahun 1988. Enam belas tahun kemudian seiring dengan lahirnya Undang Undang No 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka PP pendirian Perumnas disempurnakan melalui PP No. 15 tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004. Perubahan mendasar yang diatur dalam PP tersebut tercermin pada pasal 2 sampai dengan pasal 12 yang antara lain mengatur tentang : Sifat, Maksud dan Tujuan didirikannya Perusahaan, Kegiatan dan Pengembangan Usaha, Modal, Pembentukan Anak Perusahaan, Pengerahan Dana Masyarakat dan lain-lain. Saat ini Perumnas sedang melakukan revisi Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2004 Tentang Perumnas yang akan menjadikan Perumnas sebagai National Housing & Urban Development Corporation (NHUDC). Dengan perubahan tersebut, diharapkan Perumnas dapat bergerak lebih dinamis, responsif dan mampu meningkatkan perannya sebagai pengemban misi sekaligus menumbuh kembangkan usahanya sehingga kinerja perusahaan Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 11 dapat dicapai secara optimal. Pada tahun 2012, Perumnas memiliki total asset sebesar Rp2.619.853,40 juta, dengan penjualan sebesar Rp1.060.275,89 juta, laba usaha sebesar Rp183.315,46 juta, laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp80.624,77 juta, skor assessment GCG mencapai 75,28%, masuk Kategori BAIK, serta total dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebesar Rp 1.065.000.000,-. Sesuai dengan tujuan didirikannya Perumnas, manajemen tetap berkomitmen terhadap misi yang diemban Perumnas yaitu melayani penyediaan rumah murah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Keunggulan Perusahaan (Corporate Strength) Pengalaman 40 tahun dalam industri property, terutama untuk produk landed housing dan vertical housing. Wilayah operasi yang tersebar ke seluruh wilayah/ provinsi di Indonesia. Developer Perumahan dengan harga paling terjangkau. Memperoleh kepercayaan dari berbagai Pemerintah Daerah untuk melakukan kerjasama pembangunan perumahan dan pemukiman. III.2. BIDANG USAHA PERUMNAS Adapun bidang usaha yang dijalankan oleh Perumnas adalah sebagai berikut : 1. Penataan perumahan dan pemukiman 2. Penyelenggaraan pembangunan perumahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah 3. Pelayanan jasa konsultasi dan advokasi di bidang perumahan dan pemukiman 4. Pengelolaan tanah yang dikuasai dengan kewenangan perencanaan peruntukkan dan penggunaan tanah yang bersangkutan; penggunaan tanah tersebut untuk keperluan usahanya; penyerahan bagian-bagian tanah tersebut berikut rumah/bangunan dan/atau pemindahtanganan (menjual) tanah yang sudah dimatangkan berikut prasarana yang diperlukan untuk menjual bangunan 5. Kegiatan usaha lain yang menunjang tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan III.3. VISI DAN MISI PERUMNAS Adapun visi dan misi perusahaan yang dijalankan oleh Perumnas adalah sebagai berikut : Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 12 VISI PERUMNAS Visi utama dari Perumnas adalah “Menjadi Pelaku Utama Penyedia Perumahan dan Permukiman di Indonesia”. Perumnas sebagai „Pelaku Utama‟ diharapkan menjadi pemimpin pasar dengan minimum 20 persen pangsa pasar secara fisik dan memiliki land bank yang terbesar di Indonesia dengan minimum 20.000 hektar dan 20 persen berada di perkotaan. „Perumahan Rakyat‟ adalah perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah mengacu pada ketentuan yang ditetapkan Pemerintah. „Permukiman‟ adalah kawasan perumahan yang dibangun dalam skala besar yang dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya. MISI PERUMNAS Menyediakan perumahan dan permukiman yang berkualitas dan bernilai bagi masyarakat. Berkualitas : Sesuai dengan ekspektasi pelanggan Bernilai : Pembeli bangga menggunakan produk Perumnas dan mendapatkan nilai tambah Produk Perumnas dibangun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan Memberikan kepuasan pelanggan secara berkesinambungan melalui layanan prima. Berkesinambungan : Perumnas harus memiliki database dari customer Melakukan kegiatan after sales service, antara lain: peningkatan pelayanan estate management, dan membangun komunitas Mengembangkan dan memberdayakan profesionalisme serta meningkatkan kesejahteraan karyawan. Profesionalisme : SDM berbasis kompetensi, customer orientation dan service excellence. Menerapkan manajemen perusahaan yang efisien dan efektif. Manajemen perusahaan : Mengoptimalkan IT & Knowledge Management Mengembangkan Project Management Menerapkan Marketing Management Mengoptimalkan sinergi dengan Pemerintah, BUMN dan instansi lain. Instansi lain : TNI, Polri, Swasta, Perbankan, Mitra Pemerintah : BPN, Pemda III.4. BUDAYA / TATA NILAI PERUMNAS Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 13 Adapun budaya/tata nilai perusahaan yang diterapkan oleh Perumnas adalah sebagai berikut : 1. Service Excellence (Pelayanan Prima) Mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan dalam menunjang perkembangan perusahaan Bertindak proaktif dan dinamis untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan Tanggap dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan 2. Passion (Semangat) Selalu bersemangat tinggi untuk mencapai tujuan Selalu berkeinginan kuat untuk mencapai tujuan Bersikap optimis menghadapi tantangan Antusias dalam pekerjaan 3. Integrity (Integritas) Mengutamakan kepentingan korporasi dari kepentingan yang lain Memiliki Komitmen yang tinggi demi kemajuan perusahaan Bermoral baik Jujur dan bertanggun jawab terhadap setiap perkataan dan perbuatan 4. Innovative (Inovatif) Selalu mengupayakan terobosan baru untuk mendapatkan peluang secara maksimal Berpikir terbuka dan kreatif untuk melakukan perbaikan / peningkatan Secara kreatif mencari ide baru untuk meningkatkan produk, proses dan pelayanan 5. Focus (Fokus) Konsisten dalam melaksanakan tugas sesuai dengan skala prioritas Mengerjakan pekerjaannya secara cermat, konsisten dan tuntas III.5. TINJAUAN OPERASIONAL Sebagai pelaku utama penyedia perumahan dan pemukiman di Indonesia serta satusatunya BUMN yang bergerak dalam bidang perumahan, Perum Perumnas memiliki divisi/segmen usaha yang terbagi kedalam 6 (enam) Jenis yaitu Penjualan Rumah, Sewa Pemeliharaan, Penjualan Kapling Tanah Matang (KTM), Kerjasama Pembangunan dan Pemasaran (KSPP), Pengelolaan Gedung dan Rusunami. Secara umum, produk utama yang dihasilkan Perumnas adalah : 1. Perumahan Tidak Bersusun (Landed Housing) Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 14 Perumnas sebagai Pengembang misi Pemerintah dalam menyediakan kebutuhan pokok masyarakat, yaitu perumahan dan permukiman, sejak didirikan pada tahun 1974 telah membangun lebih dari 500.000 unit rumah dengan berbagai tipe di seluruh Indonesia. Sebagai perintis pengembangan perkotaan, Perumnas telah berhasil melaksanakan misi Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan sampai di wilayah terpencil. Hal ini terbukti dengan telah dibangunnya perumahan di lebih dari 150 kota. Selain itu, Perumnas selalu konsisten fokus pada pembangunan kelas menengah ke bawah. Perumahan yang dibangun Perumnas telah dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosialnya sehingga tercipta lingkungan yang nyaman untuk ditempati. Beberapa tipe rumah yang dibangun Perumnas adalah Rumah Sederhana Sehat (RSh), Rumah Sederhana (RS), Rumah Menengah (RM). 