kerajaan - Christian Resources

advertisement
Rahasia
KERAJAAN
ELOHIM
DAVID FALK
Rahasia Kerajaan Elohim
Memahami perumpamaan-perumpamaan
David Falk
dengan Victor Hall, David Baker, Lachlan Perrin
April 2015
Ayat-ayat Kitab Suci dikutip dari NASB, NKJV, KJV dan LITV. Dimana ada penekanan huruf miring
yang digunakan dalam ayat-ayat referensi Kitab Suci, ini telah ditambahkan dan tidak muncul dalam
terjemahan asli
Desain sampul: Dan Proud
ISBN: 978-0-9587505-7-8
Diterbitkan oleh RFI Publishing
© RFI Publishing Inc. 2015
10 Old Goombungee Road
Toowoomba QLD 4350
Tlp: 1300 885 048
Email: info @ visionone.org.au
Untuk mendapatkan katalog lengkap dari publikasi Kristen kami, silakan kunjungi:
Daftar Isi
BAB 1
5
Mewakili Kristus
5
Kristus adalah Perintis
5
Dialah yang memberikan rasul-rasul
6
Seorang tawanan karena Kristus Yesus
7
Pendayung tingkat bawah
7
Talenta rasul
8
Wakil-wakil Kristus
9
Mewakili Kristus
10
Mewakili kita
10
Datang kepadamu
11
Utusan mewakili Kristus
12
BAB 2
13
Sifat dari kerajaan
13
Konsep kerajaan pada zaman Yesus
14
Konsep alkitabiah mengenai kerajaan
14
Firman kerajaan
15
Kegunaan dari perumpamaan-perumpamaan
16
Konsep Paulus tentang kerajaan
17
Pendayung tingkat bawah
17
Perumpamaan tentang pohon ara
19
Kita menerima suatu kerajaan
20
Perumpamaan tentang penabur
21
Benih
21
Menerima kerajaan seperti seorang anak kecil
22
Sunat
23
BAB 3
25
Mina dan budak
25
Perumpamaan tentang tuan tanah yang pagi-pagi benar keluar
25
Budak-budak dari bangsawan
26
Budak-budak di dalam rumah
27
Budak-budak yang setia dan bijaksana
27
Budak-budak yang jahat
28
i
Perumpamaan tentang mina
28
Untuk menyelamatkan yang hilang
29
Mina diberikan kepada budak-budak
29
Setia dalam perkara kecil
30
Apakah mina itu?
31
Budak-budak menjadi diaken-diaken
32
Beberapa kerajaan
33
Budak yang tidak setia dan tidak bijaksana
33
Paulus, sang bangsawan
34
Mengimpartasikan suatu karunia rohani
34
Aku datang kepadamu
35
Perumpamaan tentang pukat
35
BAB 4
37
Talenta dan pengurus
37
Perumpamaan tentang pelayan (pengurus) yang tidak benar
37
Paulus adalah seorang diaken
38
Apakah diaken itu?
38
Perumpamaan tentang talenta
40
Menerima talenta
40
Mengurus talenta kita
40
Apakah talenta itu?
41
Buah untuk rumah
42
Memultiplikasi talenta kita
42
Jerih payah, pertambahan dan upah
43
Suatu realita korporat
43
Pasokan minyak kita
44
Perumpamaan tentang tuan tanah yang menanam kebun anggur
44
BAB 5
47
Kepengurusan yang setia
47
Menerima dan mewarisi
48
Perumpamaan tentang biji sesawi
49
Mengambil inisiatif-inisiatif iman
49
Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa
49
Perumpamaan tentang pohon ara di kebun anggur
50
Perumpamaan tentang pengurus dari mamon yang tidak benar
51
Dunia dan semua isinya adalah milik-Nya
52
Talenta untuk bisnis
52
ii
Perumpamaan tentang raja yang hendak mengadakan perhitungan
53
Menyelesaikan firman
53
Suatu kepengurusan dengan 10.000 talenta
53
Para dermawan
54
Para utusan Nikolaus
54
Hak untuk memakan buah
54
Jangan melupakan Tuhan
55
iii
4
BAB 1
Mewakili Kristus
Pada zaman Yesus, orang-orang Yahudi sangat menantikan seorang Mesias yang akan mengumpulkan
suku-suku Israel dahulu menjadi satu kerajaan yang bersatu. Salah satu dari murid-murid pertamaNya menyatakan, ‘Kami telah menemukan Mesias’.1 Bahkan Yohanes Pembaptis mengirimkan dua
muridnya untuk bertanya kepada Yesus, ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami
menantikan orang lain?’2 Kabar tentang pelayanannya dengan cepat tersebar, dan banyak orang
‘menyangka, bahwa Kerajaan Elohim akan segera kelihatan’.3 Ke mana saja Yesus berjalan, kerumunan
orang banyak berkumpul untuk melihat Dia. Setelah orang-orang menyaksikan mujizat-mujizat-Nya,
harapan mereka tentang Dia semakin bertambah. Apakah Dia yang akan membebaskan mereka dari
penindasan bangsa Roma dan menegakkan kembali kerajaan Israel?
Kita tahu bahwa Yesus tidak memenuhi harapan-harapan mereka sehubungan dengan suatu kerajaan
duniawi. Dia berbicara kepada mereka hanya dalam perumpamaan-perumpamaan. Dia menggenapi
nubuatan Yesaya ketika orang banyak tidak memahami apa yang Dia katakan. Akan tetapi, Yesus
menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa perumpamaan-perumpamaan itu menyatakan rahasia
kerajaan Elohim. Perumpamaan-perumpamaan itu mengajarkan kita seperti apa kerajaan Elohim itu,
bagaimana kita masuk ke dalamnya, bagaimana kita menerimanya, bagaimana kita berpartisipasi
dalam pertumbuhan dan multiplikasinya, dan bagaimana kita mewarisinya. Dengan pandangan ini,
kita menyadari betapa penting bagi setiap orang Kristen untuk memahami perumpamaanperumpamaan Yesus. Kita akan memperhatikan bagaimana Yesus menyatakan administrasi kerajaan
Elohim melalui perumpamaan-perumpamaan, dan kemudian menegakkan administrasi ini, ketika Dia
naik ke tempat tinggi dan memberikan karunia-karunia kepada manusia.
Kristus adalah Perintis
Kita semua tahu bahwa Yesus Kristus adalah Penulis keselamatan kita.4 Kata Yunani untuk ‘penulis’
dalam ayat Kitab Suci ini bisa diterjemahkan sama dengan ‘perintis’. Kitab Suci mengidentifikasi
Kristus sebagai Perintis keselamatan dan Pemimpin hidup kekal.5 Dia telah dinyatakan sebagai Anak
Elohim dengan kuasa melalui kebangkitan. ‘Dialah yang telah ditinggikan oleh Elohim sendiri dengan
tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima
pengampunan dosa’.6 Kristus telah dibangkitkan, didudukkan dan dimuliakan di sebelah kanan Bapa.
Dia adalah Imam Besar agung kita yang telah duduk di takhta-Nya. Dan Dia adalah Penulis serta
Penyempurna iman kita.7 Sementara kita memperhatikan perumpamaan-perumpamaan dan rahasia
Yoh 1:41
Mat 11:3
3 Luk 19:11
Ibr 2:10
Kis 3:15
6 Kis 5:31
1
4
2
5
7
5
Ibr 12:2
kerajaan Elohim, kita akan mengembangkan pembahasan kita atas fakta bahwa Yesus Kristus adalah
‘Archegos’. Dia adalah Perintis, Penulis dan Pemimpin. Rasul Paulus memahami pentingnya Yesus
Kristus ‘yang lebih utama dalam segala sesuatu (terj. Bhs. Ing. ‘have first place in everything’ artinya ‘memiliki
tempat pertama dalam segalanya’).8 Dia menuliskan kepada jemaat Korintus, demikian, ‘Semua orang akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya:
Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatanganNya’.9
Tidak perlu dikatakan bahwa Yesus Kristus adalah yang ‘pertama’. Dia adalah Anak Sulung dan Buah
Sulung dari kehendak Bapa dan Perjanjian Yahweh. Masalah penting dari sudut pandang kita, adalah
bahwa Kristus, sebagai Perintis kita, telah memberikan ‘suatu tempat pada tubuh’ menurut aturan
yang diidentifikasi oleh Paulus. Kita membaca bahwa ‘Elohim telah menetapkan beberapa orang dalam
Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang
mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk
memimpin (terj. Bhs. Ing. ‘administrations’ artinya ‘administrasi’)’.10 Dia telah memberikan Kristus otoritas
penuh dari takhta, dan semua kepemilikan atas kerajaan Elohim. Bapa telah memberikan segala
sesuatu ke dalam tangan-Nya, dan kemudian telah memberikan Anak menjadi Kepala dari gereja.11
Dengan cara yang sama, Anak telah memberikan segala sesuatu kepada administrasi karunia kenaikanNya, dan kemudian memberikan administrasi kerasulan ini kepada gereja-Nya.
Dialah yang memberikan rasul-rasul
Rasul Paulus menyatakan bahwa ketika Yesus Kristus naik ke tempat tinggi, ‘"Ia membawa tawanantawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia … Dan Ialah yang memberikan baik
rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajarpengajar’.12 Selanjutnya, kita membaca dalam suratnya kepada jemaat Korintus bahwa Elohim telah
menetapkan pertama para rasul dan kedua para nabi. Ada suatu aturan otoritas di dalam administrasi
takhta. Pengawasan firman dan semua milik kepunyaan Kristus pertama-tama telah diberikan kepada
para rasul karunia kenaikan. Orang-orang yang ditetapkan oleh Kristus telah ditangkap untuk menjadi
para diaken-Nya. Seperti yang Paulus saksikan, ‘Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu
Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan [menjadi
diaken] ini kepadaku.’13 Kita bisa memikirkan diaken sebagai seorang budak dari orang lain. Seorang
diaken bekerja ‘mewakili’ orang lain. Dalam konteks perumpamaan tentang talenta, kita bisa katakan
bahwa Kristus memberikan milik kepunyaan-Nya kepada rasul-rasul-Nya sebagai ‘talenta kerasulan’.
Para rasul bisa disamakan dengan utusan-bangsawan yang kemudian, memberikan karunia-karunia
rohani kepada budak-budak.
Ketika Kristus mendapati Paulus setia, Dia ‘mempercayakan pelayanan’ kepadanya, yang berarti
‘menjadi diaken’.14 Sebagai Perintis, Kristus telah memberikan pekerjaan ini kepada para rasul dan
nabi. Dia mengambil apa yang sedikit dan apa yang terkecil, dan menetapkan mereka sebagai
pengurus-pengurus rahasia dalam setiap generasi di sepanjang zaman. Proses ini tidak bekerja melalui
suksesi/penggantian posisi. Sebagai Perintis dan Juruselamat di sebelah kanan Bapa, Yesus Kristus
memberikan karunia-talenta kepada manusia, supaya ada suatu administrasi kerasulan dalam setiap
generasi. Kitab Kisah Para Rasul menyatakan bahwa Dia tidak pernah membiarkan diri-Nya tanpa
saksi-saksi.15 Oleh karena itu, Paulus ditetapkan sebagai seorang pendayung tingkat bawah, seorang
8 Kol
11
14
9
1:18
1Kor 15:22-23
10 1Kor 12:28
12
Yoh 3:35. Ef 1:22
Ef 4:11
13 1Tim 1:12
15
6
1Tim 1:12
Kis 14:17
duta, seorang perwakilan dan seorang saksi. Kita menyimpulkan bahwa ‘sungguh, Tuhan Elohim tidak
berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi’.16
Seorang tawanan karena Kristus Yesus
Paulus tanpa ragu memberi kesaksian bahwa dia telah ditetapkan kepada pekerjaan kerasulan bagi
semua gereja-gereja (jemaat) bukan Yahudi. Dia ditetapkan oleh Kristus sesuai dengan namanya yang
dari Bapa. Paulus menyadari bahwa dia telah dipisahkan untuk tugas ini sejak dari kandungan ibunya,
meskipun ini terjadi setelah pertobatannya dimana Kristus menetapkan dia untuk menjadi seorang
rasul bagi orang-orang bukan Yahudi. Kita harus menjadi jelas bahwa kerasulan tidak bekerja dengan
cara menetapkan diri sendiri. Berlawanan dengan hal itu, Paulus memberi kesaksian bahwa dia adalah
seorang tawanan Kristus Yesus ‘karena (mewakili) Kristus Yesus’.17 Ketika rasul Paulus berbicara
tentang dirinya sebagai seorang tawanan, ini bukan hanya mengacu kepada penawanannya. Dia
katakan, ‘Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang
telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh
perkataan dan perbuatan’.18 Paulus memahami bahwa dia sedang diharuskan dan dibatasi kepada
pekerjaan pelayanan (menjadi diaken) yang Kristus telah tentukan untuk dia. Kita perhatikan
keefektifan dari pekerjaan kerasulan Paulus sementara dia tinggal di tempat tinggalnya sendiri selama
dua tahun.19 Ini adalah suatu kesaksian yang jelas tentang ‘yang bodoh dari Elohim lebih besar
hikmatnya dari pada manusia’.20 Sekalipun dia berada di dalam penjara, kasih karunia kerasulannya
jelas nyata. Budak muda bernama Filemon menjadi diaken pribadinya ‘mewakili Kristus’. 21
Pendayung tingkat bawah
Ketika Yesus menghadang Paulus di jalan menuju Damsyik, Dia berkata, ‘Bangunlah dan berdirilah.
Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan [pendayung tingkat
bawah] dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan
Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsabangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya
mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Elohim, supaya mereka oleh
iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.’22 Kristus menangkap dia sebagai yang ‘kecil’ dan
‘terkecil’. Paulus memberi kesaksian, ‘Karena aku adalah yang paling hina (terj. Bhs. Ing. ‘the least’ artinya
‘terkecil’) dari semua rasul’.23
Yesus menetapkan Paulus untuk menjadi diaken pribadi dan pendayung tingkat bawah bagi Dia.
Seorang pendayung tingkat bawah adalah seseorang yang berfungsi dan melayani sebagai seorang
penolong dalam kapasitas seorang bawahan. Istilah ‘pendayung tingkat bawah’ menggambarkan suatu
hubungan dan sebuah pekerjaan. Paulus memahami bahwa dia adalah seorang pendayung tingkat
bawah bagi Kristus Sendiri. Dia berkata kepada jemaat Korintus, ‘Demikianlah hendaknya orang
memandang kami: sebagai hamba-hamba [pendayung tingkat bawah] Kristus, yang kepadanya
dipercayakan rahasia Elohim’.24 Ingat bahwa Lukas, seorang tabib, adalah kawan sekerja Paulus, yang
dicatat bersama dengan Markus (penulis Injil), Aristarkhus dan Demas, dia mengetahui rahasia
pekerjaan dari suatu administrasi kerasulan. Dia mengawali Injilnya dengan menuliskan, ‘Banyak
orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara
kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan
Amo 3:7
Ef 3:1
18 Rm 15:18
Kis 28:30
1Kor 1:25
21 Flm 1:12-13
Kis 26:16-19
1Kor 15:9
24 1Kor 4:1
16
19
22
17
20
23
7
pelayan Firman’.25 Kelompok pendayung tingkat bawah yang pertama ini adalah kedua belas murid
yang bersama dengan Kristus sejak semula.
Talenta rasul
Sebagai seorang diaken dan pendayung tingkat bawah dari Kristus Sendiri, Paulus menerima kasih
karunia dan kerasulan ‘supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya’.26 Kasih karunia dan
kerasulan diberikan kepada Paulus sebagai suatu kepengurusan. Kita membaca dalam suratnya kepada
jemaat Efesus, ‘Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan (terj. Bhs. Ing. ‘stewardship’
artinya ‘kepengurusan’) kasih karunia Elohim, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu
bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan
singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia
Kristus.’27 Jelas bahwa Kristus memberikan Paulus pengertian dalam rahasia kerajaan. Sebagai seorang
rasul, dia adalah penjaga firman mewakili Kristus. Ini adalah sifat dari karunia yang rasul Paulus terima
sebagai seorang budak dan tawanan yang unik bagi Kristus. Ini adalah ‘talenta rasul’. Rasul Paulus
memberi kesaksian bahwa otoritas takhta dan kepemilikan dari takhta ada dalam kepengurusan para
rasul dan nabi. Penting untuk menyadari bahwa semua talenta, yaitu, semua kepemilikan Kristus, telah
diberikan kepada utusan-bangsawan untuk diberikan sebagai karunia-karunia rohani. Pertama adalah
rasul dan kedua adalah nabi dalam aturan dan otoritas takhta-Nya. Rasul adalah seorang ahli bangunan
yang cakap, dan nabi adalah budak dan diaken dari rasul. Dan para rasul, dengan para nabi, adalah para
pengurus dari rahasia.
Meskipun Paulus adalah seorang rasul dan seorang penilik, dia sepenuhnya tunduk kepada Kristus.
Kitab Suci juga memberi kesaksian akan fakta bahwa Paulus tunduk dan berhubungan di antara
presbitari dan saudara-saudara. Kita membaca dalam kitab Kisah Para Rasul, ‘Pada keesokan harinya
pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ.
Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceritakan dengan terperinci apa yang dilakukan Elohim
di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya [menjadi diaken].’28 Paulus memahami bahwa
administrasinya dan sumber dari talenta kerasulannya harus diteruskan kepada banyak bangsa dan
kerajaan. Oleh karena itu dia menyatakan kepada jemaat di Efesus, ‘Memang kamu telah mendengar
tentang tugas penyelenggaraan (terj. Bhs. Ing. ‘stewardship’ artinya ‘kepengurusan’) kasih karunia Elohim,
yang dipercayakan kepadaku karena kamu’.29
Ketika kita memperhatikan gereja (jemaat) mula-mula, kita melihat bahwa Petrus memiliki suatu
kerasulan khusus terhadap orang Yahudi dan Paulus memiliki suatu kerasulan khusus terhadap yang
bukan Yahudi. Mengacu kepada perumpamaan kebun anggur, tuan tanah menggambarkan seorang
rasul. Kebun anggur orang Yahudi telah diberikan kepada rasul Petrus. Kebun anggur di antara semua
bangsa-bangsa bukan Yahudi telah diberikan kepada rasul Paulus dan administrasi kerasulannya.
Untuk alasan inilah Paulus berbicara tentang menanam sebuah kebun anggur dan memakan buah
darinya. Penting untuk dikatakan, sekali lagi, bahwa semua kepemilikan dan semua otoritas dari
takhta telah diberikan ‘pertama’ kepada rasul. Kita ingat bahwa Yesus berbicara tentang seorang
budak tertentu yang memiliki ‘sepuluh ribu talenta’.30 Cukup beralasan untuk menyimpulkan bahwa
kelimpahan dari kekayaan ini menggambarkan kepengurusan dari seorang rasul dengan suatu
administrasi kerasulan dalam suatu kerajaan atau beberapa kerajaan.
25
26
Luk 1:1,2
Rm 1:5
27
Ef 3:3-4
21:18-19
29
28 Kis
30
8
Ef 3:2
Mat 18:24
Wakil-wakil Kristus
Rasul Paulus menyadari bahwa firman, dengan administrasi yang bersama dengan firman itu, telah diserahkan
kepadanya oleh Tuhan. Dia berkata bahwa Tuhan telah ‘mempercayakan [menyerahkan] berita
[firman] pendamaian itu kepada kami’ dan Dia ‘mempercayakan pelayanan [menjadi diaken]
pendamaian itu kepada kami’.31 Firman, dan administrasi firman, telah diserahkan kepada Paulus.
Kemudian, dia menyerahkan administrasi firman kepada nabi-nabi karunia kenaikan seperti Barnabas
dan Silas, yang menjadi rekan pekerja dan rekan diaken dalam suatu administrasi kerasulan. Oleh
karena itu, Paulus memberi kesaksian bahwa firman telah diserahkan kepada ‘kami’. Paulus
menggunakan istilah ‘kami’ dengan sengaja, karena dia merujuk kepada suatu administrasi karunia
kenaikan dari para rasul dan nabi.
Dia melanjutkan dengan menyatakan, ‘Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Elohim
menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama (terj. Bhs. Ing. ‘on behalf’ artinya ‘mewakili’)
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Elohim’.32 Kata yang
diterjemahkan ‘utusan-utusan’ dalam ayat ini adalah kata Yunani ‘presbeuo’. Kata ini menyatakan
seseorang diutus sebagai perwakilan untuk yang lain. Rasul, sebagai presbeuo, adalah orang pertama
yang diutus sebagai perwakilan Kristus. ‘Presbeuo’ berasal dari kata Yunani ‘presbuteros’.33 Dari kata
Yunani inilah diambil kata ‘presbitar (penatua)’ dan ‘presbitari’. Rasul, sebagai diaken Yesus Kristus,
meletakkan fondasi dari suatu administrasi kerasulan. Nabi ada bersama-sama dengan rasul, dan
merupakan yang kedua di dalam gereja (jemaat). Bersama-sama, mereka adalah pengurus-pengurus
rahasia. Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus merujuk kepada dirinya sebagai seorang
‘presbitar’ atau ‘utusan yang dipenjarakan’.34 Dia menjelaskan bahwa suatu presbitari bukan hanya
sekelompok saudara-saudara yang tua atau senior. Presbitari adalah suatu persekutuan dari para
penilik, diaken dan penatua, yang menjadi diaken dari apa yang diserahkan kepada mereka oleh
administrasi kerasulan. Sebagai budak-budak, mereka menjadi diaken dari talenta kerasulan yang
dipercayakan kepada administrasi karunia kenaikan oleh Kristus sendiri. Dengan kata lain, presbitari
berfungsi dalam penundukkan kepada presbeuo.
Paulus menuliskan kepada jemaat Efesus, ‘Berdoalah … juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku
membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan
rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan’.35 Kita bisa mengaplikasikan pengertian
dari kata ‘utusan’ ini dengan pernyataan Yesus, ‘Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga
sekarang Aku mengutus kamu’.36 Perkataan ini sebenarnya diarahkan kepada dua belas rasul tetapi
telah diperluas dengan memasukkan mandat dari suatu administrasi karunia kenaikan. Yesus berkata,
‘Barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut
seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar
sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.’37 Yesus dengan jelas merujuk kepada orangorang yang diutus oleh, dan mewakili, administrasi-Nya untuk memproklamirkan firman dan
memberikan karunia-karunia rohani. Orang-orang yang menerima para utusan ini dan firman mereka
diberi upah dengan menerima karunia-karunia rohani yang mereka bawakan.
2Kor 5:18-19
2Kor 5:20
33 Dalam kamus Perjanjian
Baru Yunani-Inggris mereka,
Arndt dan Gingrich
mendefinisikan kata ini
sebagai seorang pelayan,
31
32
penolong, asisten, juga seorang
duta atau utusan. Kata ini
digunakan ketika seseorang
diutus untuk menjadi wakil
dari orang lain, sebagai contoh
digambarkan sebagai wakil
dari kerajaan. Mereka
9
mencatat bahwa Paulus
berbicara mengenai
kerasulannya dengan cara ini.
