Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 UJIAN SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PEMETAAN MUTU SEKOLAH DASAR SCHOOL EXAM AS AN EFFORT FOR PRIMARY SCHOOL QUALITY MAPPING Rogers Pakpahan Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang, Kemedikbud Jalan Gunung Sahari Raya No 4 Jakarta e-mail: [email protected] Naskah diterima tanggal: 22/02/2015, Direvisi akhir tanggal: 31/04/2015, disetujui tanggal: 06/08/2015 Abstract: This study aims to examine the role of school exams for mapping the quality of primary schools in the compulsory education. The method used in this study are a descriptive analysis of the implementation document school exams and the results of the monitoring and data processing descriptive analysis. The results showed that: 1) assessment by educators in the context of the learning process can not be used as the quality mapping material of elementary school because the tests used by educators not standard and not the same quality; 2) School Exam results can be used as the quality mapping material of elementary school because the exam using standard tests and are relatively similar between the educational unit; 3) the results of the mapping quality based on school exams can be used as a basis for improving the quality of education in primary school through policy intervention by stakeholders (each school, district/cities education offices, and provinces). The conclusion of study of school examinations can be used as a basis for mapping the quality of primary schools and based on the quality of these schools can be used as a basis for fulfilling the needs school facilities to improve the quality of education in the implementation of compulsory basic education. Keywords: educational assessment, school mapping, school exam, policy intervention, quality of education Abstrak: Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran ujian sekolah untuk pemetaan mutu sekolah dasar dalam rangka wajib belajar pendidikan dasar. Metode yang digunakan dalam kajian ini yaitu analisis diskriptif pada dokumen penyelenggaraan dan hasil pemantauan pelaksanaan ujian sekolah sedang pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa: 1) penilaian oleh pendidik dalam rangka proses pembelajaran tidak dapat dijadikan sebagai bahan pemetaan mutu sekolah dasar karena tes yang digunakan pendidik tidak baku serta tidak sama kualitasnya; 2) hasil ujian sekolah dapat dijadikan sebagai bahan pemetaan mutu sekolah dasar karena dalam ujian menggunakan tes baku dan relatif sama antar satuan pendidikan; 3) hasil pemetaan mutu berdasarkan ujian sekolah dapat dijadikan sebagai dasar untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar melalui intervensi kebijakan oleh pemangku kepentingan (satuan pendidikan, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan provinsi). Kajian ini menyimpulkan pelaksanaan ujian sekolah dapat dijadikan sebagai dasar pemetaan mutu sekolah dasar dan berdasarkan mutu sekolah tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk pemenuhan kebutuhan/fasilitas sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka pelaksanaan wajar dikdas. Kata kunci: penilaian pendidikan, pemetaan sekolah, ujian sekolah, intervensi kebijakan, kualitas pendidikan SD 167 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 Proses pendidikan terjadi atau terbentuk PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilaku- melalui kerja sama antara tenaga pendidik kan suatu negara untuk meningkatkan mutu (guru) dan peserta didik serta materi atau topik sumber daya manusia di negara tersebut. Pen- pengetahuan sebagai media untuk mencapai didikan merupakan sarana intervensi kehidupan suatu kompetensi yang merupakan kemampuan dan agen pembaharu untuk memperluas akses dan kecakapan yang terukur setelah peserta dan mobilitas sosial dalam masyarakat secara didik mengikuti proses pembelajaran secara vertikal dan horizontal. Pendidikan yang di- keseluruhan meliputi kemampuan akademik, peroleh warga negara merupakan upaya sikap, dan keterampilan. Proses pendidikan pengembangan sumber daya manusia yang terjadi atau dilakukan di ruang kelas atau di dibutuhkan untuk memasuki abad 21 sebagai luar kelas yang kita sebut pembelajaran. era globalisasi dan untuk menghadapi dinamika Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk perubahan kehidupan global. Pendidikan mem- mencapai kompetensi yang telah ditetapkan berikan kesempatan pada warga negara untuk dalam kurikulum di tingkat satuan pendidikan. mengembangkan dan mengoptimalkan segenap Untuk mencapai kompetensi tersebut ada tiga potensi yang dimilikinya agar dapat memberikan komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan sumbangan bahkan mengontrol perkembangan pembelajaran, pengalaman belajar, dan hasil kehidupan masa depannya. belajar. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan Dalam sistem pendidikan nasional, Sekolah yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama yang dituangkan dalam rencana program (SMP) merupakan satu kesatuan program pembelajaran (RPP). Pengalaman belajar atau pendidikan dasar yang proses pendidikannya proses pembelajaran merupakan proses diwujudkan secara berkelanjutan dalam satu pengalihan (transfer) pengetahuan, keteram- jenjang pendidikan. Dengan demikian, peserta pilan, dan sikap oleh pendidik kepada peserta didik SD otomatis masuk ke SMP tanpa harus didik. Untuk memeroleh informasi pencapaian mengikuti seleksi atau ujian sekolah. Dalam kompetensi atau hasil belajar peserta didik dari praktiknya hal tersebut sulit diwujudkan karena pembelajaran, dilakukan penilaian untuk selama ini proses pendidikan di SD dan SMP memeroleh pencapaian kompetensi yang terpisah satu sama lain. Dewasa ini, Pemerintah ditetapkan. Ketiga kegiatan dimaksud ber- menetapkan kebijakan pogram Satu Atap langsung secara berkelanjutan (siklus) mulai dari (satap) yang menyatukan SD dan SMP terutama penyusunan di daerah terpencil. Proses pembelajaran tetap dilanjukan dengan proses pembelajaran serta berlangsung secara mandiri (SD dan SMP) bukan diakhiri penilaian. Hasil penilaian digunakan untuk merupakan kelanjutan walaupun di dalam mengecek apakah proses pembelajaran gedung yang sama. Sesuai uraian tersebut berlangsung dengan baik serta tujuan pem- tampak bahwa pelaksanaan ujian akhir pada belajaran tercapai atau tidak. Bila hasil penilaian setiap satuan pendidikan mutlak dilakukan, yaitu rendah atau tujuan pembelajaran tidak tercapai SD di kelas enam dan SMP di kelas sembilan. maka hasil tersebut digunakan pendidik sebagai Ujian akhir dilakukan pada akhir masa umpan balik (pendidik dan peserta didik) untuk pembelajaran yang bertujuan untuk memeroleh perbaikan pembelajaran lebih lanjut. tujuan pembelajaran yang gambaran pencapaian kompetensi pada satuan Penilaian dalam proses pembelajaran di kelas pendidikan. Ujian akhir di SD disebut dengan merupakan bagian integral dari tugas para Ujian Sekolah sebagai upaya kerja keras dan pendidik dalam mencerdaskan peserta didik. semangat pencapaian Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian pendidikan nasional yang bermutu di tingkat kompetensi dalam kurikulum dan untuk mem- regional dan internasional (Tola, 2007). berikan gambaran tentang pencapaian tujuan 168 bersama menuju Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar pembelajaran (Purwati, 2009). Dalam peng- didikan. Melalui pemetaan tersebut dilakukan ukuran pencapaian kompetensi, para pendidik pengkajian kelemahan dan kelebihan mutu suatu sejak awal sudah menentukan apa atau sekolah sehingga bisa dilakukan intervensi kompetensi yang harus dicapai peserta didik. kebijakan. Proses demikian diharapkan dapat Dengan dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka merumuskan instrumen penilaian yang di- pelaksanaan wajib belajar Dikdas. Untuk itu, perlukan. Pendidik dalam penilaian menerapkan diperlukan instrumen yang setara atau sama berbagai bentuk penilaian yang diharapkan sehingga hasil penilaian dapat dibandingkan dapat membangkitkan semangat belajar dan antarsatuan pendidikan di Indonesia. cara tersebut, pendidik peserta didik lebih gairah atau tertantang untuk Dalam kajian ini, yang menjadi permasalahan mempelajari atau mencapai kompetensi yang adalah: 1) apakah penilaian pendidik dalam telah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam proses pembelajaran (ujian) dapat digunakan penilaian diperlukan instrumen penilaian yang untuk pemetaan mutu pendidikan di sekolah dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dasar? 2) apakah Ujian Sekolah dapat digunakan lebih lanjut. Motivasi belajar ini sangat penting sebagai dasar pemetaan sekolah dasar? dan 3) untuk meningkatkan prestasi peserta didik. apakah melalui pemetaan SD dapat mening- Instrumen penilaian yang digunakan pendidik katkan mutu SD dalam rangka pelaksanaan wajib merupakan tes yang disusun dan dikembangkan belajar Dikdas? oleh pendidik, yang menurut Basuki dan Tujuan kajian ini dimaksudkan untuk: 1) Hariyanto (2014) perlu diperhatikan beberapa mengkaji peran penilaian pendidik dalam proses aspek agar tes tersebut secara konstruksi lebih pembelajaran di satuan pendidikan dapat baik. Secara tidak langsung Basuki dan Hariyanto digunakan untuk pemetaan mutu pendidikan di meragukan kualitas tes buatan guru sehingga Sekolah Dasar; 2) mendapatkan gambaran perlu upaya pengembangan agar tes tersebut penyelenggaraan ujian sekolah sebagai dasar lebih berkualitas paling tidak dari segi konstruksi. pemetaan Sekolah Dasar; dan 3) mengkaji hasil Secara umum, prosedur pengembangan tes pemetaan sekolah dasar dijadikan sebagai bahan buatan guru dilakukan pada saat akan melakukan intervensi kebijakan untuk meningkatkan mutu ujian sehingga bentuk dan kualitasnya beragam. sekolah dasar dalam pelaksanaan wajib belajar Seyogyanya tes buatan guru tersebut haruslah pendidikan dasar. ditelaah sampai menjadi tes yang standar dan hasilnya dapat digunakan untuk memetakan hasil KAJIAN LITERATUR pembelajaran. Untuk memeroleh instrumen Sistem Pendidikan di Indonesia standar hendaknya dilakukan analisis butir soal Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan dengan memperhatikan kaidah-kaidah peng- dikelompokkan menjadi pendidikan formal, ukuran yang ada (Sudaryono, 2012). Kaidah pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. pengukuran meliputi penyusunan kisi-kisi, Pendidikan formal lebih dikenal dengan penyusunan soal, telaah, revisi, penggandaan pendidikan jalur sekolah dan pendidikan non- serta pelaksanaan ujian. Melalui prosedur formal dengan pendidikan luar sekolah serta tersebut diperoleh instrumen standar yaitu tes pendidikan informal dengan pendidikan dalam yang memiliki karateristik (validitas butir) dan keluarga. Lebih lanjut, pendidikan formal terdiri reliabilitas sehingga dipercaya mengukur apa atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, yang akan diukur. Penggunaan instrumen baku/ dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal standar di seluruh satuan pendidikan (SD) terdiri atas pendidikan kecakapan hidup, diharapkan menghasilkan data/informasi yang pendidikan anak usia dini, pendidikan kepe- relatif sama dan data tersebut digunakan mudaan, pendidikan keaksaraan, pendidikan sebagai dasar pemetaan mutu satuan pen- keterampilan dan pelatihan kerja, dan pendidikan 169 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 kesetaraan. Penilaian dalam sistem pendidikan (Cahyana, 2010). Dalam kajian ini, mutu nasional terdiri atas penilaian oleh pendidik pendidikan dilihat dari dimensi capaian peserta (penilaian berbasis kelas), penilaian oleh satuan didik dalam mengikuti Ujian Sekolah yang pendidikan (ujian sekolah), dan penilaian oleh tergambarkan dalam informasi statistik dan daya pemerintah (ujian nasional). serap peserta didik pada Ujian Sekolah. Penulis, Pendidikan nasional berfungsi sebagai alat menyakini masih ada dimensi lain yang dapat utama untuk mengembangkan kemampuan serta menunjukkan mutu pendidikan di SD namun meningkatkan mutu kehidupan dan martabat melalui dua dimensi tersebut dapat dilakukan bangsa Indonesia. Pendidikan pada hakikatnya kajian untuk intervensi kebijakan dalam rangka merupakan investasi dalam peningkatan kualitas peningkatan mutu pendidikan di SD. sumber daya manusia. Pendidikan diyakini dapat meningkatkan dan mempertinggi kualitas tenaga Program Wajib Belajar kerja, sehingga memungkinkan tersedianya Program pendidikan wajib belajar (Wajar) di angkatan kerja yang terampil, handal, dan Indonesia telah dirintis sejak tahun 1950, yang sesuai dengan tuntutan pembangunan serta menetapkan setiap anak usia 8-14 tahun peningkatan produktivitas nasional. Pendidikan dikenakan pendidikan Wajar, namun tidak dapat merupakan upaya untuk mengembangkan berjalan sebagaimana diharapkan karena adanya kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosional pergolakan politik secara terus-menerus yang sebagai modal dasar untuk mengerjakan tugas dikenal dengan masa mempertahankan yang diemban serta untuk menghadapi dinamika kemerdekaan Indonesia. Program tersebut kehidupan global. dimaksudkan sebagai upaya Pemerintah memberi Upaya pengembangan kecerdasan kognitif kesempatan belajar seluas-luasnya kepada maupun emosional diwujudkan Pemerintah setiap warga negara (masyarakat) untuk melalui penyelenggaraan satu sistem pengajaran meningkatkan kualitas sumber daya manusia nasional, yang diwujudkan dalam penetapan Indonesia melalui pendidikan. Pendidikan wajib Undang-Undang Pendidikan Nasional yang telah belajar mendapat perhatian pemerintah Orde berulang kali direvisi dan diganti, penyusunan Baru sejalan dengan gerak pembangunan yang kurikulum, Standar Pendidikan Nasional, serta dilaksanakan Pemerintah. Pendidikan wajib pelaksanaan wajib belajar yang memberikan belajar sebagai suatu gerakan secara nasional kesempatan belajar seluas-luasnya kepada dan sekaligus sebagai bagian tak terpisahkan masyarakat dengan pendidikan yang berkualitas. dari pembangunan nasional. Gerakan wajib Upaya tersebut dilakukan dalam rangka belajar merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional sesuai menyediakan sarana dan prasarana belajar