Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visualisasi Pengelompokan Lahan Kelas Tanah dalam Pembelajaran Geografi Kelas X di SMA Theresiana Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Rachel Beatriks Marsyom Laly NIM: 702011165 Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika Dan Komunikasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016 1 2 3 4 5 6 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visualisasi Pengelompokan Lahan Kelas Tanah dalam Pembelajaran Geografi Kelas X di SMA Theresiana Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 1) Rachel Beatriks Laly, 2) Dharma T Palekahelu, 3) Charitas Fibriani Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro 56-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1) [email protected], 2) [email protected] 3) [email protected] Abstract In schools, media is used as a tool to help teachers when they teach. Besides that, media can overcome the limitations of senses, space and time. This makes a lot easier to explain certain things to students, like Pedosphere, teachers can use land visualization media. The purpose of the research is, to develop a visualization based learning media in Geography learning, to teach Pedosphere about grouping class of land to 10 grade students in Theresiana High School. Research development using Four-D model of development which includes 4 stages which are, Define, Design, Develop and Disseminate. The result of this research shows that, the development of visualization based learning media in Geography, about grouping class of land had impact on the result of the learning, and in the development of media that has been applied dinjukan give effect to the achievement of learning goals. Key Word: Geography learning, Pedosphere, Learning Media Abstrak Penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar digunakan sebagai, alat untuk membantu guru dalam menyampaikan materi, selain itu media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, sehingga untuk menjelaskan materi pembelajaran seperti pedosfer tentang lahan tanah, guru dapat menggunakan media visualisasi lahan tanah, untuk menjelaskan kepada siswa dengan lebih mudah. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran berbasis visualisasi dalam pembelajaran geografi untuk materi pedosfer tentang pengelompokan lahan kelas tanah di kelas X SMA Theresiana. Penelitian pengembangan memakai model pengembangan Four-D yang meliputi 4 tahapan yang digunakan yaitu tahapan, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), penyebaran (disseminate). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengembangan media pembelajaran berbasis visualisasi pengelompokan lahan kelas tanah pada pembelajaran geografi memberi pengaruh kepada hasil belajar, dan dalam uji coba pengembangan menunjukan adanya pengaruh dari penerapan media dalam kegiatan belajar mengajar yang ditunjukan dengan tercapainya tujuan pembelajaran. Kata Kunci: Pembelajaran Geografi, Pedosfer, Media Pembelajaran 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana 2) & 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 7 1. Pendahuluan Kehadiran teknologi informasi sangat membantu peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar dan guru menjadi pemeran utama oleh karena itu, guru memiliki peran untuk menciptakan serangkaian tingkah laku yang berkaitan dengan hal yang dilakukan dalam suatu keadaan tertentu dan memiliki hubungan dengan kemajuan agar ada perubahan tingkah laku siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran [1]. Agar tercapai suatu tujuan pembelajaran, dipengaruhi beberapa hal terutama ketersediaan fasilitas belajar, penggunaan metode dan media pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, di harapkan guru harus mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa, kreatif dan selalu berinovasi dalam menyediakan bahan dan media pembelajaran bagi siswa [2]. SMA Theresiana merupakan, salah satu sekolah swasta yang ada di Salatiga dengan berbagai siswa yang memiliki prestasi belajar dan kemampuan dalam penguasaan materi yang berbeda-beda seperti halnya dalam melakukan observasi didapatkan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar untuk beberapa mata pelajaran yang bersifat teori, salah satunya untuk mata pelajaran geografi yang kebanyakan hanyalah teori sehingga membuat siswa cepat bosan, siswa kurang berminat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat di butuhkan untuk menunjang proses pembelajaran dan sebagai alat komunikasi antara guru dan siswa untuk memperjelas materi yang bersifat abstrak untuk lebih di pahami. Melihat adanya fasilitas sekolah yang cukup memadahi sehingga dalam pembelajaran selain dengan metode konvensional yang sering guru gunakan dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memanfaatkan media pembelajaran. Media pembelajaran digunakan sebagai alat untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan berbagai bahan materi pelajaran, serta mengefekktifkan dan mengefisienkan siswa dalam memahami materi dan bahan pelajaran tersebut. Media pembelajaran yang dibuat dengan cara yang menarik dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa sehingga, siswa dapat belajar dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran [2]. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait matapelajaran geografi di SMA Theresiana Salatiga tergambar bahwa untuk kegiatan belajar mengajar geografi ada beberapa indikator pembelajaran geografi yang tidak terselesaikan dan dilihat dari hasil belajar siswa dibawah batas kriteria ketuntasan minimal pembelajaran geografi. Tidak tercapainya indikator disebabkan juga oleh kurangnya minat belajar siswa dan tidak terlepas dari metode dan penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Untuk kegiatan belajar mengajar, media yang guru gunakan biasanya buku paket dan power point namun tidak selalu digunakan, tergantung materi yang diberikan dan hanya dengan metode konvensional. Penyajian materi yang dianggap sulit untuk di pahami oleh siswa seperti, pedosfer, atmosfer, hidrosfer tidak cukup hanya sekedar menjelaskan dengan metode ceramah (konvensional), karena tidak semua siswa dapat memahami materi hanya dengan menggunakan metode yang ada, siswa membutuhkan suatu media pembelajaran sebagai contoh visualisasi dari materi sebagai pelengkap dalam guru menjelaskan materi yang diberikan. Salah satu materi yang diajarkan pada kelas X semester II ini adalah Pedosfer atau Tanah, materi ini membutuhkan media visualisasi yang dapat menjelaskan lahan tanah untuk pertanian dan lahan tanah alami karena, dengan menggunakan media visualisasi lahan tanah secara langsung siswa akan lebih paham tanpa harus turun secara langsung ke lahan pertanian. [3] . Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, munculah alternatif untuk mengembangkan media pembelajaran geografi berbasis visualisasi lahan tanah, dengan menggunakan salah satu perangkat lunak sistem informasi geografis yang dapat digunakan untuk pemetaan dan analisis bahkan dapat digunakan untuk memperlihatkan visualisasi peta lahan kelas tanah yang di sesuaikan dengan materi geografi. [5]. 8 Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh dari hasil uji coba pengembangan media sistem informasi geografis sebagai media pembelajaran geografi untuk materi pengelompokan lahan kelas tanah? Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari hasil uji coba pengembangan media sistem informasi geografis sebagai media pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran geografi terkait materi pedosfer agar memudahkan guru dalam menyampaikan materi mengajar yang menarik bagi siswa dan disertai dengan gambar dan penjelasan sehingga dapat dilihat dengan tercapainya tujuan pembelajaran yang di harapkan. Penelitian ini berfokus pada penelitian pengembangan dengan mengembangkan media sistem informasi geografis, yang dijadikan sebagai media pembelajaran geografi berbasis visualisasi dalam menjelaskan materi tentang pengelompokan lahan kelas tanah pada kelas X di SMA Theresiana Salatiga. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan media yang digunakan dalam penelitian ini berjudul: “Klasifikasi Kemampuan Lahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow”. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei. Penilaian klasifikasi kemampuan lahan berdasarkan metode USDA dan pembuatan peta klasifikasi kemampuan lahan dengan metode overlay (geoprocessing) dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Hasil penelitian terdapat empat kelas kemampuan lahan di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow, yaitu: kelas III dengan luas 8347,72 hektar, kelas IV dengan luas 548,32 hektar, kelas VI dengan luas 8987,45 hektar dan kelas VII dengan luas 30039,19 hektar. Kelas kemampuan lahan di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow digambarkan dalam peta kelas kemampuan lahan [6]. Penelitian yang berjudul “Pemetaan dan Analisa Sebaran Sekolah Untuk Peningkatan Layanan Pendidikan di Kabupaten Kediri. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa secara keseluruhan aplikasi web dapat berjalan dengan baik pada software maupun hardware. Aplikasi yang dibangun adalah aplikasi yang berbasis web dan perangkat lunak Mapserver serta aplikasi maplab yang dapat dimodifikasi dengan script PHP dapat bekerja dengan baik dalam memvisualisasikan data-data spasial [7]. Penelitian lain yang berkaitan dalam materi penelitian ini berjudul “Aplikasi Model Quantum Learning di Sertai Media Flash Untuk Meningkatkan Motivasi dan hasil Belajar Materi Pedosfer Pada Siswa Kelas XA Semester Genap SMA N 5 Magelang” [8]. Penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group Investigation di integrasikan dengan Metode Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Geografi Materi Pedosfer di SMA N 1 Limboto“ [9]. Dari kedua penelitian ini berfokus pada pembelajaran geografi tentang materi pedosfer, namun dengan metode dan fokus penerapan yang berbeda. Penelitian-penelitian terdahulu yang dipaparkan diatas menggambarkan, keterkaitan antara penelitian yang sekarang di lakukan dan penelitian sebelumnya, baik dari segi media, metode dan penerapan dalam penelitian-penelitian tersebut. Keempat penelitian diatas kalau dilihat dari media dan materi memiliki beberapa kesamaan namun, yang membedakan dengan penelitian yang sekarang ialah metode yang digunakan. Karena, penelitian yang dilakukan ini berfokus pada metode pengembangan media pembelajaran geografi berbasis visualisasi pengelompokan lahan kelas tanah untuk kelas X SMA Theresiana sedangkan, beberapa penelitian diatas menggunakan media dan metode yang sudah ada lalu digunakan untuk penelitian. 