34 Ef 6:20
35 Ef 6:19-20
36 Yoh 20:21
37 Mat 10:41
Mewakili Kristus
Jelas Paulus memahami bahwa dia adalah seorang duta Kristus. Dia menyatakan firman dan berfungsi
menurut kasih karunia dan otoritas ‘mewakili Kristus’. Paulus tidak kesulitan dalam membuktikan
bahwa dia berbicara untuk Kristus.38 Dia nyaman dengan pekerjaannya sebagai wakil Kristus. Paulus
berhati-hati untuk tidak kurang dari mandatnya, atau melampaui mandatnya. Dia berkata, ‘Sebab aku
tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan
Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan
perbuatan’.39 Paulus tahu bahwa segala yang dia lakukan dan alami adalah ‘mewakili’ Kristus. Dia bisa
memberi kesaksian bahwa dia rela dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan
‘oleh karena (mewakili)’ Kristus.40
Pernyataan ‘mewakili’ ini, tidak keluar dalam Alkitab terjemahan Inggris. Akan tetapi, rasul dan nabi
jelas adalah diaken-diaken Kristus ‘mewakili kebenaran’. Paulus menuliskan, ‘Itulah sebabnya aku ini,
Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu [mewakili] orang-orang yang tidak
mengenal Elohim’.41 Dan mengenai administrasi kerasulan Paulus, Yohanes menulis kepada Gayus,
teman seperjalanan Paulus dari Makedonia, demikian, ‘Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak
sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun
mereka adalah orang-orang asing … Sebab karena [mewakili] nama-Nya mereka telah berangkat dengan
tidak menerima sesuatupun dari orang-orang yang tidak mengenal Elohim’.42
Mewakili kita
Para rasul yang menjadi diaken ‘mewakili’ Kristus memilih laki-laki dan perempuan yang setia untuk
menjadi rekan diaken mereka. Mereka menunjuk diaken-diaken dari ‘pekerja-pekerja yang setia’.43
Dengan cara yang sama di mana Kristus memberikan pelayan-pelayan karunia kenaikan, selanjutnya
mereka mengirimkan diaken-diaken ‘mewakili mereka’. Filemon adalah seorang diaken seperti itu,
meskipun dia tampak seperti bawahan. Paulus memilih ‘yang terkecil’. Dia menuliskan kepada
Onesimus demikian, ‘Dia kusuruh kembali kepadamu … sebagai gantimu [mewakilimu] untuk
melayani [menjadi diaken] aku selama aku dipenjarakan karena Injil’.44 Cara penunjukan yang terkecil
dan yang setia ini dilakukan para rasul dan penilik dalam semua jemaat. Mereka memilih ‘beberapa
orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang
disebut Barnabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu’.45
Mengenai rekan rasul bersama Paulus, kita membaca dalam kitab Kolose tentang ‘Epafras, kawan
pelayan (terj. Bhs. Ing. ‘fellow-slave’ artinya ‘sesama budak’) yang kami kasihi, yang bagi kamu [mewakili
kamu] adalah pelayan [diaken] Kristus yang setia’.46 Paulus juga menyebutkan Tikhikus, Andronikus,
Yunias sebagai diaken-diaken, budak-budak dan tawanan-tawanan setia. Dia mengatakan bahwa
mereka ‘orang-orang yang terpandang di antara para rasul’.47 Dalam konteks persekutuan ini, Paulus
menuliskan kepada jemaat Kolose demikian, ‘Sebab kepada kamu dikaruniakan (terj. Bhs. Ing. ‘For to
you it has been granted on behalf of Christ’ artinya ‘Sebab kepada kamu telah dikaruniakan mewakili
Kristus’) bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk (terj. Bhs.
Ing. ‘on behalf of’ artinya ‘mewakili’) Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat
padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku’.48
38 2Kor
42
46
39
13:3
Rm 15:18
40 2Kor 12:10
41 Ef 3:1
43
Kis 19:29. 3Yoh 1:5,7
Why 6:11
44 Flm 1:12-13
45 Kis 15:22
47
10
Kol 1:7
Rm 16:8
48 Flp 1:29-30
Datang kepadamu
Kita tahu bahwa Yesus Kristus berbicara kepada masing-masing dari ketujuh jemaat dalam kitab
Wahyu. Dia katakan kepada jemaat di Efesus, ‘Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang
kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat’.49 Dan
juga, Dia katakan kepada jemaat di Pergamus tentang orang-orang yang merangkul dan
mempromosikan bidat-bidat yang membinasakan, ‘Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku
akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini’.50
Kita perhatikan bahwa Yesus tidak berbicara secara pribadi kepada mereka karena Dia
menginstruksikan Yohanes untuk menuliskan mewakili-Nya. Dan juga, Yesus tidak ‘datang’ secara
pribadi kepada mereka. Dia mengirimkan administrasi kerasulan-Nya sebagai perwakilan atau duta-Nya.
Para utusan presbeuo datang ‘mewakili Dia’, dalam otoritas-Nya.
Dalam suratnya, Paulus selanjutnya mengatakan bahwa dia datang kepada jemaat-jemaat sebagai duta
Kristus. Kita membaca dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika, ‘Kamu sendiripun memang tahu,
saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia’. Dia menasehati jemaat Korintus
dengan berkata, ‘Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa
aku tidak akan datang lagi kepadamu’.51 Kemudian dia berkata kepada mereka, ‘Ini adalah untuk ketiga
kalinya aku datang kepada kamu’.52 Kepada jemaat Filipi, dia menuliskan, ‘Tetapi dalam Tuhan aku
percaya, bahwa aku sendiripun akan segera datang’.53 Dalam surat yang sama ini, dia berbicara tentang
kedatangannya kepada mereka ‘lagi’, yang menunjukkan bahwa Paulus mengunjungi, dan bermaksud
mengunjungi, banyak dari jemaat-jemaat yang ada, pada beberapa peristiwa. Pada saat yang sama,
Paulus tidak selalu bisa melakukan perjalanan secara pribadi kepada jemaat-jemaat tersebut. Dalam
suratnya kepada jemaat Kolose, dia mengakui pergumulannya yang besar ‘mewakili mereka’ dan untuk
semua orang yang ada di Laodikia, dan ‘yang belum mengenal aku pribadi’.54
Suatu administrasi kerasulan akan secara teratur datang kepada gereja-gereja (jemaat) dalam suatu
wilayah untuk ‘mengatur’. Ini mungkin pekerjaan dari para rasul dan nabi karunia kenaikan, atau
orang-orang yang mereka utus untuk melakukan pekerjaan ini mewakili mereka. Kita ingat bahwa
Paulus meninggalkan Titus di Kreta untuk ‘mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau
menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu’.55 Selanjutnya,
suatu administrasi kerasulan akan datang pada permulaan suatu musim untuk memberikan karuniakarunia rohani kepada budak-budak. Paulus berdoa supaya dia bisa datang kepada jemaat di Roma
untuk tujuan ini. Dia memberi kesaksian, ‘Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia
rohani kepadamu guna menguatkan kamu’.56 Dia merujuk kepada karunia (pemberian) mina dan
talenta. Pada akhir musim, administrasi kerasulan akan kembali untuk menerima buah yang telah
dihasilkan oleh kepengurusan yang setia dari budak-budak di dalam rumah. Dengan tujuan ini, Paulus
menuliskan kepada jemaat Roma, ‘Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku
telah sering berniat untuk datang kepadamu … agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti
juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain’.57 Dia mencari buah dari kepengurusannya di
tengah-tengah mereka. Kita juga memperhatikan dalam Kitab Suci bahwa administrasi kerasulan akan
dikirimkan untuk mengumpulkan keluar ‘segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang
melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya’.58
Why 2:5
Why 2:16
51 1Kor 4:18
52 2Kor 13:1
Flp 2:24
Kol 2:1
55 Tit 1:5
56 Rm 1:11
Rm 1:13
13:41
49
53
57
50
54
58 Mat
11
Utusan mewakili Kristus
Dalam buku ini, kita memperhatikan rahasia kerajaan Elohim yang dinyatakan melalui perumpamaanperumpamaan. Kita akan mulai dengan membahas sifat dari kerajaan karena Elohim telah ‘melepaskan
kita dari kuasa kegelapan dan [telah] memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih’.59
Kita menerima suatu kerajaan yang tidak tergoncangkan. Kita akan memperhatikan bagaimana budakbudak menerima mina dan talenta dari utusan-bangsawan dalam administrasi Kristus. Mina merujuk
kepada apa yang ‘kecil/sedikit’. Mina ini diberikan oleh perwakilan presbeuo yang bertindak ‘mewakili’
Kristus. Hidup Yesus datang dalam mina, sedangkan karunia-karunia Kristus datang dalam talenta.
Kita menerima baik mina maupun talenta melalui firman iman yang diproklamirkan oleh para utusanNya. Kita ingat perkataan Yesus, ‘Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia
membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia’.60 Firman dari
Bapa dan Anak datang kepada kita dalam mina dan talenta.
Orang-orang yang setia dalam apa yang adalah milik orang lain dan dalam apa yang kecil (sedikit),
akan menerima suatu kepengurusan dari talenta-talenta. Ketika Tuhan mempercayakan kepunyaanNya (talenta) kepada kita, kita harus melakukan kepengurusan yang setia dan bijaksana dengan
sumber-sumber itu. Kita akan dipanggil untuk memberikan pertanggungjawaban untuk firman yang
telah diberikan, baik mina maupun talenta. Paulus memperingatkan kita demikian, ‘Siapakah kamu,
sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah
urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus
berdiri’.61 Talenta dan mina dipercayakan kepada kita sesuai dengan kitab kehidupan Anak Domba.
Elohim mengharapkan supaya kita berpartisipasi, melayani, dan menggunakan hidup ini. Hidup ini
tersedia bagi kita dalam ‘Anak Domba Paskah’ setiap minggu, di meja perjamuan pada Hari Tuhan.
Ketika kita menerima hidup ini sebagai bermacam-macam kasih karunia, penting untuk diingat bahwa
kita akan dihakimi menurut nama dan pekerjaan kita yang tertulis dalam kitab kehidupan Anak
Domba.
Karena nama dan pekerjaan kita telah direncanakan sejak semula oleh Bapa, kita bisa menyimpulkan
bahwa mina dan talenta kita akan sesuai dengan kehendak Bapa. Akan menenangkan untuk mengingat
bahwa kita tidak perlu bergumul. Semua yang Bapa telah berikan akan datang kepada kita. Mina
adalah karunia dari Bapa dan diberikan kepada setiap anak yang mendengar dan menerima benih
firman-Nya. Dalam bagian akhir kita, kita akan menyimpulkan dengan implikasi-implikasi praktis dari
para utusan yang datang dan mencari buah pada akhir setiap musim. Kemajuan dari budak yang
bijaksana dan setia akan menjadi nyata bagi semua orang. Mereka akan mulai mengambil bagian dalam
kodrat ilahi sementara mereka menyibukkan diri mereka dengan mina mereka. Rasul Petrus
mendorong kita demikian, ‘Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk
menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada
pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan
semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan
dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.’ 62
59
60
Kol 1:13
Yoh 17:14
61
62
Rm 14:4
2Ptr 1:5-8
12
BAB 2
Sifat dari kerajaan
Dalam bab ini, kita memperhatikan sifat dari kerajaan Elohim. Pendekatan kita kepada pembahasan
yang luas ini akan menggunakan banyak perumpamaan yang Yesus ajarkan, untuk mengilustrasikan
seperti apa kerajaan itu, bagaimana kerajaan itu berfungsi dan bertumbuh, bagaimana kita
menerimanya, bagaimana kita memasukinya, dan bagaimana kita mewarisinya. Sejak awal pelayanan
Yesus sampai kebangkitan-Nya, orang-orang yang datang untuk mendengarkan Dia mengajar,
memiliki suatu sudut pandang dan harapan orang Yahudi yang tradisional mengenai kerajaan Elohim.
Ini termasuk kedua belas murid-Nya. Mereka percaya bahwa kerajaan Elohim akan menjadi suatu
kekuatan militer yang berkuasa pada zaman itu. Oleh karena itu, mereka bertanya kepada Yesus seperti
apa tanda akhir zaman. Yesus menjawab mereka dengan menggunakan perumpamaan tentang pohon
ara. Dia berkata, ‘Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon
itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga,
jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Elohim sudah dekat.’1
Murid-murid tidak memahami perkataan Yesus ini. Mereka mengira suku-suku Israel akan
dikumpulkan kembali, secara harfiah, untuk hidup di tanah Palestina. Mereka percaya bahwa bentuk
dari suatu kerajaan yang dipulihkan adalah ketiga belas suku Israel berdiam sebagai suatu kerajaan
yang bersatu, seperti yang mereka lakukan pada zaman Raja Daud. Kitab Suci mencatat bahwa, di
Hebron, para penatua Israel mengurapi Daud sebagai raja atas Israel. Dia memerintah atas seluruh
bangsa ketika bangsa itu menjadi suatu kerajaan yang makin hari makin besar.2 Akan tetapi, dalam
generasi sebelum Daud, nabi Samuel, mewakili Tuhan, merasa tersandung, karena umat Israel mencari
seorang raja untuk memerintah mereka, sama seperti semua bangsa-bangsa dunia.3 Tuhan meresponi
Samuel, demikian, ‘Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka
kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan
Aku menjadi raja atas mereka’.4 Kita segera diingatkan dengan perkataan Yesus, ‘Kerajaan-Ku bukan
dari dunia ini’.5 Suatu administrasi kerajaan yang benar-benar teokrasi hanya ada di bawah
kepemimpinan Yosua ketika orang Israel memasuki tanah perjanjian. Tidaklah demikian pada zaman
Daud, karena dia memerintah atas bangsa itu sebagai suatu monarki. Akan tetapi, konsep orang Yahudi
mengenai suatu kerajaan yang dipulihkan sepenuhnya berdasarkan pada bangsa Israel selama zaman
kepemimpinan Daud.
1
2
Luk 21:29-31
2Sam 5:3,10
3
4
1Sam 8:5-6
1Sam 8:7
5
13
Yoh 18:36
Konsep kerajaan pada zaman Yesus
Sementara murid-murid Yesus mungkin memahami konsep yang Yesus sampaikan dalam perumpamaan
tentang pohon ara, mereka tidak tahu tanda mana yang harus dilihat. Pasti ada suatu harapan tertentu
di antara mereka karena hal-hal yang Yesus katakan kepada mereka. Yesus melanjutkan perumpamaan
tentang pohon ara, demikian, ‘Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu,
sebelum semuanya terjadi’.6 Pernyataan ini jelas menegaskan suatu harapan yang keliru dalam pikiran
murid-murid. Banyak pengikut Yesus berasumsi bahwa kerajaan Elohim akan ‘segera kelihatan’.7 Kita
membaca dalam Injil Markus, ‘Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang
terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Elohim, memberanikan diri menghadap Pilatus dan
meminta mayat Yesus’.8
Setelah kematian Yesus, kedua murid yang berjalan di jalan Emaus merefleksikan, ‘Padahal kami
dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel’. 9 Mereka tidak
memahami mengapa orang yang mereka percaya sebagai Mesias tidak mulai memerintah atas suatu
kerajaan yang kelihatan. Mereka ingin dilepaskan dari penindasan bangsa Roma. Jelas, konsep mereka
mengenai kerajaan menghalangi mereka untuk mendengarkan apa yang Yesus ajarkan di sepanjang
pelayanan-Nya di bumi. Bisa dipahami mengapa kedua murid ini berpikir demikian. Yesus telah
mengatakan kepada mereka, ‘Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu,
sebab penyelamatanmu sudah dekat’.10 Setelah bangkit dari kematian, Yesus menampakkan diri
kepada murid-murid-Nya di Yerusalem selama empat puluh hari, berbicara mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kerajaan Elohim. Dengan pandangan ini, kita bisa memahami mengapa muridmurid-Nya bertanya, ‘Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?’11
Konsep alkitabiah mengenai kerajaan
Dalam Kitab Suci, konsep mengenai kerajaan bukanlah suatu kerajaan tunggal yang memperluas
batasannya melalui penyerbuan dan penaklukan bangsa-bangsa dan orang-orang sekitar. Konsep
dalam Kitab Suci mengenai kerajaan adalah seluruh bangsa Israel hidup bersama dalam suatu
administrasi persembahan yang terpadu. Ketika orang-orang Israel menduduki tanah perjanjian, Tuhan
mengalokasikan suatu bagian khusus dari tanah itu untuk setiap suku dan keluarga. 12 ‘Perkemahan
orang-orang kudus’ bukan lagi suatu perkemahan sementara yang terletak pada keempat sisi
tabernakel Musa. Tetapi, setiap keluarga tinggal di tanah warisan mereka sendiri. Menjadi kewajiban
setiap rumah tangga untuk memelihara budaya penyembahan dan persembahan dengan
memperhatikan hari-hari raya Israel.
Alkitab mencatat bahwa seluruh bangsa Israel mengadakan perjalanan ke Yerusalem tiga kali setiap
tahun. Dalam kitab Ulangan, kita membaca, ‘Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus
menghadap hadirat TUHAN, Elohimmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti
Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap
hadirat TUHAN dengan tangan hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai
dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Elohimmu’.13 Setiap laki-laki didorong untuk
mempersembahkan berdasarkan apa yang Tuhan telah berikan kepadanya. Demikian juga, sementara
kita melanjutkan pembahasan kita, kita akan memperhatikan bahwa merupakan pekerjaan dari para
utusan kerasulan untuk memberikan karunia-karunia rohani kepada kita. Pada akhir setiap musim,
mereka kembali untuk memperoleh buah yang dihasilkan dari kepengurusan kita akan karuniakarunia rohani yang mereka berikan. Fungsi dari kerajaan Israel didefinisikan oleh komitmen mereka
Luk 21:32
Luk 19:11
8 Mrk 15:43
Luk 24:21
Luk 21:28
11 Kis 1:6
6
9
12
7
10
13
14
Yos 19
Ul 16:16-17
untuk memelihara hari-hari raya dan untuk menegakkan ekonomi persembahan. Ketika setiap
keluarga tinggal dalam bagian yang telah ditetapkan bagi mereka dan melayani Tuhan dalam iman,
maka Dia adalah perisai mereka dan upah mereka yang sangat besar.14
Menurut sejarah, banyak kegerakan-kegerakan Kristen telah mengaitkan kerajaan Elohim dengan
sikap berkemenangan. Mereka berusaha untuk mengaitkan gagasan mengenai suatu kerajaan dengan
ekspresi penyembahan yang penuh antusiasme dan dibuat-buat. Inisiatif-inisiatif ini mencoba
mengekspresikan kerajaan Elohim melalui cara-cara alamiah, humanistik. Saat ini, banyak gerejagereja Pentakosta memiliki suatu konsep mengenai kerajaan yang, pertama-tama, merupakan suatu
gereja lokal yang independen. Itu bukanlah suatu ‘kerajaan’. Suatu kerajaan adalah suatu tubuh yang
besar yang terdiri dari orang-orang yang hidup bersama dalam suatu administrasi yang menjaga mereka
tetap terintegrasi dan terhubung dalam persekutuan. Ini menjelaskan gambaran nubuatan dalam kitab
Wahyu. Kita membaca tentang suku-suku Israel, ‘Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya,
suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan
suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah
putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka’.15
Firman kerajaan
Sepanjang kitab-kitab Injil, Yesus menggunakan perumpamaan-perumpamaan untuk mengajarkan
kita tentang kerajaan Elohim. Dia mengajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan untuk
menggenapi mandat yang diberikan kepada Yesaya. Tuhan menginstruksikan nabi Yesaya untuk
menutup mata dan telinga mereka supaya mereka tidak mendengar, memahami dan bertobat.16 Dia
berkata, ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama….’ Murid-murid bertanya kepada Yesus mengapa Dia
berbicara kepada orang-orang Yahudi dengan menggunakan perumpamaan. Menjawab mereka, Yesus
berkata bahwa ‘rahasia kerajaan Elohim’ telah diberikan kepada mereka. Tetapi orang-orang yang di
luar kerajaan menerima segalanya dalam perumpamaan supaya ‘sekalipun melihat, mereka tidak
melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti’.17 Hal ini terjadi
pertama kalinya ketika Yesus memberikan perumpamaan tentang penabur kepada orang banyak. Akan
tetapi, kita sebaiknya tidak menyimpulkan bahwa kedua belas murid segera memahami rahasia
kerajaan Elohim. Jika demikian, Yesus tidak harus menjelaskan perumpamaan itu kepada mereka.
Selama empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, murid-murid terus mendesak Dia, demikian,
‘Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?’18 Yesus berkata kepada
mereka, ‘Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut
kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’19
Dalam suatu cerita sebelumnya, Yesus berbicara kepada murid-muridnya, demikian, ‘Tetapi tentang
hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak,
hanya Bapa sendiri.’20 Akan menjadi keliru untuk menyimpulkan bahwa keterbatasan pengertian dari
kedua belas murid ini merupakan suatu hal yang permanen. Ketika rasul Paulus menulis suratnya yang
pertama kepada jemaat Tesalonika dengan menggunakan penyusunan kata-kata yang sama persis,
kelihatannya dia mengontradiksi perkataan Yesus. Paulus juga merujuk kepada perumpamaan ini
ketika dia menuliskan, ‘Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan
kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada
Kej 15:1
Why 7:9
16 Yes 6:9
14
15
Mat 13:10-14. Mrk 4:10-12.
Luk 8:9-10
18 Kis 1:6
17
15
19
20
Kis 1:7-8
Mat 24:36
malam.’21 Pada saat Paulus menulis surat ini, jelas bahwa kepada administrasi kerajaan dari para rasul
dan nabi telah diberikan untuk ‘mengetahui rahasia Kerajaan Sorga’.22
Kegunaan dari perumpamaan-perumpamaan
Dalam arti paling luas, perumpamaan-perumpamaan menggambarkan Yesus Kristus yang naik ke
sebelah kanan Bapa untuk menerima suatu kerajaan, yang akan Dia berikan kembali kepada Bapa di
akhir zaman untuk langit dan bumi yang baru.23 Akan tetapi, kita harus mengenali bahwa isi dari
perumpamaan-perumpamaan ini secara spesifik diarahkan kepada kita, untuk memberikan kita
pengertian bagaimana kerajaan Elohim berfungsi sekarang. Perumpamaan-perumpamaan itu
menjelaskan bagaimana kita melihat, memasuki, memiliki dan mewarisi kerajaan ini. Perumpamaanperumpamaan ini bagaikan ‘sapuan kuas’ individu yang harus dilihat bersama untuk melihat dan
menghargai satu gambar yang lengkap. Di saat yang sama, setiap perumpamaan memiliki suatu aplikasi
dan pengertian unik tentang bagaimana administrasi Kristus beroperasi dalam kerajaan Elohim.
Orang Farisi bertanya kepada Yesus apabila kerajaan Elohim akan datang. Dia menjawab ‘Kerajaan
Elohim datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau
ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Elohim ada di antara kamu’.24 Kita menyadari bahwa
kerajaan Elohim, pertama-tama, adalah suatu realita rohani yang tidak kelihatan bagi manusia alamiah.
Yesus menjelaskan, ‘Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Elohim, maka sesungguhnya
Kerajaan Elohim sudah datang kepadamu’.25 Kitab Suci dengan jelas menunjukkan bahwa kerajaan
Elohim ada di tengah-tengah kita. Kita diingatkan tentang gambaran nubuatan Yesus berjalan di tengahtengah gereja-gereja kaki dian dalam kitab Wahyu.26 Tentu saja, Kristus Sendiri duduk di sebelah kanan
Bapa.27 Dia mengirimkan para utusan-bangsawan mewakili Dia. Mereka telah ditentukan sebagai
‘pendayung tingkat bawah dan saksi mata’ bagi Dia.28 Para utusan angelos ini, digambarkan dalam
tangan Kristus, mewakili pelayanan karunia kenaikan yang telah beroperasi di tengah-tengah gereja
(jemaat) sejak ditetapkannya rasul Paulus.
Dalam bagian pembelajaran kita ini, kami mengemukakan bahwa Elohim telah mempercayakan
pemeliharaan kerajaan-Nya kepada suatu administrasi para utusan-bangsawan. Mereka menjalankan
kepengurusan dari milik kepunyaan dan otoritas Kristus dengan setia untuk memperlengkapi orangorang kudus untuk pekerjaan pelayanan. Mereka memperlengkapi orang-orang kudus dengan
memberikan mina dan talenta. Administrasi kerasulan ini terhubung dengan tangan kanan Kristus
sebagai sumber dari minyak baru. Pembahasan praktis kita dalam bab berikut akan menggambarkan
bagaimana para utusan yang berjalan ini menegakkan suatu administrasi supaya orang-orang percaya
menerima mina dan talenta dalam rumah-rumah, kota-kota dan wilayah-wilayah kaki dian.
