- ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan ANALISIS KUALITAS AIR PANTAI TANJUNG SETIA PESISIR BARAT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PANDUAN PRAKTIKUM Riski Rahmadani1, Rasuane Noor2, 1 Universitas Muhammadiya/Pendidikan Biologi, Metro Universitas Muhammadiya/Pendidikan Biologi, Metro 2 Jalan K.H Dewantara No. 116 Iringmulyo Kota Metro Telp./Fax. (0725) 42445-42454 Email : 1)[email protected], 2)[email protected] Abstrak Kualitas air suatu perairan di wilayah tertentu dapat menentukan hubungan komponen penyusun biotik meliputi organisme laut yang berpengaruh keberadaannya dengan adanya faktor komponen abiotik. Pantai Tanjung Setia terletak di Desa Tanjung Setia, Kecamatan Pesisir Selatan, Krui, Kabupaten Pesisir Barat Lampung, Provinsi Lampung. Jenis penelitian yakni penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air d Pantai Tanjung Setia dan untuk dimanfaatkan sebagai panduan praktikum. Metode yang digunakan purposive sampling. Pantai dibagi menjadi 3 stasiun bagian bibir pantai (stasiun 1), bagian tengah (stasiun 2), dan garis batas (stasiun 3). Hasil penelitian stasiun 1, 2, dan 3 yaitu indeks keanekaragaman berkisar 3,456-4,61 sebagai parameter biologi, pH berkisar 7,3-7,4. DO berkisar 4,334,57ppm. Suhu berkisar 26,3-26,8⁰C. Salinitas berkisar 32,8-34‰. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas air pantai Tanjung Setia tergolong tercemar sangat ringan. Berdasarkan uji validasi hasil Analisis Kualitas air Pantai Tanjung Setia layak untuk dijadikan panduan praktikum. Kata Kunci: Analisis Kualitas Air, Pantai Tanjung Setia, Panduan Praktikum Abstract Quality of waters in a region can determine the relationship of biotic components composed of marine organisms that influence its existence with the presence of abiotic component factors. Tanjung Setia beach is located in Tanjung Setia Village, Southern Pesisir Subdistrict, Krui, West Coastal District of Lampung, Lampung Province. The type of research is descriptive research. The aims of this research is to know quality of water Tanjung Setia Beach and to be used as a practical guide. The method used purposive sampling. The beach is divided into 3 stations of the beach section (station 1), the middle (station 2), and the boundary line (station 3). The result of research of station 1, 2, and 3 is diversity index ranged from 3,456-4,61 as biological parameter, pH ranged from 7,3-7,4. DO ranges from 4.33 to 4.5 ppm. Temperature ranges from 26.3 to 26.8 ° C. Salinity ranges from 32.8 to 34 ‰. So it can be concluded that the water quality of Tanjung Setia beach is classified as polluted very light. Based on the validation of the results of the Water Quality Analysis of Tanjung Setia Beach is feasible to serve as a practical guide. Keywords: Water Quality Analysis, Tanjung Setia Beach, Practicum Guide 231 Seminar Nasional Pendidikan 2017 - ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan 1. PENDAHULUAN Kualitas air pantai dapat dipengaruhi dengan adanya aktivitas manusia yang bersentuhan langsung dengan pantai sehingga dapat mengganggu keseimbangan serta keberagaman suatu ekosistem yang terdapat di pantai, maka dalam menentukan kualitas suatu perairan memerlukan parameter biologi, parameter fisika, dan parameter Kimia, sehingga dapat dikatakan seimbang apabila dari ketiga parameter tersebut dapat seimbang. Parameter biologi dapat menggunakan organisme hidup sebagai objek untuk mengetahui analisis keragaman organisme yang berada di suatu ekosistem pesisir pantai tersebut dapat menjadi sumber penentu kondisi lingkungan. Parameter fisika dan kimia seperti, suhu, salinitas, oksigen terlarut dan pH dapat dihitung menggunakan alat bantu untuk menggetahuinya. Hubungan antara abiotik atau kajian fisika kimia sangat erat mempengaruhi organisme hidup yang terdapat di Pantai Tanjung Setia beberapa