Bahan PENGANTAR ILMU POLITIK

advertisement
PENGANTAR ILMU POLITIK
DEFINISI ILMU POLITIK
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau
kepolitikan. Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia
kita teringat pepatah gemah ripah loh jinawi. Orang Yunani Kuno terutama Plato
dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau the good life.
Mengapa politik dalam arti ini begitu penting? Karena sejak dahulu kala
masyarakat mengatur kehidupan kolektif dengan baik mengingat masyarakat
sering menghadapi terbatasnya sumber daya alam, atau perlu dicari satu cara
distribusi sumber daya agar semua warga merasa bahagia dan puas. Ini adalah
politik.
Bagaimana caranya mencapai tujuan dengan berbagai cara, yang kadangkadang bertentangan dengan satu sama lainnya. Akan tetapi semua pengamat
setuju bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai jika memiliki kekuasaan suatu
wilayah tertentu (negara atau sistem politik). Kekuasaan itu perlu dijabarkan
dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan menentukan pembagian atau
alokasi dari sumber daya yang ada.
Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari
kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Secara umum ilmu
politik ialah ilmu yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga
Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang
menjadi pusat kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha
mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaimana
menghambat penggunaan kekuasaan.
Berikut ini definisi ilmu politik menurut para tokoh, diantaranya :
a. Prof. Moh. Yamin
Ilmu Politik sebagai suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan, mempelajari
masalah kekuasaan dalam masyarakat : sifat hakikatnya, dasar-dasarnya,
proses-proses kelangsungannya, luas lingkungannya, dan hasil akibatnya.
(dalam karangan “Ilmu Politik di Indonesia” yang dimuat dalam “Research
di Indonesia 1945-1965″ jilid VI, 1965, hal. 314)
b. Prof. Mr. Dr. J. Barents
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari penghidupan negara dan Ilmu
politik diserahi tugas untuk menyelidiki negara-negara itu sebagaimana
negara-negara itu melakukan tugasnya. (dalam “Pengantar Ilmu Politik,
1978. hal. 17)
c. H.D. Lasswell dan A.Kaplan
“Political science is concerned with power in general, with all the forms in
which it occurs.” (dalam “Power and Society ” A Framework for Political”
1950, hal. 85)
d. Seely dan Stephen Leacock
Ilmu politik merupakan ilmu yang serasi dalam menangani pemerintahan.
e. Rod Hague et al.
Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompokkelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan
mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan di antara
anggota-anggotanya.
f. M. Hutauruk SH.
Ilmu politik itu menyelidiki dan mempelajari proses-proses dalam
pemerintahan dan masyarakat yang berintikan aktivitas, kompetisi, dan
kerjasama dalam memupuk dan menggunakan kekuasaan.
g. Ilmu politik ialah yang mempelajari tentang rakyat yang berdaulat yang
mendiami suatu wilayah tertentu secara geopolitik serta mampu mengurus
negaranya itu, karena mempunyai pemerintahan yang didukung oleh
rakyatnya sehingga mampu melaksanakan hubungan internal dan eksternal
serta mempunyai fungsi dan pengaruh di dalam dunia internasional. (dalam
“Pengantar Ilmu Politik”, Drs. Sukarna, 1994. CV.Mandar Maju, Bandung)
h. David Easton
Ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum. j.
Ossip K. Flechtheim dalam Fundamentals of Political Science Ilmu politik
adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara
sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari
gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi, yang dapat mempengaruhi
negara.
SASARAN ILMU POLITIK
Dalam dunia keilmuan telah diterima bahwa sesuatu ilmu selalu membahas
suatu sasaran tertentu. Sasaran itu bisa berupa benda mati dalam alam semesta ini
seperti misalnya batu atau berupa sesuatu gejala dalam masyarakat. Ilmu politik
harus memiliki sasaran tertentu telah pula ditegaskan oleh Eisenmann yang
menyatakan : “When mention is made of the matter of the political sciences, what
is, or should be, primarily meant is the facts, the data, the phenomena, on which
those sciences seek to acquire knowledge; and which are thus in some sort their
‘raw material’ or ‘matter’. There we have the first at least of the elements essential
to any definition of a science by its object.”
Sasaran pokok ilmu politik itu dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu : 1.
Negara 2. Pemerintahan 3. Kekuasaan 4. Fakta Politik 5. Organisasi masyarakat 6.
Kegiatan politik
KONSEP DASAR ILMU POLITIK
Perbedaan-perbedaan dalam definisi yang kita jumpai disebabkan karena
setiap sarjana meneropong hanya satu aspek atau unsur dari politik. Unsur ini
diperlukannya sebagai konsep pokok yang akan dipakainya untuk meneropong
unsur-unsur lain. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa konsep-konsep
itu adalah:
1. Negara (state)
2. Kekuasaan (power)
3. Pengambilan keputusan (decision making)
4. Kebijakan (policy, beleid)
5. Pembagian (distribution)
Konsep-konsep pokok yang dipelajari dalam ilmu politik :
a. Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
Menurut Prof. Miriam Budiarjo, Negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil
menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundangundangan melalui penguasaan (control) monopolistis dari kekuasaan yang
sah.
