7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Keuangan Pengertian

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen Keuangan
Pengertian manajemen keuangan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu, hal ini dapat diketahui dari banyaknya pengertian tentang manajemen
keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan dari pakar
ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.
Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang manajemen
fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana,
memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan. Berdasarkan
fungsinya manajemen keuangan pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa
kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu
diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan
dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang
telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.
Pengertian Manajemen keuangan adalah ” keseluruhan aktivitas yang
bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana tersebut secara efisien ”
( Bambang Riyanto 1999 ).
7
Dengan kata lain manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang
berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengolahan aktiva dengan
beberapa tujuan menyeluruh yang meliputi fungsi dan tanggung jawab para
manajer keuangan, di mana tugas pokok manajer keuangan adalah merencanakan
untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut untuk memaksimalisasi
nilai perusahaan.
2.2. Analisa Teknikal
2.2.1. Pengertian Analisa Teknikal
Analisa Teknikal adalah sebuah studi terhadap pergerakan harga di masa
lalu untuk memprediksikan pergerakan harga di masa mendatang. Analisa
Teknikal kadang disebut juga sebagai chartist karena sebagian besar analisisnya
dilakukan dengan bantuan grafik atau chart.
Kelebihan analisa teknikal adalah bisa digunakan pada berbagai jenis
bisnis yang berhubungan dengan pergerakan harga. Saat ini analisa teknikal telah
semakin mudah untuk digunakan karena banyaknya jenis grafik, indikator, sinyal
yang sangat membantu untuk pengambilan keputusan dalam melakukan investasi.
Analisis Teknikal dapat diterapkan pada saham, indeks, komoditi, futures,
option, right, warrant atau instrumen lainnya yang dapat diperdagangkan, dimana
8
harga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Harga mengacu pada
kombinasi antara open, high, low dan close untuk rentang waktu tertentu seperti
intraday, daily, weekly atau monthly. Beberapa analis menyertakan volume dalam
studi mereka.
Pada dasarnya analisa teknikal menawarkan pengembangan teknik
perdagangan saham ( Investasi jangka pendek ) berdasarkan pengamatan dan
pergerakan harga serta volume perdagangan masa lalu. Dengan membuat suatu
tren atau pola atas grafik historis, seorang investor bisa membuat suatu keputusan
untuk membeli atau menjual saham.
2.2.2. Dasar Pemikiran Analisa Teknikal
Menurut Murphy (1999) dan Luca (2000) terdapat tiga asumsi / anggapan
dasar dalam analisa teknikal, yaitu :
a. Market Price Discounts Everything
Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa berpengaruh
terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga
sahamnya. Hal itu terjadi karena harga pasar saham tersebut secara alami
ditentukan oleh permintaan dan penawaran para pelaku pasar. Peristiwa yang
dimaksud bukan hanya aspek fundamental, tetapi juga aspek politik, keamanan,
9
psikologi pasar, dan aspek lain baik yang bersifat ekonomis maupun non
ekonomis. Jika mayoritas investor memiliki persepsi yang buruk terhadap suatu
saham dalam suatu waktu, maka saham akan turun. Begitu pula sebaliknya, harga
saham akan naik jika mayoritas investor memiliki persepsi yang baik. Sebagai
konsekuensinya, para analis tidak akan memerhatikan alasan mengapa harga naik
atau turun tetapi hanya mempelajari perubahan harga pada market saja. Kondisi
ini dinyatakan dengan ungkapan lama yang terkenal di Wall Street, yaitu “sell on
good news”. Kondisi tersebut terjadi karena harga yang ada di market telah
merefleksikan berita tersebut sehingga kenaikan harga yang terjadi akan terbatas.
b. Price moves in Trend
Harga saham akan bergerak dalam suatu tren. Prinsip dasar dalam
penggunaan analisis teknikal adalah jangan pernah mengambil keputusan
transaksi yang melawan tren harga. Pengguna analisis ini percaya bahwa semua
informasi tercermin pada harga pasar saham, sehingga tren tersebut menunjukkan
sikap para pelaku pasar / investor atas suatu saham. Tren turun menunjukkan
mayoritas pelaku pasar mengharapkan saham tersebut turun, dan sebaliknya.