dengan tuntutan nasional dan global (Somantrie, peserta didik. Untuk itu, pemerintah melak- 2009). Mutu merupakan ukuran baik buruk suatu sanakan pendidikan wajib belajar sembilan tahun benda, taraf atau derajat kepandaian atau (Wajar Dikdas), yang berfungsi untuk me- kecerdasan dalam ilmu pengetahuan (Pusat ningkatkan kualitas sumber daya manusia hingga Bahasa, 2005). Lebih lanjut menurut Somantrie, tingkat pendidikan penduduk minimal tamatan mutu pendidikan adalah konsep yang kompleks SMP. Sekarang ini, pemerintah sedang karena mutu pendidikan memiliki banyak dimensi, mempersiapkan program Wajar 12 tahun yaitu menyangkut serangkaian proses dan berbagai wajib belajar hingga SMA atau bentuk lain yang indikator yang harus dijelaskan secara rinci. sederajat. Mutu pendidikan mencerminkan kualitas proses dan hasilnya sehingga satuan pendidikan perlu Penilaian Pendidikan diberikan kewenangan untuk mengatur dirinya Dalam rangka menjamin kualitas pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional, Pemerintah telah menetapkan Standar 170 Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar Nasional Pendidikan yang terdiri atas standar menghadapi Ujian Nasional di SMA yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan. standar pendidik dan tenaga kependidikan, Penilaian pendidikan digunakan untuk standar sarana dan prasarana, standar penge- memprediksi kompetensi dan menentukan lolaan, standar pembiayaan, dan standar apakah tujuan pembelajaran peserta didik telah penilaian. Dalam standar tersebut dijabarkan tercapai selama proses pembelajaran di satuan tentang kriteria dan standar yang harus dipenuhi pendidikan. Penilaian pendidikan dilakukan satuan pendidikan dalam pelaksanaan pem- secara berkesinambungan mulai dari materi atau belajaran di sekolah. Standar atau kriteria kompetensi awal tiap jenjang kelas atau tersebut merupakan acuan para pendidik dan semester hingga kompetensi akhir pada satuan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. pendidikan, dilakukan secara internal dan Pemenuhan standar atau kriteria tersebut eksternal. Penilaian internal adalah penilaian memudahkan proses pembelajaran karena sudah yang dilakukan oleh pendidik pada satuan tersedia fasilitas yang diperlukan satuan pendidikan yang pada dasarnya digunakan untuk pendidikan sesuai standar nasional pendidikan. menilai pencapaian hasil belajar peserta didik Ketersediaan fasilitas tersebut akan sangat sebagai dasar untuk memperbaiki proses membantu pendidik dalam proses pembelajaran pembelajaran, serta bahan penyusunan laporan untuk mencapai kompetensi dalam standar isi kemajuan hasil belajar peserta didik. Penilaian serta diharapkan akan menghasilkan lulusan eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh yang lebih bermutu. pihak luar dari satuan pendidikan yang berupa Standar Pendidikan Nasional dijadikan penilaian akhir atau sejenisnya. sebagai acuan atau referensi pelaksanaan Penilaian (ujian) akhir merupakan penilaian pendidikan di setiap satuan pendidikan. Dalam pencapaian kompetensi peserta didik selama perencanaan pembelajaran diperlukan standar mengikuti proses belajar di tingkat satuan isi sebagai acuan bagi pendidik dalam pendidikan yang didasarkan pada capaian penyusunan rencana pembelajaran suatu topik peserta didik dalam proses pembelajaran di atau kompetensi yang harus dicapai oleh setiap satuan pendidikan. Capaian kompetensi peserta didik sesuai kurikulum serta standar merupakan catatan pendidik tentang perilaku proses sebagai acuan dalam pembelajaran dan prestasi akademik peserta didik dari proses berkualitas membutuhkan sarana dan prasarana pembelajaran yang diinformasikan pendidik yang memadai. Untuk memeroleh informasi sebagai tolok ukur kemajuan belajarnya (Zamsir, pencapaian kompetensi yang sudah diajarkan 2009). Tujuan penilaian akhir satuan pendidikan para pendidik berpedoman pada standar adalah untuk memeroleh gambaran perkem- kompetensi lulusan dan standar penilaian. Dalam bangan kompetensi peserta didik selama masa standar tersebut ditentukan bentuk-bentuk pendidikan dan digunakan sebagai dasar untuk penilaian dan kompetensi yang harus dicapai penentuan kelulusan atau hasil belajar peserta peserta didik. Pemenuhan standar-standar yang didik. Penilaian tersebut dilakukan untuk ditetapkan dalam standar nasional pendidikan, menggambarkan perkembangan capaian diharapkan menghasilkan pendidikan bermutu kompetensi peserta didik dari tahun ke tahun sebab sudah ditentukan kriteria yag harus sehinga diperoleh grafik perkembangan capaian dibutuhkan dalam pelaksanaan pendidikan di komptensi secara berkala. Penilaian ini sekolah dasar. Peranan pemenuhan standar mencakup aspek akademis (pengetahuan), dalam meningkatkan prestasi peserta didik keterampilan, dan sikap peserta didik selama meningkat (Raharjo, 2014) walaupun tidak mengikuti pendidikan di satuan pendidikan. secara signifikan dan standar tersebut secara Penilaian akhir dilakukan setelah semua data signifikan meningkatkan prestasi untuk atau bukti pencapaian kompetensi peserta didik 171 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 diperoleh. Penilaian dilakukan bersama antara Ujian Sekolah, Evaluasi Belajar Tahap Akhir kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Nasional (Ebtanas), Ujian Sekolah, Ujian Akhir Penilaian akhir pada satuan pendidikan harus Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), Ujian dilakukan secara transparan dan akuntabel Nasional, dan Ujian Sekolah. Perbedaan utama sebab penilaian itu merupakan bagian yang tidak dari setiap bentuk pelaksanaan ujian akhir terpisahkan dengan proses pembelajaran. tersebut terletak pada proses penyusunan Hasil penilaian menurut Nitko (2011) bahan ujian, penggandaan, pelaksanaan, dan digunakan untuk penempatan peserta didik pemanfaatan hasil ujian. Bentuk Ujian Sekolah dalam kelompok, penempatan dalam level kursus, yang berlaku sekarang ini, merupakan kelanjutan penugasan dan dari UASBN ke ujian nasional selanjutnya menjadi menetapkan nilai. Sejalan dengan gagasan ujian sekolah. Perbedaan adalah pada UASBN tersebut maka dalam pelaksanaan Ujian Sekolah dan ujian nasional hanya mengujikan tiga mata digunakan untuk menetapkan capaian dalam pelajaran (mapel) yaitu Bahasa Indonesia, bentuk nilai. Nilai yang dicapai peserta didik Matematika, dan IPA sedang pada Ujian Sekolah dalam bentuk informasi statistik dan daya serap. mengujikan seluruh mata pelajaran termasuk perbaikan, pengayaan, Informasi statistik berupa nilai peserta didik dari Muatan Lokal yang ada di SD. Waktu penye- hasil ujian sekolah sebagai hasil konversi skor lenggaraan ujian sekolah dilakukan secara ke skala nilai 0–10 tiap mata pelajaran. Daya serentak dalam minggu yang sama sedang pada serap merupakan angka capaian atau ke- waktu UASBN dan Ujian Nasional dilakukan mampuan peserta didik untuk menjawab soal sebelum diujikan tiga mapel. dengan benar yang dinyatakan dalam per- Pelaksanaan UASBN menurut Purwati sentase. Pelaporan hasil penilaian akhir satuan (2009) diperlukan sebagai upaya untuk pendidikan ditujukan sebagai