Risiko Investasi pada Surat Berharga Pasar Modal 131 RISIKO INVESTASI PADA SURAT BERHARGA PASAR MODAL M. Irsan Nasarudin, S.H. Masalah risiko kita hadapi di setiap segi kehidupan. tidaklah saja terbatas dalam perasuransian, misalkan risiko kerugian terhadap bahaya kebakaran ataupun pencurian atas harta kekayaan yang kita miliki, namun juga risiko dapar timbul pada pelbagai obyek investasi, ranpa kecuali investasi di pasar keuangan (financial market). Setiap pemodal sejak awalnya harus memiliki kesadaran bahwa setiap investasi mengandung risiko, termasuk dalam hal ini risiko investasi dalam surat berharga pasar karenanya setiap modal (SBPM). Oleh pemodal mumi yang akan berkecimpung di pasar modal, wajib memiliki kemampuan untuk dapat menganalisa prospek usaha dan kinerja Emiten, di samping menyadari pelbagai macam risiko yang mungkin dihadapinya di kemudian hari sebagaimana wajib diutarakan dalam setiap prospektus perusahaan go public (Emiten) sesuai peraruran perundangan yang berlaku. Pengantar Suatu financial market baik yang mencakup kegiatan di Pasar Uang (money market) maupun di Pasar Modal (capital market) akandapat berinteraksi , manakala ada kelebihan dana (surplus offund) yang ada di tangan pemasok dana (supplier of fund) dan sebaliknya ada pihak yang membutuhkan akan dana (user of fund) guna dimanfaatkan baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang. Suatu pasar keuangan melibatkan perdagangan dana yang pad a hakekatnya tidaklah terlepas dari mekanisme hukum penawaran dan permintaan guna menciptakan harga daripada sural-sural berharga yang diperjual-belikan. Sebagai misal, instrumen yang diperdagangkan di Pasar Uang dapal berupa : deposito berjangka, promes, wesel, aksep, dan sebagainya. Sedangkan di Pasar Modal surat berharga yang diperda- Marel2oo1 132 Hukum dan Pembangunan gangkan dapat berupa saham dan obligasi serta derivative daripada efek tersebut, seperti ; bukti right, warrant, sertipikat penitipan efek (depository receipt), efek beragun aset (asset backed securities). Pihak yang memiliki kelebihan dana yang dikenal dengan istilah pemodal (investor) dapat terdiri dari investor perorangan maupun investor kelembagaan (institusi) , seperti : perusahaan asuransi , bank, dana pensiun dan lain-lain lembaga keuangan yang saat ini telah menjamur di tanah air kita. Pada hakekatnya suatu investasi dalam financial market mengharapkan suatu future earning, berupa nilai tambah yang dihasilkan dari penanaman modal kita di kemudian hari. Memang investasi dalam surat-surat berharga yang diperjual-belikan di pasar mosal , secara kasat mata sulit untuk diketahui kualitasnya. Lain halnya apabila kita investasi pada benda berujud, seperti tanah atau bangunan, yang secara fisik dapat kita lihat kondisinya guna memperhitungkan berapa besarkah nilai riilnya. Suatu motto yang berbunyi "suruh uang anda bekerja" adalah ditujukan kepada usaha untuk memproduktifkan dana jangan dana yang tersedia dibiarkan menganggur (idle). Seiring dengan ditandatanganinya letter of intent (LOI) tanggal 7 September 2000 yang lalu antara Pemerintah dengan pihak IMF, maka salah satu dari 10 program "Percepatan Pemulihan Ekonomi " adalah mengutamakan pemulihan ekonomi berdasarkan investasi ketimbang ekonomi berlandaskan pinjaman (loan). Risiko Investasi Namun perlu disadari bahwa setiap investasl ltu pada dasarnya mengandung risiko, yang berarti bahwa si investor harus siap menerima kerugian dari hasil investasinya, bahkan dalam situasi yang terburuk dapat sampai kehilangan modal (principal) yang ditanamnya dalam surat-surat berharga terse but. Oleh karenanya peraturan perundang-undangan yang berlaku menugaskan kepada BAPEPAM sebagai otorita pasar modal di Indonesia untuk mewujudkan kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. I Hal ini berarti pula perlu adanya rambu-rambu pengaman dari Pemerintah untuk meminimalisir beban risiko yang mungkin akan dihadapi para investor dalam menanamkan dananya di pasar modal. I Pasal 4 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasa, Modal Edisi Khusus Risiko Inveslasi pada Sural Berharga Pasar Modal 133 Menurut pendapat Victor Harper "the greater the risk you are willing to assume, the larger the potensial profit". 