INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN

advertisement
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1 TAHUN 1987
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
bahwa dipandang perlu untuk memberikan petunjuk-petunjuk pengarahan bagi Delegasi Republik
Indonesia ke Konperensi Tingkat Tinggi Organisasi Konperensi Islam di Kuwait tahun 1987.
Mengingat
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
MENGINSTRUKSIKAN :
Kepada
Delegasi RepublIk Indonesia ke Konperensi Tingkat Tinggi Organisasi Konperensi Islam di
Kuwait tahun 1987
Untuk
PERTAMA
:
Mempergunakan Petunjuk-petunjuk Pengarahan sebagaimana terlampir pada Instruksi Presiden
ini sebagai landasan dan pedoman dalam menghadapi masalah-masalah yang dibahas pada
Konperensi Tingkat Tinggi Organisasi Konperensl Islam di Kuwait tahun 1987.
KEDUA :
Memberikan laporan kepada Presiden
berlangsungnya konperensi tersebut.
tentang
perkembangan
konperensi
selama
KETIGA
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Presiden.
KEEMPAT
Instruksi Presiden ini berlaku selama Delegasi Republik indonesia menghadiri Konperensi
Tingkat Tinggi Organisasi Konperensi Islam di Kuwait tahun 1987
Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 24 Januari 1987
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
PETUNJUK-PETUNJUK PENGARAHAN BAGI DELEGASI
REPUBLIK INDONESIA KE KONPERENSI TINGKAT TINGGI
ORGANISASI KONPERENSI ISLAM
DI KUWAIT TAHUN 1987
PENDAHULUAN
1. Sejalan dengan politik luar negeri RI yang bebas dan aktif yang bertujuan untuk mewujudkan
persahabatan dan kerjasama dengan segala bangsa atas dasar saling menghormati, saling
menguntungkan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, Pemerintah RI telah
turut aktif dalam Konperensi Islam sejak diselenggarakannya Konperensi Islam Tingkat Tinggi di
Rabat, Maroko, tahun 1969.
2. Mengingat adanya relevansi Organisasi Konperensi Islam dalam memperjuangkan
pembebasan dan kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia ketiga, khususnya dunia Islam, dan
tujuannya mengembangkan kemandirian bersama, maka Indonesia perlu melanjutkan partisipasi
aktifnya dalam organisasi ini dengan mengikuti Konperensi dimaksud.
3. Partisipasi Indonesia secara aktif senantiasa sangat diharapkan oleh negara-negara anggota
Organisasi Konperensi Islam. Sumbangan pikiran dan gagasan-gagasan yang telah diberikan
Indonesia selama ini dianggap oleh negara-negara anggota OKI lainnya sangat konstruktif dan
positif dalam memupuk kerjasama dan solidaritas Islam serta memelihara dan menjaga
kepentingan-kepentingan bersama. Di samping dalam sidang-sidang lain dalam rangka OKI,
harapan mereka akan peranan aktif Indonesia ltu lebih terlihat lagi ketika Konperensi Luar Biasa
Tingkat Menteri Luar Negeri di Islamabad, Januarl 1980, KTT OKI ke III di Taif, Saudi Arabia,
Januari 1981, serta KTT OKI ke IV di Casablanca, Maroko, Januari 1984.
4. Ikut sertanya Indonesia dalam Organisasi Konperensi Islam mempunyai arti yang penting
karena di samping membicarakan masalah-masalah politik, forum ini juga bertujuan untuk
meningkatkan kerjasama ekonomi, sosial dan budaya antara negara-negara anggota, Hal ini
sesuai dengan program pemerintah Indonesia yang sedang memusatkan perhatian dan kekuatan
nasional untuk mengerahkan sumber-sumber dalam negeri maupun bantuan luar negeri bagi
pembangunan nasional seperti telah dituangkan dalam Repelita.
5. Selain dimaksud untuk memperoleh manfaat langsung bagi kepentingan nasional, partisipasi
Indonesia dalam Organisasi Konperensi Islam diharapkan dapat menggalang dukungan bagi
kepentingan Indonesia dalam forum-forum internasional lainnya baik yang menyangkut bidang
politik seperti soal Timor-Timur maupun bidang-bidang ekonomi, sosial dan budaya.
6. Forum OKI ini bagi Indonesia merupakan pula sarana yang penting untuk mencegah dan
menetralisasi timbulnya pandangan yang keliru dari kalangan tertentu di luar negeri tentang
keadaan perkembangan Islam di Tanah Air.
MASALAH-MASALAH POKOK
A. BIDANG POLITIK
Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI ke V di Kuwait tanggal 26 sampai dengan tanggal 29
Januari 1987 akan berlangsung dengan latar belakang situasi internasional/regional sebagai
berikut:
1. Berlanjutnya pacuan senjata yang belum terkendalikan dengan kekhawatiran ancaman perang
nuklir, Demikian pula keadaan kehidupan ekonomi Internasional yang belum menentu, yang
diwarnai pula oleh masalah hutang luar negeri negara berkembang, hambatan protekesionisme
dan kelaparan di Afrika.