pertanggung- peningkatan jawaban satuan pendidikan kepada pemerintah, mendorong agar di samping pelaksanaan UASBN masyarakat, dan pihak lain yang membutuhkan. perlu dilakukan bentuk evaluasi (ujian) yang lain Pelaporan dilakukan untuk pemetaan kompetensi karena UASBN lebih banyak mengukur aspek peserta didik di tingkat satuan pendidikan pengetahuan, sedang aspek praktiknya kurang. sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk Disarankan juga agar evaluasi (ujian) praktik membadingkan mutu atau standar pendidikan. hendaknya dilaksanakan di sekolah. Penilaian Pemetaan berkaitan dengan standar suatu pencapaian kompetensi mutlak diperlukan untuk negara (NAEP, 2011) yang diperlukan untuk mendorong tercapainya target wajib belajar dapat membandingkan standar pendidikan serta pencapaian pendidikan berkualitas. UASBN antartahun dan juga dapat menggambarkan dan ujian praktik dilaksanakan secara terpadu perkembangan capaian pendidikan suatu mata sehingga pencapaian peserta didik meliputi pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Melalui aspek pemetaan tersebut dapat dilakukan intervensi Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. penting karena memiliki peran strategis dalam Pemetaan dimaksudkan sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Soedijarto, menentukan standar berupa informasi statistik 2009). Lulusan sekolah dasar yang berkualitas dan daya serap soal dari pelaksanaan ujian akan menjadi modal dasar untuk melanjutkan sekolah. Upaya atau ihtiar untuk meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mutu pendidikan didasarkan pada hasil pemetaan menjadikan lulusan berkualitas maka diperlukan pendidikan di SD. fasilitas sebagaimana telah ditetapkan dalam mutu pengetahuan pendidikan. dan Purwati keterampilan. Pelaksanaan ujian akhir khususnya di SD standar nasional pendidikan. Adanya fasilitas sudah ada sejak Indonesia merdeka sampai tersebut akan mendorong proses pembelajaran sekarang. Pada awalnya disebut Ujian Negara, dan pembudayaan berbagai kompetensi, nilai, 172 Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar sikap, dan keterampilan berlangsung dengan kekurangan/kelebihan yang dicapai oleh baik. pemangku kepentingan seperti dinas pendidikan. Kajian Pakpahan (2010) menyoroti meka- Cara tersebut akan meningkatkan mutu SD nisme pelaksanaan UASBN yang standar, dalam rangka pelaksanaan wajar dikdas. dengan menyimpulkan pelaksanaan UASBN Informasi hasil pemetaan digunakan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah meningkatkan kegiatan belajar-mengajar dasar. Dalam kajian tersebut, penyiapan bahan (Panjaitan, 2012) sehingga peserta didik tidak ujian, penggandaan, pendistribusian, pelak- kuatir dengan kelulusannya. sanaan ujian, yang dilakukan melalui prosedur tertentu sehingga dihasilkan bahan ujian METODE standar. Melalui bahan ujian standar dapat Artikel ini merupakan hasil telaah (analisis diketahui nilai tiga mata pelajaran UASBN dari diskriptif) dari sejumlah dokumen pelaksanaan setiap provinsi atau kabupaten/kota. Pemetaan ujian sekolah, pengalaman dalam pembimbingan/ tersebut masih bersifat umum dan belum pelatihan soal ujian sekolah di beberapa provinsi, menguraikan pencapaian tiap sekolah dan materi dan hasil pemantauan pelaksanaan ujian pelajaran dalam ujian sekolah sehingga belum sekolah. Analisis diskriptif dilakukan pada bisa langsung dijadikan sebagai acuan dokumen peraturan menteri tentang pelak- membandingkan capaian materi pelajaran antar sanaan ujian sekolah yang dirangkai dengan satuan pendidikan. Pemetaan tersebut ber- pengalaman dalam pembimbingan penulisan soal manfaat sebagai potret capaian sekolah. ujian sekolah. Informasi tersebut dirangkai Pelaksanaan ujian sekolah sebagai bentuk dengan hasil pemantauan pelaksanaan ujian ujian akhir di SD dilakukan untuk mengukur sekolah di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam Timur, dan Banten, serta dokumen hasil Ujian kurikulum (standar isi). Pelaksanaan tersebut Akhir Berstandar Nasional Tahun 2008. didasarkan pada kenyataan bahwa pendidikan Penelaahan selanjutnya dilakukan pada dokumen di SD dan SMP (pendidikan dasar) dilaksanakan pemetaan Ujian Sekolah dari Pusat Penilaian secara terpisah dan peserta didik SD pun tidak Pendidikan. Hasil penelaahan dari berbagai otomatis masuk ke SMP. Ujian akhir SD dokumen tersebut dijabarkan atau diinter- hendaknya dilakukan mengikuti prosedur pretasikan secara umum menjadi tulisan ini. pelaksanaan ujian standar/baku sehingga hasil pengukurannya dapat dipercaya dan dapat HASIL DAN PEMBAHASAN dijadikan sebagai bahan pemetaan mutu Penilaian oleh pendidik pendidikan SD. Pemetaan dalam artikel ini Penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan oleh dimaksudkan pemetaan menurut mata pelajaran pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. dari setiap satuan pendidikan yang menguraikan Proses pembelajaran peserta didik pada satuan tentang informasi statistik, daya serap, dan pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan grafik tiga matpel antarsatuan pendidikan di pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam wilayah (kabupaten/kota, provinsi, dan standar nasional pendidikan. Penilaian dalam nasional). Berdasarkan interpretasi dari setiap praktik pembelajaran di kelas (satuan pendi- unsur hasil pemetaan diperoleh informasi dikan) dibedakan penilaian formatif dan sumatif tentang kekurangan/kelebihan dari satuan (Nitko, 2011). Penilaian formatif dilakukan untuk pendidikan dan wilayah, sehingga dapat mengetahui kemajuan belajar peserta didik serta ditentukan ikhtiar untuk meningkatkan mutu untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam pendidikan. Informasi tersebut juga digunakan rangka meningkatkan pencapaian kompetensi sebagai dasar pengambilan suatu tindakan atau peserta didik, sedangkan penilaian sumatif kebijakan yang dibutuhkan untuk mengatasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian peserta 173 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 didik pada suatu periode waktu tertentu. diberikan penugasan atau remidial pada materi Penilaian dilakukan untuk mengidentifikasi yang sukar tersebut. Materi atau kompetensi kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik yang belum dikuasai peserta didik akan diukur dan menemukan cara atau strategi yang tepat kembali pada ujian tengah semester dan pada untuk membantunya sehingga lebih mudah ujian akhir semester. Proses penilaian yang memahami kompetensi yang diajarkan. Dalam berkelanjutan tersebut akan menghasilkan penilaian hendaknya melibatkan peserta didik pendidikan berkualitas sebagaimana diharapkan untuk secara aktif berpikir mengenai proses dalam pelaksanaan wajib belajar pendidikan belajar sehingga hasil pembelajaran berkembang dasar. menjadi mandiri serta penilaian diharapkan Penilaian yang dilakukan pendidik di satuan sebagai alat untuk mengukur apa yang telah pendidikan menggunakan tes buatan guru dalam dicapai. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan bentuk tes subjektif dan tes objektif (Basuki oleh pendidikan dan Hariyanto, 2014). Bentuk tes yang memerlukan acuan yang menjadi dasar dalam digunakan pendidik antara lain soal uraian, pelaksanaan penilaian peserta didik yaitu pilihan ganda, produk, dan proyek. Tes buatan standar penilaian. guru pada dasarnya dapat dikembangkan pendidik pada satuan Jenis penilaian pendidik dalam standar menjadi soal baku namun jarang dilakukan penilaian dilakukan dalam bentuk ujian harian, karena tes disusun guru pada saat penyusunan ujian tengah semester; dan ujian akhir semester. RPP atau waktu ujian sehingga kualitas tes Penilaian pendidik sangat bermanfaat dalam tersebut belum baku. Hasil pengukuran tes proses pembelajaran peserta didik di satuan belum baku akan menghasilkan mutu yang pendidikan. Ada tiga manfaat penilaian pendidik beragam dan hasil penilaian tersebut sulit yaitu melalui penilaian pendidik dapat menduga dipercaya oleh pihak lain yang berkepentingan atau mendeteksi perkembangan pengetahuan dengan hasil atau mutu pendidikan. Tes atau peserta didik dan bahan tersebut digunakan soal yang disusun pendidik lebih banyak sebagai pertimbangan pengembangan pem- digunakan untuk penilaian formatif dalam rangka belajaran lebih lanjut. Penilaian pendidik dapat proses pembelajaran sehingga pendidik juga digunakan sebagai bahan refleksi dan beranggapan soal atau tes yang digunakan tidak mengamati perkembangan pembelajaran peserta perlu standar yaitu tes, pengamatan, penu- didik untuk menentukan pencapaian pem- gasan terstruktur, dan tugas mandiri (Hermawan, belajaran. Pembelajaran pendidik digunakan 2011). Dengan demikian, hasil penilaian oleh sebagai penentuan pencapaian atau keber- pendidik tidak dapat digunakan untuk pemetaan hasilan pembelajaran peserta didik. Para pendidik mutu pendidikan secara nasional. Hasil penilaian dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk masih bersifat lokal belum dapat dijadikan perbaikan proses pembelajaran dan penentuan sebagai gambaran mutu secara nasional. Agar pencapaian kompetensi peserta didik. Pelak- hasil penilaian pendidikan dapat digunakan sanaan ujian oleh pendidik secara terus menerus sebagai bahan pemetaan nasional maka mulai dari ujian harian, ujian tengah semester, diperlukan butir soal atau tes baku dan bentuk hingga ujian akhir semester akan menggam- tes sama sehingga hasilnya dapat dibandingkan. barkan mutu pendidikan di SD. Ujian yang Dalam pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh dilakukan secara terus menerus dan diikuti pendidik tidak menggunakan soal standar dan dengan upaya perbaikan sesuai hasil ujian akan bentuk tes yang berbeda antarsatuan pen- memperbaiki proses pembelajaran. Materi yang didikan sehingga hasilnya tidak dapat dijadikan sukar dikuasai peserta didik akan terdeteksi sebagai bahan untuk pemetaan mutu pendidikan segera pada saat ujian harian sehingga dapat di SD dalam rangka pelaksanaan Wajar Dikdas. 174 Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar Ujian Sekolah sebagai Dasar Pemetaan untuk: 1) penentuan kelulusan peserta didik dari Sekolah Dasar satuan pendidikan; 2) pertimbangan seleksi Pelaksanaan Ujian Sekolah masuk satuan pendidikan berikutnya; 3) Urgensi pelaksanaan ujian sekolah, didasarkan pemetaan mutu satuan pendidikan; dan 4) pada tidak ada pegangan untuk melihat hasil pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan pendidikan melalui penilaian (ujian) terutama mutu pendidikan. Hasil Ujian sekolah akan setelah Ebtanas dihapus dan digantikan dengan digunakan dinas pendidikan kabupaten/kota ujian sekolah. Pada masa ujian sekolah tersebut, sebagai alat seleksi masuk ke jenjang SMP dan ujian diselenggarakan secara mandiri oleh bahan intervensi kebijakan dalam perbaikan mutu satuan pendidikan tanpa ada intervensi dari luar pendidikan. Bagi satuan pendidikan hasil ujian termasuk dinas pendidikan. Pelaksanaan ujian digunakan untuk penentuan kelulusan dan pada periode ini, ada yang dilaksanakan secara perbaikan pembelajaran. Bagi Kemdikbud hasil mandiri oleh satu sekolah atau beberapa sekolah ujian digunakan sebagai bahan pemetaan hasil atau yayasan bahkan ada juga yang diseleng- ujian (pendidikan) antarsatuan pendidikan, garakan oleh dinas kabupaten/kota tertentu wilayah, dan mata pelajaran. Untuk pengorga- (Pakpahan, 2010). Proses pelaksanaan demikian nisasian pelaksanaan Ujian sekolah maka di kurang menguntungkan bagi pemangku setiap provinsi, kabupaten/kota, dan satuan kepentingan karena informasi hasil ujian atau pendidikan dibentuk tim atau panitia penye- pendidikan tidak ada dan kalaupun ada tidak lenggara ujian sekolah. Melalui ujian sekolah ini dapat diperbandingkan antardaerah karena diharapkan sebagai alat akuntabel dan kredibel instrumen penilaian yang digunakan serta proses dalam mengukur dan sekaligus berfungsi sebagai pelaksanaan berbeda-beda. Untuk itu, Ujian alat pengendali serta penjamin mutu output Sekolah diganti dengan UASBN hingga sekarang pendidikan pada jenjang pendidikan dasar (Tola, menjadi ujian sekolah dengan melakukan 2007). perbaikan yaitu adanya kisi-kisi nasional untuk Penyiapan bahan ujian mengikuti pengem- tiga matpel dan bahan 25% soal dari Kemdikbud. bangan tes hasil belajar meliputi penyusunan Dengan perbaikan tersebut akan diperoleh data kisi-kisi, penulisan soal, perakitan soal, pen- hasil ujian atau pelaksanaan pendidikan dasar. cetakan tes, dan pendistribusian tes. Penyiapan Pada dasarnya ujian sekolah merupakan bahan ujian sekolah dilakukan berbeda antara “ujian nasional” di tingkat SD, namun dalam mapel Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan proses penyelenggaraannya Kemdikbud hanya mapel lain. Kisi-kisi tiga mapel disiapkan oleh terkait dalam penyusunan aturan dan penyiapan Kemdikbud dan kisi-kisi matpel lain disiapkan oleh naskah 25% dari Bahasa Indonesia, Matematika, satuan pendidikan dengan koordinasi dinas dan IPA, sedang proses-proses lainnya pendidikan kabupaten/kota. Penyusunan soal diserahkan kepada dinas pendidikan provinsi dan tiga mapel dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Dasar penyelenggaraan ujian provinsi yang didahului dengan pelatihan sekolah diatur dengan peraturan menteri dan penyusunan soal dari Kemdikbud. Penyusunan disusun prosedur operasi standar pelaksanaan soal dilakukan di tingkat provinsi dengan penulis ujian sekolah sehingga ujian sekolah ini termasuk soal dari pendidik sebagai perwakilan pendidik ujian standar dan hasilnya dapat digunakan dari kabupaten/kota yang ada di suatu provinsi. untuk pemetaan hasil pendidikan SD. Ujian Bentuk soal yang digunakan adalah soal pilihan Sekolah merupakan penilaian akhir di tingkat ganda dengan jumlah paket tiga naskah yaitu satuan pendidikan untuk memeroleh gambaran satu paket ujian utama, satu paket ujian capaian kompetensi peserta didik yang selama susulan, dan satu paket ujian cadangan. Dalam proses pembelajaran yang ditempuh peserta rangka memeroleh soal yang baku maka dalam didik selama di SD. Hasil ujian sekolah digunakan penulisan soal diikutsertakan para guru senior 175 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 atau dosen perguruan tinggi dan ahli penilaian