2 Selanjutnya dikatakan "No investment is without risk, but the risk can be minimized with study, understanding, and making the best possible use of available information" .J Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan "risiko" adalah kemungkinan mengalami suatu kerugian ataupun memperoleh hasil kurang dari apa yang diharapkan semula yang diakibatkan dari timbulnya suatu peristiwa ataupun situasi di luar kekuasaan kita, misalnya : krisis ekonomi dan politik, yang pernah kita alami akibat peristiwa Mei 1998 lalu yang berdampak buruk terhadap kemajuan dunia usaha kita. Kalau kita bicara tentang risiko investasi di pasar modal ha:J ini berarti kemungkinan terjadinya penurunan nilai suatu efek dari perusahaan tertentu, di samping akibal faktor eksternal dapat pula timbul dari kinerja perusahaan lidak baik dalam arti tidak menguntungkan. lbarat pepatah mengatakan "membeli kucing dalam karung" , maka sudah seyogyanya apabila calon pemodal secara hati-hati dan seksama mendalami segal a informasi yang disajikan Emiten terlebih dahulu, agar dalam melakukan investasinya kelak tidak salah langkah. Keterbukaan informasi (disclosure) atau transparansi wajib diungkapkan Emiten, tidak saja harus dilakukan pada saat perusahaan akan go public, melainkan juga secara berkesinambungan tetap wajib dilakukan Emiten setelah mencatatkan efeknya di Bursa, guna diperdagangkan di pasar sekunder. Dikarenakan setiap bentuk investasi di pasar modal mengandung risiko, sudah menjadi kewajiban pihak otorita pasar modal, dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk mengawasi secara ketat pemenuhan proses emisi efek sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kelengkapan dokumen emisi sebagai laporan pad a Pernyataan Pendaftaran (Registration Statement) harus diajukan kepada BAPEPAM oleh pihak Emilen. Penyampaian informasi/data tidak boleh menimbulkan persepsi yang keliru di kalangan para investor dalam mengambil keputusan inveslasinya. Yang dimaksud dengan informasi atau fakta material adalah informasi penting dan relevan mengenai kejadian atau fakta, yang dapat 2 Victor L. Harper, Handbook of Investment Products alld Services. New York Institute of Finance. 1986, hal. 6. , Ibid., hal. 65. Maret 2001 134 Hukum dan Pembangunall mempengaruhi harga efek di bursa atau keputusan pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi tersebut. Merupakan suatu prinsip universal yang berlaku di pasar modal manapun di dunia ini, yang mewajibkan keterbukaan informasi oleh pihak Emiten. Informasi yang disampaikan Emiten kepada publik harus didukung dengan fakta serta data yang lengkap, akurat serta up to date. Kualitas serta ketepatan informasi yang layak untuk dipercayai, sangatlah tergantung pada kejujuran, integritas, serta profesionalisme daripada pimpinan perusahaan dan para lembaga serta profesi penunjang pasar modal terkait. PeJbagai macam risiko Ada beberapa macam risiko yang kemungkinan akan dihadapi pihak pemodal, yakni diantaranya : I. Risiko ekonomi, misalnya : inflasi yang mengakibatkan berkurangnya daya beli yang ada dalam uang yang kita miliki , karena termakan inflasi; 2. Risiko tingkat bunga, yang lazimnya didasarkan pada tingkat bunga deposito yang setiap saat dapat berfluktuasi sesuai dengan perkembangan pasar uang; 3. Risiko pasar, yang dipengaruhi mekanisme permintaan dan penawaran sehingga perkembangan harga sewaktu-waktu dapat berubah tidak menentu (fluktuatif); 4. Risiko politik, yang dapat mempengaruhi kondisi perekonomian dan karenanya dapat mengubah nilai investasi; 5. Risiko perusahaan, dikarenakan kinerja (performance) perusahaan yang tidak baik, sehingga menimbulkan kerugian dalam kegiatan usahanya . 