Semakin banyak pelaku pasar menginginkan saham tersebut (keinginan ini dipicu
oleh berbagai informasi, baik informasi finansial maupun non-finansial),
permintaan akan naik dan akan berakibat pada harga saham yang juga naik.
Dalam kondisi tersebut jangan pernah mencoba mengambil keputusan yang
melawan kehendak pasar. Sekali lagi tren adalah pencerminan dari keinginan
10
pasar. Pahami tren yang ada dan ikuti kemana tren tersebut akan bergerak agar
bisa memanfaatkan pergerakan harga tersebut untuk meningkatkan hasil investasi.
c. History repeats itself
Data historis dapat digunakan untuk memprediksikan data / harga saham
di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis ini mengingat adanya
faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan.
Maksudnya adalah manusia cenderung beraksi terhadap sesuatu dengan cara yang
sama. Misalnya, jika terjadi kecelakaan pesawat terbang maka akan ada
kecenderungan pada masyarakat takut untuk bepergian menggunakan pesawat
terbang. Namun kecemasan itu hanya terjadi selama beberapa saat saja. Setelah
beberapa waktu, mereka melupakannya dan lupa terhadap kecemasan tersebut.
Dalam bursa saham, hal ini bisa dilihat ketika terjadi peledakan bom di suatu
tempat yang strategis atau penting, misalnya gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)
di Jakarta atau gedung World Trade Center (WTC) di USA, maka harga saham
akan turun secara drastis. Penurunan ini sebenarnya terjadi karena adanya panic
selling atau kepanikan investor yang berlebihan sehingga mereka menjual saham
tanpa banyak pertimbangan. Namun setelah beberapa waktu, mereka sadar bahwa
harga sudah turun terlalu jauh (sangat murah), maka mereka mulai membeli dan
harga akan kembali ke dalam kondisi normal.
11
2.2.3. Klasifikasi Analisa Teknikal
Analisa Teknikal pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
a. Analisa Teknikal Klasik
Pengguna analisa teknikal klasik biasa disebut sebagai chartist. Para
pengguna analisa ini percaya bahwa trend dan sinyal transaksi suatu saham dapat
diperoleh berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Oleh
karena itu dasar pengambilan keputusan transaksi biasanya ditentukan
berdasarkan judgement dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik.
Mengingat sifatnya yang sangat subyektif, maka analisis ini lebih banyak
mengandung seni daripada unsur ilmiahnya.
b. Analisa Teknikal Modern
Pengguna analisa teknikal modern biasa disebut sebagai technician. Para
pengguna analisa ini percaya bahwa trend dan sinyal transaksi suatu saham dapat
diperoleh berdasarkan pola grafik yang ditentukan karena perhitungan kuantitatif,
bukan interpretasi terhadap suatu grafik. Mengingat sifatnya yang kuantitatif,
maka secara ilmiah bisa diuji kemampuannya.
12
2.2.4. Jenis-Jenis Grafik
a. Line Chart
Line Chart merupakan jenis grafik yang paling sederhana karena hanya
menyajikan data harga penutupan dalam sebuah periode yang berjalan dari waktu
ke waktu.
Gambar 2.1 : Line Chart ( http://apaituforex.wordpress.com )
b. Bar Chart
Bar chart menyajikan data yang lebih lengkap dibandingkan line chart. Bar
chart meliputi harga pembukaan (open), harga penutupan(close), harga tertinggi
13
(high), dan harga terendah (low) dari sebuah komoditi dalam suatu periode dari
waktu ke waktu.
Gambar 2.2 : Bar Chart ( http://apaituforex.wordpress.com )
c. Candlesticks Chart
Candlesticks Chart menyajikan data yang sama persis dengan Bar Chart akan
tetapi cara penyajian Candlestick lebih mudah dilihat karena harga – harga
disajikan dalam warna yang berbeda.