9 Media pembelajaran merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, untuk menerapkan ilmu dalam proses belajar mengajar yang dipakai oleh guru dalam menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran. Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar terdiri atas berbagai jenis, baik yang berupa fisik maupun non fisik. Masing-masing media tersebut memiliki karakteristik, ada media tradisional, ada modern, ada media proyeksi ada juga media non proyeksi, ada media visual, media audio, media kinestik, dan media lainnya [2]. Modalitas belajar merupakan potensi dasar atau kecenderungan yang dimiliki anak. Modalitas ini akan mempengaruhi penentuan pendekatan belajar, strategi, metode dan teknik belajar anak. Sehingga modalitas belajar ini perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran, termasuk pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang akan di terapkan [2]. Media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: (1) Membantu mempermudah belajar bagi siswa dan juga memudahkan proses pembelajaran bagi guru, (2) Memberikan pengalaman lebih nyata, (3) Menarik perhatian siswa lebih besar sehingga jalannya pembelajaran tidak membosankan, (4) Semua alat indera siswa dapat diaktifkan, (5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya [2]. Seperti halnya penelitian ini berfokus pada media yang berbasis visual sehingga, dapat dilihat melalui pendapat Levied dan Lentz yang mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual ialah: (a) Fungsi Atensi media visual meupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan maksud visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran, (b) Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar, (c) Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, (d) Fungsi Kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingat kembali [2]. Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan, salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis dan telah di kembangkan oleh ESRI (Environmental System Researc Institute, Inc). Dengan menggunakan perangkat lunak SIG pengguna dapat memiliki kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (basisdata spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya [3]. Aplikasi ini dapat kita gunakan dengan mudah untuk membuka atau mengambil projek yang sudah kita simpan, atau membuat projek yang baru bahkan kita dapat mebuat peta dengan melukis, memanggil peta yang sudah ada, membuat tabel baru ataupun melakukan perubahan-perubahan sesuai yang kita inginkan serta kita dapat melakukan analisis [4]. Pengembangan media dalam penelitian dibuat dengan menggunakan perangkat lunak yang sudah jadi, kemudian di kembangkan dengan menggunakan script avenue menu-menu ikon dengan fungsi masing-masing yang di sesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang ada didalam perangkat lunak tersebut sehinggga, dapat menjadi sebuah media pembelajaran [4]. Media dikembangkan berdasarkan kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran geografi, agar guru lebih mudah menjelaskan materi yang diberikan. Media pembelajaran yang di kembangkan ini berupa perangkat lunak berbasis visualisasi, yang berisikan materi-materi pedosfer berupa teks, gambar-gambar terkait materi, dan visualisasi lahan tanah yang di bagi kedalam 2 jenis visualisasi yaitu, visualisasi lahan tanah yang cocok untuk pertanian dan lahan yang tidak cocok atau lahan yang sering terjadi erosi, kemiringan lereng dan lahan yang lebih cocok untuk tumbuh hutan, cagar alam dan suplai air. Visualisasi dalam perangkat lunak ini menggunakan beberapa gambar-gambar yang sudah jadi, dan peta lahan dalam bentuk (.shp dan jpg), yang kemudian di desain menggunakan warna lahan tanah dan penjelasan materi untuk lebih di pahami. 10 Pembelajaran Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan [5]. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial, manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat dan juga memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam melihat keberadaan kehidupan manusia di tempat lingkungan mereka berada [5]. Pada mata pelajaran geografi terkait materi pedosfer, yang berkaitan dengan proses pembentukan tanah dan pengolahan lahan. Lahan adalah, perpaduan berbagai unsur fisikbiologis tanah dan semua yang ada diatasnya dan saling berpengeruh. Tanah merupakan sumber daya alam yang penting, dan dapat digunakan untuk memproduksi bahan pangan dan pakaian. Untuk melestarikan sumber daya lahan sebagai sumber produksi dan tempat penyimpanan air tanah, diperlukan usaha pengolahan tanah yang baik. Agar dapat mengetahui kemampuan lahan yang ada maka diperlukan adanya evaluasi sehingga, dapat melakukan pengelompokan tanah untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Kelas kemampuan lahan untuk pertanian dibuat oleh Staf Pengawetan Tanah Departemen Pertanian Amerika yang akhirnya di kenal dengan sebutan delapan kelas kemampuan atau kesesuaian lahan. Delapan kelas kemampuan lahan tersebut di bagi kedalam kelas-kelas yang cocok untuk pertanian yaitu kelas I, II, III, IV dan kelas V, VI, VII, VIII merupakan lahan yang sangat terbatas untuk pertanian dan lebih cocok untuk hutan wisata, cagar alam, dan suplai air. Pengelompokan lahan-lahan tersebut kedalam 8 kelas dengan melihat keadaan tanah yang baik, atau tanah yang sering terjadi banjir, erosi kecuraman lereng, drainase yang kurang baik, tanah berpasir dan berbatu [5]. 3. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan yang berdasarkan pada pengembangan produk berupa, media pembelajaran yang dikembangkan dari perangkat lunak sistem informasi geografis, dan dalam pelaksanaannya penelitian ini, menggunakan metode deskriptif, evaluatif dan eksperimental, namun hanya digunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan evaluatif [14]. Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk mengumpulkan data berupa kondisi guru, siswa, keadaan lingkungan kelas, penggunaan media dan permasalahan yang di hadapi dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menjadi patokan dalam pengembangan media. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba produk sehingga dapat dievaluasi kelayakan produk yang di kembangkan [14]. Penelitian pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model Four-D, yang dikembangkan oleh Sivasailam Thiagarajaan, Dorothy S.Semmel, dan Melvynl Semmel. Ada empat tahapan dalam penelitian dan pengembangan yang disingkat dengan 4D, yaitu “define, design, develop and disseminate” [14]. Penggunaan model 4D dalam penelitian ini disusun berdasarkan 4 tahapan yang ada dan disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan. Keempat tahapan tersebut antara lain, tahapan define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), disseminate (penyebaran). Penjelasan tahapan penelitian pengembangan dibuat kedalam sebuah diagram alur, sehingga dapat memperjelas tahapantahapan penelitian model 4D. Diagram alur hasil modifikasi model Four-D dapat di lihat pada gambar 1 [20]. 11 Gambar 1. Bagan Modifikasi Model Pengembangan 4-D Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga dari pengambilan data, desain produk, pengembangan sampai pada penyebaran produk melalui penerapan media, penelitian yang dimulai dari bulan November 2015 sampai Maret 2016. Penggunaan teknik sampling dalam penelitian ini bersifat purposeive sampling, karena peneliti memilih informan yang mengetahui informasi dan permasalahan sehingga melalui penelitian ini peneliti mengambil sampel siswa kelas X dengan jumlah siswa 12 orang [14]. Untuk memeriksa validasi media dilakukan oleh guru geografi terkait indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran dan isi materi sedangkan, untuk pemilihan media sampai pada pembuatan media beserta format media diperikasa oleh dosen ahli media. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis penelitian pengembangan yaitu, untuk pengambilan data awal digunakan wawancara dan observasi dan untuk mengetahui hasil pada saat uji coba produk digunakan soal tes awal, tes akhir dan pemberian angket kepada siswa untuk menilai produk yang dijadikan media pembelajaran. Data penelitian berupa data kuantitatif yaitu, data angka-angka yang dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari penyebaran yang dilakukan dengan uji coba produk dengan memberikan tes dan kuesoner. Kuesioner dibuat menggunakan Skala Likert digunakan untuk mengukur pendapat siswa tentang penerapan media yang dikembangkan dalam penelitian. Kuesioner yang dipakai dalam peneltian diadopsi dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Adhywiarta. L dengan judul penelitian “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Matematika Berbantuan Komputer Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Matematika”. 12 Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner Penerapan Media NO INDIKATOR NOMOR BUTIR SOAL 1. 1 2 3 4 Aplikasi Arcview dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menarik 2. Media pembelajaran yang digunakan sudahsesuai Efektivitas Isi Media dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan 4. Isi media sudah sangat sesuai dengan materi sehingga mudah untuk dimengerti 5. Penggunaan media membantu siswa memperoleh informasi tentang materi geografi yang di ajarkan 3. Media pembelajaran yang digunakan begitu menarik karena menampilkan huruf dan warna 6. Saya senang belajar geografi dengan menggunakan Rasa senang dan media pembelajaran geografi tertarik belajar 7. Saya lebih beta belajar geografi dengan menggunakan dengan media media pembelajaran arcview pembelajaran 10. Saya lebih tertarik mempelajari geografi dengan menggunakan aplikasi arcview sebagai visualisasi media pembelajaran 18. Saya tidak merasa bosan ketika guru menjelaskan materi dengan menggunakan aplikasi arcview sebagai media pembelajaran geografi 9. Saya lebih memperhatikan materi pembelajaran selama proses pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Perhatian saat belajar arcview sebagai visualisasi media pembelajaran. 11. Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi arcview sebagai visualisasi media pembelajaran membuat saya lebih memahami materi pelajaran. 15. Pembelajaran dengan aplikasi arcview sebagai media pembelajaran geografi mebuat saya lebih mampu memahami materi yang diajarkan 8. Saya lebih aktif selama proses belajar menggunakan aplikasi arcview sebagai media pembelajaran 12. Selama pelajaran ini saya selalu menanyakan hal-hal yang belum saya ketahui baik kepada teman ataupun guru. 13. Media pembelajaran geografi dengan bantuan aplikasi arcview yang digunakan menimbulkan banyak pertanyaan di benak saya karena, ditayangkan beberapa gambar menarik 14. Saya ingin lebih meningkatkan prestasi pada mata Rasa Ingin tahu dan pelajaran geografi setelah mengikuti pembelajaran kemauan untuk dengan menggunakan aplikasi arcview sebagai media belajar dengan pembelajaran. menggunakan media 16. Menurut saya, penggunaan aplikasi arcview dalam menjelaskan materi geografi sangat menarik. 