Synthesis of Carboxyl (CNT-COOH) and Ammine - E

advertisement
ISSN: 0854-0675
Jurnal Sains dan Matematika
Vol. 23 (2): 59-64 (2015)
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm
Synthesis of Carboxyl (CNT-COOH) and Ammine Carbon
Nanotubes (CNT-NH2)
Pardoyo1,*, Sri Eny Suharini1, Siti Nandiyah1, Agus Subagio2
1
Inorganic Chemistry Laboratory, Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics,
Diponegoro University.
2
Material Physics Laboratory, Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics,
Diponegoro University. Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang 50275, Telepon (024) 7474754
*corresponding author’s email: [email protected]
ABSTRACT
A research synthesizing CNT-COOH to increase the compatibility character of carbon nanotubes and CNTNH2 to increase the hydrophilic character has been done. The CNT-COOH was synthesized using ultrasonic
bath method for 6 hours with the volume ratio of concentrated H 2SO4 : HNO3 were 2:1, 3:1 and 4:1. Whereas
CNT-NH2 was produced by refluxing CNT and ethylene diamine at temperature of 40°C, 60°C and 80°C. Both
products were analyzed with Fourier Transform Infrared (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM) and
Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS). The C=O bond on CNT-COOH was showed by wavenumber
of 1635.64 cm-1 and the OH bond at 3448.72 cm-1 whilst the N-H bond emerged at 152762 cm-1. SEM and
EDS indicated both products had surface morphology of tubes and reducing of Fe content which was the one
of impurities of CNT.
Key words: carbon nanotubes, CNT-COOH, CNT-NH2
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pembuatan CNT-COOH untuk meningkatkan karakter kompatibilitas carbon
nanotubes dan CNT-NH2 agar memiliki sifat hidrofil. Penelitian dilakukan menggunakan metode
ultrasonikasi(40 kHz) selama 6 jam dengan perbandingan H2SO4 pekat dan HNO3 pekat 2:1, 3:1 dan 4:1 untuk
CNT-COOH. Sedangkan pada CNT-NH2 digunakan metode refluks pada suhu 400C, 600C dan 800C terhadap
CNT dan ethylenediamine. Kedua produk dianalisis dengan Fourier Transform Infrared (FTIR), Scanning
Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS). Ikatan C=O pada CNT-COOH
ditunjukkan oleh serapan pada panjang gelombang 1635,64 cm-1 dan ikatan O-H pada 3448,72 cm-1. Ikatan NH pada CNT-NH2 ditunjukkan pada 1527,62 cm-1. Analisis SEM dan EDS mengindikasikan kedua produk
memiliki morfologi permukaan berbentuk tabung dan terjadi penurunan prosentase Fe sebagai salah satu
pengotor produk CNT.
Kata kunci: carbon nanotubes, CNT-COOH, CNT-NH2
Pendahuluan
Carbon nanotube dapat disintesis dari benzene (C6H6)
sebagai sumber karbon dan ferrosene((Fe(C5H5)2)
[1]. Umumnya produk CNT masih mengandung
pengotor Fe dan bersifat hidrofop. Karakter ini akan
mengurangi ranah aplikasi CNT khususnya sebagai
material kompatibilitas dan material yang bersifat
hidrofil. Kompatibilitas merupakan kemampuan
suatu bahan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan dimana bahan tersebut diletakkan atau
ditanamkan, tidak membahayakan tubuh, dan nontoksik [2]. Untuk menghilangkan pengotor dan
menjaga kemurnian CNT hasil sintetis maka
dilakukan proses oksidasi. Diharapkan pengotor akan
59
ISSN: 0854-0675
Jurnal Sains dan Matematika
Vol. 23 (2): 59-64 (2015)
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm
hilang dan memiliki gugus fungsi karboksil. Syarat
suatu bahan dapat dijadikan kompatibitas adalah
relatif murni tidak banyak pengotor misalnya ketika
ditanam di paru paru.
Carbon nanotube hasil sintesis yang bersifat hidrofob
juga akan membatasi aplikasinya dan mengakibatkan
keunggulan dari performanya menurun karena dalam
interaksi kimia material hidrofob akan menyukai
material hidrofob sedangkan material bersifat hidrofil
akan menyukai material hidrofil. Banyak sekali bahan
kimia yang berifat hidrofil karenanya dicoba untuk
membuat carbon nanotube yang hidrofob menjadi
bersifat hidrofil dengan cara menambahkan bahan
kimia lain yaitu ethilenediamine (fungsionalisasi).
