pembelajaran teknik jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

advertisement
1
PEMBELAJARAN TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR APRESIASI TARI KELOMPOK
DAERAH SETEMPAT DI SMP 1 WIRADESA
Sri Widati
SMP 1 Wiradesa Pekalongan
Abstract
This reseach aimed to analyze whether there was an increase in activity and
results belajarapresiasi local dance group in the Junior 1 Wiradesa Pekalongan.
Test data collection methods, observation and documentation. Analysis of the data
used is descriptive, quantitative in percentage. The results showed no increased
activity and learning outcomes dance. The conclusion in this study that the use of
Jigsaw technique is effective enough to be applied in learning.
Keywords: Activity, Learning Outcomes, Jigsaw Technique, Dance Appreciation
Group Locally
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada peningkatan aktivitas dan
hasil belajarapresiasi tari kelompok daerah setempat di SMP 1 Wiradesa
Pekalongan. Metode pengumpulan data tes, obeservasi dan dokumentasi. Analisis
data yang digunakan yaitu deskriptif, kuantitatif dalam bentuk prosentase. Hasil
penelitian menunjukkan ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar tari.
Kesimpulan pada penelitian ini bahwa penggunaan teknik Jigsawcukup efektif
untuk diterapkan dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Teknik Jigsaw, Apresiasi Tari Kelompok
Daerah Setempat.
PENDAHULUAN
Pendidikan seni merupakan
salah satu mata pelajaran yang
terdapat dalam kurikulum pendidikan
nasional. Nilai-nilai edukasi dalam
kegiatan seni dikenal sebagai konsep
education
through
art
yang
dikemukakan oleh Herbert Read
dalam Pekerti(2008; 24-25) yang
dikembangkan dari pemikiran Plato
(428-347 SM). Dasar-dasar pemikiran
dimasukkannya seni dalam kurikulum
pendidikan nasional bertumpu pada
pokok-pokok pikiran bahwa dalam
pendidikan
seni
menggunakan
pendekatan
multidisiplin,
multidimensional dan multikultural.
Pendidikan seni juga berperan dalam
pembentukan pribadi yang harmonis
2
dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan kemampuan dasar anak
didik
meliputi
kemampuan
:fisik,pikir,emosional,persepsi,kreativi
tas, sosial dan estetika melalui
pendekatan belajar dengan seni,
melalui seni dan tentang seni sehingga
anak didik memiliki kepekaan
indrawi, rasa, intelektual, ketrampilan
dan kreativitas berkesenian sesuai
minat dan potensi anak didik. Selain
itu
pendidikan
seni
berperan
mengaktifkan kemampuan dan fungsi
otak kiri dan otak kanan secara
seimbang agar anak didik mampu
mengembangkan
berbagai
tipe
kecerdasan
yaitu
kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional
(EQ), kecerdasan kreativitas (CQ),
kecerdasan spiritual (SQ) dan multi
intelegensi(MI). Pokok-pokok pikiran
inilah yang mendasari pentingnya seni
dalam pendidikan.
Salah satu faktor yang sangat
mendukung keberhasilan seorang guru
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran adalah kemampuan guru
dalam menguasai dan menerapkan
metode pembelajaran. Guru dituntut
untuk menguasai berbagai macam
metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik materi dan
karakteristik siswa.
Hal ini sangat relevan dengan
tugas seorang guru dalam mengenali
karakteristik peserta didik. Keaktifan
siswa harus diupayakan tercipta dan
berjalan terus dengan menggunakan
beragam
metode.Guru
harus
memahami metode pembelajaran
khususnya pendidikan sesuai tujuan
pembelajaran.
Masalah yang dihadapi antara
lain siswa mempunyai kecenderungan
bersifat pasif atau kurang bergairah
untuk menerima pelajaran khususnya
seni tari, sehingga terjadi situasi yang
kurang
menyenangkan
dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran pada
materi apresiasi seni.
Kedua,
beberapa
siswa cenderung pasif
dengan indikasi diam saja ketika guru
bertanya
tentang
hal
yang
berhubungan dengan materi
tari.
Ketiga,hasil belajar masih belum
optimal terbukti nilai ketuntasan
hanya 47 % dengan rata-rata kelas
hanya 65.
