PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan bertopografi miring diperlukan kajian yang lebih mendalam dari sisi konservasi lahan sehingga petani dapat memilih tanaman yang cocok terutama untuk memperoleh hasil optimum serta produktivitas tanahnya dapat dipertahankan. Bagian-bagian luas lahan pertanian telah hilang karena erosi tanah, penggaraman tanah, alkalisasi dan penggurunan. Laju kerusakan tanah diperkirakan sebesar 600-900 ha/jam atau 5-8 juta ha/th. Kehilangan atau kerusakan ini dapat dicegah karena telah tersediakan semua pengetahuan dan pengalaman teknik yang diperlukan. Kesalahgunaan lahan pertanian merupakan persoalan yang sangat gawat. Tidak semua lahan dapat dipakai untuk pertanian karena produksi dibatasi oleh keadaan iklim, topografi, hidrologi atau tanah yang tidak menguntungkan. Namun beberapa hal dapat diperbaiki oleh manusia, misalnya dengan jalan pengairan, pengundakan dan pengatusan (Buringh, 1993). Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan. Di Indonesia, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi. Sedangkan berdasarkan urutan bahan makanan pokok dunia jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi. Prospek usaha tani tanaman jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif dan komersial berpola agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun nonpangan. Universitas Sumatera Utara Tata guna lahan di kampus USU Kwala Bekala dalam kaitannya dengan kedudukan USU sebagai perguruan tinggi BHMN dengan visi “University for Industry” akan mengakomodasi baik fungsi-fungsi akademik, maupun fungsifungsi yang dapat diakses oleh publik. Untuk itu tata guna lahan Kampus USU Kwala Bekala dibagi menjadi kawasan-kawasan: (a) akademik dan laboratorium terpadu (b) zona pendukung (c) hutan pendidikan (arboretum) (d) laboratorium kebun bunga dan hortikultura potong (e) laboratorium pembenihan kelapa sawit (f) laboratorium peternakan. Kawasan hutan pendidikan (Arboretum) terletak di bagian selatan kampus, berdampingan dengan kawasan laboratorium terpadu. Menempati lahan seluas ± 7,2 ha, merupakan taman hutan raya sebagai bagian dari kegiatan akademik Fakultas Kehutanan dan Pertanian yang juga dapat diakses oleh publik, baik untuk daerah topografi yang paling tinggi, memungkinkan terlaksananya fungsi area hijau sebagai daerah konservasi kawasan. Lahan ini juga diperuntukkan untuk mahasiswa untuk keperluan penelitian ataupun observasi Adapun jenis tanah pada lahan ini adalah jenis tanah Andepts. Berdasarkan sifat fisiknya tanah Andepts mempunyai ciri tanah horison A, yaitu warna coklat tua, tekstur liat, struktur granular sedang. Pada umumnya tanah ini mempunyai tingkat kesuburan sedang sampai tinggi akibat kandungan bahan organiknya. Tanah ini mempunyai kerapatan lindak (bulk density) rendah, porositas tinggi dan kemampuan menyerap air yang baik. Itulah sebabnya walaupun pada musim kemarau kandungan air lapisan atas tanah rendah tapi kelembaban tanah tetap baik (kedalaman 20 cm). Kebanyakan tanah Andepts digunakan untuk pertanian karena dapat menyerap air yang banyak (IPB, 2007). Universitas Sumatera Utara Lahan yang subur dan cocok untuk usaha pertanian tanaman semusim terbatas sekali. Di Indonesia, lahan yang dapat diusahakan dengan tanaman semusim oleh awam dan biaya relatif rendah hanya terdapat di Pulau Jawa dan Bali, dan sedikit di Sumatera Utara. Akibatnya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Lahan yang ada telah dipaksa untuk berproduksi setinggi-tingginya dan karena inipun belum cukup, maka pertanian tanaman semusim mau tidak