5. roger.pmd - Portal Garuda

advertisement
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
UJIAN SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PEMETAAN MUTU SEKOLAH DASAR
SCHOOL EXAM AS AN EFFORT FOR PRIMARY SCHOOL QUALITY MAPPING
Rogers Pakpahan
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang, Kemedikbud
Jalan Gunung Sahari Raya No 4 Jakarta
e-mail: [email protected]
Naskah diterima tanggal: 22/02/2015, Direvisi akhir tanggal: 31/04/2015, disetujui tanggal: 06/08/2015
Abstract: This study aims to examine the role of school exams for mapping the quality of
primary schools in the compulsory education. The method used in this study are a descriptive
analysis of the implementation document school exams and the results of the monitoring
and data processing descriptive analysis. The results showed that: 1) assessment by
educators in the context of the learning process can not be used as the quality mapping
material of elementary school because the tests used by educators not standard and not
the same quality; 2) School Exam results can be used as the quality mapping material of
elementary school because the exam using standard tests and are relatively similar between
the educational unit; 3) the results of the mapping quality based on school exams can be
used as a basis for improving the quality of education in primary school through policy
intervention by stakeholders (each school, district/cities education offices, and provinces).
The conclusion of study of school examinations can be used as a basis for mapping the
quality of primary schools and based on the quality of these schools can be used as a basis
for fulfilling the needs school facilities to improve the quality of education in the
implementation of compulsory basic education.
Keywords: educational assessment, school mapping, school exam, policy intervention,
quality of education
Abstrak: Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran ujian sekolah untuk pemetaan
mutu sekolah dasar dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar. Metode yang digunakan
dalam kajian ini yaitu analisis diskriptif pada dokumen penyelenggaraan dan hasil
pemantauan pelaksanaan ujian sekolah sedang pengolahan data dilakukan dengan analisis
deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa: 1) penilaian oleh pendidik dalam rangka proses
pembelajaran tidak dapat dijadikan sebagai bahan pemetaan mutu sekolah dasar karena
tes yang digunakan pendidik tidak baku serta tidak sama kualitasnya; 2) hasil ujian sekolah
dapat dijadikan sebagai bahan pemetaan mutu sekolah dasar karena dalam ujian
menggunakan tes baku dan relatif sama antar satuan pendidikan; 3) hasil pemetaan mutu
berdasarkan ujian sekolah dapat dijadikan sebagai dasar untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah dasar melalui intervensi kebijakan oleh pemangku kepentingan (satuan
pendidikan, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan provinsi). Kajian ini menyimpulkan
pelaksanaan ujian sekolah dapat dijadikan sebagai dasar pemetaan mutu sekolah dasar
dan berdasarkan mutu sekolah tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk pemenuhan
kebutuhan/fasilitas sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
pelaksanaan wajar dikdas.
Kata kunci: penilaian pendidikan, pemetaan sekolah, ujian sekolah, intervensi kebijakan,
kualitas pendidikan SD
167
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
Proses pendidikan terjadi atau terbentuk
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilaku-
melalui kerja sama antara tenaga pendidik
kan suatu negara untuk meningkatkan mutu
(guru) dan peserta didik serta materi atau topik
sumber daya manusia di negara tersebut. Pen-
pengetahuan sebagai media untuk mencapai
didikan merupakan sarana intervensi kehidupan
suatu kompetensi yang merupakan kemampuan
dan agen pembaharu untuk memperluas akses
dan kecakapan yang terukur setelah peserta
dan mobilitas sosial dalam masyarakat secara
didik mengikuti proses pembelajaran secara
vertikal dan horizontal. Pendidikan yang di-
keseluruhan meliputi kemampuan akademik,
peroleh warga negara merupakan upaya
sikap, dan keterampilan. Proses pendidikan
pengembangan sumber daya manusia yang
terjadi atau dilakukan di ruang kelas atau di
dibutuhkan untuk memasuki abad 21 sebagai
luar kelas yang kita sebut pembelajaran.
era globalisasi dan untuk menghadapi dinamika
Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk
perubahan kehidupan global. Pendidikan mem-
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan
berikan kesempatan pada warga negara untuk
dalam kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
mengembangkan dan mengoptimalkan segenap
Untuk mencapai kompetensi tersebut ada tiga
potensi yang dimilikinya agar dapat memberikan
komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan
sumbangan bahkan mengontrol perkembangan
pembelajaran, pengalaman belajar, dan hasil
kehidupan masa depannya.
belajar. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan
Dalam sistem pendidikan nasional, Sekolah
yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
yang dituangkan dalam rencana program
(SMP) merupakan satu kesatuan program
pembelajaran (RPP). Pengalaman belajar atau
pendidikan dasar yang proses pendidikannya
proses pembelajaran merupakan proses
diwujudkan secara berkelanjutan dalam satu
pengalihan (transfer) pengetahuan, keteram-
jenjang pendidikan. Dengan demikian, peserta
pilan, dan sikap oleh pendidik kepada peserta
didik SD otomatis masuk ke SMP tanpa harus
didik. Untuk memeroleh informasi pencapaian
mengikuti seleksi atau ujian sekolah. Dalam
kompetensi atau hasil belajar peserta didik dari
praktiknya hal tersebut sulit diwujudkan karena
pembelajaran, dilakukan penilaian untuk
selama ini proses pendidikan di SD dan SMP
memeroleh pencapaian kompetensi yang
terpisah satu sama lain. Dewasa ini, Pemerintah
ditetapkan. Ketiga kegiatan dimaksud ber-
menetapkan kebijakan pogram Satu Atap
langsung secara berkelanjutan (siklus) mulai dari
(satap) yang menyatukan SD dan SMP terutama
penyusunan
di daerah terpencil. Proses pembelajaran tetap
dilanjukan dengan proses pembelajaran serta
berlangsung secara mandiri (SD dan SMP) bukan
diakhiri penilaian. Hasil penilaian digunakan untuk
merupakan kelanjutan walaupun di dalam
mengecek apakah proses pembelajaran
gedung yang sama. Sesuai uraian tersebut
berlangsung dengan baik serta tujuan pem-
tampak bahwa pelaksanaan ujian akhir pada
belajaran tercapai atau tidak. Bila hasil penilaian
setiap satuan pendidikan mutlak dilakukan, yaitu
rendah atau tujuan pembelajaran tidak tercapai
SD di kelas enam dan SMP di kelas sembilan.
maka hasil tersebut digunakan pendidik sebagai
Ujian akhir dilakukan pada akhir masa
umpan balik (pendidik dan peserta didik) untuk
pembelajaran yang bertujuan untuk memeroleh
perbaikan pembelajaran lebih lanjut.
tujuan
pembelajaran
yang
gambaran pencapaian kompetensi pada satuan
Penilaian dalam proses pembelajaran di kelas
pendidikan. Ujian akhir di SD disebut dengan
merupakan bagian integral dari tugas para
Ujian Sekolah sebagai upaya kerja keras dan
pendidik dalam mencerdaskan peserta didik.
semangat
pencapaian
Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian
pendidikan nasional yang bermutu di tingkat
kompetensi dalam kurikulum dan untuk mem-
regional dan internasional (Tola, 2007).
berikan gambaran tentang pencapaian tujuan
168
bersama
menuju
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
pembelajaran (Purwati, 2009). Dalam peng-
didikan. Melalui pemetaan tersebut dilakukan
ukuran pencapaian kompetensi, para pendidik
pengkajian kelemahan dan kelebihan mutu suatu
sejak awal sudah menentukan apa atau
sekolah sehingga bisa dilakukan intervensi
kompetensi yang harus dicapai peserta didik.
kebijakan. Proses demikian diharapkan dapat
Dengan
dapat
meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
merumuskan instrumen penilaian yang di-
pelaksanaan wajib belajar Dikdas. Untuk itu,
perlukan. Pendidik dalam penilaian menerapkan
diperlukan instrumen yang setara atau sama
berbagai bentuk penilaian yang diharapkan
sehingga hasil penilaian dapat dibandingkan
dapat membangkitkan semangat belajar dan
antarsatuan pendidikan di Indonesia.
