NENG DESY MARIAH-FDK

advertisement
PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM
“DOA YANG MENGANCAM”
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.I)
Oleh:
Neng Desy Mariah
NIM. 105051001867
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM
“DOA YANG MENGANCAM:”
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Neng Desy Mariah
NIM. 105051001867
Di Bawah Bimbingan
Prof. Dr.H. Murodi, MA
NIP. 196407051992031 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI
TERHADAP FILM DOA YANG MENGANCAM telah diujikan dalam sidang
munaqasah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 14 September 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I) pada
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 14 Sepetember 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Wahidin Saputra. MA
NIP. 19700903 1996031001
Mualimin Ibrahim, S. Pd. I
NIP. 19630315 1985037006
Penguji I
Penguji II
Dr. H. Arief Subhan, MA
NIP. 19960110 1993031004
Umi Musyarofah, MA
NIP. 19710816 1997030202
Pembimbing
Prof. Dr. H. Murodi, MA
NIP. 19640705 1992031001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya studi saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesyai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang,
14
September
2009
Penulis
ABSTRAK
Neng Desy Mariah
Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam
Media massa sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi,
membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang ekonomi, politik, agama,
sosial budaya, kemasyarakatan dan lain-lain. Salah satu jenis media massa yang
cukup efektif adalah film. Film yang disajikan di bioskop atau televisi dapat
menimbulkan berbagai macam persepsi dari orang yang menyaksikannya.
Misalnya pada film yang bernuansa religi, ada yang mempersepsinya sebagai
tayangan yang baik yang mempunyai nilai-nilai moral yang positif. Namun ada
pula yang menilainya sebagai suatu hal yang dianggap mistis dan dapat merusak
akidah.
Bagaimana persepsi siswa-siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap isi pesan Film
Religi “Doa Yang Mengancam” dan apa pesan yang didapat oleh siswa setelah
menyaksikan film “Doa Yang Mengancam” ini.
Film religi dianggap dapat menjadi media yang cukup efektif dalam
mengajarkan nilai-nilai moral positif dan mengajak khalayak pada jalan
kebenaran. Alasan pengambilan film yang berjudul “Doa Yang Mengancam”
sebagai objek karena peneliti menilai film ini tidak disuguhi unsur-unsur mistik
yang dapat merusak keimanan seseorang, justru disini ada pesan-pesan
keagamaan yang mengajarkan kita tentang perlunya berserah diri pada Allah Swt.
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti
persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses
komunikasi. Persepsi yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada tiga
aspek, yakni faktor yang menarik perhatian siswa, sikap siswa, dan interpretasi
siswa terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”.
Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi siswa
terhadap film ini, penulis juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa
siswa. Tekhnik wawancara ini merupakan bagian dari metode kualitatif.
Persepsi siswa terhadap film ini terbagi menjadi tiga aspek. Mengenai
perasaan mereka setelah menonton film ”Doa Yang Mengancam”, siswa mengaku
sangat sedih dan terharu dengan jalan kehidupan yang dilalui oleh Madrim dan
berbagai kesulitan yang dia hadapi. Lalu hal yang dianggap paling menarik dalam
film ini adalah ketika Madrim mendapatkan indra ke-6 nya. Sedangkan mengenai
pendapat siswa jika mereka berada dalam posisi Madrim, mereka berpendapat
bahwa sebaiknya kita tetap berusaha yang disertai doa yang ikhlas. Dan mengenai
pesan yang didapat para siswa setelah menonton film ini diantaranya adalah
bahwa film ini mengandung pesan-pesan mengenai keikhlasan, menerima apa
yang diberikan allah dan menyakininya bahwa itu yang terbaik untuk kita.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmairirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdullilahi robbil’ alamin, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat
Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW., sebagai suri tauladan kita menuju jalan
yang diridhoi-Nya. Yaitu sebagai Nabi dan Rasul yang telah membimbing
umatnya kejalan yang benar.
Dengan Rahmat dan Ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan judul: “Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap
Film Doa Yang Mengancam”, sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana di
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas
dari dukungan beberapa pihak, baik berupa material maupun moril, berupa saransaran, informasi, bimbingan dan sebagainya. Dalam menyusun skripsi ini penulis
banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. H. Hamdan Hafziri dan Hj. Imas Masitoh, kedua orangtuaku yang dengan
semua kasih sayang dan tanggung jawabnya rela berkorban jiwa raga dan
memberikan yang terbaik demi kesuksesan putra putrinya. Kakak-
kakakku, Teh Ai Lia, Aa Ncep Z. Fauzi, kang Yadi dan keponakanku,
Lulu, Nessa dan Nauval yang selalu menghadirkan suasana ceria di rumah.
Serta keluarga besar yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu namun
tidak mengurangi rasa terima kasih untuk segala kebaikannya.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Prof. Dr. H. Murodi, MA., selaku Dosen Pembimbing yang telah
mengorbankan waktu dan pikirannya untuk membantu dalam penulisan
dan penyelesaian skripsi ini.
4. Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
5. Ibunda Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan
sebagian ilmu dan bimbingan selama penulis berada dalam masa perkuliahan,
dan semoga semua ilmu tersebut bermanfaat bagi penulis, amin.
7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi, yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis.
8. Drs. Hidayat, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukaresmi
9. Seluruh Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi, yang telah banyak
membantu dan meluangkan waktu serta mau bekerjasama dengan penulis,
khususnya dalam penyebaran angket dan wawancara.
10. Mas Hanung Bramantyo yang telah meluangkan waktu untuk wawancara
dengan penulis.
11. Mbak Ina, sekretaris Dapur film.
12. Yang selalu memberikan support yang sangat berarti bagi penulis, Haris
Syahrostani. Wish all the best for our disha.
13. Sahabat-sahabatku, Fauzia Farahdillah, Lely Rohimah, Mutmainah Hijri,
Islahul Ummah, Rosalina. Terima kasih atas waktu dan dukungannya.
Semoga persahabatan ini tidak berakhir sampai disini.
14. Tety Jamilah, S.Pd.I., dan Didi Ahmadi, S.Fil.I kakak-kakakku yang selalu
memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
15. Kawan-kawan KPI A 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Sukses untuk kawan-kawan.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih dari penulis. Semoga Allah
SWT., membalas jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dengan
balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai hasil yang sempurna
dan masih banyak kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Alhamdulillahi robbil ‘alamin.
Tangerang, September 2009
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ……..…………………………………………………… i
ABSTRAK ………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… .vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………………….
7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………………………….. 8
D. Metodologi Penelitian ………………………………………………. 8
1. Metode Penelitian ………………………………………………...
8
2. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………….. 9
3. Tempat Penelitian ……………………………………………….
10
4. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... 10
5. Teknik Analisis Data …………………………………………… 10
E. Sistematika Penulisan ……………………………………………… 11
BAB II KAJIAN TEORITIS …………………………………………………… 13
A. Persepsi …………………………………………………………….. 13
1. Pengertian Persepsi………………………………………………13
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ………………….. 16
3. Subproses Dalam Persepsi ...…………………………………….19
B. Pengertian Siswa atau Siswa Didik…………………………………..20
1. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik…………………….. 21
2. Ciri Khas Anak Didik ………………………………………...... 22
C. Pengertian Film………………………………………………………24
1. Definisi Film..................................................................................24
2. Jenis-Jenis Film ………………………………………………… 26
3. Karakteristik Film ……………………………………………… 27
4. Fungsi Film...…………………………………………………….28
5. Kelebihan dan Kekurangan Film …………………………….….30
BAB III GAMBARAN UMUM ……………………………………………….. 32
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Sukaresmi ……………………….
32
1. Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi …………….32
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah…………………………34
3. Profil Siswa-Siswi di SMA Negeri 1 Sukaresmi ………………. 36
B. Film Doa Yang Mengancam ………………………………………...41
1. Profil Sinemart Production House ……………………………... 41
2. Profil Film Doa Yang Mengancam ……………………………...43
BAB IV PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM
“DOA YANG MENGANCAM” ………………………………………………. 49
A. Deskripsi Responden …………………………………………………… 49
B. Analisis Data …………………………………………………………… 52
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………. 77
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 77
B. Saran-saran ……………………………………………………………... 78
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 80
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Jumlah kelas Di SMAN 1 Sukaresmi......................................... 37
Tabel 2
: Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasi ....................................... 37
Tabel 3
: Jumlah Guru Berdasarkan Status ............................................... 38
Tabel 4
: Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Kualifikasi .................. 38
Tabel 5
: Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Status .......................... 39
Tabel 6
: Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Jenis Pekerjaan ........... 39
Tabel 7
: Jumlah Ruang Kelas ...................................................................40
Tabel 8
: Koleksi Judul Buku .................................................................... 40
Tabel 9
: Rincian Penghitungan Sampel ................................................... 50
Tabel 10
: Keikutsertaan Dalam Organisasi ................................................ 53
Tabel 11
: Frekuensi Mempertimbangkan Ajaran Agama ...........................55
Tabel 12
: Pengaruh Doa Dalam kehidupan ................................................
56
Tabel 13
: Yang Menentukan Kesuksesan Seseorang ................................. 59
Tabel 14
: Frekuensi Menonton Film Religi ............................................... 62
Tabel 15
: Kesukaan Dengan Jalan Cerita .................................................. 66
Tabel 16
: Pendapat Terhadap Tindakan Madrim ....................................... 69
Tabel 17
: Yang Mempengaruhi Kesuksesan Madrim ................................ 71
Tabel 18
: Pendapat Mengenai Kelebihan Madrim ..................................... 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat keterangan penelitian dari sekolah
Lampiran 2: Surat keterangan wawancara dengan Hanung Bramantyo
Lampiran 3: Curriculum Vitae Hanung Bramantyo
Lampiran 4: Hasil wawancara dengan Sutradara Film “Doa Yang Mengancam”
Lampiran 5: Angket penelitian kuantitatif
Lampiran 6: Daftar pertanyaan untuk siswa
Lampiran 7: Daftar siswa yang menjadi responden wawancara
Daftar Siswa Yang Menjadi Responden Dalam Wawancara:
1. Dewi Rengganis, kelas X-1
2. Rifky I.Yuriandi, kelas X-2
3. M. Gilang kelas X-2
4. Fitria Slamet, kelas X-2
5. Alit apliani, Kelas X-4
6. Farah Farhiyyah, kelas X-5
7. Nurfitri Qadriatin, kelas XI IPA 1
8. Nurkhaerunnisa, kelas XI IPA 1
9. Dwi Rendra kelas XI IPA 2
10. Kadek Sastrawan,`kelas XI IPS 2
11. Royhan Ahmad, kelas XI Bahasa 1
12. Dimas Muhar, kelas XI Bahasa 1
13. Mujib, kelas XI Bahasa 2
14. Lintar Pratama, kelas XI IPS 1
15. Iwan Kusnandang, kelas XI IPS 2
16. Yani Mulyani, kelas XII IPA 1
17. Ririn Febrina, kelas XII IPA 1
18. Desi Maryani, kelas XI IPA 2
19. M. Ramdan, kelas XII IPS 1
20. Elfina Damayanti, kelas XII IPS 1
21. Suzika Puspalia,kelas XII Bahasa 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad ini, perkembangan teknologi komunikasi berjalan begitu pesat,
dengan ditemukannya alat cetak, radio, televisi hingga internet. Semua itu untuk
menunjang keinginan manusia untuk mendapatkan suatu informasi yang dapat
mereka gunakan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya mendasar.1
Perkembangan informasi dan komunikasi zaman ini melahirkan peradaban
baru yaitu kehidupan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah satu trend
dalam masyarakat modern sekarang adalah bagaimana membangun dunia secara
universal. Sehingga muncul komunikasi massa yang merupakan suatu tipe
komunikasi yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannnya alat-alat mekanik,
yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Karena itu, komunikasi
massa dapat dipahami sebagai komunikasi yang menggunakan media massa untuk
menyampaikan pesan.
Dari komunikasi massa kita mendapat istilah media massa. Media massa
merupakan suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
1
Hal. 3
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik televisi, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2003)
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.2
Secara tradisional jenis-jenis media massa adalah: surat kabar, majalah,
radio, televisi dan film (layar lebar). Seiring dengan perkembangan teknologi dan
sosial
budaya,
telah
berkembang
media-media
lain
yang
kemudian
dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.
Dalam realitasnya, media massa sebagai salah satu pioner dalam
penyebaran informasi, membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang
ekonomi, politik, agama, sosial budaya, kemasyarakatan dan lain-lain. Maka dapat
dipastikan bahwa perkembangan bidang informasi semakin sulit sulit terbendung
bahkan terus dipacu penyebaran inovasinya.
Media massa juga memiliki pengaruh pada pikiran, perasaan, dan perilaku
kita. Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan
pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana
seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Setiap jenis media
dipercaya memiliki pengaruh yang berbeda terhadap khalayaknya.3
Pada fungsinya, media massa menggunakan model penggunaan dan
pemuasan atau Uses And Gratifications Models. Secara singkat model ini
menyatakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan akan informasi dan dipuaskan
dengan menggunakan media massa
2
www.id.wikipedia.org/media_massa, diakses pada tanggal 10 April 2009 pukul 14.00
WIB
3
William L.Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta: Prenada Media,
2004) hal. 28
Salah satu jenis media massa yang cukup efektif adalah film. Film adalah
cinemathographic yang berasal dari kata cinema + tho yaitu Phytos (cahaya) +
graphic (gambar, tulisan dan citra). Film atau motion picture ditemukan dari
prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film sebagai alat komunikasi massa baru
dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film “The Story Of a
Crime” di Perancis dan Edward S. Pater yang membuat film “The Life of an
America Fire Man”.
Dari catatan sejarah perfilman Indonesia film pertama yang diputar
berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David.
Pada tahun 1927 / 1928 Kreuger Corporation memproduksi film Euis Atjih, dan
sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film lutung kasarung, Si Conat dan Si
Pareh. Film-film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang-orang
Belanda dan Cina. Sejak anggal 6 Oktober 1945 lahirlah Berita Film Indonesia
(BFI), bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta. BFI pindah
dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang kemudian berganti nama
menjadi Perusahaan Film Nasional.4
Film dimasukkan ke dalam kelompok komunikasi masssa; karena selain
mengandung aspek hiburan juga memuat pesan edukatif. namun aspek sosial
kontrolnya tidak sekuat pada surat kabar atau majalah yang memang menyiarkan
berita berdasarkan fakta. Fakta dalam film ditampilkan secara abstrak, dengan
4
11
Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, 1st ed (Jakarta: PT. Grasindo, 1993) h.
tema cerita yang bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.
bahkan dalam film, cerita dibuat secara imajinatif.
Pada awal perkembangannnya, film tidak lebih dari pertunjukkan hiburan
dalam bentuk gambar bergerak (motion picture) dan berlangsung tanpa pelengkap
suara. Film yang mempunyai suara baru ditemukan pada tahun 1927. Dari masa
ke masa, film mengalami perkembangan termasuk soal warna yang semula hitam
putih sekarang sudah berwarna. Dunia ini dimulai oleh seorang Edward
Muybridge ketika berusaha mengambil foto kuda yang sedang berlari lewat
sebuah rangkaian kameranya. Kreatifitas ini kemudian terus berlanjut hingga
dalam bentuknya seperti apa yang dapat kita tonton saat ini.
Pembentukkan opini dan sikap yang dibentuk film dapat dikatakan sebagai
bentuk pengertian komunikasi. Seperti yang dikatakan oleh Carl I. Hovland
bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Communication
is the process to modify the behaviour of another individuals). Ada juga
paradigma dari Harold D. Laswell bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan melalui sebuah media yang memiliki
efek tertentu. Di samping itu, para pakar psikologi dengan komunikasi dalam
pengertian fenomena stimuli respon.
Namun, sekarang ini film tidak popular disebut sebagai komunikasi massa
atau media, karena media massa lebih berkonotasi kepada media yang memuat
berita yang digarap oleh reporter atau wartawan. Film lebih banyak dipahami
sebagai media hiburan yang diputar di bioskop dan Televisi 5
Belakangan ini dunia perfilman Indonesia semakin marak, setelah sempat
vakum selama beberapa tahun. Sekarang banyak sekali film yang dibuat oleh para
kreator dari masing-masing genre, sebagai tanda telah muncul dan bangkitnya
kembali dunia perfilman nasional.