14
Gambar 2.3 : Candlestick Chart ( http://apaituforex.wordpress.com )
2.2.5. Dasar Analisa Teknikal
a. Trend
Dasar dari analisa teknikal adalah pemahaman bahwa harga tidak bergerak
secara acak, tetapi mengikuti sebuah pola tertentu. Pola tersebut bisa memiliki
kecenderungan naik atau kecenderungan turun. Kecenderungan naik atau turun
inilah yang disebut dengan Trend.
Trend sebenarnya adalah arah pergerakan harga pasar saham. Berdasarkan
arah pergerakannya, pembentukan Trend dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
15
1) Trend Meningkat / Uptrend ( Bullish Market )
Uptrend artinya harga saham cenderung bergerak naik. Pada kondisi ini,
sentimen dari kebanyakan investor sedang dalam kondisi yang baik atau positif.
Gambar 2.4 : Trend meningkat / Uptrend ( http://apaituforex.wordpress.com )
2) Trend Menurun / DownTrend ( Bearish Market )
Downtrend artinya harga saham cenderung bergerak turun. Jika pasar
menunjukkan downtrend, sebaiknya investor melakukan posisi jual atau tidak
mengambil posisi beli sama sekali sehingga dapat terhindar dari kerugian.
16
Gambar 2.5 : Trend Menurun / Downtrend ( http://apaituforex.wordpress.com )
3) Trend Mendatar / Horizontal Trend (Sideways / Consolidation)
Sideways Trend artinya pergerakan harga yang stagnan ( hanya naik atau
turun pada kisaran harga tertentu ).
Gambar 2.6 : Trend Mendatar / Horizontal ( http://apaituforex.wordpress.com )
17
b. Support and Resistance
1) Pengertian Support dan Resistance
Support dan Resistance merupakan istilah penting dalam analisa teknikal
yang berfungsi untuk mengindikasikan batas atas maupun batas bawah dari
pergerakan harga.
Support merupakan batas bawah / range di mana pada titik / range harga
tersebut akan timbul minat beli yang lebih kuat dari pada minat jual. Kondisi ini
secara otomatis mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan yang akan
meningkatkan harga di pasar sehingga menghentikan trend penurunan harga.
Resistance adalah merupakan batas atas / range di mana pada titik / range
harga tersebut akan timbul penguatan minat jual yang lebih besar dari pada minat
beli yang secara otomatis akan timbul kelebihan penawaran yang akan
mengakibatkan turunnya harga di pasar sehingga menghentikan kenaikan harga.
Sebuah harga yang berjalan naik akan dihadang oleh batas resistance
sehingga ketika menyentuh batas tersebut harga akan cenderung kembali turun.
Namun apabila batas tersebut dengan mudah ditembus, maka harga tersebut akan
terus bergerak naik. Sebuah harga yang berjalan turun akan dihadang oleh batas
support sehingga ketika menyentuh batas tersebut harga akan cenderung kembali
naik. Namun apabila batas tersebut dengan mudah ditembus, maka harga tersebut
akan terus bergerak turun.
18
Support dan Resistance dapat berganti peran apabila level atau
resistancenya telah mengalami penetrasi dengan volume yang cukup signifikan.
Support dan resistance ini sangat mungkin mengalami perubahan karena adanya
perubahan ekspetasi investor seiring dengan waktu.
Gambar 2.7 : Support dan Resistance ( http://apaituforex.wordpress.com )
2) Menentukan Support dan Resistance
Batas Support dan Resistance dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus Pivot Point. Rumus pivot point didasarkan pada harga yang terjadi
kemarin. Perhitungan pivot point dengan metode yang paling sederhana adalah
sebagai berikut :
19
Pivot Point
= ( H1 + L1 + C1 ) / 3
Resistance :
R1
= ( 2 x P ) – L1
R2
= P + ( H1 – L1 )
Support :
S1
= ( 2 x P ) – H1
S2
= P – ( H1 – L1 )
Di mana :
2.2.6.
P
= Pivot Point
H1
= Harga High Kemarin
L1
= Harga Low Kemarin
C1
= Harga Close Kemarin
Indikator Analisa Teknikal
Indikator merupakan alat bantu utama yang digunakan dalam Analisa
Teknikal. Secara garis besar ada tiga jenis indikator yaitu:
a. Price Momentum Indicator (Oscillator)
Jenis indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi situasi oversold atau
overbought. Overbought artinya harga sudah terlalu tinggi sehingga saat ini
adalah waktu untuk menjual sedangkan Oversold artinya harga sudah terlalu
rendah sehingga saat ini adalah waktu untuk membeli. Momentum indikator juga
20
digunakan untuk melihat apakah suatu trend masih akan berlanjut atau semakin
melemah.