melakukan persiapan melalui sosialisasi Ujian dari Kemdikbud yang bertugas untuk menelaah Sekolah kepada peserta didik dan orang tua dan revisi soal yang dibuat oleh pendidik. Soal serta para guru. Sosialisasi dilakukan sebagai yang dianggap sudah baik kemudian di- upaya penyiapan peserta didik dalam meng- gabungkan dengan soal linking dari Kemdikbud hadapi ujian sekolah sedang para orangtua dan sebanyak 25%. Soal ini dimaksudkan sebagai pendidik diharapkan dapat mendukung pelak- soal yang dapat menyetarakan soal-soal yang sanaan ujian sekolah. Upaya lain yang dilakukan disusun provinsi sehingga hasil ujian sekolah untuk menghadapi ujian sekolah meliputi dapat digunakan untuk pemetaan hasil ujian pendalaman materi, penambahan jam belajar, sekolah. Sementara untuk penyusunan soal dan melakukan simulasi ujian sekolah serta matpel lain dilakukan oleh pendidik di tingkat melakukan pembahasan soal ujian akhir tahun- satuan pendidikan dengan koordinasi dinas tahun sebelumnya. Melalui kegiatan atau simu- pendidikan kabupaten/kota terkait. Penyusunan lasi tersebut diharapkan satuan pendidikan dan soal dilakukan oleh pendidik senior di suatu peserta didik siap menghadapi pelaksanaan ujian kabupaten/kota. Soal-soal tersebut ditelaah dan sekolah. direvisi di tingkat kabupaten/kota oleh guru- Pelaksanaan ujian tiga matpel dilaksanakan guru yang berpengalaman dengan pengawasan satu mata pelajaran setiap hari sedang oleh tenaga pengawas yang ada di wilayah pelaksanaan mapel lain dilakukan dua mata tersebut. pelajaran. Proses penyelenggaraan Ujian Penggandaan bahan ujian tiga matpel Sekolah mengikuti pelaksanaan ujian standar. dilakukan oleh pemda provinsi yang meliputi Para petugas yang melaksanakan Ujian Sekolah wilayah luas (mencakup provinsi) sehingga perlu diharapkan sudah mengetahui tugas dan fungsi waktu proses masing-masing sehingga pelaksanaan ujian pendistribusian bahan memerlukan waktu yang sekolah berjalan sesuai dengan prosedur operasi lama. Pola distribusi bahan ujian tiga matpel standar. Para peserta ujian dalam satu ruang yaitu dari percetakan yang ditunjuk provinsi ke minimal enam orang dan maksimal 20 orang dinas pendidikan provinsi selanjutnya ke dengan jumlah pengawas dua orang guru yang kabupaten/kota dan tingkat kecamatan. Bahan berasal dari satuan pendidikan yang berbeda ujian tiga matpel disimpan di kecamatan dan atau pengawasan dilakukan secara silang. satuan pendidikan akan mengambil bahan ujian Sebelum pelaksanaan ujian para pengawas tersebut setiap hari sesuai jadwal pelaksanaan ruang ujian diberikan pengarahan oleh kepala ujian. Sementara penggandaan bahan ujian sekolah tentang tugas dan kewajiban pengawas matpel lain dilakukan oleh pemda kabupaten/ ruang dalam pelaksanaan ujian di satuan kota sehingga relatif lebih mudah dalam pendidikan. Sebelum ujian berlangsung para pencetakan dan distribusi bahan karena hanya pengawas membacakan tata tertib pelaksanaan mencakup wilayah suatu kabupaten atau kota ujian sekolah. untuk pencetakan serta saja. Distribusi bahan ujian matpel lain mulai Tugas pengawas adalah menjelaskan cara dari percetakan yang ditunjuk kabupaten/kota pengisian lembar jawaban, membagikan naskah ke dinas pendidikan kabupaten/kota selanjutnya ujian, memeriksa identitas peserta, dan ke kecamatan. Bahan ujian matpel lain disimpan megawasi pelaksanaan ujian di ruang ujian yang di kecamatan dan bahan tersebut akan diambil menjadi tugasnya. Pengawas ruang ujian satuan pendidikan setiap hari sesuai jadwal diharapkan memeriksa informasi atau data waktu pelaksanaan Ujian Sekolah karena peserta didik dalam lembar jawaban peserta jaraknya relatif dekat. didik. Naskah ujian disiapkan sesuai dengan Untuk mendukung pelaksanaan Ujian jumlah peserta ujian sedang naskah cadangan Sekolah, pada umumnya satuan pendidikan disediakan di tingkat kecamatan. Bila ada 176 Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar naskah yang cacat dalam pencetakan atau sebelum melakukan penskoran hasil ujian, lebih kurang untuk setiap peserta ujian, maka naskah dulu mendapatkan kunci jawaban soal linking dapat diambil dari satuan pendidikan terdekat dari Kemdikbud. Hasil penskoran ujian sekolah atau menggunakan soal cadangan yang ada di yang dilakukan dinas pendidikan provinsi tingkat kecamatan. Dalam satu ruang ujian dikirimkan ke dinas pendidikan kabupaten/kota menggunakan satu paket, sehingga ada selanjutnya ke satuan pendidikan di wilayahnya. kemungkinan atau memudahkan peserta ujian Nilai dari tiga mapel dan nilai mapel lain untuk saling bekerja sama atau ada pihak lain digabungkan menjadi satu, sehingga satuan yang ingin menyebarkan kunci jawaban. Bila satu pendidikan memiliki nilai semua mata pelajaran paket akan mudah untuk melakukannya. Agar yang diujikan. peserta ujian tidak mudah untuk melakukan Hasil ujian sekolah ini dimanfaatkan satuan kerja sama atau saling mencontek hasil ujian pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk maka perlu dipikirkan dalam satu ruang ujian menentukan kelulusan peserta didik serta menggunakan paket soal yang lebih banyak. sebagai bahan refleksi hasil pembelajaran di Bisa saja setiap peserta ujian menggunakan satuan paket tes yang berbeda dengan peserta lain Selanjutnya hasil ujian sekolah dimanfaatkan namun materi tes relatif sama. Dengan cara sebagai alat seleksi masuk ke jenjang pendidikan tersebut, hasil ujian sekolah akan semakin yang lebih tinggi (SMP) yang dikoordinir oleh dipercaya sebagai hasil pengukuran komptensi dinas kabupaten/kota. Hasil ujian sekolah peserta didik. dimanfaatkan oleh dinas pendidikan kabupaten/ pendidikan yang bersangkutan. Dalam proses ujian berlangsung pengawas kota dan provinsi sebagai bahan pertimbangan ruang ujian berkewajiban mengamati dan pembinaan melalui intervensi kebijakan dalam mengawasi serta melaporkan pelaksanaan ujian bentuk pemberian bantuan atau pemenuhan dalam berita acara pelaksanaan dan menan- fasilitas satuan pendidikan yang dibutuhkan datangani fakta integritas yang memuat (sesuai). Untuk itu perlu dilakukan pengkajian kesediaan melaksanakan ujian secara jujur, adil, atau analisis mengapa hasil Ujian Sekolah dan bertanggung jawab. Proses pengepakan rendah atau tinggi sehingga upaya pembinaan hasil pekerjaan peserta didik dilakukan di ruang tepat sasaran dan berdaya guna. ujian. Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya Hasil ujian sekolah dapat digunakan sebagai hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses bahan pemetaan mutu pendidikan di SD karena pengepakan misalnya mengganti jawaban dalam pelaksanaan ujian digunakan soal standar peserta ujian dan sebagainya. Hasil pekerjaan dan relatif sama di setiap SD. Hasil penskoran terutama tiga matpel peserta ujian dikumpulkan ujian sekolah yang dilakukan oleh dinas satuan pendidikan setiap hari dan diantar ke pendidikan provinsi dikirimkan ke Kemdikbud dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai dengan untuk digunakan sebagai bahan untuk wilayah satuan pendidikan yang bersangkutan. penyetaraan hasil ujian sekolah yang ada di Indonesia. Hasil ujian dapat disetarakan Pemetaan Hasil Ujian Sekolah (equating) walaupun peserta ujian berbeda dan Hasil pekerjaan peserta ujian untuk tiga matpel bervariasi serta dalam paket tes yang digunakan dikumpulkan di dinas pendidikan kabupaten/kota terdapat soal yang sama (linking). Untuk itu untuk dipindai (scan) sedang hasil pekerjaan perlu dilakukan pengolahan data yang berbeda peserta ujian mapel lain ada di tingkat satuan secara berulang sehingga menjadi satu ukuran pendidikan penyelenggara ujian untuk dikoreksi. atau standar. Proses penyetaraan skor Ujian Hasil pemindaian tiga mapel yang dilakukan dinas Sekolah lebih mudah dilakukan karena dalam kabupaten/kota dikirimkan ke provinsi untuk ujian sekolah digunakan soal linking (yang sama, diskor. Untuk itu, dinas pendidikan provinsi 25%) di seluruh Indonesia. Soal dari Kemdikbud 177 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 sudah memiliki data statistik sedang data soal Informasi dalam statistik menguraikan yang 75% lainnya berbeda. Proses penyetaraan tentang peringkat satuan pendidikan, nilai, dan dilakukan dengan pengolahan data soal 25% distribusi nilai mata pelajaran. Peringkat dari Kemdikbud dengan data soal 75% dari menunjukkan kedudukan satuan pendidikan di provinsi. Hasil penyetaraan menjadikan hasil tingkat wilayah (kabupaten/kota, provinsi, dan ujian sekolah terutama yang tiga mapel menjadi nasional) berdasarkan data jawaban peserta setara dalam satu ukuran atau standar didik dalam Ujian Sekolah. Informasi statistik walaupun hasilnya bervariasi antarwilayah tersebut dijadikan acuan bagi satuan pendidikan (Herkusumo, 2011) sedangkan Rahmawati untuk memperbaiki proses pembelajaran karena (2013) menemukan 22 dari 33 provinsi terdapat melalui proses pembelajaran yang baik tentunya soal bersifat pencilan yaitu soal ekstrem sangat akan menghasilkan lulusan yang baik. Bagi muda atau sangat sukar. Untuk itu diperlukan satuan pendidikan yang peringkatnya tinggi, penyetaraan melalui soal linking dan hasil agar posisinya tetap maka proses pembelajaran penyetaraan dapat digunakan sebagai dasar selama ini dipertahankan bahkan ditingkatkan, pemetaan mutu satuan pendidikan, sehingga sedang bagi satuan pendidikan yang berada di diperoleh informasi spesifik yaitu statistik, daya peringkat bawah harus mengubah proses serap, grafik mapel berdasarkan satuan pembelajarannya. Dalam hal ini, satuan pendidikan dan wilayah (kabupaten/kota, pendidikan yang rendah peringkatnya dapat provinsi, dan nasional). Berdasarkan pemetaan belajar ke satuan pendidikan yang peringkatnya tersebut akan diperoleh informasi kelemahan tinggi atau baik. Melalui proses ini maka hasil atau kekuatan satuan pendidikan berdasarkan Ujian Sekolah dapat meningkatkan mutu hasil capaian tiga mapel melalui upaya mem- pendidikan di satuan pendidikan yang ber- bandingkan antarsatuan pendidikan di suatu sangkutan. Bagi dinas pendidikan kabupaten/ wilayah. Upaya pembandingan ini akan kota atau provinsi dapat menggunakan peringkat menghasilkan informasi tentang kekurangan atau satuan pendidikan sebagai dasar untuk kelebihan satuan pendidikan di suatu wilayah menentukan sasaran intervensi kebijakan. serta informasi tersebut dikaitkan dengan Satuan pendidikan peringkat rendah dikaji kondisi atau sarana dan prasarana yang dimiliki mengapa peringkat satuan pendidikan tersebut oleh satuan pendidikan. rendah apakah karena kekurangan sarana dan prasarana pembelajaran atau kualitas tenaga Pemetaan SD Untuk Peningkatan Mutu SD pendidik rendah maka dicari kebijakan atau ihtiar dalam Rangka Wajib Belajar Dikdas yang tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan Berdasarkan hasil pemetaan hasil ujian sekolah, di satuan pendidikan tersebut. informasi yang dapat digunakan sebagai upaya Informasi statistik memuat nilai rata-rata peningkatan mutu pendidikan dalam rangka dan distribusi nilai mata pelajaran yang diperoleh Wajar Dikdas adalah informasi statistik, daya dari capaian peserta didik dalam ujian sekolah serap, dan grafik per mata pelajaran (Bahasa menurut satuan pendidikan dan wilayah. Indonesia, Matematika, dan IPA) menurut Informasi statistik tersebut dapat digunakan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD pendidikan. Informasi yang diperoleh dari melalui telaah nilai rata-rata dengan upaya pemetaan untuk pembandingan hasil penilaian pendidik dengan memperbaiki proses pembelajaran sehingga nilai ujian sekolah. Berdasarkan informasi satuan pendidikan tidak perlu kuatir hasil ujian statistik tersebut, satuan pendidikan maupun sekolah yang menyebabkan peserta didiknya wilayah dapat melakukan pengkajian mengapa tidak lulus dari satuan pendidikan. statistik nilai mata pelajaran tertentu rendah hendaknya digunakan atau tinggi dan berdasarkan kajian tersebut 178 Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar satuan pendidikan dan wilayah dapat melakukan materi sukar atau belum diajarkan atau karena perbaikan sehingga nilai mata pelajaran tersebut salah konsep dalam pembelajaran. Untuk daya meningkat di masa mendatang. Nilai statistik serap rendah perlu mendapat perhatian dalam mata pelajaran tinggi juga perlu ditelaah apakah proses pembelajaran sehingga materi yang hasil itu sesuai dengan kondisi atau kenyataan rendah tersebut dapat ditingkatkan untuk masa satuan pendidikan. Bila tidak sesuai perlu mendatang. Upaya yang dapat dilakukan dilakukan tindakan perbaikan sehingga mutu dengan menambah waktu pembahasan materi pendidikan sesuai dengan kenyataan dan hasil daya serap rendah atau menugaskan para ujian sekolah semakin dipercaya dapat peserta didik mempelajari materi tersebut meningkatkan secara intens. Untuk dinas pendidikan mutu pendidikan dalam pelaksanaan wajib belajar Dikdas. kabupaten/kota atau provinsi dapat melakukan Informasi grafik merupakan gambaran pengkajian mengapa daya serap di wilayahnya perbandingan antara nilai sekolah dengan nilai rendah atau tinggi dan hasil kajian tersebut Ujian Sekolah. Informasi grafik menunjukkan digunakan untuk perbaikan pendidikan di bagaimana cara pendidik memberikan nilai pada wilayahnya. mata pelajaran yang diasuhnya. Bila antara nilai Berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa sekolah dengan nilai Ujian Sekolah terdapat adanya pemetaan mutu sekolah dapat digunakan perbedaan yang besar maka proses pemberian sebagai sarana untuk meningkatkan mutu nilai antara sekolah dengan Ujian Sekolah perlu pendidikan. Upaya yang dilakukan terutama dikaji. Mengapa terjadi perbedaan yang besar, dengan mengkaji kekurangan atau kelebihan apakah dalam penilaian di satuan pendidikan aspek statistik dan daya serap dari setiap tidak didasarkan pada hasil pengukuran atau satuan pendidikan maupun wilayah. Berdasarkan karena penggunaan tes yang berbeda. informasi tersebut dapat dilakukan tindakan atau Berdasarkan kajian tersebut dapat dilakukan ihtiar perbaikan sesuai dengan kondisi satuan tindakan perbaikan oleh pendidik. Misalnya dari pendidikan yang disebut dengan intervensi hasil pemetaan diketahui nilai hasil ujian sekolah kebijakan. Tindakan perbaikan didasarkan pada rendah yang dapat