2. Rumah Susun Sederhana (Vertical Housing) Pada tahun 1980, Perumnas merintis pembangunan perumahan secara vertikal (rumah susun), terutama di kota-kota besar yang lahan tanahnya makin terbatas. Selain untuk mengatasi keterbatasan lahan di kota besar, pembangunan rumah susun juga dilaksanakan untuk mendukung program peremajaan perkotaan. Dengan Pengalaman yang konsisten di bidang penyediaan perumahan dan permukiman, Perumnas mempunyai potensi dan kapabilitas untuk memberikan advokasi dan konsultansi kepada Pemda di bidang perumahan dan permukiman. Demikian juga dalam hal mengelola Rusunawa. Perumnas yang saat ini mengelola hampir 7.000 unit satuan rumah susun di 16 lokasi yang terletak di 9 provinsi di Indonesia. a) Rumah Susun Sederhana Sewa / RUSUNAWA (Simple Rent Flats) Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) adalah rumah susun sederhana yang disewakan kepada masyarakat perkotaan yang tidak mampu untuk membeli rumah atau yang ingin tinggal untuk sementara waktu misalnya para mahasiswa, pekerja temporer dan lain-lainnya. Rusunawa yang telah dibangun oleh Perumnas tersebar di beberapa kota besar seperti di Cengkareng, Kemayoran, Surabaya, Cirebon, Batam, Makassar dan sebagainya. b) Rumah Susun Sederhana Milik / RUSUNAMI (Low Cost Apartement) Pada beberapa tahun terakhir, Perumnas memprogramkan pembangunan perumahan bekerja sama dengan instansi, Pemda dan lain-lain, untuk menangani konsumen kolektif agar lebih dapat memenuhi kekurangan rumah yang selama ini belum bisa terpenuhi, baik oleh pengembang, Pemerintah maupun swadaya masyarakat. Sampai Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 15 dengan saat ini sudah dibangun beberapa Rusunami di di dalam maupun luar Jabodetabek. 3. Kavling Tanah Matang (KTM) Merupakan suatu bentuk solusi yang diberikan oleh PERUMNAS kepada masyarakat yang ingin membeli rumah namun tidak/ belum mampu. Selain itu, Kapling Tanah Matang juga ditujukan untuk memberikan keleluasaan bagi masyarakat agar dapat membangun rumah sesuai dengan typical atau keinginan mereka. PERUMNAS hanya menyediakan atau menjual tanah yang siap untuk dibangun dengan luas antara 100m2 hingga 200m2, dengan harapan dalam kurun waktu 3 tahun pembeli dapat membangun rumah. 4. Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) Pembentukan Kawasan Siap Bangun (Kasiba) yang berfungsi sebagai bank tanah (land bank), adalah jawaban atas berbagai fenomena yang berpotensi menghambat kelancaran pengadaan perumahan dan permukiman di perkotaan. Terbatasnya persediaan tanah di perkotaan, mengakibatkan munculnya spekulan tanah sehingga harga tanah mahal. Untuk itu, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun, dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri. Perumnas menjalankan amanat UU No. 4/1972 tentang Perumahan dan Permukiman dan PP No. 80/1978 tentang Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri (Lisiba BS). Perumnas telah mengembangkan kawasan skala besar dengan pola Kasiba adalah di Driyorejo Gresik (luas perencanaan 1.000 Ha), Martubung Medan (300 Ha), serta Cengkareng (209 Ha). 5. Peremajaan Kawasan Pemukiman Kumuh Melalui proyek ini, Perumnas berkontribusi dalam mengurangi beban urban social problem. Pelaksanaan peremajaan permukiman kumuh yang berada di tanah Negara, sudah diatur dalam instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Permukiman Kumuh di Atas Tanah Negara. Lampiran Inpres tentang pedoman pelaksanaan peremajaan permukiman kumuh, secara eksplisit menyebutkan bahwa Perumnas adalah salah satu institusi Pemerintah yang bertugas melaksanakan penataan kota kembali melalui program Urban Renewal dalam bentuk “vertical low cost housing”, baik beli (Rusunami/Apartemen bersubsidi) maupun sewa (Rusunawa). Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 16 III.6. STRATEGI BISNIS PERUMNAS Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, Perumnas telah menyusun Corporate Strategic Plan. Gambar III.1 berikut menunjukkan strategi bisnis yang dipergunakan Perumnas untuk menuju sasaran strategis yang telah ditetapkan : Gambar III.1. Strategi Bisnis Perum Perumnas Revenue Growth : pertumbuhan pendapatan yang tercermin dalam kinerja setiap tahun Perusahaan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Strategi ini terbagi ke dalam 2 sub strategi yaitu : - Product Development, dengan inisiasi strategik berupa penyedia lahan skala besar (land bank), maksimalisasi pembangunan perumahan dan revitalisasi pengelolaan Rusunawa. Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 17 - Customer Management, dengan inisiasi strategik berupa optimalisasi saluran distribusi, sistem pemasaran modern dan penerapan Customer Relationship Management. Cost Efficiency : penggunaan biaya optimal yang paling efisien dan terukur dalam segala bidang pekerjaan di Perusahaan. Sub strategi Operational Excellence dengan inisiasi strategi berupa restrukturisasi bisnis dan keuangan, perkuatan core competence, penerapan manajemen kinerja dan sistem Information and Communication Technology (ICT), serta pengembangan estate management. Strategic Partnership : kerjasama antara semua pihak terkait, baik Pemerintah maupun Instansi dan pihak swasta lainnya, sehingga dapat menumbuhkan sinergi yang menguntungkan semua pihak secara berkesinambungan. Dijabarkan menjadi sub strategi Synergy Optimalization dengan inisiasi strategi berupa Perkuatan/ Revisi PP Perumnas sebagai National Housing & Urban Corporation (NHUDC) pemanfaatan lahan Pemerintah/BUMN/Swasta dan pemanfaatan dana murah melalui Pemerintah. Empowerment and Transformation : Perusahaan melakukan perkuatan selain melalui organisasi juga melalui sumber daya manusia yang profesional dan memiliki nilai-nilai postif melalui transformasi budaya perusahaan. Strategi ini dijabarkan menjadi sub strategi People Excellence dengan inisiasi strategi berupa pengembangan dan refreshment SDM serta transformasi budaya “Spirit for Perumnas”. Arah dan langkah ini ditetapkan dengan sekaligus meningkatkan nilai-nilai positif Perusahaan, termasuk pelayanan pelanggan, semangat dan komitmen tinggi, mengupayakan pembaharuan dan inovasi serta selalu konsisten dalam setiap bidang tugas perusahaan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kelemahan (weaknesses) yang perlu diatasi manajemen perusahaan, sementara kondisi lingkungan usaha yang belum kondusif dan menempatkan perusahaan pada posisi yang sarat dengan beragam ancaman (threats). Langkah-langkah perubahan dan perbaikan internal perlu dilakukan untuk mengubah kelemahan-kelemahan menjadi kekuatan (strengths) dalam bersaing bagi Perumnas dengan sekaligus memberdayakan semua peluang (opportunities) diluar perusahaan. Dengan berbekal penetapan posisi perusahaan, maka dapat dianalisis tujuan dan strategi bisnis yang paling tepat. Dalam kurun waktu tertentu, maka Perusahaan harus melalui tiga tahapan atau kuadran strategi yaitu tahap pemulihan (recovery) pada 2 tahun pertama, tahap pertumbuhan (growth) tahun ketiga dan keempat, serta tahap ekspansif (expansive) pada tahun kelima. Ketiga tahapan yang telah dirumuskan tersebut kemudian dijadikan suatu strategy Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 18 framework 2009-2013, seperti yang tergambar berikut : Perum Perumnas juga telah menetapkan beberapa strategi utama dalam setiap tahap atau kuadran sesuai dengan tema strategi perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut : Kuadran Pemulihan (Recovery) dengan tema Pembangunan Kapasitas (Capacity Building) di tahun 2009 dan Pembangunan Komunitas (Community Building) di tahun 2010 dengan strategi utama : - Restrukturisasi keuangan - Pemanfaatan dana murah dengan bantuan Pemerintah - Optimalisasi saluran distribusi melalui Cabang-Cabang yang dilmiliki Perumnas - Skema kepemilikan rumah yang lebih menarik - Optimalisasi produk Rumah/ Rusun/ Kawasan/ Peremajaan Kota - Perkuatan PP untuk alokasi anggaran Pras/Sar/Ut - Pemanfaatan lahan Pemerintah/BUMN/swasta - Restrukturisasi Organisasi & SDM - Transformasi Budaya - Pengembangan Sistem ICT - Penerapan Manajemen Kinerja Kuadran Pertumbuhan (Growth) dengan