Yesus berkata bahwa kerajaan sorga sama seperti: seseorang pergi menaburkan, seseorang menaburkan
benih yang baik, biji sesawi, ragi, harta yang terpendam di ladang, seorang pedagang mencari mutiara
yang indah, sebuah pukat yang dilabuhkan di laut, seorang kepala dari sebuah rumah, seorang raja yang
meminta pertanggungjawaban, seorang tuan ladang, seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin
untuk anak laki-lakinya, budak-budak menantikan tuan mereka untuk kembali dari suatu perjamuan
kawin, sepuluh gadis, seseorang yang mengadakan perjalanan dan mempercayakan talenta kepada
budak-budaknya, dan seorang bangsawan yang memberikan mina kepada budak-budak-Nya sebelum
pergi ke suatu negeri yang jauh untuk menerima suatu kerajaan untuk dia sendiri. Kita akan
memperhatikan, secara khusus, perumpamaan tentang mina dan talenta, karena perumpamaan ini
menggambarkan partisipasi kita dalam kerajaan Elohim sebagai anak, budak, imam dan diaken. Dan
1Tes 5:1-2
Mat 13:11
23 1Kor 15:24
Luk 17:20-21
Mat 12:28
26 Why 1:13
Kol 3:1
4:1
21
24
27
22
25
28 1Kor
16
kami akan mengilustrasikan pengajaran Yesus mengenai rahasia kerajaan, dengan menggunakan rasul
Paulus sebagai contoh. Ketika dia mendirikan administrasi kaki dian di berbagai wilayah, dia
mempraktekkan segala yang Yesus ajarkan tentang kerajaan Elohim.
Konsep Paulus tentang kerajaan
Kita bisa yakin bahwa Paulus memahami sifat retorikal dari pertanyaan Yesus, ‘Seumpama apakah hal
Kerajaan Elohim dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?’29 Kitab Kisah Para Rasul ditulis
oleh Lukas, sang tabib, yang menemani Paulus sebagai rekan kerjanya.30 Kitab Kisah Para Rasul dimulai
dengan pernyataan, ‘Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan
dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulangulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Elohim’.31 Yesus mengatur
pola untuk administrasi kerajaan ketika Dia mengirimkan kedua belas dan ketujuh puluh murid
mendahului Dia ke setiap tempat yang akan Dia kunjungi.32 Yesus mengirim mereka ‘dua’ dengan ‘dua’.
Paulus memahami praktek model ‘dua’ ini sebagai pelayanan karunia kenaikan rasul dan nabi. Kita
ingat bahwa rasul Paulus pertama kali melakukan perjalanan dengan nabi Barnabas dan kemudian
dengan nabi Silas. Dengan cara yang sama di mana Yesus ‘mengutus mereka untuk memberitakan
Kerajaan Elohim dan untuk menyembuhkan orang’, Dia juga mengirimkan Paulus ‘jauh dari sini kepada
bangsa-bangsa lain’ untuk menerima suatu kerajaan.33
Pada perjalanan pertamanya, Paulus mendorong murid-murid yang baru untuk bertekun dalam iman,
demikian, ‘Untuk masuk ke dalam Kerajaan Elohim kita harus mengalami banyak sengsara’.34 Sebelum
dia mundur ke sekolah Tiranus, Paulus masuk sinagog dan berbicara dengan berani selama tiga bulan,
berusaha meyakinkan mereka tentang kerajaan Elohim.35 Sampai hari terakhirnya, Paulus terus
bertemu dengan pimpinan orang Yahudi, bahkan selama penahanannya di Roma. Para pemimpin ini
datang kepada Paulus pada hari yang ditentukan ‘dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia
menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Elohim; dan berdasarkan
hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung
dari pagi sampai sore’.36
Lukas mencatat, ‘Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya. Maka
bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka.’37 Ketika mereka pergi, Paulus
mengutip Yesaya, demikian, ‘Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan
mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.’38 Dalam
kejadian ini, orang-orang Yahudi pergi ‘dengan banyak perbedaan paham antara mereka. Dan Paulus
tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang
kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Elohim dan
mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus’.39
Pendayung tingkat bawah
Dalam Injil Yohanes, Yesus membuat dua pernyataan yang membantu tentang kerajaan Elohim. Dia
berkata kepada orang Farisi, ‘Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan
dari dunia ini’.40 Selanjutnya, Pontius Pilatus bertanya kepada Yesus apakah Dia Raja orang Yahudi,
Dia menjawab, ‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku
Luk 13:18
Kol 4:14. 2Tim 4:11. Flm 1:24
31 Kis 1:3
32 Luk 10:1
Luk 9:2. Kis 22:21
Kis 14:22
35 Kis 19:8
36 Kis 28:23
Kis 28:24-25
28:26
39 Kis 28:29-31
40 Yoh 8:23
29
33
37
30
34
38 Kis
17
bukan dari sini’.41 Kita bisa menyimpulkan bahwa kegerakan gereja apapun yang mencoba
mempromosikan injil melalui agenda-agenda politik atau forum-forum sekuler lainnya bukanlah
bagian dari kerajaan Elohim. Para pemimpin yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini bukanlah bagian
dari administrasi kerasulan yang sejati. Sifat dari kerajaan tidak akan pernah menjadi suatu inisiatif
militer atau politik. Orang-orang yang menjalankan otoritas sesungguhnya dalam kerajaan tidak
berjuang menurut daging.
Kata Yunani yang Yesus gunakan ketika Dia berkata, ‘Hamba-hamba-Ku telah melawan (terj. Bhs. Ing.
‘My servants would be fighting’ artinya ‘hamba-hamba-Ku akan berjuang’)’ secara harfiah berarti ‘pendayung
tingkat bawah’. Rasul Paulus menganggap dirinya sebagai seorang pendayung tingkat bawah, seorang
pelayan dari rahasia Elohim.42 ‘Rahasia Elohim’ menyingkapkan pewahyuan mengenai Perjanjian
Elohim ketika perjanjian itu diwujudkan dalam waktu. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
‘Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Elohim’.43 Ketika Yesus hidup di bumi, cara administrasiNya adalah menunjuk dua belas murid dan kemudian tujuh puluh murid, mengutus mereka
mendahului Dia ke setiap tempat yang akan Dia kunjungi.44 Itulah struktur bagaimana kerajaan Elohim
beroperasi. Kedua belas rasul Anak Domba adalah pendayung tingkat bawah. Kepada mereka
diberikan pengetahuan tentang rahasia kerajaan Elohim.
Separuh bagian pertama dari kitab Kisah Para Rasul menggambarkan kegiatan dari para pendayung
sebagai pemelihara administrasi Kristus. Ketika kerajaan Elohim berkembang dan orang-orang percaya
bertambah jumlahnya setiap hari, kedua belas rasul menunjuk diaken-diaken untuk memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhan praktis dari orang-orang yang ada dalam jemaat. Ketika administrasi para
diaken menjadi efektif, kedua belas rasul memberikan diri mereka untuk berdoa dan pelayanan
firman.45 Kita perhatikan bahwa pada zaman Yesus, kerajaan-Nya tidak datang dalam kuasa ‘seketika’.
Tetapi, Dia naik ke sebelah kanan Bapa dan menegakkan suatu administrasi kerasulan untuk mengurus
karunia-karunia dan otoritas-Nya. Paulus menulis kepada jemaat Efesus, ‘Tatkala Ia naik ke tempat
tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia … Dan
Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun
gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.’46 Permulaan dari administrasi kerasulan dituliskan
dalam kitab Kisah Para Rasul pasal tiga belas.
Dalam pasal ini, kita melihat suatu transisi dalam administrasi kerajaan Elohim. Roh Kudus berkata,
‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka’.47 Sejak
hari itu, para rasul dan nabi aktif sebagai suatu administrasi karunia kenaikan di tangan kanan Kristus.
Amanat agung yang telah diberikan kepada dua belas rasul, sekarang akan digenapi oleh suatu
administrasi karunia kenaikan. Yesus berkata kepada kedua belas rasul, ‘Sama seperti Bapa mengutus
Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu’.48 Mandat ini sekarang telah diperpanjang kepada
para rasul dan nabi, yang adalah ‘pendayung tingkat bawah’, di sepanjang zaman gereja. Meskipun
Paulus bukan salah satu dari kedua belas murid, ia menggambarkan dirinya sebagai seorang ‘saksi
mata’ dari pelayanan Yesus. Lukas menulis dalam Injilnya, ‘Banyak orang telah berusaha menyusun
suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan
kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman’. 49 Kita bisa
menghargai para penulis Injil sebagai ‘saksi mata’ karena mereka berjalan bersama dengan Yesus selama
pelayanan-Nya di bumi. Jika Paulus menjadi seorang ‘saksi mata’ dari rahasia kerajaan sorga, kita bisa
menyimpulkan bahwa dia pastilah telah menerima sesuatu secara langsung dari Anak Manusia. Dia
Yoh 18:36
1Kor 4:1
43 Mrk 4:11
Luk 10:1
Kis 6:2-4
46 Ef 4:8,11-12
Kis 13:2
20:21
49 Luk 1:1-2
41
44
47
42
45
48 Yoh
18
adalah seorang rasul karunia kenaikan di dalam tangan Kristus. Dia menjadi seorang pemelihara dan
pengurus dari firman tentang salib. Paulus memberi kesaksian bahwa Tuhan berkata kepadanya, ‘Aku
menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan [pendayung tingkat bawah]
dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan
Kuperlihatkan kepadamu nanti’.50
Yesus berbicara kepada kedua belas murid demikian, ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui
rahasia Kerajaan Sorga’.51 Dalam pasal yang sama dari kitab Matius ini, Dia berkata, ‘Anak Manusia
akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan (terj. Bhs. Ing. ‘gather out’
artinya ‘mengumpulkan keluar’) segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan
kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya’.52 Kita bisa mengajukan pertanyaan, ‘Siapakah malaikat-malaikatNya?’ Dalam kitab Wahyu, Tuhan menujukan ketujuh surat-Nya ‘kepada malaikat’ dari setiap gereja
kaki dian. Malaikat-malaikat ini adalah para utusan ‘angelos’ di dalam tangan kanan Kristus.53 Dalam
penglihatannya, Yohanes melihat Yesus berjalan di tengah-tengah gereja-gereja (jemaat) kaki dian,
namun kita tahu Dia duduk di sebelah kanan Bapa.54 Maksud kami di sini adalah ini. Ketika Dia naik
dan memberikan karunia-karunia kepada manusia, Yesus menegakkan suatu administrasi kerasulan
untuk menjalankan otoritas dan pemerintahan mewakili Dia. Ketika kita melihat Kristus berjalan di
antara gereja-gereja (jemaat), kita sedang melihat administrasi keimamatan-Nya karena Dia telah
memberikan milik kepunyaan-Nya kepada para utusan karunia kenaikan. Para utusan kerasulan ini
mengawasi administrasi-Nya sementara mereka tetap berada di dalam tangan Kristus. Ini memberikan
makna yang mendalam untuk perkataan Yesus, ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat (terj. Bhs.
Ing. ‘at hand’ artinya ‘di dalam tangan’)!’55
Perumpamaan tentang pohon ara
Jelas, kerajaan Elohim tidak akan dinyatakan segera. Kita mengamati dalam Kitab Suci bahwa kerajaan
Anak Manusia akan dinyatakan dalam empat tahap. Tahap pertama menggambarkan keseluruhan
zaman gereja. Tahap ini dimulai setelah Yesus naik ke tempat tinggi dan memberikan karunia-karunia
kepada manusia. Ketika murid-murid-Nya menanyakan tanda kedatangan-Nya, Yesus berbicara
panjang lebar mengenai ‘tanda akhir zaman’ dan ‘tanda Anak Manusia’.56 Dia memperingatkan muridmurid-Nya tentang permulaan sakit bersalin dan menggambarkan peristiwa-peristiwa dunia yang
akan mendahului akhir zaman.
Yesus melanjutkan, ‘Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia … Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang
pada saat yang tidak kamu duga.’57 Kitab Kejadian mencatat bahwa keadaan kejatuhan umat manusia
membuat Tuhan menyesal pernah menciptakan mereka.58 Tuhan melihat bahwa ‘kejahatan manusia
besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata’.59
Untuk menjelaskan referensi-Nya kepada zaman Nuh, Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk
mempelajari perumpamaan tentang pohon ara. Dia menyamakan pohon ara, dan perubahan warna
daunnya, dengan tanda akhir zaman. Kita membaca dalam kitab Matius pasal dua puluh empat,
‘Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan
mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat
semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu’.60
50
54
58 Kej
51
Kis 26:16
Mat 13:11
52 Mat 13:41
53 Why 1:16
55
Mzm 110:1
Mat 4:17
56 Mat 24:3,30
57 Mat 24:37,44
59
19
6:6-7
Kej 6:5
60 Mat 24:33
Dengan menggunakan bahasa kiasan ini, kami akan menunjukkan bahwa warna dari daun pohon ara
berubah pada zaman kita. Kita hidup dalam suatu zaman di mana pemerintahan dunia ini mulai
menyusun serangan dengan skala penuh terhadap kekristenan. Salah satu karakteristik yang
dikatakan mengenai penurunan moral masyarakat kita adalah penggantian sikap netral terhadap
gereja dengan permusuhan secara terbuka. Injil dan orang-orang yang mengatur kehidupan mereka
sesuai dengan injil, semakin disingkirkan. Inilah yang Tuhan maksudkan ketika Dia mengatakan
perumpamaan tentang bangsawan yang ‘berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan
menjadi raja di situ (terj. Bhs. Ing. ‘to receive a kingdom for himself’ artinya ‘untuk menerima suatu kerajaan bagi
dirinya sendiri’) dan setelah itu baru kembali’.61 Yesus melanjutkan, ‘Akan tetapi orang-orang
sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak
mau orang ini menjadi raja atas kami.’ 62 Kebencian terhadap gereja dan suatu keengganan yang terangterangan untuk menerima injil Yesus Kristus semakin meningkat. Kita harus tetap setia dalam
pekerjaan kita sebagai budak di bawah keadaan-keadaan ini. Orang-orang yang terus setia untuk
melakukan pekerjaan kebenaran dalam rumah Elohim akan dilepaskan dari penghakiman Anak.
Dengan cara yang sama, Nuh setia pada generasinya dan mendapatkan kasih karunia di mata Tuhan. 63
Gereja adalah konteks bagi anak-anak Elohim untuk melakukan pekerjaan yang dipersiapkan untuk
mereka. Gereja adalah tubuh Kristus dan rumah Anak.
Kita menerima suatu kerajaan
Paulus menuliskan kepada orang Ibrani demikian, ‘Kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan’.64
Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa kerajaan Elohim memiliki suatu realita yang nyata bagi kita
di sini dan saat ini. Oleh karena itu, rasul Yohanes memperkenalkan dirinya dalam kitab Wahyu
sebagai seorang ‘sekutu (sesama orang-orang yang turut mengambil bagian)’ dari kerajaan Elohim.65
Inisiatif dari administrasi kerasulan untuk ‘berjalan’ dan memproklamirkan injil, bersama-sama
dengan pemulihan ekonomi persembahan, menegakkan suatu bangsa imam-raja yang menerima
kerajaan Elohim.66 Kristus menggunakan administrasi-Nya untuk membangun gereja-Nya sebagai
kerajaan Elohim. Gerbang maut (Hades) tidak akan menguasainya.67 Pada hari-hari terakhir ini, kita
menyaksikan suatu perubahan besar. Kita memasuki periode yang Kitab Suci sebut ‘kegenapan waktu’,
dan Tuhan menegakkan suatu administrasi yang sesuai untuk kegenapan waktu. Tujuan administrasi
ini adalah ‘mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun
yang di bumi’.68 Ada suatu hari di depan kita di mana kerajaan Elohim ini akan sepenuhnya ditegakkan.
Nabi Daniel menyatakan, ‘Sesudah itu orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi akan menerima
pemerintahan, dan mereka akan memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal
selama-lamanya’.69
Tahap ketiga dari kerajaan terjadi selama ‘akhir zaman’. Perubahan ini digambarkan dalam kitab
Wahyu pasal empat. Hal ini ditandai dengan Singa dari suku Yehuda berdiri. Nabi Daniel
menggambarkan periode dalam waktu ini demikian, ‘Tetapi pada zaman raja-raja, Elohim semesta
langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan
tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan
menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya’.70 Ayat ini
menggambarkan penggenapan akan kerajaan yang tidak tergoncangkan yang sedang ditegakkan dalam
waktu kita. Ketika Daniel merujuk kepada ‘raja-raja’, dia berbicara tentang sepuluh tanduk pada
binatang merah ungu yang digambarkan dalam kitab Wahyu.71 Dia bernubuat tentang sepuluh raja,
Luk 19:12
Luk 19:14
63 Kej 6:9. Mat 24:37-39
64 Ibr 12:28
Why 1:9
Why 1:6
67 Mat 16:18
68 Ef 1:9-10
Dan 7:18
Dan 2:44
71 Why 17:3
61
65
69
62
66
70
20
atau para pemimpin dari kelompok bangsa-bangsa, dalam kerajaan dunia ketujuh yang terbentuk
sepenuhnya. Tahap keempat dari kerajaan digambarkan dalam kitab Wahyu di mana kita membaca,
‘Sekarang telah tiba …pemerintahan Elohim kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya (terj. Bhs. Ing.
‘the kingdom of our God and the authority of His Christ’ artinya ‘kerajaan Elohim kita dan otoritas Kristus-Nya’)’.72
Perumpamaan tentang penabur
Sekarang kita akan memperhatikan titik permulaan dari kerajaan bagi seorang pribadi secara individu.
Ketika Yesus memulai pengajaran-Nya tentang kerajaan Elohim, Dia memulai dengan perumpamaan
tentang penabur. Ini adalah pelajaran mendasar. Yesus berkata, ‘Tidakkah kamu mengerti
perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang
lain?’73 Yesus mengatakan bahwa rahasia kerajaan Elohim ada di dalam perumpamaan-perumpamaan.
Jika seseorang tidak memiliki hati yang diregenerasi, mereka tidak bisa menerima firman Elohim.
Mereka tidak bisa menangkap janji-janji Elohim yang berharga dan sangat besar.74 Rahasia ini
diberikan kepada murid-murid yang melayani firman Elohim kepada orang-orang yang telah datang ke
dalam rumah-Nya. Namun, ketika seseorang mendengarkan firman kerajaan dan tidak memahaminya,
datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu.75
Kitab Suci menyatakan bahwa jika seorang individu mau masuk kerajaan Elohim, dia harus
menegosiasikan berbagai aspek status anak, hal mengenai budak, keimamatan dan menjadi diaken.
Status anak dibahas dalam perumpamaan tentang penabur. Kita membaca dalam Injil Matius, ‘Adalah
seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir
jalan … Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu … Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, ... Dan
sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, ada yang tiga puluh kali lipat’.76 Berbagai jenis ‘tanah’ ini menggambarkan kondisi hati seseorang.
Kesulitan yang dialami dengan tanah pinggir jalan, berbatu-batu dan semak duri mengilustrasikan
potensi masalah yang seseorang harus taklukkan untuk menjadi tanah yang baik. Untuk tujuan
pembelajaran kita, kita akan fokus pada dua titik aplikasi. Pertama, apa yang digambarkan oleh benih
dalam kaitannya dengan kerajaan. Dan kedua, kita akan memperhatikan bagaimana pertumbuhan dari
kerajaan disimbolkan dengan tuaian yang dihasilkan dalam tanah yang baik.
Benih
Benih menggambarkan injil tentang salib Kristus yang diproklamirkan oleh suatu administrasi utusan.
Pada tingkat pertama, benih merujuk kepada Kristus sebagai Benih/KeturunanAbraham.77 Pada
tingkat kedua, benih adalah firman Kristus.78 Ini adalah fokus utama dari pengajaran Yesus. Berita
penting dari perumpamaan ini menggambarkan kemampuan seseorang untuk menghasilkan buah
dalam meresponi firman yang masuk ke dalam tanah hati mereka.79 Pekerjaan dari administrasi Kristus
adalah menabur secara rohani dan menuai secara materi supaya ada penyediaan dalam rumah Elohim.80
Ini menjelaskan maksud perkataan Paulus kepada jemaat di Galatia. Dia berkata, ‘Dan baiklah dia, yang
menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya (terj. Bhs. Ing. ‘all good
things’ artinya ‘semua hal yang baik’) dengan orang yang memberikan pengajaran itu.’81 Kata ‘baik (good)’
dan ‘hal (things)’ adalah kata Yunani yang sama. Ini adalah kata yang sama yang digunakan dalam
perumpamaan orang kaya yang merombak lumbung-lumbungnya dan mendirikan lumbung yang lebih
besar untuk semua ‘barang-barangnya (goods)’.82 Orang dalam perumpamaan itu bodoh karena dia
tidak menyadari jiwanya akan diambil darinya pada malam itu juga.83 Firman memperlengkapi kita
Why 12:10
Mrk 4:13
74 2Ptr 1:4
75 Mat 13:19
Mat 13:3-8
Gal 3:16
78 Luk 8:11
79 Mat 13:23
1Kor 9:11
Gal 6:6
82 Luk 12:16-19
83 Luk 12:20
72
76
80
73
77
81
21
untuk berhasil. Firman membuat kita menghasilkan buah untuk kerajaan Elohim. Kita tidak
mengumpulkan kekayaan untuk memuaskan ketamakan kita sendiri.
Dalam Kitab Suci, ‘benih’ digunakan untuk menggambarkan bagaimana kodrat ilahi ditaburkan ke
dalam tanah hati kita. Benih bertunas dan mati sebelum menghasilkan suatu tuaian. Proses ini
menjelaskan mengapa perumpamaan tentang penabur adalah hal yang mendasar untuk memahami
cara kerja kerajaan. Ketika Kristus memberikan karunia-karunia kepada para utusan, Dia memberikan
sumber-sumber-Nya sebagai benih. Kemampuan ini milik Dia dan dimaksudkan untuk perkembangan
kerajaan-Nya. Karena kita telah diregenerasi (mengalami permandian kelahiran kembali), benih firman
dapat masuk ke dalam hati kita. Benih ini ‘kecil’ dan orang-orang yang menerima benih ini adalah yang
‘terkecil’. Kitab Suci menginstruksikan kita untuk menjaga, dan memperhatikan yang terkecil karena
ketika kita melakukannya, kita memperhatikan Kristus Sendiri.84 Ketika seorang utusan pertamatama memproklamirkan injil kepada seorang tidak percaya, air regenerasi diberikan.85 Tuhan
memberikan mereka hati yang baru dan roh yang baru supaya mereka mampu menerima firman sebagai
benih.86 Ketika mereka menerima firman, mereka menerima penabur dari benih itu.
Regenerasi hati kita dimulai ketika kita meresponi proklamasi nama kita. Nama kita diproklamirkan
dalam firman tentang salib, tetapi belum diberi kuasa hingga kita masuk ke dalam tubuh Kristus dan
menerima mina. Kita akan membahas perumpamaan tentang mina sesaat lagi. Tindakan pertama dari
Elohim adalah memulihkan kita kepada iman status anak. Kita ‘dilahirkan kembali’ oleh pembasuhan
regenerasi, dan kemanusiaan kita dipulihkan. Kita menerima roh adopsi yang mewujudkan dirinya
sebagai kehendak dan motivasi untuk menjadi seorang anak Elohim. Kita begitu terdorong untuk
berlari kepada Kristus.87 Ketika kita dibaptiskan ke dalam Kristus, kita bersatu dengan Dia dalam
kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya. Ini adalah baptisan-Nya.88 Setelah kita mengenakan
Kristus melalui baptisan, Bapa mengirimkan Roh Anak-Nya ke dalam hati kita untuk berseru, ‘Ya
Abba! Ya Bapa!’89 Kita dilahirkan dari atas sebagai anak-anak Elohim dan anak-anak kerajaan. Dalam
kitab Matius pasal yang sama, Yesus melanjutkan dengan mengajarkan perumpamaan tentang seorang
yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.90 Ini adalah cara yang ketiga untuk kita bisa
mengamati arti benih. Dalam perumpamaan ini, benih menggambarkan anak-anak kerajaan yang telah
datang ke dalam Kristus dan menerima mina.
Administrasi kerasulan adalah perwakilan dari Anak Manusia. Administrasi ini menaburkan karuniakarunia rohani. Karunia-karunia ini disimbolkan sebagai mina dan talenta dalam perumpamaanperumpamaan, dan mina dan talenta ini ditaburkan ke dalam hati anak-anak dalam kerajaan. Nama,
kemampuan dan pekerjaan dari setiap anak Elohim tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba dan
diberdayakan oleh sumber-sumber dari Kristus. Yesus menyamakan orang-orang yang menolak untuk
menerima benih kodrat ilahi, dengan lalang yang ditaburkan si jahat. Dia katakan, ‘Anak Manusia akan
menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan (terj. Bhs. Ing. ‘gather out’ artinya
‘mengumpulkan keluar’) segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan
dari dalam Kerajaan-Nya’.91 Dia menggambarkan pekerjaan para utusan angelos-Nya. Mereka harus
mengeluarkan dari administrasi-Nya semua yang menolak untuk menerima firman Kristus sebagai
benih.