17. Saya lebih bersemangat mempelajari geografi pada pertemuan ini karena, disajikan dengan visualisasi materi yang menarik sehingga konsentrasi saya meningkat. JUMLAH BUTIR SOAL 13 4 5 3 6 4. Hasil dan Pembahasan Proses pengembangan media pembelajaran berbasis visualisasi pengelompokan lahan kelas tanah dalam pembelajaran geografi dilakukan mulai dari tanggal 18 Januari 2016 sampai 30 Maret 2016. Model pengembangan produk menggunakan 4-D, yang terdiri atas 4 tahapan yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran yang alur (bagan) tahapannya ada pada gambar 1. Tahapan pendefinisian (define) meliputi beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu: (1) pengambilan data awal untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada pembelajaran geografi dan dari pengambilan data awal tersebut didapatkan pada kelas X SMA Theresiana yang kemudian dilakukan analisis lagi untuk melihat lebih jelas keadaan siswa dan proses belajar mengajar, (2) Kegiatan analisis kegiatan belajar mengajar meliputi analisis pada siswa dan analisis materi pembelajaran. Analisis siswa dilakukan dengan observasi sehingga dapat melihat keadaan siswa secara langsung dan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa dilihat berdasarkan hasil belajar yang ada, sehingga di dapatkan ada beberapa siswa pada kelas X di SMA Theresiana yang hasil belajarnya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Analisis materi dilakukan untuk menganalisis materi-materi yang sulit dipahami siswa dan dapat menjadi fokus penelitian dalam pengembangan media dan didapatkan beberapa materi yang sulit dipahami siswa salah satunya materi pada semester II yaitu materi pedosfer. Analisis tugas dilihat berdasarkan materi pedosfer dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat di dalam silabus kelas X, dan (3) Analisis spesifikasi tujuan pembelajaran dilihat pada RPP dan Silabus pelajaran geografi kelas X pada semester II yang biasanya guru gunakan. Untuk mengetahui informasi terkait permasalahan yang ada, peneliti melakukan wawancara dan diskusi dengan guru geografi kelas X di SMA Theresiana Salatiga. Hasil wawancara dan diskusi tentang kondisi secara umum siswa kelas X akan dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan pengembangan media pembelajaran. Tahapan perancangan (design), meliputi (1) pemilihan media disesuaikan dengan tahapan pendefinisian dan menyesuaikan dengan sarana yang tersedia di SMA Theresiana, (2) pemilihan format, format isi dipilih dalam mendesain media visualisasi dengan menyesuaikan kompetensi dasar, indikator pembelajaran geografi, dan didalam media yang di kembangkan memuat materi yang berupa gambar, dan visualisasi lahan kelas tanah yang dibuat dengan tujuan agar peserta didik aktif, bersemangat, dan termotivasi pada proses pembelajaran sehingga dapat memberikan hasil belajar yang maksimal, dan (3) Perancangan awal, pada tahapan ini peneliti melakukan pemilihan media yang sesuai, pertama-tama berdiskusi dengan guru terkait indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang bisa dilihat melalui silabus, dan setelah itu peneliti berdiskusi dengan dosen dalam pemilihan media, isi media, dan perancangan awal. Media yang dipilih dalam penelitian ini adalah, produk berupa perangkat lunak sistem informasi geografis yang dikembangkan menjadi sebuah media pembelajaran berbasis visualisasi pengelompokan lahan kelas tanah, beserta materi tentang tanah. Tampilan hasil desain media pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Gambar 2, 3, 4, 5, merupakan tampilan awal dari desain beserta isi materi dan gambar 6, 7, dan 8 merupakan desain visualisasi lahan tanah yang di kelompokan, berikut ini merupakan tampilan hasil desain media pembelajaran berbasis visualisasi pengelompokan lahan kelas tanah, beserta penjelasan masing-masing gambar dan tampilan gambar-gambar 14 desain media ini merupakan tampilan akhir setelah di lakukan penilaian kelayakan media oleh masing-masing validator sehingga dapat dinyatakan layak digunakan untuk uji coba media. Gambar 2. Tampilan Awal Media Pembelajaran Tampilan awal media media pembelajaran ini, berisikan dua tombol button yaitu, Tombol Stop dan Tombol Mulai. Tombol Stop mengarahkan kita untuk Stop dan keluar dari media sedangkan Tombol Mulai untuk memulai tampilan utama yang berisikan indikator dan tujuan pembelajaran. Gambar 3. Tampilan Tujuan Pembelajaran Setelah melewati tampilan awal, masuk dalam tampilan kedua ini yang berisi nama materi yang akan diberikan, dan tujuan dari pembelajaran yang di harapkan. Tampilan ini berisikan 3 tombol yaitu: tombol kembali yang bertujuan untuk kembali pada tampilan awal, tombol materi jika di klik masuk dalam materi yang akan di ajarkan, dan tombol visualisasi lahan jika di klik akan masuk pada tampilan visualisasi lahan tanah. Gambar 4. Materi Terbentuknya Tanah Gambar 4, merupakan tampilan isi materi terbentuknya tanah yang ada dalam media. Materi ini sebagai pelengkap penjelasan pengelompokan lahan kelas tanah yang terdiri atas 15 gambar dan penjelasan. Pada tampilan ini terdapat 2 tombol, tombol kembali yaitu tombol untuk kembali pada tampilan sebelumnya dan tombol faktor pembentukan tanah yang nantinya jika di klik akan masuk pada materi faktor