Film yang bertema remaja menjadi sasaran empuk untuk menjadi target
pasar, terbukti dengan banyaknya film-film bertema remaja yang sempat
mendominasi perfilman nasional, seperti Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel i’m in
Love, Coblos Cinta, Virgin, dll. Walaupun film-film bertema sosial juga sempat
muncul seperti Pasir Berbisik, Soe Hok Gie, Biola Tak Berdawai, Laksar Pelangi,
Naga Bonar, dll. Selain itu, film-film bertema religi juga kini tidak ingin kalah
bersaing dengan jenis film lainnya. Maka muncul film religi seperti Kiamat Sudah
Dekat karya Deddy Mizwar, Rindu Kami Padamu oleh Garin Nugroho, Kun
Fayakun dari Ust. Yusuf Mansyur, atau Ayat-Ayat Cinta karya Hanung
Bramantyo yang sempat menjadi film terlaris pada tahun 2007, “Doa Yang
Mengancam”, Perempuan Berkalung sorban, dsb.
Film yang disajikan di bioskop atau televisi dapat menimbulkan berbagai
macam persepsi dari orang yang menyaksikannya. Misalnya pada film yang
bernuansa religi, ada yang mempersepsinya sebagai tayangan yang baik yang
5
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam (Jakarta: Logos, 1999)
Cet ke-11, h. 27-28
mempunyai nilai-nilai moral yang positif. Namun ada pula yang menilainya
sebagai suatu hal yang dianggap mistis dan dapat merusak akidah.
Mengingat begitu banyak film yang bernuansa religi, baik yang
ditayangkan di bioskop atau stasiun televisi swasta, maka penulis tertarik untuk
meneliti persepsi siswa terhadap salah satu film religi di Indonesia yakni film
“Doa Yang Mengancam” yang ditayangkan di bioskop pada September 2008 lalu.
penulis mengangkat siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi sebagai subjek karena
pada remaja kecerdasan atau kemampuan berpikirnya mulai sempurna dan kritis
dalam mengambil kesimpulan dan informasi. Selain itu penulis juga melihat minat
siswa-siswi yang notabene adalah remaja ini kurang terhadap film bertema religi.
Adapun objeknya adalah film religi yang dianggap dapat menjadi media
yang cukup efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral positif dan mengajak
khalayak pada jalan kebenaran.
Dengan begitu banyaknya film bertema religi yang ditayangkan di bioskop
atau televisi, maka penulis hanya mengambil satu film yang berjudul “Doa Yang
Mengancam”. Pengambilan film ini sebagai objek karena peneliti menilai film ini
tidak disuguhi unsur-unsur mistik yang dapat merusak keimanan seseorang, justru
disini ada pesan-pesan keagamaan yang mengajarkan kita tentang perlunya
berserah diri pada Allah Swt.
Film “Doa Yang Mengancam” menceritakan mengenai kisah hidup
seorang buruh bernama Madrim yang merasa lelah hidup susah, merasa Tuhan
telah melupakan dia dan tidak pernah menjawab doa-doanya. Karenanya dia
mengancam Tuhan agar segera mengabulkan doanya. Banyak keajaiban yang dia
alami setelah mengancam Tuhan. Dan pada akhirnya Madrim dapat merasakan
bagaimana besarnya kekuasaan Tuhan.
Dari permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba mengadakan
penelitian lebih mendalam dalam laporan penelitian yang diberi judul “Persepsi
Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi
hanya kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi kelas X, XI dan XII.
Sedangkan yang dimaksud dengan persepsi pada penelitian ini diambil dari sudut
pandang komunikasi, yaitu persepsi merupakan pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.6 Persepsi dalam hal ini dibatasi dalam 3 aspek, yakni: faktor
yang menarik perhatian siswa, sikap siswa, dan interpretasi siswa terhadap isi
pesan film “Doa Yang Mengancam”.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi siswa-siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap isi pesan
Film Religi “Doa Yang Mengancam”?
2. Apa pesan yang didapat oleh siswa setelah menyaksikan film “Doa Yang
Mengancam”?
6Jalaluddin
Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet ke-20. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005) h.51
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui pendapat siswa
SMA Negeri 1 Sukaresmi mengenai isi film “Doa Yang Mengancam”. Sedangkan
tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi
siswa terhadap apa yang keseluruhan isi film “Doa Yang Mengancam”.
Sementara manfaat penelitian juga terbagi dua, yakni:
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai agama,
sosial dan moral yang terkandung dalam film “Doa Yang Mengancam”.
2. Secara praktis, adanya penelitian ini diharapkan dapat membuat nilai-nilai
yang terkandung dalam film religi “Doa Yang Mengancam” dapat
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi siswa
terhadap film ini, penulis juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa
siswa. Tekhnik wawancara ini merupakan bagian dari metode kualitatif.
Sementara tekhnik analisis data yang digunakan adalah dengan pendekatan
deskriktif analisis. Dengan metode ini dari temuan datanya dapat dideskripsikan
dan diinterpretasikan, yakni mengenai persepsi siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi
terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”. Pada hasilnya, penelitian ini
hanya dapat mendeskripsikan dari hasil temuan data melalui wawancara yang
didapat dari sutradara film mengenai isi pesan yang ingin disampaikannya kepada
penonton dan melalui wawancara dengan 21 orang informan mengenai
persepsinya terhadap isi pesan yang ada pada cerita Film “Doa Yang
Mengancam” yang telah dilihatnya. Kemudian setelah dideskripsikan, temuantemuan tersebut diinterpretasikan.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini ialah siswa-siswi kelas X, XI dan XII di SMAN
1 Sukaresmi Cianjur. Populasi di sekolah ini sebanyak 1033 orang, dan yang
dijadikan sampel sebanyak 103 orang. Pemilihan didasarkan pada siswa-siswi
yang sudah mencapai usia 14-18 tahun karena pada usia ini dianggap sudah
berkembang dan sudah berpikir realistis.. Pada usia ini anak mengalami
perubahan biologis yang drastis, postur tubuh hampir menyamai orang dewasa
walaupun taraf kematangan jiwanya belum mengimbanginya.
Alasan lain yang dijadikan dasar pemilihan adalah mereka yang
mengetahui, pernah mendengar atau menonton film ini sebelumnya.. Sementara
untuk wawancara dipilih siswa sebanyak 21 orang.. Dasar pemilihan subjek ini
yakni dipilih siswa-siswi yang pernah menonton film ini sebelumnya di bioskop
sehingga dinilai lebih dapat memahami isi film ini daripada siswa lainnya, dan
dipilih siswa yang aktif di organisasi sehingga penilaian mereka juga akan lebih
objektif.
Objek penelitian ini adalah isi pesan yang terdapat dalam film “Doa Yang
Mengancam”, mengenai persepsi siswa-siswi mengenai konsep keikhlasan, usaha,
takdir, dan doa dalam film “Doa Yang Mengancam”.
3. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan memutarkan VCD film “Doa
Yang Mengancam” yang bertempat di SMA Negeri 1 Sukaresmi pada tanggal 15
Juni 2009.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, ada beberapa teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data dan informasi, yaitu:
1. Melakukan observasi terhadap siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi mengenai
persepsi mereka terhadap isi pesan film “Doa Yang Mengancam”. Dalam
penelitian ini, peneliti memutarkan VCD dan siswa-siswi menontonnya,
kemudian peneliti mengamatinya.
2. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi dan sutradara untuk dapat memperoleh
informasi dan dapat membantu menilai persepsi siswa terhadap isi pesan
film “Doa Yang Mengancam”.
3. Dokumentasi
dilakukan
dengan
memutarkan
VCD
“Doa
Yang
Mengancam” dengan tujuan agar semua subjek yang diambil dapat
menonton secara bersama-sama sehingga memudahkan peneliti dalam
mengolah data dan hasil penelitiannya.
5. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan
yang utuh. Peneliti menggunakan teknik analisis data yang berhubungan dengan
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data ini lebih banyak
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka
teknik yang digunakan hanya menggambarkan data dari temuan-temuan yang
didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan siswa SMAN 1 Sukaresmi yang
telah menyaksikan film “Doa Yang Mengancam” dan juga sutradara. Setelah
digambarkan, lalu dilakukan interpretasi data.
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematik, maka penulis
membaginya ke dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian
dan terakhir menuliskan tentang sistematika Penulisan
BAB II: KAJIAN TEORITIS
Dalam bab ini diuraikan pembahasan mengenai pengertian dari persepsi,
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, subproses dalam persepsi,
pengertian siswa atau anak didik, karakteristik atau sifat khas peserta
didik, ciri khas anak didik, pengertian film, jenis-jenis film, karakteristik
atau manfaat film, kelebihan dan kekurangan film.
BAB III: GAMBARAN UMUM
Meliputi profil sekolah SMA Negeri 1 Sukaresmi, sejarah singkat
berdirinya, Visi, misi, sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Sukaresmi.
Profil film “Doa Yang Mengancam”, sekilas tentang film “Doa Yang
Mengancam”, serta sinopsis film “Doa Yang Mengancam”
BAB IV: TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA
Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian yang berupa deskripsi
responden dan analisis data.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Meliputi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang
dibahas. Selain itu, dalam penutup ini penulis juga mencantumkan saransaran dari permasalahan yang dibahas.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Secara bahasa, kata persepsi berasal dari bahasa Inggris Perception yang
artinya penglihatan, perasaan, dan penangkapan. Sementara dalam kamus lengkap
Bahasa Indonesia popular, persepsi memiliki pengertian sebagai tanggapan dari
sesuatu yang dilihat atau didengar, atau dapat pula bermakna sebagai proses
pengamatan tentang sesuatu objek dengan menggunakan panca indera.7 Dalam
kamus istilah konseling dan terapi, Persepsi dimaknai sebagai hal yang menunjuk
pada suatu kesadaran tunggal yang timbul dari proses pengindraan saat tampilnya
suatu stimulus.8
Dari pengertian persepsi dari segi bahasa, selanjutnya akan dijelaskan
mengenai pengertian persepsi dari segi istilah yang dikemukakan oleh para pakar
dalam beberapa literature yang penulis dapatkan.
Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi
untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan
Bambang Mardijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer,
(Surabaya: Bintang Timur, 1996), h. 481
7
Andi Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006), h.239
8
(penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk
memahaminya adalah kesadaran atau kognisi. 9
Persepsi adalah “bagaimana kita melihat dunia sekitar kita”. Secara
formal, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses, dengan cara seseorang
menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus dalam suatu
gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh.10
Persepsi adalah suatu proses di mana individu mengorganisasikan dan
menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan
mereka.11
Menurut pendapat David Krech disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu
proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik tentang
kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.12
Persepsi adalah suatu proses aktif, setiap orang memperhatikan,
mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. 13
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-3, h. 94
9
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT.
Gramedia Utama, 2002), h. 102
10
Stephen P. Robbins, Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi (Jakarta: Erlangga,
2002), Cet. Ke-5, h. 46
11
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 142
12
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, Prinsip-Prinsip
Dasar, penerjemah: Deddy Mulyana, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),
Cet. Ke-3, h. 59
13
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi perilaku kita.14
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam
proses komunikasi.15 Hal ini jelas nampak pada definisi yang dikemukakan oleh
John R. Wenburg dan William W. Wilmot: “Persepsi dapat didefinisikan sebagai
cara organisme memberi makna.”16
Dalam buku Ilmu Komunikasi karangan Deddy Mulyana dijelaskan
tentang beberapa makna persepsi yakni seperti yang dikutip dari Brian Fellows
bahwa: ”Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima
dan menganalisis informasi.”17 Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken:
“Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan
sekeliling lingkungan kita.”18 Philip Goodacre dan Jennifer Follers: “Persepsi
adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan.”19 Dari
14
Udai Pareek, Perilaku Organisasi, (Jakarta PT. Ikrar Mandiri, 1996), h.13
15Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-7, h. 179
16
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikas, h. 180
17
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, h. 180
18
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, h. 180
19
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, h. 180
kutipan dari Joseph A. Devito: “Persepsi adalah proses yang menjadikan kita
sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.”20
Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi
dijelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi.21
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci utama
memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan sebuah penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.22
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk dan kadang memutar balik
persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver),
dalam objeknya atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks dari situasi
dalam mana persepsi itu dilakukan. Ketika seorang individu melihat suatu sasaran
dan berusaha menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi
20
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, h. 180
21Jalaluddin
Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-24, h. 51
22
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 149
yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan,
pengalaman masa lalu dan harapan.23
Sementara Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menyatakan bahwa faktor
yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian.24
Selain faktor perhatian yang mempengaruhi persepsi, Persepsi seperti juga
sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan
Richard S. Crutchfield menyebutnya sebagai faktor fungsional dan struktural.25
a. Faktor Perhatian
Kenneth E. Andersen menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental
ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya melemah.26
Berbagai macam faktor-faktor perhatian yang berasal dari luar maupun
dari dalam dapat mempengaruhi proses seleksi persepsi. Adapun faktor-faktor dari
luar yang terdiri dari pengaruh lingkungan luar antara lain: intensitas, ukuran,
keberlawanan, pengulangan, gerakan dan hal-hal yang baru berikut ketidak
asingan.27
Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang kita
perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor
23
SP. Robin, Perilaku Organisasi, h. 124
24
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 52
25
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h..51
26
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi h.52
27
Miftah Thoha, Perilaku Organisai, h. 149
situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat
eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan karena
mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas, stimuli,
kebaruan dan perulangan.28
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi perhatian kita, yakni:
faktor-faktor biologis, faktor-faktor sosiopsikologis, dan juga motif sosiogenis,
sikap, kebiasaan serta kemauan.29
b. Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan halhal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: Persepsi
bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang
mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya yang memenuhi tujuan individu
yang melakukan persepsi.30
Selain mempersepsi stimuli secara selektif, kita juga cenderung
mengorganisasikan stimuli secara selektif, artinya, stimuli diurutkan dan
selanjutnya disajikan menjadi sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap dan
dapat di indera.31
28
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 52
29
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi h. 154
30
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 56
31
Stewart L. Tubbs, Human Communication, h. 19
Di antara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi
persepsi adalah sikap. motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan
pengharapan (ekspektasi).32
Dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasi, Udai Pareek
mengemukakan bahwa dalam menyeleksi berbagai gejala untuk persepsi
dipengaruhi oleh kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, kepribadian,
sikap, dan kepercayaan serta penerimaan diri.33
c. Faktor-Faktor Struktural
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata sifat dari sifat fisik dan efekefek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.
Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi yang ke dua: Medan
perseptual dan
kognitif
selalu
diorganisasikan
dan
diberi arti.
Kita
mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang
kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang
konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.34
Dalam hubungan dengan konteks, Krech dan Crutchfield menyebutkan
dalil persepsi yag ketiga: Sifat-sifat perceptual dan kognitif dari substruktur
ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut
dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu
32
SP. Robin, Perilaku Organisasi, h. 124
33
Udai Pareek, Perilaku Organisasi, h. 16-17
34
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 59
yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh kenaggotaan
kelompoknya dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.35
3. Subproses Dalam Persepsi
Ada beberapa subproses dalam persepsi yang menjadi bukti bahwa
persepsi merupakan hal yang komplek dan interaktif.
Subproses pertama yang dianggap penting ialah stimulus atau situasi yang
hadir. Situasi yang dihadapi itu mungkin bisa berupa stimulus penginderaan dekat
dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosiokultur dan fisik yang
menyeluruh.36
Subproses selanjutnya adalah registrasi, interpretasi, dan umpan balik
(feedback). Dalam masa registrasi, suatu gejala yang nampak ialah mekanisme
fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh, kemampuan
fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengaruhi persepsi. Dalam hal ini
seseorang mendengar atau melihat informasi terkirim kepadanya. Mulailah ia
mendaftar semua informasi yang terkirim dan terlihat padanya. Setelah
terdaftarnya semua informasi yang sampai kepada seseorang subproses berikut
yang bekerja ialah interpretasi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari
persesi yang amat sangat penting. Proses interpretasi ini tergantung pada cara
pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian seseorang. Pendalaman,
motivasi dan kepribadian seseorang akan berbeda dengan orang lain. Oleh karena
35
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h.59
36
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 145-146
itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda antara satu
orang dengan orang lain.37
Subproses terakhir adalah umpan balik (feedback). Subproses ini dapat
mempengaruhi persepsi seseorang. Sebagai contoh, seorang karyawan yang
melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya, kemudian mendapat umpan balik
dengan melihat raut muka atasannya. Kedua alisnya naik ke atas, bibirnya
mengatup rapat, matanya tidak berkedip, dan kemudian terdengan suaranya
bergumam seperti mau ditelan sendiri. Feedback semacam ini membentuk
persepsi tersendiri bagi karyawan tersebut. Bagi atasan tersebut barang kali heran
bahwa bawahannya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, dan diam-diam
dia memujinya. Tetapi persepsi karyawan, dia telah berbuat salah dan tidak
membawa kepuasan bagi atasannya.38
B. Pengertian Siswa Atau Peserta Didik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Siswa diartikan sebagai murid
yaitu orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah).39
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Siswa atau Peserta Didik
merupakan salah satu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
37
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 146
38
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 146-147
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2002), h. 601
39
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.40
Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang
memerlukan usaha, bantuan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa,
sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat
manusia, sebagai Warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suaru
pribadi atau individu.41
Anak didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara
fisik maupun logis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga
pendidikan. Anak didik atau siswa merupakan masukan (input) utama dalam
proses belajar mengajar, karena siswa berkemampuan untuk aktif belajar bagi
dirinya di seluruh hasil usaha serta penataan pengajaran atau agar siswa dapat
menjalankan tugas belajarnya secara efektif dan efisien. 42
1. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik antara lain:
a. Anak didik adalah seseorang yang belum dewasa atau belum memperoleh
kedewasaan; ia masih menjadi tanggungjawab seorang pendidik tertentu.
b. Anak didik adalah anak yang sedang berkembang; sejak lahir sampai
meninggal anak mengalami perkembangan. Karena itu, pendidik harus
membantu
membimbing perkembangan anak, baik perkembangan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Jaya Abadi, 2003), h. 5
40
Abu Ahmadi dan Nur Unbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2001), h. 251
41
42
A. Samana, Sistem Pengajaran, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h.14
jiwanya, pengetahuannya, dan penguasaan diri terhadap lingkungan
sosialnya.
c. Dasar hakiki anak adalah dapat dididik dan harus dididik, karena anak
mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan pendidikan.