Menerima kerajaan seperti seorang anak kecil
Yesus berkata, ‘Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab
orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Elohim. Aku berkata kepadamu:
Mat 25:40
Tit 3:1-8
86 Yeh 36:26
Kis 8:36
12:50
89 Gal 3:27. Gal 4:6
84
87
90
85
88 Luk
91
22
Mat 13:24-30
Mat 13:41
Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Elohim seperti seorang anak kecil, ia tidak akan
masuk ke dalamnya.’92 Yesus mengatakan kepada kita bagaimana kita menerima kerajaan Elohim dan
bagaimana kita masuk kerajaan Elohim. Kita diingatkan bahwa bangsa Israel menyunat setiap anak
laki-laki pada hari kedelapan.93
Sunat menyimbolkan pemotongan daging dan masuknya mereka dalam Perjanjian Elohim. Sunat
membawa anak-anak manusia masuk ke dalam kerajaan Elohim. Bagi kita, kita perlu bersatu dengan
sunat Kristus, yaitu ‘bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia’, untuk masuk ke dalam
pelayanan keimamatan kerajaan.94 Kita memerlukan darah perjanjian, yang adalah hidup Kristus,
untuk membersihkan hati nurani kita dari pekerjaan yang sia-sia (mati) supaya kita bisa melayani
Elohim yang hidup.95
Ketika kita bersatu dengan sunat Kristus yang bukan dilakukan oleh manusia, firman Elohim
memotong daging dan kita berhenti dari hal-hal yang kekanak-kanakan. Kita berhenti dari susu supaya
kita bisa mengambil bagian dalam daging/makanan keras dari firman.96 Bagi orang Israel, pemotongan
daging menyimbolkan bahwa seseorang yang telah disunat diterima, tubuh, jiwa dan roh, ke dalam
kerajaan. Daging mereka dipelihara oleh sunat. Ini artinya bahwa setiap anak Elohim yang diadopsi
dapat berdiam dengan aman dalam bagian yang telah ditentukan bagi mereka; yaitu pekerjaan mereka
dan hari-hari mereka. Seperti Raja Daud, kita diberikan kesempatan untuk memenuhi pekerjaan unik
kita dalam generasi kita.97
Sunat
Sunat menggambarkan pemotongan daging kita dan inisiatif-inisiatif yang terkait dengan daging.
Nama kita dan kemampuan-kemampuan yang selaras dengan penentuan kita, diproklamirkan melalui
proses ini. Ketika kita disunat, Bapa memproklamirkan substansi dari siapa kita yang Dia telah
tentukan sejak semula untuk kita jadi. Nama, kemampuan dan pekerjaan kita dihidupkan sesuai
dengan apa yang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Inilah artinya menerima mina. Kita bisa
mendefinisikan ‘mina’ sebagai firman iman yang datang kepada kita untuk memberdayakan nama dan
kemampuan kita. Mina menjadi suatu ukuran otoritas, sesuai dengan nama, yang kita jalankan di
dalam kerajaan Elohim.
Ketika seorang utusan memproklamirkan firman Elohim kepada kita, kemampuan kita dipulihkan.
Dengan cara ini, kita bisa mengidentifikasi seorang utusan Kristus yang sejati. Mereka memberikan
karunia-karunia rohani yang menjadi kemampuan bagi orang-orang percaya untuk memenuhi
kehendak Elohim. Paulus mengekspresikan mandatnya sebagai seorang utusan kerasulan dalam
suratnya kepada jemaat Roma. Dia katakan, ‘Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia
rohani kepadamu guna menguatkan kamu’.98 Pekerjaan dari administrasi Kristus adalah
memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan pelayanan, melalui proklamasi firman iman.
Setelah menerima mina, Kitab Suci menginstruksikan kita untuk ‘menyibukkan diri kita’ dengan
menunjukkan aplikasi kerajinan (sungguh-sungguh bertekun) terhadap kemampuan kita. Mina
memberikan kita otoritas untuk melakukan segala yang ada dalam nama kita. Jika kita dengan
sungguh-sungguh bertekun menerapkan diri kita sesuai dengan mina, maka kita akan menerima
talenta untuk menghasilkan buah untuk kerajaan Elohim. Kita akan membahas simbol mina dan
talenta dalam bab berikutnya.
Mrk 10:14-15
Im 12:3
94 Kol 2:11
Ibr 9:14
Yes 28:9
97 Kis 13:36
92
95
93
96
98 Rm
23
1:11
24
BAB 3
Mina dan budak
Setelah masuk ke dalam Perjanjian Kekal dari status anak melalui proses sunat, anak-anak Elohim
harus menjadi budak-budak Elohim. Anggota-anggota kerajaan Elohim harus mempersembahkan
tubuh mereka sebagai suatu korban yang hidup.1 Mereka menjadi budak-budak Kristus, dengan rela
mengatur kehidupan mereka dalam iman bahwa mereka adalah milik kepunyaan-Nya. Pengaturan
kembali ini diaplikasikan kepada setiap aspek kehidupan orang percaya, termasuk prioritas-prioritas,
perilaku, waktu, budaya, keuangan, dan pendekatan hubungan mereka. Salah satu penyataan penutup
dalam kitab Wahyu berkata, ‘hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya (terj. Bhs. Ing. ‘His slaves
will priest Him’ artinya ‘budak-budak-Nya akan menjadi imam bagi Dia’)’.2 Pernyataan tanpa batas waktu ini
mendefinisikan sifat dari kerajaan Elohim dalam zaman kita, dan dalam langit dan bumi yang baru.
Kita harus menerima hal menjadi budak sebagai cara hidup kita.
Perumpamaan tentang tuan tanah yang pagi-pagi benar keluar
Yesus menggunakan perumpamaan tentang tuan tanah untuk menunjukkan kerendahan hati dari
budak-budak yang setia. Dia berkata, ‘Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah
yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat
dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.’ 3
Tuan tanah ini kemudian mengupah pekerja-pekerja lain di waktu yang berbeda sepanjang hari itu.
Terlepas dari waktu mereka mulai bekerja, mereka semua menerima satu dinar. Kita membaca,
‘Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi
merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungutsungut kepada tuan itu … Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku
tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? … Tidakkah aku bebas
mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?’4
Ketika Tuhan menebus kita, kita diberikan suatu kesempatan untuk melayani Dia sebagai seorang
budak dalam rumah-Nya. Baik undangan maupun sumber-sumber untuk melakukan hal ini datang
dari tangan-Nya. Dia memberikan kita mina. Yesus menyimpulkan perumpamaan ini dengan berkata,
‘Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang
terakhir’.5 Murid-murid Kristen bukanlah perbudakan masa lalu yang ditingkatkan. Sikap seorang
budak adalah dasar untuk belajar menjadi diaken dan menerima suatu kepengurusan (penatalayanan).
Perumpamaan ini mengingatkan kita tentang bangsa Israel yang ‘bersungut-sungut’ ketika Tuhan
1
2
Rm 21:1
Why 22:3
3
4
Mat 20:1-2
Mat 20:9-15
5
25
Mat 20:16
memimpin mereka melalui padang gurun.6 Elohim tidak berkenan dengan sikap mereka. Rasul Paulus
menuliskan, ‘Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan
jatuh’.7
Yesus menginstruksikan kita untuk menunjukkan kesetiaan dalam apa yang menjadi milik orang lain.8
Kesetiaan ini adalah karakteristik utama dari seorang budak karena seorang budak, secara definisi,
tidak memiliki apapun. Di seluruh dunia, suatu masalah yang kronis dalam gereja saat ini adalah
kurangnya persekutuan yang murni dalam persembahan Kristus. Sangat sedikit orang yang siap untuk
menjadi budak dalam administrasi Kristus. Orang-orang disibukkan dengan pelayanan mereka sendiri,
ekspresi mereka sendiri, kesempatan mereka sendiri, dan pengakuan mereka sendiri. Hal ini
mengindikasikan bahwa sangat sedikit gereja yang memiliki hubungan atau penundukan yang murni
kepada administrasi kerasulan Kristus.
Dengan darah-Nya sendiri, Yesus Kristus telah ‘membeli mereka bagi Elohim dari tiap-tiap suku dan
bahasa dan kaum dan bangsa’.9 Ketika kita masuk ke dalam Kristus, kita mempersembahkan anggotaanggota tubuh kita sebagai budak-budak kebenaran.10 Kita telah ‘dimerdekakan dari dosa dan …
menjadi budak Elohim’.11 Ketika kita dibaptiskan ke dalam nama Yesus Kristus, ‘surat hutang, yang
oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita’ telah dihapuskan. Karena kita
bersekutu dalam kematian-Nya, kita tahu oleh iman bahwa surat hutang telah dipakukan di kayu salib
bersama Kristus.12 Kitab Suci mengatakan kepada kita bahwa Yesus Kristus mengosongkan diri-Nya
untuk menjadi budak Bapa.13 Kerendahan hati-Nya sebagai seorang budak ditunjukkan oleh ketaatanNya. Sama halnya juga, kita harus merangkul ketaatan seperti budak ini. Kita ingat perkataan Yohanes,
‘Sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini’.14 Kita juga ingat perkataan Paulus kepada jemaat
Korintus. Dia menuliskan, ‘Atau tidak tahukah kamu, bahwa … kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab
kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Elohim dengan tubuhmu!’15
Paulus menggambarkan realita kehidupan sebagai suatu korban bakaran yang berkenan. Kita
sepenuhnya, dengan bebas, dengan rela, dan terus-menerus diberikan kepada Elohim sebagai budakbudak untuk melakukan kehendak-Nya. Ketaatan kepada firman menjadi satu-satunya cara yang
berkenan dalam kerajaan Elohim.
Budak-budak dari bangsawan
Ketika kita menjadi orang-orang yang berpartisipasi dalam administrasi Kristus, kita menjadi budakbudak dari para utusan-bangsawan itu, yang telah menerima otoritas dari Kristus.16 Paulus menuliskan
kepada jemaat Korintus demikian, ‘Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hambahamba (pendayung tingkat bawah) Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Elohim’.17 Dengan
kata lain, penundukan kita yang bisa dilihat kepada Kristus sebagai Tuan akan terbukti dengan
ketaatan kita kepada para utusan-Nya. Kami bukan menyarankan bahwa kita seharusnya menjadi
budak-budak dari agenda manusia. Tuhan menegor jemaat Pergamus karena membiarkan beberapa
orang yang berpegang pada ajaran Nikolaus. Para utusan ini menindas umat Elohim dengan melakukan
tradisi-tradisi manusia. Mereka menguasai, dan mendominasi orang-orang kudus Elohim karena
tradisi-tradisi manusia merebut otoritas dan kasih karunia dalam kerajaan Elohim.
Ketika jemaat berada di bawah pengaruh ini, anggota-anggota gereja tidak dapat ‘mengangkat kepala
mereka’. Mereka tidak bisa melayani Elohim sesuai dengan inisiatif iman mereka. Para utusan Nikolaus
adalah budak-budak yang jahat yang memukul sesama budak, serta makan dan minum dengan
1Kor 10:10
1Kor 10:12
8 Luk 16:12
9 Why 5:9
Rm 6:19
Rm 6:22
12 Kol 2:14
13 Flp 2:7
1Yoh 4:17
1Kor 6:19-20
16 Flm 1:16. 1Tim 6:2
17 1Kor 4:1
6
10
14
7
11
15
26
pemabuk-pemabuk.18 Kita tunduk kepada otoritas dan kasih karunia yang diberikan kepada sesama
budak dan pewaris dalam kerajaan, karena mereka memproklamirkan firman iman kepada kita. Rasul
Paulus memenuhi syarat bagi kerasulan dan otoritasnya terhadap jemaat di Korintus, demikian, ‘Bukan
karena kami mau memerintahkan apa yang harus kamu percayai, karena kamu berdiri teguh dalam
imanmu. Sebaliknya, kami mau turut bekerja untuk sukacitamu’.19
Budak-budak di dalam rumah
Budak-budak yang setia dan bijaksana
Setiap budak dalam rumah Anak memiliki pekerjaan yang berbeda yang harus dia lakukan dengan
bertanggung jawab. Namun, ada kualitas-kualitas yang sama yang setiap anak Elohim harus miliki
untuk menjadi seorang budak yang setia dan bijaksana. Karakteristik ini sama dengan sikap seorang
yang setia dalam perkara sedikit dan setia dalam perkara kecil. Yesus bertanya, ‘Siapakah hamba yang
setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya [rumahnya] untuk memberikan
mereka makanan pada waktunya?’20 Bagi seorang budak, untuk mengusahakan mina mereka dengan
rajin, pertama-tama mereka harus menegosiasikan perihal mengosongkan diri. Paulus berkata tentang
Yesus, ‘Tidak menganggap kesetaraan dengan Elohim itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang budak’.21 Seorang budak
yang memahami ‘mengosongkan’, akan memberi diri sepenuhnya untuk pekerjaan yang tuan mereka
telah tugaskan kepada mereka. Mereka tidak akan mendua hati dan berusaha untuk memenuhi agenda
mereka sendiri. Dan mereka tidak akan disibukkan untuk mendapatkan pengakuan dan ambisi
pribadi. Kedua, Yesus mengajarkan bahwa seorang budak harus menjadi diaken bagi semua.22 Kita
akan membahas perihal ‘menjadi diaken’ lebih lanjut dalam bab berikutnya. Ketiga, seorang budak
harus memahami pemuridan. Yaitu, mereka adalah orang-orang yang bisa diajar dan dilatih, dan
mereka bisa melatih yang lain. Karakteristik terakhir yang akan kami sebutkan disini, berhubungan
dengan keimamatan. Seorang budak yang setia dan bijaksana akan mengatur hidup mereka sehingga
mereka tanpa diragukan akan membawa buah dari pekerjaan mereka dan pertambahan kepada
mezbah perjamuan, sebagai persembahan.
Kata Yunani yang telah diterjemahkan sebagai ‘hamba-hamba’ dalam ayat ini adalah ‘therapeia’. Hambahamba ini adalah pelayan, pekerja medis dan pekerja rumah tangga bagi tuan mereka. Hamba yang setia
dan bijaksana bertanggung jawab untuk memperhatikan orang-orang yang melakukan pekerjaan di
dalam rumah. Orang-orang ini adalah pekerja-pekerja di dalam rumah-Nya dan bukan hanya sekedar
hadir di gereja. Di dalam administrasi Kristus, adalah jelas bahwa semua budak tidak memiliki fungsi
dan otoritas yang sama. Dalam setiap generasi, Yesus telah memilih budak-budak atas rumah-Nya,
untuk memberi makan anggota-anggota yang lain, yaitu makanan yang menjadi bagian mereka pada
waktunya.23 Yesus memperingatkan kita bahwa ‘setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari
padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih
banyak lagi dituntut’.24 Perkataan ini menggambarkan orang-orang yang diberikan tanggung jawab
oleh tuan mereka.
Budak-budak yang ‘diangkat oleh tuannya atas orang-orang-Nya’ adalah para penilik dan diaken.
Ketika sesama budak menundukkan diri mereka kepada otoritas ini dan dengan rela memakan firman
yang diberikan kepada mereka pada musimnya, maka mereka diberkati dengan kapasitas untuk
memenuhi pekerjaan yang telah dipersiapkan bagi mereka sejak dunia dijadikan. Para utusanbangsawan menyalurkan milik kepunyaan Tuan untuk menopang setiap laki-laki, perempuan dan
18 Mat
21
19
24:49
2Kor 1:24
20 Luk 12:42. Mat 24:45
22
Flp 2:7
Mrk 9:35
23 Luk 12:42-48
27
24
Luk 12:48
keluarga dalam bagian yang telah ditentukan bagi mereka dalam kerajaan Elohim. Kita membaca dalam
kitab Ulangan, ‘Maka apabila TUHAN, Elohimmu, telah membawa engkau masuk ke negeri … untuk
memberikannya kepadamu — kota-kota … yang tidak kaudirikan; rumah-rumah, penuh berisi
berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur
dan kebun-kebun zaitun, yang tidak … jangan engkau melupakan TUHAN’. 25 Berkat Tuhan
memampukan seseorang untuk bertambah dan semakin kaya. Saat ini, berkat-Nya datang melalui
firman iman yang diberikan oleh para utusan untuk memberikan makanan pada musimnya. Firman
iman ini menetapkan kapasitas kita untuk menghasilkan buah. Oleh karena itu, Kitab Suci
menginstruksikan kita untuk tunduk satu sama lain dalam takut akan Tuhan.26
Budak-budak yang jahat
Ketika Dia kembali, Tuan meminta pertanggungjawaban dari orang-orang yang telah diberikan
tanggung jawab atas rumah itu. Yesus menggunakan perumpamaan tentang raja yang kembali hendak
mengadakan perhitungan dengan budak-budaknya. Arti harfiah dari ayat ini adalah untuk ‘menyelesaikan
suatu firman’. Jika Tuan kembali dan mendapati budak-budak-Nya yang mengawasi, memberi makan
orang-orang yang ada dalam rumah-Nya, Dia menyebut mereka ‘diberkati’ dan mengangkat mereka
menjadi pengawas segala milik-Nya.27 Akan tetapi, tidak semua budak setia dan rajin. Beberapa tahu
kehendak Elohim, tetapi tidak melakukannya. Mereka tidak mempersiapkan diri mereka untuk
melakukan kehendak-Nya. Ketika Tuan datang, Ia mendapati mereka memukul sesama budak serta
makan dan minum bersama-sama dengan pemabuk-pemabuk. Yesus berkata bahwa orang-orang ini
akan dipukul dengan banyak pukulan.
Ada perbedaan antara orang-orang yang ‘menerima banyak pukulan’ dengan orang-orang yang
menerima sedikit pukulan. Menerima ‘banyak pukulan’ artinya bahwa budak ini ‘dipotong menjadi
dua (dibunuh)’ dan ditetapkan suatu bagian bersama dengan orang-orang tidak percaya atau munafik.
Yesus menggambarkan ini sebagai suatu tempat di mana ada tangisan dan kertak gigi. Dalam
perumpamaan tentang mina dan talenta, Yesus juga menggambarkan tempat ini sebagai ‘kegelapan
yang paling gelap’.28 Kami akan menyatakan bahwa kegagalan untuk mengambil inisiatif iman sesuai
dengan sumber yang Tuhan telah berikan kepada kita, pertama-tama akan mengakibatkan kegagalan
untuk memahami terang firman dalam seseorang. ‘Kegelapan yang paling gelap’ adalah tempat yang
tanpa iluminasi dan tanpa pengertian. Tuhan mengambil otoritas seorang budak untuk memenuhi
pekerjaan mereka, dan memberikan otoritas itu kepada yang lain. Budak-budak yang tidak berguna ini
dipindahkan dari tempat pelayanan mereka dalam rumah. Sebaliknya, akan ada beberapa penilik yang
mengizinkan korupsi di dalam rumah karena mereka tidak peduli dengan tanggung jawab mereka.
Yesus berkata bahwa orang-orang ini akan dipukul dengan sedikit pukulan supaya mereka bertobat
dan kembali serta melakukan kehendak Tuan.
Perumpamaan tentang mina
Kita membaca dalam kitab Lukas pasal sembilan belas, ‘Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan
suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Elohim
akan segera kelihatan. Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh
untuk dinobatkan menjadi raja di situ (terj. Bhs. Ing. ‘to receive a kingdom for himself’ artinya ‘untuk menerima
suatu kerajaan bagi dirinya sendiri’) dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya
dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang (terj. Bhs. Ing.
‘Busy yourselves’ artinya ‘Sibukkan dirimu’) sampai aku datang kembali.’29 Bangsawan ini menunjuk budakbudaknya untuk memerintah sebagai penggantinya dan kemudian melakukan perjalanan ke suatu
25
26
Ul 6:10-12
Ef 5:21
27
Mat 24:45-47
25:30
28 Mat
28
29
Luk 19:11-13
negeri yang jauh. Dia memberikan mereka pemeliharaan akan milik kepunyaannya dan pemerintahan
atas rumahnya, tetapi bukan kepemilikan. Dia memerintahkan mereka untuk menjalankan otoritas
dengan bertanggung jawab mewakili dia.
Untuk menyelamatkan yang hilang
Konteks awal untuk perumpamaan tentang mina adalah cerita Zakheus. Yesus berkata kepadanya,
‘Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak
Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.’30 Hubungan antara keselamatan
dalam rumah Zakheus dengan perumpamaan tentang mina adalah jelas. Zakheus dahulu mati dalam
pelanggaran dan dosa, tetapi dia menerima utusan. Dia rela melakukan ganti rugi untuk pelanggarannya.
Dia berkata, ‘Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada
sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat’.31 Karena respon Zakheus
yang bersedia, Yesus melanjutkan dengan berbicara tentang mina. Zakheus menerima karunia Bapa
supaya dia bisa menghasilan buah dari pertobatan dan keselamatannya.32 Tentu saja, ketika seseorang
bertobat dan berbalik kepada Tuhan, buah dari pertobatan mereka seharusnya dengan jelas terlihat
dalam kehidupan mereka. Mereka harus menghasilkan ‘terang hanya berbuahkan (terj. Bhs. Ing. ‘fruit
of Light consisting in all’ artinya ‘buah dari Terang yang terdiri dari segalanya’) kebaikan dan keadilan dan
kebenaran’.33 Rasul Paulus mengidentifikasi buah Roh sebagai ‘kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri’. 34 Sama seperti
Zakheus, ketika kita menerima firman dari seorang utusan, kita harus memandang diri kita hidup bagi
Elohim dalam Kristus Yesus.35 Jika kita mau mempersembahkan diri kita kepada Elohim sebagai orangorang yang dihidupkan dari kematian, dan mempersembahkan anggota-anggota tubuh kita sebagai
senjata kebenaran kepada Elohim, maka kita akan menerima mina. Kita harus menerima mina melalui
firman dari bangsawan, dan mulai untuk ‘berbuah bagi Elohim’.36
Mina diberikan kepada budak-budak
Tidak seperti talenta yang akan kita bahas sesaat lagi, mina tidak sama dengan persediaan yang nyata
dalam rumah Elohim. Pelajaran tentang mina mengilustrasikan pertambahan otoritas. Pertambahan
yang budak-budak hasilkan oleh karena mina mereka, menjadi bukti bahwa mereka bisa ditunjuk
sebagai pengurus-pengurus atas rumah-rumah, kota-kota dan kerajaan-kerajaan. Tuhan melanjutkan
untuk memberikan kepada pengurus-pengurus yang terbukti setia ini ‘banyak’ sumber daya,
disimbolkan dalam Kitab Suci sebagai ‘talenta’. Jenis-jenis talenta yang diberikan kepada para
pengurus bermacam-macam dalam penerapannya sesuai dengan kemampuan hakiki dari setiap anak
Elohim. Beberapa talenta akan terwujud sebagai pintu-pintu yang terbuka dan kesempatankesempatan dalam lingkungan-lingkungan sekuler, seperti kontrak bisnis dan kedudukan dalam
pekerjaan. Yang lain akan menjadi sarana yang nyata di mana para penilik dan diaken mengurus rumahrumah dalam suatu lokasi, beberapa pusat perjamuan kudus dalam suatu wilayah geografis,
keseluruhan wilayah kaki dian, atau beberapa kerajaan kaki dian. Yesus berkata kepada murid-muridNya, ‘Barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi budak untuk
semuanya’.37 Orang-orang yang menerima otoritas dalam rumah Elohim diminta untuk melayani
sesama budak. Rasul Paulus memahami hal ini ketika dia berkata, ‘Sungguhpun aku bebas terhadap
semua orang, aku menjadikan diriku budak dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak
mungkin orang’.38
Luk 19:9-11
Luk 19:8
32 Mat 3:8
Ef 5:9
Gal 5:22-23
35 Rm 6:11
Rm 7:4
Mrk 10:44
38 1Kor 9:19
30
33
36
31
34
37
29
Pemberian mina seharusnya menghasilkan otoritas dalam setiap anak Elohim. Setelah menerima
firman sebagai sebuah benih, kemanusiaan dan identitas kita dipulihkan. Ketika kita berdiri untuk
melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan untuk kita, permulaan dari kerajaan menjadi nyata. Pada
saat yang sama, nama kita, seperti yang tertulis dalam kitab kehidupan, dinyatakan dalam pekerjaanpekerjaan itu. Inilah arti dari pernyataan Yesus, ‘Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka’. 39
Otoritas kerajaan tidak dijalankan sebagai kekuasaan atas orang lain. Tetapi, otoritas dari nama kita
dinyatakan dan terbukti dalam pemulihan kemampuan kita. Penting untuk kita memahami bahwa
istilah ‘kemampuan’, dalam konteks perumpamaan, secara harfiah artinya ‘kuasa’. Ketika kita
melakukan pekerjaan kebenaran dari nama kita, otoritas unik yang adalah bagian dari nama kita
sedang dinyatakan. Kita ingat bahwa orang-orang sebangsanya dalam perumpamaan tentang mina ini
membenci bangsawan itu. Orang-orang yang menjadi diaken dari mina mereka dalam lingkungan yang
bermusuhan akan memperoleh perkenanan dari Tuhan. Saat ini, kita diminta untuk mengerjakan
inisiatif-inisiatif iman sesuai dengan nama kita, sekalipun ada permusuhan terhadap gereja (jemaat).40
Ketika kita melakukan hal ini, kita bisa mendapat penghiburan dari perkataan Yesus yang terakhir
dalam perumpamaan ini. Dia berkata, ‘Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi (lebih)’.41
Setia dalam perkara kecil
Dalam istilah alkitabiah, satu mina sama dengan upah selama kira-kira tiga bulan. Ketika kita
memperhatikan sumber-sumber yang diperlukan untuk pelayanan seumur hidup kepada Tuhan, upah
tiga bulan adalah jumlah yang ‘kecil/sedikit’. Ketika bangsawan itu kembali, dia memuji budak-budak
yang telah bertekun, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam
perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan’.42 Dalam kitab Matius, Yesus menggambarkan kepala dari
sebuah rumah, demikian, ‘Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas
orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang
didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.’43 Dalam pasal
berikutnya dari kitab Matius ini, Yesus melanjutkan untuk mengajarkan perumpamaan tentang
talenta. Dalam istilah alkitabiah, satu talenta sama dengan upah lima belas sampai dua puluh tahun.