pembentukan tanah. Gambar 5. Materi Sifat Fisik Tanah Gambar 5 menunjukan tampilan materi cici-ciri tanah yang terdiri atas materi sifat fisik tanah, sifat kimia tanag, sifat biologi tanah dan jenis-jenis tanah. Tampilan gambar di atas ini mewakili beberapa materi di dalamnya yang sudah di desain dalam media pembelajaran. Materi-materi ini di berikan untuk mengarahkan siswa memahami proses terbentuknya tanah dan ciri-ciri tanah itu sendiri. Gambar 6. Pengelompokan Lahan Tanah ke dalam VIII kelas Tampilan pada gambar 6, merupakan tampilan pengelompokan tanah kedalam VIII kelas secara keseluruhan, sehingga untuk lebih memperjelas kelas-kelas sesuai dengan kegunaannya, di bagi kedalam 2 contoh visualisasi lahan yang cocok untuk pertanian, dan yang tidak cocok untuk pertanian seperti pada gambar 7 dan 8. Desain gambar 6 ini merupakan desain yang telah dilakukan beberapa kali dilakukan perbaikan untuk memperjelas materi sehingga di tambahkan gambar 7 dan 8, agar siswa lebih memahami materi. 16 Gambar 7. Desain Visualisasi Kelas Tanah Untuk Pertanian Gambar 7 menunjukan hasil desain penjelasan visualisasi kelas lahan tanah dan diberikan warna hijau untuk menjelaskan bahwa dalam pengelompokan lahan kelas I, II, III dan IV merupakan lahan yang cocok di jadikan untuk pertanian karena, memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi dan tingkat erosi dan kemiringan lereng yang rendah bahkan tidak ada. Gambar 8. Desain Visualisasi Kelas Tanah Bukan Untuk Pertanian Gambar 8, merupakan tampilan desain visualisasi lahan kelas tanah yang di berikan warna coklat untuk menjelaskan bahwa lahan tanah ini tidak cocok untuk pertanian karena memiliki tingkat erosi dan kemiringan lereng yang tinggi. Visualisasi ini menunjukan kelas lahan tanah V, VI, VII, dan VIII beserta penjelasan bahwa lahan tanah ini lebih cocok untuk hutan, wisata cagar alam dan suplai air. Tahapan pengembangan (develop) meliputi, (1) Analisis isi media berupa, validasi media yang dilakukan oleh ahli media yang kemudian di revisi. Peneliti melakukan beberapa revisi sampai media yang di buat dinyatakan sudah benar, sesuai dan dapat digunakan seperti yang ditunjukan pada gambar 3, 4, 5, 6, 7, 8 merupakan hasil dari beberapa kali revisi agar media layak untuk digunakan. Penilaian media yang digunakan dinilai melalui diskusi dengan dosen pembimbing untuk melihat desain media jika belum sesuai atau masih kurang lengkap direvisi, dan terkait materi pembelajaran yang di pakai, koreksi di lakukan oleh guru mata pelajaran geografi. 17 Tahapan terakhir adalah tahapan penyebaran (disseminate). Pada tahapan ini peneliti melakukan kegiatan penyebaran berupa uji coba yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menerapkan penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar secara langsung dalam kelas, sehingga dapat mengetahui bagaimana media yang dibuat apakah sudah sesuai dan dapat dikatakan efektif sebagai media pembelajaran. Untuk melakukan pengukuran digunakan kuesioner penerapan media untuk mengetahui hasil penggunaan media yang di kembangkan menjadi media pembelajaran dan tes diberikan untuk mengukur hasil belajar siswa, apakah dengan menggunakan media ini dalam pembelajaran siswa dapat memahami penjelasan materi yang diberikan. Pelaksanaan uji coba pada tahapan penyebaran ini hanya dilakukan satu kali uji coba. Uji coba dilakukan sesuai jam pelajaran geografi pada kelas X dengan menerapkan penggunaan media pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016, dengan waktu pembelajaran 90 menit (2 x 45 menit). Proses pembelajaran dimulai pada pukul 07. 15 WIB dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama, guru perkenalan kepada siswa terkait penelitian yang di lakukan dan sebelum masuk pada penjelasan materi, guru membagikan soal pretes untuk di kerjakan sebelum penjelasan materi, agar dapat mengetahui hasil dan pemahaman. Tahapan kedua, perkenalan terhadap media pembelajaran yang digunakan, penjelasan materi utama dengan menggunakan media pembelajaran yang sudah didesain, yang sudah berisikan materi dan visualisasi dari pengelompokan lahan kelas tanah kedalam delapan kelas yang terbagi menjadi lahan kelas yang layak untuk pertanian dan lahan kelas yang tidak layak untuk pertanian. Tahapan ketiga, pemberian postes setelah diberikan materi untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa setelah di berikan materi dengan menggunakan media. Tahapan terakhir, setelah semua kegiatan pembelajaran telah selesai guru membagikan kuesioner, agar siswa dapat menilai bagaimana uji coba penerapan media yang telah dilakukan. Melalui uji coba media dalam tahapan penyebaran kemudian dianalisis dan mendapatkan hasil belajar dari tes awal (pretest), tes akhir (postest) dan hasil presentase pengisian kuesioner setelah menerapkan media. Proses belajar mengajar dengan melakukan uji coba menerapkan media visualisasi pada kelas X dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang yang menunjukan adanya peningkatan pada hasil belajar yang ditunjukan dengan hasil rata-rata pretes yang tadinya, 39,17 meningkat menjadi 80,00 pada hasil rata-rata posttest. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Kelas X Jenis Tes Jumlah Siswa Tidak Tuntas 11 Rata-rata Pretes Jumlah Siswa Tuntas 1 39. 