organisme pantai berperan sebagai indikator kesehatan suatu wilayah perairan. Menentukan kualitas perairan kajian biologi dapat dilihat dari keberadaan kelompok organisme Echinodermata yang menjadi indikator kualiatas perairan karena kelompok “Echinodermata merupakan salah satu biota laut yan memiliki peranan sebagai penyaring atau pemakan sampah di perairan” [1]. Tanjung Setia salah satu pantai dengan gelombang yang tinggi. Pantai yang langsung bertemunya dengan laut Samudra Hindia ini terletak di Kabupaten Pesisir Barat Lampung, dari keadaan dan karakteristik pantai yang banyak terdapat bebatuan karang serta gelombang yang besar ini menggundang banyak wisatawan mancanegara maupun dalam negeri untuk menikmati ombak yang ada di Pantai Tanjung Setia. Keadaan Pantai Tanjung Setia yang memiliki dasaran perairan yang berkarang selain itu terdapat banyak tumbuhan lamun akan mengalami gangguan apabila wisatawan yang berkunjung ke pantai semakin banyak, sehingga pertumbuhannya akan kurang optimal, maka produksi oksigen perairan pantai akan mengalami menurun. Panduan praktikum merupakan sumber belajar yang dapat yang dapat dikembangkan oleh pendidik, sehingga dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi, maka dengan menggunakan panduan praktikum untuk pemahaman berupa konsep yang dipelajari dari panduan praktikum dapat dipahami secara penghayatan, sehingga dengan melakukan kegiatan praktikum siswa dapat mendapatkan kesan yang mendalam dan tidak mudah terlupakan secara pengalaman tambahan seperti halnya mempelajari ekosistem lingkungan yang memerlukan pengetahuan awal berupa teori serta praktek secara nyata dengan lingkungan, peserta didik mampu mempelajari terlebih dahulu dengan adanya sumber belajar berupa panduan praktikum, sehingga dengan mengetahui kualitas air penelitian mengenai ekosistem pantai akan lebih banyak dilakukan dan lebih luas memberikan kajian tentang biologi pantai sehigga penelitian dan informasi mengenai parameter kualitas air pun dapat dijadikan sumber belajar bagi dunia pendidikan. Khusus pada materi kelas X Pencemaran Lingkungan Biologi SMA Kelas X. 2. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yakni penelitian ini akan mendapatkan data secara deskriptif. “metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi yaitu pengamantan langsung ke lapangan dan pengambilan sampel dengan penentuan titik sampling secara sistematis di dua zona pengamatan” [2]. Pengambilan data secara langsung di pantai Tanjung Setia menggunakan stasiun yang di bagi menjadi 3 stasiun dengan harapan dapat menggambarkan suatu keadaan dan kondisi perairan pantai Tanjung Setia tersebut. Metode pengambilan data 232 Seminar Nasional Pendidikan 2017 - ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan menggunakan (purposive sampling). Purposive sampling merupakan pengambilan data berdasarkan pertimbangan tertentu. Penelitian inii dilakukan di pantai Tanjung Setia Krui, yang terletak di Desa Tanjung Setia, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat Lampung. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 Maret 2017 sampai 11 Maret 2017. Subyek yang diamati dalam penelitian ini yaitu beberapa parameter fisika, kimia, dan biologi (echinodermata) yang ada di Pantai Tanjung Setia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Indeks keanekaragaman Shanoon-Winner untuk parameter biologi. Indeks keanekaragaman digunakan untuk mengetahui seberapa besar keanekaragaman organisme yang terdapat di Pantai Tanjung Setia. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DO meter, refraktometer, pH meter, tali rafia, meteran, alat tulis, buku catatan, dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu sampel air untuk mengetahui parameter fisika, kimia dan Echinodermata untuk parameter biologi di Pantai Tanjung Setia. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Deskripsi Data 1) Parameter Biologi Pantai Tanjung Setia Indeks Keanekaragaman (H') 4,516 4,651 3,456 5 0 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Gambar 7. Diagram Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Tanjung Setia 2) Parameter Fisika dan Kimia Pantai Tanjung Setia Tabel 1. Hasil parameter fisika dan kimia Pantai Tanjung Setia Rata-rata Parameter stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 pH 7,4 7,3 7,33 DO 4,57 4,33 4,22 Suhu 26,3 26,7 26,8 34 33,37 32,8 Salinitas 233 Seminar Nasional Pendidikan 2017 - ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan 3) Sumber Belajar Panduan Praktikum Biologi Tabel 2. Tabulasi Data Hasil Validasi Panduan Praktikum Validator Bidang Indikator Penelaah 1 2 3 Kesesuaian warna background Desain 3 4 dengan warna tulisan pada cover. Kesesuaian gambar pada cover 3 3 Peta konsep yang disajikan 3 4 mewakili isi panduan praktikum Tingkat kecerahan gambar 4 4 Kemenarikan tampilan panduan 3 3 praktikum secara umum Penggunaan bahasa mudah 3 3 dipahami Kejelasan ukuran huruf pada 4 4 panduan praktikum Kejelasan jenis huruf pada 3 4 panduan praktikum Materi Tujuan panduan praktikum telah sesuai dengan indikator Materi sesuai dengan tingkatan kelas Kajian pustaka sesuai dengan materi Langkah-langkah panduan praktikum sudah jelas dan berurutan Kegiatan dalam panduan praktikum melibatkan siswa secara aktif Isi panduan praktikum telah menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami Isi panduan praktikum menggunakan bahasa yang baik dan benar Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan makna ganda RTVtx (Rata-rata total validasi) (Ki) (Ai) 3,5 3 3,5 4 3 3,4 3 4 3,5 4 3 3,5 4 3 3,5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3,5 4 3 3,5 3,7 3,5 b. Pembahasan Penentuan kualitas air pada Pantai Tanjung Setia dapat dilakukan dengan beberapa parameter seperti biologis, fisika, dan kimia. secara biologis dapat dilihat dengan kondisi dan keragaman biota, sedangkan fisika dapat dilihat dari tingkat keadaan suhu dan salinitas, dan kimia dapat dilihat dari nilai DO serta derajat keasaman. Biota perairan memiliki peranan penting dalam proses hidupnya suatu 234 Seminar Nasional Pendidikan 2017 - ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan keanekaragamannya untuk daerah Pantai Tanjung Setia sehingga penelitian ini dapat menentukan keadaan perairannya terutama hubungan komponen penyusun biotik meliputi organisme laut yang berada di dalam habitatnya yang akan berpengaruh keberadaannya dengan adanya faktor komponen abiotik. 1) Faktor Biologi Pantai Tanjung Setia a) Indeks Keanekaragaman Indeks digunakan untuk mengetahui keanekargaman jenis biota perairan yakni Pantai Tanjung Setia, sehingga dengan diketahui besaran indeks keanekaragaman perairan maka akan dapat dikatakan bagaimana kondisi perairan Pantai Tanjung Setia. Berdasarkan indeks keanekaragaman jenis-jenis echinodermata di Pantai Tanjung Setia, maka data tersebut dapat dijadikan indikator kualitas perairan pantai, sehingga dengan komponen lingkungan, baik yang hidup maupun yang mati akan mempengaruhi keanekaragaman biota air yang ada disuatu perairan. Indeks keanekaragaman echinodermata di Pantai Tanjung Setia yakni untuk stasiun 1 sebesar 4,516 untuk stasiun 2 sebesar 3,456 dan stasiun 3 sebesar 4,651. Hasil data yang didapatkan dengan perhitungan Shannon-Wiener paling tinggi pada stasiun 3 sebesar 4,651 hal ini didukung oleh pernyataan “suatu komunitas memiliki tingkat keragaman yang tinggi apabila nilai indeks Shannonnya 4,00, sedangkan tingkat keragaman sedang rentangnya 1,00–3,00 dan tingkat keragaman rendah jika indeks Shannonnya 0,00” [3].Kualitas air Pantai Tanjung Setia dalam kategori tercemar sangat ringan jika dilihat dari perhitungan indeks keanekaragaman, selain itu faktor abiotik pula dapat dilihat pada kondisi DO di Pantai Tanjung