6. Risiko kelalaian ("default risk"), yang dapat terjadi akibat kelalaian (wanprestasi) terhadap kewajiban pembayaran pokok pinjaman serra bunganya dari efek bersifat hutimg pad a saat jatuh tempo. BAPEPAM dalam Keputusannya No. 51/PMI1996 (Peraturan No. IX.C.2.) mew'ajibkan setiap Emiten untuk memuat dalam prospektusnya "risiko usaha" yang dihadapi berdasarkan bobot risikonya. Sebagai kasus, dapat kita simak apa yang pernah dimuat dalam prospektus PT. Bank Central Asia TBK., pada saat melakukan penawaran umum pertama kalinya (lPO) di bulan Mei 2000 dalam rangka divestasi. Edisi KhuS/ls Risiko Investasi pafia Surat 8erharga Pasar Modal 135 Penjualan sebanyak 662.400.000 saham biasa atas nama Negara R.1. yang dalam hal ini diwakili Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). dimana BCA disaat itu masih berstatus sebagai bank rake over (BTO). Pada from cover prospektus BCA tersebut dapat kita baca kalimat yang berbunyi : "Di tengah-tengah kondisi perekonomian yang kurallg menguntungkan, risiko utama yang mungkin dihadapi Bank BCA yaitu risiko likuiditas akibat adanya kesenjangan antara sumber pendanaan yang umumnya berjangka pendek dan aktiva yang umumnya berjangka panjang, yang apabila jumlahnya signijikan akan mempengaruhi kemampuan bank BCA untuk memenuhi kewaj ibannya pada saar jatuh lempo . Di samping itu terdapat pula risiko lain yang mungkin dihadapi, yaitu naiknya tingkat suku bunga perbankan yang dapal berakibat negatif pada bank BCA sebagai akibar kesenjangan aktiva dall kewajiban di alas dan ketidakmampuan debitur untuk membayar kembali kredit yallg diberikan yang mana apabila jumlahnya besar dapa! lI1empellgaruhi kinerja bank BCA. " Selanjutnya dalam prospektus terse but diuraikan pula beberapa risiko usaha dan risiko lainnya yang mungkin akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha dan kinerja keuangan bank BCA , antara lain : I. Risiko yang berkaitan dengan kondisi di Indonesia, seperti : risiko perekonomian, risiko sosial politik, risiko fluktuasi nilai tukar val uta asing, risiko penurunan peringkat credit rating Indonesia sebagaimana pernah dilakukan oleh lembaga pemeringkat internasional, seperti Moody's Investor Service dan Standard & Poor' s Service. 2. Risiko yang berkaitan dengan sektor perbankan Indonesia , seperti risiko industri perbankan, risiko fluktuasi tingkat suku bunga. risiko tidak adanya asuransi pinjaman, risiko persaingan usaha dan risiko kebijakan Pemerintah. 3. Risiko yang berkaitan dengan kondisi internal bank BCA, seperti : risiko likuiditas, risiko berkaitan dengan portofolio kredit bank BCA, risiko operasional , risiko berkaitan dengan obligasi R.1. yang dibeli pada saat bank menerima penyertaan tunai dari Pemerintah dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. 4. Risiko lainnya, apabila terkena kriteria delisting oleh BEl , dengan akibat saham BCA kelak dicoret dari pencatatan dan selanjutnya tidak lagi dapat diperdagangkan di bursa , selama belum memenuhi kembali kriteria listing, guna melakukan relisting. Maret 2001 136 HI/kum dan Pembangunan Lazimnya untuk suatu investasi yang " ideal » di pasar modal , dapat dicatat beberapa tips yang perlu mendapatkan perhatian investor, yakni berkaitan dengan masalah : (I) likuiditas efek, dalam arti efek mudah dicairkan/diuangkan kembali melalui perdagangan di bursa, misal : memilih saham unggul yang dikenal dengan istilah blue chips; (2) keamanan (safety) atas modal pokok (principal) yang ditanam, yang juga banyak terkait dengan masalah country risk ; (3) rate of return yakni berapa besarkah keuntungan atau rehabilitasi sebagai imbalan bagi pemilik modal. Keterbukaan Infonnasi Masalah "keterbukaan' merupakan suatu pnnslp universal yang harus 'dipatuhi setiap Emiten, karena dalam peraturan perundangan pasar modal dipersyaratkan kepada Emiten untuk wajib menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu tepat seluruh informasi material mengenai kegiatan usaha atau efeknya, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal atas efek ataupun harga efek termaksud. Pada dasarny.a menu rut ketentuan yang berlaku , terdapat 3 macam tahapan dalam rarigka keterbukaan informasi yang wajib dilakukan Emiten kepada publik, yakni: 1. Tahap keterbukaan pada periode Penawaran Umum (primary market level) . Keterbukaan informasi pada awal kalinya ini dimuat dalam pelbagai dokumen emisi yang disampaikan kepada BAPEPAM melalui Pernyataan Pendaftaran, terutama akta pendirian/anggaran dasar serta laporan keuangan emiten yang telah diaudit akuntan, yang kesemuanya itu pada umumnya kita dapati dalam prospektus Emiten. 2. Tahap keterbukaan setelah Emiten melakukan pencatatan efeknya di bursa untuk kemudian diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market level). Dalam prakteknya Emiten wajib secara berkesinambungan untuk menyampaikan laporan berkala kepada BAPEPAM dan Bursa Efek terkait (continously disclosure). Laporan berkala 1111 terutama berbentuk laporan triwulan, laporan tengah tahun dan laporan tahunan. 