Perumpamaan Tentang Penabur Matius 13 : 1 - 9 Matius 13 : 18 - 23 Kalau seorang guru mengajarkan ilmu/pengetahuan kepada seorang pelajar, itu dimaksudkan agar pelajar tersebut dapat mengerti dan jadi pinter. Kalau seorang pengkotbah atau penginjil menaburkan Firman Allah, tentu tujuannya tidak lain agar Firman Tuhan itu dapat diterima, dipahami dan lalu orang menjadi percaya dan diselamatkan. Taburan Firman Tuhan bertujuan agar benih Kerajaan Sorga itu tumbuh mekar, berbunga dan lalu berbuah-buah. Tuhan menghendaki agar suasana dan keadaan dunia dapat menjadi prototype Kerajaan Sorga. Than Yesus mengajar dengan perumpamaan. Dan perumpamaan itu diambil dari kehidupan shear-hari masyarakat pada waktu itu agar mudah dimengerti dan diterima. Dari sudut penabur menunjukkan Tuhan yang giat bekerja dan Tuhan ingin agar yang ditabur bertunas, bertumbuh, berdaun, berbunga dan berbuah. Dan Tuhan mengajak kita turut dalam pekerjaaNya. Dari sudut benih, yang dimaksud adalah Firman tentang kerajaan Surga. Inilah yang Tuhan kehendaki agar bertunas, bertumbuh, berdaun, berbunga dan berbuah. Benih yang tumbuh bersama dengan semak duri akibatnya dia terhimpit oleh semak duri tersebut. Artinya kita hidup di dunia ini yang penuh dengan godaan-godaan dan tawaran-tawaran dunia yang sangat menawan, kesenangan-kesenangan duniawi yang menjanjikan kebahagiaan, kesejahteraan padahal semuanya bersifat semu, sementara dan temporary adanya. Benih yang jatuh ke tanah yang subur Akan menghasilkan orang-orang yang benar-benar mendengar dan melaksanakan Firman Tuhan. Itulah benih yang tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah. Tanaman yang berbuah tidak terlalu sulit untuk diamati dan dilihat. Begitu juga buah-buah yang dihasilkan oleh orang percaya dapat membawa dampak bagi orang lain, dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang lain dan dapat melihat kasih Kristus yang lebih nyata melalui diri seorang yang telah berbuah. Kebenaran Firman Allah itu laksana sebuah sebutir benih. Saat mendengar Firman Allah sangatlah penting benih Firman itu mendalami hati dan berakar di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus telah menabur benih yaitu Injil keselamatan. Kita mendengar lulu kita percaya dan menjadi pengikut Kristus. Sebagai pengikut Kristus, kita mempunyai tugas dan tanggung, yaitu berdasarkan amanat Tuhan Yesus Kristus, kita dipanggil menjadi penabur-penabur benih injil keselamatan kepada orang banyak dan kepada sebanyak-banyaknya orang. (1Yohanes 1:1-3). Kita menyadari bahwa sebenarnya kita tidak layak untuk pekerjaanya ini, namun karena anugerah dan kasih Tuhan kita telah dilayakkanNya.