2. Ciri Khas Anak Didik
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individual yang sedang berkembang yang membutuhkan bimbingan
individual dan perlakuan yang manusiawi.
c. Individu yang memiliki kemampuan mandiri, oleh karena itu pendidik
harus memberi kesempatan dan mendorong peserta didik agar setapak
demi setapak dapat berdiri sendiri dalam segala hal.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam masalah anak didik adalah:
a. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,
sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang
dewasa.
b. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan
mempunyai pola perkembangan serta tempo iramanya.
Dalam psikologi perkembangan disebutkan bahwa periodesasi manussia
pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima tahapan, yaitu:
1. Tahap Asuhan (usia 0,0-2,0 tahun), pada tahao ini, anak belum memiliki
kesadaran dan daya intelektual, ia hanya mampu menerima rangsangan
yang bersifat biologis dan psikologis melalui air susu ibunya. Pada fase
ini belum dapat diberikan edukasi secara langsung.
2. Tahap Pendidikan Jasmani Dan Pelatihan Panca Indera (Usia 2,0-12,0
tahun), pada tahap ini anak mulai memiliki potensi-potensi biologis,
pedagogis dan psikologis. Oleh karena itu, pada tahap ini mulai
diperlakukan adanya pembinaan, pelatihan, bimbingan, pengajaran, dan
pendidikan yang disesuaikan bakat, minat dan kemampuannya.
3. Tahap Pembentukan Watak Dan Pendidikan Agama (Usia 12,0-20,0
tahun), pada tahap ini, anak mengalami perubahan biologis yang drastis,
postur tubuh hampir menyamai orang dewasa walaupun taraf
kematangan jiwanya belum mengimbanginya.
4. Tahap Kematangan (Usia 20,0-30,0 tahun)pada tahap ini, anak telah
beranjak menjadi dewasa, yaitu dewasa dalam arti sebenarnya,
mencangkup kedewasaan biologis, sosial psikologis dan kedewasaan
religius. Pada fase ini, mereka sudah mempunyai kematangan dalam
bertindak, bersikap dan mengambil keputusan untuk menentukan masa
depannya sendiri.
5. Tahap Kebijaksanaan (Usia 30,0-meninggal), pada tahap ini manusia
telah menemukan jati dirinya yang hakiki, sehingga tindakannya penih
dengan kebijaksanaan yang mampu memberi naungan dan perlindungan
bagi orang lain.
c. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan
itu semaksimal mungkin.
d. Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,
baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (fitrah) maupun
ekogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat,
minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.
e. Anak didik dipandang sebgaai kesatuan sistem manusia. Maka pribadi
anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan
jiwa raga (cipta, rasa dan karsa).
f. Anak didik merupakan objek pendidikan yang aktid dan kreatif serta
produktif. 43
C. Pengertian Film
1. Definisi Film
Menurut Undang-undang Perfilman Nomor 8 Tahun 1992 pada Bab I
Ketentuan Umum, Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan
media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asa
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,
dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan
ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan
atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem
proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.
Muhaimin dan Abdul Mujih, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofi
dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigonda Karya, 1993), Cet.
Ke-1 h. 178-181
43
Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1992
tentang perfilman Pasal 1 Ayat 1, yang termasuk film sebagai media komunikasi
massa pandang-dengar (audio-visual) dalam Undang-undang ini ialah:
a. Yang dibuat dengan bahan baku pita seluloid melalui proses kimiawi,
yang lazim disebut film;
b. Yang dibuat dengan bahan pita video atau piringan video melalui proses
elektronik, yang lazim disebut rekaman video;
c. Yang dibuat dengan bahan baku lainnya atau melalui proses lainnya
sebagai hasil perkembangan teknologi, dikelompokkan sebagai media
komunikasi massa pandang-dengar.
Film adalah hasil seni yang terdiri dari lukisan dan tulisan yang
digerakkan secara mekanis. Film yang tampak oleh penonton di gedung bioskop
atau televisi adalah berbentuk gambar-gambar yang terbuat dari celluloid yang
transparan dalam jumlah yang banyak yang apabila dikeluarkan melalui cahaya
yang kuat akan tampak seperti gambar yang hidup.
Sedangkan menurut kamus, secara fisik, istilah “Film” berarti selaput tipis
yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret)
atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop). Selaput
tipis tersebut terdiri dari beberapa lapisan.
Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa film adalah
gabungan antara fotografi dan cinematografi dengan serangkaian gambar dan
objek bergerak yang berbentuk adegan.
Film memberikan pengaruh yang besar pada jiwa manusia. Dalam suatu
proses menonton film, terjadi suatu gejala sosial sebagai identifikasi psikologis.
Ketika proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru
seluruh pribadinya dengan salah seorang peran dalam film tersebut.
Film di samping sifatnya menghibur, juga menyajikan informasi dan
pendidikan yang terkandung di dalamnya. Tergantung pada bagaimana penonton
dapat mencernanya.
2. Jenis-Jenis Film
Agar sebuah film dapat dengan mudah diidentifikasi, maka film dapat
dibagi menjadi beberapa jenis. Pada dasarnya, film dapat dikelompokkan menjadi
dua yakni film cerita dan film non cerita.
Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang,
dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Sedangkan film non cerita adalah kategori
film yang mengambil kenyataan sebagai subjeknya, jadi merekam kenyataan
daripada fiksi tentang kenyataan.44
Pembagian lain yang lebih kompleks, film terbagi menjadi beberapa jenis,
antara lain:
a. Film Cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita
yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film
tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang
diangkat menjadi topik film bias berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah
Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta: Grasindo, 1993),
Cet. Ke-1 h. 11
44
nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur–unsur menarik, baik dari
jalan ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik.
b. Fiim Berita (newsreel), adalah film mengenai fakta, peristiwa, yang benarbenar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada
public harus mengandung nilai berita (news value). Criteria berita itu
adalah penting dan menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan
suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan
narasinya.
c. Film documenter (documentary film) didefinisikan oelh Robert Flaherty
sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment of
actuality)”. Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman
kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interprestasi pribadi
(pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. Biografi seseorang yang
memiliki karya pun dapat dijadikan sumber bagi dokumenter.
d. Film kartun (cartoon film), dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sebagian
film kartun dibuat untuk membuat penontonnya tertawa karena kelucuan
dari para tokoh pemainnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film
kartun dapat pula mengandung unsur pendidikan.45
3. Karakteristik Film
Ada beberapa factor yang dapat menunjukkan karakteristik film, yakni:
a. Layar Yang Luas/Lebar
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h.138-140
45
kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas jika
dibandingkan televisi. Layar film yang luas telah memberikan keleluasan
penontonnya untuk melihat adegan-adeganyang disajikan dalam film.
Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop
pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat
kejadian nyata dan tidak berjarak.
b. Pengambilan Gambar
Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengmabilan gambar atau shot
dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh dan pengambilan
pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan
artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih
menarik.
c. Konsentrasi Penuh
Ketika kita menonton di bioskop, kita semua terbebas dari hiruk pikuknya
suara di luar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya
tertuju pada layar, sementara pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita.
Dalam keadaan demikian, tentu emosi kita juga terbawa suasana.
d. Identifikasi Psikologi,
Kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah
membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan.
Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak
sadar kita menyamakan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan slaah
seorang pemeran dlaam film itu, sehingga seolah-olah kita lah yang
sedang berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai
identifikasi psikologis.46
4. Fungsi Film
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama
adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi, dalam film dapat terkandung
fungsi informative maupun edukatif, bahkan persuasive. Hal ini pun sejalan
dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media
hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai emdia edukasi untuk pembinaan
generasi muda dalam rangka nation and character building.47
Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi filmfilm sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari
kehidupan sehari-hari secara berimbang.48
Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya
sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk
manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah.
Untuk penyampaian pesan-pesan keagamaan, khususnya Islam, lewat
media tersebut menitikberatkan pada usaha yang bersifat penerangan dan
motivasi.
Untuk melihat bagaimana pesan-pesan keagamaan bisa disampaikan
sekaligus diserap lewat akting-akting yang disajikan dalam film, kita bisa
46
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, h.136-138
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2003), h.212
47
48
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, h.136
meminjam teori belajar sosial. Bandura, pencetus teori itu, menjelaskan proses
belajar sosial dalam empat tahapan, yakni: proses perhatian, proses pengingatan,
proses reproduksi motoris dan proses motivasional.
Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang
realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi. Seorang sutradara akan memilih
tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan mengesampingkan tokoh lain
yang tidak pas untuk ditampilkan.
5. Kelebihan dan Kekurangan Film
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa film dapat dijadikan sebagai
media pengajaran atau media untuk menyamapikan pesan yang cukup efektif. Dan
seperti jenis media massa lainnya, film memiliki sisi positif dan negatif, disatu sisi
film memiliki kelebihan dan manfaat sebagai media pengajaran, namun film juga
ternyata memiliki kekurangan.
Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran:
a. Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan
suatu keterampilan tangan dan sebagainya.
b. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
c. Penggambarannya bersifat tigadimensional.
d. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam
bentuk ekspresi murni.
e. Dapat
menyampaikan
suaru
seseorang
ahli
sekaligus
melihat
penampilannya.
f. Film yang berwarna dapat menambah realita objek yang diperagakan.
g. Dapat menggambarkan teori sains dan animasi.
Sementara kekurangan dalam film diantaranya adalah:
a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang
diucapkan sewaktu film diputar, pengehantian putaran akan mengganggu
hjjjjjjj
b. Penonton tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar
terlalu cepat.
c. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kembali, kecuali jika memutar
kembali secara keseluruhan.
d. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 SUKARESMI
1. Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi
SMA Negeri 1 Sukaresmi berdiri pada tahun 1983 yang mulanya
merupakan kelas jauh dari SMAN 1 Ciranjang sekarang. Tentu saja namanya dulu
bukan SMAN 1 Sukaresmi, tetapi SMAN 1 Cipanas. Tahun 1986 SMA ini pindah
menempati gedung baru milik sendiri di jalan Mariwati Km. 4. pada awalnya,
sekolah ini hanya memiliki lima ruang belajar, satu ruang perpustakaan, satu
ruang keterampilan, satu ruang guru, ruang TU dan ruang Kepala Sekolah.49
Sejak tahun 1986 SMAN 1 Sukaresmi menempati rumah baru yang
setahap demi setahap mulai mempercantik diri dengan menambah gedung serta
fasilitas lainnya, di antaranya ruang belajar, ruang laboratoriun, ruang
perpustakaan, mushalla, ruang BP/BK, ruang OSIS, lapangan basket, lapangan
sepak bola, dll.
Tahun 1994 SMAN Cipanas berganti nama menjadi SMUN Cipanas. Dan
tahun pelajaran 1996-1997 berganti nama lagi menjadi SMAN 1 Sukaresmi
sampai sekarang yang memiliki 27 ruang belajar, satu ruang; laboratorium IPA,
49
13.00 WIB
www.sman1sukaresmi.sch.id. Diakses pada tanggal 20 April 2009 pukul
Bahasa, Multi Media, Perpustakaan, BP, OSIS, Kesenian, Kepala Sekolah, Guru,
TU, Mushalla, Lapangan Basket dan Sepak Bola.
SMAN 1 Sukaresmi berdiri dengan Nomor Akte Pendirian/Kelembagaan
adalah 00558/0/1984. Sekolah ini di bangun di atas tanah seluas 14.892 m2 dengan
luas bangunan sekolah 5.018 m2 . Sekolah ini berdiri di atas tanah yang berstatus
hak milik, dengan nomor sertifikat tanah 10.13.17.09.4.00001, dan bangunan yang
juga telah berstatus hak milik sendiri. SMAN 1 Sukaresmi beralamat di Jl.
Mariwati km.4 Kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat.
Telepon (0263) 581209, faksimili (0263) 580519. Untuk informasi lebih lanjut
mengenai SMAN 1 Sukaresmi, kita dapat mengirimkan E-mail ke alamat
[email protected] atau melihat informasi lengkapnya di situs
www.sman1sukaresmi.sch.id.50
Seperti namanya, SMA ini berstatus negeri, dengan Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN) 20203733, dan Nomor Identitas Sekolah (NIS) 301101. SMAN
1 Sukaresmi memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 301020722013. Saat ini,
SMA Negeri 1 Sukaresmi telah menyandang status akreditasi A atau Amat Baik,
untuk periode tahun 2007-2011. Status akreditasi ini diakui telah meningkat dari
periode sebelumnya 2003-2007 yakni B atau Baik.51
Program sarana SMA Negeri 1 Sukaresmi pada tahun 2008/2009 ialah:
1. Pembangunan satu Ruang Kelas Baru
Data milik sekolah, yang dapat juga diperoleh melalui situs www.
www.sman1sukaresmi.sch.id.
50
Data milik sekolah, yang dapat juga diperoleh melalui situs www.
www.sman1sukaresmi.sch.id.
51
2. Pembangunan satu ruang Laboratorium Kimia
3. Pembangunan satu ruang Laboratorium Komputer
4. Rehabilitasi tiga ruang belajar
5. Pengadaan meja kursi siswa
6. Pengadaan meja kursi guru
7. Pengadaan sarana pembelajaran
8. Pemenuhan kebutuhan sarana pendidikan berbasis TIK
9. Pemeliharaan gedung dan halaman
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah52
a. Visi
Mencapai Hasil Gemilang
Generasi yang semakin cerdas, terdidik dan berbudaya berlandaskan iman dan
takwa dengan perilaku berakhlakul karimah. Memiliki motivasi kuat untuk
berprestasi tinggi, serta langkah mantap dalam menyongsong masa depan yang
cerah, dengan kreatif dan inovatif dalanm lingkungan agrobisnis dan pariwisata.
Indikator:
1. Teladan dalam berakhlakul kharimah
2. Unggul dalam prestasui akademik
3. Gemilang dalam menghasilkan siswa lulusan
4. Unggul dalam prestasi olahraga dan kesenian
5. Cepat tanggap terhadap pembaharuan
Data milik sekolah, yang dapat juga diperoleh melalui situs www.
www.sman1sukaresmi.sch.id.
52
6. Terdepan dalam pengembangan wawasan lingkungan
7. Konsisten dalam menegakkan disiplin di segala bidang.
b. Misi
1. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
2. Mengembangkan sikap kreatif, inovatif dan sportif yang dilandasi iman
dan takwaMenyiapkan siswa lulusan yang semakin cerdas, etrdidik,
berbudaya dan berakhlakul kharimah, serta mampu menghadapi tantangan
masa depan
3. Mengembakan kompetensi guru/pegawai yang beedikasi tinggi menuju
terbentuknya karakter kepemimpinan yang kuat dengan kinerja yang
optimal
4. Menumbuhkembangkan
sikap
responsif
dan
antisipatif
terhadap
pembaharuan pendidikan
5. Mewujudkan kerja sama (Team Work) yang kompak dan dinamis
6. Menumbuhkan motivasi dan sikap yang berwawasan maju dalam
menyongsong era globalisasi.
c. Tujuan
1. Tercapainya tingkat prestasi hasil belajar siswa, dengan rata-rata nilai di
atas batas kelulusan yang ditetapkan pemerintah
2. Terwujudnya sikap siswa yang lebih kreatif , inovatif dan sportif, dengan
meningkatkan aktivitas ekstra kurikuler
3. Terwujudnya
perilaku
akhlakul kharimah,
mengembangkan wawasan keagamaan.
dengan membina dan
4. Meningkatkan kemampuan personal dalam mengelola proses pendidikan
5. Terpenuhinya kebutuhan sarana/prasarana perpustakaan yang representatif
menuju electronic library
6. Terwujudnya koordinasi dan kerjasama personal yang baik, untuk
mencapai kinerja yang optimal
7. Terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan nyaman dengan
meningkatkan kegiatan wawasan wiyata mandala.
d. Sasaran
1. Menyusun dan menetapkan kurikulum sekolah yang sesuai dengan standar
nasional
2. Membina pendidik dan tenaga kependidikan yang professional dengan
kinerja yang optimal, sesuai standar yang telah ditetapkan
3. Pembinaan peserta didik secara kontinu dan berkesinambungan dalam
meningkatkan kualitas hasil belajar dan kualitas akhlak mulia
4. Melengkapi kebutuhan sarana/prasarana perpustakaan yang representatif
menuju electronic library. Serta kebutuhan sarana/prasarana pembelajaran
lainnya.
