PENDAHULUAN Latar Belakang Banyaknya kasus penyakit yang ada di dunia kesehatan hewan pada waktu sekarang sangat mengkawatirkan. Ada beberapa kasus penyakit yang menular ke hewan lain, tapi ada juga yang menular ke manusia atau yang disebut zoonosis. Dalam masalah ini, BBVET-Wates Yogyakarta, sebagai laboratorium yang bergerak di dunia kesehatan hewan, khususnya penanganan penyakit hewan, berupaya untuk dapat mengendalikan dan menekan kasus wabah penyakit di wilayah kerjanya. Penyediaan bahan uji di dalam laboratorium untuk penelitian kasus dan penanganan penyakit hewan dilakukan secara mandiri oleh BBVET-Wates. Bagian instalasi kandang hewan percobaan (IKHP), di tunjuk sebagai bagian penyelenggara penyediaan bahan uji berupa hewan maupun hasil dari hewan. Banyaknya kasus penyakit hewan menyebabkan di perlukan banyaknya pula metode dalam penelitian serta berbagai jenis bahan uji yang diperlukan. Dalam beberapa kasus penyakit hewan, bahan uji yang berasal dari hasil ayam maupun hewan ayam banyak di butuhkan. Telur ayam bertunas sebagai media inokulasi virus dan darah ayam digunakan untuk uji red blood cell (RBC). Sebagai bahan uji labortorium yang baik, bahan uji harusnya terbebas dari cemaran virus dan bakteri untuk mendapatkan hasil uji yang akurat. Ayam spesifik antibodi negatif (SAN) dinilai baik untuk memenuhi keriteria hewan yang bebas dari cemaran virus dan bakteri, yang akan digunakan sebagai bahan uji 11 laboratorium. Ayam SAN juga dipilih karena biaya operasional lebih kecil dari pada ayam spesifik patogen free (SPF). Ayam spesifik antibodi negatif (SAN), adalah ayam yang angka titer antibodinya bernilai negatif. Hal ini disebabkan dalam tubuh ayam tidak divaksin, sehingga tidak terdapat titer antibodi virus apapun (Anonimus, 2013). Pemeliharaan ayam SAN di BBVET-Wates, Yogyakarta sebagai usaha untuk pemenuhan bahan uji laboratorium, karena kualitas bahan uji yang baik dan terkontrol yang layak untuk dijadikan uji laboratorium di BBVET-Wates. Manajemen pemeliharaan ayam SAN diatur dengan seksama supaya kualitas ayam SAN sesuai dengan fungsinya. Darah ayam SAN jantan digunakan untuk uji red blood cell (RBC) di laboratorium Serologi. Sejumlah ayam jantan dikandangkan secara berkelompok untuk diambil darahnya setiap pekan atau saat dibutuhkan. Produk telur ayam bertunas digunakan untuk inokulasi telur di laboratorium virologi. Sekelompok ayam betina dewasa dikumpulkan dengan ayam jantan dengan perbandingan 8 betina : 1 jantan (Anonimus, 2013). Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui manajemen pemeliharaan ayam SAN di bagian IKHP, BBVET-Wates, Yogyakarta. Manfaat Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah menjadikan manajemen pemeliharaan ayam SAN di BBVET-Wates sebagai referensi dan bahan ajar dalam bidang ilmu kesehatan unggas. 12