Setia yang tergolong tercemar sedang. Pantai Tanjung Setia merupakan pantai yang memiliki keragaman berkisar 3,456-4,651 sehingga dikategorikan dalam tercemar sangat ringan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel keanekaragaman menurut Shannon-Wiener. Hal ini bisa terjadi karena filum echinodermata merupakan salah satu organisme laut yang mempu sebagai indikator suatu lingkungan, sehingga dengan menurunnya produksi oksigen terlarut di stasiun 2 maka keberadaan echinodermata mengalami penurunan. Berbeda halnya dengan meningkatnya indeks keanekaragaman di stasiun 3 yang lebih tinggi dengan nilai 4,651. Hal ini disebabkan karena pada stasiun 3 kebutuhan DO lebih mudah untuk digunakan echinodermata karena adanya pergerakan ombak selain itu kegiatan fotositesis fitoplankton yang memproduksi oksigen lebih banyak dipermukaan perairan pantai “karena bagian permukaan air lebih mudah terdifusi oksigen dari udara melalui gerakan ombak, dan kegiatan fotosistes phytoplankton lebih banyak di bagian permukaan air dibandingkan bagian bawah air” [4]. 2) Parameter Kimia dan Fisika Pantai Tanjung Setia a) pH (Derajat Keasamaan) Berdasarkan kondisi pH di Pantai Tanjung Setia ini secara umum pH dengan kisaran 7,3 - 7,4 dapat dikatak basa lemah, sehingga dapat dikatakan masih tergolong baik untuk parameter air laut. “Kondisi perairan yang sangat basa akan membahayakan organisme karena menggangu metabolisme dan respirasi, selain itu jika dalam keadaan pH yang teralalu asam maka menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion alumunium” [5]. b) Oksigen Terlarut (DO) Berdasarkan data yang didapat bawasannya oksigen terlarut untuk pantai Tanjung Setia dalam kondisi perairan yang stabil, hal ini disebabkan karena penurunan angka pada stasiun 1 dan 3 disebabkan karena penggunaan oksigen terlarut oleh biota laut untuk proses respirasi. Selain itu intensitas cahaya sangat mempengaruhi proses berlangsungnya fotosintesis tumbuhan di dalam perairan yang menghasilkan oksigen 235 Seminar Nasional Pendidikan 2017 - ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan terlarut, dimana pada stasiun 3 yang memiliki nilai oksigen terlarut rendah dikarenakan asupan cahaya yang masuk kedalam perairan tidak mampu menembus dan dimanfaatkan untuk fotosinstesis bagi tumbuhan perairan “proses fotosintesis ini erat kaitannya dengan klorofil yang di indikasikan sebagai jumlah fitoplankton” [6]. c) Suhu Bardasarkan fakta yang didapatkan saat penelitian dengan suhu perairan berkisar 26,3 – 26,8⁰C dikarenakan adanya beberapa faktor yakni pengambilan data pada waktu pagi, siang, dan malam hari, dimana waktu tersebut intesitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan mulai berkurang sehingga mengakibatkan suhu perairan menurun. “secara umum suhu normal yang menunjang kehidupan Echinodermata berkisar pada 28 – 30⁰C [3]. Suhu yang berkisar 26,3–26,8⁰C dapat tergolong relatif bagi kehidupan biota perairan, hal ini dapat dilihat dari keberadaan biota laut yang beragam dari suatu perairan Pantai Tanjung Setia. “Kondisi suhu di perairan ini masih tergolong wajar untuk perairan tropik. Variasi suhu perairan tropik tergolong wajar berkisar antara 25,6–32,3⁰C” [7]. Maka dapat dikatakan bahwa pengaruh naik turunnya suhu perairan faktor geografis sangat berpengaruh didalamnya. d) Salinitas Berdasarkan data yang didapat salinitas dengan kisaran 32,8-34‰ dapat menunjang adanya kehidupan biota perairan, Pantai Tanjung Setia merupakan pantai yang berhadapan dengan samudera hindia sehingga penurunan salinitas dapat berpengaruh karena adanya pertukaran garam-garam mineral dan pertukaran massa air samudera hindia. Salinitas diperairan pantai berbeda dengan salinitas yang berada di laut lepas “Hal ini disebabkan karena air laut yang berada dekat daratan masih memiliki pengaruh dari air darat hingga menyebabkan salinitas di