5. Menggali sumber dana dan mengelolanya dengan tepat guna serta berhasil
guna dengan prinsip transfaransi dan akuntabel.53
3. Profil Siswa-Siswi di SMA Negeri 1 Sukaresmi
53
13.00 WIB
www.sman1sukaresmi.sch.id. Diakses pada tanggal 20 April 2009 pukul
Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sukaresmi untuk tahu ajaran 2008-2009
mencapai 1033 siswa dan siswi dari seluruh tingkatan, dengan jumlah siswa
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 458 orang dan siswa berjenis kelamin
perempuan berjumlah 575 orang.
Mengenai jumlah rombongan belajar, pembagian kelas maupun para
pengajar di SMAN 1 Sukaresmi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 1.
Jumlah Kelas Di SMAN 1 Sukaresmi
Kelas
Kelas
Kelas
X
XI
XII
9
Total
IPA
IPS
BHS
Jml
IPA
IPS
BHS
Jml
3
4
2
9
3
4
2
9
27
Tabel 2
Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasi
Kualifikasi
Jumlah
Persen
Magister (S-2)
2
3,2%
Sarjana (S-1)
59
93,6%
Sarjana (S-1)
1
1,6%
Ket.
Doktor (S-3)
Dalam proses
penyelesaian
Sarjana Muda (D-III)
Diploma II (D-II)
1
1,6%
Diploma I (D-I)
SLTA
Total
63
100%
Tabel 3
Jumlah Guru Berdasarkan Status
Kualifikasi
Jumlah
Persen
Guru Negeri
41
65,1%
Guru tidak tetap (honorer)
22
34,9%
63
100,0%
Ket.
Guru tetap yayasan
Total
Tabel 4
Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Kualifikasi
Kualifikasi
Jumlah
Persen
1
5,6%
Doktor (S-3)
Magister (S-2)
Sarjana (S-1)
Sarjana (S-1)
Sarjana Muda (D-III)
Diploma II (D-II)
Ket.
Diploma I (D-I)
2
11,1%
SLTA
8
44,4%
7
38,9%
18
100%
SLTP
SD
Total
Tabel 5
Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Status
Kualifikasi
Jumlah
Persen
Guru Negeri (PNS)
4
22,2%
Guru Tidak Tetap
14
77,8%
18
100%
Ket.
Guru Tetap Yayasan
Total
Tabel 6
Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Kualifikasi
Jumlah
Persen
Tata usaha atau administratif
9
50%
Pustakawan
2
11%
Teknisi
1
6%
Kebersihan
4
22%
Petugas laboratorium
Ket.
Keamanan
2
11%
18
100%
Lainnya
Total
Tabel 7
Jumlah Ruang Kelas
Kondisi ruang kelas
Jumlah
Persen
Baik
18
67%
Rusak ringan
9
33%
27
100%
Ket.
Rusak parah
Total
Seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya, SMAN 1 Sukaresmi
memiliki fasislitas ruang perpustakaan yamg membantu menunjang aktifitas
belajat mengajar siswa-siswa di sekolah ini. Perpustakaan yang terdapat di
sekolah ini memiliki berbagai masam fasilitas.
Luas perpustakaan SMAN 1 Sukaresmi adalah 223 m2 dengan rata-rata
jumlah pengungjung perpustakaan 582 siswa per bulannya. Dan rata-rata jumlah
buku yang dipinjam oleh siswa adalah 313 Buku perbulannya.
Tabel 8
Koleksi Judul Buku
Jenis Buku
Jumlah Buku
persen
Buku Pelajaran
325
42%
Buku penunjang
107
14%
Buku bacaan
346
44%
778
100%
Total
Ket.
B. FILM DOA YANG MENGANCAM
1. Profil Sinemart Production House
Sinemart dibentuk pada tahun 2003 oleh Leo Sutanto, Sentot Sahid, Heru
Hendriyarto dan Lala Hamid. Leo Sutanto telah lama dikenal di dunia perfilman
Indonesia. Setelah 25 tahun karir perfilmannya, dia kemudian mempunyai
kerinduan untuk menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional. Dari keinginan
inilah, Sinemart terbentuk.54
Proyek pertama Sinemart adalah "Malam Pertama" (2003), sebuah serial
televisi untuk SCTV yang pada akhirnya mendapat banyak nominasi di ajang
SCTV Awards 2003. Namun terobosan besar pertama Sinemart adalah adaptasi
Sinemart untuk "Ada Apa Dengan Cinta?" (2003) menjadi sebuah serial TV.
Proses audisi untuk pemeran dikemas dalam bentuk reality show, yang merupakan
acara realitas berskala nasional pertama di Indonesia.
Sejak didirikan, Sinemart telah mengukuhkan posisi sebagai salah satu
pemeran utama di dunia perfilman Indonesia. Cakupan dan pertumbuhan
54
www.sinemart.com. Diakses pada tanggal 20 Mei 2009, pukul 16.00 WIB
perusahaan Sinemart bertumbuh pesat dengan portfolio yang berkisar 70 lebih
judul program untuk televisi, dengan 14 program sedang tayang. Ditambah pula
divisi Sinemart Pictures Sinemart yang telah berhasil membuat 9 film layar lebar.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, semua produksi Sinemart selalu menjanjikan
rating tinggi dan tanggapan memuaskan dari publik nasional dan internasional
(terutama Asia Tenggara).
Sinemart, yang diambil dari 3 kata 'Sinema', 'Art' dan 'Mart'
menggambarkan secara tepat apa visi dari perusahaan Sinemart ini. Sinemart
berusaha menciptakan sebuah campuran sempurna antara 'seni' dan 'dagang'
melalui medium film. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kerinduan akan
menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional merupakan fondasi Sinemart untuk
mengembangkan sebuah serial televisi atau film layar lebar.
Sebuah cerita inspirasional tentunya subjektif dengan selera orang, namun
cara Sinemart menceritakan adalah yang membuat Sinemart beda dari yang lain.
Gaya cerita Sinemart bisa digambarkan sebagai kombinasi dari artistik dan
komersil, yang menurut Sinemart sangat tepat sebagai penarik perhatian untuk
berbagai umur dan latar belakang.
Eksklusif tetapi mudah dijangkau, menjadi idaman Sinemart untuk
bagaimana Sinemart ingin dilihat khalayak luas. Para pekerja di Sinemart akan
mengerjakan dan mempromosikan produksi Sinemart secara maksimum namun
tanpa kesan akan mengintimidasi publik. Adalah ikrar Sinemart untuk
meneruskan kontribusi-kontribusi Sinemart ke dalam industri perfilman Indonesia
dengan selalu mencari dan memberi kesempatan bagi darah-darah baru, terobosan
baru dalam presentasinya dan (tentunya) cerita-cerita baru yang inspirasional.
Sejauh ini, portfolio Sinemart selalu mengandung cerita-cerita yang smart,
baru dan real dalam arti dapat direlasikan dengan kehidupan sehari-hari. Sinemart
percaya (sejauh ini) kehidupan sehari-hari dari kawula muda di lingkungan
metropolitan sangat akrab dengan mayoritas pemirsa di Indonesia.Yang menjadi
media rekanan Sinemart adalah Stasiun TV swasta seperti Global TV
TPI
(Televisi Pindidikan Indonesia), RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan
MNC (Media Nusantara Citra).
2. Profil Film Doa yang Mengancam
a. Profil Film Doa yang Mengancam
Berbekal rayuan maut akan kehidupan mewah dan mapan di Jakarta.
Madrim sukses menikahi Leha. Sayangnya, kenyataan berkata lain, Madrim yang
hanya buruh bongkar muat di pasar induk, tak kuasa lagi mempertahankan Leha.
Istrinya itu minggat dari rumah.
Ditengah kemiskinan dan penderitaan hatinya, Madrim mengadu pada
Kadir, lelaki penjaga mushola kecil. Kadir pun menyarankan apa yang disarankan
hampir setiap orang tua kepada anaknya, petuah lama yang berbunyi; bekerja
keras diiringi doa. Dan Madrim pun kembali giat bekerja, dan terus berdoa di
mushola Kadir.
Sayangnya, kehidupan Madrim tak kunjung membaik, Leha juga semakin
tak berkabar berita. Kekesalan semakin menumpuk di dada Madrim, dan dalam
salah satu doa terakhirnya, Madrim mengancam tuhan!
Tapi tenang, tentu saja Sang Maha Kuasa tak tinggal diam. Dengan sekali
sambaran petir-Nya, Madrim terkapar tak berdaya di tanah lapang.
Bermula dari cerita pendek berjudul 'Dalam Doanya Dia Mengancam'
yang kemudian dituangkan kedalam skenario oleh Jujur Prananto (yang juga
menulis cerpennya).
Sinemart Pictures kembali mempercayakan produksi filmnya kepada
sutradara yang tengah happening lewat film Ayat-Ayat Cinta, Hanung Bramantyo.
Judul filmnya nanti akan diberi judul 'Doa Yang Mengancam'.
Jika Anda pernah menyimak dua film sebelumnya dari sutradara Hanung
Bramantyo, Get Married (1,3 juta penonton, Starvision Plus) dan Ayat-Ayat Cinta
(3,5 juta penonton, MD Pictures), maka Doa Yang Mengancam ini adalah
perpaduan keduanya, yakni komedi-religi. Film ini direkam diatas pita Kodak 35
mm dan kamera 535, dengan lokasi hampir seluruhnya di seputaran Jakarta dan
Depok.
b. Kru dan Pemain Film Doa yang mengancam
Banyak artis papan atas Indonesia yang terlibat dalam film Indonesia.
Tokoh buruh bongkar muat bernama Madrim yang menjadi tokoh utama akan
diperankan oleh Aming. Aktingnya akan disandingkan dengan Ramzi, bintang
sinetron ini akan bermain sebagai Kadir. Istri cantik Madrim yang lugu akan
dimainkan oleh Titi Kamal.
Casting
Director
Amelia
Oktavia
harus
bekerja
keras
untuk
mengumpulkan nama-nama beken yang akan berperan dalam film ini, aktor senior
Deddy Sutomo harus dikejarnya hingga Gedung MPR/DPR, aktor kawakan ini
akan memainkan karakter Tantra, seorang penjahat kelas atas sekaliber Eddy
Tansil. Masih ada Nani Wijaya dan Cahya Kamila, duo ibu anak yang akan
berperan sebagai ibu Madrim. Plus Berliana Febrianti yang akan memakai
seragam Polisi lengkap berpangkat Aipda, Cici Tegal serta Jojon. Turut
mengambil peran adalah Zaskia Mecca. Pendalaman karakter seluruh pemain
dipercayakan pada Whani Dharmawan yang sekaligus mentor di Dapur Film
Acting Course.55
Hampir seluruh tim produksi Ayat-Ayat Cinta dan Get Married terlibat
dalam produksi 'Doa Yang Mengancam', Director of Photography Faozan Rizal,
Costume Designer Retno Ratih Damayanti, serta sound Adimolana, sementara Art
Director dipercayakan pada Oscar Firdaus.
c. Sinopsis Film Doa yang Mengancam56
Madrim, seorang kuli angkut di pasar induk, merasa dirinya bernasib
paling malang di dunia. Ia terlibat banyak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan
diusir dari rumah kontrakan. Ia curhat ke Kadir, teman satu-satunya yang penjaga
mushola. Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madrim tak pernah berdoa,
dan menyarankan agar Madrim rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan
rajin sholat di mushola. Tapi nasibnya tak kunjung berubah.
Suatu hari seorang maling yang sedang dikejar-kejar penduduk masuk
mushola. Ia menyandera Kadir dan mengancam akan menusuk leher Kadir.
www.doayangmengancam.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2009,
pukul 15.00 WIB
55
www.doayangmengancam.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2009,
pukul 15.30 WIB
56
Penduduk menyingkir. Si maling kemudian kabur. Peristiwa ini menjadi inspirasi
bagi Madrim. Dalam doanya dia bukan hanya memohon tapi juga mengancam
Tuhan. Ia memberi tenggat waktu tiga hari. Jika doanya tidak terkabul, ia akan
berpaling ke setan.
Madrim pun pergi berkelana. Pada hari ketiga, ia sampai di sebuah padang
ilalang, dimana saat itu ia sudah mulai putus asa. Petir menyambarnya, ia jatuh
pingsan dan ditolong penduduk desa. Setelah mengalami koma beberapa hari, ia
pun sadar. Tiba-tiba, Madrim memiliki kemampuan yang sangat jarang dimiliki
orang, ia dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya.
“Kemampuan melihat” ini lalu dimanfaatkan polisi untuk melacak
keberadaan para buron. Puluhan buron berhasil ditangkap polisi atas “petunjuk”
Madrim.
Hal ini meresahkan Tantra, seorang “buron kerah putih” yang kaya raya.
Ia pun menculik Madrim dan menahan di apartemennya dengan memberinya gaji
buta dan pengawalan ketat.
Madrim pun seketika hidup berkecukupan. Ia kemudian membayar semua
hutang-hutangnya. Kadir menyarankan agar Madrim mengunjungi ibunya yang
sudah begitu lama ia tinggalkan di kampung. Madrim pun mendatangi ibunya dan
mengajaknya pindah ke Jakarta, tapi si ibu menolak. Saat si ibu mandi, Madrim
menemukan foto ibunya saat masih muda. Sekonyong-konyong Madrim melihat
gambaran masa-lalu ibunya. Ia pun sangat terkejut.
Madrim yang syok kembali ke Jakarta. Ia memohon, dan lagi-lagi
mengancam Tuhan agar ia dibebaskan dari “kemampuan lebih”-nya yang ternyata
justru menyiksa dirinya. Doanya tak mempan. Kadir menduga, jangan-jangan
“kemampuan lebih” itu bukan pemberian Tuhan, tapi pemberian setan. Maka
Madrim pun “menggugat setan”, minta agar ia dikembalikan jadi manusia biasa.
Madrim melakukan dialog ini dalam kondisi mabok, sampai secara tak sengaja ia
melakukan sesuatu yang membuatnya tersetrum listrik
Lagi-lagi Madrim mengalami koma. Setelah siuman, ia bukannya
kehilangan kemampuan, tapi kemampuannya justru bertambah. Ia bukan saja bisa
melihat gambaran seseorang saat ini, tapi juga gambaran di masa mendatang!
Tantra gembira sekali Madrim memiliki kemampuan baru ini, dan
memanfaatkannya habis-habisan untuk bermain saham. Hanya dengan melihat
foto seorang penyiar televisi (yang menyiarkan berita perkembangan saham),
Madrim bisa melihat apa yang terucap si penyiar sekian hari mendatang.
Walhasil, kenaikan atau pun penurunan harga saham bisa diprediksi secara sangat
tepat
Dalam tempo singkat kekayaan Madrim meningkat. Tapi ia tak kunjung
bahagia karena ia justru tak mampu melacak keberadaan istrinya sendiri. Ia pun
memohon pada Tuhan agar dipertemukan dengan istrinya
Tantra yang melihat Madrim lesu dan kesepian, berinisiatif memanggilkan
seorang pelacur kelas atas ke apartemen Madrim. Pelacur ini pun datang dan
ternyata dia adalah Leha, istri Madrim! Leha merasa sangat terpukul dan
melarikan diri. Madrim mengejarnya sampai lantai tertinggi apartemen. Madrim
merayunya agar Leha mau hidup bersama lagi seperti dulu, tapi Leha memilih
jalan lain. Leha bunuh diri dengan cara emnjatuhkan dirinya dari lantai tertinggi
apartemen tersebut.