tema Pembangunan Kualitas (Quality Building) di tahun 2011 dan Pembangunan Daya saing (Competitive Building) di tahun 2012 dengan strategi utama : - Penerapan Project Based Costing dalam semua kegiatan perusahaan - Penggalangan dana untuk kebutuhan perusahaan - Penerapan Customer Relation Management - Optimalisasi seluruh produk perusahaan dalam bentuk Rumah/ Rusun/ Kawasan/ Peremajaan Kota melalui perubahan dan inovasi yang berkesinambungan Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 19 - Perkuatan PP terutama untuk untuk alokasi anggaran prasarana, sarana dan utilitas seluruh proyek yang dilaksanakan Perumnas - Pemanfaatan lahan milik Pemerintah, BUMN, dan swasta yang peruntukannya adalah bagi perumahan/permukiman - Transformasi budaya yaitu „Spirit for Perumnas‟ secara berkesinabungan - Penerapan Manajemen Kinerja - Peningkatan Information System and Communication Technology Kuadran Ekspansif (Expansive) dengan tema Pembangunan Kepeloporan (LeadingEdge Building) di tahun 2013 sebagai langkah awal Perumnas sebagai NHUDC memasuki bisnis Mancanegara dengan strategi utama : - Keunggulan sistem Keuangan - Keunggulan daya-saing bidang Pemasaran - Keunggulan daya-saing seluruh produk - Terbentuknya bank-tanah Nasional - Keunggulan daya Saing bidang SDM Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 20 BAB IV KESIMPULAN Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Manajemen operasi juga dapat dikatakan sebagai penerapan ilmu manajemen melaui pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan sistem produktif untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien. Sementara manajemen operasi dan produksi dapat diartikan sebagai serangkaian proses yang berkesinambungan dan efektif dalam menciptakan barang dan jasa atau kegiatan mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang dan jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Manajemen produksi dan operasi yang dimiliki oleh Perum Perumnas dinilai sudah cukup baik karena produk-produk yang dihasilkan dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan para pelanggannya, dalam hal ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Selain itu, pengendalian dan pengawasan terhadap proses produksi dan operasional perusahaan juga dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Perumnas telah menjalankan visi dan misi perusahaan dengan baik melalui beberapa strategi bisnis yang telah dirancang sebelumnya, dan ditunjukkan melalui pencapaian target dan prestasi perusahaan yang sudah didapatkan. Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 21 DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus. 2004. Manajemen Produksi : Pengendalian Produksi Edisi 5. BPFE : Yogyakarta. Annual Report 2012 Perumnas. Melalui : http://www.perumnas.co.id Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta. Buffa, Elwood S. & Rakesh K. Sarin. 2006. Manajemen Operasi dan Produksi Modern Edisi 8. Binarupa Aksara : Jakarta. Catur. 2013. Softskill Bab 7 Manajemen Produksi. Melalui : http://caturdj.wordpress.com/softskillbab-7-manajemen-produksi/ [Diakses pada tanggal 12 Februari 2014, 19.00] Gitosudarmo, Drs. H. Indriyo M. Com (Hons). 1998. Manajemen Operasi Edisi 1. BPFE : Yogyakarta. Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 1. BPFE : Yogyakarta. Heizer, Jay & Render, Barry. 2001. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 7. Salemba Empat : Jakarta. Masitha, Safira. 2012. Manajemen Produksi. Melalui : http://safiram.wordpress.com/2012/11/28/manajemen-produksi/ [Diakses pada tanggal 12 Februari 2014, 14.00] Rusell & Taylor. 2006. Operations Management : Quality and Competitiveness in a Global Environment, 5th Edition. Willey. Tampubolon, Manahan P. 2004. Manajemen Operasi. Ghalia Indonesia : Jakarta. Manajemen Produksi & Operasi, Fitriana Purnamasari, P056132762.49E, 2014 22