cara
tersebut,
pendidik
peserta didik lebih gairah atau tertantang untuk
Dalam kajian ini, yang menjadi permasalahan
mempelajari atau mencapai kompetensi yang
adalah: 1) apakah penilaian pendidik dalam
telah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam
proses pembelajaran (ujian) dapat digunakan
penilaian diperlukan instrumen penilaian yang
untuk pemetaan mutu pendidikan di sekolah
dapat memotivasi peserta didik untuk belajar
dasar? 2) apakah Ujian Sekolah dapat digunakan
lebih lanjut. Motivasi belajar ini sangat penting
sebagai dasar pemetaan sekolah dasar? dan 3)
untuk meningkatkan prestasi peserta didik.
apakah melalui pemetaan SD dapat mening-
Instrumen penilaian yang digunakan pendidik
katkan mutu SD dalam rangka pelaksanaan wajib
merupakan tes yang disusun dan dikembangkan
belajar Dikdas?
oleh pendidik, yang menurut Basuki dan
Tujuan kajian ini dimaksudkan untuk: 1)
Hariyanto (2014) perlu diperhatikan beberapa
mengkaji peran penilaian pendidik dalam proses
aspek agar tes tersebut secara konstruksi lebih
pembelajaran di satuan pendidikan dapat
baik. Secara tidak langsung Basuki dan Hariyanto
digunakan untuk pemetaan mutu pendidikan di
meragukan kualitas tes buatan guru sehingga
Sekolah Dasar; 2) mendapatkan gambaran
perlu upaya pengembangan agar tes tersebut
penyelenggaraan ujian sekolah sebagai dasar
lebih berkualitas paling tidak dari segi konstruksi.
pemetaan Sekolah Dasar; dan 3) mengkaji hasil
Secara umum, prosedur pengembangan tes
pemetaan sekolah dasar dijadikan sebagai bahan
buatan guru dilakukan pada saat akan melakukan
intervensi kebijakan untuk meningkatkan mutu
ujian sehingga bentuk dan kualitasnya beragam.
sekolah dasar dalam pelaksanaan wajib belajar
Seyogyanya tes buatan guru tersebut haruslah
pendidikan dasar.
ditelaah sampai menjadi tes yang standar dan
hasilnya dapat digunakan untuk memetakan hasil
KAJIAN LITERATUR
pembelajaran. Untuk memeroleh instrumen
Sistem Pendidikan di Indonesia
standar hendaknya dilakukan analisis butir soal
Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan
dengan memperhatikan kaidah-kaidah peng-
dikelompokkan menjadi pendidikan formal,
ukuran yang ada (Sudaryono, 2012). Kaidah
pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.
pengukuran meliputi penyusunan kisi-kisi,
Pendidikan formal lebih dikenal dengan
penyusunan soal, telaah, revisi, penggandaan
pendidikan jalur sekolah dan pendidikan non-
serta pelaksanaan ujian. Melalui prosedur
formal dengan pendidikan luar sekolah serta
tersebut diperoleh instrumen standar yaitu tes
pendidikan informal dengan pendidikan dalam
yang memiliki karateristik (validitas butir) dan
keluarga. Lebih lanjut, pendidikan formal terdiri
reliabilitas sehingga dipercaya mengukur apa
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,
yang akan diukur. Penggunaan instrumen baku/
dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal
standar di seluruh satuan pendidikan (SD)
terdiri atas pendidikan kecakapan hidup,
diharapkan menghasilkan data/informasi yang
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepe-
relatif sama dan data tersebut digunakan
mudaan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
sebagai dasar pemetaan mutu satuan pen-
keterampilan dan pelatihan kerja, dan pendidikan
169
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
kesetaraan. Penilaian dalam sistem pendidikan
(Cahyana, 2010). Dalam kajian ini, mutu
nasional terdiri atas penilaian oleh pendidik
pendidikan dilihat dari dimensi capaian peserta
(penilaian berbasis kelas), penilaian oleh satuan
didik dalam mengikuti Ujian Sekolah yang
pendidikan (ujian sekolah), dan penilaian oleh
tergambarkan dalam informasi statistik dan daya
pemerintah (ujian nasional).
serap peserta didik pada Ujian Sekolah. Penulis,
Pendidikan nasional berfungsi sebagai alat
menyakini masih ada dimensi lain yang dapat
utama untuk mengembangkan kemampuan serta
menunjukkan mutu pendidikan di SD namun
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
melalui dua dimensi tersebut dapat dilakukan
bangsa Indonesia. Pendidikan pada hakikatnya
kajian untuk intervensi kebijakan dalam rangka
merupakan investasi dalam peningkatan kualitas
peningkatan mutu pendidikan di SD.
sumber daya manusia. Pendidikan diyakini dapat
meningkatkan dan mempertinggi kualitas tenaga
Program Wajib Belajar
kerja, sehingga memungkinkan tersedianya
Program pendidikan wajib belajar (Wajar) di
angkatan kerja yang terampil, handal, dan
Indonesia telah dirintis sejak tahun 1950, yang
sesuai dengan tuntutan pembangunan serta
menetapkan setiap anak usia 8-14 tahun
peningkatan produktivitas nasional. Pendidikan
dikenakan pendidikan Wajar, namun tidak dapat
merupakan upaya untuk mengembangkan
berjalan sebagaimana diharapkan karena adanya
kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosional
pergolakan politik secara terus-menerus yang
sebagai modal dasar untuk mengerjakan tugas
dikenal dengan masa mempertahankan
yang diemban serta untuk menghadapi dinamika
kemerdekaan Indonesia. Program tersebut
kehidupan global.
dimaksudkan sebagai upaya Pemerintah memberi
Upaya pengembangan kecerdasan kognitif
kesempatan belajar seluas-luasnya kepada
maupun emosional diwujudkan Pemerintah
setiap warga negara (masyarakat) untuk
melalui penyelenggaraan satu sistem pengajaran
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
nasional, yang diwujudkan
dalam penetapan
Indonesia melalui pendidikan. Pendidikan wajib
Undang-Undang Pendidikan Nasional yang telah
belajar mendapat perhatian pemerintah Orde
berulang kali direvisi dan diganti, penyusunan
Baru sejalan dengan gerak pembangunan yang
kurikulum, Standar Pendidikan Nasional, serta
dilaksanakan Pemerintah. Pendidikan wajib
pelaksanaan wajib belajar yang memberikan
belajar sebagai suatu gerakan secara nasional
kesempatan belajar seluas-luasnya kepada
dan sekaligus sebagai bagian tak terpisahkan
masyarakat dengan pendidikan yang berkualitas.
dari pembangunan nasional. Gerakan wajib
Upaya tersebut dilakukan dalam rangka
belajar merupakan upaya Pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional sesuai
menyediakan sarana dan prasarana belajar
dengan tuntutan nasional dan global (Somantrie,
peserta didik. Untuk itu, pemerintah melak-
2009). Mutu merupakan ukuran baik buruk suatu
sanakan pendidikan wajib belajar sembilan tahun
benda, taraf atau derajat kepandaian atau
(Wajar Dikdas), yang berfungsi untuk me-
kecerdasan dalam ilmu pengetahuan (Pusat
ningkatkan kualitas sumber daya manusia hingga
Bahasa, 2005). Lebih lanjut menurut Somantrie,
tingkat pendidikan penduduk minimal tamatan
mutu pendidikan adalah konsep yang kompleks
SMP. Sekarang ini, pemerintah sedang
karena mutu pendidikan memiliki banyak dimensi,
mempersiapkan program Wajar 12 tahun yaitu
menyangkut serangkaian proses dan berbagai
wajib belajar hingga SMA atau bentuk lain yang
indikator yang harus dijelaskan secara rinci.
sederajat.