Kendala-kendala itulah yang
perlu diperhatikan dan dicarikan jalan
keluar oleh guru sebagai motivator,
fasilitator dan evaluator dalam proses
pembelajaran. Peneliti menerapkan
teknik
Jigsaw
untuk
meningkatkanaktivitas belajar dan
hasil belajar tari daerah setempat.
Bertolak dari latar belakang
tersebut maka rumusan masalah yang
dikaji adalah “apakah dengan teknik
Jigsawdapat meningkatkan aktivitas
belajar dan hasil belajar tari kelompok
daerah setempat?”
Proses aktivitas pembelajaran
harus melibatkan seluruh aspek
psikofisis peserta didik, baik jasmani
maupun rohani sehingga akselerasi
perubahan perilakunya dapat terjadi
ecara tepat, cepat, mudah dan benar
baik berkaitan dengan aspek kognitif,
aspek
afektif
maupun
aspek
psikomotor (Hanafiah dan Suhana,
2009: 24).
Menurut Dierich yang dikutip
Hamalik (dalam Hanafiah dan Suhana,
2009:25) menyatakan bahwa aktivitas
belajar dibagi ke dalam delapan
kelompok, yaitu: (1) kegiatan –
kegiatan visual, (2) kegiatan-kegiatan
lisan (oral), (3) kegiatan-kegiatan
mendengarkan, (4) kegiatan-kegiatan
menulis,
(5)
kegiatan-kegiatan
menggambar, (6) kegiatan-kegiatan
3
metrik, (7) kegiatan-kegiatan mental,
dan (8) kegiatan-kegiatan emosional.
Kesimpulan dari aktivitas
belajar yaitu kegiatan nyata dalam
proses kegiatan belajar mengajar yang
berkaitan dengan kemampuan kognitif
(pengetahuan), kemampuan afektif
(sikap) dan kemampuan psikomotorik
(ketrampilan) peserta didik. Kriteria
atau aspek penilaian aktivitas belajar
dapat dilakukan melalui pengamatan
kinerja, kerjasama, hasil karya dan
laporan tugas kompetensi dasar yang
diberikan dalam proses kegiatan
pembelajaran.
Hasil
belajar
merupakan
perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Menurut Gagne
dalam Suprijono ( 2009:59 ) hasil
belajar dapat berupa :a) Informasi
verbal
yaitu
kapabiltas
mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun
tertulis, b)Keterampilan intelektual
yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambing, c) Strategi
kognitif yaitu kecakapan menyalurkan
dan mengarahkan aktifitas kognitifnya
sendiri, d)Keterampilan motorik yaitu
kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi,
sehingga
terwujud
otomatisme gerak jasmani, e)Sikap
adalah kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan penilaian
berdasarkan objek tersebut.
Hasil
belajar
dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha
atau fikiran yang dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam
berbagai aspek kehidupan sehingga
nampak pada diri indivdu.Penilaian
terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam
berbagai aspek kehidupan perlu
dilakukan agar pada diri individu
terdapat perubahan tingkah laku.Hasil
belajar
adalah
kemampuankemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar digunakan
oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
kriteria dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan. Hal ini dapat tercapai
apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diiringi oleh perubahan
tingkah laku yang lebih baik lagi.
Pembelajaran
teknikJigsaw
merupakan pembelajaran yang diawali
dengan pengenalan materi yang akan
dibahas oleh guru. Guru dapat
menuliskan topik yang akan dipelajari
melalui
papan
tulis,
white
board,media audio visual atau
penayangan power point. Guru
menanyakan kepada peserta didik apa
yang mereka ketahui mengenai
topiktersebut. Kegiatan sumbang
saran
ini
dimaksudkan
untuk
mengaktifkan skemata atau struktur
kognitif peserta didik agar lebih siap
menghadapi kegiatan pelajaran yang
baru. Selanjutnya guru membagi kelas
menjadi kelompok-kelompok lebih
kecil. Jumlah kelompok tegantung
jumlah konsep yang akan dipelajari.
Kemudian guru membagi membagi
materi tekstual kepada tiap-tiap
kelompok untuk mengkaji konsep
tersebut. Selanjutnya membentuk
kelompok ahli untuk berdiskusi
masing-masing materi dan kembali
lagi ke kelompok asal untuk
berdiskusi lagi yang merupakan
refleksi terhadap pengetahuan yang
telah mereka dapatkan dari hasil
berdiskusi
dikelompok
ahli.
Pembelajaran diakhiri dengan diskusi
4
seluruh kelas dan guru memberikan
review terhadap topik yang telah
dipelajari.( Suprijono, 2009: 89-90).