Satu talenta sama dengan kira-kira enam puluh sampai delapan puluh mina. Maksud kami adalah
sederhana. Kita bisa menjadi pengurus-pengurus talenta, hanya setelah kita membuktikan diri kita
menjadi budak-budak yang setia dan bijaksana dengan mina kita. Menerima mina mendahului
menerima talenta.
Kita dipercayakan perkara ‘kecil’, yang kemudian bertumbuh kepada otoritas/kekuasaan atas perkara
‘besar’. Perkara ‘kecil’ digambarkan oleh mina, sementara talenta menggambarkan perkara ‘besar’.
Ketika seorang budak yang terkecil mengambil inisiatif-inisiatif iman untuk menjadi diaken, dia bertumbuh
menjadi seorang pengurus yang besar. Karakteristik utama dari seorang pengurus adalah kemampuan
mereka untuk menjadi diaken dari apa yang Tuhan berikan kepada mereka. Oleh karena itu, Yesus
berkata, ‘Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (diakenmu)’.44
Dalam analisa terakhir, bangsawan yang memberikan mina menggambarkan Yesus Kristus Sendiri.
Tetapi kita menyadari bahwa Dia telah naik ke sebelah kanan Bapa.45 Dia telah memberikan milik
kepunyaan-Nya sebagai karunia-karunia kepada manusia, supaya mereka menjalankan pemerintahan
mewakili Dia. Budak-budak itu adalah pemelihara kerajaan-Nya di muka bumi. Kita bisa
menyimpulkan bahwa bangsawan menggambarkan administrasi Kristus dan para utusan-Nya di
Mat 7:20
Luk 19:14
41 Luk 19:26
Luk 19:17
Mat 24:45-47
44 Mrk 10:43
39
42
40
43
30
45
Ef 1:20
sepanjang zaman gereja. Jika, pada akhirnya, bangsawan hanya menggambarkan Kristus, maka
pemberian karunia-karunia-Nya hanya terjadi satu kali ketika Dia naik di tempat tinggi. Tetapi,
bangsawan menggambarkan pelayanan karunia kenaikan yang memperlengkapi orang-orang kudus
untuk pekerjaan pelayanan dalam setiap generasi. Pada akhirnya, tidak ada kerajaan Elohim di luar dari
administrasi Yesus Kristus. Jika kita rindu tinggal dalam kerajaan, kita harus menjadi orang-orang yang
berpartisipasi aktif dalam administrasi kerajaan.
Apakah mina itu?
Kita bisa mendefinisikan ‘mina’ sebagai firman iman yang diproklamirkan oleh suatu administrasi
kerasulan. Satu mina cukup berkuasa untuk memulihkan identitas, nama, kemampuan dan pekerjaan
kita yang Elohim telah persiapkan sejak sebelum dunia dijadikan. Benih hidup, dan nama kita dalam
kitab kehidupan, berasal dari Bapa sorgawi. Setelah menemukan permulaan dari status anak kita
dengan meresponi firman tentang salib, utusan-bangsawan datang kepada kita mewakili Bapa dan
memberikan kita satu mina. Mina menyimbolkan suatu ukuran otoritas yang diberikan kepada budakbudak untuk memberdayakan mereka, supaya mereka bisa menjalankan mandat dari nama mereka
dalam kerajaan Elohim. Otoritas ini dikaruniakan kepada seseorang supaya dia bisa dipulihkan dan
berdiri dalam namanya. Dalam hal ini, menerima mina menjadi kesempatan kita untuk memulai
pekerjaan dan berjerih payah dalam rumah Anak. Dorongan untuk seseorang mulai berpartisipasi ini
adalah ukuran dari mina mereka. Talenta, di sisi lain, bisa diukur sebagai pintu-pintu spesifik yang
terbuka. Mereka akan menyatakan suatu tindakan yang pasti dari seorang pengurus yang setia untuk
menghasilkan buah dengan tujuan persembahan. Pertama-tama, mina tidak memberikan kepada
penerima otoritas atas siapapun kecuali diri mereka sendiri. Sebelum kita melanjutkan untuk
mendefinsikan ‘mina’, akan membantu untuk mengulas tentang pemulihan identitas. Identitas kita bisa
diperbaharui, tetapi tidak bisa diubah. Kita menerima identitas rohani kita dalam kandungan dan kita
‘adalah siapa diri kita adanya’.46 Kita memerlukan pembasuhan regenerasi untuk memulihkan dan
menyembuhkan identitas kita sebagai bagian dari ‘manusia baru’. Regenerasi memulihkan identitas
kita, bersama-sama dengan kemampuan kita. Kita menerima atribut-atribut ini pada saat kita
dikandung. Pembasuhan regenerasi memulihkan kemanusiaan kita, dan kita melanjutkan untuk
masuk ke dalam Kristus melalui baptisan. Setelah datang ke dalam Kristus, titik pertama dari menerima
kerajaan adalah menerima mina.
Substansi dari mina adalah kodrat ilahi.47 Pertama-tama, mina mengorientasikan kembali seseorang
kepada Bapa oleh Roh Kristus. Hal ini mengizinkan mereka untuk dibebaskan kepada Kristus melalui
sunat. Kedua, mina adalah kodrat ilahi yang diberikan kepada kita oleh Kristus untuk membuat kita
menjadi anggota yang efektif dari tubuh-Nya. Dalam perumpamaan, masing-masing dari sepuluh
budak menerima kuantitas sumber daya yang sama.48 Mereka semua menerima satu mina. Bangsawan
menginstruksikan budak-budaknya untuk ‘berdagang’ sampai dia kembali. Terjemahan harfiah dari
‘berdagang’ adalah ‘sibukkan dirimu’. Ini menggambarkan kerajinan dan aplikasi yang kita investasikan
dalam nama, kemampuan dan pekerjaan kita, setelah itu dipulihkan oleh mina. Kualitas utama dari
‘budak yang baik dan bijaksana’ adalah komitmen mereka untuk melayani ketika tidak ada seorangpun
yang melihat mereka. Dalam kitab Wahyu, Yesus memperingatkan kita untuk ‘ingatlah, bagaimana
engkau telah menerima’ karena Dia akan ‘datang seperti pencuri’.49 Dalam perumpamaanperumpamaan yang lain, Yesus berkata, ‘Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana
pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan
rumahnya dibongkar’.50 Rumah kita ‘dibongkar’ adalah paralel dengan bangsawan mengambil kembali
46
47
Yes 44:2,24
2Ptr 1:4
48 Luk
49
19:13
Why 3:3
50
31
Mat 24:43
mina dari budak yang tidak melakukan inisiatif iman. Kita perhatikan bahwa bangsawan
mempercayakan mina kepada budak-budaknya untuk suatu periode waktu yang spesifik. Ketika kita
menerima kapasitas sebagai suatu sumber dari Kristus, Dia memberikan kita suatu jangka waktu
untuk kita mengusahakannya. Sesudah musim itu, Dia kembali untuk mencari buah dari aplikasi
kesetiaan kita.
Budak-budak menjadi diaken-diaken
Budak-budak dianggap ‘setia dan bijaksana’ ketika mereka membuktikan diri mereka setia dalam
perkara ‘kecil’ melalui kerajinan dan usaha mereka. Sebelumnya dalam Injil Lukas, ketika Yesus
mengajarkan murid-murid-Nya tentang hal mengenai budak, Dia berkata, ‘Barangsiapa setia dalam
perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar’.51 Ironisnya, ketika Tuhan
memberikan sesuatu yang ‘kecil’ kepada kita, kita mungkin mendapatinya sebagai kesibukan sepenuh
waktu kita untuk menjadi diaken dalam penyediaan itu. Kristus bertemu dengan kita dalam iman kita
untuk menjadi diaken dari perkara ‘kecil’, dan kemudian memultiplikasi mina kita sesuai dengan
jenisnya. Sementara perumpamaan itu berlanjut, kita mengamati bahwa setiap budak membawa hasil
yang berbeda dari penyediaan yang sama yaitu satu mina yang mereka terima pada mulanya. Sebagai
contoh, salah satu membawa sepuluh mina, sementara yang lain membawa kembali lima mina kepada
bangsawan itu.52 Kita membaca dalam kitab Raja-raja pertama tentang ‘mina emas’.53 Mina adalah
timbangan atau pengukur dari uang yang lebih umum menggunakan perak. Jelas, ada suatu perbedaan
kualitatif di antara mina-mina yang terwujud dalam kapasitasnya untuk menghasilkan. Hal ini berbeda
dengan aplikasi pribadi kita terhadap mina kita. Mina selaras dengan potensi dari nama dan pekerjaan
kita. Dan itu diberikan proporsional (sebanding) dengan potensi kita supaya, melalui jerih payah
dengan setia dan bijaksana, kemampuan kita dipulihkan. Kemudian, ini menjadi sarana untuk
menerima talenta sesuai dengan kemampuan. Secara praktis, hal ini masuk akal. Kita semua menerima
otoritas dari nama kita yang telah ditentukan sejak semula, tetapi nama kita tidak semua sama. Kita
tidak berbagi kemampuan, pekerjaan atau otoritas yang sama di tengah-tengah sesama budak.
Setelah menerima mina, nama, pekerjaan dan kemampuan kita akan dapat dilakukan. Ketika kita
mendengar dan menerima dari bangsawan, perkataan mereka memulihkan kemampuan ‘alamiah’ kita.
Ini membuat kita menjadi bejana yang lain.54 Ketika nama dan pekerjaan kita dipulihkan, kemampuan
kita akan terlihat dan diidentifikasi sebagai ‘kuasa’ untuk bertambah dan bermultiplikasi. Budakbudak yang setia dan bijaksana memelihara inisiatif dari mina mereka, meskipun ada kesulitan dan
pertentangan. Sebagai hasilnya, kemampuan mereka akan menjadi jelas bagi mereka. Pada saat yang
sama, kesetiaan mereka dalam perkara kecil akan terlihat oleh semua orang. Ketika kita dengan rajin
menjadi diaken dari mina kita terhadap talenta orang lain, kita menunjukkan kerelaan kita untuk
menjadi yang ‘terkecil’. Dengan demikian, kesetiaan kita dalam menjadi budak menyatakan kerelaan
kita untuk ‘setia dalam harta orang lain’.
Budak yang menghasilkan sepuluh mina dari mina yang semula, diberikan otoritas/kekuasaan untuk
memerintah atas sepuluh kota. Pemerintahan atas sepuluh kota menggambarkan otoritas atas suatu
‘kerajaan’. Namun, sepuluh mina belumlah merupakan suatu jumlah sumber daya yang besar. Sepuluh
mina kira-kira sama dengan upah seribu hari. Administrasi nyata yang diperlukan untuk menjadi
diaken dari sepuluh kota akan memerlukan suatu jumlah pasokan penyediaan yang lebih besar secara
signifikan. Kita bisa mengajukan pertanyaan, ‘Berapa banyak anak Elohim, di sepanjang berapa banyak
wilayah, yang budak ini akan berikan ‘makanan pada waktunya’?’ Kami katakan bahwa budak dengan
sepuluh mina ini menyimbolkan seorang pelayan karunia kenaikan dengan kapasitas yang terbukti
51
52
Luk 16:10
Luk 19:16-18
53
54
1Raj 10:17
Yer 18:4
32
sebagai seorang penilik. Lebih lanjut dari ini, kemungkinan besar bahwa pribadi ini adalah seorang
pengurus lima talenta dengan kapasitas untuk mengambil inisiatif-inisiatif spesifik yang akan
menghasilkan administrasi.
Beberapa kerajaan
Bangsawan itu menunjuk sepuluh budaknya sebagai pengurus rumah di dalam suatu kerajaan yang
ada. Ini adalah suatu titik penting dalam pembahasan kita. Jelas, bangsawan ini telah memiliki satu
kerajaan sebelum dia melakukan perjalanan ke suatu negeri yang jauh untuk menerima kerajaan yang
lain. Perumpamaan ini menyatakan bahwa ada ‘beberapa kerajaan’, yang adalah perwakilan dari
wilayah-wilayah kaki dian. Bangsawan yang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang jauh untuk
menerima kerajaan yang lain ini, menggambarkan presbitari dan administrasi dengan para utusan
kerasulan yang ‘berjalan’ di tengah-tengah gereja-gereja kaki dian.55 Kita ingat perkataan Yesus, ‘Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku
di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi’.56 Yerusalem, Yudea dan
Samaria adalah contoh-contoh dari wilayah-wilayah kaki dian yang berbeda. Dalam konteks
perumpamaan tentang mina, tempat-tempat itu adalah pemerintahan kerajaan yang berbeda.
Budak yang tidak setia dan tidak bijaksana
Kita juga membaca tentang budak yang tidak setia dan tidak bijaksana dalam perumpamaan tentang
mina. Budak ini tidak menyibukkan diri mereka dengan mina yang dipercayakan kepadanya. Dia
berkata, ‘Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan
tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan
tuan menuai apa yang tidak tuan tabur’.57 Bangsawan ini menjawab dengan berkata, ‘Aku akan
menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang
keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika
demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang (kepada bank)?
Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya. … Ambillah mina yang satu itu
dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. … Setiap orang yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil,
juga apa yang ada padanya.’.58
Kita hanya bisa menyimpulkan bahwa budak ini gagal untuk mengambil inisiatif apapun dengan
minanya karena dia tidak memiliki iman. Dia tidak percaya dia bisa melakukan apapun dengan
minanya. Karena dicengkram oleh rasa takut, dia bahkan tidak bisa menginvestasikan minanya ke
bank. Rasa takut selalu berperang melawan iman. Menariknya, kata Yunani yang diterjemahkan ‘bank’
adalah kata yang sama untuk menggambarkan meja dalam bait suci di Yerusalem di mana roti kudus
ditempatkan. Jika kita gagal mengusahakan mina, setelah menerima otoritas dari nama kita, kita akan
mundur dari persekutuan memberi dan menerima dalam rumah Elohim. Kita akan menahan kontribusi
unik dimana kita dipanggil untuk memberi. Secara praktis, orang yang menerima mina dan gagal untuk
menginvestasikannya dalam bank, adalah orang yang tidak mau berpartisipasi dalam program gereja
lokal mereka secara penuh. Jika kita tidak berpartisipasi penuh, kita tidak mungkin menghasilkan
buah dari mina kita.
Budak yang tidak bijaksana dipenuhi dengan keraguan ketika dia memberikan pertanggungjawaban
kepada bangsawan itu. Kitab Roma mengatakan kepada kita bahwa segala sesuatu yang bukan berasal
dari iman adalah dosa.59 Jika kita gagal mengukur diri kita kepada otoritas dari nama kita dalam
55
56
Why 2:1
Kis 1:8
57
Luk 19:20-21
19:22-26
58 Luk
33
59
Rm 14:23
kerajaan Elohim, kita akan menderita kerugian. Mina diambil dari budak itu dan diberikan kepada
budak yang setia dan bijaksana yang telah memiliki sepuluh mina. Kita diingatkan dengan perkataan
Yesus sebelumnya dalam Injil Lukas. Dia berkata, ‘Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya,
tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan
menerima banyak pukulan’.60 Akan ada konsekuensi jika kita gagal mengaplikasikan diri kita kepada
mina kita. Kita akan menerima pendisiplinan karena kepengurusan kita yang gagal. Akan tetapi, kita
tidak kehilangan nama kita. Kita kehilangan otoritas dari nama kita, yang memampukan kita untuk
memenuhi pekerjaan kebenaran kita yang spesifik. Otoritas ini diberikan kepada orang lain dengan
kapasitas yang terbukti untuk berjerih payah dalam otoritas dari nama mereka.
Paulus, sang bangsawan
Perumpamaan tentang bangsawan, yang melakukan perjalanan ke suatu negeri yang jauh untuk
menerima sebuah kerajaan, bisa disamakan dengan pelayanan rasul Paulus. Setelah ditangkap, Paulus
memberi kesaksian tentang pertemuannya dengan Tuhan di jalan menuju Damsyik, dan setelah itu di
Yerusalem. Dia menceritakan Tuhan berbicara kepadanya demikian, ‘Pergilah, sebab Aku akan
mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain’.61 Oleh kasih karunia yang diberikan kepada
Paulus, dia menjadi seorang pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa lain (bukan Yahudi). 62 Sama
seperti bangsawan itu, Paulus dikirim ke ‘negeri yang jauh’ untuk ‘menerima suatu kerajaan’ di tengahtengah bangsa bukan Yahudi. Paulus menggambarkan partisipasi kita dalam kerajaan Anak sebagai
kita berbagi dalam warisan orang-orang kudus ‘dalam Terang’.63 Dia memberi kesaksian tentang
mandatnya untuk membawa administrasi rahasia ‘kepada terang’.64 Kerajaan Elohim adalah suatu
kerajaan terang. Dan administrasi Kristus akan menjadi alat oleh mana terang ini akan memenuhi
seluruh bumi.65
Mandat utama Paulus adalah memproklamirkan rahasia kerajaan Elohim. Karena itu, kita bisa
memperkirakan bahwa selama tiga tahun Paulus di Arab setelah pertobatannya, dihabiskan dengan
berdoa, berpuasa dan membaca tulisan-tulisan injil supaya dia memahami bagaimana kerajaan Elohim
berfungsi.66 Ketika kita merefleksikan pekerjaan Paulus di sepanjang Perjanjian Baru, jelas bahwa dia
mendasarkan pelayanannya di atas perumpamaan-perumpamaan Yesus. Perumpamaan itu
berhubungan dengan rahasia kerajaan. Kita membaca tentang perjalanan Paulus dengan Barnabas
dalam kitab Kisah Para Rasul. ‘Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu [Derbe] dan
memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu
mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam
iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Elohim kita harus mengalami banyak
sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah
berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber
kepercayaan mereka.’67 Paulus menguatkan hati murid-murid dengan proklamasi firman iman. Dia
mengimpartasikan (memberikan) suatu karunia rohani kepada mereka. Dia mempercayakan budakbudak dengan mina dan talenta. Dan dia menyerahkan mereka kepada inisiatif iman.
Mengimpartasikan suatu karunia rohani
Sebagai seorang rasul karunia kenaikan atau bangsawan, Paulus menerima pewahyuan secara langsung
dari Anak Manusia. Tuhan ‘menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada [Paulus]’.68 Dia adalah seorang
pendayung tingkat bawah dan seorang saksi mata. Paulus mengindikasikan kerinduannya untuk
melakukan perjalanan kepada orang-orang percaya di Roma dan memproklamirkan firman iman. Dia
Luk 12:47
Kis 22:21
62 Rm 15:16
Kol 1:12-13
Ef 3:9
65 Dan 2:35
Gal 1:15-18
Kis 14:21-23
68 Ef 1:9
60
63
66
61
64
67
34
ingin ‘memberikan karunia rohani’ kepada mereka.69 Mandat utama dari rasul adalah menegakkan
kerajaan-kerajaan di berbagai bangsa melalui proklamasi firman tentang salib. Ini adalah tahap
pertama dari administrasi utusan Kristus. Saksi-saksi pendayung tingkat bawah adalah para utusan
yang melakukan perjalanan yang memberikan karunia-karunia. Mereka memberikan milik kepunyaan
Bapa kepada budak-budak yang setia dan bijaksana. Ketika mereka memproklamirkan firman tentang
salib, Tuhan memberikan kepada setiap individu waktu untuk bertobat.70 Ketika pertumbuhan terjadi,
bangsawan ini kembali pada waktu yang berbeda untuk mencari buah pertambahan. Ini adalah tahap
kedua dari administrasi kaki dian. Paulus melanjutkan suratnya kepada jemaat di Roma, demikian,
‘Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang
kepadamu … agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan
Yahudi yang lain.’.71
Aku datang kepadamu
Jelas, jemaat di Korintus telah mulai berpikir bahwa kekuatan tangan mereka sendiri yang membuat
mereka menjadi kaya.72 Paulus telah mengingatkan mereka bahwa dia telah membawakan firman
kepada mereka dan bahwa dia adalah rasul mereka.73 Dia bertanya, ‘Atau adakah firman Elohim mulai
dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang?’74 Dia katakan, ‘Tetapi ada beberapa
orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.’75
Sama seperti bangsawan itu, Paulus kembali kepada jemaat Korintus untuk menemukan buah dari
firman yang dia telah taburkan kepada mereka sebagai benih. Sama halnya, Paulus mengingatkan
orang-orang percaya di Tesalonika bahwa dia telah memberikan suatu karunia rohani kepada mereka
melalui proklamasi firman iman. Dia berkata, ‘Kamu sendiripun memang tahu, saudara-saudara, bahwa
kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia … kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Elohim
kepada kamu … supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Elohim, yang memanggil kamu ke dalam
Kerajaan dan kemuliaan-Nya.’76 Kedatangan Paulus tidak ‘sia-sia’ karena firman yang dia layani terbukti
berbuah-buah.
Dalam kitab Wahyu, Tuhan berbicara kepada gereja-gereja (jemaat) di Efesus dan Pergamus,
memperingatkan bahwa Dia ‘akan datang kepadamu’ jika mereka gagal untuk tetap setia kepada
firman yang ditaburkan kepada mereka.77 Dia memperingatkan gereja (jemaat) Efesus bahwa Dia akan
datang segera dan mengambil kaki dian mereka jika mereka tidak bertobat dan melakukan perbuatan
yang pertama mereka lakukan. Mereka telah meninggalkan kasih yang semula. Mereka telah menjadi
tidak setia dalam perkara yang dipercayakan kepada mereka. Sama halnya, Dia memperingatkan gereja
(jemaat) di Pergamus bahwa Dia menentang mereka dengan pedang dari mulut-Nya jika mereka tidak
bertobat dari ajaran Nikolaus. Mereka telah menggantikan firman iman dan kapasitas Roh Kristus
dengan kepatuhan terhadap tradisi-tradisi manusia.