Mutu pendidikan mencerminkan kualitas proses
dan hasilnya sehingga satuan pendidikan perlu
Penilaian Pendidikan
diberikan kewenangan untuk mengatur dirinya
Dalam rangka menjamin kualitas pendidikan
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
nasional, Pemerintah telah menetapkan Standar
170
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
Nasional Pendidikan yang terdiri atas standar
menghadapi Ujian Nasional di SMA yaitu standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kependidikan.
standar pendidik dan tenaga kependidikan,
Penilaian pendidikan digunakan untuk
standar sarana dan prasarana, standar penge-
memprediksi kompetensi dan menentukan
lolaan, standar pembiayaan, dan standar
apakah tujuan pembelajaran peserta didik telah
penilaian. Dalam standar tersebut dijabarkan
tercapai selama proses pembelajaran di satuan
tentang kriteria dan standar yang harus dipenuhi
pendidikan. Penilaian pendidikan dilakukan
satuan pendidikan dalam pelaksanaan pem-
secara berkesinambungan mulai dari materi atau
belajaran di sekolah. Standar atau kriteria
kompetensi awal tiap jenjang kelas atau
tersebut merupakan acuan para pendidik dan
semester hingga kompetensi akhir pada satuan
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
pendidikan, dilakukan secara internal dan
Pemenuhan standar atau kriteria tersebut
eksternal. Penilaian internal adalah penilaian
memudahkan proses pembelajaran karena sudah
yang dilakukan oleh pendidik pada satuan
tersedia fasilitas yang diperlukan satuan
pendidikan yang pada dasarnya digunakan untuk
pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.
menilai pencapaian hasil belajar peserta didik
Ketersediaan fasilitas tersebut akan sangat
sebagai dasar untuk memperbaiki proses
membantu pendidik dalam proses pembelajaran
pembelajaran, serta bahan penyusunan laporan
untuk mencapai kompetensi dalam standar isi
kemajuan hasil belajar peserta didik. Penilaian
serta diharapkan akan menghasilkan lulusan
eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh
yang lebih bermutu.
pihak luar dari satuan pendidikan yang berupa
Standar Pendidikan Nasional dijadikan
penilaian akhir atau sejenisnya.
sebagai acuan atau referensi pelaksanaan
Penilaian (ujian) akhir merupakan penilaian
pendidikan di setiap satuan pendidikan. Dalam
pencapaian kompetensi peserta didik selama
perencanaan pembelajaran diperlukan standar
mengikuti proses belajar di tingkat satuan
isi sebagai acuan bagi pendidik dalam
pendidikan yang didasarkan pada capaian
penyusunan rencana pembelajaran suatu topik
peserta didik dalam proses pembelajaran di
atau kompetensi yang harus dicapai oleh setiap
satuan pendidikan. Capaian kompetensi
peserta didik sesuai kurikulum serta standar
merupakan catatan pendidik tentang perilaku
proses sebagai acuan dalam pembelajaran
dan prestasi akademik peserta didik dari proses
berkualitas membutuhkan sarana dan prasarana
pembelajaran yang diinformasikan pendidik
yang memadai. Untuk memeroleh informasi
sebagai tolok ukur kemajuan belajarnya (Zamsir,
pencapaian kompetensi yang sudah diajarkan
2009). Tujuan penilaian akhir satuan pendidikan
para pendidik berpedoman pada standar
adalah untuk memeroleh gambaran perkem-
kompetensi lulusan dan standar penilaian. Dalam
bangan kompetensi peserta didik selama masa
standar tersebut ditentukan bentuk-bentuk
pendidikan dan digunakan sebagai dasar untuk
penilaian dan kompetensi yang harus dicapai
penentuan kelulusan atau hasil belajar peserta
peserta didik. Pemenuhan standar-standar yang
didik. Penilaian tersebut dilakukan untuk
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan,
menggambarkan perkembangan capaian
diharapkan menghasilkan pendidikan bermutu
kompetensi peserta didik dari tahun ke tahun
sebab sudah ditentukan kriteria yag harus
sehinga diperoleh grafik perkembangan capaian
dibutuhkan dalam pelaksanaan pendidikan di
komptensi secara berkala. Penilaian ini
sekolah dasar. Peranan pemenuhan standar
mencakup aspek akademis (pengetahuan),
dalam meningkatkan prestasi peserta didik
keterampilan, dan sikap peserta didik selama
meningkat (Raharjo, 2014) walaupun tidak
mengikuti pendidikan di satuan pendidikan.
secara signifikan dan standar tersebut secara
Penilaian akhir dilakukan setelah semua data
signifikan meningkatkan prestasi untuk
atau bukti pencapaian kompetensi peserta didik
171
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
diperoleh. Penilaian dilakukan bersama antara
Ujian Sekolah, Evaluasi Belajar Tahap Akhir
kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.
Nasional (Ebtanas), Ujian Sekolah, Ujian Akhir
Penilaian akhir pada satuan pendidikan harus
Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), Ujian
dilakukan secara transparan dan akuntabel
Nasional, dan Ujian Sekolah. Perbedaan utama
sebab penilaian itu merupakan bagian yang tidak
dari setiap bentuk pelaksanaan ujian akhir
terpisahkan dengan proses pembelajaran.
tersebut terletak pada proses penyusunan
Hasil penilaian menurut Nitko (2011)
bahan ujian, penggandaan, pelaksanaan, dan
digunakan untuk penempatan peserta didik
pemanfaatan hasil ujian. Bentuk Ujian Sekolah
dalam kelompok, penempatan dalam level kursus,
yang berlaku sekarang ini, merupakan kelanjutan
penugasan
dan
dari UASBN ke ujian nasional selanjutnya menjadi
menetapkan nilai. Sejalan dengan gagasan
ujian sekolah. Perbedaan adalah pada UASBN
tersebut maka dalam pelaksanaan Ujian Sekolah
dan ujian nasional hanya mengujikan tiga mata
digunakan untuk menetapkan capaian dalam
pelajaran (mapel) yaitu Bahasa Indonesia,
bentuk nilai. Nilai yang dicapai peserta didik
Matematika, dan IPA sedang pada Ujian Sekolah
dalam bentuk informasi statistik dan daya serap.
mengujikan seluruh mata pelajaran termasuk
perbaikan,
pengayaan,
Informasi statistik berupa nilai peserta didik dari
Muatan Lokal yang ada di SD. Waktu penye-
hasil ujian sekolah sebagai hasil konversi skor
lenggaraan ujian sekolah dilakukan secara
ke skala nilai 0–10 tiap mata pelajaran. Daya
serentak dalam minggu yang sama sedang pada
serap merupakan angka capaian atau ke-
waktu UASBN dan Ujian Nasional dilakukan
mampuan peserta didik untuk menjawab soal
sebelum diujikan tiga mapel.
dengan benar yang dinyatakan dalam per-
Pelaksanaan UASBN menurut Purwati
sentase. Pelaporan hasil penilaian akhir satuan
(2009) diperlukan sebagai upaya untuk
pendidikan ditujukan sebagai pertanggung-
peningkatan
jawaban satuan pendidikan kepada pemerintah,
mendorong agar di samping pelaksanaan UASBN
masyarakat, dan pihak lain yang membutuhkan.
perlu dilakukan bentuk evaluasi (ujian) yang lain
Pelaporan dilakukan untuk pemetaan kompetensi
karena UASBN lebih banyak mengukur aspek
peserta didik di tingkat satuan pendidikan
pengetahuan, sedang aspek praktiknya kurang.
sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk
Disarankan juga agar evaluasi (ujian) praktik
membadingkan mutu atau standar pendidikan.
hendaknya dilaksanakan di sekolah. Penilaian
Pemetaan berkaitan dengan standar suatu
pencapaian kompetensi mutlak diperlukan untuk
negara (NAEP, 2011) yang diperlukan untuk
mendorong tercapainya target wajib belajar
dapat membandingkan standar pendidikan
serta pencapaian pendidikan berkualitas. UASBN
antartahun dan juga dapat menggambarkan
dan ujian praktik dilaksanakan secara terpadu
perkembangan capaian pendidikan suatu mata
sehingga pencapaian peserta didik meliputi
pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Melalui
aspek
pemetaan tersebut dapat dilakukan intervensi
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar
kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
penting karena memiliki peran strategis dalam
Pemetaan dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa (Soedijarto,
menentukan standar berupa informasi statistik
2009). Lulusan sekolah dasar yang berkualitas
dan daya serap soal dari pelaksanaan ujian
akan menjadi modal dasar untuk melanjutkan
sekolah. Upaya atau ihtiar untuk meningkatkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk
mutu pendidikan didasarkan pada hasil pemetaan
menjadikan lulusan berkualitas maka diperlukan
pendidikan di SD.
fasilitas sebagaimana telah ditetapkan dalam
mutu
pengetahuan
pendidikan.
dan
Purwati
keterampilan.
