GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KONTRASEPSI INTRA UTERIN DEVISE POST PLASENTA Mariza Ulfah dan Rizka Fatmawati Akbid PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Tegalsari RT 06 RW III Kadipiro Banjarsari Surakarta Abstrak: Latar belakang Salah satu program untuk menurunkan AKI dan menekan angka pertumbuhan penduduk yaitu melalui program Keluarga Berencana (KB). Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok pembangunan keluarga sejahtera telah dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat sendiri. Salah satunya dengan mensosialisasikan metode kontrasepsi terkini yaitu IUD Post plasenta oleh BKKBN. Metode IUD Post plasenta mempunyai keuntungan tersendiri, selain pemasangan lebih efektif karena dilakukan setelah plasenta lahir serta sekaligus mengurangi angka kesakitan ibu. Tujuan untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil tentang kontrasepsi IUD Post plasenta di Desa Pengging Banyudono Boyolali. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini menggunakan variabel tunggal dengan jumlah sampel 30 ibu akseptor KB IUD post plasenta. Waktu penelitian telah dilaksanakan bulan 1 Juni 2012 sampai 27 Juni 2007 untuk mendapatkan data tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi intra uterin device post plasenta . Analisis data secara deskriptif terhadap variabel tingkat pengetahuan kontrasepsi IUD post plasenta yang diteliti. Kesimpulan tingkat pengetahuan pemasangan IUD kategori cukup ada 15 ibu hamil (50 %), baik ada 9 ibu hamil (30 %) dan kurang ada 6 ibu hamil (20 %). Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, kontrasepsi IUD post placenta OVERVIEW OF KNOWLEDGE LEVEL OF PREGNANT WOMEN CONTRACEPTION INTRA UTERINE DEVISE POST PLACENTA Abstract: Background One of the programs to reduce maternal mortality and suppress the population growth through family planning program (KB). Various efforts in the field of motion planning as one of the main activities of the family welfare have been undertaken by the government, private sector, and communities themselves. One way to disseminate current contraceptive method is IUD Post placenta by BKKBN. Post placental IUD method has its own benefits, in addition to the installation of more effective because it is done after the placenta was born and simultaneously reducing maternal morbidity. Order to determine knowledge about contraceptive IUD Maternal placental Village Post Pengging Banyudono Boyolali. The method of research used descriptive study with cross sectional approach. In this study, using a single variable with a sample of 30 mothers post IUD acceptors KB placenta. When the study was conducted in June 1, 2012 through June 27, 2007 to obtain data about the level of knowledge of maternal intra uterine contraceptive device placenta post. Analysis of descriptive data on the variable rate contraceptive knowledge post-placental IUD studied. Conclusion The level of knowledge sufficient IUD insertion category there were 15 pregnant women (50%), well there are nine pregnant women (30%) and less there were 6 pregnant women (20%). Keywords: Level of knowledge, contraceptive IUD placenta post PENDAHULUAN Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri seperti tercantum dalam Rangka Pembangunan Jangka Panjang (RPJM) tahun 2004-2009 adalah Meningkatkan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD (Intra Uterine Device), implant (susuk) dan sterilisasi. Intra Uterine Device merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan kehamilan. Kegunaan pemakaian IUD yaitu hanya memerlukan satu kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relative murah, aman karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar keseluruh tubuh, tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas. (BKKBN, 2009, 5 Februari 2012) Menurut Survay Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, bahwa kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntik (31,8%), pil (13,2%), AKDR (4,9%), MOW (3%), kondom (1,3%) dan MOP (0,2%). Dapat dilihat bahwa presentase peserta KB MKJP masih tergolong rendah yang berarti pencapain target program dan kenyataan dilapangan masih berjarak lebar. Bahwa prevalensi peserta AKDR menurun selama 20 tahun terakhir, dari 13% pada tahun 1991 menjadi 5% pada