3. Tahap keterbukaan dalam hal terjadi peristiwa penting yang dihadapi Emiten (timely disclosure), yang waj ib dilaporkan kepada BAPEPAM Edisi KiluSIIS Risiko Investasi pada Surat 8erharga Pasar Modal 137 dan Bursa Efek secara tepat waktu, yakni paling lambat akhir hari kerja ke-2 setelah tejadinya peristiwa , informasi atau fakta material. yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek atau keputusan investasi pemodal , antara lain :' a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau pembentukan usaha patungan; b. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; c. Perolehan dividen yang luar biasa sifatnya; d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting: e. Produk atau penemuan baru yang berarti: f. Perubahan penting dalam manajemen atau pengenda lian: g. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; h. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, direktur dan komisaris Perusahaan. Defaults risk Suatu risiko kelalaian dalam investasi di pasar modal dalam hal ini terkait dengan emisi obligasi sebagai efek bersifat hutang (debt securities) untuk jangka panjang, di mana dalam hal ini Emiten selaku debitur telah . melakukan ingkar janji (wanprestasi) terhadap kewajiban untuk membayar pokok pinjaman dan atau bunga obilgasi pad a sa at jatuh tempo (maturity date) kepada pemegang obligasi selaku kreditur. Suatu lembaga yang bertugas memberikan penilaian secara independen terhadap kemampuan si penerbit efek untuk melakukan pembayaran kembali hUlangnya, adalah apa yang diistilahkan rating company . Di Amerika Serikat terdapat 2 perusahaan besar terkenal yang telah lama melakukan operasi di bidang ini, yakni : Standard & Poor's dan Moody's Investor Service. Di Indonesia PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) merupakan salah satu perusahaan yang aktif dalam memberikan ranking terhadap pelbagai efek bersifat hutang, terutama jenis obligasi di pasar modal berdasarkan kriteria yang ada. Skala pemeringkat efek untuk hutang jangka panjang yang ditetapkan PT Pefindo adalah sebagai berikut (lebih kurang sama dengan di Amerika) : ' Peraturan Ketua BAPEPAM No. X-K.2 tanggal 17 Januar; 1996 Maret 2001 Hukum dan Pembangunan 138 • AAA • AA • A • BBB • BB • B • C • D Efek hutang yang mempunyai kemungkinan risiko investasi yang paling rendah. Kesanggupan membayar kembali angsuran bunga dan pokok hutang adalah sedemikian baik, sehingga perubahan keadaan ekonomi, bisnis, maupun kondisi keuangan, tidak akan mempengaruhi risiko investasi secara berarti. Efek hutang yang mempunyai kemungkinan risiko investasi yang sangat rendah. Kesanggupan membayar kembali angsuran bunga dan pokok hutangnya adalah sangat baik. Perubahan keadaan ekonomi, bisnis, maupun kondisi keuangan mungkin saja mempengaruhi risiko investasi, tapi kalau pun demikian pengaruhnya tidak akan sangat berarti. Efek hutang yang mempunyai kemungkinan risiko investasi cukup rendah. Kesanggupan membayar kembali angsuran bunga dan pokok hutang adalah baik, meskipun demikian perubahan ekonomi , bisnis maupun kondisi keuangan dapat saja menyebabkan naiknya risiko investasi. Kesanggupan membayar kembali angsuran bunga dan pokok hutang adalah memadai. Akan tetapi perubahan keadaan ekonomi , bisnis, maupun kondisi keuangan lebih besar kemungkinan akan menyebabkan risiko investasi naik bila dibandingkan dengan efek hutang dalam kategori yang lebih tinggi. Efek hutang yang terdapat kemungkinan timbulnya risiko investasi. Kesanggupan membayar kembali angsuran bunga dan pokok hutang ada, tetapi mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan ekonomi, bisnis maupun kondisi keuangan. Efek hutang yang di saat ini mengandung risiko investasi. Kesanggupan membayar kembali angsuran bunga dan pokok hutang tidak cukup terlindungi terhadap perubahan keadaan ekonomi, bisnis maupun kondisi keuangan. Efek hutang yang spekulatif atau memiliki risiko macet cukup besar. Efek hutang yang macet Ranking yang telah ditentukan untuk suatu efek sewaktu-waktu akan ditinjau kembali dengan melihat