Pelaksanaan ujian akhir khususnya di SD
standar nasional pendidikan. Adanya fasilitas
sudah ada sejak Indonesia merdeka sampai
tersebut akan mendorong proses pembelajaran
sekarang. Pada awalnya disebut Ujian Negara,
dan pembudayaan berbagai kompetensi, nilai,
172
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
sikap, dan keterampilan berlangsung dengan
kekurangan/kelebihan yang dicapai oleh
baik.
pemangku kepentingan seperti dinas pendidikan.
Kajian Pakpahan (2010) menyoroti meka-
Cara tersebut akan meningkatkan mutu SD
nisme pelaksanaan UASBN yang standar,
dalam rangka pelaksanaan wajar dikdas.
dengan menyimpulkan pelaksanaan UASBN
Informasi hasil pemetaan digunakan untuk
dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
meningkatkan kegiatan belajar-mengajar
dasar. Dalam kajian tersebut, penyiapan bahan
(Panjaitan, 2012) sehingga peserta didik tidak
ujian, penggandaan, pendistribusian, pelak-
kuatir dengan kelulusannya.
sanaan ujian, yang dilakukan melalui prosedur
tertentu sehingga dihasilkan bahan ujian
METODE
standar. Melalui bahan ujian standar dapat
Artikel ini merupakan hasil telaah (analisis
diketahui nilai tiga mata pelajaran UASBN dari
diskriptif) dari sejumlah dokumen pelaksanaan
setiap provinsi atau kabupaten/kota. Pemetaan
ujian sekolah, pengalaman dalam pembimbingan/
tersebut masih bersifat umum dan belum
pelatihan soal ujian sekolah di beberapa provinsi,
menguraikan pencapaian tiap sekolah dan materi
dan hasil pemantauan pelaksanaan ujian
pelajaran dalam ujian sekolah sehingga belum
sekolah. Analisis diskriptif dilakukan pada
bisa langsung dijadikan sebagai acuan
dokumen peraturan menteri tentang pelak-
membandingkan capaian materi pelajaran antar
sanaan ujian sekolah yang dirangkai dengan
satuan pendidikan. Pemetaan tersebut ber-
pengalaman dalam pembimbingan penulisan soal
manfaat sebagai potret capaian sekolah.
ujian sekolah. Informasi tersebut dirangkai
Pelaksanaan ujian sekolah sebagai bentuk
dengan hasil pemantauan pelaksanaan ujian
ujian akhir di SD dilakukan untuk mengukur
sekolah di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam
Timur, dan Banten, serta dokumen hasil Ujian
kurikulum (standar isi). Pelaksanaan tersebut
Akhir Berstandar Nasional Tahun 2008.
didasarkan pada kenyataan bahwa pendidikan
Penelaahan selanjutnya dilakukan pada dokumen
di SD dan SMP (pendidikan dasar) dilaksanakan
pemetaan Ujian Sekolah dari Pusat Penilaian
secara terpisah dan peserta didik SD pun tidak
Pendidikan. Hasil penelaahan dari berbagai
otomatis masuk ke SMP. Ujian akhir SD
dokumen tersebut dijabarkan atau diinter-
hendaknya dilakukan mengikuti prosedur
pretasikan secara umum menjadi tulisan ini.
pelaksanaan ujian standar/baku sehingga hasil
pengukurannya dapat dipercaya dan dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
dijadikan sebagai bahan pemetaan mutu
Penilaian oleh pendidik
pendidikan SD. Pemetaan dalam artikel ini
Penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan oleh
dimaksudkan pemetaan menurut mata pelajaran
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
dari setiap satuan pendidikan yang menguraikan
Proses pembelajaran peserta didik pada satuan
tentang informasi statistik, daya serap, dan
pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan
grafik tiga matpel antarsatuan pendidikan di
pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam
wilayah (kabupaten/kota, provinsi, dan
standar nasional pendidikan. Penilaian dalam
nasional). Berdasarkan interpretasi dari setiap
praktik pembelajaran di kelas (satuan pendi-
unsur hasil pemetaan diperoleh informasi
dikan) dibedakan penilaian formatif dan sumatif
tentang kekurangan/kelebihan dari satuan
(Nitko, 2011). Penilaian formatif dilakukan untuk
pendidikan dan wilayah, sehingga dapat
mengetahui kemajuan belajar peserta didik serta
ditentukan ikhtiar untuk meningkatkan mutu
untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam
pendidikan. Informasi tersebut juga digunakan
rangka meningkatkan pencapaian kompetensi
sebagai dasar pengambilan suatu tindakan atau
peserta didik, sedangkan penilaian sumatif
kebijakan yang dibutuhkan untuk mengatasi
dilakukan untuk mengetahui pencapaian peserta
173
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
didik pada suatu periode waktu tertentu.
diberikan penugasan atau remidial pada materi
Penilaian dilakukan untuk mengidentifikasi
yang sukar tersebut. Materi atau kompetensi
kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik
yang belum dikuasai peserta didik akan diukur
dan menemukan cara atau strategi yang tepat
kembali pada ujian tengah semester dan pada
untuk membantunya sehingga lebih mudah
ujian akhir semester. Proses penilaian yang
memahami kompetensi yang diajarkan. Dalam
berkelanjutan tersebut akan menghasilkan
penilaian hendaknya melibatkan peserta didik
pendidikan berkualitas sebagaimana diharapkan
untuk secara aktif berpikir mengenai proses
dalam pelaksanaan wajib belajar pendidikan
belajar sehingga hasil pembelajaran berkembang
dasar.
menjadi mandiri serta penilaian diharapkan
Penilaian yang dilakukan pendidik di satuan
sebagai alat untuk mengukur apa yang telah
pendidikan menggunakan tes buatan guru dalam
dicapai. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan
bentuk tes subjektif dan tes objektif (Basuki
oleh
pendidikan
dan Hariyanto, 2014). Bentuk tes yang
memerlukan acuan yang menjadi dasar dalam
digunakan pendidik antara lain soal uraian,
pelaksanaan penilaian peserta didik yaitu
pilihan ganda, produk, dan proyek. Tes buatan
standar penilaian.
guru pada dasarnya dapat dikembangkan
pendidik
pada
satuan
Jenis penilaian pendidik dalam standar
menjadi soal baku namun jarang dilakukan
penilaian dilakukan dalam bentuk ujian harian,
karena tes disusun guru pada saat penyusunan
ujian tengah semester; dan ujian akhir semester.