daerah ini rendah. Sebaliknya, salinitas di perairan laut lepas sudah tidak memiliki pengaruh dari darat, sehingga Salinitasnya pun besar” [7]. e) Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Panduan Praktikum Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa penyajian desain dan materi panduan praktikum yang dilakukan oleh ahli dengan 16 pertanyaan mendapatkan kriteria rata-rata validator (Ki) 3-4 dan dari rata-rata aspek (Ai) desain dan materi mendapat 3,4 dan 3,7. Hasil rata-rata total validasi panduan praktikum yakni 3,5, hal ini tergolong valid untuk nilai 3 – 4, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layak untuk dijadikan sumber informasi sumber belajar berupa panduan praktikum, sehingga pengembangan materi hasil penelitian dapat diterapkan di dalam proses pengembangan konsep belajar sebagai panduan praktikum yang akan disajikan dalam proses pembelajaran [8]. 4. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai analisis kualitas air Pantai Tanjung Setia dapat disimpulkan bahwa parameter biologi dilihat dari keanekaragaman echinodermata tergolong tercemar sangat ringan dengan nilai indeks keanekaraman 3,456.Parameter kimia untuk nilai DO berkisar 7,3 – 7,4 dan pH berkisar 4,22ppm – 4,57ppm yang tergolong kualitas perairan masuk kedalam golongan tercemar sedang. Parameter Fisika untuk nilai suhu berkisar 26,3-26,8⁰C dan salinitas berkisar 32,8-34‰ tergolong salinitas yang rendah. Hasil dari analisis kualitas air ini layak untuk dijadikan sumber belajar berupa panduan praktikum materi pencemaran. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dengan menggunakan lokasi penelitian berbeda dengan 236 Seminar Nasional Pendidikan 2017 - ISBN : 978-602-70313-2-6 PROSIDINGSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Membangun Generasi Berpendidikan dan Religius Menuju Indonesia Berkemajuan mempertimbangkan kondisi lokasi penelitian agar didapatkan hasil yang lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA [1] Nugroho, W., Ruswahyuni, dan Suryanti. 2014. Kelimpahan Bintang Mengular (Ophiuroidea) Di Perairan Pantai Sundak Dan Pantai Kukup Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.Diponegoro Journal Of Maquares Volume 3, Nomor 4,Tahun 2014, Halaman 51-5. Program Studi Manajemen Sumberdaya ePerairan.Jurusan Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro [2] Luthfia. 2013. Keanekaragaman Zooplankton Di Perairan Sungai Pulautelo Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas. Jurnal Wahan-bio. volume X. Desember 2013 [3] Rumahlantu, D., G. Abdul, dan S. Hedi. 2008. Hubungan Faktor Fisik-Kimia Lingkungan Dengan Keanekaragaman Echinodermata Pada Daerah Pasang Surut Pantai Kairatu. MIPA, Tahun 37, Nomor 1, Januari 2008. Universitas Negeri Malang [4] Slamet, B., W. Arthana., dan B. Suyasa. 2008. Studi Kualitas Lingkungan Perairan di Daerah Budidaya Perikanan Laut di Teluk Kaping dan Teluk Pegametan, Bali. Ecotrophic, 3 (1), 16-20 [5] Arthaz, C.P., Suryanti., dan Ruswahyuni. 2015. Hubungan Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) Dengan Bahan Organik Substrat Dasar Perairan Di Pantai Krakal, Yogyakarta.Diponegoro Journal Of Maquares.Volume 4 , Nomor 3 , Tahun 2015, Halaman 148-155. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro [6] Simanjutak, M. 2012. Pngaruh Suhu, Salinitas dan Silikat Terhadap Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Digul Laut Arafura Papua. Bidang Dinamika Laut, Penelitian Oseonografi-LIPI [7] Simon dan Patty. 2013. Distribusi Suhu, Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di Perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589 [8] Fahtomiaji, N dan Syamwisna. 2013. Penyusun Penuntun Praktikum Pada Materi Pencemaran Di SMA Berdasarkan Uji Kualitas Air Sungai Kapuas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. hal 6-7 237 Seminar Nasional Pendidikan 2017