Madrim merasa sangat terpukul dan memutuskan “membuang” semua
kekayaannya (menyerahkannya ke Kadir untuk dikelola) dan memilih jadi orang
biasa. Tapi muncul kemudian gambaran dirinya di masa depan : Madrim yang
sudah miskin masih juga ditodong dan ditusuk penjahat karena tak bisa
menyerahkan apa-apa. Madrim panik dan memutuskan untuk pergi ke padang
ilalang tempat ia pertama kali mendapat kekuatan.
Di padang ilalang ini ia berteriak memanggil-manggil petir agar datang
dan menyambarnya, dan berharap agar dengan tersambar petir kekuatannya akan
hilang dan ia bisa kembali menjadi manusia biasa. Tapi sang geledek tak kunjung
datang. Berhari-hari Madrim bergolek di padang ilalang. Sampai nyaris mati
lemas.
Kepala Desa lagi-lagi menemukan Madrim dan menolongnya. Kadir (yang
datang ke desa ini karena sudah bisa menduga tujuan kepergian Madrim)
mengatakan ia dan orang-orang desa berdoa untuk keselamatannya. Madrim
merasa iri pada orang-orang yang masih bisa berdoa, karena dirinya sudah takut
berdoa. Kadir menyarankan agar Madrim bersikap tawakal.
Semua kejadian yang telah menimpa Madrim akhirnya menyadarkannya
bahwa kekayaan dan kesuksesan yang telah diraihnya tidak membuatnya bahagia
karena dia sendiri tidak dapat menikmatinya bersama dengan orang-orang yang
dia cintai. Akhirnya Madrim bertobat, dia kembali menjemput ibunya dan
memilih memulai hidup baru Dibantu oleh sahabatnya, kadir, Madrim dan Ibunya
membuka sebuah warung makan sederhana sebagai mata pencaharian baru
mereka.
BAB IV
PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM
”DOA YANG MENGANCAM”
A. Deskripsi Responden
SMAN 1 Sukaresmi beralamat di Jl. Mariwati km.4 Kecamatan Sukaresmi
kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat. Telepon (0263) 581209, faksimili (0263)
580519. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sukaresmi untuk tahu ajaran 2008-2009
mencapai 1033 siswa dan siswi dari seluruh tingkatan, dengan jumlah siswa
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 458 orang dan siswa berjenis kelamin
perempuan berjumlah 575 orang.
Dalam penelitian ini, respondennya adalah siswa-siswi SMA Negeri 1
Sukaresmi, yakni kelas X, kelas XI dan kelas XII semua program study di sekolah
tersebut. Penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 103 siswa. Karena penulis
menggunakan 10% dari jumlah populasi kelas X, XI dan XII. Penulis mencoba
menghitung sampel dengan 10% maka 1033 x 10% = 103,3, dibulatkan menjadi
103 siswa. Jadi, setelah dipersentasi dengan 10% hasilnya adalah 103 siswa. Dan
sampel tersebut berasal dari kelas X, XI dan XII dari program study IPA, IPS dan
Bahasa.
Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi
responden maka penulis juga melakukan wawancara (Deep Interview) yang
merupakan bagian dari metode penelitian kualitatif. Dari 103 responden, maka
penulis mengambil siswa sebanyak 21 orang. Pengambilan sampel ini didasarkan
pada dua hal, yakni mereka yang aktif di organisasi dan yang kedua mereka
pernah menonton film ini sebelumnya sebelum ditayang ulang oleh penulis pada
15 Juni 2009. Dengan ini diharapkan mereka akan lebih memahami isi film
dibanding siswa lainnya. Dan dari 21 orang inilah penulis melakukan wawancara
langsung mengenai persepsi mereka tentang film ”Doa Yang Mengancam”.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mendapat kemudahan dalam
membagikan angket kepada 103 siswa dan 21 siswa yang dijadikan sampel dan
jawaban yang didapat tidak terdapat kecacatan.
Tabel 9
Rincian Penghitungan Sampel
No.
Kelas
Jumlah Siswa
Rincian
Jumlah
1.
X
344
10 x 344
34,4
100
2.
XI
344
10 x 344
34,4
100
3.
XII
345
10 x 345
34,5
100
Jumlah
1033
103,3
Untuk mendeskripsikan mengenai persepsi siswa di SMAN 1 sukaresmi
terhadap film Doa Yang Mengancam, akan lebih baik jika kita terlebih dahulu
mengetahui identitas pribadi siswa dan mengetahui latar belakang mereka.
Identitas pribadi dan latar latar belakang responden
penting untuk diketahui
karena ini berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang. Seperti telah dikatakan oleh Udai Pareek bahwa dalam menyeleksi
berbagai gejala untuk persepsi dipengaruhi oleh kebutuhan psikologis, latar
belakang, pengalaman, kepribadian, sikap, dan kepercayaan serta penerimaan diri.
Ada juga yang menyebutkan bahwa persepsi seseorang tergantung dari sikap.
motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan
(ekspektasi)
Dalam hal ini, awalnya penulis akan mengelompokkan data identitas
responden yang diajukan dalam pertanyaan yang terdiri dari jenis kelamin, usia,
kelas dan asal sekolah. Jenis kelamin responden terbagi menjadi dalam dua
bagian, yakni laki-laki dan perempuan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa
sebesar 46,7% atau 48 orang adalah responden berjenis kelamin laki-laki dan 55
orang atau 53,3% adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yang
menyaksikan film ”Doa Yang Mengancam”.
Usia responden terbagi menjadi lima bagian, yaitu repsonden yang berusia
14 tahun, 15 tahun. 16 tahun, 17 tahun dan 18 tahun. Data menunjukkan bahwa
ada variasi usia responden yang signifikan yaitu responden yang berusia 14 tahun
sebanyak 15 orang atau 9,7%, yang berusia 15 tahun sebesar 29,1%, yang berusia
16 tahun ada 32 orang atau dengan persentasi 31,1%, yang berusia 17 tahun
sebesar 24,3% dan yang terakhir siswa yang berusia 18 tahun ada 6 orang atau
5,8%.
B. Analisis Data
Film Doa Yang Mengancam adalah sebuah film yang mengangkat tema
tentang agama Islam. Untuk mengetahui seberapa tertariknya mereka dengan film
drama religi, akan lebih baik jika kita melihat terlebih dahulu latar belakang
agama dan pengetahuan mereka tentang agama Islam.
Mula-mula untuk mengetahui mengetahui latar belakang pendidikan
agama siswa, peneliti menanyakan mengenai asal sekolah siswa-siswi sebelum
masuk SMA Negeri 1 Sukaresmi. Dan jika dilihat mayoritas mereka berasal dari
SMP Negeri. Yang seperti kita tahu bahwa siswa di sekolah negeri biasanya tidak
mendapat pengetahuan agama sebanyak seperti siswa di sekolah madrasah
Tsanawiyah atau sekolah yang berlatar belakang agama tertentu. Mungkin untuk
pendidikan agama yang sifatnya non formal, mereka mendapatkan lebih di luar
sekolah tapi untuk sekolah, siswa di sekolah Negeri terbatas dengan kurikulum
yang ada.
Data yang diperoleh oleh penulis menunjukkan bahwa mayoritas siswa
SMA Negeri 1 Sukaresmi, khususnya yang menjadi sampel penelitian ini berasal
dari SMP Negeri dengan persentase 91,3% atau 94 orang dari 103 siswa yang
menjadi sampel, sisanya berasal dari SMP Swasta dengan 3,9%. MTS Negeri
dengan 2,9% dan MTS Swasta dengan 1,9%.
Berikutnya mengenai keikutsertaan dalam organisasi. Ini termasuk
pertanyaan pembuka untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam
sekolah dan aktifitas di luar sekolah. Penulis mengasumsikan bahwa siswa yang
aktif mengikuti organisasi biasanya lebih terbuka dalam menyatakan pendapat dan
pandangannya terhadap sesuatu karena itu pertanyaan ini diajukan. Mengenai
keikutsertaan siswa-siswi dalam organisasi dapat kita lihat pada tabel 5 di bawah
ini.
Tabel 10
Keikutsertaan Dalam Organisasi
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Pengurus Organisasi
24
23,4%
2.
Anggota Aktif Organisasi
35
33,9%
3.
Anggota Tidak aktif
20
19,4%
4.
Tidak Ikut organisasi
24
23,3%
Jumlah
103
100%
Jika dilihat dari tabel, diketahui bahwa 76.7% siswa ini mengikuti
organisasi dengan perincian 23.4% menjadi pengurus organisasi yang diikutinya,
sebesar 33.9% siswa mengaku menjadi anggota aktif dari sebuah organisasi, dan
19.4% mengikuti organisasi namun hanya sebgaai anggota tidak aktif. Sisanya
yakni sebesar 23.3% mengaku tidak mengikuti organisasi apapun. Berarti lebih
dari setengahnya aktif berorganisasi dan biasanya mereka lebih terbuka dalam
menyatakan pendapat atau pandangan mereka.
Pertanyaan berikutnya mengenai latar belakang agama atau kepercayaan
siswa-siswi. Film Doa Yang Mengancam adalah film drama yang berlatar
belakang agama yang menceritakan mengenai aktifitas beragama seorang muslim.
Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh latar belakangnya, jika siswa merasa
bahwa ada kesamaan latar belakang agama dalam film ini dengan dirinya maka
siswa akan tertarik untuk mengikuti alur cerita lalu mempersepsi film tersebut
sesuai dengan apa yang telah dilihatnya. Karena itu, penulis mencoba
mempertanyakan mengenai agama siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi yang
menjadi sampel dalam penelitian kali ini.
Hasilnya ternyata mayoritas siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi, khususnya
yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah muslim. Karena itu, jawaban
dari siswa akan dinilai lebih valid karena ada kesamaan latar belakang agama dan
budaya antara siswa dan tokoh dalam Film ”Doa Yang Mengancam”.
Berikutnya, penulis ingin mempertanyakan mengenai seberapa sering
siswa mempertimbangkan ajaran-ajaran agamanya dalam tingkah lakunya di
kehidupan sehari-hari. Karena orang yang takwa adalah orang yang selalu
mempertimbangkan ajaran-ajaran agama
dalam
setiap
tingkah
lakunya.
Melaksanakan setiap perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Film ”Doa
Yang Mengancam” menceritakan tentang pentingnya mempertimbangkan ajaran
agama sebelum seseorang berusaha melakukan sesuatu.
Apa yang dilakukan Madrim dengan mengancam Tuhannya agar doanya
dikabulkan dapat dikatakan sebagai tindakan yang tidak terpuji. Dia selalu
berpikiran negatif dengan mengatakan bahwa Tuhan tidak sayang padanya dan
melupakan dirinya. Mungkin hal inilah yang dipikirkan oleh sebagian besar orang
yang mendapat cobaan seperti yang dialami Madrim. Tindakan yang dilakukan
Madrim tidak mempertimbangkan ajaran-ajaran agamanya. Karena bagaimanapun
Islam mengajarkan agar umat muslim selalu bersabar ketika mendapat cobaan dan
tidak berburuk sangka kepada Allah SWT ketika doanya belum terkabulkan.
Karenanya penulis juga ingin mengetahui seberapa sering siswa
mempertimbangkan ajaran agama Islam ketika melakukan sesuatu dalam
kehidupannya. Jawabannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11
Frekuensi Mempertimbangkan Ajaran Agama Dalam Kehidupan
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Sangat Sering
4
3,9%
2.
Sering
47
45,6%
3.
Cukup Sering
52
50,5%
4.
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
103
100%
Mayoritas
siswa
yakni
sebesar
50.5%
mengaku
cukup
sering
mempertimbangkan ajaran agamanya sebelum mereka melakukan sesuatu.
Sebanyak 47 siswa atau 45.6% mengatakan sering dan hanya ada 4 siswa atau
3.9% saja yang mengatakan bahwa mereka sangat sering mempertimbangkan
ajaran agama Islam dalam kehidupan mereka.
Film ini menceritakan mengenai sebuah konsep doa, yakni sebuah bentuk
komunikasi antara Tuhan dengan hambanya. Di sini diceritakan mengenai sebuah
pengaruh doa dalam kehidupan. Penulis ingin mengetahui pendapat siswa tentang
arti penting sebuah doa dan apakah ini memberikan pengaruh dalam keberhasilan
atau kegagalan seseorang dalam melakukan sesuatu. Untuk lebih lengkap,
jawabannya tercantum dalam tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12
Pengaruh Doa Dalam kehidupan
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Sangat Berpengaruh
86
83,5%
2.
Berpengaruh
17
16,5%
3.
Kadang Berpengaruh
-
-
4.
Tidak Berpengaruh
-
-
Jumlah
103
100%
Jika dilihat mayoritas jawaban mereka yakni sebesar 83.5% menjawab
sangat berpengaruh, dan sebanyak 17 siswa atau 16.5% menjawab doa itu
berpengaruh artinya mereka setuju bahwa sebuah doa memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang ketika melakukan
sesuatu. Mereka mengaku sering berdoa agar harapan mereka terkabul. Ketika
ditanya kapan waktu biasanya mereka berdoa, ada yang menjawab setiap saat,
namun yang paling sering adalah setelah menunaikan ibadah shalat, karena disaat
itu seorang hamba merasa dekat dengan Tuhannya.
Film Doa Yang Mengancam, membahas mengenai takdir seorang hamba
dan bagaimana usaha dia untuk mengubah takdirnya itu. Maka penting untuk
mengetahui bagaimana konsep takdir menurut siswa-siswi di SMAN 1 Sukaresmi
ini. Jawaban mereka bermacam-macam, namun intinya mereka berpendapat
bahwa takdir adalah ketentuan Allah SWT mengenai jalan hidup seorang hamba.
Ada yang berkeyakinan bahwa takdir terbagi dua, yakni takdir yang bisa diubah
dengan usaha manusia (takdir Mubram) seperti kekayaan atau kepintaran, dan ada
juga takdir yang tidak bisa diubah (takdir Muallaq) yakni seperti jodoh dan
kematian.
Siswa-siswi yang menjadi sampel mengatakan pendapatnya mengenai
konsep takdir, diantaranya ada yang mengatakan bahwa takdir adalah sebuah
pemberian dari Tuhan kepada diri kita tetapi masih bisa kita ubah dengan usaha
meskipun kemungkinannya kecil.57 Sementara Nurfitri berpendapat bahwa Takdir
adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah kepada umatnya dan kita tidak
dapat merubah takdir itu. Bagaimana kehidupan yang akan kita jalani, kapan kita
lahir, hidup itu adalah takdir yang diberikan Allah kepada umatnya. Takdir dapat
kita rubah dengan berusaha.58 Jadi sampel pada umumnya menyatakan bahwa
yang dimaksud takdir adalah apa yang telah Allah berikan kepada kita dan kita
dapat merubahnya dengan doa yang ikhlas yang dibarengi usaha.
Setiap manusia telah memiliki takdirnya sendiri. Takdir itu telah tertulis
bahkan sebelum manusia itu lahir ke bumi hingga nanti dia mati. Namun begitu,
Tuhan memberikan keleluasan kepada manusia untuk mengubah takdirnya
sendiri, dengan ikhtiar (usaha) yang diiringi doa.
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Dewi Rengganis,
(Siswa kelas X-I IPS) pada tanggal 15 Juni 2009
57
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Nurfitri Qadriatin,
(Siswa kelas XI IPA 1) pada tanggal 15 Juni 2009
58
Dari pendapat mengenai takdir, maka kita beranjak kepada pemahaman
mengenai konsep usaha (ikhtiar). Karena takdir dan usaha adalah dua buah konsep
yang berbeda sumbernya, takdir adalah ketentuan dari Allah SWT,. tentang
kehidupan manusia sedangkan usaha adalah upaya dari manusia untuk merubah
takdirnya, baik itu melalui usaha fisik atau melalui doa karena Tuhan tidak akan
merobah keadaan mereka,
selama mereka
tidak merobah sebab-sebab
kemunduran mereka. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran Ar-Rad ayat
11:
!
.-/!0 ,-! + "$%&'()!*
:. ⌧9 ☯457 2 1
A@@)!. ?@ =>< -! ;<
DEEF BC-! ?@
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.
Berikut adalah kutipan beberapa pendapat dari para siswa mengenai
konsep usaha:
1. Usaha adalah sesuatu yang sangat penting dalam menjalani kehidupan,
tapi semua itu tidak akan berarti apa-apa tanpa dibarengi dengan doa.59
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Mujib, (Siswa
kelas XI Bahasa 2) pada tanggal 15 Juni 2009
59
2. Usaha adalah segala sesuatu yang dilakukan manusia untuk mencapai
tujuan tertentu, namun harus juga dibarengi doa.60
3. Kita berusaha untuk menyempurnakan ikhtiar karena Allah tidak akan
merubah suatu kaum sebelum kaum itu mengubah diri mereka.61
Jadi pada intinya, hampir semua siswa berpendapat bahwa usaha adalah
kegiatan yang dilakukan manusia untuk mencapai sesuatu yang dia inginkan dan
untuk merubah takdirnya. Manusia dituntut untuk selalu berusaha, ketika dia baru
hingga dia mati. Karenanya takdir dan usaha adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, untuk mencapai hal-hal terpenting dalam
kehidupannya.