RPP atau waktu ujian sehingga kualitas tes
Penilaian pendidik sangat bermanfaat dalam
tersebut belum baku. Hasil pengukuran tes
proses pembelajaran peserta didik di satuan
belum baku akan menghasilkan mutu yang
pendidikan. Ada tiga manfaat penilaian pendidik
beragam dan hasil penilaian tersebut sulit
yaitu melalui penilaian pendidik dapat menduga
dipercaya oleh pihak lain yang berkepentingan
atau mendeteksi perkembangan pengetahuan
dengan hasil atau mutu pendidikan. Tes atau
peserta didik dan bahan tersebut digunakan
soal yang disusun pendidik lebih banyak
sebagai pertimbangan pengembangan pem-
digunakan untuk penilaian formatif dalam rangka
belajaran lebih lanjut. Penilaian pendidik dapat
proses pembelajaran sehingga pendidik
juga digunakan sebagai bahan refleksi dan
beranggapan soal atau tes yang digunakan tidak
mengamati perkembangan pembelajaran peserta
perlu standar yaitu tes, pengamatan, penu-
didik untuk menentukan pencapaian pem-
gasan terstruktur, dan tugas mandiri (Hermawan,
belajaran. Pembelajaran pendidik digunakan
2011). Dengan demikian, hasil penilaian oleh
sebagai penentuan pencapaian atau keber-
pendidik tidak dapat digunakan untuk pemetaan
hasilan pembelajaran peserta didik. Para pendidik
mutu pendidikan secara nasional. Hasil penilaian
dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk
masih bersifat lokal belum dapat dijadikan
perbaikan proses pembelajaran dan penentuan
sebagai gambaran mutu secara nasional. Agar
pencapaian kompetensi peserta didik. Pelak-
hasil penilaian pendidikan dapat digunakan
sanaan ujian oleh pendidik secara terus menerus
sebagai bahan pemetaan nasional maka
mulai dari ujian harian, ujian tengah semester,
diperlukan butir soal atau tes baku dan bentuk
hingga ujian akhir semester akan menggam-
tes sama sehingga hasilnya dapat dibandingkan.
barkan mutu pendidikan di SD. Ujian yang
Dalam pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh
dilakukan secara terus menerus dan diikuti
pendidik tidak menggunakan soal standar dan
dengan upaya perbaikan sesuai hasil ujian akan
bentuk tes yang berbeda antarsatuan pen-
memperbaiki proses pembelajaran. Materi yang
didikan sehingga hasilnya tidak dapat dijadikan
sukar dikuasai peserta didik akan terdeteksi
sebagai bahan untuk pemetaan mutu pendidikan
segera pada saat ujian harian sehingga dapat
di SD dalam rangka pelaksanaan Wajar Dikdas.
174
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
Ujian Sekolah sebagai Dasar Pemetaan
untuk: 1) penentuan kelulusan peserta didik dari
Sekolah Dasar
satuan pendidikan; 2) pertimbangan seleksi
Pelaksanaan Ujian Sekolah
masuk satuan pendidikan berikutnya; 3)
Urgensi pelaksanaan ujian sekolah, didasarkan
pemetaan mutu satuan pendidikan; dan 4)
pada tidak ada pegangan untuk melihat hasil
pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan
pendidikan melalui penilaian (ujian) terutama
mutu pendidikan. Hasil Ujian sekolah akan
setelah Ebtanas dihapus dan digantikan dengan
digunakan dinas pendidikan kabupaten/kota
ujian sekolah. Pada masa ujian sekolah tersebut,
sebagai alat seleksi masuk ke jenjang SMP dan
ujian diselenggarakan secara mandiri oleh
bahan intervensi kebijakan dalam perbaikan mutu
satuan pendidikan tanpa ada intervensi dari luar
pendidikan. Bagi satuan pendidikan hasil ujian
termasuk dinas pendidikan. Pelaksanaan ujian
digunakan untuk penentuan kelulusan dan
pada periode ini, ada yang dilaksanakan secara
perbaikan pembelajaran. Bagi Kemdikbud hasil
mandiri oleh satu sekolah atau beberapa sekolah
ujian digunakan sebagai bahan pemetaan hasil
atau yayasan bahkan ada juga yang diseleng-
ujian (pendidikan) antarsatuan pendidikan,
garakan oleh dinas kabupaten/kota tertentu
wilayah, dan mata pelajaran. Untuk pengorga-
(Pakpahan, 2010). Proses pelaksanaan demikian
nisasian pelaksanaan Ujian sekolah maka di
kurang menguntungkan bagi pemangku
setiap provinsi, kabupaten/kota, dan satuan
kepentingan karena informasi hasil ujian atau
pendidikan dibentuk tim atau panitia penye-
pendidikan tidak ada dan kalaupun ada tidak
lenggara ujian sekolah. Melalui ujian sekolah ini
dapat diperbandingkan antardaerah karena
diharapkan sebagai alat akuntabel dan kredibel
instrumen penilaian yang digunakan serta proses
dalam mengukur dan sekaligus berfungsi sebagai
pelaksanaan berbeda-beda. Untuk itu, Ujian
alat pengendali serta penjamin mutu output
Sekolah diganti dengan UASBN hingga sekarang
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar (Tola,
menjadi ujian sekolah dengan melakukan
2007).
perbaikan yaitu adanya kisi-kisi nasional untuk
Penyiapan bahan ujian mengikuti pengem-
tiga matpel dan bahan 25% soal dari Kemdikbud.
bangan tes hasil belajar meliputi penyusunan
Dengan perbaikan tersebut akan diperoleh data
kisi-kisi, penulisan soal, perakitan soal, pen-
hasil ujian atau pelaksanaan pendidikan dasar.
cetakan tes, dan pendistribusian tes. Penyiapan
Pada dasarnya ujian sekolah merupakan
bahan ujian sekolah dilakukan berbeda antara
“ujian nasional” di tingkat SD, namun dalam
mapel Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan
proses penyelenggaraannya Kemdikbud hanya
mapel lain. Kisi-kisi tiga mapel disiapkan oleh
terkait dalam penyusunan aturan dan penyiapan
Kemdikbud dan kisi-kisi matpel lain disiapkan oleh
naskah 25% dari Bahasa Indonesia, Matematika,
satuan pendidikan dengan koordinasi dinas
dan IPA, sedang proses-proses lainnya
pendidikan kabupaten/kota. Penyusunan soal
diserahkan kepada dinas pendidikan provinsi dan
tiga mapel dilakukan oleh dinas pendidikan
kabupaten/kota. Dasar penyelenggaraan ujian
provinsi yang didahului dengan pelatihan
sekolah diatur dengan peraturan menteri dan
penyusunan soal dari Kemdikbud. Penyusunan
disusun prosedur operasi standar pelaksanaan
soal dilakukan di tingkat provinsi dengan penulis
ujian sekolah sehingga ujian sekolah ini termasuk
soal dari pendidik sebagai perwakilan pendidik
ujian standar dan hasilnya dapat digunakan
dari kabupaten/kota yang ada di suatu provinsi.
untuk pemetaan hasil pendidikan SD. Ujian
Bentuk soal yang digunakan adalah soal pilihan
Sekolah merupakan penilaian akhir di tingkat
ganda dengan jumlah paket tiga naskah yaitu
satuan pendidikan untuk memeroleh gambaran
satu paket ujian utama, satu paket ujian
capaian kompetensi peserta didik yang selama
susulan, dan satu paket ujian cadangan. Dalam
proses pembelajaran yang ditempuh peserta
rangka memeroleh soal yang baku maka dalam
didik selama di SD. Hasil ujian sekolah digunakan
penulisan soal diikutsertakan para guru senior
175
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
atau dosen perguruan tinggi dan ahli penilaian
melakukan persiapan melalui sosialisasi Ujian
dari Kemdikbud yang bertugas untuk menelaah
Sekolah kepada peserta didik dan orang tua
dan revisi soal yang dibuat oleh pendidik. Soal
serta para guru. Sosialisasi dilakukan sebagai
yang dianggap sudah baik kemudian di-
upaya penyiapan peserta didik dalam meng-
gabungkan dengan soal linking dari Kemdikbud
hadapi ujian sekolah sedang para orangtua dan
sebanyak 25%. Soal ini dimaksudkan sebagai
pendidik diharapkan dapat mendukung pelak-
soal yang dapat menyetarakan soal-soal yang
sanaan ujian sekolah. Upaya lain yang dilakukan
disusun provinsi sehingga hasil ujian sekolah
untuk menghadapi ujian sekolah meliputi
dapat digunakan untuk pemetaan hasil ujian
pendalaman materi, penambahan jam belajar,
sekolah. Sementara untuk penyusunan soal
dan melakukan simulasi ujian sekolah serta
matpel lain dilakukan oleh pendidik di tingkat
melakukan pembahasan soal ujian akhir tahun-
satuan pendidikan dengan koordinasi dinas
tahun sebelumnya. Melalui kegiatan atau simu-
pendidikan kabupaten/kota terkait. Penyusunan
lasi tersebut diharapkan satuan pendidikan dan
soal dilakukan oleh pendidik senior di suatu
peserta didik siap menghadapi pelaksanaan ujian
kabupaten/kota. Soal-soal tersebut ditelaah dan
sekolah.