tahun 2007 (BPS, 2009, 5 Februari 2012). Dapat dilihat bahwa persentase peserta KB MKJP masih tergolong rendah yang berarti pencapaian target progam dan kenyataan dilapangan masih berjarak lebar. Bahwa prevelensi peserta AKDR menurun selama 20 tahun terakhir, dari 13% pada tahun 1991 menjadi 5% pada tahun 2007. (BPS, 2009, 5 Februari 2012) Berbagai usaha dibidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok pembangunan keluarga sejahtera telah dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat sendiri. Salah satunya dengan mensosialisasikan metode kontrasepsi terkini yaitu IUD Post plasenta oleh BKKBN. Metode IUD Post plasenta mempunyai keuntungan tersendiri, selain pemasangan lebih efektif karena dilakukan setelah plasenta lahir serta sekaligus mengurangi angka kesakitan ibu. Pada hasil expert meeting tahun 2009 dikatakan bahwa penggunaan IUD post plasenta dan post abortus perlu terus digalakkan karena sangat efektif, mengingat angka kelahiran rata-rata 4.000.000 per tahun. (BKKBN, 2010) Hasil studi pendahuluan dengan teknik wawancara di Puskesmas Banyudono pada hari Sabtu, 21 April 2012 menyatakan bahwa jumlah ibu hamil yang berada di wilayah Banyudono 30 orang sedangkan jumlah seluruh aseptor KB sebanyak 1.067 orang diantaranya 625 suntik, 276 pil, 86 IUD, 2 Kondom, 12 MOW, dan 24 Implant. Diwilayah Banyudono saat ini dicanangkan program Jampersal (Jaminan Persalinan Normal) dimana program ini memiliki ketentuan yaitu peserta jampersal harus ber-KB setelah persalinan. Cara ber-KB setelah persalinan ada 2 yaitu IUD post plasenta dan MOW tetapi untuk MOW memiliki syarat dan ketentuan yang berlaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan Ibu Hamil tentang kontrasepsi IUD Post plasenta. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini berupa penelitian deskriptif, Populasinya seluruh ibu hamil di desa Pengging Banyudono Boyolali berjumlah 30 orang, menggunakan teknik total sampling. Instrumen berupa kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi KB IUD post plasenta yang terdiri atas pengertian KB IUD post plasenta, jenis-jenis KB, cara pemasangan, kelebihan dan kelemahan, serta indikasi dan kontraindikasi. dari ibu hamil yang pernah melahirkan. Skala pengukuran pengetahuan pemasangan KB IUD post plasenta menggunakan skala Guttman. Uji validitas dan reliabilitas kuisenior pengetahuan dilakukan di Puskesmas Teras, Boyolali dengan mengambil 20 responden ibu hamil. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN DAN Hasil Penelitian Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu berdasarkan Umur Umur Ibu f < 20 tahun 6 20 – 35 tahun 21 > 35 tahun 3 Jumlah 30 % 20 70 10 100 Dari tabel 1. terlihat bahwa dari 30 responden ibu, umur terbanyak pada posisi antara 20 sampai 35 tahun sebanyak 21 orang (70 %), sedangkan < 20 tahun ada 6 (20 %) dan > 35 tahun masing-masing 3 orang (10 %). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ibu berdasarkan Agama Agama Ibu f % Islam 25 83,3 Kristen 3 10 Katolik 2 6,7 Hindu 0 0 Budha 0 0 Total 30 100 Dari data Tabel 2. di atas terlihat bahwa dari 30 responden ibu, agama terbanyak yang dianut adalah Islam sebanyak 25 orang (83,3%), sedangkan agama Kristen sebanyak 3 orang (10%), dan agama Katolik ada 2 orang (6,7%), sedangkan agama Budha dan Hindu tidak ada. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ibu berdasarkan Pendidikan Umur Ibu f SD 15 SMP 8 SMA 4 Diploma/Sarjana 3 Total 30 % 50 26,7 13,3 10 100 Dari data Tabel 3 di atas terlihat bahwa dari 30 responden ibu, pendidikan ibu terbanyak yaitu SD sebanyak 15 orang (50%), sedangkan SMP 8 orang (26,7%), SMA sebanyak 4 orang (13,3%), dan Diploma/Sarjana ada 3 orang (10%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi IUD post plasenta Pengetahuan tentang f % pemasangan IUD Baik 9 30 Cukup 15 50 Kurang 6 20 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan kontrasepsi IUD kategori cukup ada 15 ibu (50 %), baik ada 9 ibu (30 %) dan kurang ada 6 ibu (20 %). Pembahasan Pada topik penelitian umur ibu (responden), umur terbanyak pada posisi antara 20 sampai 35 tahun sebanyak 21 orang (70 %), sedangkan < 20 tahun ada 6 (20 %) dan > 35 tahun masing-masing 3 orang (10 %). Hal ini menunjukkan bahwa di desa Pengging terdapat banyak usia reproduksi dan kesehatan reproduksi di