Dari konsep usaha dan takdir, maka penulis ingin mengetahui pendapat
siswa mengenai hal mana dari keduanya (takdir dan ikhtiar) yang paling
menentukan ketika seseorang ingin meraih kesuksesan atau hal-hal yang sangat
dia harapkan. Apakah takdir dari Tuhan, usaha manusia, atau perpaduan antara
keduanya, atau mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan
seseorang, misalnya faktor keberuntungan. Persentase mengenai jawaban siswa
dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13
Yang Menentukan Kesuksesan Seseorang
No.
Alternatif jawaban
F
%
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Rifky I.Yuriandi,
(Siswa kelas X-2) pada tanggal 15 Juni 2009
60
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Yani Mulyani, (Siswa
kelas XII IPA 1) pada tanggal 15 Juni 2009
61
1.
Takdir
2
2%
2.
Usaha
6
5,8%
3.
Kedua-duanya
93
90,2%
4.
Bukan kedua-duanya
2
2%
Jumlah
103
100%
Mayoritas siswa berpendapat bahwa faktor yang paling menentukan dalam
kesuksesan seseorang adalah takdir dan usaha dari orang tersebut. Persentase
siswa yang setuju dengan jawaban kedua-duanya ada 90,2% atau 93 orang dari
103 sampel. Sementara sisanya memilih takdir sebagai faktor yang paling
menentukan kesuksesan seseorang, sebesar 2%, yang setuju bahwa usaha adalah
faktor yang menentukan kesuksesan sebesar 5,8%,dan sisanya sebesar 2%
mengatakan bahwa ada faktor lain yang dapat menentukan kesuksesan seseorang.
Pertanyaan-pertanyaan di atas lebih banyak mengenai pendapat pribadi
karena penulis ingin mengetahui identitas pribadi dari responden. Bagaimana latar
belakang agama dan pengetahuan mereka tentang ajaran Islam. Berikutnya kita
akan beranjak pada pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas film. Sebagai
pembuka, penulis menanyakan sejauh mana siswa mengetahui mengenai film
drama yang biasa disebut film religi. Jawaban siswa ini hampir serupa yakni
mereka menyatakan bahwa Film Religi adalah film yang bertemakan tentang
keagamaan dan menyangkut ketuhanan.62 Pendapat lainnya setuju bahwa film
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Suzika Puspalia,
(Siswa kelas XII Bahasa 1) pada tanggal 15 Juni 2009
62
Religi adalah film yang di dalamnya terdapat norma-norma serta nilai agama yang
sangat kental yang berhubungan langsung dengan realita kehidupan masyarakat.63
Siswa-siswi yang menjadi sampel pada penelitian ini pada umumnya telah
mengetahui tentang film religi, dan mereka berpendapat bahwa film religi adalah
film tentang keagamaan, yang mengangkat mengenai kehidupan masyarakat
dengan latar belakang kehidupan agamanya. Meskipun ada sedikit perbedaan
pendapat dengan sutradara film ini, Hanung Bramantyo. Hanung sendiri
mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada film religi, yang ada adalah film
bergenre drama yang di dalamnya
dilatarbelakangi dengan hal-hal yang
menyangkut agama. Karena itu, Hanung menolak jika film-film yang dia garap,
seperti ”Doa Yang Mengancam”, ”Ayat-Ayat Cinta” atau ”Perempuan Berkalung
Sorban” disebut sebagai film religi. Istilah religi ini muncul dari masyarakat
sendiri, karena masyarakat Indonesia sering disebut sebagai masyarakat religi,
yang sangat menjaga nilai-nilai agama dalam kehidupannya.64 Karena itu ketika
ada film drama yang berlatar belakang agama, maka masyarakat kita
menyebutnya sebagai film religi.
Seberapa sering siswa menonton film drama yang berlatar belakang agama
seperti ”Doa Yang Mengancam”? Pertanyaan ini berkaitan dengan ketertarikan
mereka terhadap film-film drama yang menceritakan kehidupan orang-orang
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis
Sastrawan, (Siswa kelas XI IPS 2) pada tanggal 15 Juni 2009
63
dengan
Kadek
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Hanung
Bramantyo Anugroho, (Sutradara film ”Doa Yang Mengancam”) pada tanggal
28 Juni 2009
64
muslim. Pertanyaan mengenai frekuensi ini penulis ajukan pada pertanyaan poin
ke-11, dan berikut adalah hasilnya.
Tabel 14
Frekuensi Menonton Film Religi
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Sangat Sering
2
1,9%
2.
Sering
13
12,7%
3.
Cukup Sering
86
83,5%
4.
Tidak Pernah
2
1.9%
Jumlah
103
100%
Ternyata jawaban dari para siswa ini bermacam-macam, namun mayoritas
dari mereka yakni 83,5% mengaku cukup sering menonton film drama yang
bertema keagamaan, sebanyak 12,7% menjawab sering menonton film religi, dan
sisanya sebanyak 2% menjawab sangat sering. Namun, ada juga yang menjawab
tidak pernah menonton film drama bertema keagamaan seperti ”Doa Yang
Mengancam” sebelumnya. Frekuensinya sebanyak 2 orang atau 2% saja dari
jumlah sampel.
Persepsi adalah pengalaman manusia tentang sebuah objek, lalu
bagaimana tanggapan dan perasaan siswa setelah menyaksikan cerita dalam film
”Doa Yang Mengancam”, apa pengalaman yang mereka dapatkan setelah melihat
berbagai kejadian yang menimpa Madrim. Berikut adalah beberapa kutipan dari
pendapat para siswa:
1. Cukup terharu, apalagi ketika melihat istri Madrim bunuh diri, kemudian
Madrim menangis dan pada saat Madrim disangka sudah mati.65
2. Saya sangat terkesan dengan film tersebut, karena banyak memberikan
pesan-pesan moral yang berguna dan dapat dicontoh dalam kehidupan
sehari-hari. Filmnya juga tidak membosankan karena diselingi dengan
humor-humor dari tokoh disekeliling Madrim.66
3. Perasaan saya sangat tersentuh dan menambah ilmu serta keimanan saya
karena banyak pesan yang dapat diambil.67
Ternyata jawaban mereka masing-masing bebeda, intinya mereka menilai
sangat tersentuh dengan jalan cerita yang disajikan, ditambah film ini diselingi
dengan humor-humor yang membuat penonton tidak bosan. Ditambah adanya
berbagai pesan-pesan moral yang coba dismpaikan melalui film ini.
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan M. Gilang (Siswa
kelas X-2) pada tanggal 15 Juni 2009
65
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Dwi Rendra
(Siswa kelas XI IPA 2) pada tanggal 15 Juni 2009
66
67Berdasarkan
hasil wawancara pribadi penulis dengan Nurkhaerunnisa,
(Siswa kelas XI IPA 1) pada tanggal 15 Juni 2009
Film ini tidak hanya mengenai sebuah cerita tentang potret kehidupan
beragama pada masyarakat tingkat bawah, namun menariknya sebuah film juga
dipengaruhi oleh para pemainnya. Dalam film ini tokoh utamanya bernama
Madrim yang diperankan oleh Aming, dan banyak tokoh lainnya. Setiap orang
mungkin akan menilai tokoh atau karakter dalam film ini secara berbeda. Karena
itu, penting untuk mengetahui siapa tokoh atau karakter yang paling siswa sukai
dalam film Doa Yang Mengancam ini dan pertanyaan ini berdasarkan pada faktor
isi film yang menarik perhatian siswa.
Berdasarkan hasil wawancara penulis penulis dengan 21 siswa yang
menjadi sampel, didapatkan dua kelompok, yakni siswa yang menyukai tokoh
Madrim dan yang menyukai tokoh Kadir. Mereka yang menyukai Madrim
alasannya karena dia sifatnya unik, mempunyai indra ke-6, plin plan dan kadang
bersikap konyol.68 Ada pula yang menyukai karakter pada tokoh Kadir sahabat
Madrim, karena Kadir dinilai sebagai orang yang sabar, tawakal dan bijaksana,
dia juga sering membantu Madrim jika Madrim dalam kesusahan.69 Kadir juga
dinilai selalu mengingatkan dan menasehati Madrim.70
Ternyata penonton film kali ini terbagi dua, ada yang menyukai tokoh
Madrim dan tokoh Kadir. Alasan siswa yang menyukai tokoh Madrim karena
tokoh ini dinilai unik, apa adanya, dan meskipun dia telah menjadi orang kaya dia
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Lintar Pratama,
(Siswa kelas XI IPS 1) pada tanggal 15 Juni 2009
68
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis Farah Farhiyyah, (Siswa
kelas X-5) pada tanggal 15 Juni 2009
69
Berdasarkan hasil wawancara penulis pribadi Royhan Ahmad, (Siswa
kelas XI Bahasa 1) pada tanggal 15Juni 2009
70
tetap masih tetap ingat dengan istri, ibu dan sahabatnya. Sementara sebagian lain
menilai tokoh Kadir lebih bagus karakternya. Kadir orang yang taat beragama dan
meskipun hidupnya jauh dari kemewahan tapi dia tetap mensyukuri nikmat yang
telah diberikan Allah kepadanya. Kadir juga dinilai sebagai pribadi yang humoris
dan sangat setia kawan. Dia selalu ada untuk Madrim baik dalam keadaan susah
atau senang, dan selalu menasehati Madrim agar tidak salah jalan.
Menariknya film ini karena karakter para pemainnya yang beragam,
namun dua yang paling mencolok memang karakter Madrim dan Kadir karena
keduanya memiliki karakter yang berbeda. Madrim adalah orang yang sangat
serius, mudah putus asa, menyampingkan agama, tidak pernah yakin dengan
dirinya dan orang lain. Sementara Kadir adalah orang yang humoris, apa adanya,
seorang yang taat beribadah, selalu bisa meyakinkan Madrim untuk memilih jalan
yang terbaik.
Setelah kita mengetahui perasaan siswa yang telah menonton film dan
siapa tokoh yang paling mereka sukai, maka kita akan tahu bagaimana perasaan
mereka terhadap film ”Doa Yang Mengancam” ini. Ini adalah bagian dari bentuk
persepsi, ketika seseorang telah menyukai sebuah objek dan menyebutkan hal
yang menarik perhatian mereka, maka dia akan mulai mempersepsi objek tersebut
sesuai dengan pengalamannya.
Hasil dari data yang diperoleh penulis bahwa mayoritas siswa yang
menjadi sampel mengaku bahwa mereka cukup senang dengan keseluruhan isi
cerita yang disajikan dalam film ini, persentase yang menjawab cukup senang ada
67 siswa atau 65,1%. Sedangkan 34,9% dari sampel mengaku sangat senang
dengan filmnya. Jadi pada dasarnya, siswa-siswi yang menjadi sampel antusias
dengan film ini, sehingga jawaban mereka tentang isi cerita bisa dikatakan valid,
karena mereka sendiri menyimak dengan baik cerita yang disajikan dari awal
hingga selesai. Seberapa suka mereka dengan cerita yang disajikan melalui film
ini, akan kita ketahui jawabannya dalam tabel 15 di bawah ini.
Tabel 15
Kesukaan Dengan Jalan Cerita
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Sangat Senang
36
34,9%
2.
Cukup Senang
67
65,1%
3.
Biasa Saja
-
-
4.
Tidak Senang
-
-
Jumlah
103
100%
Lalu perasaan apa saja yang mereka rasakan ketika menonton film ini dari
awal hingga akhir. Berikut adalah kutipan jawabannya:
1. Sedih, senang, kesal dan terharu.71
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Desi Maryani,
(Siswa kelas XI IPA ) pada tanggal 15 Juni 2009
71
2. Terharu, karena Madrim yamg berusaha kembali ke jalan Allah. 72
3. Terharu, karena banyak adegan yang membuat saya tersentuh. Selain itu
banyaknya pesan-pesan yang dapat diambil dari cerita tersebut.73
Mayoritas siswa mengaku sangat sedih dan terharu dengan jalan
kehidupan yang dilalui oleh Madrim dan berbagai kesulitan yang dia hadapi.
Mereka menyakini bahwa ada orang-orang di luar sana yang mengalami nasib
seperti yang dialami oleh Madrim. Mereka merasa dekat dengan kehidupan yang
diceritakan dalam film karena kehidupannya sangat dekat dengan realita
masyarakat Indonesia saat ini.
Persepsi dalam penelitian ini dibatasi pada tiga aspek yakni: faktor yang
menarik perhatian siswa, sikap siswa, dan interpretasi siswa terhadap isi pesan
film “Doa Yang Mengancam”. Karenanya kita harus mengetahui adakah hal yang
menarik dari film ini, dan menurut siswa aspek apa yang dinilai menarik dan
berikut adalah beberapa kutipan jawaban dari para siswa.
1. Hal yang menarik dari film tersebut adalah mengenai konsepnya tentang
takdir, usaha dan doa yang saling mempengaruhi yang tidak dapat
dipisahkan antara ketiganya.74
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis
Kusnandang, (Siswa kelas XI IPS 2) pada tanggal 15 Juni 2009
72
dengan
Iwan
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Ririn Febrina,
(Siswa kelas XII IPA 1) pada tanggal 15 Juni 2009
73
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Fitria Slamet,
(Siswa kelas X-2 ) pada tanggal 15 Juni 2009
74
2. Ada yakni ketika Madrim memperoleh indra ke-enam dan membantu
polisi untuk mengungkap kejahatan.75
3. Ada, yakni ketika Madrim menyadari bahwa Allah SWT maha adil dan
Allah menentukan takdir Madrim untuk mensejahterakan hidupnya.76
Begitulah berbagai jawaban yang dikemukakan oleh para siswa mengenai
hal yang menarik dari film :Doa Yang Mengancam”. Kebanyakan siswa menilai
bahwa saat Madrim mendapatkan indra ke-6 nya dan membantu polisi
menemukan para penjahat adalah saat-saat menarik dalam film ini. Sebagian lain
menilai bahwa film ini banyak mengajarkan kita mengenai keikhlasan, dan
pentingnya berusaha yang disertai doa yang ikhlas. Selain itu, film ini juga
mencoba menyadarkan bahwa tidak ada kekuatan di dunia ini melebihi kekuasaan
Allah SWT, dan pastinya Allah akan selalu mendengar doa hamba-Nya. Dan
itulah bagian yang paling menarik. Ada juga yang berpendapat bahwa saat
menarik dalam film ini adalah ketika Madrim dapat melihat masa lalu kelam
ibunya, dan ketika dia tidak dapat menemukan istrinya sendiri. Hal ini senada
dengan yang dikemukakan oleh sang sutradara, karena disaat itulah Tuhan
menunjukkan bahwa kelebihan Madrim akan membuatnya tidak bahagia.
Ada beberapa klimaks dalam film ini, diantaranya ketika Madrim dalam
posisi putus asa dan dia akhirnya menemukan cara agar Tuhan mengabulkan
doanya, yakni dengan cara mengancam Tuhan. Melalui doanya Madrim
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Nurkhaerunnisa,
(Siswa kelas XI IPA 1) pada tanggal 15 Juni 2009
75
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Dimas Muhar,
(Siswa kelas XI Bahasa 1) pada tanggal 15 Juni 2009
76
mengancam jika semua harapannya tidak secepatnya dikabulkan oleh Tuhan maka
dia akan berpaling pada setan. Tindakan mengancam tuhan bukan tindakan yang
diajarkan agama, namun mungkin orang akan berbeda memandang tindakan yang
dilakukan Madrim ini. Karenanya, penulis menanyakan pendapat siswa tentang
tindakan Madrim yang mengancam Tuhan melalui doanya. Hasilnya ternyata para
siswa 100% tidak setuju dengan tindakan Madrim ini. Jawaban lebih lengkap
dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16
Pendapat Terhadap Tindakan Madrim
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Sangat Setuju
-
-
2.
Setuju
-
-
3.
Cukup Setuju
-
-
4.