2. Pertentangan Intern dan konflik terbuka antara beberapa negara anggota OKI belum juga
terselesaikan, Bahkan perbedaan pendapat antara golongan moderat dan golongan radikal di
dalam tubuh organisasi dapat mempengaruhi keutuhan persatuan serta solidaritas Islam yang
menjadi tujuan dari OKI itu sendiri.
3. Usaha-usaha Iran akhir-akhir ini yang ingin memindahkan tempat penyelenggaraan KTT OKI
ke V di Kuwait, sedikit banyak akan turut mewarnai suasana Konperensi itu sendiri.
Menghadapi situasi internasional/regional yang demikian, hendaknya :
1. Indonesia turut mendukung setiap usaha yang ditujukan untuk memelihara kekompakan
negara-negara anggota Organisasi Konperensi Islam dan menghindari sejauh mungkin
keterlibatan Delegasi Indonesia dalam perdebatan-perdebatan mengenai masalah yang
kontroversial antara sesama anggota, tanpa mengurangi upaya Delegasi Republik Indonesia
untuk membantu mencari penyelesaian secara damai.
2. Meningkatkan kerjasama yang bermanfaat di antara sesama anggota OKI untuk kepentingan
anggota khususnya dan umat manusia umumnya.
3. Senantiasa memelihara kerjasama dengan Malaysia dan Brunei Darussalam sesama anggota
Asean dalam OKI, untuk sedapat mungkin menjaga kepentingan-kepentingan negara Asean
lainnya dalam forum ini, tanpa merugikan kepentingan nasional masing-masing .
4. Menganggap bahwa persoalan minoritas Islam di beberapa negara adalah masalah dalam
negeri negara yang bersangkutan, di samping itu indonesia juga menghendaki agar nasib kaum
minoritas Islam tersebut mendapat perhatian yang wajar serta perlakuan yang adil dari
Pemerintah negara yang bersangkutan.
B. EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA
1. Forum Organisasi Konperensi Islam sebagai forum kerjasama di antara negara-negara
berkembang hendaknya dapat diarahkan dan dimanfaatkan untuk memberikan pengisian kepada
Garis-garis Besar Haluan Negara yang ditujukan baik untuk menunjang usaha-usaha
pembangunan nasional di bidang ekonomi, sosial dan budaya maupun untuk memperkukuh rasa
kesetiakawanan, persatuan dan kerjasama di antara anggota-anggota masyarakat internasional
dalam usahanya untuk mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru.
2. Dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi yang bersifat global, hendaknya Delegasi
Republik Indonesia bersama dengan negara-negara anggota lainnya menjaga agar strategi,
posisi dan keputusan yang diambil dalam forum Non-Blok dan Kelompok 77 senantiasa
melandasi penentuan strategi, posisi dan keputusan Organisasi Konperensi Islam.
3. Organisasi Konperensi Islam sebagai forum negara-negara yang mempunyai potensi bagi
pengembangan kerjasama ekonomi di antara negara anggotanya, hendaknya juga dapat
dimanfaatkan sebagai wahana untuk membina hubungan antara Indonesia dengan negaranegara anggota lainnya di bidang perdagangan, kerjasama teknik, perburuhan, permodalan,
pelimpahan ketrampilan, pariwisata dan perhubungan.
4. Dalam rangka pengembangan kerjasama ekonomi di antara sesama negara berkembang di
atas, usaha dan perjuangan Delegasi Republik Indonesia dalam Konperensi Ini hendaknya
memperhatikan dan menyelaraskan posisinya dengan keputusan-keputusan yang telah diambil
oleh Asean di bidang kerjasama ekonomi. Sejauh mungkin hendaknya diusahakan agar
keputusan-keputusan Organisasi Konperensi Islam dapat menunjang usaha-usaha Asean.
5. Dalam pembahasan berbagai proyek yang akan didirikan dalam rangka solidaritas dan
kerjasama di antara negara-negara anggota Organisasi Konperensi Islam, hendaknya Delegasi
Indonesia bersikap pragmatis dalam arti sejauh mungkin mengusahakan agar proyek-proyek
tersebut memberikan kemanfaatan kepada kepentingan nasional dan tidak menimbulkan beban
keuangan yang berlebihan.
C. HAL LAIN-LAIN
1. Pedoman Delegasi terhadap masalah-masalah yang dibahas sesuai dengan agenda
Konperensi, dicantumkan dalam Petunjuk Khusus Delegasi Republik Indonesia.
2. Masalah-masalah lain yang tidak dicantumkan dalam petunjuk ini, termasuk hal-hal khusus
yang timbul dalam tiap-tiap mata acara Konperensi Tingkat Tinggi OKI ke V di Kuwait, diserahkan
keputusannya kepada Ketua Delegasi Indonesia sesuai garis kebijaksanaan politik luar negeri
Republik indonesia. Dalam hal-hal Delegasi Republik Indonesia sukar untuk menentukan sikap,
sedapat mungkin Delegasi Republik Indonesia berkonsultasi terlebih dahulu dengan Presiden.
3. Dalam waktu satu bulan setelah tiba kembali di Jakarta, Delegasi Republik Indonesia supaya
menyampaikan laporan lengkap tentang hasil-hasil Konperensi tersebut kepada Presiden.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 24 Januari 1987
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Download