mau harus menggunakan lahan lahan yang sebenarnya tidak diperbolehkan untuk tanaman semusim.Lahan- lahan yang miring yang sebelumnya ditumbuhi tanaman tahunan, digunakan untuk usaha pertanian tanaman musiman secara intensif (Utomo, 1989). Dengan menanam tanaman musiman pada lahan yang sebelumnya ditanami tanaman tahunan mengakibatkan tanah tidak mampu lagi menyerap hujan yang jatuh dan kemudian menjadi air limpasan yang menghancurkan tanah lapisan atas sehingga erosi akan mudah terjadi. Sedangkan dari kemampuan tanaman musiman itu sendiri tidak mempunyai perakaran yang cukup kuat dan tajuk yang besar untuk mengurangi laju erosi. Contoh tanaman semusim yang sering ditanam untuk mengurangi laju erosi yaitu ubi kayu, jagung, kacang tanah, serai wangi, dan padi gogo. Komoditas jagung di Sumatera Utara tergolong sangat penting. Petani jagung cepat mengadopsi teknologi dan penyesuaian pasar. Kekurangannya tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi lahan seperti menanam jagung pada topografi terjal, tanpa terasering, sehingga rawan terhadap erosi. Petani jagung bahkan sering menanam jagung secara monokultur sepanjang tahun tanpa rotasi. Hal ini pun terjadi pada lahan jagung di Kwala bekala, jagung ditanam tanpa Universitas Sumatera Utara konservasi di lahan dengan kemiringan 11,1%. Jagung tidak mendapatkan pemupukan yang baik sehingga hasil produksinya tidak terlalu bagus. Hal ini sangat mempengaruhi kemampuan jagung untuk menahan air hujan sehingga erosi terjadi pada lahan ini (Haloho, dkk, 2004). Bahaya erosi banyak terjadi di lahan-lahan kering dan kritis terutama yang terletak pada topografi berlereng. Salah satu sebab timbulnya lahan kritis tersebut karena petani masih melakukan usaha tani tradisional tanpa mengindahkan kaidah konservasi tanah dan air secara benar (Dinas Pertanian, 2004). Begitu juga dengan lahan di daerah Kwala Bekala, para petani menanam tanaman di lahan berlereng tanpa tindakan konservasi. Hal ini mengakibatkan erosi pada lahan yang diusahakan sehingga dapat menimbulkan lahan-lahan kritis di daerah ini. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang daapat dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar laju erosi tanah Andepts pada penggunaan lahan tanaman jagung di kebun percobaan Kwala Bekala USU. 2. Seberapa besar laju erosi yang masih dapat ditoleransikan tanah Andepts pada penggunaaan lahan tanaman jagung di kebun percobaan Kwala Bekala USU. 3. Bagaimana Tingkat Bahaya Erosi (TBE) tanah Andepts yang terjadi pada penggunaan lahan tanaman jagung di kebun percobaan Kwala Bekala USU. Universitas Sumatera Utara Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menghitung laju erosi tanah Andepts pada penggunaan lahan tanaman jagung di kebun percobaan Kwala Bekala USU. 2. Menghitung laju erosi yang masih dapat ditoleransikan (T) tanah Andepts pada penggunaan lahan tanaman jagung di kebun percobaan Kwala Bekala USU. 3. Mengevaluasi tingkat bahaya erosi (TBE) tanah Andepts pada penggunaan lahan tanaman jagung di kebun percobaan Kwala Bekala USU. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai : 1. Bahan bagi penulis untuk penulisan skripsi, yang merupakan suatu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Dasar dalam mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan , dengan tetap mempertimbangkan keuntungan ekonomis tetapi tetap menjamin kelestarian sumberdaya lahan. 3. Sumber informasi bagi pihak yang berkepentingan tentang tingkat bahaya erosi (TBE) pada penggunaan lahan di kebun percobaan Kwala Bekala USU. Universitas Sumatera Utara