direvisi di tingkat kabupaten/kota oleh guru-
Pelaksanaan ujian tiga matpel dilaksanakan
guru yang berpengalaman dengan pengawasan
satu mata pelajaran setiap hari sedang
oleh tenaga pengawas yang ada di wilayah
pelaksanaan mapel lain dilakukan dua mata
tersebut.
pelajaran. Proses penyelenggaraan Ujian
Penggandaan bahan ujian tiga matpel
Sekolah mengikuti pelaksanaan ujian standar.
dilakukan oleh pemda provinsi yang meliputi
Para petugas yang melaksanakan Ujian Sekolah
wilayah luas (mencakup provinsi) sehingga perlu
diharapkan sudah mengetahui tugas dan fungsi
waktu
proses
masing-masing sehingga pelaksanaan ujian
pendistribusian bahan memerlukan waktu yang
sekolah berjalan sesuai dengan prosedur operasi
lama. Pola distribusi bahan ujian tiga matpel
standar. Para peserta ujian dalam satu ruang
yaitu dari percetakan yang ditunjuk provinsi ke
minimal enam orang dan maksimal 20 orang
dinas pendidikan provinsi selanjutnya ke
dengan jumlah pengawas dua orang guru yang
kabupaten/kota dan tingkat kecamatan. Bahan
berasal dari satuan pendidikan yang berbeda
ujian tiga matpel disimpan di kecamatan dan
atau pengawasan dilakukan secara silang.
satuan pendidikan akan mengambil bahan ujian
Sebelum pelaksanaan ujian para pengawas
tersebut setiap hari sesuai jadwal pelaksanaan
ruang ujian diberikan pengarahan oleh kepala
ujian. Sementara penggandaan bahan ujian
sekolah tentang tugas dan kewajiban pengawas
matpel lain dilakukan oleh pemda kabupaten/
ruang dalam pelaksanaan ujian di satuan
kota sehingga relatif lebih mudah dalam
pendidikan. Sebelum ujian berlangsung para
pencetakan dan distribusi bahan karena hanya
pengawas membacakan tata tertib pelaksanaan
mencakup wilayah suatu kabupaten atau kota
ujian sekolah.
untuk
pencetakan
serta
saja. Distribusi bahan ujian matpel lain mulai
Tugas pengawas adalah menjelaskan cara
dari percetakan yang ditunjuk kabupaten/kota
pengisian lembar jawaban, membagikan naskah
ke dinas pendidikan kabupaten/kota selanjutnya
ujian, memeriksa identitas peserta, dan
ke kecamatan. Bahan ujian matpel lain disimpan
megawasi pelaksanaan ujian di ruang ujian yang
di kecamatan dan bahan tersebut akan diambil
menjadi tugasnya. Pengawas ruang ujian
satuan pendidikan setiap hari sesuai jadwal
diharapkan memeriksa informasi atau data
waktu pelaksanaan Ujian Sekolah karena
peserta didik dalam lembar jawaban peserta
jaraknya relatif dekat.
didik. Naskah ujian disiapkan sesuai dengan
Untuk mendukung pelaksanaan Ujian
jumlah peserta ujian sedang naskah cadangan
Sekolah, pada umumnya satuan pendidikan
disediakan di tingkat kecamatan. Bila ada
176
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
naskah yang cacat dalam pencetakan atau
sebelum melakukan penskoran hasil ujian, lebih
kurang untuk setiap peserta ujian, maka naskah
dulu mendapatkan kunci jawaban soal linking
dapat diambil dari satuan pendidikan terdekat
dari Kemdikbud. Hasil penskoran ujian sekolah
atau menggunakan soal cadangan yang ada di
yang dilakukan dinas pendidikan provinsi
tingkat kecamatan. Dalam satu ruang ujian
dikirimkan ke dinas pendidikan kabupaten/kota
menggunakan satu paket, sehingga ada
selanjutnya ke satuan pendidikan di wilayahnya.
kemungkinan atau memudahkan peserta ujian
Nilai dari tiga mapel dan nilai mapel lain
untuk saling bekerja sama atau ada pihak lain
digabungkan menjadi satu, sehingga satuan
yang ingin menyebarkan kunci jawaban. Bila satu
pendidikan memiliki nilai semua mata pelajaran
paket akan mudah untuk melakukannya. Agar
yang diujikan.
peserta ujian tidak mudah untuk melakukan
Hasil ujian sekolah ini dimanfaatkan satuan
kerja sama atau saling mencontek hasil ujian
pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk
maka perlu dipikirkan dalam satu ruang ujian
menentukan kelulusan peserta didik serta
menggunakan paket soal yang lebih banyak.
sebagai bahan refleksi hasil pembelajaran di
Bisa saja setiap peserta ujian menggunakan
satuan
paket tes yang berbeda dengan peserta lain
Selanjutnya hasil ujian sekolah dimanfaatkan
namun materi tes relatif sama. Dengan cara
sebagai alat seleksi masuk ke jenjang pendidikan
tersebut, hasil ujian sekolah akan semakin
yang lebih tinggi (SMP) yang dikoordinir oleh
dipercaya sebagai hasil pengukuran komptensi
dinas kabupaten/kota. Hasil ujian sekolah
peserta didik.
dimanfaatkan oleh dinas pendidikan kabupaten/
pendidikan
yang
bersangkutan.
Dalam proses ujian berlangsung pengawas
kota dan provinsi sebagai bahan pertimbangan
ruang ujian berkewajiban mengamati dan
pembinaan melalui intervensi kebijakan dalam
mengawasi serta melaporkan pelaksanaan ujian
bentuk pemberian bantuan atau pemenuhan
dalam berita acara pelaksanaan dan menan-
fasilitas satuan pendidikan yang dibutuhkan
datangani fakta integritas yang memuat
(sesuai). Untuk itu perlu dilakukan pengkajian
kesediaan melaksanakan ujian secara jujur, adil,
atau analisis mengapa hasil Ujian Sekolah
dan bertanggung jawab. Proses pengepakan
rendah atau tinggi sehingga upaya pembinaan
hasil pekerjaan peserta didik dilakukan di ruang
tepat sasaran dan berdaya guna.
ujian. Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya
Hasil ujian sekolah dapat digunakan sebagai
hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses
bahan pemetaan mutu pendidikan di SD karena
pengepakan misalnya mengganti jawaban
dalam pelaksanaan ujian digunakan soal standar
peserta ujian dan sebagainya. Hasil pekerjaan
dan relatif sama di setiap SD. Hasil penskoran
terutama tiga matpel peserta ujian dikumpulkan
ujian sekolah yang dilakukan oleh dinas
satuan pendidikan setiap hari dan diantar ke
pendidikan provinsi dikirimkan ke Kemdikbud
dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai dengan
untuk digunakan sebagai bahan untuk
wilayah satuan pendidikan yang bersangkutan.
penyetaraan hasil ujian sekolah yang ada di
Indonesia. Hasil ujian dapat disetarakan
Pemetaan Hasil Ujian Sekolah
(equating) walaupun peserta ujian berbeda dan
Hasil pekerjaan peserta ujian untuk tiga matpel
bervariasi serta dalam paket tes yang digunakan
dikumpulkan di dinas pendidikan kabupaten/kota
terdapat soal yang sama (linking). Untuk itu
untuk dipindai (scan) sedang hasil pekerjaan
perlu dilakukan pengolahan data yang berbeda
peserta ujian mapel lain ada di tingkat satuan
secara berulang sehingga menjadi satu ukuran
pendidikan penyelenggara ujian untuk dikoreksi.