Proses fungsionalisasi CNT yang biasa dilakukan
adalah perlakuan oksidasi menggunakan asam yaitu
HNO3. Perlakuan ini dapat menghilangkan pengotor
Fe dan karbon amorf pada purifikasi, tidak merusak
struktur CNT, membuka tutup CNT untuk
memasukkan logam, dan membuat gugus fungsi pada
permukaan
sebagai
gugus
anchor
untuk
menempelnya logam [3]. Perlakuan oksidasi akan
membentuk gugus karboksilat yang selanjutnya dapat
direaksikan dengan gugus lain yang lebih reaktif [4].
Modifikasi carbon nanotubes dalam pembentukan
gugus amin menggunakan etylenediamine diduga
dapat diaplikasikan sebagai penghantar obat (drug
delivery) untuk terapi gen kanker. Penelitian ini
pernah dilakukan oleh Canete dkk. [5] memodifikasi
CNT untuk membentuk gugus amin pada permukaan
CNT menggunakan ethylenediamine dengan metode
pemanasan antara suhu 30 oC sampai 40 oC. Moaseri
[6] memodifikasi CNT untuk membuat gugus amin
pada permukaan CNT menggunakan ethylenediamine
dengan metode pemanasan pada suhu 80 oC. Hasil
penelitian menunjukkan terbentuknya gugus amin (NH2) pada permukaan carbon nanotubes (CNTNH2).
Berdasarkan keberhasilan beberapa penelitian
tersebut, pada penelitian ini akan mencoba membuat
carbon nanotubes bergugus fungsi karboksil(CNTCOOH) menggunakan asam sulfat dan asam nitrat
dan amin (CNT-NH2) menggunakan ethylenediamine
sebagai sumber amin.
60
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Alat. Alat utama yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi: rangkaian alat (furnace, tabung gas argon,
sprayer, tabung quartz, dan thermocouple) (Fisika
Material FSM UNDIP). Seperangkat gelas, pipet
tetes, neraca, kertas saring, pengaduk, dan corong
(Kimia Anorganik FSM UNDIP). Ultrasonibath,
desikator, dan pompa vakum (Laboratorium
Teknologi Pangan Unika SoegijapranataSemarang).
Spektrofotometer Shimadzhu FTIR-8201 PC (Kimia
FMIPA UGM). Scanning Electron Microscopy
(SEM)-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy
(EDS) (UPT Laboratorium Terpadu UNDIP).
Bahan. Bahan yang digunakan adalah benzena,
ferrocene, gas argon, H2SO4 pekat, HNO3 pekat,
akuabides, SOCl2, ethylenediamine, akuades.
Cara Kerja
Sintesis Carbon Nanotubes
Ferrocene
(Fe(C5H5)2)
sebanyak
3
gram
dicampurkan ke dalam 50 ml benzena diaduk hingga
homogen, kemudian campuran tersebut diinjeksikan
ke dalam tabung quartz di dalam furnace yang
sebelumnya sudah dialiri gas argon. Proses pyrolysis
di dalam furnace dilakukan dengan temperatur 9000C
selama 30 menit.
Pembuatan CNT-COOH
Serbuk carbon nanotubes hasil sintesis dicampurkan
ke dalam H2SO4 pekat : HNO3 pekat pada variasi
perbandingan volume (2:1), (3:1), dan (4:1) v/v
kemudian inkubasi lalu diultrasonikasi (40 kHz)
dalam penangas es selama 6 jam pada suhu konstan
23 0C. Selanjutnya diencerkan dengan akuabides dan
disaring. Hasil penyaringan dikeringkan dalam
pompa vakum dan disimpan dalam desikator. Produk
yang dihasilkan dikarakterisasi dengan FTIR dan
SEM-EDS.