Pembelajaran teknik Jigsaw adalah
suatu tipe pembelajaran kelompok
yang terdiri dari beberapa anggota
dalam kelompok yang bertanggung
jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebu kepada anggota lain
dalam kelompoknya ( Arends dalam
Amri dan Ahmadi, 2010: 94).
Teknik
Jigsaw
menggabungkan kegiatan membaca,
menulis, mendengarkan dan berbicara.
Dalam teknik ini guru memperhatikan
latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa aktif agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna.
Siswa dapat bekerja dengan sesama
teman dalam suasana gotong royong
dan mempunyai banyak kesempatan
untuk mengolah informasi dan
meningkatkan
ketrampilan
berkomunikasi (Lie,2010: 69-70).
Dijelaskan langkah-langkah teknik
Jigsaw yaitu: 1) Pengajar membagi
bahan pelajaran yang akan diberikan
menjadi empat bagian, 2) Sebelum
bahan
diberikan,
pengajar
memberikan pengenalan mengenai
topik
yang
akan
dibahas
menggunakan media power point, 3)
Siswa dibagi dalam kelompok
berempat
dengan materi yang
berbeda-beda, 4) Masing-masing
kelompok mengerjakan tugas yang
diberikan kemudian setelah selesai
didiskusikan dengan seluruh siswa di
kelas.
Apresiasi dapat diartikan usaha
pengenalan suatu nilai terhadap nilai
yang lebih tinggi. Apresiasi itu
merupakan tanggapan seseorang yang
sudah matang dan sedang berkembang
ke arah penghayatan nilai yang lebih
tinggi sehingga ia mampu melihat dan
mengenal nilai dengan tepat dan
menanggapinya dengan hangat dan
simpatik. Seseorang yang telah
memiliki apresiasi tidak sekedar yakin
bahwa sesuatu yang dikehendaki
menurut perhitungan akalnya, tetapi
menghasratkan sesuatu itu-itu benarbenar berdasarkan jawaban sikap yang
penuh kegairahan untuk memilikinya.
Kegiatan apresiasi seni mempunyai
tiga unsur yang harus ada yaitu (1)
seniman yang menciptakan karya, (2)
karya seni rupa, dan (3) penikmat atau
apresiator. Langkah-langkah apresiasi
tari perlu mempertimbangkan unsurunsur tari yang meliputi aspek wiraga,
wirama, wirasa dan wirupa.Adapun
tingkatan apresiasi ada tiga yaitu
apresiasi estetis,apresiasi kreatif dan
apresiasi kritik.
Tari
kelompok
daerah
setempat merupakan tarian tradisional
yang ditarikan lebih dari tiga orang.
Tari tradisional adalah tari yang telah
mengalami suatu perjalanan hidup
yang cukup lama dan selalu berpola
kepada kaidah-kaidah (tradisi ) yang
telah ada.(Supardjan dan Supartha,
1983:50).
Apresiasi tari kelompok daerah
setempat
merupakan
kegiatan
pengenalan kemudian melakukan
pengkajian dan penilaian terhadap tari
kelompok daerah setempat dengan
tujuan untuk lebih memahami ciri-ciri,
jenis dan contoh tari kelompok daerah
setempat.
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data
yang digunakan meliputi tes untuk
mengukur ranah kognitif dan hasil
belajar siswa, observasi untuk
mengukur aktivitas siswa meliputi
5
pemahaman
konsep,
kerjasama,
disiplin, ide kreatif, percaya diri dan
hasil kerja , dan dokumentasi untuk
mencari data yang berkaitan dengan
aktivitas dan hasil belajar siswa dari
masing-masing individu sebelum
maupun
sesudah
dilaksanakan
tindakan penelitian.
Analisis data yang digunakan
adalah data-data kuantitatif dengan
analisis data kuantitatif sedangkan
data-data kualitatif menggunakan
analisis data diskriptif kualitatif
dengan
menggunakan
langkahlangkah : melakukan reduksi data
(mengelompokkan data
menurut
kategori tertentu) ,displey data atau
pemaparan
data,
penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Penelitian ini merupakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang terdiri dari dua siklus yang
masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: perencanaan
(planning), pelaksanaan (action),
pengamatan
(observation),
dan
refleksi (reflection) yang pada
pelaksanaannya keempat komponen
kegiatan pokok itu berlangsung secara
terus menerus dengan perbaikan
perencanaan pada siklus II. Seperti
desain penelitian yang digunakan
Hopkins, 1993 (dalam Suharsimi
Arikunto dkk, 2006 : 105)
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VII.2 semester 1 di SMP 1
Wiradesa Pekalongan.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan
diantaranya
menyusun
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan menerapkan teknik Jigsaw,
merencanakan
pembentukan
kelompok, menyusun alat evaluasi,
menyiapkan lembar observasi dan
instrumen
penelitian.