atau standar. Proses penyetaraan skor Ujian
Hasil pemindaian tiga mapel yang dilakukan dinas
Sekolah lebih mudah dilakukan karena dalam
kabupaten/kota dikirimkan ke provinsi untuk
ujian sekolah digunakan soal linking (yang sama,
diskor. Untuk itu, dinas pendidikan provinsi
25%) di seluruh Indonesia. Soal dari Kemdikbud
177
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
sudah memiliki data statistik sedang data soal
Informasi dalam statistik menguraikan
yang 75% lainnya berbeda. Proses penyetaraan
tentang peringkat satuan pendidikan, nilai, dan
dilakukan dengan pengolahan data soal 25%
distribusi nilai mata pelajaran. Peringkat
dari Kemdikbud dengan data soal 75% dari
menunjukkan kedudukan satuan pendidikan di
provinsi. Hasil penyetaraan menjadikan hasil
tingkat wilayah (kabupaten/kota, provinsi, dan
ujian sekolah terutama yang tiga mapel menjadi
nasional) berdasarkan data jawaban peserta
setara dalam satu ukuran atau standar
didik dalam Ujian Sekolah. Informasi statistik
walaupun hasilnya bervariasi antarwilayah
tersebut dijadikan acuan bagi satuan pendidikan
(Herkusumo, 2011) sedangkan Rahmawati
untuk memperbaiki proses pembelajaran karena
(2013) menemukan 22 dari 33 provinsi terdapat
melalui proses pembelajaran yang baik tentunya
soal bersifat pencilan yaitu soal ekstrem sangat
akan menghasilkan lulusan yang baik. Bagi
muda atau sangat sukar. Untuk itu diperlukan
satuan pendidikan yang peringkatnya tinggi,
penyetaraan melalui soal linking dan hasil
agar posisinya tetap maka proses pembelajaran
penyetaraan dapat digunakan sebagai dasar
selama ini dipertahankan bahkan ditingkatkan,
pemetaan mutu satuan pendidikan, sehingga
sedang bagi satuan pendidikan yang berada di
diperoleh informasi spesifik yaitu statistik, daya
peringkat bawah harus mengubah proses
serap, grafik mapel berdasarkan satuan
pembelajarannya. Dalam hal ini, satuan
pendidikan dan wilayah (kabupaten/kota,
pendidikan yang rendah peringkatnya dapat
provinsi, dan nasional). Berdasarkan pemetaan
belajar ke satuan pendidikan yang peringkatnya
tersebut akan diperoleh informasi kelemahan
tinggi atau baik. Melalui proses ini maka hasil
atau kekuatan satuan pendidikan berdasarkan
Ujian Sekolah dapat meningkatkan mutu
hasil capaian tiga mapel melalui upaya mem-
pendidikan di satuan pendidikan yang ber-
bandingkan antarsatuan pendidikan di suatu
sangkutan. Bagi dinas pendidikan kabupaten/
wilayah. Upaya pembandingan ini akan
kota atau provinsi dapat menggunakan peringkat
menghasilkan informasi tentang kekurangan atau
satuan pendidikan sebagai dasar untuk
kelebihan satuan pendidikan di suatu wilayah
menentukan sasaran intervensi kebijakan.
serta informasi tersebut dikaitkan dengan
Satuan pendidikan peringkat rendah dikaji
kondisi atau sarana dan prasarana yang dimiliki
mengapa peringkat satuan pendidikan tersebut
oleh satuan pendidikan.
rendah apakah karena kekurangan sarana dan
prasarana pembelajaran atau kualitas tenaga
Pemetaan SD Untuk Peningkatan Mutu SD
pendidik rendah maka dicari kebijakan atau ihtiar
dalam Rangka Wajib Belajar Dikdas
yang tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan
Berdasarkan hasil pemetaan hasil ujian sekolah,
di satuan pendidikan tersebut.
informasi yang dapat digunakan sebagai upaya
Informasi statistik memuat nilai rata-rata
peningkatan mutu pendidikan dalam rangka
dan distribusi nilai mata pelajaran yang diperoleh
Wajar Dikdas adalah informasi statistik, daya
dari capaian peserta didik dalam ujian sekolah
serap, dan grafik per mata pelajaran (Bahasa
menurut satuan pendidikan dan wilayah.
Indonesia, Matematika, dan IPA) menurut
Informasi statistik tersebut dapat digunakan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD
pendidikan. Informasi yang diperoleh dari
melalui telaah nilai rata-rata dengan upaya
pemetaan
untuk
pembandingan hasil penilaian pendidik dengan
memperbaiki proses pembelajaran sehingga
nilai ujian sekolah. Berdasarkan informasi
satuan pendidikan tidak perlu kuatir hasil ujian
statistik tersebut, satuan pendidikan maupun
sekolah yang menyebabkan peserta didiknya
wilayah dapat melakukan pengkajian mengapa
tidak lulus dari satuan pendidikan.
statistik nilai mata pelajaran tertentu rendah
hendaknya
digunakan
atau tinggi dan berdasarkan kajian tersebut
178
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
satuan pendidikan dan wilayah dapat melakukan
materi sukar atau belum diajarkan atau karena
perbaikan sehingga nilai mata pelajaran tersebut
salah konsep dalam pembelajaran. Untuk daya
meningkat di masa mendatang. Nilai statistik
serap rendah perlu mendapat perhatian dalam
mata pelajaran tinggi juga perlu ditelaah apakah
proses pembelajaran sehingga materi yang
hasil itu sesuai dengan kondisi atau kenyataan
rendah tersebut dapat ditingkatkan untuk masa
satuan pendidikan. Bila tidak sesuai perlu
mendatang. Upaya yang dapat dilakukan
dilakukan tindakan perbaikan sehingga mutu
dengan menambah waktu pembahasan materi
pendidikan sesuai dengan kenyataan dan hasil
daya serap rendah atau menugaskan para
ujian sekolah semakin dipercaya dapat
peserta didik mempelajari materi tersebut
meningkatkan
secara intens. Untuk dinas pendidikan
mutu
pendidikan
dalam
pelaksanaan wajib belajar Dikdas.
kabupaten/kota atau provinsi dapat melakukan
Informasi grafik merupakan gambaran
pengkajian mengapa daya serap di wilayahnya
perbandingan antara nilai sekolah dengan nilai
rendah atau tinggi dan hasil kajian tersebut
Ujian Sekolah. Informasi grafik menunjukkan
digunakan untuk perbaikan pendidikan di
bagaimana cara pendidik memberikan nilai pada
wilayahnya.
mata pelajaran yang diasuhnya. Bila antara nilai
Berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa
sekolah dengan nilai Ujian Sekolah terdapat
adanya pemetaan mutu sekolah dapat digunakan
perbedaan yang besar maka proses pemberian
sebagai sarana untuk meningkatkan mutu
nilai antara sekolah dengan Ujian Sekolah perlu
pendidikan. Upaya yang dilakukan terutama
dikaji. Mengapa terjadi perbedaan yang besar,
dengan mengkaji kekurangan atau kelebihan
apakah dalam penilaian di satuan pendidikan
aspek statistik dan daya serap dari setiap
tidak didasarkan pada hasil pengukuran atau
satuan pendidikan maupun wilayah. Berdasarkan
karena penggunaan tes yang berbeda.
informasi tersebut dapat dilakukan tindakan atau
Berdasarkan kajian tersebut dapat dilakukan
ihtiar perbaikan sesuai dengan kondisi satuan
tindakan perbaikan oleh pendidik. Misalnya dari
pendidikan yang disebut dengan intervensi
hasil pemetaan diketahui nilai hasil ujian sekolah
kebijakan. Tindakan perbaikan didasarkan pada
rendah yang dapat dikaitkan dengan kekurangan
hasil pemetaan yang meliputi peringkat nilai dan
buku sumber atau fasilitas belajar lainnya yang
daya serap di satuan pendidikan dan wilayah.