Perumpamaan tentang pukat
Kita telah membahas Yesus menggunakan perumpamaan-perumpamaan untuk menggambarkan
pekerjaan dari utusan-bangsawan-Nya. Dalam perumpamaan tentang penabur, Yesus berkata bahwa
‘Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan [keluar]
segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan
gigi’.78 Yesus menggambarkan penghakiman atas anak-anak kerajaan yang gagal sehubungan dengan
Rm 1:11
Why 2:21
71 Rm 1:13
72 Ul 8:17
1Kor 4:1
1Kor 14:36
75 1Kor 4:18
76 1Tes 2:1,12
Why 2:5,16
13:41-42
69
73
77
70
74
78 Mat
35
mina dan talenta mereka. Sebelumnya dalam Injil Matius, Yesus memperingatkan bahwa ‘anak-anak
Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap
dan kertak gigi’.79 Dalam hal ini, ‘anak-anak kerajaan’ adalah orang-orang Yahudi yang beranggapan
memiliki kerajaan Elohim karena garis keturunan mereka dari Abraham.80 Yohanes Pembaptis
memperingatkan akan pola pikir ini ketika dia berkata, ‘Hasilkanlah buah yang sesuai dengan
pertobatan’. Anak-anak kerajaan dikenal dari buah yang mereka hasilkan, mengerjakan mina dan
talenta mereka dengan setia. Banyak orang Kristen beranggapan sebagai anak-anak kerajaan, tanpa
komitmen yang nyata untuk mengurus milik kepunyaan Yesus Kristus.
Kita mengenali bahwa ‘malaikat-Nya’ adalah para utusan angelos dalam tangan kanan Kristus. Mereka
berjalan di tengah-tengah kaki dian, mengumpulkan orang-orang pilihan ke dalam kerajaan dan
mengeluarkan orang-orang fasik dari kerajaan. Yesus menggunakan perumpamaan tentang pukat
untuk menjelaskan pekerjaan dari para utusan-bangsawan ini. Dia berkata, ‘Kerajaan Sorga itu
seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah
penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik
ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikatmalaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke
dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’81 Firman ini akan digenapi pada
penghakiman Anak yang terakhir, ketika Dia datang dalam kemuliaan-Nya dan duduk di atas takhta
kemuliaan-Nya.82
Sebagai pemelihara kerajaan Elohim, para utusan-bangsawan kembali pada waktu-waktu yang
berbeda di sepanjang kehidupan kita, mencari buah. Budak-budak dan pengurus-pengurus yang tidak
bersiap untuk kembalinya bangsawan itu tidak bekerja dan berjerih payah dengan mina atau talenta
mereka.83 Inilah mengapa rasul Paulus menginstruksikan orang-orang percaya di Korintus untuk
‘taatilah orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan berjerih payah’.84 Budakbudak dan pengurus-pengurus yang tidak setia ini disebut ‘tidak berguna’ dan ‘orang-orang terkutuk’,
karena mereka tidak melakukan ‘pekerjaan baik, yang dipersiapkan Elohim sebelumnya’.85 Sebagai
akibatnya, mereka tidak akan ‘menerima (terj. Bhs. Ing. ‘inherit’ artinya ‘mewarisi’) Kerajaan yang telah
disediakan bagimu sejak dunia dijadikan’.86 Orang-orang ini dibuang ke dalam kegelapan yang paling
gelap di mana terdapat ratap tangis dan kertak gigi. Ini adalah tempat di luar dari rumah Anak dan jauh
dari penyediaan-Nya. Perlu diperhatikan bahwa orang-orang ini masuk ke dalam rumah dan menerima
bagian mereka dalam kodrat ilahi. Namun, karena keengganan mereka untuk melayani dalam
administrasi Kristus, mereka disebut ‘budak yang jahat dan malas’. Mereka dihukum karena kurangnya
aplikasi/usaha dan jerih payah mereka.
Mat 8:12
Luk 3:8
81 Mat 13:47-50
Mat 25:31
Luk 19:22. Mat 25:30
84 1Kor 16:16
79
82
85
80
83
86
36
Ef 2:10
Mat 25:34
BAB 4
Talenta dan pengurus
Dalam bab sebelumnya, kita memperhatikan pembahasan hal mengenai budak dan menerima mina.
Fokus kita dalam bab ini adalah perkembangan dari hal menjadi budak, kemudian menjadi diaken,
kemudian mengurus talenta Tuan. Yesus melatih murid-murid-Nya ketika Dia menyatakan rahasia
kerajaan kepada mereka. Mereka harus memenuhi syarat sebagai budak-budak yang setia sebelum
mereka menjadi pengurus-pengurus dari milik kepunyaan Tuan. Ketika kita masuk ke dalam kerajaan
Elohim sebagai anak dan budak, Tuhan segera memerintahkan kita untuk menjadi diaken. Dia berkata,
‘Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu (diakenmu)’. 1
Seorang diaken adalah budak bagi keimamatan dan persembahan orang lain.2 Sebagai budak, kita harus
membuktikan diri kita setia dalam harta orang lain, dan setia dalam perkara kecil.3 Kedua unsur ini
menggambarkan pekerjaan dari para diaken. Jika kita terbukti sebagai diaken-diaken yang setia, maka
Tuhan mempercayakan kita dengan apa yang akan menjadi milik kepunyaan kita sendiri sebagai suatu
kepengurusan (penatalayanan). Inilah mengapa Paulus mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang
pengurus dari rahasia Elohim.4
Dalam Injil Lukas, Yesus menjelaskan prinsip kunci mengenai hal menjadi budak. Segera sesudah Dia
mengajarkan murid-murid-Nya untuk memiliki iman seperti biji sesawi, Yesus bertanya, ‘Adakah ia
berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu,
hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa
yang kami harus lakukan.’5 Budak-budak yang menjadi diaken-diaken ‘yang besar’, menerima suatu
kepengurusan mereka sendiri dalam kerajaan, dengan rendah hati menyadari bahwa mereka hanya
melakukan apa yang harus mereka lakukan. Yesus menjelaskan, ‘Setiap orang yang kepadanya banyak
diberi, dari padanya akan banyak dituntut (terj. Bhs. Ing. ‘required’ artinya ‘diminta’)’.6 Kata Yunani yang
diterjemahkan ‘diminta’ bisa sama diterjemahkan ‘dituntut’. Kata ini membuat suatu poin praktis yang
kuat untuk partisipasi kita dalam kerajaan Elohim. Setelah menerima karunia dari Kristus sebagai
suatu sumber untuk pertambahan, Dia menuntut supaya kita menjalankan kepengurusan dengan setia.
Perumpamaan tentang pelayan (pengurus) yang tidak benar
Dalam perumpamaan tentang pelayan (pengurus) yang tidak benar, Yesus berkata, ‘Barangsiapa setia
dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar
dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak
1
2
Mat 20:26
Flp 2:17
3
4
Luk 16:10,12. Luk 19:17
1Kor 4:1
37
5
6
Luk 17:9-10
Luk 12:48
setia dalam hal mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang
sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan
hartamu sendiri kepadamu?’7
Jika kita tidak mau menjadi budak yang melayani apa yang diserahkan kepada kita, kita tidak akan
menerima dari Tuhan apa yang menjadi milik kita. Ironinya bagi orang-orang yang menerima suatu
kepengurusan adalah bahwa mereka harus berlanjut dengan sikap hati melayani dan menjadi budak.
Inilah arti perkataan Yesus, ‘Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang
terakhir dari semuanya dan pelayan (diaken) dari semuanya’.8 Inilah kunci untuk memahami rahasia
kerajaan. Orang-orang yang besar dalam kerajaan, pada saat yang sama juga adalah, yang terkecil dalam
kerajaan. Kita ingat cerita Petrus yang menolak Yesus ketika Yesus mau membasuh kaki murid-murid
pada perjamuan terakhir. Petrus berkata, ‘Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?’ Jawab Yesus
kepadanya, ‘Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak’. 9
Yesus menunjukkan Petrus pengertian yang akan dia perlukan untuk menjadi diaken dari keimamatan
dan persembahan dari yang lain.
Paulus adalah seorang diaken
Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai seorang diaken Yesus Kristus.10 Dia adalah seorang rasul
bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dan dia adalah diaken Yesus Kristus bagi mereka. Namun, Paulus
juga memperkenalkan dirinya sebagai seorang budak Yesus Kristus.11 Paulus memberi kesaksian
tentang ironi dari kebesaran dalam kerajaan Elohim ketika dia menuliskan kepada jemaat Korintus,
‘Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam
segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu’.12 Dia adalah seorang budak bagi
pelayanan, keimamatan dan persembahan Yesus Kristus, meskipun dia tidak kalah terhadap rasulrasul yang luar biasa itu. Dalam arti paling utama, keimamatan kita adalah fungsi kita sebagai seorang
budak yang melayani Yesus Kristus, Imam Besar agung.
Di dalam administrasi Kristus, akan ada para utusan, seperti Paulus, yang meminta kita untuk menjadi
setia dalam harta orang lain. Kita harus rela menjadi berguna sebagai diaken-diaken dari hal menjadi
budak dan keimamatan orang lain. Paulus menulis kepada Filemon memberi kesaksian tentang
Onesimus dengan cara ini. Dia berkata, ‘Aku … mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku
yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus — dahulu memang dia tidak berguna bagimu,
tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu — dia,
yaitu buah hatiku.’13 Jelas, Onesimus telah berada di bawah beban pelayanan Paulus sedemikian hingga
pekerjaannya selaras dengan hati Paulus sendiri. Jika kita tidak menjadi diaken terhadap hal menjadi
budak dan keimamatan dari saudara-saudara dan saudari-saudari dalam administrasi Kristus, kita
akan mengejar budaya yang lain dari kerajaan Elohim.
Apakah diaken itu?
Dalam bab pertama, kita membahas mandat dari para diaken yang berfungsi ‘mewakili’ orang-orang
yang mereka layani. Secara historis, kami telah menekankan bahwa para diaken ‘dicurahkan’ atas
persembahan dari sesama imam mereka dalam rumah Anak. Mereka dengan rela mempersembahkan
diri mereka demi orang lain. Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai seorang diaken Yesus
Kristus.14 Dia memberi kesaksian kepada jemaat Filipi, demikian, ‘Darahku dicurahkan (terj. Bhs. Ing.
‘I am being poured out as a drink offering’ artinya ‘Aku sedang dicurahkan sebagai suatu korban curahan’) pada
korban dan ibadah imanmu’.15 Pada peristiwa lain, Paulus menggambarkan pelayanannya sebagai
Luk 16:10-12
9:35
9 Yoh 13:6-7
Kol 1:23. 1Tim 1:12
Rm 1:1
12 2Kor 12:11
Flm 1:10-12
Ef 3:7. Kol 1:23
15 Flp 2:17
7
10
13
8 Mrk
11
14
38
‘mengantarkan bantuan kepada (terj. Bhs. Ing. ‘serving’ artinya ‘melayani’) [menjadi diaken] orang-orang
kudus’.16Akan tetapi, kita tidak boleh menjadi bingung ketika kita membaca tentang pelayanan Paulus
sebagai diaken.
Paulus tidaklah tertutup sehubungan dengan kasih karunia kerasulannya. Dia berkata dengan jelas
kepada Timotius, ‘Aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul … pengajar orang-orang bukan
Yahudi, dalam iman dan kebenaran.’17 Kami sedang membuat poin yang sangat sederhana. Paulus
bukan ditetapkan oleh orang-orang bukan Yahudi.18 Paulus adalah seorang budak bagi Yesus Kristus,
dan juga seorang diaken dari Yesus Kristus. Rasul adalah seorang imam dari hidup Yesus dan seorang
diaken dari persembahan murid-murid di segala tempat.19 Dia mengatakan ‘karena kasih karunia yang
telah dianugerahkan Elohim kepadaku… aku boleh menjadi pelayan [imam] Kristus Yesus bagi bangsabangsa bukan Yahudi dalam pelayanan [melayani sebagai seorang imam] pemberitaan Injil Elohim,
supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Elohim sebagai persembahan yang berkenan
kepada-Nya’.20 Ketika dia memberikan dirinya untuk memproklamirkan rahasia kerajaan Elohim di
setiap tempat, dia memenuhi pekerjaan pelayanannya sebagai diaken.
Sebagai seorang utusan-bangsawan, Paulus mengimpartasikan (memberikan) karunia-karunia rohani
‘mewakili’ Kristus. Firman yang dia beritakan memberikan mina, yang menyatakan nama dari orangorang yang menerima beritanya. Pekerjaan Paulus sebagai seorang imam Kristus, memberikan hidup
Yesus sebagai talenta. Sebagai seorang diaken, dia menerima buah dari mina dan talenta mereka
‘mewakili’ Kristus. Setiap murid yang setia, yang telah menerima mina dan talenta mereka dari Paulus,
membawa pertambahan mereka sebagai persembahan khusus. Jelas, Paulus memahami mandatnya.
Kami bisa mengilustrasikan poin kami tentang para diaken dengan memeriksa hubungan antara Harun
dengan suku Lewi. Tuhan berkata kepada Musa, ‘Suruhlah suku Lewi mendekat dan menghadap imam
Harun, supaya mereka melayani dia. Mereka harus mengerjakan tugas-tugas bagi Harun dan bagi
segenap umat Israel di depan Kemah Pertemuan dan dengan demikian melakukan pekerjaan
jabatannya pada Kemah Suci.’21 Tidak diragukan bahwa bagian terbesar dari pekerjaan suku Lewi
adalah menerima dan mengatur persembahan umat Israel di pintu tabernakel, mewakili Harun dan
Musa. Dalam hal itu, suku Lewi ‘mencurahkan diri mereka atas korban dan pelayanan’ iman dari setiap
orang yang membuat persembahan. Dalam pelayanan itu, suku Lewi adalah diaken-diaken mewakili
Harun. Ini adalah pola untuk administrasi kerasulan yang ditegakkan oleh Paulus. Suku Lewi ‘setia
dalam harta orang lain’. Mandat untuk menjadi diaken ini diberikan kepada setiap anak yang
mengosongkan dirinya untuk menjadi seorang budak dalam rumah Anak. Pada tingkat paling dasar,
para diaken tunduk kepada otoritas dari orang yang menetapkan mereka. Pekerjaan pelayanan Paulus
unik karena Tuhan menangkap dia dan memberikan dia talenta kerasulan.
Kita menerima mandat kita untuk menjadi diaken dari para utusan-bangsawan. Mereka menyalurkan
karunia-karunia rohani sebagai mina dan talenta, supaya setiap murid bisa menjadi anggota ‘tertentu’
yang efektif. Baik Petrus maupun Paulus menuliskan tentang karunia khusus bahwa ‘setiap orang
memiliki’ ‘bermacam-macam kasih karunia Elohim’. Setiap orang harus menjadi diaken dari karunia
itu sebagai seorang pengurus yang baik. Pelayanan kita sebagai diaken tidak merujuk kepada suatu
posisi, tetapi lebih kepada partisipasi kita dalam pekerjaan yang diserahkan kepada kita. Para diaken
yang setia dalam harta orang lain, dan setia dalam perkara kecil, ‘beroleh kedudukan yang baik
sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa’. 22 Oleh karena itu,
rasul Paulus mendorong kita demikian, ‘Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita,
Rm 15:25
1Tim 2:7
18 Kis 22:21
16
19
17
20
Kis 21:19
Rm 15:15‑16
21
22
39
Bil 3:6‑7
1Tim 3:13
lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu (pelayanan sebagai
diaken)!’23
Perumpamaan tentang talenta
Menerima talenta
Sekarang kita akan memperhatikan perumpamaan tentang talenta. Dalam kitab Matius pasal dua
puluh lima kita membaca, ‘Seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hambahambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang
seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia
berangkat.’24 Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kesanggupan’ artinya ‘kuasa’. Kesanggupan datang dari
Bapa dan mengacu kepada kuasa dari status anak seseorang. Status anak kita ditemukan melalui sunat.
Dengan kata lain, kesanggupan kita adalah bagian dari pribadi kita secara mendasar. Bapa segala terang
memberikan kapasitas ini kepada kita.25 Ini termasuk keahlian dan kekuatan hakiki kita. Ketika kami
katakan bahwa kekuatan kita ada dalam kemampuan kita, maksud kami adalah bahwa kita bukan
menemukan kekuatan kita ketika kita menerima talenta. Karena jika demikian, hal ini akan menyatakan
bahwa kita adalah makhluk tanpa deskripsi dan kosong, yang tidak mempunyai kemampuan sampai
Kristus memberikan kita milik kepunyaan-Nya. Namun, kuasa datang ketika kemampuan kita
diaktifkan dengan menerima mina.
Menerima mina berlanjut kepada menerima talenta. Ini karena talenta diberikan sesuai dengan
kemampuan.26 Mina memberdayakan kemampuan kita. Setelah menerima mina, kita kemudian
menyibukkan diri kita. Kita berjerih payah sesuai dengan identitas, nama dan pekerjaan kita yang telah
dipulihkan untuk menghasilkan buah dari kemampuan kita. Pada titik ini, kita memiliki hidup Kristus,
tetapi kita belum memiliki karunia Kristus. Kita telah masuk ke dalam kerajaan, tetapi belum menerima
kerajaan. Kita telah menerima Roh Kristus dalam bentuk mina ‘kecil’. Ketika seorang percaya telah
membuktikan diri mereka sebagai anak, budak dan diaken yang setia, maka mereka akan menerima
talenta untuk dikelola. Seorang pengurus adalah orang yang didapati setia sebagai budak dengan mina
mereka. Dia telah mengambil inisiatif iman untuk melayani harta orang lain dan perkara kecil. Ketika
Tuan melanjutkan untuk mempercayakan kepada orang percaya ini, bagian mereka dari milik
kepunyaan Tuan, mereka menerima kerajaan sebagai suatu kepengurusan. Pertama-tama, talenta adalah
buah sulung dari warisan kekal kita. Talenta adalah buah sulung dari hidup Yesus yang diberikan
kepada kita. Ketika kita mengambil mandat untuk mengurus talenta kita, maka hidup itu bertambah.
Mengurus talenta kita
Kemampuan kita diberdayakan sesuai dengan nama kita dan hidup Kristus di dalam kita. Talenta
menggambarkan bermacam-macam kasih karunia Elohim yang datang kepada budak-budak dalam
komoditas, kesempatan dan keahlian spesifik. Mina memberikan kita kemampuan untuk menjadi
diaken. Talenta memberikan kita suatu kepengurusan. Kepengurusan talenta adalah pekerjaan dari
seorang imam-raja. Seperti yang telah kami katakan, kita mulai menerima kerajaan ketika kita
menghasilkan buah dari mina kita. Kerajaan adalah kapasitas dari Kristus dimana kita memerintah atas
diri kita sendiri dan mengurus luasnya talenta-talenta yang dikaruniakan kepada kita. Kita ‘memerintah
atas diri kita sendiri’ jika kita dengan sukacita mengembalikan buah dari karunia kita kepada bangsawan.
Sementara talenta adalah milik dari administrasi para utusan-bangsawan, pemeliharaan talenta ada
23
24
2Tim 4:5
Mat 25:14-15
25
26
Yak 1:17
Mat 25:15
40
dalam tangan para imam-raja supaya mereka bisa bekerja dan berjerih payah untuk menghasilkan
pertambahan dan multiplikasi.
Kita ingat perkataan Petrus, ‘Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Elohim’.27 Setelah menerima kasih
karunia ini sebagai suatu karunia, budak-budak dipanggil untuk mengurus penyediaan mereka dalam
Kristus. Inilah arti dari perkataan rasul Paulus, ‘Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika
aku tidak memberitakan Injil. Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri,
memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku
sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan (kepengurusan) yang ditanggungkan
kepadaku.’28 Paulus bukan menyatakan bahwa dia adalah seorang utusan-bangsawan yang tidak rela.
Tetapi, dia memberi kesaksian bahwa dia telah menyerahkan kehendaknya sendiri, untuk mengurus
talenta yang telah dipercayakan kepadanya dengan setia.
Apakah talenta itu?
Kita ingat bahwa mina dimulai sebagai pasokan sumber daya yang ‘kecil’. Sebaliknya, talenta dimulai
dengan ‘banyak’. Dalam bahasa alkitabiah, talenta sama dengan upah lima belas sampai dua puluh
tahun. Melalui ilustrasi, kita bisa menganggap bahwa seorang Kristen yang berkomitmen dan setia
mungkin menerima tiga talenta di sepanjang hidup mereka. Yaitu, jika mereka mulai mengurus talenta
pertama mereka pada usia dua puluh lima dan terus melayani Tuhan dengan rajin sampai mereka
berusia tujuh puluh tahun, kemudian mereka akan memerlukan ‘sumber daya’ senilai empat puluh lima
tahun untuk memenuhi kehendak Elohim bagi hidup mereka. Penyediaan untuk empat puluh lima
tahun sama dengan tiga talenta. Dalam perumpamaan tersebut, tuan memberikan satu budak lima
talenta, yang lain dua, dan yang lain satu. Berbeda dengan pembagian mina, kita perhatikan bahwa
budak-budak menerima kuantitas talenta yang berbeda. Pembagian talenta selalu berdasarkan pada
kapasitas sesuai dengan kemampuan dari budak untuk menjadi diaken dan pengurus.
Dalam istilah praktis, talenta tidak akan menjadi suatu ‘perasaan’ yang samar atau ide yang diragukan.
Ketika Kristus memberikan talenta kepada seseorang, hal ini akan menjadi suatu kesempatan bisnis,
kepemilikan pekerjaan, kontrak, penyediaan, karunia pelayanan, atau perjanjian dalam administrasi
gereja, yang jelas. Talenta itu akan ‘terlihat’ sangat berbeda dengan sumber daya atau kapasitas yang
orang ini pegang sebelumnya. Dua talenta bukan berarti dua kuota dari hal yang sama. Ini bisa jadi dua
sumber komoditas yang terpisah dan berbeda. Satu talenta adalah satu sumber komoditas. Sifat dari
masing-masing talenta akan menetapkan dan menentukan jenis pekerjaan yang dibutuhkan. Dan juga
akan menentukan intensitas dari jerih payah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang sesuai. Kita
ingat perkataan Raja Salomo dalam kitab Pengkhotbah, ‘Adalah baik kalau engkau memegang yang
satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Elohim luput dari keduaduanya’.29 Perkataan ini menggambarkan seseorang dengan beberapa talenta.
Orang-orang yang menerima suatu kepengurusan dari Kristus untuk menghasilkan kekayaan dalam
bisnis akan diminta oleh Tuan untuk memberikan pertanggungjawaban pertambahan mereka. Dia
mengharapkan mereka membawa buah dari pertambahan mereka ke meja perjamuan dan
mempersembahkan itu sebagai persembahan yang nyata. Ini karena ‘investasi’ awal dari talenta, dan
pertambahan yang mereka hasilkan, tetaplah milik Tuan. Kita harus menyerahkan kembali buah dari
talenta kita kepada Dia sebagai penyediaan untuk rumah Tuhan.
27
1Ptr 4:10
28 1Kor
9:16-17
29
41
Pkh 7:18
Buah untuk rumah
Kita membaca dalam perumpamaan, ‘Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa
laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba
lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.’30 Perumpamaan ini
berlanjut, ‘Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu
menyembunyikan uang tuannya … Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu…Maka
jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas … ambillah talenta itu dari padanya dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.’31 Kita mengamati bahwa orang yang
menerima lima talenta, setelah menyerahkan kembali sepuluh talenta kepada tuan, dia menerima
kembali kesepuluh talenta itu, bersama dengan satu talenta dari budak yang jahat dan malas.
Pada akhirnya, buah yang kita hasilkan diberikan kembali kepada kita sebagai milik kepunyaan kita
dalam rumah Tuhan. Akan tetapi, milik kepunyaan-Nya selalu untuk rumah. Sebagai contoh, jika orang
dengan lima talenta menerima sumber daya untuk tujuh puluh lima tahun dari Kristus untuk satu
musim, akan menjadi suatu korupsi yang serius jika mereka mengambil sumber daya ini untuk diri
mereka sendiri. Kami akan menyatakan bahwa seorang dengan lima talenta adalah pribadi yang sama
dengan orang yang memiliki sepuluh mina dan menjalankan otoritas atas sepuluh kota. Kekayaan lima
talenta adalah sumber daya yang cukup untuk mengurus beberapa kota. Kepengurusan atas kota-kota,
pada akhirnya, adalah suatu masalah kepenilikan.