Tahap
perencanaan dilakukan pada siklus I
dan siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada
penelitian
adalah
menerapkan
teknikJigsawpada mata pelajaran Seni
Budaya pokok bahasan tari kelompok
daerah setempat.
Tindakan yang dilakukan terdiri dari
dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Siklus I dilaksanakan 2 pertemuan
masing-masing 2 x 40 menit.
Demikian juga siklus 2 dilaksanakan 2
pertemuan masing-masing pertemuan
2x40 menit. Pada siklus ini siswa
mempelajari
kompetensi dasar
apreasiasi tari kelompok daerah lain.
3. Pengamatan
Observasi
dilakukan
untuk
mengetahui aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Aktivitas siswa yang diamati yaitu
pemahaman
konsep,
kerjasama,
disiplin, ide kreatif, percaya diri dan
hasil kerja. Kegiatan ini dilakukan
untuk
mengetahui
peningkatan
aktivitas
siswa
selama
proses
pembelajaran pada tindakan siklus I
dan siklus II
Observasi juga dilakukan observer
untuk mengetahui kegiatan guru
dalam proses pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan,
isi dan
penutup. Observasi dilakukan pada
siklus I dan siklus II.
4. Refleksi
Refleksi merupakan aktivitas yang
dilakukan guru untuk melihat berbagai
kekurangan yang dilaksanakan guru
6
selama tindakan, yaitu dengan
menganalisis hasil tes evaluasi dan
lembar observasi sehingga akan
diketahui berhasil atau tidaknya yang
sudah dilakukan. Hasil refleksi pada
siklus I akan menjadi acuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran
pada siklus selanjutnya yaitu siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran.
Siswa
aktif
bekerjasama
dalam
kegiatan
kelompok untuk mendiskusikan hasil
pengamatan tari kelompok daerah
setempat , mereka bertukar pikiran
tentang ciri-ciri tari daerah setempat
antara siswa satu dengan yang
lainnya. Siswa lebih disiplin dalam
mengerjakan tugas kelompok serta
lebih percaya diri ketika menampilkan
presentasi hasil apreasiasinya. Hasil
kerja berupa presentasi dan laporan
hasil apresiasi tari kelompok daerah
setempat.
Peningkatan aktivitas belajar siswa
pada siklus 1 menunjukkan perubahan
yang belum berarti karena masih
dalam klasifikasi kurang baik yaitu
rerata 2,67. Setelah dilakukan refleksi
maka pada kegiatan tindakan siklus II
terjadi peningkatan rerata menjadi
3,75 dengan klasifikasi baik.
Hasil belajar apresiasi tari kelompok
daerah setempatterjadi peningkatan
dari kegiata prasiklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel I. Peningkatan Hasil Belajar
Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II
Hasil penelitian berupa aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa pada
kompetensi apresiasi tari kelompok
daerah setempat dengan menggunakan
teknik Jigsaw.
Peningkatan aktivitas belajar siswa
pada kegiatan prasiklus, siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Peningkatan Aktivitas Belajar
Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II
No
1
Aspek
pengamatan
Pemahaman
konsep
Prasiklus
Siklus
I
Siklus
II
2,90
3,00
3,10
2
Kerjasama
2,50
2,65
3,87
3
Disiplin
2,50
2,65
4,00
4
Percaya Diri
2,45
2,50
4,00
5
Hasil Kerja
2,50
2,55
4,00
Jumlah
10,90
13,25
18,75
Rerata
2,50
2,67
3,75
Kualifikasi
KB
KB
B
Berdasarkan tabel I hasil
aktivitas
siswa
dalam
proses
pembelajaran
meningkat
tiap
siklusnya.Siklus
I
menunjukkan
peningkatan aktivitas tetapi ada
beberapa siswa yang masih pasif
dalam mengikuti kegiatan diskusi
kelompok.Beberapa siswa juga masih
ada yang berdiam diri tanpa mau
menyampaikan pendapat dari hasil
pengamatan tari kelompok daerah
setempat.