Contoh indikator :
1) Relative Strength Index (RSI)
Menurut banyak referensi analisis tekni, Metode Relative Strength Index
diperkenalkan oleh J. Wellwe Wilder Jr dalam bukunya NEW Concepts in
Technical Trading Systems, pada tahun 1978 (Murphy, 1999; Luca, 2000;
http://www.investopedia.com). Relative Strength Index merupakan salah satu
indikator analisis teknis yang paling populer dan sangat berguna untuk
memberikan informasi tentang pergerakan harga. Tujuan Relative Strength Index
adalah untuk memecahkan masalah apabila terdapat pergerakan harga yang tidak
menentu (fluktuatif), dalam arti pergerakan harga yang terlalu tajam.
2) Stochastic Oscillator
Metode
Stochastics
Oscillator
diperkenalkan
oleh
George
Lane
berdasarkan pada observasi bahwa jika harga mengalami kenaikan maka harga
penutupan akan cenderung berada pada batas atas dari kisaran harga. Demikian
juga dengan sebaliknya. Dalam stochastic digunakan dua garis, yaitu %K dan
garis %D. Garis %K merupakan garis yang lebih cepat dan digambarkan dengan
garis yang solid sedangkan garis %D menggambarkan tren utamanya dan
digambarkan dengan garis titik-titik. Untuk indikator standar dari Stochastic
21
Oscillator adalah 5, 3, 3. dimana %K periode adalah 5, %D periode adalah 3, dan
slowing periode adalah 3.
b. Trend Following Indicator
Indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi awal dan akhir suatu trend
atau kapan suatu trend akan berubah sehingga dapat diketahui kapan waktu
terbaik untuk membuka dan menutup posisi.
Contoh indikator:
1) Moving Average (MA)
Moving Average merupakan indikator yang paling sering digunakan.
Indikator ini merupakan nilai rata-rata bergerak dari sebuah harga yang sedang
berjalan. Indikator ini berfungsi untuk menentukan tren dari sebuah harga dan
juga mencari sinyal pembalikan arah.
Berdasarkan perhitungannya Moving Average terdiri dari Simple Moving
Average (Rata-rata bergerak sederhana), Weighted Moving Average (Rata-rata
bergerak tertimbang), Exponential Moving Average (Rata-rata bergerak
tertimbang )
2) Moving Average Convergence - Divergence (MACD)
Moving Average Convergence Divergence merupakan rata-rata perbedaan
antara dua Moving Average. Perbedaan ini dapat digambarkan dalam dua buah
22
kurva, yaitu fast dan slow. Indikator standar untuk MACD adalah 12, 26, dan 9.
artinya fast MA adalah 12 dan slow MA adalah 26.
3) Parabolic Stop And Reverse (SAR)
Parabolic SAR digambarkan sebagai titik-titik yang tersebar di antara
candlestick. Jika titik parabolic berada dibawah candlestick, maka harga akan
cenderung naik. Namun, jika titik parabolic berada di atas candlesticks, maka
harga akan cenderung turun. Parameter standar untuk parabolic SAR adalah step
0.02 maximum 0.2.
c. Volatility Indicator
Indikator ini digunakan untuk melihat kekuatan pasar yang dilihat dari
fluktuasi harga dalam satu periode waktu tertentu. Pasar dikatakan memiliki
volatility yang tinggi jika pergerakan harga berlangsung naik turun secara tajam
atau sangat fluktuatif di mana terjadi selisih harga yang besar antara harga
tertinggi dan terendah.
Contoh indikator:
1) Bollinger Bands
Bollinger band menggunakan tiga buah garis, yaitu upper band, simple
moving average, dan lower band. Dengan asumsi bahwa harga akan selalu berada
di dalam garis antara upper band dan lower band. Indikator standar untuk
bollinger band adalah menggunakan periode 10.
