BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dengue hemoragic fever 1. Pengertian Demam berdarah dengue/ DBD (dengue haemorragic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembasan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Sudoyo, 2009). Demam berdarah dengue (DBD) yang merupakan suatu penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh aedes aegypti dan aedes albopictus, penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan (WHO, 2010). Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthro virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aides (aides albopictus dan aides aegepty) (Ngastiyah, 2005). Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang banyak dan sering Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 terjangkit di daerah tropis, termasuk penyakit infeksi tropis (Misnadiarly, 2009). 2. Anatomi fisiologi Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas dua abagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Voleme darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya dalah cairan, sedangkan 45 persen sisaanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan yang brkisar antara 40-47 (Pearce, 2007). Susnan darah. Serum darah atau plasma darah terdiri atas: a. Air : 91,0 % b. Protein : 8,0 % (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen) c. Mineral : 0,9 % (natrium klorida, natriu bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium, besi, dll) Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik yaitu: glukose, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kholesterol, dan asam amino. Plasma juga berisi : a. Gas oksigen dan karbondioksida b. Hormon-hormon c. Enzim d. Antigen Sel darah terdiri atas tiga jenis: Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 a. Sel darah merah atau eritrosit Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkraf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Kalau dilihat satu per satu warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin. Gambar 2.1 Sel Darah Merah (Sumber: Pearce, 2007) b. Sel darah putih Sel darah putih rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000-10.000 (ratarata 8.000) sel arah putih. Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 Gambar 2.2 Sel Darah Putih (Sumber: Pearce, 2007) c. Trombosit Trombosit adalah sel kecil kira-kira sepertiga ukuran sel darah merah. Terdapat 300.000 trombosit dalam setiap milimeter kubik darah. Peranannya penting dalam penggumpalan darah. Fungsi darah: a. Bekerja sebagai sistem transpor dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan, dan menyingirkan karbondioksida dan hasil buangan lain. b. Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari karbodioksida. c. Sel darah putih menyediakan banyak bahan perlindungan dan karena gerakan fagositosis dari beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap serangan bakteri. d. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan; menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 kendaraan untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ exkretonik untuk dibuang. e. Hormon dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantaraan darah. 3. Etiologi Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x 106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, DAN DEN4 yang semuanya dapta menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di indonesia dengan DEN- 3 merupakan erotipr tebanyak. Terdapat reaksi silang antara serotipe dengan dengue flavivirus yang lain seperti yellow fever, japanese, enchepalitis dan west nile virus (Setiati, 2014). 4. Patofisiologi Virus dengue yang telah masuk ke dalam tubuh penderita akan mnumbuhkan virtemia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepsan zat bradikinin, serotinin, trombin, histamin) terjadinya peningkatan suhu. Selain itu virtemia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intra vaskular ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus. Pada pasien trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa dimulut. Hal ini mengakibatkan adanya kehilngan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis secara normal. Hal tersebut dpat menimbulkan perdarahan dan jika tertangani akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. 5. Manifestasi klinis Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue. Pada umumnya pasien mengalami fase demam salama 2-7 hari yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi rejatan jika tidak mendapatkan pengobatan adekuat. a. Menurut Setiati (2014) demam dengue merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan demam dua atau lebih manifestasin klinis sebagai berikut: 1) Nyeri kepala 2) Nyeri retro-orbital 3) Mialgia 4) Artralgia Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 5) Ruam kulit 6) Manifestasi perdarahan (petekie uji bendung positif) 7) Leukopenia (leuko < 5000) 8) Trombosit < 150.000 9) Hematrokrit naik 5-10 % b. Menurut WHO (1997) diagnosis demam berdarah ditegakkan apabila semua hal dibawah ini terpenuhi: 1) Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik. 2) Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut: a) Uji bendung positif. b) Petekie, ekimosis, atau purpura. c) Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi) atau perdarahan dari tempat lain. d) Hematemesis atau melena. 3) Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul) 4) Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) yaitu peningkatan hemtokrit > 20 dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin. 5) Penurunan hematokrit < 20 setelah mendapatkan terapi cairan, dibandingkan degan nilai hematokrit sebelumnya. 6) Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipopreteinemia. Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 6. Pathway DHF Virus Viremia Hepatomegali Hipertermi - Anoreksia Muntah Depresi Sum – sum tulang Manifestasi Permebilitas kapiler meningkat Permebilitas kapiler meningkat perdarahan Ketidakseimbangan Kehilangan plasma nutrisi kurang dari Hipovolemia kebutuhan Resiko syok (hipovolemik) Resiko perdarahan Efusi pleura Ascites Hemokonsntr asi Gambar 2.3 pathways DHF Sumber : Nurarif (2013) Syok Kematian Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 7. Derajat penyakit Demam Berdarah Darah a. Derajat I 1) Demam yang disertai gejala klinis tidak khas 2) Satu-satunya gejala perdarahan adalah hasil uji torniquetyang positif b. Derajat II Gejala yang timbul pada DBD derajat I ditambah perdarahan spontan biasanya dalam bentuk perdarahan kulit dan atau bentuk perdarahan lainnya. c. Derajat III Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan : denyut nadi yang cepat dan lemah. Menyempitnya tekanan nadi 20 mmHg atau kurang atau hipotensi, ditandai dengan kulit dingin, lembab, serta pasien menjadi gelisah. d. Derajat IV Syok berat dengan tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah. Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 8. Penatalaksanaan a. Menurut Setiati (2014) Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1 %. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling dalam penanganan kasus demam berdarah. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melaui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna. Perhimpunan dokter ahli penyakit dalam indonesia bersama dengan divisi penyakit topik dan infeksi dan divisi hematologi dan onkologi medik fakultas kedokteran universitas indonesia telah menyusun protokol penatalaksanaan demam berdarah pada pasien dewasa berdasarkan kriteria: 1) Penatalaksanaan yang tepat dengan rancangan tindakan yang dibuat sesuai atas indikasi 2) Praktis dalam penatalaksanaan 3) Mempertimbangkan cost effectiveness b. Menurut Ngastiyah (2005) penyakit demam berdarah harus segera diatasi dengan cara Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 1) Renjatan atau perdarahan: Pengawasan tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan). Perlu dilakukan secara kontinyu, bila perlu setiap jam dan harus ada catatan yang diisi setiap melakukan observasi pasien. Pemeriksaan hematokrit, hemoglobin, dan trombosit sesuai permintan dokter biasanya setiap empat jam dan harus dicatat hasilnya secara rapi karen a pasien demam berdarah memerlukan pemantauan yang terus menerus sampai akhir. Perhatikan apakah pasien ada kencing atau tidak. Bila dijumpai kaelainan seperti ini segera hubungi dokter. 2) Perdarahan gastrointestinal: Periksa hematokrit dan hemoglobin serta trombosit, ukur tekanan darah, nadi, pasang NGT untuk membantu penegluaran darah lambung. 3) Muntah bercampur darah perlu tindakan secepatnya bailmobatobatan maupun darah yang diperlukan. Makan dan minum pasien dihentikan. Bila pasien sebelumnya belum dipasang infus, maka segera dipasang lebih baik lebih dari satu infus. Pasien dikirm ke ruang rawat bila selama pemantauan didapati : 1) Terjadi perdarahan masif 2) Trombosit terus menurun sampai < 50.000/mm3 3) Dengan pemeriksaan cairan diatas, terjadi perburukankondisi klinis Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 4) Terjadi komplikasi atau kedaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang, penurunan keasadarn dan lainnya. B. Konsep keperawatan 1. Pengkajian Data yang perlu dikjumpulkan saat pengkajian pada anak dengan demam berdarah adalah : a. Biodata / identitas klien b. Keluhan utama c. Riwayat penyakit sekarang d. Riwayat penyakit dahulu e. Riwayat penyakit keluarga f. Riwayat kehamilan dan persalinan g. Riwayat imunisasi h. Riwayat perkembangan i. Riwayat sosial j. Pola fungsional k. Pemeriksaan fisik 2. Diagnosa keperawatan a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi b. Resiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan c. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 3. Intervensi keperawatan a. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue 1) Batasan karakteristik Kulit kemerahan, suhu tubuh meningkat di atas rentang normal, frekuensi nafas meningkat, kulit teraba hangat, takikardia, takipnea. 2) Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu dalam batas normal 3) NOC Termoregulasi Kriteria hasil : 4) a) Suhu tubuh dalam rentang normal b) Nadi dan respirasi dalam batas normal c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak NIC a. Monitor suhu minimal tiap 2 jam b. Rencanakan monitor suhu secara continue c. Monitor tanda-tanda hipertermi d. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi e. Monitor nadi dan respirasi Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 b. Risiko syok (hipovolemik) yang berhubungan dengan perdarahan 1) Batasan karakteristik Hipotensi, hipovolemi, hipoksemia, hipoksia, infeksi, sepsis, sindrom respons inflamasi sistemik. 2) Tujuan Setelah dilakukan tindakan tidak terjadi syok 3) NOC Syok prevention Syok management a) Nadi dalam batas yang diharapkan b) Irama jantung normal c) Frekuensi nafas normal d) Irama pernafasan normal e) Natrium normal f) Kalium normal g) Klorida normal h) Magnesium normal i) PH darah normal 4) NIC syok management a) Monitor fungsi neurologis Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 b) Monitor fungsi renal c) Monitor tekanan nadi d) Monitor status cairan e) Monitor nilai laboratorium c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat. 1) Batasan karakteristik Menghindari makanan, diare, kurang makan, kurang informasi, membran mukosa pucat, menegluh asupan makanan kurang, kurang minat pada makanan, penurunan berta badan dengan asupan makanan adekuat. 2) Tujuan Setelah dilakukan tindakan diharapkan masalah nutrisi teratasi 3) NOC Nutrisional status a) Adanya peningkatan berat badan b) Berat badan ideal dengan tinggi badan c) Tidak ada tanda – tanda malnutrisi d) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015 4) NIC a) Berat badab pasien dalam batas normal b) Monitor adanya penurunan berat badan c) Monitor tipe dan jumlah aktifitas d) Monitor turgor kulit e) Monitor mual muntah f) Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan pada konjungtiva. Hipertermia Pada An. R Dengan..., ISNA HARDIATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015