Pembuatan CNT-NH2
Sebanyak 0,5 gram CNT hasil oksidasi ditambahkan
dengan 10 ml tionil klorida (SOCl2) kemudian di
refluks pada suhu 70 oC selama 2 jam. Hasil refluk
disaring dan residu yang dihasilkan dikeringkan
Jurnal Sains dan Matematika
ISSN: 0854-0675
Vol. 23 (2): 59-64 (2015)
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm
dalam desikator vakum selama 24 jam. Selanjutnya
ditambah 5 ml ethylenediamine kemudian dipanaskan
menggunakan pemanasan stirrer dengan variasi suhu
40 oC, 60oC dan 80oC selama 2 jam dan disaring.
Residu dicuci menggunakan akuades kemudian
dikeringkan dalam desikator vakum selama 24 jam.
Produk dihasilkan dikarakterisasi dengan FTIR dan
SEM-EDS
Hasil dan Pembahasan
Pembuatan CNT-COOH dan CNT-NH2 dilakukan
setelah dilakukan sintesis Carbon nanotube. Secara
sederhana, proses reaksi di dalam tabung quartz
selama sintesis carbon nanotubes dapat dijelaskan
oleh adanya mekanisme droplet kecil dari ferrocene
dan benzene yang masuk di dalam tabung quartz,
dimana molekul-molekul dari ferrocene dan benzena
dipecah (cracked) secara termal dan beberapa reaksi
akan terjadi seperti reaksi dehidrogenasi (pelepasan
atom hidrogen dalam bentuk gas H2), pembentukan
cincin benzene dan cyclopentadiene pada ferrocene,
kondensasi cincin, pengelompokan (agglomeration)
atom-atom Fe di antara yang lainnya. Pada kondisi
yang tepat, prekusor dari carbon nanotubes dibentuk
pada fase gas atau uap dan berisi partikel-partikel Fe
dikelilingi oleh lapisan grafit seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1. Selanjutnya prekusor ini
dapat mencapai permukaan quartz dan penumbuhan
material CNT mulai terjadi pada dinding quartz [7].
merupakan zat pengoksidasi kuat yang mudah
terionisasi menjadi H+ dan NO3-, mudah menguap,
tidak melarutkan atau merusak struktur CNT yang
dimurnikan. kemampuan HNO3 untuk memisahkan
sisa ferrocene dan benzene pada CNT ditunjukkan
dalam persamaan berikut :
4Fe + 10H+ + NO3- → 4Fe2+ + NH4++ 3H2O [8]
Hasil dari oksidasi dengan asam akan membentuk
defect pada permukaan carbon nanotubes menjadi
alkil (CHn), oksidasi lebih lanjut akan membentuk
alkohol (–OH), kemudian C=O, dan akhirnya
terbentuk gugus karboksilat yang dapat direaksikan
dengan gugus lain [4]. Mekanisme reaksi hasil
oksidasi ditunjukkan pada gambar 2. Selanjutnya
campuran larutan carbon nanotubes dengan variasi
perbandingan volume asam dilakukan ultrasonikasi
selama 6 jam. Perlakuan ini dipilih karena kerja
oksidasi dengan asam sulfat pekat dan asam nitrat
pekat salah satunya bergantung pada tingkat waktu
oksidasi asam yang lama serta menghasilkan ukuran
gelembung partikel yang kecil sehingga cocok
digunakan untuk aplikasi kompatibilitas.
Gambar 2. Mekanisme reaksi fungsionalisasi
carbon nanotubes [9]
Gambar 1. Mekanisme penumbuhan CNT metode
Spray-Pyrolysis [7].
Pembuatan CNT-COOH
CNT hasil sintesis ditambahkan kedua asam dengan
perbandingan volume H2SO4 pekat dan HNO3 pekat
(2:1); (3:1); dan (4:1) (v/v). Asam nitrat dan asam
sulfat yang dapat mengawali pembentukan
fungsionalisasi carbon nanotubes dengan gugus
fungsi karboksilat. Larutan HNO3 dipilih sebagai
larutan pencuci karena sifatnya asam kuat dan
Hasil analisis spektra FTIR CNT dengan variasi
perbandingan volume asam sulfat pekat dan asam
nitrat pekat (2:1); (3:1); dan (4:1) v/v (gambar3),
menunjukkan pita karakteristik asam karboksilat
yaitu C=O pada 1635,64 cm-1 yang merupakan pita
absorbansi spesifik karbonil dari CNT. Pita agak kuat
pada daerah antara 1527,62-1635,64 cm-1
mengindikasikan adanya senyawa aromatik [10].