Memultiplikasi talenta kita
Semua sumber yang dihasilkan melalui persembahan adalah untuk pembangunan kerajaan-kerajaan,
kota-kota dan rumah-rumah yang atasnya budak-budak yang bijaksana dan setia menjadi penguruspengurus yang efektif.32 Ketika pertambahan datang, perbandingannya adalah satu dengan satu.
Entahkah satu dengan satu, dua dengan dua, atau lima dengan lima, pertambahan itu dikembalikan
kepada Tuan. Kita mempersembahkan pertambahan dari jerih payah kita kepada Tuan sebagai
persembahan khusus. Pertambahan itu kemudian dikembalikan kepada kita dari Tuan sebagai upah
dan buah untuk kekekalan. Pertambahan itu dikembalikan kepada kita dan menjadi penyediaan untuk
tahap atau musim persembahan berikutnya. Yesus berkata, ‘Sekarang juga penuai telah menerima
upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai samasama bersukacita’.33 Menuai juga adalah bagian dari jerih payah kita. Sebagai hasil dari jerih payah kita,
kita menerima upah dan menyimpan buah untuk kekekalan. Kita bisa memikirkan upah sebagai
sumber daya atau komoditas yang diberikan kembali kepada seorang budak untuk memperlengkapi
mereka untuk pekerjaan musim berikutnya. Kita perhatikan bahwa orang yang menerima lima, dan
menghasilkan lima lagi, pada akhirnya menerima sepuluh. Raja Daud memahami realita ini ketika dia
bersukacita, demikian, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah
persembahan yang kami berikan kepada-Mu’.34
Anggota-anggota tubuh Kristus mempunyai hak istimewa untuk memiliki dan berjerih payah dengan
sumber-sumber yang Dia percayakan kepada mereka. Mereka tidak pernah memiliki hal ini di luar
Kristus atau di luar rumah-Nya. Akan tetapi, mereka dipanggil untuk memiliki sumber-sumber itu
sebagai bagian dari nama mereka sendiri. Penyediaan pada masa ini harus dibawa kembali kepada Tuan
sebagai makanan untuk rumah-Nya.35 Kita membaca dalam Injil Lukas, ‘Jadi, siapakah pengurus rumah
30
31
Mat 25:20-21
Mat 25:17,18,26-28
32
33
Luk 12:42-44
Yoh 4:36
42
34
35
1Taw 29:14
Mal 3:10
yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk
memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?’36 Kata Yunani yang diterjemahkan ‘hamba’ di
sini adalah ‘therapeia’. Kata ini merujuk kepada pekerja-pekerja, buruh-buruh yang sesungguhnya, yang
berpartisipasi dalam ekonomi rumah. Para laki-laki dan para perempuan ini bukan orang-orang yang
hanya sekedar hadir.
Jerih payah, pertambahan dan upah
Kita juga memperhatikan dalam perumpamaan tentang talenta bahwa budak-budak yang masingmasing menerima lima dan dua talenta, segera ‘pergi … menjalankan uang (terj. Bhs. Ing. ‘traded with them’
artinya ‘berdagang dengan talenta itu’)’ untuk memperoleh lebih lagi.37 Kata ‘berdagang’ bisa dipahami
lebih baik sebagai ‘berjerih payah’. Seperti yang telah kami nyatakan, mina dan talenta adalah ukuran
nilai. Itu dikaruniakan kepada kita sebagai kesempatan-kesempatan dan sumber-sumber. Dalam hal
mina, Kitab Suci menunjukkan bahwa kita seharusnya bertambah dengan perbandingan satu dengan
lima, atau satu dengan sepuluh. Dalam hal apapun, nilai dari mina yang dikalkulasikan dan
pertambahannya bukanlah suatu jumlah yang berarti. Nilai sesungguhnya dari mina dikaitkan dengan
otoritas yang diberikan kepada seorang budak. Mereka menerima mandat untuk menjalankan otoritas
yang setara dengan pertambahan yang mereka hasilkan. Dalam hal talenta, setiap pengurus seharusnya
secara obyektif sadar akan nilai dan sifat dari talenta yang diberikan kepada mereka. Seorang pengurus
yang baik akan mengetahui bagaimana mengatur baik pertambahan maupun kerugian dalam musim
kepengurusan mereka. Pertambahan talenta seharusnya terjadi pada perbandingan satu dengan satu.
Pertama-tama, pertumbuhan adalah melalui pertambahan, dan kemudian melalui multiplikasi.Melalui
‘pertambahan’, maksud kami adalah menghasilkan jenis sumber daya yang sama. Di sisi lain,
multiplikasi merujuk kepada menghasilkan sumber daya yang berbeda. Pada akhir dari setiap musim,
budak-budak dan pengurus-pengurus yang baik, bijaksana dan setia adalah orang-orang yang
mengembalikan suatu pertambahan kepada bangsawan. Dengan melakukan demikian, mereka
‘menerima upahnya dan … mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal’.38
Ada suatu titik temu antara jerih payah dengan upah pada tiga tingkat. Pertama, kita menyibukkan
diri dengan mina, setia dalam harta orang lain dan dalam perkara kecil. Kedua, dengan setia kita
berjerih payah dengan talenta yang kita terima. Talenta diberikan sesuai dengan nama, identitas, jerih
payah, pekerjaan dan kesetiaan. Rasul Paulus memberi kesaksian, ‘Ia menganggap aku setia dan
mempercayakan pelayanan ini kepadaku’.39 Dan ketiga, sebagai seorang budak yang setia dan
bijaksana, kita setia dalam kepengurusan yang Tuan berikan kepada kita. Pada akhir dari setiap musim,
kita mempersembahkan semua talenta kembali kepada Tuan sebagai suatu persembahan khusus.
Kemudian Tuan melanjutkan dengan membagikan pertambahan dari talenta itu kembali kepada budak
itu. Inilah bagaimana budak itu mulai menerima suatu kerajaan.
Suatu realita korporat
Perumpamaan tentang gadis yang bijaksana dan yang bodoh membantu kita untuk menafsirkan arti
dari mina dan talenta. Yesus juga menggunakan perumpamaan untuk menginstruksikan kita
sehubungan dengan zaman gereja dan bagaimana kita bersiap untuk kedatangan-Nya. Pada awal Injil
Matius pasal dua puluh lima, kita membaca, ‘Hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki’.40 Kita perhatikan bahwa Yesus
berbicara secara langsung tentang mempelai laki-laki, bukan bangsawan atau orang yang kaya.
Perumpamaan ini secara spesifik merujuk kepada tahap akhir dari zaman gereja. Pada tengah malam,
ada suatu seruan, ‘Mempelai datang! Songsonglah dia!’41 Rasul Paulus merujuk kepada perumpamaan
36
37
Luk 12:42
Mat 25:16-17
38 Yoh
40
39
4:36
1Tim 1:12
41
43
Mat 25:1
Mat 25:6
ini ketika dia berkata kepada jemaat Korintus, ‘Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu
ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai
perawan suci kepada Kristus’.42 Penggunaan istilah ‘perawan (gadis)’ oleh Paulus untuk
menggambarkan seluruh jemaat mengindikasikan suatu realita korporat terhadap perumpamaan ini.
Tidak sama dengan sepuluh budak individu yang masing-masing menerima satu mina, sepuluh gadis
ini menggambarkan kota-kota, wilayah-wilayah kaki dian, atau kerajaan-kerajaan. Dalam Kitab Suci,
‘pelita’ tidaklah pernah merupakan seorang individu.
Pasokan minyak kita
Pelajaran paling penting dari perumpamaan ini adalah bahwa gereja-gereja kaki dian membutuhkan
suatu pasokan minyak untuk menopang mereka selama ‘jam’ terakhir. Lima gadis bijaksana memiliki
‘pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka’.43 Akan tetapi, lima gadis bodoh tidak memiliki
minyak tambahan. Ketika mereka bangun pada tengah malam, mereka menyadari bahwa ‘jam’ untuk
mempelai datang telah tiba. Gadis-gadis yang bodoh tidak memiliki minyak yang cukup. Kita
perhatikan sebelumnya bahwa ‘minyak’, pertama-tama, menggambarkan Roh Kristus. Gadis-gadis ini
seharusnya bertemu dan menerima mempelai laki-laki dengan terang dari pelita mereka. Paulus
menuliskan kepada jemaat Roma, ‘Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika
memang Roh Elohim diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik
Kristus.’44 Penting untuk diperhatikan bahwa ketika lima gadis bodoh mencoba untuk masuk ke
perjamuan kawin setelah mempelai laki-laki tiba, Dia berkata kepada mereka, ‘Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya aku tidak mengenal kamu’.45
Kami menduga bahwa gereja-gereja yang digambarkan dalam perumpamaan ini dengan lima gadis
bijaksana itu, bersiap untuk mempelai laki-laki. Pelita mereka menyala karena mereka memelihara
hubungan dengan orang-orang yang ada dalam administrasi minyak yang mengalir dari Kristus.
Mereka adakah gereja-gereja kaki dian dengan para penilik dan diaken yang terhubung kepada
administrasi kerasulan. Hal ini memungkinkan minyak yang cukup untuk datang kepada pelita dari
gereja kaki dian. Gereja-gereja yang digambarkan sebagai gadis-gadis bodoh, melayani prinsip yang
berbeda. Bukannya menyatakan terang dari minyak yang telah dinyalakan oleh Roh Kudus, mereka
malah menunjukkan suatu pelayanan yang berpusat pada diri sendiri yang ditandai dengan kesibukan
dengan ekspresi mereka sendiri. Mereka tidak memelihara hubungan dengan administrasi kerasulan,
karenanya mereka tidak menerima pasokan minyak baru.46 Para penilik dari gereja-gereja ini akan
dihakimi sebagai orang-orang bodoh yang tidak dikenal oleh Anak.
Perumpamaan tentang tuan tanah yang menanam kebun anggur
Perumpamaan tentang tuan tanah yang menanam sebuah kebun anggur, berbicara tentang masalah
kepemilikan dan otoritas sehubungan dengan mina dan talenta. Kita membaca dalam Injil Matius,
‘Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali
lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia
menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain’.47 Dalam
perumpamaan ini, kebun anggur adalah jemaat lokal di mana anak-anak Elohim berjerih payah dan
menghasilkan buah. Kita tahu bahwa bangsawan yang memberikan mina dan talenta adalah tuan tanah
yang menanam kebun anggur itu. Bangsawan menggambarkan seorang rasul yang menjadi diaken
mewakili Bapa dan Anak. Ini menjelaskan pilihan kata-kata Paulus ketika dia berkata kepada jemaat
Korintus, ‘Aku menanam’.48 Sebagai seorang bangsawan yang dikirim ke negeri yang jauh untuk
2Kor 11:2
Mat 25:4
44 Rm 8:9
Mat 25:12
Luk 12:47
47 Mat 21:33
42
45
43
46
48 1Kor
44
3:6-8
menerima kerajaan, Paulus ‘menanam’ ladang tuaian dari gereja-gereja. Dan sama seperti memberikan
talenta, bangsawan memberikan pemeliharaan kebun anggur kepada penggarap-penggarap sebelum
dia melakukan suatu perjalanan.
Pohon anggur dalam perumpamaan ini adalah jaringan hubungan dalam suatu jemaat. Mereka telah
ditanam oleh rasul.49 Nabi Yesaya merujuk kepada Israel sebagai ‘pohon anggur dari Mesir’. 50
Penggarap-penggarap adalah para diaken dari gereja-gereja yang diminta untuk mengawasi
pertumbuhan pohon-pohon anggur. Daun pohon anggur adalah anak-anak kerajaan. Ketika musim
berjerih payah dan tuaian telah selesai, tuan tanah mengirimkan budak-budaknya untuk menerima
buahnya.51 Budak-budak ini adalah para diaken. Mereka adalah sesama pekerja dengan para rasul. Kita
membaca dalam perumpamaan ini, ‘Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu:
mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu’. 52
Jelas, budak-budak ini tidak diterima oleh para penggarap. Tuan tanah, menggambarkan Bapa,
kemudian mengirim anaknya kepada mereka. Pada saat kita mendekati akhir zaman, Tuhan
mengirimkan para utusan-Nya ke dalam dunia dan mereka juga akan ditolak. Anak, sebagai Kepala
dari tubuh, adalah Pewaris. Kebun anggur adalah warisan-Nya. Para penggarap dalam perumpamaan
ini adalah pengikut Nikolaus dan pekerja-pekerja yang jahat.53 Mereka membunuh pewaris,
mempercayai bahwa warisan anak sulung akan menjadi milik mereka, di luar dari ‘administrasi para
rasul’. Sama seperti perumpamaan tentang mina dan talenta, Bapa mengeluarkan penggarap-penggarap
ini dan memberikan kebun anggur kepada anak-anak yang sejati dari administrasi kerajaan. ‘Ia akan
membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarappenggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya’.54
Yesus berbicara tentang bangsa Yahudi serta para nabi, imam, raja dan nenek moyang yang mengelola
kebun anggur perjanjian. Ketika Yesus mengatakan perumpamaan ini, para imam dan orang Farisi
‘mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya’.55 Para imam dan orang Farisi ini
menggambarkan generasi para pemimpin yang telah menolak firman dari para utusan Elohim. Sebelum
kematiannya, Stefanus berkata kepada mereka, ‘Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak
bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu,
demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan
mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar,
yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kamu telah menerima hukum Taurat yang
disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya.’56 Stefanus bukan hanya
merujuk kepada orang Yahudi. Dia juga berbicara kepada semua penilik dan diaken yang mengelola
kebun anggur perjanjian.
Kita tahu bahwa akan ada penolakan terhadap administrasi utusan yang memiliki ‘kepengurusan atas
rahasia’ dan firman kebenaran masa kini. Administrasi penolakan dari Babylon ini tidak akan menerima
para utusan Kristus ke dalam kebun anggur mereka. Para penggarap-diaken juga tidak mengizinkan
para utusan berbicara kepada jemaat mereka. Pekerja-pekerja yang jahat ini ingin menyimpan buah
untuk diri mereka sendiri karena mereka adalah para dermawan. Mereka adalah para penggarap yang
korup, berusaha untuk menarik keuntungan dari pohon anggur. Mereka tidak memahami bahwa
pohon anggur adalah Kristus dan gereja-Nya. Akhirnya, mereka adalah ranting-ranting yang tidak
berbuah yang akan dikumpulkan dan dibakar.57 Mereka bukan lagi bagian dari Pohon Anggur, mereka
juga tidak bersatu dengan administrasi utusan yang datang untuk menerima buah. Dalam hal ini, kita
ingat contoh akan Diotrefes. Rasul Yohanes memberi kesaksian bahwa dia adalah seorang budak Yesus
Yes 61:3
Yes 5:7. Mzm 80:8
51 Mat 21:34
Mat 21:35
Why 2:15-16
54 Mat 21:41
Mat 21:45
Kis 7:51-53
57 Yoh 15:6
49
52
55
50
53
56
45
Kristus.58 Dia telah diutus kepada kebun anggur itu.59 Namun, Yohanes mengamati bahwa, ‘Diotrefes
yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. Karena itu, apabila
aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia
meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri
bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang
mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.’60 Sepanjang zaman gereja, dan
selanjutnya pada hari-hari terakhir ini, para utusan-pengurus-budak Kristus akan ditolak dan dianiaya
oleh para penggarap yang jahat. Pada saat yang sama, akan ada juga administrasi kerasulan yang
‘memberikan karunia rohani’ dan menerima buah dari kebun anggur pada hari-hari terakhir ini.
58 Why
1:1
59
Why 1:4
60
46
3Yoh 1:9-10
BAB 5
Kepengurusan yang setia
Setiap orang yang berpartisipasi dalam kerajaan Elohim harus dengan rela merangkul status anak, hal
menjadi budak dan menjadi diaken supaya mereka bisa menjadi pengurus-pengurus kerajaan. Sekarang
kita akan memperhatikan beberapa pelajaran praktis dari perumpamaan mengenai kepengurusan
(penatalayanan). Ketika Yohanes memperkenalkan kitab Wahyu, dia menggambarkan gereja sebagai
‘suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Elohim, Bapa-Nya (terj. Bhs. Ing. ‘a kingdom of priests to His God
and Father’ artinya ‘suatu kerajaan imam-imam bagi Elohim dan Bapa-Nya’)’.1 Kerajaan Elohim di muka bumi
tidak akan sama dengan kerajaan demokratis ataupun otoriter. Sebaliknya, rasul Yohanes menyatakan
bahwa kerajaan Elohim akan menjadi suatu kerajaan imam-imam.
Yesus Kristus telah membuat kita menjadi suatu kerajaan imam. Sepanjang zaman gereja, setiap murid
harus terlibat dalam pekerjaan keimamatan. Mereka harus dibaptiskan ke dalam Kristus, mengenakan
keimamatan-Nya, dan bersekutu dalam persembahan-Nya.2 Dalam suratnya kepada orang-orang
Ibrani, Paulus menulis, ‘Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita
mengucap syukur dan beribadah kepada Elohim menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut. Sebab Elohim kita adalah api yang menghanguskan’.3 Pertama-tama, kita perhatikan
bahwa Paulus menyebut zaman gereja sebagai konteks di mana kerajaan Elohim akan ditegakkan
‘sebagai persiapan kegenapan waktu (terj. Bhs. Ing. ‘as an administration suitable to the fullness of times’
artinya ‘sebagai suatu administrasi yang sesuai untuk kegenapan waktu’)’.4 Kedua, Paulus berbicara tentang
suatu ibadah keimamatan yang berkenan. Orang-orang yang berpartisipasi dalam pembentukan
kerajaan-Nya bisa dilihat melalui komitmen mereka yang nyata kepada persembahan. Komitmen
mereka bukan hanya suatu pengakuan iman yang emosional atau teologis. Mereka akan membawakan
buah dari pekerjaan iman mereka, dan menempatkan itu di kaki ‘para rasul’.5
Pengertian kita tentang kerajaan harus termasuk suatu partisipasi praktis dalam persekutuan memberi
dan menerima.6 Sebagai budak-budak, kita menjadi imam atau melayani Dia dengan membawa
persembahan. Setelah kita menerima mina dan talenta, kita mengembalikan buah dari jerih payah kita
dengan mempersembahkannya di atas mezbah. Keimamatan kita sebagai budak-budak yang setia dan
bijaksana ditunjukkan oleh waktu, sumber daya dan uang yang kita bawa masuk ke dalam rumah
Elohim. Maleakhi menginstruksikan orang Israel untuk membawa persembahan supaya ‘ada
persediaan makanan di rumah-Ku’.7 Mengenai persediaan untuk rumah-Nya, Yesus bertanya,
Why 1:6
Gal 3:27
3 Ibr 12:28-29
Ef 1:10
Kis 4:35,37
6 Flp 4:15
1
4
2
5
7
47
Mal 3:10
‘Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk
memberikan mereka makanan pada waktunya?’8
Keimamatan yang dipulihkan dan berfungsi sepenuhnya akan membuat administrasi Kristus untuk
maju ‘sebagai pemenang untuk merebut kemenangan’ di akhir zaman.9 Rasul Yohanes melihat Anak
Domba berdiri, seperti telah disembelih, di tengah-tengah takhta.10 Yesus Kristus adalah Anak Domba
Elohim. Dalam penglihatan Yohanes tentang ruang maha kudus, dia melihat mezbah, tempat korban,
di dalam takhta. Takhta menyimbolkan tempat duduk kekuasaan dan otoritas dalam suatu kerajaan.
Anak Domba berdiri di tengah-tengah takhta menandakan bahwa keimamatan dan persembahan
adalah cara mendasar dari kerajaan Elohim. Orang-orang yang menang oleh darah Anak Domba, firman
kesaksian mereka, dan dengan tidak mengasihi hidup mereka bahkan sampai mati, akan memakai
jubah putih keimamatan.
Menerima dan mewarisi
Anak menghakimi setiap orang menurut pekerjaan dan jerih payah mereka yang telah mereka lakukan
sebagai budak-budak dan pengurus-pengurus. Menerima warisan kita sebagai ‘mewarisi nubuatnubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian (terj. Bhs. Ing. ‘sons of the prophets and of the covenant’
artinya ‘anak-anak nabi dan anak-anak perjanjian’)’ secara tersirat terkait dengan ‘pekerjaan’ kita dalam
rumah Tuan.11 Aspek pertama dari ‘menerima kerajaan’, termasuk memberikan pertanggungjawaban
untuk kepengurusan kita akan milik kepunyaan Bangsawan. Mina dan talenta diberikan sebagai suatu
sumber untuk pekerjaan kita sebagai seorang budak yang setia, menurut nama dan pekerjaan kita yang
spesifik ‘yang dipersiapkan Elohim sebelumnya’.12 Ketika kita menerima mina dan talenta dari
Bangsawan, kita sedang menerima kerajaan. Sumber-sumber ini harus dimultiplikasi melalui jerih
payah dengan setia. Kita mulai menerima warisan kita ketika Yesus berkata, ‘Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu’.13
Budak-budak dan pengurus-pengurus yang setia diberkati oleh Bapa dengan berkat Abraham. Ini
adalah berkat status anak. Yesus berkata bahwa mereka ‘menerima kerajaan’ sebagai warisan mereka.
Segera sesudah mengajarkan perumpamaan tentang talenta. Yesus mengidentifikasi orang-orang benar
yang akan mewarisi kerajaan sebagai orang-orang yang mempedulikan ‘yang terkecil’; mereka
memberikan Dia minum, mengundang Dia masuk, memberikan Dia pakaian, dan mengunjungi Dia
dalam penjara. Mengenai anak-anak kebenaran Elohim, Yesus berkata, ‘Dan Raja itu akan berkata
kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah (terj.
Bhs. Ing. ‘inherit’ artinya ‘warisilah’) Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.’14 Kita
harus berjerih payah dengan mina dan talenta kita dalam rumah Elohim supaya kebutuhan dari
saudara-saudara kita terpenuhi.
Ketika kita mengurus milik kepunyaan Tuan dan terbukti setia dalam perkara kecil, kita diundang
untuk ‘masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu’. ‘Kebahagiaan’ ini adalah upah yang kita
terima untuk pekerjaan kita dalam berbagai musim kehidupan, sebagaimana juga warisan kita dalam
langit dan bumi yang baru. Warisan kita adalah ‘buah untuk hidup yang kekal’ yang kita kumpulkan
sebagai budak yang baik dan setia pada zaman sekarang.15
8 Mat
11
14
9
24:45
Why 6:2
10 Why 5:6
12
Kis 3:25
Ef 2:10
13 Mat 25:21,23
15
48
Mat 25:34
Mat 25:23
Perumpamaan tentang biji sesawi
Mengambil inisiatif-inisiatif iman
Perumpamaan tentang biji sesawi dan perumpamaan tentang ragi mengilustrasikan prinsip ‘kecil’ yang
dihubungkan dengan mina. Kita membaca dalam Injil Matius, ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji
sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala
jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan
menjadi pohon’.16 Arti dari ‘tumbuh’ adalah ‘menyebabkan pertambahan melalui aplikasi’. ‘Menyebabkan
pertumbuhan’ menggambarkan inisiatif-inisiatif iman yang setiap orang percaya harus lakukan.
Penting untuk memperhatikan biji (benih) sesawi dalam konteks iman. Ini karena Yesus berkata,
‘Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada
gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang
mustahil bagimu’.17 Dalam bab sebelumnya, kita membahas perumpamaan tentang penabur. Ketika
kita menerima firman seperti sebuah benih, firman itu mengandung iman.18 Perumpamaan tentang biji
sesawi mengilustrasikan buah yang dihasilkan dari mengerjakan iman yang terkandung dalam firman
yang kita terima.
Iman bukanlah mengerjakan kepercayaan selama-lamanya. Kitab Suci mengatakan bahwa bahkan
setan-setanpun juga percaya.19 Iman adalah inisiatif yang kita ambil atas mendengarkan firman Elohim.