23
2.3. Pengertian Pasar Modal
Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan
modal, seperti obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor,
perusahaan dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan
jangka panjang.
Struktur Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut :
Gambar 2.8 : Struktur Pasar Modal ( http://www.ipotindonesia.com )
24
1. Badan Pengawas Pasar Modal ( BAPEPAM )
Lembaga ini bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan
pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal. Mewujudkan terciptanya kegiatan
pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal
dan masyarakat.
2. Perusahaan
Lembaga ini bertujuan untuk memperoleh dana di pasar modal melalui
penawaran umum ( Intial Public Offering ) hak kepemilikan atau saham, dalam
hal ini perusahaan berperan sebagai Emiten.
3. Self Regulatory Organizations
Self Regulatory Organizations adalah organisasi yang berwenang
membuat peraturan sendiri untuk kegiatan usahanya.

Bursa Efek
Bursa Efek merupakan pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem atau sarana untuk perdagangan efek. Sebelumnya di Indonesia terdapat dua
bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya namun sejak akhir
25
2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi
Bursa Efek Indonesia.

Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga ini bertugas menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi bursa. Saat ini lembaga yang memperoleh izin usaha
sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah PT. Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI).

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga ini bertugas menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi
Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. Saat ini lembaga yang
memperoleh izin usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
4. Perusahaan Efek
adalah perusahaan yang mempunyai aktivitas sebagai berikut :
26

Penjamin Emisi Efek
Sebagai penjamin emisi efek, perusahaan melakukan kontrak dengan
emiten untuk melakukan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual.

Perantara Pedagang Efek
Perusahaan memperdagangkan efek untuk kepentingan sendiri maupun
kepentingan nasabah.

Manajer Investasi
Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portfolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portfolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
5. Penasihat Investasi
Pihak yang memberikan jasa penasihat mengenai penjualan ataupun
pembelian efek.
27
6. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga ini terdiri dari Biro Administrasi Efek, Kustodian, Wali Amanat.
7. Profesi Penunjang Pasar Modal
Lembaga ini terdiri dari Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, Notaris dan
profesi lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Untuk dapat
melakukan kegiatan di pasar modal, wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam.
Persyaratan pendaftaran profesi penunjang pasar modal diatur dalam peraturan
Bapepam.
2.4. Pengertian Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
28
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang
pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang
saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan
saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham
yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang
berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham
sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan
adanya pembagian dividen saham tersebut.
29
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
Sebagai instrument investasi selain mendatangkan keuntungan saham juga
memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss
Capital Loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT.
XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham
tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga
Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
30
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari
hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang
saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
2.5. Pengertian Properti dan Real Estate
Properti menunjukkan kepada sesuatu yang biasanya dikenal sebagai
entitas dalam kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok orang
atas suatu hak eksklusif. Bentuk yang utama dari properti ini adalah termasuk real
property (tanah), kekayaan pribadi (personal property), kepemilikan barang secara
fisik lainnya, dan kekayaan intelektual. hak dari kepemilikan adalah terkait
dengan properti yang menjadikan sesuatu barang menjadi "kepunyaan seseorang"
baik pribadi maupun kelompok, menjamin si pemilik atas haknya untuk
31
melakukan segala suatu terhadap properti sesuai dengan kehendaknya, baik untuk
menggunakannya ataupun tidak menggunakannya, untuk mengalihkan hak
kepemilikannya.
Real Estate adalah “ sebidang tanah yang teridentifikasi termasuk dengan
saran pendukung (Improvement), jika ada“ ( Fisher 1991:154 ). Real estate
adalah sebuah istilah hukum yang mencakup tanah bersama dengan apa pun yang
tinggal tetap di atas tanah tersebut, seperti bangunan. Real estate sering dianggap
sinonim dengan real property, kontras dengan hak milik pribadi. Namun, dalam
penggunaan tekniknya, beberapa orang tetap memilih pembedaan antara real
estate, menunjuk ke tanah dan benda di atasnya, dengan real property, menunjuk
ke hak pemilikan atas real estate.
32
Download