wilayah ini baik . Berdasarkan tabel 4.5 pada topik agama, agama terbanyak yang dianut adalah Islam sebanyak 25 orang (83,3%), sedangkan agama Kristen sebanyak 3 orang (10%), dan agama Katolik ada 2 orang (6,7%), sedangkan agama Budha dan Hindu tidak ada. Hal ini karena di Indonesia mayoritas penduduknya beragama islam. Topik pendidikan ibu, pendidikan terbanyak yaitu SD sebanyak 15 orang (50%), sedangkan SMP 8 orang (26,7%), SMA sebanyak 4 orang (13,3%), dan Diploma/Sarjana ada 3 orang (10%). Hal ini karena di wilayah desa Pengging pendidikannya masih rendah dan pemilihan lokasi penelitian ini tepat karena dapat menambah pengetahuan ibu tentang kontasepsi IUD post plasenta dan membantu dalam memilih ber-KB. Pada tingkat pengetahuan kontrasepsi IUD post plasenta kategori cukup ada 15 ibu (50 %), baik ada 9 ibu (30 %) dan kurang ada 6 ibu (20 %) Pengetahuan kontrasepsi IUD post plasenta pada umumnya kebanyakan pada kategori cukup. Dalam pembahasan ini perlu diketahui dahulu tentang pengertian pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek untuk mencapai pengetahuan. Hal tersebut dapat diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003 : h 34) Dilihat dari definisi di atas maka dapat diketahui inti dari pengetahuan di dapat dari pengindraan terhadap obyek tertentu. Apabila pengetahuan dalam hal ini kebanyakan masih pada kategori cukup artinya pengindraan yang dilakukan terhadap obyek tertentu yang dalam hal ini adalah pemasangan IUD belum maksimal. Padahal pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak. Pengetahuan biasa disebut juga knowledge of the man in the street atau ordinary knowledge atau cmmon sense knowlwdge. Pengetahuan ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif. Artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal. Dengan demikian pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar sejauh sarana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan. (Nasir, 2011 : h 48). Pengetahuan yang mendasari perilaku inilah yang menjadikan pengetahuan sangat penting bagi manusia, seperti halnya dalam mengetahui akan alat kontrasepsi yang akan atau sedang dipakai saat ini yaitu disini IUD. Dengan pengetahuan maka ibu bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kontrasepsi IUD post plasenta dan juga kontrasepsi IUD post plasentaitu sendiri guna memantapkan perilaku yaitu disini pemilihan IUD, dan pemakaian IUD itu sendiri. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan responden dengan tingkat pengetahuan kontrasepsi IUD post plasenta kategori cukup ada 15 ibu (50%), baik ada 9 ibu (30%) dan kurang ada 6 ibu (20%). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: RINEKA CIPTA. Handayani S. 2010. Keluarga Berencana & Kontrasepsi. Jogjakarta : Pustaka sinar Harapan. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika. Hyre, A. 2003. Asuhan Atenatal. Jakarta : Pusdiknakes-WHO HPIEGO . Manuaba. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Pinem Saroha.2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media. Prawirohardjo. S, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Rustam, M. 2004. Jakarta : EGC. Sinopsis Obstetri. Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia Saryono, Setiawan Ari. 2011. Metodelogi Penelitian Kebidanan. Jogjakarta : Nusa Medika. Setiawan. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, Dan S2.Yogyakarta: Nuha Medika. Sijiyatini, Arum. 2009. Panduan Lengkap Pelaayanan KB Terkini. Jogjakarta : mitra Cendikia Press. Siswosudarmo R, Emilia O. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press Sugiyono.2010. Statistik untuk Penenlitian. Bandung :Alfbeta. Sulistyaningsih. 2011. Metodelogi Penelitian Kebidanan. Jogjakarta : Graha Ilmu. Sumantri. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana Prenanda Media group. Sunarsih Tri, Dewi. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Suyanto. 2008. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. BKKBN. 2009. Ilmu Kebidanan dan KB, http://www.bkkbn.go.id, 5 Februari 2012 jam 11.00 WIB BPS. 2009. IUD Post Plasenta sebagai Solusi berKB, http://www.bkkbn.go.id, 5 Februari 2012 jam 11.00 WIB Depkes RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Program KB Mandiri Dan Masyarakat, http://www.bkkbn.go.id, 5 Februari 2012 jam 11.00 WIB