dimiliki oleh satuan pendidikan. Untuk
Intervensi kebijakan yang dilakukan oleh satuan
mengatasinya diperlukan penambahan buku
pendidikan maupun dinas pendidikan akan
sumber atau fasilitas belajar lainnya.
meningkatkan mutu pendidikan secara kese-
Informasi daya serap merupakan data
luruhan. Intervensi kebijakan dilakukan sesuai
seberapa besar kemampuan peserta didik (ujian)
dengan kondisi satuan pendidikan akan
dapat menjawab soal secara benar. Informasi
meningkatkan mutu pendidikan. Misalnya
daya serap menunjukkan persentase peserta
adanya perbedaan nilai dari guru dengan nilai
didik dapat mengerjakan butir soal yang diujikan.
hasil ujian sekolah. Perbedaan tersebut apakah
Berdasarkan data hasil pemetaan, daya serap
disebabkan oleh cara pemberian nilai yang tidak
dapat dilihat menurut satuan pendidikan,
standar atau sebab lain sehingga dapat diambil
wilayah kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut.
Daya serap menurut satuan pendidikan dapat
Intervensi kebijakan secara keseluruhan sesuai
digunakan untuk memperbaiki proses pem-
dengan hasil pemetaan ujian sekolah digunakan
belajaran karena dalam daya serap akan tampak
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
tinggi atau rendah daya serap setiap butir soal.
pemenuhan kekurangan atau permasalahan
Satuan pendidikan melakukan pengkajian
yang dihadapi satuan pendidikan. Dengan
mengapa daya serap rendah; apakah karena
pemenuhan atau penyelesaian masalah di
179
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
satuan pendidikan akan meningkatkan mutu
pendidikan kabupaten/kota atau provinsi untuk
pendidikan sesuai dengan pelaksanaan wajar
mendapatkan informasi kekurangan atau
dikdas sembilan tahun.
kelebihan suatu sekolah. Berdasarkan kajian
tersebut dapat ditentukan upaya atau ikhtiar
SIMPULAN DAN SARAN
untuk meningkatkan mutu pendidikan di satuan
Simpulan
pendidikan melalui intervensi kebijakan oleh
Penilaian oleh pendidik dilakukan untuk mengukur
satuan pendidikan dan dinas pendidikan sesuai
pencapaian kompetensi dan hasilnya digunakan
kewenangan masing-masing. Intervensi
untuk bahan perbaikan dalam proses pem-
kebijakan yang sesuai dengan kondisi sekolah
belajaran. Penilaian oleh pendidik menggunakan
akan meningkatkan kualitas pendidikan di
tes yang berbeda-beda di setiap satuan
sekolah tersebut. Adanya intervensi kebijakan
pendidikan dengan kualitas yang beragam. Hasil
akan meningkatkan mutu pendidikan di SD
penilaian pendidik sangat beragam sehingga
sebagaimana diharapkan dalam pelaksanaan
tidak dapat dijadikan bahan pemetaan kualitas
Wajar Dikdas.
di Sekolah Dasar.
Pelaksanaan Ujian Sekolah di SD menggu-
Saran
nakan soal standar dan menggunakan satu paket
Dari pembahasan uraian simpulan tersebut
soal, sehingga rawan terjadi saling mencontek
beberapa yang dapat disarankan sebagai
antar peserta ujian atau pembocoran kunci
berikut: 1) penilaian oleh pendidik menggunakan
jawaban oleh pihak lain. Hasil Ujian Sekolah
tes standar agar hasil penilaian yang dilakukan
dapat dijadikan sebagai bahan dasar pemetaan
pendidik dapat dijadikan sebagai pemetaan mutu
mutu SD karena soal yang digunakan soal baku
pendidikan di SD; 2) pelaksanaan Ujian Sekolah
dan bentuknya relatif sama antarprovinsi serta
perlu dilanjutkan karena dapat berfungsi sebagai
terdapat soal linking Kemdikbud. Hasil ujian
pengontrol mutu pendidikan Wajar Dikdas; 3)
sekolah disetarakan oleh Kemdikbud sehingga
pengunaan jumlah paket soal dalam satu ruang
hasil ujian dapat diperbandingkan. Hasil
hendaknya lebih dari satu paket sehingga hasil
penyetaraan
untuk
pemetaan mutu pendidikan di SD lebih
pemetaan satuan pendidikan, yang meng-
berkualitas; 4) hasil pemetaan setelah
hasilkan
peringkat, statistik, dan daya serap
pelaksanaan ujian segera dikirimkan ke satuan
menurut satuan pendidikan dan wilayah
pendidikan dan wilayah sehingga bermanfaat
(kabupaten/kota, provinsi, dan nasional).
bagi pendidik, satuan pendidik, dinas pendidikan
tersebut
digunakan
Hasil pemetaan dijadikan sebagai bahan
untuk digunakan sebagai intervensi kebijakan
kajian oleh satuan pendidikan dan dinas
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
PUSTAKA ACUAN
Basuki, I., & Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cahyana, A. 2010. Upaya Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Otonomi Satuan Pendidikan. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 16(2), hlm. 109-117.
Herkusumo, AP. 2011. Penyetaraan (Equating) Ujian Akhir Berstandar Nasional (UASBN) Dengan
Teorik Klasik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17(4), hlm 455-471.
Hermawan, IKD., 2011. Evaluasi Program SMP Standar Nasional Berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17(6), hlm 619-635.
National Assessment of Educational Progress, 2011. Mapping State Proficiency Standards Onto
the NAEP Scales:Variation and Change in State Standards forReading and Mathematics,
180
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar
2005–200. National Center for Educational Statistics U.S. Departement Education.
Nitko, A. J., & Susan, M. B. 2011. Educational Assessment of Students (Sixth Edition). Boston,
M.A: Pearson Education Inc., publishing as Allyn & Bacon.
Pakpahan, R. 2010. UASBN Upaya Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Buletin Puspendik Jembatan
Informasi Pusat Penilaian Pendidikan. 7(2), hlm. 19-26.
Panjaitan, M. O. 2012. Implementasi Pendekatan Belajar Aktif di Sekolah Menengah Atas. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. 20(1), hlm. 44-58.
Purwati. 2009. UASBN Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. Fasilitator. (2), hlm. 12-17
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Raharjo, S. B. 2014. Kontribusi Delapan Standar Nasional Pendidikan terhadap Pencapaian
Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 20(4), hlm. 470-482.
Rahmawati. 2013. Menilik Kualitas Penulisan Soal UN SD di Daerah: Studi Simulasi Pengaruh
Pencilan item Parameter Tingkat Kesukaran Terhadap Estimasi Kemampuan Peserta. Value
Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan. II(01), hlm. 1-13.
Soedijarto. 2009. Kedudukan dan Peran Strategis Pendidikan Dasar Dalam Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa dan Implikasi Pembiayaannya. Fasilitator. (2), hlm. 6-11.
Somantrie, H. 2009. Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Kebijakan, Dimensi, Proses, dan
Indikator Pencapaiannya). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 15 (Edisi Khusus 1), hlm. 119.
Sudaryono, 2012. Kajian Metode Deteksi Diffrensial Item Function (DIF) Butir Soal Ujian Nasional
Dengan Teori Klasik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 18 (2), hlm. 132-144.
Tola, B., 2007. UASBN SD/MI/SDLB. Buletin Puspendik Jembatan Informasi Pusat Penilaian
Pendidikan. 4(3), hlm. 3-6.
Zamsir. 2009. Penilaian Proses Pembelajaran. Buletin Puspendik Jembatan Informasi Pusat
Penilaian Pendidikan. 6(3), hlm. 03-13.
181
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015
182
Download