Menurut Roger H. Soltau, Negara adalah alat (agency) atau wewenang
(authority)
yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
bersama, atas nama masyarakat. Syarat berdirinya suatu negara adalah
memiliki wilayah, penduduk, pemerintah, dan kedaulatan. Sifat–sifat
Negara adalah memaksa, monopoli, dan mencakup semua. Sedangkan
tujuan akhir negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum
publicum, common good, common wealth).
b. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelakunya.
Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan /tujuan dari perilaku.(Miriam Budiarjo)
Menurut Harold D. Laswell dan A. Kaplan dalam Power and Society: “
Ilmu Politik mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan.”
Sedangkan menurut W.A Robson dalam The University Teaching of Social
Sciences: “Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, … yaitu
sifat hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Focus
perhatian sarjana ilmu politik…tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau
mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas
orang lain, atau menentang pelaksanaan kekuasaan itu.”
c. Pengambilan keputusan adalah membuat pilihan diantara beberapa
alternative sedangkan istilah pngambilan keputusan menunjukkan pada
proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai.
Keputusan (decision) adalah membuat pilihan diantara beberapa alternatif,
sedangkan istilah Pengambilan Keputusan (decision making ) menunjuk
pada proses memilih berbagai aternatif yang ada untuk kebijakan publik.
Pengambilan keputusan sebagai konsep pokok dari politik menyangkut
keputusan-keputusan yang diambil secara kolektif dan yang mengikat
seluruh masyarakat. Keputusan-keputusan itu dapat menyangkut tujuan
masyarakat, dapat pula menyangkut kebijakasanaan-kebijaksanaan untuk
mencapai tujuan tersebut (Miriam Budiarjo). “The process of making
government policies” (Ranney)
d. Kebijakan umum adalah kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang
pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan caracara untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Merupakan suatu keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh
kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan caa-cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Pada prinsipnya pihak yang membuat kebijsanaan
tersebut memiliki kekuasaan untuk melaksanakannya. (Miriam Budiarjo)
e. Pembagian adalah pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai dalam
masyarakat, yang ditekankan bahwa pembagian selalu tidak merata
sehingga timbul konflik.
Merupakan pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai (values) dalam
masyarakat. Menurut para ahli politik membagikan dan mengalokasikan
nilai-nilai secara mengikat dan seringkali pembagian ini tidak merata dan
karena itu menyebabkan konflik.
BIDANG KAJIAN ILMU POLITIK
Dalam contemporary Political Science, terbitan Unesco 1950, ilmu politik
dibagi menjadi empat bidang.
1. Sejarah Perkembangan ide-ide politik, Teori Politik, Pemerintah Undangundang dasar.
2. Lembaga-lembaga politik
Fungsi ekonomi dan social dari Pemerintah
daerah dan lokal nasional pemerintah
3. Partai-partai, golongan-golongan (groups), dan pendapat umum Golongangolongan dan asosiasi-asosiasi Partai-partai politik
PendapatPartisipasi
warga Negara dalam pemerintah dan administrasi umum
4. Politik internasional, Hubungan internasional HukumOrganisasi-organisasi
dan administrasi internasional internasional.
Teori politik yang merupakan bidang pertama dari ilmu politik adalah
bahasan sistematis dan generalisasi-generalisasi dari fenomena politik. Teori
politik bersifat spekulatif (merenung-renung) sejauh dia menyangkut normanorma untuk kegiatan politik. Tetapi dia juga dapat bersofat deskriptif
(menggambarkan), atau komparatif (membandingkan) atau berdasarkan logika.
Bidang kedua dari Ilmu politik, yaitu lembaga-lembaga politik seperti misalnya
pemerintah mencakup aparatur politik teknis untuk mencapai tujuan-tujuan sosial.
Bidang ketiga yaitu mengenai partai-partai, golongan-golongan dan pendapat
umum banyak memakai konsep-konsep sosiologis dan psikologis dan sering
disebut political dynamics oleh karena sangat menonjolkan aspek-aspek dianmis
dari proses-proses politik. Perkembangan penelitian ilmu politik sejak tahun 1950
menunjukkan betapa pesatnya perkembangan teknologi, ekonomi, dan sosial telah
mengakibatkan bertambahnya pengkhususan-pengkhususan. Hubungan dan
Politik luar negeri ada kecerundungan untuk berdiri sendiri dan di beberapa
Negara merupakan fakultas tersendiri.
TUJUAN ILMU POLITIK
Ilmu politik bertujuan untuk :
 Memberikan pemahaman secara integral terhadap politik dan nilai-nilai
yang terkandung didalamnya.