kondisi /kinerja Emiten. sehingga Edisi KhuSlis Risiko [nvestasi pada Surat 8erharga Pasar Modal 139 ranking yang ada dapat berubah dari posisi semula, dalam arti dapat naik dan turun, misal : semula nilainya A dapat turun mejadi B atau C, demikian juga kemungkinan sebahknya. Pada umumnya emisi obhgasi di pasar modal Indonesia diberikan jaminan umum atas seluruh harta kekayaan Emiten unruk seluruh jumlah pinjaman dari masyarakat pemodal berdasarkan ketentuan pasal 1131 KUH Perd. Namun demikian dalam prakteknya ada juga Emiten yang memberikan jaminan dalam benruk gadai ataupun hak tanggungan (hipotik), bahkan dapat juga dalam benruk cessie atas piutang yang ada. Apabila dianggap masih belum mencukupi , Wah Amanat (trustee) selaku pihak yang mendapatkan kepercayaan dalam mewakili kepentingan pemegang obhgasi dapat mensyaratkan agar Emiten menunjuk penanggung hutang (guarantor), apabila dipandang perlu gu na memberikan perlindungan kepada para pemegang obligasi. Diversifikasi risiko Unruk menghindari kemungkinan timbulnya risiko apabila pemodal hanya menanamkan dana di pasar keuangan dalam saru obyek investasi saja, lazimnya pemodal yang bijak akan selalu melakukan diversifikasi risiko dalam penanaman dananya di pelbagai surat berharga di pasar modal dan pasar uang. Sudah barang tentu penanaman dana di pasar modal dalam bentuk portfolio efek (sekumpulan efek-efek) akan lebih memberikan suatu keamanan bagi pemodal dalam melakukan penyebaran risiko (spreading of risk), misal membeli saham blue chips serta obligasi yang memiliki prospek baik yang kesemuanya telah tercatat di Bursa Efek. Bagi para pemodal yang tidak memiliki keahlian, pengalaman serta cukup waktu dalam melakukan analisa investasi, salah saru cara yang terbaik adalah menanamkan dananya melalui pembelian efek bernama "Unit Penyertaan" yang diterbitkan oleh lembaga Reksa Dana (invesment fund). Di saat ini jumlahnya sudah berkisar 80 macam reksa dana yang berbenruk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa Dalla adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat pemodal unruk seianjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi, yang bertugas mengelola portofolio efek secara profesional baik untuk kepentingan masing-masing nasa bah maupun secara kolektif untuk kepentingan sekelompok nasabah. Sebagai contoh : Reksa Dana "Garuda Satu " (promotor PT Makindo) yang unruk pertama kalinya mulai ditawarkan pada tanggal 24 Maret 2oo[ Hukum dan Pembangunan 140 Pebruari 1997 dengan total penawaran sebanyak I milyar unit Penyertaan dengan harga penawaran Rp. 1.000,- per Unit Penyertaan (UP). Manajer Investasi yang ditunjuk adalah PT Intru Nusantara, sedangkan yang bertindak selaku Bank Kustodian adalah Deutsche Bank AG. Dalam prospektus telah dimuat komposisi investasi dalam portofolio efek yang terdiri dari Efek Pendapatan Tetap , berupa : obligasi , deposito berjangka serta commercial papers, dengan target investasi sebesar 75 %. Di samping itu juga efek ekuitas, terutama saham-saham yang telah listed di Bursa dengan target investasi sebesar 25 %. Dengan demikian investasi efek di lembaga Reksa Dana akan lebih memberikan faktor keamanan ketimbang apabila kita membeli efek hanya terbatas dari satu jenis perusahaan saja tanpa upaya melakukan suatu diversifikasi risiko. Namun demikian, beberapa faktor risiko utama daripada "Garuda Satu" juga diungkapkan dalam prospektusnya, yakni antara lain : risiko likuiditas dari Garuda Satu, risiko pertanggungan atas kekayaan Garuda Satu, risiko ekonomi dan politik, risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan dan risiko terjadinya wanprestasi oleg Garuda Satu, yakni kegagalan untuk membeli kembali Unit Penyertaan yang telah dipasarkan ke masyarakat luas. DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Nomr 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. E.A. Koetin, Suatu pedoman investasi dalam efek, USAID, Financial Market Project, April 1994. Frank J. Fabozzi , Handbook of Financial Market, Dow Jones, Irwin, Illinois, 1986. Victor L. Harper , Handbook of Investment Products and Services, New Yark Institute of Finance , New York, 1985. Allan H. Pessin, The Securities Industry Glossary, New York Institute of Finance, 1985. Edisi Khusus