Tidak Setuju
103
100%
Jumlah
103
100%
Jika mayoritas siswa tidak setuju dengan tindakan madrim yang
mengancam Tuhan, karena dinilai tidak mempertimbangkan ajaran agama lain hal
dengan sutradaranya, karena menurut Hanung orang yang mengancam Tuhan itu
memang ada dan ketika ada yang menentangnya itu hanya merupakan pernyataan
munafik, karena setiap manusia pasti pernah merasakan kejengkelan ketika
doanya tidak dikabulkan. Keluhan-keluhan itu pasti akan menghampiri setiap
manusia, namun itu tidak pernah disadari dan diakui. Dan itulah salah satu tujuan
film ini, yakni menyadarkan manusia akan bahwa dia mungkin akan berada pada
posisi Madrim. Namun tetap kita tidak boleh putus asa ketika doa kita belum
dikabulkan.
Lalu, jika mayoritas siswa tidak setuju dengan tindakan Madrim,
seharusnya apa yang dilakukan seseorang yang berada dalam posisi putus asa
seperti yang dialami oleh Madrim. Ini adalah sebuah bentuk interpretasi siswa
terhadap film dan ini adalah bagian dari persepsi. Berikut adalah beberapa kutipan
jawaban untuk pertanyaan ini:
1. Bersabar, bertawakal, dan berdoa kepada Allah SWT agar diberikan
kemudahan, dan berusaha supaya kita dapat menyelesaikan masalah kita.77
2. Mengintrospeksi diri terlebih dahulu yang pertama jelas memohon
pertolongan Allah, tidak suudzon kepada Allah, tetap sabar menghadapi
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Muhammad
Gilang, (Siswa kelas X-2) pada tanggal 15 Juni 2009
77
apa yang diberikan Allah kepada saya dan tidak akan melampaui
kemampuan saya dan itu yang terbaik.78
3. Bersabar dan terus berdoa karena segala sesuatu telah tertulis di
lahulmahpud.79
Setiap siswa mengatakan bahwa mereka akan tetap sabar dan bertawakal
kepada Allah dan yang pastinya tetap berusaha sesuai kemampuan kita karena doa
tanpa usaha akan sia-sia.. Hal serupa diungkapkan oleh Sutradara film ini Hanung
bahwa ketika ada orang yang berada di posisi Madrim disarankan agar dia selalu
berdoa dan harus tetap berusaha. Tapi kita juga harus melihat usaha dia seperti
apa. Usaha yang kita lakukan harus dengan cerdik, dengan otak, bukan hanya
dengan tubuh. Dia benar-benar dituntut untuk berpikir bagaimana caranya agar
harapannya terkabul.80
Bagian lain dari rangkaian kisah mengenai Madrim adalah ketika akhirnya
dia menjadi orang kaya dan mendapatkan semua kemewahan seperti yang dia
harapkan. Dan hal ini terjadi setelah dia menyampaikan ”ancamannya” kepada
Tuhan. Lalu sebenarnya apa yang mempengaruhi kesuksesan madrim ini, apa
karena takdir yang telah digariskan Tuhan untuknya, karena usahanya untuk
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Yani Mulyani,
(Siswa kelas XII IPA 1) pada tanggal 15 Juni 2009
78
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan M. Ramdan,
(Siswa kelas XII IPS 1) pada tanggal 15 Juni 2009
79
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Hanung
Bramantyo Anugroho (sutradara film ”Doa Yang Mengancam”) pada tanggal 28
Juni 2009
80
meraih impiannya, karena doa dalam salatnya, atau mungkin karena ancamannya
kepada Tuhan?
Pendapat setiap orang mungkin akan berbeda sesuai dengan persepsi
masing-masing, karena persepsi setiap orang tentang sebuah objek akan berbeda
sesuai dengan faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi
individu, begitu pula para siswa yang menyaksikan film ini. Dan berikut rincian
jawaban para siswa tentang faktor yang mempengaruhi kesuksesan Madrim dalam
Film ”Doa Yang Mengancam”.
Tabel 17
Yang Mempengaruhi Kesuksesan Madrim
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Takdir
22
21,4%
2.
Usaha
19
18,4%
3.
Doa
44
42,7%
4.
Ancamannya Kepada Tuhan
18
17,5%
Jumlah
103
100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa 22 siswa atau 21,4% memilih takdir
sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan Madrim. Jadi, memang takdir
Madrim telah ditentukan bahwa dia akan merasakan menjadi orang kaya seperti
harapannya. Sementara yang setuju bahwa usaha Madrimlah yang telah membuat
dia menjadi orang sukses. Itu karena dia dapat menggunakan dengan baik
kelebihan yang dia miliki. Faktor usaha ini dipilih oleh 19 orang atau dengan
persentase sebesar 18,4%.
Selain takdir dan usaha, ada faktor doa. Sebanyak 44 siswa atau 42,7%
siswa memilih faktor doa sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan Madrim.
Kesungguhan Madrim dalam berdoa, sebelum akhirnya dia mengancam Tuhan
yang membantunya untuk mendapatkan hal-hal yang dia inginkan. Dan sisanya,
yakni sebesar 17,5% justru lebih setuju bahwa ancamannya Madrim kepada
Tuhan lah yang telah membuat dia akhirnya menjadi orang sukses. Karena setelah
Madrim mengancam Tuhan, dia justru mendapatkan indra ke-6 yang membuat
Madrim dibayar mahal demi mendapatkan sebuah informasi.
Dapat dikatakan bahwa Madrim menjadi orang sukses justru setelah dia
mengancam Tuhan. Karena setelah Madrim mengancam Tuhan, dia mendapatkan
indra ke-6, dan dengan kelebihannya ini Madrim dibayar mahal agar mendapatkan
sebuah informasi. Namun dia sendiri tidak bahagia dengan kesuksesan yang dia
raih karena dia tidak dapat membaginya dengan orang-orang yang dia sayangi.
Ketika akhirnya Madrim tertekan dan meminta Tuhan untuk menarik semua
kelebihan yang ada pada dirinya. Maka muncul pertanyaan, apakah indra ke-6
yang diperoleh Madrim yang telah membuatnya menjadi orang kaya itu
merupakan anugerah dari Tuhan atau justru cobaan. Dan berikut adalah jawaban
dari para siswa.
Tabel 18
Pendapat Mengenai Kelebihan Madrim
No.
Alternatif jawaban
F
%
1.
Anugerah Dari Tuhan
14
13,6%
2.
Cobaan Dari Tuhan
89
86,4%
Jumlah
103
100%
Sebesar 86,4% responden menyatakan bahwa sebenarnya kelebihan yang
diperoleh Madrim merupakan bentuk cobaan dari Tuhan. Karena meski dengan
kelebihannya itu dia dapat memperoleh kesuksesan yang dia harapkan, tapi dia
tidak berbahagia, apalagi ketika ternyata Madrim tidak bisa menolong dirinya
sendiri. Dia dapat membantu menemukan keberadaan orang lain, tapi dia tidak
dapat menemukan keberadaan istrinya sendiri. Ditambah karena kelebihannya ini
Madrim akhirnya mengetahui masa lalu ibunya. Dan beragam kondisi itu
membuat Madrim tidak bahagia dan akhirnya meminta Tuhan mencabut kembali
kelebihannya itu. Jawaban ini juga senada dengan apa yang ingin disampaikan
oleh sang sutradara. Mas Hanung mengatakan bahwa sebenarnya indra ke-6 yang
dimiliki Madrim itu merupakan cara Tuhan membantu Madrim meraih hal-hal
yang dia inginkan sekaligus pula menyadarkan Madrim bahwa tidak semua hal
yang dia inginkan adalah yang terbaik untuknya.81 Lalu sisanya, yakni 13,6%
menyatakan bahwa indra ke-6 yang diperoleh Madrim adalah anugerah dari
Tuhan dan jawaban dari semua doa Madrim.
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Hanung
Bramantyo Anugroho (sutradara film ”Doa Yang Mengancam”) pada tanggal 28
Juni 2009
81
Bagaimana sikap dan pendapat siswa tentang film ”Doa Yang
Mengancam” dan sebenarnya apa pesan yang telah mereka dapatkan setelah
menonton film ini? Ini juga merupakan bentuk persepsi karena disini kita akan
memperoleh kesimpulan dari informasi-informasi yang telah responden dapatkan
dari film ini. Mengenai pesan yang mereka peroleh setelah menonton film ini
penulis tanyakan sebagai pertanyaan penutup. Kutipan beberapa jawabannya
dikemukakan di bawah ini.
1. Jangan mudah terpengaruh oleh orang lain, sesulit apapun masalah yang
kita hadapi, kita harus tetap bertawakal kepada Allah dan jangan mudah
putus asa. Kita juga harus ikhlas ketika berdoa, jadi ketika doanya tidak
terkabul kita tidak akan menyalahkan Allah.82
2. Dalam menghadapi berbagai masalah sudah seharusnya sebagai manusia
untuk selalu berusaha dan berdoa kepada Allah SWT. Apapun yang terjadi
karena segala kenikmatan berasal dari Allah SWT.83
3. Sebaiknya, hadapi masalah dengan berdoa, usaha dan berserah diri kepada
Allah dan janganlah sekali-kali kita tidak yakin dengan Allah.84
4. Jangan gila karena harta, hidup di dunia hanyalah sementara dan
kehidupan yang kekal adalah di akhirat. Kurangnya rasa iman atau
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Alit apliani, (Siswa
Kelas X-4) pada tanggal 15 Juni 2009
82
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Elfina Damayanti,
(Siswa kelas XII IPS 1) pada tanggal 15 Juni 2009
83
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis
Kusnandang, (Siswa kelas XI IPS 2) pada tanggal 15 Juni 2009
84
dengan
Iwan
ketakwaan akan membuat kita jadi kufur dengan nikmat yang telah
diberikan oleh Allah.85
5. Kita harus selalu ingat kepada Allah, kita harus selalu melibatkan Allah
dalam setiap menghadapi persoalan atau masalah atau masalah, dengan
disertai usaha dan selalu mensyukuri karunia dari Allah.86
Kesimpulan yang diperoleh bahwa siswa melihat film ini sebagai film
yang ingin mengungkapkan mengenai pentingnya berdoa dan berusaha untuk
meraih hal-hal yang kita inginkan. Dan kita harus menyadari bahwa yang kita
inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita. Apapun yang diberikan Allah SWT
kepada kita, kita harus menerima itu, karena itu yang terbaik.
Selain itu, ketika kita berusaha kita jangan pernah putus asa, apa lagi
sampai melakukan hal-hal di luar ajaran agama Islam. Itulah inti pesan yang
didapat oleh para siswa. Satu lagi pesan yang diperoleh siswa adalah pentingnya
doa yang didasari keikhlasan. Doa dan usaha tanpa didasari dengan keikhlasan
tidak akan ada artinya. Ketika kita berdoa, kita harus siap dan memasrahkan diri
kita, dan kita pun tidak terlalu bergantung pada apapun hasilnya nanti. Dengan
keikhlasan itu, kita tidak akan menyesal jika hasilnya tidak sesuai harapan kita.
Pesan-pesan yang diperoleh oleh siswa sesuai dengan apa yang
disampaikan sang sutradra, bahwa inti film ini ingin menyampaikan pesan
mengenai keikhlasan Film ini mengandung pesan-pesan mengenai keikhlasan,
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan M. Ramdan,
(Siswa kelas XII IPS 1) pada tanggal 15 Juni 2009
85
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Dimas Muhar,
(Siswa kelas XI Bahasa 1) pada tanggal 15 Juni 2009
86
karena keikhlasan itu penting untuk seorang hamba. Doa dan usaha tanpa didasari
dengan keikhlasan tidak akan ada artinya. Ketika kita berdoa, kita harus siap dan
memasrahkan diri kita, dan kita pun tidak terlalu bergantung pada apapun hasilnya
nanti. Itulah salah satu pesan yang ingin disampaikan bahwa tidak semua
keinginan kita itu baik untuk kita. Apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita,
kita harus menerima itu, karena itu yang terbaik. Film ini juga mengajarkan pada
kita mengenai pentingnya sebuah usaha yang diiringi doa untuk merubah nasib
seseorang.87
Berdasarkan hasil wawancara pribadi penulis dengan Hanung
Bramantyo Anugroho (sutradara film ”Doa Yang Mengancam”) pada tanggal 28
Juni 2009
87
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan siswa-siswi SMA
Negeri 1 Sukaresmi tentang persepsinya mengenai film “Doa Yang Mengancam”
serta wawancara dengan sutradara film, lalu menganalisis data yang ada, penulis
dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mengenai bagaimana persepsi mereka setelah menonton film, para siswa
mengatakan bahwa perasaan mereka setelah menonton film ”Doa Yang
Mengancam”, siswa mengaku sangat sedih dan terharu dengan jalan
kehidupan yang dilalui oleh Madrim dan berbagai kesulitan yang dia
hadapi. Mereka merasa dekat dengan kehidupan yang diceritakan dalam
film karena kehidupannya sangat dekat dengan realita masyarakat
Indonesia saat ini. Lalu hal yang dianggap paling menarik dalam film ini
adalah ketika Madrim mendapatkan indra ke-6 nya dan membantu polisi
menemukan para penjahat, ketika Madrim dapat melihat masa lalu kelam
ibunya, dan ketika dia tidak dapat menemukan istrinya sendiri. Itu
menyadarkannya bahwa kelebihan yang dia miliki tidak membuatnya
bahagia. Dan mengenai nterpretasi siswa tentang film ini, khususnya
mengenai pendapat siswa jika mereka berada dalam posisi Madrim,
mereka berpendapat bahwa sebaiknya kita tetap berusaha yang disertai doa
yang ikhlas. Jangan pernah menyalahkan Tuhan akan hal-hal yang tidak
kita miliki.
2. Pesan yang didapat para siswa setelah menonton film ini diantaranya
adalah bahwa film ini mengandung pesan-pesan mengenai keikhlasan,.
Doa dan usaha tanpa didasari dengan keikhlasan tidak akan ada artinya.
Ketika kita berdoa, kita harus siap dan memasrahkan diri kita, dan kita pun
tidak terlalu bergantung pada apapun hasilnya nanti. Apapun yang
diberikan Allah SWT kepada kita, kita harus menerima itu, Dan kita harus.
menyadari bahwa tidak semua keinginan kita itu baik untuk kita. Film ini
juga mengajarkan pada kita mengenai pentingnya sebuah usaha yang
diiringi doa untuk merubah nasib seseorang. Kita tetap harus tawakal
kepada Allah, karena sesungguhnya Allah selalu bersama hamba-hambaNya dan selalu mendengar setiap doa hamba-Nya. film ini juga mencoba
menyadarkan bahwa tidak ada kekuatan di dunia ini melebihi kekuasaan
Allah SWT.
B. SARAN-SARAN
Siswa
yang
mempersepsi
film
“Doa
Yang Mengancam”
dapat
mempersepsi film ini dengan baik karena hampir sesuai dengan tujuan dari sang
sutradara artinya bahwa tujuan pembuat film dalam film ini dapat dikatakan
berhasil. Tanggapan siswa yang baik terhadap film ini perlu ditingkatkan
khususnya dan umumnya pada film yang mengangkat tema-tema mengenai ajaran
agama
Islam.
Namun
untuk
lebih meningkatkan dan mempertahankan
ketertarikan tersebut, penulis perlu menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya meneliti film “Doa Yang Mengancam” dari aspek isi
pesannya saja, sehingga dirasakan masih perlu dikembangkan lagi. Oleh
karena itu, untuk peneliti yang akan datang, diharapkan bisa melanjutkan
penelitian ini dari aspek-aspek yang lain, seperti dari aspek pemain,
mimik, penyutradaraan, artistik dan lain sebagainya.
2. Di dalam pemahaman ceritanya, untuk sutradara dan penulis cerita,
hendaknya film religi memberikan nilai-nilai agama dan moril yang
positif, serta dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
agama Islam secara wajar, yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama, tanpa
adanya rekayasa yang berlebihan, yang bisa membuat masyarakat
berpikiran negatif tentang suatu agama, karena tayangannya yang keluar
jalur dari ajaran agama.
3. Dalam menghadapi persaingan, Hanung Bramantyo selaku sutradara
melalui Dapur Film dan SinemArt Production House harus memikirkan
ide-ide cerita yang lebih kreatif lagi dalam menciptakan film-film
berkualitas, khususnya film drama yang berlatar belakang agama Islam..
4. Karena tayangannya baik untuk ditonton masyarakat, pada semua
golongan
umur,
maka
diharapkan rumah
produksi (PH)
dapat
mempertahankan film-film yang berlatar belakang agama. Khususnya
agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati. Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2001)
Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam. (Jakarta: Logos,
1999)
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media., 2004)
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003)
Kurniawan, Aep. Komunikasi Penyiaran Islam, Mengembangkan Tabligh Mellaui
Mimbar, Media Cetak, Radio, Televisi, Film dan Media Digital.