 Memahami ilmu politik agar dapat mencapai kecerdasan politik.
Yaitu Kecerdasan Politik, PQ = A + B + C Political Quetiont = A : Political
Thinking (kemampuan berfikir politis dengan mengikuti peristiwa,
kemampuan menganalisis) B : Political Attitude (kemampuan bersikap,
politik kecerdasan [inter-intra] dalam mewujudkan pemikiran politik) C :
Political Skills (kemampuan bertindak politik) • Ilmu politik bertujuan untuk
mensejahterakan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memelihara
perdamaian dunia.
HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAIN
1.
Sejarah
Sejak dahulu kala ilmu politik erat hubugannya dengan sejarah dan filsafat.
Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena
menyumbang bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah
lebih lanjut. Dan berguna untuk mengembangkan politik selanjutnya. Sarjana
politik memakai sejarah untuk menemukan pola-pola ulangan (recurrent
patterns) yang dapat membantunya untuk menentukan suatu proyeksi untuk
masa depan.
2.
Filsafat
Ilmu pengetahuan lain yang erat sekali hubungannya dengan ilmu politik
ialah filsafat. Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari
pemecahan atau jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam
semesta (universe) dan kehidupan manusia. Ilmu politik terutama sangat erat
hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari filsafat yang
menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal – mula
dan nilai (values) dari Negara. Dan membahas persoalan-persoalan politik
dengan berpedoman pada suatu sistem nilai (value system) dan norma-norma
tertentu.
3.
Sosiologi
Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum
sifatnya. Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami
latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok dalam masyarakat. Dengan menggunakan pengertian-pengertian
dan teori-teori sosiologi , sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai di
mana susunan dan stratifikasi sosial mempengaruhi atau pun dipengaruhi oleh
misalnya keputusan kebijaksanaan (policy decisions), corak dan sifat
keabsahan politik (political legitimacy), sumber-sumber kewenangan politik
(sources of political authority), pengendalian sosial (social control), dan
perubahan sosial (social change).
4.
Antropologi
Apabila jasa sosiologi terhadap perkembangan ilmu politik adalah terutama
dalam memberikan analisis terhadap kehidupan sosial secara umum dan
menyeluruh, maka antrophologi menyumbang pengertian dan teori tentang
kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-budaya yang lebih kecil dan
sederhana. Antropologi telah berpengaruh dalam bidang metodologi
penelitian ilmu politik.
Teori politik memiliki dua makna: makna pertama menunjuk teori sebagai
pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat yang
ideal, makna kedua menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan
dalam masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan. Contoh teori politik yang
merupakan pemikiran spekulatif adalah teori politik Marxis-Leninis atau
komunisme, contoh lain adalah teori politik yang berdasar pada pemikiran Adam
Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam tulisannya Madilog , merupakan
contoh teori politik Indonesia. Nasakom yang diajukan Soekarno merupakan
contoh lain. Sedangkan teori politik sebagai hasil kajian empirik bisa dicontohkan
dengan teori struktural – fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang
sosiolog), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture.
Konsep sistem politik sendiri merupakan ciptaan para akademisi yang mengkaji
kehidupan politik (sesungguhnya diturunkan dari konsep sistem sosial).
Administrasi Publik (Inggris:Public Administration) adalah suatu bahasan
ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang
meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan
dengan publik yang meliputi kebijakan publik, tujuan negara, dan etika yang
mengatur penyelenggara negara.
Lokus ilmu administrasi public. Lokus adalah tempat yang menggambarkan
di mana ilmu tersebut berada. Dalam hal ini lokus dari ilmu administrasi publik
adalah: kepentingan publik (public interest) dan urusan publik (pubic affair).
focus ilmu administrasi public. Fokus adalah apa yang menjadi pembahasan
penting dalam memepelajari ilmu administrasi publik. yang menjadi fokus dari
ilmu administrasi publik adalah teori organisasi dan ilmu manajemen.
Ilmu Administrasi Publik dan kaitannya dengan Studi Analisis Kebijakan
bisa dijejak sejak tahun 1930-an. Doktrin klasiknya berawal dari dikotomi
administrasi dengan politik. Jika ditelusuri, gagasan itu bersumber dari Essai
Woodrow Wilson yang berjudul “Introduction To Study Administration” (1887).
Dalam essai tersebut, Wilson sebenarnya ingin memfokuskan kajian Ilmu Politik
ketimbang memaksimasi keyakinan politis yang berkembang pada saat itu.
Wilson berargumen “It’s getting harder to run a constitution than to frameone”.
Keinginan Wilson adalah memfokuskan tidak hanya masalah personal tapi juga
masalah organisasional dan manajemen secara umum. Pandangan ini merupakan
langkah maju ke depan guna melakukan investigasi terhadap kantor administrasi
di negaranya.
Sumber Bacaan:
Budiarjo, Miriam. 1996. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Download