Pada daerah 3448,72 cm-1 terlihat adanya pita tajam
yang menunjukkan gugus hidroksil (-OH) [10].
Munculnya serapan pada bilangan gelombang
1635,64 cm-1 yang menunjukkan ikatan C=O dan
bilangan gelombang 3448,72 cm-1 yang menunjukkan
61
ISSN: 0854-0675
Jurnal Sains dan Matematika
Vol. 23 (2): 59-64 (2015)
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm
ikatan O-H, diduga kuat carbon nanotubes telah
mengandung gugus fungsi karboksil(-COOH).
Gambar 4. SEM CNT- asam 3:1 v/v
Tabel 1. Data EDS CNT dan CNT- asam 3:1v/v
Gambar 3. (a) CNT; (b) CNT-asam 2:1 v/v; (c)
CNT-asam 3:1 v/v; (d) CNT-asam 4:1 v/v
Hasil analisis SEM dan EDS pada gambar 4 dan 5
serta tabel 1 didapatkan bahwa adanya perlakuan
penambahan H2SO4 pekat : HNO3 pekat dengan
perbandingan volume 3:1 v/v maka semakin tinggi
kemampuan asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat
tersebut dapat mengurangi Fe yang menempel pada
carbon nanotubes yang menunjukkan adanya
penurunan dari 10,07% menjadi 3,43% serta nampak
morfologi permukaan bebrbentuk tabung. Pada
analisis ini hanya mengkarakterisasi carbon
nanotubes dengan penambahan volume H2SO4 pekat
: HNO3 pekat pada volume 3:1 v/v saja. Diasumsikan
pada modifikasi carbon nanotubes pada volume 3:1
v/v dengan intensitas gugus karboksil yang rendah
dibandingkan modifikasi carbon nanotubes pada
volume 4:1 v/v maupun 2:1 v/v dengan intensitas
gugus karboksil yang tinggi maka dimungkinkan
terjadi peningkatan kemampuan H2SO4 pekat : HNO3
pekat pada volume 4:1 v/v dan 2:1 v/v yang dapat
mengurangi Fe yang lebih dibandingkan modifikasi
carbon nanotubes pada volume 3:1 v/v. Semakin
kecil jumlah Fe yang menempel pada permukaan
carbon nanotubes hasil fungsionalisasi maka
semakin kecil tingkat toksik pada carbon nanotubes
sehingga meningkatkan karakter carbon nanotubesCOOH terhadap aplikasi kompatibilitas [11].
62
Sample
Prosentase
Atom
C
Fe
Carbon nanotubes
86,97
10,07
Carbon nanotubes penambahan
H2SO4 pekat: HNO3 pekat 3:1
v/v
94,42
3,43
Pembuatan CNT-NH2
Pembuatan carbon nanotubes bergugus fungsi amin
dimulai dari CNT hasil oksidasi yang selanjutnya
direaksikan dengan tionil klorida (SOCl2) untuk
pembentukan klorida asam (-COCl) [12].
Penggunaan tionil klorida karena SOCl2 merupakan
pereaksi yang sesuai untuk membuat klorida asam (COCl), selain itu SOCl2 merupakan derivat asam
yang paling reaktif. Apabila reaksinya sempurna,
diharapkan semua CNT-COOH habis bereaksi dan
kelebihan tionil klorida (SOCl2) akan tetap tinggal
dalam labu, sedangkan gas sulfur dioksida (SO2) dan
hidrogen klorida (HCl) yang terbentuk keluar pada
saat refluks berlangsung sehingga dihasilkan carbon
nanotubes - asil klorida (CNT-COCl).
Tahap selanjutnya untuk pembentukan gugus amin
dengan
mereaksikan
CNT-COCl
dengan
ethylenediamine (H2N-(CH2)2-NH2) sebagai sumber
amin. Metode yang digunakan adalah pemanasan
menggunakan stirrer dengan variasi suhu 40oC, 60oC
dan 80oC. Mekanisme reaksi pembentukkan carbon
nanotubes bergugus fungsional amin ditunjukkan
pada gambar 5.