17 Presentase Ketuntasan 8% Postest 11 1 Keterangan Belum Tercapai 80,00 75% Tercapai Untuk menentukan hasil belajar siswa sudah tercapai atau belum digunakan kriteria ketuntasan minimal pembelajaran geografi yang digunakan di SMA Theresiana yaitu batas nilai ≥70 dinyatakan tercapai, ≤ 70 belum tercapai. Pada tabel 1, perhitungan ketuntasan pretes 8% dan postes 75% yang di dapatkan dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas di bagi dengan jumlah siswa yang mengikuti tes dan di kali seratus persen. Melalui hasil presentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil posttes lebih tinggi dari pretes maka, uji coba media visualisasi lahan kelas tanah dalam pembelajaran geografi dapat dikatakan efektif, karena dapat mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan dengan ditunjukan meningkatnya hasil belajar. 18 Kuesioner dalam uji coba media berisikan 18 pertanyaan dengan indikator yang telah di tentukan seperti pada tabel 1. Pilihan jawaban 5, dengan skor tertinggi (ideal) adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Semakin tinggi skor menunjukan bahwa media yang diuji cobakan sudah layak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan jika semakin rendah skor menunjukan bahwa, media yang telah di buat harus di revisi agar lebih baik. Skor ideal untuk penerapan media = 5 x 18 x 12 =1080 (5 = skor tertinggi, 18 butir jumlah pertanyaan dan 12 jumlah responden) [15]. Tabel 2. Data Hasil Penerapan Media Pembelajaran Sehingga berdasarkan tabel tersebut, dapat dinyatakan bahwa tanggapan siswa (responden) dalam uji coba media pembelajaran untuk melihat pengaruh dari pengembangan media pembelajaran yang telah di terapkan maka, dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut. Berdasarkan data yang terkumpul (tabel. 2) setelah dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor untuk indikator penerapan media pembelajaran yang diperoleh melalui pengumpulan data = 907. Dengan demikian untuk hasil uji coba penerapan media yang telah di kembangkan sebagai media pembelajaran yang di tampilkan = 907:1080 = 0.84 atau 84% dari yang diharapkan atau nilai dari 84 untuk skor 100 [15]. Melalui kuesioner yang diberikan terdapat 4 indikator (tabel 1), maka dapat juga dilakukan perhitungan berdasarkan 4 indikator tersebut sehingga dapat diketahui hasil masingmasing indikator menurut persepsi siswa (responden). Untuk itu dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut, (1) Indikator penerapan media pembelajaran tentang “Efektivitas Isi Media” ada 4 pertanyaan yaitu nomor 1, 2, 4, 5. Jumlah nilai untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (tabel 2 bagian bawah) 52 + 52 + 52 + 55 = 211. Skor tertinggi = 5 x 4 x 12 = 240. Jadi untuk indikator efektivitas isi media dalam penerapan media pembelajaran = 211:240 = 0.88 atau 88% dari yang di harapkan, (2) Indikator penerapan media pembelajaran tentang “Rasa senang dan tertarik belajar dengan media pembelajaran” ada 5 pertanyaan yaitu nomor 3, 6, 7, 10, 18. Jumlah nilai untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (tabel 2 bagian bawah) 50 + 48 + 48 + 49 + 50 = 245. Skor tertinggi = 5 x 5 x 12 = 240. Jadi untuk indikator rasa senang dan tertarik belajar 19 dengan media dalam penerapan media pembelajaran = 245:300 = 0.82 atau 82%, (3) Indikator penerapan media pembelajaran tentang “Perhatian saat belajar” ada 3 pertanyaan yaitu nomor 9, 11, 15. Jumlah nilai untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (tabel 2 bagian bawah) 51 + 50 + 51 = 152. Skor tertinggi = 5 x 3 x 12 = 180. Jadi untuk indikator perhatian saat belajar dalam penerapan media pembelajaran = 152:180 = 0.84 atau 84%, (4) Indikator penerapan media pembelajaran tentang “Rasa Ingin tahu dan kemauan untuk belajar dengan menggunakan media” ada 6 pertanyaan yaitu nomor 8, 12, 13, 14, 16, 17. Jumlah nilai untuk pertanyaanpertanyaan tersebut (tabel 2 bagian bawah) 46 + 44 + 53 + 54 + 52 + 50 = 299. Skor tertinggi = 5 x 6 x 12 = 360. Jadi untuk indikator perhatian ini dalam penerapan media pembelajaran = 299:360 = 0.83 atau 83% [15]. Berdasarkan hasil pada tabel 2 menunjukan bahwa dari hasil penelitian dengan uji coba penerapan media pada tahapan penyebaran di dapatkan tanggapan siswa dengan presentase 84 % atau nilai 84 dari skor 100, dan melalui perhitungan masing-masing indikator dari nilai tertinggi 88%, 84%, 83%, 82% dapat di jelaskan bahwa media yang terapkan sudah sangat efektif sehingga di tunjukan dengan tercapainya tujuan pembelajaran dan telah menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. 5. Kesimpulan dan Saran Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis visualisasi dalam pembelajaran geografi untuk materi pedosfer tentang pengelompokan lahan kelas tanah pada kelas X di SMA Theresiana dapat diambil kesimpulan sebagi berikut: Pengembangan produk media yang dibuat berupa, media pembelajaran berbasis visualisasi dalam pembelajaran geografi untuk materi pedosfer tentang pengelompokan lahan kelas tanah pada kelas X di SMA Theresiana telah di uji cobakan dengan menerapkan secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan memberikan hasil yang efektif. Respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis visualisasi dalam pembelajaran geografi, untuk materi pedosfer tentang pengelompokan lahan kelas tanah pada kelas X di SMA Theresiana ditunjukan berdasarkan hasil analisis di dapatkan berupa, hasil belajar yang ditunjukan dengan peningkatan hasil belajar dari hasil rata-rata pretest 30,17 meningkat menjadi 80,00 