(Bandung: Benang Merah, 2004)
Mappiare, Andi. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2006)
Mardijanto, Bambang. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. (Surabaya:
Bintang Timur, 1996)
Muda, Deddy Iskandar Jurnalistik televisi, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya,
2003)
Muhaimin dan Abdul Mujih. Pemikiran Pendidikan Islam. Kajian Filosofi dan
Kerangka Dasar Operasionalisasina. (Bandung: Trigonda Karya, 1993)
cet. Ke-1
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007) cet. Ke-7
Pareek, Udai. Perilaku Organisasi.(Jakarta PT. Ikrar Mandiri, 1996)
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007) Cet. Ke-24
Rivers, William L. Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta: Prenada
Media, 2004)
Robbins, Stephen P. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi (Jakarta: Erlangga,
2002) Cet. Ke-5
Samana, A. Sistem Pengajaran. (Yogyakarta: Kanisius, 1992)
Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori. (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002) Cet ke-3
Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. (Jakarta: PT. Gramedia
Utama, 2002)
Sumarno, Marselli. Dasar-Dasar Apresiasi Film. (Jakarta: Grasindo. 1993) Cet.
Ke-1
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005)
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss, Human Communication, Prinsip-Prinsip
Dasar. Penerjemah: Deddy Mulyana. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001) Cet. Ke-3
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. (Jakarta: CV. Jaya Abadi. 2003)
www.doayangmengancam.com
www.sinemart.com
www.sman1sukaresmi.sch.id.
www.id.wikipedia.org/media_massa
Hasil wawancara dengan Hanung Bramantyo
1. Tanya: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan film religi?
Jawab: Menurut saya sebenarnya tidak ada film religi, karena kata religi
itu sendiri abstrak, dan tidak dapat didefinisikan dengan sangat
jelas. Jadi yang ada adalah film drama yang berlatar belakang
agama, mungkin itulah yang disebut masyarakat Indonesia sebagai
film religi. Drama itu bermacam-mascam, misalnya drama berlatar
belakang sejarah, science fiction, romantik atau agama. Di dalam
Doa Yang Mengancam ini lebih tepat jika disebut sebagai film
drama yang berlatar belakang agama karena yang ditampilkan
disini adalah aktifitas orang-orang beragama, bagaimana konflik
yang terjadi di antara mereka, bagaimana mereka menjalankan
kehidupannya, kehidupan cintanya, dalam memecahkan persoalanpersoalannya, dan lain-lain.
2. Tanya: Apa motivasi anda dalam membuat film drama yang berlatar
belakang agama?
Jawab: sebuah film itu lahir dari masyarakat, sebuah cermin dari masyarakat.
Sehingga film biasa disebut sebagai identitas kultural. Masyarakat kita cenderung
dinilai sebagai masyarakat agamis, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan yang menjadi agama mayoritas di Indonesia adalah Islam. Selain itu,
kebetulan saya sendiri adalah seorang muslim, karena itu saya lebih tertarik untuk
mengangkat film-film bernuansa agama Islam. Tentunya kita membuat film untuk
ditonton, untuk memberikan jawaban atas kegelisahan masyarakat, dan untuk
menghibur masyarakat. Film itu adalah media edukasi dan hiburan yang ditujukan
kepada masyarakat. Masyarakat muslim juga membutuhkan hiburan, dan ketika
masyarakat membutuhkan hiburan, kita dapat menyisipkan berbagai pesan
keagamaan. Karena itu, saya ingin mengisi kekosongan itu dengan membuat filmfilm berlatar belakang agama Islam.
3. Tanya
: Apa latar belakang dari pembuatan film Doa Yang Mengancam?
Jawab : Hakekat dari sebuah agama adalah cara komunikasi antara manusia dan
Tuhannya, dan komunikasi itu dilakukan lewat doa. Itu menjadi persoalan
tersendiri sampai sekarang, hakekat doa sendiri itu seperti apa. Doa itu
diaktualisasikan dengan berbagai macam cara sesuai dengan tingkat sosial, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi dan pemahamannya tentang agama. Masyarakat
yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi, doanya akan berbeda dengan
masyarakat dengan intelektual rendah, terutama dari segi bahasa. Jadi latar
belakang dari film ini sendiri sebenarnya mengangkat mengenai sebuah konsep
doa dari masyarakat sederhana yang memiliki tingkat pendidikan rendah, dan
mencari tahu seberapa besar pentingnya doa dalam kehidupan mereka, mencari
tahu keikhlasan mereka dalam berdoa, kesabaran dalam menjalankan takdirnya,
dan seberapa besar usaha mereka untuk mengubah takdirnya tersebut.
3. Tanya
: Apa yang menjadi tema dalam Film Doa Yang Mengancam?
Jawab : Film ini sebenarnya mengangkat tema mengenai keikhlasan. Keikhlasan
dan kesabaran seorang hamba ketika doanya belum dikabulkan oleh Allah SWT.
Bagaimana sikap seorang hamba ketika doanya tidak dikabulkan. Apa kita ikhlas
menerimanya atau tidak. Karena sebenarnya apa yang kita minta belum tentu yang
terbaik untuk kita, namun kadang apa yang menurut kita tidak baik pada akhirnya
kita akan menyadari bahwa itulah yang terbaik untuk kita. Karena Allah tidak
akan membiarkan hambanya selalu berada dalam kesulitan, Allah SWT selalu
tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
4. Tanya
: Apa saja pesan yang ingin disampaikan melalui film Doa Yang Mengancam?
Jawab : Film ini mengandung pesan-pesan mengenai keikhlasan, karena
keikhlasan itu penting untuk seorang hamba. Doa dan usaha tanpa didasari dengan
keikhlasan tidak akan ada artinya. Ketika kita berdoa, kita harus siap dan
memasrahkan diri kita, dan kita pun tidak terlalu bergantung pada apapun hasilnya
nanti. Apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita, kita harus menerima itu,
karena itu yang terbaik. Film ini juga mengajarkan pada kita mengenai pentingnya
sebuah usaha yang diiringi doa untuk merubah nasib seseorang. Ada satu hadist
yang mendasari film ini, yakni ketika seorang hamba memiliki kehendak, maka
serahkanlah pada Allah, namun ketika hamba itu tidak menyerahkan kehendak
itu, maka Allah akan membuat dia lelah untuk mengejarnya. Artinya kita boleh
meminta apa yang kita inginkan, namun pada akhirnya Allah yang lebih tahu apa
yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah yang memiliki hak dan keinginan, Allah
yang me-rajai semua manusia. Karena itu, ketika Madrim mengancam Tuhan
bahwa jika doanya tidak dikabulkan, maka dia akan murtad. Karenanya Tuhan
mengabulkan doa Madrim, namun ternyata kekayaan dan kesuksesan yang diraih
Madrim tidak membuatnya bahagia, justru dia merasa tertekan hingga akhirnya
meminta Tuhan mengembalikan dirinya seperti semula. Itulah salah satu pesan
yang ingin disampaikan bahwa tidak semua keinginan kita itu baik untuk kita.
5. Tanya
: Dalam film ini mengapa anda lebih tertarik untuk mengangkat mengenai
kehidupan beragama masyarakat tingkat bawah?
Jawab : Karena menurut saya kehidupan masyarakat tingkat bawah adalah
sesuatu yang unik, paling dekat dengan realita namun jarang sekali diangkat oleh
para pembuat film. Para pembuat film lebih suka mengangkat mengenai
kehidupan masyarakat tingkat atas, itu dikarenakan mereka memiliki asumsi
bahwa film itu sendiri adalah konsumsi masyarakat tingkat atas. Karakter
masyarakat tingkat bawah itu heterogen dan apa adanya, itu yang menurut saya
unik dan lucu jika kita menyikapinya dan dekat dengan kehidupan mereka.
Khususnya jika kita melihat kehidupan beragama mereka, karena jika kita amati
lebih dalam, masyarakat tingkat bawah cenderung memiliki tingkat pendidikan
yang rendah, baik itu dalam pendidikan formal atau non formal. Ini pula yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka tentang agama dan tuhannya. Dan
cara mereka berdoa tentunya, dengan cara dan bahasa yang sederhana, ini lah
yang coba diangkat melalui film ini. Dalam film ini, tokoh Madrim yang hanya
seorang kuli tanpa pendidikan tinggi, mencoba menyapa Tuhan melalui doanya,
dengan bahasa yang sederhana, karena dia sendiri tidak tahu bagaimana cara
merangkai kata-kata yang baik ketika berkomunikasi dengan Tuhan. Dan itulah
yang saya anggap unik.
6. Tanya
: Apakah ada kendala ketika pembuatan film ini?
Jawab : ketika pembuatannya sendiri itu tidak ada, namun dari judulnya sempat
ada mengundang sedikit kritik, mengapa ada istilah Tuhan bisa diancam meskipun
itu melalui doa. Namun menurut saya itu hanya merupakan pertanyaan munafik,
karena setiap manusia pasti pernah merasakan kejengkelan ketika doanya tidak
dikabulkan. Keluhan-keluhan itu pasti akan menghampiri setiap manusia, namun
itu tidak pernah disadari dan diakui, karena sebenarnya setiap manusia itu
memiliki sifat yang angkuh, putus asa dan tidak sabar. Ketika itulah segala hal
akan dia lakukan, termasuk mungkin mengancam Tuhannya. Apalagi ketika
seorang hamba berada dalam kondisi yang rentan, dia miskin, tidak memiliki
pekerjaan, ditinggalkan sendiri, dia akan menyalahkan takdirnya. Dan saat itulah
ancaman itu muncul.
7. Tanya
: Apa saran-saran anda ketika ada seseorang yang berada dalam kondisi seperti
Madrim?
Jawab : Yang pasti selain berdoa dia harus berusaha. Tapi kita juga harus melihat
usaha dia seperti apa. Usaha yang kita lakukan harus dengan cerdik, harus dengan
otak, bukan hanya dengan tubuh saja. Apa yang dilakukan Madrim adalah usaha
fisik dengan menggunakan tubuhnya saja, dia bekerja menjadi kuli. Harusnya dia
berpikir dan menyadari bahwa pekerjaan dia ini, usaha yang dia lakukan untuk
mendapatkan keinginannya itu masih kurang. Dia benar-benar dituntut untuk
berpikir bagaimana caranya agar harapannya terkabul.
8. Tanya
: Apa harapan anda terhadap film Doa Yang mengancam?
Jawab : Saya ingin masyarakat mengakui dan menyadari kelemahannya, bahwa
mungkin dia pernah berada dalam kondisi putus asa seperti Madrim. Dan ingin
menyadarkan masyarakat bahwa potret orang-orang seperti Madrim itu ada, dan
kewajiban kita sebagai sesama manusia, khususnya sebagai sesama umat Islam
untuk membantu kesulitan-kesulitannya, jangan biarkan dia menghadapi
masalahnya sendiri.
9. Tanya
: Menurut anda seberapa besar pengaruh doa dalam kehidupan seorang hamba?
Jawab : Doa sudah pasti memberikan pengaruh yang sangat penting terhadap
usaha seorang hamba dalam meraih hal yang dia inginkan. Doa juga memberikan
kesadaran bahwa kita hanya seorang manusia biasa yang memiliki keterbatasan,
tidak sempurna dan ada banyak hal yang kita tidak bisa raih. Dengan doa seorang
hamba menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Dengan doa, kita mengakui ada
entitas yang lebih agung dari yang kita punya dan semua hal di dunia.
10. Tanya : Menurut pandangan anda, apa yang dimaksud dengan konsep takdir?
Jawab : Setiap manusia memiliki takdirnya sendiri. Takdir itu adalah sesuatu
yang telah ditentukan oleh Allah mengenai nasib manusia di dunia, dan itu telah
tertulis bahkan sebelum manusia itu lahir ke bumi hingga nanti dia mati. Namun
begitu, Tuhan memberikan keleluasan kepada manusia untuk mengubah takdirnya
sendiri, dengan ikhtiar (usaha) yang diiringi doa.
11. Tanya : Lalu menurut anda, apa yang dimaksud dengan konsep usaha?
Jawab : Usaha adalah sebuah kegiatan ynag dilakukan seorang hamba untuk
meraih impiannya, dan mengubah takdirnya. Bahkan menurut saya, manusia itu
telah berusaha dari semenjak dia lahir. Manusia berusaha untuk berbicara,
berjalan, menangkap, berpikir dan lain-lain. Jadi ketika manusia itu tidak
berusaha, manusia yang tidak pernah memiliki pemikiran dan mewujudkan
pemikiran-pemikiran dia, manusia yang hanya bisa menerima kenyataan sebelum
dia berusaha maka dia tidak pantas disebut sebagai manusia. Karena yang disebut
manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran, dan dia akan melaksanakan
dan mewujudkan pemikirannya itu.
12. Tanya : Antara takdir dan usaha, menurut anda mana yang paling berpengaruh dalam
menentukan kesuksesan dalam kehidupan seseorang?
Jawab
: Allah memberikan manusia kemampuan untuk berpikir dan perasaan yang
membedakannya dari makhluk lain. Manusia insan kamil adalah manusia yang
memiliki otak dan naluri. Syarat utama insan kamil adalah otak, sehingga ketika
manusia tidak menggunakan otaknya untuk berpikir, maka dia tidak dapat sebagai
manusia. Dan ini adalah bukti bahwa manusia dituntut untuk selalu berusaha,
dengan menggunakan kemampuan otaknya. Karena di dalam usaha itu, maka
takdir dapat di ubah.
Angket Penelitian
Angket ini dibuat dengan tujuan penelitian skripsi dengan judul ”Persepsi
Siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap Film Doa Yang Mengancam”. Mohon untuk
diisi sebenar-benarnya sesuai dengan jawaban anda. Lingkari atau beri tanda
silang pada jawaban anda. Jawaban anda akan sangat membantu proses penelitian
ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Nama
:
Kelas
:
Usia
:
Jenis kelamin :
A. Identitas Pribadi
1. Apa pendidikan anda sebelum masuk SMA?
a. SMP Negeri
c. MTS Negeri
b. SMP Swasta
d. MTS swasta
2. Apakah anda mengikuti organisasi atau aktifitas lain selain sekolah?
a. Ikut dan menjadi pengurus
b. Ikut dan menjadi anggota aktif
c. Ikut tapi hanya sebagai anggota tidak aktif
d. Tidak ikut sama sekali
3. Apa agama anda?
a. Islam
c. Budha
b.Kristen
d. Hindu
4. Seberapa sering anda mempertimbangkan ajaran-ajaran agama dalam
kehidupan anda?
a. Sangat sering
c. Cukup sering
b.Sering
d. Tidak pernah
5. Menurut anda, apakah doa memberikan pengaruh dalam keberhasilan atau
kegagalan anda dalam melaksanakan sesuatu?
a. sangat berpengaruh
c. Kadang berpengaruh
b.cukup berpengaruh
d. Tidak berpengaruh
6. Menurut anda, apa yang paling menentukan kesuksesan seseorang?
a. Takdir
c. Kedua-duanya
b.Usaha
d. Bukan kedua-duanya
B. Identitas Film
7. Apa anda sering menonton film religi seperti film Doa Yang mengancam
sebelumnya?
a. Sangat sering
c. Cukup sering
b.Sering
d. Tidak pernah
8. Apakah anda merasa senang dengan ceritanya?
a. Sangat senang
c. Biasa saja
b.Cukup senang
d. Tidak senang
9. Apakah anda setuju dengan tindakan Madrim yang mengancam Tuhan
agar doanya diterima?
a. Sangat setuju
c. Cukup setuju
b.Setuju
d. Tidak setuju
10. Dalam kasus Madrim, apa yang paling mempengaruhi kesuksesan
Madrim?
a. Takdir Madrim
c. Doa Madrim
b.Usaha Madrim
d. Ancamannya kepada Tuhan
11. Menurut anda, apakah ketika Madrim memperoleh indra ke enam (dapat
melihat masa depan dan masa lalu) merupakan anugerah atau justru
sebagai cobaan dari Tuhan?
a. Anugerah dari tuhan
b.Cobaan dari Tuhan
Daftar Pertanyaan Untuk Wawancara
1. Apa pendapat anda tentang konsep takdir?
2. Apa pendapat anda tentang konsep usaha?
3. Apa yang anda ketahui tentang film religi?
4. Bagaimana perasaan anda ketika menyaksikan cerita yang ditayangkan
seperti cerita dalam film Doa Yang Mengancam?
5. Siapa tokoh atau karakter yang paling anda sukai dalam film tersebut?
Kenapa?
6. Menurut anda, adakah hal yang menarik dari film ini untuk ditonton? Jika
ada, apakah hal yang menarik tersebut?
7. Jika anda di posisi Madrim, tindakan apa yang akan anda lakukan ketika
menghadapi banyak masalah?
8. Pesan apa yang anda dapatkan setelah menonton film tersebut?
Download