Itulah mengapa Yakobus menyimpulkan pengajarannya atas iman demikian, ‘iman tanpa perbuatanperbuatan adalah mati’.20 Dia memberi kesaksian, ‘Aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku … manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya (pekerjaanpekerjaannya) dan bukan hanya karena iman’.21 Kita ingat cerita tentang Abraham yang dibenarkan
oleh pekerjaannya ketika dia mengambil inisiatif iman untuk mempersembahkan Ishak, anaknya, di
atas mezbah.22 Ketika kita menerima firman iman, firman iman itu menggerakkan dan memberikan
kita keberanian untuk mengambil inisiatif. Inilah yang Paulus maksudkan ketika dia memberi
kesaksian, ‘Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena
Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku’.23 Tuhan mendapati Paulus setia
karena, setelah pertobatannya yang ajaib, ‘kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku
tidak taat. Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem
dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan
berbalik kepada Elohim’.24 Paulus menjadi seorang utusan dari administrasi Kristus. Dia mengambil
mandat untuk memproklamirkan dan meneguhkan bagian unik yang setiap orang percaya miliki dalam
kerajaan Elohim.
Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa
Ketika Tuhan mencari budak-budak yang setia dan bijaksana, dan kemudian pengurus-pengurus, Dia
mencari orang-orang yang menunjukkan dirinya setia. Melalui inisiatif iman kita, kita membuktikan diri
kita taat kepada perintah-Nya, setia menjadi diaken dari sumber-sumber-Nya, dan tunduk sementara
kita menjalankan otoritas-Nya. Budak yang tidak berguna dalam perumpamaan tentang mina berkata,
‘Aku takut’.25 Paulus mendefinisikan dosa demikian. Katanya, ‘Segala sesuatu yang tidak berdasarkan
iman, adalah dosa’.26 Tidak ada pembenaran untuk takut dalam Kitab Suci. Paulus menjelaskan bahwa
kita menghukum diri kita sendiri jika kita mempunyai keraguan apapun ketika kita berlanjut dengan
mengambil inisiatif. Dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, rasul Paulus menulis, ‘Apa yang
Mat 13:31-32
Mat 17:20
18 Rm 10:17
19 Yak 2:19
Yak 2:26
Yak 2:18,24
22 Yak 2:21
23 1Tim 1:12
Kis 26:19-20
Luk 19:21
26 Rm 14:23
16
20
24
17
21
25
49
telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang
dapat dipercayai (terj. Bhs. Ing. ‘faithful’ artinya ‘setia’), yang juga cakap mengajar orang lain’.27 Para utusan
memproklamirkan firman iman. Ini adalah pekerjaan mereka. Mereka mengimpartasikan iman dengan
menyalurkan mina. Ketika firman diproklamirkan, iman datang kepada orang-orang yang mendengar.
Sama seperti bangsawan, para utusan bukan hanya menasehati orang-orang percaya kepada iman,
mereka memerintahkan orang-orang percaya untuk mengerjakan inisiatif sesuai dengan iman itu.
Paulus mendorong orang-orang percaya di Efesus untuk mengambil inisiatif iman. Dia mengatakan
kepada mereka untuk ‘pergunakanlah perisai iman’.28 Dia merujuk kepada Abraham, bapa orang beriman.
Kitab Kejadian mencatat bahwa Tuhan berbicara secara langsung kepada Abraham. Dia berkata,
‘Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar’.29 Kitab Ibrani memberi
kesaksian tentang iman Abraham. Kita membaca bahwa ‘karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil
untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan
tidak mengetahui tempat yang ia tujui’.30 Kita tidak dilindungi ketika firman menyebabkan iman
muncul dalam hati kita. Tetapi, kita dilindungi oleh inisiatif-inisiatif yang kita ambil karena iman itu.
Petrus meneguhkan bahwa ‘kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Elohim karena imanmu sementara
kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.’31 Kerajaan
Elohim tidak datang dengan tanda-tanda yang bisa diamati. Kerajaan Elohim muncul ketika diakendiaken yang setia, mengambil inisiatif iman untuk menjalankan otoritas dari mina mereka. Salah satu
pernyataan akhir tentang orang-orang yang mengambil inisiatif iman ditemukan dalam kitab Wahyu.
Kita membaca, ‘Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala
tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka
yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.’32
Perumpamaan tentang pohon ara di kebun anggur
Keberhasilan atau kegagalan kita dalam mengurus mina dan talenta kita akan menjadi sangat jelas.
Apakah kita menghasilkan buah sebagai persediaan untuk rumah Elohim? Apakah kita berpartisipasi
dengan nyata dalam persekutuan memberi dan menerima untuk menopang kehidupan gereja? Yesus
mengatakan suatu perumpamaan tentang seorang yang memiliki pohon ara, untuk menunjukkan
mandat kita untuk menghasilkan buah. Dia berkata, ‘Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di
kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada
pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini
dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul
tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak,
tebanglah dia!’33 Perumpamaan ini meneguhkan bahwa bangsawan datang mencari buah. Dia berharap
menemukan buah. Inilah yang Paulus maksud ketika dia berkata kepada jemaat Roma, ‘Saudarasaudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu
— tetapi hingga kini selalu aku terhalang — agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga
di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain’.34
Kita juga memperhatikan bahwa pemilik-bangsawan ini mengancam akan memotong pohon ara itu
jika tidak menghasilkan buah. Dengan mengatakan demikian, Yesus memperingatkan orang-orang
Yahudi bahwa Dia akan mengambil kerajaan, dan memberikan itu kepada orang lain. Dia berkata,
‘Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Elohim akan diambil dari padamu dan akan
2Tim 2:2
6:16
29 Kej 15:1
Ibr 11:8
1Ptr 1:5
32 Why 17:14
27
30
33
28 Ef
31
34
50
Luk 13:6-9
Rm 1:13
diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu’.35 Pohon ara ini menggambarkan
pengurus-pengurus yang gagal untuk ‘mendapatkan upah’ atau ‘menghasilkan buah untuk kekekalan’.
Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, dipotong dan dibuang ke dalam api.36 Tentu
saja, satu-satunya buah yang bangsawan inginkan adalah buah atau pertambahan dari sumber yang dia
telah percayakan kepada budak-budaknya. Inilah arti dari perkataan Yesus, ‘Tinggallah di dalam Aku
dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam
Aku.’37 Konteks di mana kita menghasilkan buah adalah tubuh Kristus. Jika secara hubungan kita tidak
terkoneksi kepada suatu jemaat lokal orang-orang percaya, kita bukanlah bagian dari kebun anggur
Bangsawan. Kita tidak akan dikenal oleh Kristus, karena kita dikenal dari buah kita.38 Ketika kita
menerima mina, kita diminta untuk mengerjakan dengan setia dalam sumber yang ‘kecil’ yang sekarang
kita miliki. Kita harus terus mengerjakan untuk menghasilkan buah yang matang.39 Firman iman, yang
datang sebagai benih, memberikan kita keberanian untuk mengambil inisiatif-inisiatif iman dan
menghasilkan buah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh
kali lipat.40
Perumpamaan tentang pengurus dari mamon yang tidak benar
Ketika Yesus mengajarkan perumpamaan tentang pengurus yang tidak benar, Dia menghubungkan
kepengurusan yang tepat akan kekayaan dengan menerima kekayaan yang sejati dalam bentuk talenta
dan mina. Paulus dan para penulis Perjanjian Baru dengan berbagai cara merujuk kepada mamon
sebagai kekayaan atau uang. Pada akhirnya, uang tidak memiliki nilai yang nyata karena uang hanyalah
suatu komoditas sementara, memfasilitasi ekonomi perdagangan dunia ini. Paulus menulis kepada
Timotius demikian, ‘Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi
hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Elohim yang
dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati’.41 Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya bahwa sulit bagi seorang kaya untuk masuk kerajaan sorga.42 Kata-Nya, ‘Berjagajagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu’.43 Yesus melanjutkan dengan
menyampaikan perumpamaan tentang seorang kaya dengan tanah yang sangat produktif. Orang ini
merombak lumbung-lumbungnya yang telah ada supaya dia bisa membangun lumbung-lumbung yang
lebih besar untuk menyimpan barang-barangnya yang sangat banyak. Dia berkata kepada dirinya
sendiri, ‘Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya’. Akan tetapi,
dia bodoh karena dia tidak tahu bahwa jiwanya diambil dari padanya pada malam itu juga.44
Dalam perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (pengurus yang tidak benar), Yesus
menyatakan, ‘Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur (tidak benar),
supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi (terj. Bhs. Ing. ‘so when it fails’ artinya ‘supaya ketika
mamon itu gagal’), kamu diterima di dalam kemah abadi’.45 Kegagalan dari mamon yang tidak benar
merujuk kepada akhir zaman ketika ekonomi dunia ini akan runtuh. Yesus juga berkata, ‘Jadi, jikalau
kamu tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu
harta yang sesungguhnya?’46 Dia menyoroti bahwa kepengurusan dari ‘mamon yang tidak jujur (tidak
benar)’ adalah pekerjaan dari budak-budak dan pengurus-pengurus dalam administrasi Kristus.
Orang-orang yang ‘kaya dalam dunia sekarang ini’ karena ‘firman yang datang kepada mereka’, haruslah
setia dengan mamon yang tidak benar. Budak-budak dalam rumah telah diberikan kapasitas untuk
Mat 21:43
Mat 7:19. Mat 3:10
37 Yoh 15:4
38 Mat 7:20
Luk 8:14
Mat 13:8
41 1Tim 6:17
42 Mat 19:23
Luk 12:15
Luk 12:16-20
45 Luk 16:9
46 Luk 16:11
35
39
43
36
40
44
51
menghasilkan suatu pertambahan bagi Tuhan. Inilah arti dari perkataan rasul Paulus kepada jemaat
Korintus, ‘Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami
menuai hasil duniawi dari pada kamu?’47 Pelayanan dan ajaran mendasar dari Paulus berdasarkan pada
persekutuan yang murni dalam memberi dan menerima.
Dunia dan semua isinya adalah milik-Nya
Setiap orang Kristen berpartisipasi dalam ekonomi dunia ini. Kita semua terlibat dalam beberapa jenis
pekerjaan yang menguntungkan. Paulus berkata, ‘Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia
makan’.48 Namun, kita memahami bahwa segala sesuatu adalah milik Elohim. Segala sesuatu yang
datang kepada kita berasal dari tangan-Nya dan Dia adalah sumber dari persediaan kita. Ketika Abram
bertemu dengan Melkisedek dan menerima roti dan anggur, Abram memberikan persepuluhan dari
semuanya kepada Melkisedek.49 Abram menolak untuk menerima bahkan sepotong benang atau tali
kasutpun dari raja Sodom supaya raja itu tidak dapat berkata, ‘Aku telah membuat Abram menjadi
kaya’.50 Kita memberikan persepuluhan untuk menandakan bahwa kita telah menerima hal menjadi
budak dalam rumah Yang Mahatinggi. Dia adalah Penyedia kita. Kita berpartisipasi dalam suatu
persekutuan persembahan, menggunakan mamon yang tidak benar yang Dia telah berikan untuk
persediaan kita. Oleh karena itu, ada suatu kesetiaan yang harus kita tunjukkan sehubungan dengan
keuangan kita. Ini adalah bagian dari kepengurusan kita dalam rumah Anak. 51 Masalahnya tidaklah
pernah berapa banyak uang yang kita berikan. Tetapi, masalahnya adalah penerapan yang bijaksana
yang kita tunjukkan sebagai pengurus-pengurus, supaya kita bisa mengembalikan kepada-Nya. Ini
dicontohkan dalam persembahan janda miskin yang menaruh dua peser ke dalam peti persembahan
dalam bait suci. Yesus berkata bahwa perempuan ini ‘memberi lebih banyak dari pada semua orang
yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari
kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh
nafkahnya’.52
Talenta untuk bisnis
Meskipun kita semua berpartisipasi dalam ekonomi dunia yang tidak benar ini, ada beberapa orang
yang diberikan ‘karunia khusus’. Mereka telah diberikan talenta untuk menghasilkan uang, sumber
dan modal untuk kerajaan Elohim melalui kegiatan bisnis mereka. Rasul Paulus mengidentifikasi
orang-orang yang menerima kasih karunia dan ‘karunia’ untuk memberi ini. Dia mendorong mereka
untuk memberi dengan hati yang ikhlas sebagai pengerjaan dari kepengurusan mereka yang setia. 53
Penting bagi pengurus-pengurus ini untuk menyadari bahwa jerih payah mereka tidak akan
menghasilkan keuntungan bagi Elohim, juga tidak menambahkan kapasitas mereka untuk
memultiplikasi talenta, tanpa suatu hubungan yang sebagaimana mestinya dengan persekutuan
persembahan. Menerima kerajaan dalam hidup ini, dan pada zaman yang akan datang, tergantung pada
partisipasi kita sesuai dengan fungsi kita dalam tubuh Kristus di suatu jemaat lokal. Sebagai contoh,
seseorang tidak bisa bekerja untuk menghasilkan suatu persembahan khusus bagi kerajaan Elohim
sementara ia hanya memelihara suatu koneksi ‘tanda’ (hubungan yang sekedarnya) terhadap gereja.
Seorang pebisnis, dengan kapasitas untuk menghasilkan pertambahan bagi kerajaan, tetap perlu
memberi diri kepada pengajaran para rasul, persekutuan, memecahkan roti dan berdoa. Pemberian diri
ini adalah bukti dari seorang Kristen buah sulung. Pengurus-pengurus yang menerima talenta ini harus
memelihara mata mereka tetap baik.54 Paulus memperingatkan bahwa orang-orang yang ingin menjadi
kaya jatuh ke dalam pencobaan, jerat, dan banyak lagi keinginan yang bodoh dan berbahaya, yang
menceburkan mereka ke dalam kehancuran dan kebinasaan. Dia menjelaskan ajaran ini, demikian,
1Kor 9:11
3:10
49 Kej 14:20
Kej 14:23
Luk 16:11-12
52 Mrk 12:42-44
47
50
53
48 2Tes
51
54
52
Rm 12:8
Mat 6:22
‘Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka’.55
Perumpamaan tentang raja yang hendak mengadakan perhitungan
Menyelesaikan firman
Yesus mengatakan suatu perumpamaan tentang seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan
dengan budak-budaknya. Perumpamaan ini mengajarkan kita bahwa karunia-karunia dan milik
kepunyaan Kristus selalu ditransaksikan dalam persekutuan dengan para utusannya. Tentu saja, Yesus
juga menanggapi pertanyaan rasul Petrus sehubungan dengan pengampunan di antara sesama budak.
Yesus memulai perumpamaan ini dengan mengatakan, ‘Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang
raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan
perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.’56 Kata
Yunani yang diterjemahkan ‘perhitungan’ adalah ‘logos’. Akan tetapi, kebanyakan terjemahan dari ayat
ini membuat kita berpikir dalam istilah keuangan. Raja ini kembali untuk menyelesaikan firman dengan
budak-budaknya. Firman yang disampaikan kepada budak-budak dalam rumah-Nya adalah firman
tentang salib. Ini adalah firman yang Kristus sampaikan kepada para utusan-bangsawan-Nya. Dan ini
adalah firman yang para utusan-bangsawan sampaikan kepada sesama budak di bawah tanggung
jawab mereka. Para utusan adalah bagian dari suatu administrasi yang menjadi diaken dari firman
(melayani firman). Kita ingat bahwa rasul Paulus menggambarkan dirinya sebagai seorang diaken dari
firman injil.57
Suatu kepengurusan dengan 10.000 talenta
Menarik untuk memperhatikan bahwa seorang budak dipercayakan dengan sepuluh ribu talenta.58
Dalam istilah alkitabiah, ini sama dengan upah 150.000 sampai 200.000 tahun. Kita hanya bisa
menyimpulkan bahwa budak individu ini adalah rasul karunia kenaikan, dengan mandat untuk
menilik kelompok gereja-gereja yang luas. Jumlah sumber daya itu akan cukup untuk persediaan
seluruh negeri, atau beberapa wilayah kaki dian. Sementara perumpamaan ini berlanjut, kita tahu
bahwa budak ini tidak mampu membayar kepada raja. Dia tersungkur ke tanah dan menyembah raja,
katanya, ‘Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan’.59 Raja berbelas kasihan kepada budak
ini dan melepaskan dia dari utangnya.60 Akan tetapi, budak itu selanjutnya menangkap dan mencekik
sesama budak yang berutang seratus dinar kepadanya, katanya, ‘Bayar hutangmu!’61 Budak yang
berutang sepuluh ribu talenta ini tidak menunjukkan kemurahan kepada budak sesamanya.
Kita diingatkan dengan perumpamaan lain di mana seorang penilik dari sebuah rumah diberikan
tanggung jawab membagikan makanan. Ketika dia berpikir tuannya menunda kepulangannya, orang
ini mulai memukul budak sesamanya.62 Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa perumpamaan
tentang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan budak-budaknya menggambarkan suatu
administrasi besar yang telah menjadi terkorupsi dan lalai. Administrasi ini tidak lagi melayani minyak
baru dari firman Kristus kepada jemaatnya. Administrasi ini telah pergi kepada jalan Nikolaus, yang
‘memukul’ budak sesamanya untuk tunduk kepada tradisi-tradisi manusia.
Dalam suratnya kepada jemaat Laodikia, Yesus berkata, ‘Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku
telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa’. Administrasi gereja yang telah
dipercayakan dengan ‘sepuluh ribu talenta’ sesungguhnya telah menerima suatu pasokan sumber daya
yang ‘kaya’. Yesus melanjutkan, ‘Engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta
55
58 Mat
61
56
1Tim 6:9-11
Mat 18:23-24
57 Ef 3:7-8
59
18:24
Mat 18:26
60 Mat 18:27
62
53
Mat 18:28
Luk 12:42-45
dan telanjang … Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok.’63 Dalam Injil Lukas, Yesus
menginstruksikan murid-murid-Nya ‘hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menantinantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka
pintu baginya’.64 Perumpamaan ini mengajarkan kita bahwa Yesus akan datang seperti pencuri di
malam hari jika kita tidak siap ketika Dia mengetok. Maksudnya adalah Yesus Kristus akan datang
kepada suatu administrasi yang terkorupsi jika administrasi itu gagal menjaga dan mengurus milik
kepunyaan-Nya. Rumah mereka akan dirampok dan dirusakkan karena Kristus Sendiri akan
mengambil kaki dian mereka.65
Para dermawan
Para utusan Nikolaus
Ketika Tuhan berbicara kepada jemaat Pergamus, Dia berkata, ‘Tetapi Aku mempunyai beberapa
keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam… Demikian
juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus’.66 Pengikut Nikolaus
menjalankan ‘kekuasaan’ atas gereja-gereja. Demikian juga, ajaran Bileam adalah batu sandungan di
hadapan kaum Israel. Ajaran ini membuat orang Israel makan persembahan berhala dan melakukan
amoralitas.67 Para dermawan adalah seperti pengikut Nikolaus karena mereka juga memerintah atas
orang-orang yang mereka layani. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ‘Raja-raja bangsa-bangsa
memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa (otoritas) atas mereka disebut
pelindung-pelindung (para dermawan). Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di
antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan (diaken).’68
Para dermawan adalah ‘pekerja-pekerja kebaikan’. Mereka adalah penyumbang-penyumbang yang
menggunakan kekayaan mereka untuk memelihara kontrol dan menjalankan otoritas. Maksud Yesus
cukup sederhana. Kita tahu bahwa ‘punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di
gunung’.69 Raja Salomo mengamati bahwa ‘kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti
tembok yang tinggi menurut anggapannya’.70
Hak untuk memakan buah
Jika seorang individu menjadi kaya oleh tangan mereka sendiri, dan itu bukan karunia dari Elohim,
berarti mereka telah berjerih payah ‘di bawah matahari’. Terlepas dari keberhasilan atau kegagalan
mereka, mereka telah berjerih payah di bawah matahari. Mereka tunduk kepada waktu dan nasib,
dengan variabel ekonomi dan sosialnya. Di sisi lain, jika seseorang telah menjadi kaya melalui berkat
Elohim, mereka telah menerima mina dan talenta.71 Setiap pebisnis Kristen yang memberi kesaksian
akan berkat Tuhan telah menerima talenta mereka melalui firman dari para utusan-bangsawan.
Talenta adalah milik para utusan kerasulan. Masalah kepemilikan, pemeliharaan dan penempatan,
sebagaimana juga hak mereka untuk memakan buah, harus dipahami.
Tema ‘tuan tanah’ adalah penting di sepanjang perumpamaan-perumpamaan. Kita telah mengulas
perumpamaan tentang tuan tanah dengan kebun anggur. Perumpamaan ini menyoroti betapa jelasnya
masalah kepemilikan itu. Mari kita menganggap bahwa tuan tanah adalah seorang rasul dengan
sumber daya yang bernilai 10.000 talenta. Dia melakukan banyak hal. Dia menanam kebun anggur dan
membangun tembok di sekelilingnya, menggali tempat memeras anggur, menyewa pekerja-pekerja,
dan menaburkan benih yang baik di ladang. Sangat jelas bahwa tuan tanah telah mendirikan
keseluruhan perusahaannya. Inilah yang Paulus maksud ketika dia memberi kesaksian, ‘Aku
Why 3:17,20
Luk 12:36
65 Why 2:5
Why 2:14-15
Why 2:14
68 Luk 22:25-26
Mzm 50:10
Ams 18:11
71 Ams 10:22
63
66
69
64
67
70
54
menanam’.72 Paulus adalah rasul bagi ‘kebun anggur’ orang-orang bukan Yahudi, dengan cara yang
sama di mana Petrus adalah rasul bagi ‘kebun anggur’ orang-orang Yahudi. Sehubungan dengan
kepemilikan, Paulus menulis, ‘Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya?’73
Jangan melupakan Tuhan
Kitab Ulangan mencatat firman Tuhan kepada bangsa Israel ketika mereka akan memasuki tanah
perjanjian. Kita membaca, ‘Maka apabila TUHAN, Elohimmu, telah membawa engkau masuk ke negeri
yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub,
untuk memberikannya kepadamu — kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; rumahrumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali;
kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami — dan apabila engkau sudah
makan dan menjadi kenyang, maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN’.74
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa semua persediaan telah dikaruniakan kepada bangsa Israel, ketika
mereka memasuki tanah warisan mereka. Mereka menerima semua yang akan mereka miliki dari tangan
Tuhan. Dan mereka harus memelihara suatu sikap yang berkata, ‘Dari pada-Mulah segala-galanya dan
dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’.75
Tuhan berbicara kepada bangsa Israel kedua kali, demikian, ‘Dan engkau akan makan dan akan
kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Elohimmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya
kepadamu itu. Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Elohimmu, dengan tidak
berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;
dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta
mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta
perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi
hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Elohimmu’76 Firman ini adalah suatu peringatan tentang
kebun anggur-Nya. Nabi Yesaya menuliskan, ‘Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, telah Kauhalau
bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu’.77 Tuhan memperingatkan setiap suku Israel tentang
bagaimana mereka menangani buah dari bagian mereka di tanah itu. Masalah di hadapan bangsa Israel
adalah kepemilikan yang sejati dan hak untuk memakan buah dari tanah itu. Hal ini menarik perhatian
kita kepada pembahasan mengenai persepuluhan dan buah sulung. Kita tidak boleh salah ketika tiba
pada kedua realitas mendasar dari kerajaan Elohim ini. Memberikan persepuluhan sama dengan
pengakuan kita bahwa segala sesuatu adalah milik Elohim. Ketika kita memberikan satu persepuluh
dari pertambahan kita sebagai pengganti keseluruhan, maka kita sedang mengembalikan bagian yang
kudus yang selalu merupakan milik Yahweh. Ketika kita mempersembahkan buah sulung, kita
mengakui bahwa yang pertama dari segala yang bertumbuh di tanah dan yang membuka kandungan
adalah milik Tuhan.78 Ketika kita membawa persepuluhan, buah sulung, dan persembahanpersembahan lainnya yang tidak diwajibkan, kita menghormati Tuhan dan mengakui bahwa
pertambahan dan multiplikasi kita berasal dari tangan-Nya.
1Kor 3:6
1Kor 9:7
74 Ul 6:10-12
1Taw 29:14
Ul 8:10-14
77 Mzm 80:8
72
75
73
76
78 Ul
55
26:2
Download