Resus Terapi Cairan Pada Kasus DBD Anak Sitta Grewo Liandar 20100310017 Perceptor Dr. H. Heru Wahyono, Sp.A • Demam Dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropadborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictuse dan Aedes aegypti). • Demam Berdarah Dangue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dangue I, II, II, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpitus Definisi Virus Dengue Host Vektor Etiologi Penyebab penyakit demam berdarah dengue pada seseorang adalah virus dangue termasuk family flaviviridae genus Flavivirus yang terdiri dari 4 serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Ke empat serotip ini ada di Indonesia, dan dilaporkan bahwa serotip virus DEN-3 sering menimbulkan wabah “ Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya.” Virus Dengue Vektor • Virus dengue ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis • Nyamuk merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk. • Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih • Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih Host Patofisiologi Teori Antigen Antibodi Teori Infection Enhancing Antibody Teori mediator Teori Patogenesis DHF WHO (1997) membagi DBD menjadi 4 Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV Klasifikasi Demam tinggi mendadak (terus menerus 2-7 hari) disertai tanda dan gejala klinis (nyeri ulu hati, mual, muntah, hepatomegali), tanpa perdarahan spontan, trombositopenia dan hemokonsentrasi, uji tourniquet positif. Derajat I • Derajat 1 dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain seperti mimisan, muntah darah dan berak darah. Derajat II • Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah (hipotensi), kulit dingin, lembab dan gelisah, sianosis disekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan) Derajat III • Syok berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur. Derajat IV • DEMAM DBD biasanya ditandai dengan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, continue, bifasik. Biasanya berlangsung 2-7 hari. Naik turun dan tidak berhasil dengan pengobatan antipiretik. Demam biasanya menurun pada hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda-tanda anak menjadi lemah, ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan lembab. Masa kritis pada hari ke 3-5. Demam akut (38°-40° C) dengan gejala yang tidak spesifik atau terdapat gejala penyerta seperti , anoreksi, lemah, nyeri punggung, nyeri tulang sendi dan kepala. Manifestasi Klinis Kurva Demam pada DBD • Perdarahan Manifestasi perdarahan pada umumnya muncul pada hari ke 2-3 demam. • Hepatomegali Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus • Renjatan (Syok) Syok biasanya terjadi pada saat demam mulai menurun pada hari ke-3 dan ke-7 s Lab Darah • Kadar trombosit darah menurun (trombositopenia) (≤ 100000/µI) • Hematokrit meningkat ≥ 20%, merupakan indikator akan timbulnya renjatan. Kadar trombosit dan hematokrit dapat menjadi diagnosis pasti pada DBD dengan dua kriteria tersebut ditambah terjadinya trombositopenia, hemokonsentrasi serta dikonfirmasi secara uji serologi hemaglutnasi Pemeriksaan Penunjang • Hemoglobin meningkat lebih dari 20%. • Lekosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga • Masa perdarahan memanjang • Protein rendah (hipoproteinemia) • Natrium rendah (hiponatremia) • SGOT/SGPT beisa meningkat • Asidosis metabolic • Eritrosit dalam tinja hampir sering ditemukan Gejala Klinis Yang harus ada • Demam tinggi mndadak selaa 2-7 hari tanpa sebab yang jelas • Terdapat manifestasi pendarahan ( uji bendung +, petekie, epistaksis, hematemesis, melena) • Hepatomegali • Syok Lab: • Trombositopenia (≤ 100.000/µl) • Peningkatan Ht ≥ 20% dari nilai standar • Penurunan Ht ≥ 20% setelah mendapat terapi cairan “2 kriteria klinis pertama ditambah 1 dari kriteria lab. Atau hanya kenaikan hematokrit cukup untuk mengakkan diagnosis DBD” Diagnosis Penatalaksanaan Pencegahan 4M Plus • Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, (M1). • Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (M2). • Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3). • Memantau (M4) • Plusnya adalah tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Penanganan Awal Pemberian cairan yang cukup, beri minum 2 liter/hari atau 3 sendok makan setiap 15 menit. Prehospital Hospital Kriteria rawat inap Kriteria memulangkan pasien Ada kedaruratan: • Syok • Muntah terus menerus • Kejang • Kesadaran turun • Muntah darah • Berak hitam Hematokrit cenderung meningkat setelah 2 kali pemeriksaan berturut-turut Hemokonsentrasi (Ht meningkat = 20%) •Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik •Nafsu makan membaik secara klinis tampak perbaikan •Hematokrit stabil •Tiga hari setelah syok teratasi •Trombosit > 50.000/uL •Tidak dijumpai distres pernafasan Sekian dan Terimakasih