Peningkatan yang tampak pada siklus
II ini terjadi karena siswa sudah
terlibat secara aktif dalam kegiatan
Ketuntasan
Siklus Siklus
I
II
Persentase
Siklus Siklus
I
II
No
Nilai
Pra
siklus
1
≥ 75
14
21
30
47
70
100
2
< 75
16
9
0
53
30
0
Pra
siklus
Hasil yang diperoleh dari tes
pada siklus I menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar yang diperoleh
siswa yaitu 47 %, dengan perincian 14
siswa mendapatkan nilai ≥ 75 artinya
sudah memenuhi KKM, sedangkan
siswa yang mendapatkan nilai ≤ 75
7
sejumlah 16 orang atau sebanyak
53%. Sedangkan tes yang diberikan
pada siklus II hasilnya menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa yang
memenuhi KKM dapat mencapai 100
% dengan perincian 30 siswa
mendapatkan nilai ≥ 75.
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
observasi
menunjukkan bahwa pembelajaran
teknik Jigsawyang berlangsung pada
siklus I masih terdapat kendalakendala dalam proses pembelajaran
yaitu: (1) Siswa masih kesulitan
memahami
langkah-langkah
pembelajaran dengan teknik Jigsaw
(2) Siswa kurang mempersiapkan
hasil laporan dengan baik; (3)
pemahaman konsep belum optimal;
Pembelajaran teknik Jigsawyang
berlangsung pada siklus II lebih baik
yaitu: (1) aktivitas siswa meningkat
lebih baik, (2) cara kerja masingmasing kelompok mulai tearah dan
kerjasama makin meningkat, (3)
komunikasi antar siswa terjalin
dengan baik,(4) komunikasi interaktif
antara siswa dan guru terealisir
dengan baik ,dan (5) siswa lebih
percaya diri dalam mempresentasikan
hasil laporan apresiasi. Meskipun
secara keseluruhan tindakan belum
sempurna namun setelah siklus ke II
tugas-tugas yang diberikan dari guru
bisa dipahami dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang dilakukan peneliti, maka
pembelajaran dengan teknik Jigsawini
ternyata dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam mata pelajaran
seni
budaya,
khususnya
pada
kompetensi dasar apresiasi tari
kelompok daerah setempat serta dapat
meningkatkan hasil belajar aktivitas
pada kompetensi dasar apresiasi tari
kelompok daerah setempatpada kelas
VII.2.
Dengan demikian hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa
pembelajaran
dengan
teknik
Jigsawdapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran seni
budaya kompetensi apresiasi tari
kelompok
daerah
setempatdapat
terbukti. Disamping itu pembelajaran
dengan teknik Jigsawterbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar apresiasi tari
kelompok daerah setempat.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan tes
penguasaan kompetensi dasar pada
tiap siklus, maka dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
dengan
pembelajaran
menggunakanteknik
Jigsawdapat :
1. Meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata pelajaran seni budaya
khusus kompetensi dasar apresiasi tari
kelompok daerah setempat kelas VII.2
di SMP 1 Wiradesa. Aktivitas belajar
yang kurang baik pada kegiatan
prasiklus mengalami peningkatan
pada akhir siklus II dengan
kualifikasi baik.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa
pada kompetensi dasar apresiasi tari
kelompok daerah setempat kelas
VII.2. Terbukti ada peningkatan
presentase ketuntasan hasil belajar
siswa dari kegiatan pra siklus sampai
akhir siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, dan Ahmadi, Iif Khoiru. 2010.
Konstruksi
Pengembangan
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustaka Karya.
Arikunto. Suharsimi, dkk. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana.
Nana. 1991. Penilaian Hasil
Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
8
Hanafiah, Nanang dan Suhana ,Cucu.
2009.
Konsep
Strategi
Pembelajaran. Bandung : Refika
Aditama.
Lie,
Anita. 2010. Cooperative
Learning. Jakarta: Gramedia.
Pekerti,
Widia.
2008.
Pengembangan Seni.
Universitas Terbuka.
Metode
Jakarta:
Supardjan, N dan Supartha, Ngurah.
1983. Pengantar Pengetahuan
Tari.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Suprijono, Agus. 2009. Coopretive
Learning Teori & Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Download