ISSN: 0854-0675
Jurnal Sains dan Matematika
Vol. 23 (2): 59-64 (2015)
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm
Gambar 5. Mekanisme reaksi pembentukkan CNTNH2 [5]
Hasil analisis dengan spektroskopi FTIR pada CNT
sebelum dan setelah modifikasi menggunakan
ethylenediamine menunjukkan puncak yang berbeda
(gambar 6). Carbon nanotubes sebelum modifikasi
tidak menunjukkan puncak yang jelas sedangkan
setelah modifikasi(penambahan ethylenediamine)
terbentuk puncak yang tidak terlalu tajam dan
memiliki bilangan gelombang yang berbeda.
Hasil modifikasi carbon nanotubes bergugus fungsi
amin (CNT- NH2) ditunjukkan dengan adanya Ikatan
N-H pada bilangan gelombang sekitar 1580-1650 cm1
. Pita serapan ini terdapat pada CNT-NH2 40oC dan
CNT-NH2 60oC yang memiliki panjang bilangan
gelombang 1527,62 cm-1. Selain itu pembentukan
gugus amin pada CNT juga dibuktikan dengan
adanya gugus-gugus lain.
diperkuat juga dengan adanya vibrasi gugus C=O
pada pergeseran bilangan gelombang sekitar 16651760 cm-1. Gugus C=O menunjukkan bahwa sampel
mengandung gugus karboksil karena adanya
perlakuan oksidasi. Pita serapan ini terdapat pada
semua sampel dan memperkuat dugaan bahwa
dengan variasi penambahan asam sulfat dan asam
nitrat pekat terbentuk CNT-COOH seperti
ditunjukkan pada gambar 3. Kelompok metilen
diidentifikasikan sebagai C-H ditunjukkan pada
bilangan gelombang sekitar 2850-2990 cm-1. Selain
itu ditunjukkan juga dengan adanya ikatan C-N yang
mengindikasikan aromatik amin, ditunjukkan pada
pergeseran bilangan gelombang sekitar 1000-1350
cm-1.
Gambar SEM CNT-NH2 menunjukkan bentuk tabung
yang lebih seragam. Pada gambar masih terlihat
adanya gumpalan dimungkinkan adanya pengotor.
Karenanya perlu dilakukan analisis dengan EDS pada
tabel 2.
Vibrasi regangan dari gugus O–H ditunjukkan
dengan pergeseran bilangan gelombang sekitar 3400
cm-1 yang dimiliki pada semua sampel.
Gambar 7. SEM CNT-NH2
Tabel 3. Data EDS CNT, CNT oksidasi dan CNT
ethylenediamine (T = 40oC)
Perlakuan CNT
CNT
tanpa
modifikasi
CNT oksidasi
Gambar 6. (a)CNT; (b)CNT-NH2 40 oC; (c)CNTNH2 60 oC; (d)CNT-NH2 80 oC.
Adanya gugus O-H karena sampel yang digunakan
merupakan carbon nanotubes yang telah dimurnikan
sehingga diasumsikan mempunyai gugus –OH yang
terbentuk selama fungsionalisasi akibat terjadinya
oksidasi oleh asam kuat HNO3 [3]. Asumsi ini
CNT
ethylenediamine
(T=40°C)
Unsur
C
O
Si
Fe
C
N
O
S
Fe
C
N
O
Ti
Fe
Cu
Massa (%)
86,97
2,93
0,04
10,07
91,46
0,07
2,10
0,23
6,14
88,53
4,30
1,60
0,03
5,17
0,38
Mol (%)
95,21
0,02
2,37
96,78
0,06
0,09
1,40
94,78
3,95
0,01
1,19
0,08
63
ISSN: 0854-0675
Jurnal Sains dan Matematika
Vol. 23 (2): 59-64 (2015)
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm
Hasil analisis menunjukkan adanya unsur-unsur yang
terkandung di dalam sampel seperti karbon (C),
oksigen (O), besi (Fe), Nitrogen (N), Titanium (Ti),
Tembaga (Cu), Sulfur (S) dan Silikon (Si) dengan
prosentase yang berbeda. CNT setelah modifikasi
mengalami penurunan prosentase Fe dari 10,07%
menjadi 5,17%. Hal ini menunjukkan bahwa CNT
setelah modifikasi bersifat lebih murni. Selain itu
terjadi kenaikan unsur N dari prosentase 0,07 %
menjadi 4,30 %. Adanya unsur N pada CNT yang
dimodifikasi menggunakan ethylenediamine diduga
kuat telah terbentuk CNT bergugus fungsi
amin(CNT-COOH).