pada hasil rata-rata pretest dan melalui perhitungan hasil kesioner terkait indikator yang telah di tentukan menunjukan hasil presentase tertinggi dengan pandangan siswa dari keseluruhan indikator yang ingin di capai yaitu 84% dari 100% Berdasarkan kesimpulan, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: Media pembelajaran berbasis visualisasi dalam pembelajaran geografi untuk materi pedosfer tentang pengelompokan lahan kelas tanah pada kelas X di SMA Theresiana, jika dalam penelitian ini hanya digunakan oleh guru dalam penyampaian materi, maka untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan oleh siswa agar secara langsung siswa dapat menggunakan media tersebut. Kalau pada penelitian ini pada tahapan penyebaran hanya dilakukan pada satu sekolah saja dengan satu kali uji coba penerapan pada kelas X saja maka, pada penelitian selanjutnya dapat diuji cobakan beberapa kali ke sekolah-sekolah dengan subjek yang berbeda-beda. 20 6. Daftar Pustaka [1] [2] [3] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] Darmawan, D. (2012) Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Musfikon, HM. (2012) Pengembangan Media Dan Sumber Belajar, Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya Mulyono, Bambang N., dan Suhandini, P. (2007) Kompetensi Dasar Gografi 1, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. [4] Prahasta, E. (2004) Sistem Informasi Geografis Arcview Lanjut, Bandung: Informatika. Prahasta, E. (2004) Sistem Informasi Geografis, Bandung: Informatika. Sefle, L., Pakasi, S. E., Kamagi, Y. E., & Kawulusan, R. (2013, January). Klasifikasi Kemampuan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. In Cocos (Vol. 2, No. 4). Tersedia: https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=Klasifikasi+Kemampuan+Lahan+denga n+menggunakan+Sistem+Informasi+Geografis+di+Kecamatan+Lolak+Kabupaten+B olaang+Mongondow&btnG. Diakses tanggal 24 Februari 2016. DI, S. U. P. L. P. (2010). Pemetaan dan Analisa Sebaran Sekolah untuk Peningkatan Layanan Pendidikan di Kabupaten Kediri dengan GIS. Tersedia: https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=Pemetaan+dan+Analisa+Sebaran+Sekol ah+Untuk+Peningkatan+Layanan+Pendidikan+di+Kabupaten+Kediri.+++++&btnG. Diakses tanggal 26 Januari 2016 Yunianti, D. D., Rintayati, P., & Sarwono, S. (2015). Aplikasi Model Quantum Learning Disertai Media Flash Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Materi Pedosfer Pada Siswa Kelas Xa Semester Genap SMA Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Geoeco, 1(1). Tersedia: https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=Aplikasi+Model+Quantum+Learning+d i+Sertai+Media+Flash+Untuk+Meningkatkan+Motivasi+dan+hasil+Belajar+Materi+ Pedosfer+Pada+Siswa+Kelas+XA+Semester+Genap+SMA+N+5+Magelang+tahun+ ajaran+2013%2F2014&btnG. Diakses tanggal 26 Januari 2016. Olii, S. V., Paramata, Y., & Ntobuo, N. E. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Group Investigation Diintegrasikan Dengan Metode Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Geografi Materi Pedosfer Di SMA Negeri I Limboto. Kim Fakultas Matematika Dan IPA, 2(1). Tersedia: https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=Pengaruh+Penerapan+Model+Pembelaj aran+Cooperative+Learning+Tipe+Group+Investigation+Di+integrasikan+dengan+M etode+Make+A+Match+Terhadap+Hasil+Belajar+Siswa+Pada+Pembelajaran+Geogr afi+Materi+Pedosfer+di+SMA+N+1+Limboto.++++&btnG. Diakses tanggal 24 Februari 2016 Liana, L. (2009). Penggunaan MRA dengan Spss untuk menguji pengaruh variabel Moderating terhadap hubungan antara variabel Independen dan variabel Dependen. Dinamik-Jurnal Teknologi Informasi, 14(2). Tersedia: http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/viewFile/95/90. Diakses tanggal 26 Februari 2016. Rinawan, S. Y. (2014). Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw Berbasis Wifi Ad Hoc dalam Pembelajaran Sistem Basis Data Kelas XI Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak . Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, (Vol.11. No. 2) Agustus 2014. Tersedia: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/5129. Diakses tanggal 6 April 2016 Rahman, Muhamad S.K., dan Wijayanti, T. (2013) Geografi, Sidoarjo: PT Masmedia Buana Pustaka Nazir, M. (1983) Metode Penelitian, Jakarta Timur: Balai Aksara. 21 [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] Arifin, Z. (2012) Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi, Bandung: Alfabeta Adhywiarta. L. (2011) Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Matematika Berbantuan Komputer Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Matematika. Skripsi Thesis, Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6383. Diakses tanggal 17 April 2016. Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, Jogjakarta: Mitra Cendikia Press Tjo, E. (2012) Motivasi Dalam Pendidikan, Jakarta Utara: PT Indeks. Indriana, D. (2011) Ragam Alat bantu Media Pembelajaran, Jogjakarta: DIVA Press Suseno, P. U., Ismail, Y., & Ismail, S. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Interactive Video Berbasis Multimedia Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Sub Materi Segiempat Di Kelas Vii Smp (Suatu Penelitian Di Smp Negeri 3 Gorontalo). Kim Fakultas Matematika Dan Ipa, 1(1). Tersedia: http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/view/3350. Diakses tanggal 23 April 2016. 22