dikaitkan dengan kekurangan hasil pemetaan yang meliputi peringkat nilai dan buku sumber atau fasilitas belajar lainnya yang daya serap di satuan pendidikan dan wilayah. dimiliki oleh satuan pendidikan. Untuk Intervensi kebijakan yang dilakukan oleh satuan mengatasinya diperlukan penambahan buku pendidikan maupun dinas pendidikan akan sumber atau fasilitas belajar lainnya. meningkatkan mutu pendidikan secara kese- Informasi daya serap merupakan data luruhan. Intervensi kebijakan dilakukan sesuai seberapa besar kemampuan peserta didik (ujian) dengan kondisi satuan pendidikan akan dapat menjawab soal secara benar. Informasi meningkatkan mutu pendidikan. Misalnya daya serap menunjukkan persentase peserta adanya perbedaan nilai dari guru dengan nilai didik dapat mengerjakan butir soal yang diujikan. hasil ujian sekolah. Perbedaan tersebut apakah Berdasarkan data hasil pemetaan, daya serap disebabkan oleh cara pemberian nilai yang tidak dapat dilihat menurut satuan pendidikan, standar atau sebab lain sehingga dapat diambil wilayah kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut. Daya serap menurut satuan pendidikan dapat Intervensi kebijakan secara keseluruhan sesuai digunakan untuk memperbaiki proses pem- dengan hasil pemetaan ujian sekolah digunakan belajaran karena dalam daya serap akan tampak untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui tinggi atau rendah daya serap setiap butir soal. pemenuhan kekurangan atau permasalahan Satuan pendidikan melakukan pengkajian yang dihadapi satuan pendidikan. Dengan mengapa daya serap rendah; apakah karena pemenuhan atau penyelesaian masalah di 179 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 satuan pendidikan akan meningkatkan mutu pendidikan kabupaten/kota atau provinsi untuk pendidikan sesuai dengan pelaksanaan wajar mendapatkan informasi kekurangan atau dikdas sembilan tahun. kelebihan suatu sekolah. Berdasarkan kajian tersebut dapat ditentukan upaya atau ikhtiar SIMPULAN DAN SARAN untuk meningkatkan mutu pendidikan di satuan Simpulan pendidikan melalui intervensi kebijakan oleh Penilaian oleh pendidik dilakukan untuk mengukur satuan pendidikan dan dinas pendidikan sesuai pencapaian kompetensi dan hasilnya digunakan kewenangan masing-masing. Intervensi untuk bahan perbaikan dalam proses pem- kebijakan yang sesuai dengan kondisi sekolah belajaran. Penilaian oleh pendidik menggunakan akan meningkatkan kualitas pendidikan di tes yang berbeda-beda di setiap satuan sekolah tersebut. Adanya intervensi kebijakan pendidikan dengan kualitas yang beragam. Hasil akan meningkatkan mutu pendidikan di SD penilaian pendidik sangat beragam sehingga sebagaimana diharapkan dalam pelaksanaan tidak dapat dijadikan bahan pemetaan kualitas Wajar Dikdas. di Sekolah Dasar. Pelaksanaan Ujian Sekolah di SD menggu- Saran nakan soal standar dan menggunakan satu paket Dari pembahasan uraian simpulan tersebut soal, sehingga rawan terjadi saling mencontek beberapa yang dapat disarankan sebagai antar peserta ujian atau pembocoran kunci berikut: 1) penilaian oleh pendidik menggunakan jawaban oleh pihak lain. Hasil Ujian Sekolah tes standar agar hasil penilaian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai bahan dasar pemetaan pendidik dapat dijadikan sebagai pemetaan mutu mutu SD karena soal yang digunakan soal baku pendidikan di SD; 2) pelaksanaan Ujian Sekolah dan bentuknya relatif sama antarprovinsi serta perlu dilanjutkan karena dapat berfungsi sebagai terdapat soal linking Kemdikbud. Hasil ujian pengontrol mutu pendidikan Wajar Dikdas; 3) sekolah disetarakan oleh Kemdikbud sehingga pengunaan jumlah paket soal dalam satu ruang hasil ujian dapat diperbandingkan. Hasil hendaknya lebih dari satu paket sehingga hasil penyetaraan untuk pemetaan mutu pendidikan di SD lebih pemetaan satuan pendidikan, yang meng- berkualitas; 4) hasil pemetaan setelah hasilkan peringkat, statistik, dan daya serap pelaksanaan ujian segera dikirimkan ke satuan menurut satuan pendidikan dan wilayah pendidikan dan wilayah sehingga bermanfaat (kabupaten/kota, provinsi, dan nasional). bagi pendidik, satuan pendidik, dinas pendidikan tersebut digunakan Hasil pemetaan dijadikan sebagai bahan untuk digunakan sebagai intervensi kebijakan kajian oleh satuan pendidikan dan dinas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. PUSTAKA ACUAN Basuki, I., & Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cahyana, A. 2010. Upaya Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Otonomi Satuan Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 16(2), hlm. 109-117. Herkusumo, AP. 2011. Penyetaraan (Equating) Ujian Akhir Berstandar Nasional (UASBN) Dengan Teorik Klasik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17(4), hlm 455-471. Hermawan, IKD., 2011. Evaluasi Program SMP Standar Nasional Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17(6), hlm 619-635. National Assessment of Educational Progress, 2011. Mapping State Proficiency Standards Onto the NAEP Scales:Variation and Change in State Standards forReading and Mathematics, 180 Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar 2005–200. National Center for Educational Statistics U.S. Departement Education. Nitko, A. J., & Susan, M. B. 2011. Educational Assessment of Students (Sixth Edition). Boston, M.A: Pearson Education Inc., publishing as Allyn & Bacon. Pakpahan, R. 2010. UASBN Upaya Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Buletin Puspendik Jembatan Informasi Pusat Penilaian Pendidikan. 7(2), hlm. 19-26. Panjaitan, M. O. 2012. Implementasi Pendekatan Belajar Aktif di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 20(1), hlm. 44-58. Purwati. 2009. UASBN Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. Fasilitator. (2), hlm. 12-17 Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Raharjo, S. B. 2014. Kontribusi Delapan Standar Nasional Pendidikan terhadap Pencapaian Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 20(4), hlm. 470-482. Rahmawati. 2013. Menilik Kualitas Penulisan Soal UN SD di Daerah: Studi Simulasi Pengaruh Pencilan item Parameter Tingkat Kesukaran Terhadap Estimasi Kemampuan Peserta. Value Jurnal Evaluasi & Asesmen Pendidikan. II(01), hlm. 1-13. Soedijarto. 2009. Kedudukan dan Peran Strategis Pendidikan Dasar Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Implikasi Pembiayaannya. Fasilitator. (2), hlm. 6-11. Somantrie, H. 2009. Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Kebijakan, Dimensi, Proses, dan Indikator Pencapaiannya). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 15 (Edisi Khusus 1), hlm. 119. Sudaryono, 2012. Kajian Metode Deteksi Diffrensial Item Function (DIF) Butir Soal Ujian Nasional Dengan Teori Klasik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 18 (2), hlm. 132-144. Tola, B., 2007. UASBN SD/MI/SDLB. Buletin Puspendik Jembatan Informasi Pusat Penilaian Pendidikan. 4(3), hlm. 3-6. Zamsir. 2009. Penilaian Proses Pembelajaran. Buletin Puspendik Jembatan Informasi Pusat Penilaian Pendidikan. 6(3), hlm. 03-13. 181 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 182