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan telah dapat
dibuat CNT-COOH dan CNT-NH2 ditunjukkan oleh
serapan C=O dan N-H pada spektra FTIR yang
dikuatkan dengan data EDS. Pada kedua produk
terlihat carbon nanotubes bermorfologi permukaan
tabung dan terjadi penurunan jumlah pengotor Fe
ditunjukkan dengan data SEM dan EDS yang penting
untuk aplikasi selanjutnya.
Pustaka
[1] Agus Subagio, Pardoyo, Ngurah Ayu K, V
Gunawan,
(2009),
Studi
Temperatur
Penumbuhan Carbon Nanotubes (CNT) yang
Ditumbuhkan Dengan Metode Spray Pyrolisis,
Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, 2 (1)
[2] S. K. Smart, A. I. Cassady, G. Q. Lu, D. J.
Martin, (2006), The biocompatibility of carbon
nanotubes, Carbon, 44 (6), 1034-1047
http://dx.doi.org/10.1016/j.carbon.2005.10.011
[3] Mohammad
Naraghi,
(2011),
Carbon
Nanotubes—Growth and Applications,
[4] Valentina Bambagioni, Claudio Bianchini,
Andrea Marchionni, Jonathan Filippi, Francesco
Vizza, Jacques Teddy, Philippe Serp,
Mohammad Zhiani, (2009), Pd and Pt–Ru anode
electrocatalysts supported on multi-walled
carbon nanotubes and their use in passive and
active direct alcohol fuel cells with an anionexchange membrane (alcohol = methanol,
ethanol, glycerol), Journal of Power Sources,
190 (2), 241-251 http://dx.doi.org/10.1016/
j.jpowsour.2009.01.044
64
[5] Paulina Cañete-Rosales, Alejandro ÁlvarezLueje, Soledad Bollo, (2014), Ethylendiaminefunctionalized multi-walled carbon nanotubes
prevent cationic dispersant use in the
electrochemical detection of dsDNA, Sensors
and Actuators B: Chemical, 191 688-694
http://dx.doi.org/10.1016/j.snb.2013.10.056
[6] Ehsan Moaseri, Majid Karimi, Morteza
Maghrebi, Majid Baniadam, (2014), Two-fold
enhancement in tensile strength of carbon
nanotube–carbon fiber hybrid epoxy composites
through combination of electrophoretic
deposition and alternating electric field,
International Journal of Solids and Structures, 51
(3–4),
774-785
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijsolstr.2013.11.007
[7] A. Aguilar-Elguézabal, Wilber Antúnez, Gabriel
Alonso, F. Paraguay Delgado, Francisco
Espinosa, M. Miki-Yoshida, (2006), Study of
carbon nanotubes synthesis by spray pyrolysis
and model of growth, Diamond and Related
Materials, 15 (9), 1329-1335 http://dx.doi.org/
10.1016/j.diamond.2005.10.011
[8] Gyula Svehla, (2008), Vogel's Qualitative
Inorganic Analysis, 7/e, Pearson Education
India,
[9] Xiaofeng
Xie,
Lian
Gao,
(2007),
Characterization of a manganese dioxide/carbon
nanotube composite fabricated using an in situ
coating method, Carbon, 45 (12), 2365-2373
http://dx.doi.org/10.1016/j.carbon.2007.07.014
[10] Hardjono
Sastrohamidjojo,
Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta
(2001),
[11] Chenbo Dong, Alan S. Campell, Reem Eldawud,
Gabriela Perhinschi, Yon Rojanasakul, Cerasela
Zoica Dinu, (2013), Effects of acid treatment on
structure, properties and biocompatibility of
carbon nanotubes, Applied Surface Science, 264
261-268
http://dx.doi.org/10.1016/j.apsusc.2012.09.180
[12] J McMurry, Organic Chemistry, 1988, Brooks,
in, Cole Publishing Company.
Download