1 PEDAHULUA Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa nonmigas di Indonesia. Tanaman tropis ini merupakan tanaman perkebunan dengan luas tanam terbesar, yaitu mencapai 4.520.600 ha dari total luas perkebunan Indonesia sebesar 7.511.063 ha (BPS 2009). Tanaman kelapa sawit ialah tanaman berumah satu atau monoecious, yang artinya dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pada umumnya dalam satu pohon tidak ditemukan bunga jantan dan betina yang mekar bersamaan. Perbedaan waktu mekar bunga kelapa sawit menyebabkan bunga tersebut memerlukan penyerbukan silang (Tandon et al. 2001). Penyerbukan silang kelapa sawit memerlukan perantara yang efektif, yaitu menggunakan serangga penyerbuk. Serangga yang diketahui efektif dalam penyerbukan kelapa sawit ialah kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera: Curculionidae) (Syed et al. 1982). Kumbang E. kamerunicus merupakan serangga penyerbuk kelapa sawit yang efektif karena bersifat spesifik dan beradaptasi baik pada musim basah dan kering. Hutahuruk et al. (1982) melaporkan bahwa penyerbukan yang dilakukan oleh kumbang E. kamerunicus meningkatkan produksi buah kelapa sawit dari 44% menjadi 75%. Kumbang E. kamerunicus memiliki panjang tubuh ± 4 mm dan lebar tubuh ± 1,5 mm, serta memiliki pergerakan lincah, mampu terbang jauh, dan berkembang biak dengan cepat (Satyawibawa & Widyastuti 1992). Kumbang E. kamerunicus merupakan serangga yang bersifat monofag, sehingga hanya dapat makan dan berkembang biak dengan baik pada satu jenis tanaman inang, khususnya bunga jantan kelapa sawit (Hutahuruk et al. 1982). Serangga lainnya yang dapat berperan sebagai penyerbuk kelapa sawit antara lain ngengat Pyroderces sp. dan Thrips hawaiinensis Morgan. Kedua jenis serangga tersebut dilaporkan sebagai penyerbuk kelapa sawit di kebun Kertarahardja Lebak dan Kertajaya PIR-BUN V, Banten Selatan (Pardede 1990). Penyerbukan terjadi ketika kumbang berkunjung ke bunga jantan dan pada saat hinggap serbuk sari akan melekat di tubuhnya. Serbuk sari akan terlepas ketika kumbang berkunjung ke bunga betina yang mekar (reseptif) dan menyerbuki bunga tersebut. Kumbang jantan mampu membawa sekitar 235 serbuk sari, sedangkan kumbang betina mampu membawa sekitar 56 serbuk sari. (Syed 1982). Warna dan bentuk bunga, serbuk sari, nektar, serta faktor lingkungan berpengaruh pada keragaman serangga yang berkunjung (Dafni 1992). Berdasarkan pengamatan Pereira (2002) yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit Kosta Rika sebelah selatan, diperoleh 11 spesies serangga pengunjung bunga kelapa sawit, yaitu E. kamerunicus, 5 spesies lalat, 2 spesies lebah, 2 spesies tabuhan, dan 1 spesies semut. Di antara 11 spesies serangga tersebut, yang paling dominan ialah E. kamerunicus diikuti kelompok semut, lalat, dan tabuhan. Tidak semua serangga yang mengunjungi bunga berperan sebagai penyerbuk. Beberapa serangga mengunjungi bunga untuk mendapatkan sumber makanan (Kevan 1999). Tujuan Penelitian ini bertujuan mempelajari keragaman serangga yang mengunjungi bunga jantan kelapa sawit, selain E. kamerunicus. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari Februari sampai Juli 2011 di perkebunan kelapa sawit Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, Afdeling (AFD) IV Toge, Kebun Cikasungka Bogor. Identifikasi spesimen serangga dilakukan di Laboratorium Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, IPB, dan di Laboratorium Entomologi, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Bogor. BAHA DA METODE Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan ialah bunga jantan kelapa sawit dan etanol. Alat-alat yang digunakan, yaitu tabung koleksi, pinset, lup, kertas label, kamera, kotak serangga, jarum, kuas, cawan petri, luxmeter, termohigrometer, dan mikroskop stereo. Metode Pengamatan Komunitas Serangga. Pengamatan dilakukan selama 10 menit dengan fix sample method (Dafni 1992). Pengamatan dimulai pukul 08:30 sampai 10:30. Pengamatan tersebut dilakukan selama 3 hari setiap bulannya, yaitu Mei, Juni, dan 2 Juli 2011. Selama pengamatan dicatat nama spesies dan jumlah individu serangga yang mengunjungi bunga jantan kelapa sawit. Dilakukan juga pengukuran unsur cuaca, yaitu suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui jenis serangga pengunjung bunga jantan kelapa sawit, selain E. kamerunicus. Identifikasi Serangga. Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, IPB, dan di Laboratorium Entomologi, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian (LIPI), Bogor. Identifikasi serangga berdasarkan Burr (1910), Foote et al. (1993), Kurahashi et al. (1997), Oosterbroek (1998), Shattuck (2000), serta Triplehorn dan Johnson (2005). Analisis Data. Data komunitas serangga ditampilkan dalam tabel. Hubungan antara komunitas serangga dengan unsur cuaca dianalisis dengan metode scatter plot, regresi, dan korelasi Pearson menggunakan program SigmaPlot versi 10.0. Indeks keragaman serangga dihitung berdasarkan indeks Shannon dan nilai kemerataan (evenness/ E) (Krebs 1999). H' = - Σ Pi ln Pi Pi = ni/N E = H'/ln S H’:..indeks keragaman Shannon ni’:..jumlah individu dalam takson ke-i N’:..jumlah total individu dalam semua takson E’:..indeks kemerataan S’:..jumlah genus HASIL Serangga-Serangga Pengunjung Bunga Jantan Kelapa Sawit Serangga yang ditemukan berkunjung ke bunga jantan kelapa sawit tergolong dalam 3 ordo, 5 famili, dan 9 genus. Jumlah serangga pengunjung pada bulan Juni (1.344 individu) lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Juli (1180 individu) dan bulan Mei (1175 individu). Secara umum, keragaman serangga pengunjung paling tinggi terjadi pada bulan Juni (H’ = 0,71, E = 0,40), kemudian bulan Juli (H’ = 0,44, E = 0,23), dan bulan Mei (H’ = 0,38, E = 0,18) (Tabel 1). Serangga pengunjung bunga jantan kelapa sawit didominasi oleh Diptera (2 genus, 2 famili), kemudian Dermaptera (2 genus, 2 famili), dan Hymenoptera (5 genus, 1 famili) (Tabel 2). Ordo Diptera yang ditemukan termasuk anggota famili Calliphoridae dan Drosophilidae. Serangga yang ditemukan dari famili Calliphoridae ialah Rhynchomyia (Gambar 1a), sedangkan serangga yang ditemukan dari famili Drosophilidae ialah Scaptodrosophila (Gambar 1b). Serangga lain yang ditemukan sebagai pengunjung bunga jantan kelapa sawit berasal dari ordo Dermaptera, yaitu Diplatys (famili Pygidicranidae) (Gambar 1c) dan Forficula (famili Forficulidae) (Gambar 1d). Selain anggota Diptera dan Dermaptera, serangga lain yang ditemukan berkunjung ke bunga jantan kelapa sawit ialah semut yang berasal dari ordo Hymenoptera dan tergolong famili Formicidae. Keragaman semut pengunjung bunga jantan kelapa sawit, yaitu Camponotus (subfamili Formicinae) (Gambar 1e), Dolichoderus (subfamili Dolichoderinae) (Gambar 1f), Cerapachys (subfamili Cerapahynae) (Gambar 1g), Crematogaster (subfamili Myrmicinae) (Gambar 1h), dan Heteroponera (subfamilli Ponerinae) (Gambar 1i). Tabel 1 .Jumlah ordo, famili, genus, indeks keragaman, dan indeks kemerataan serangga .pengunjung bunga jantan kelapa sawit Tingkat takson Ordo Famili Genus Individu H' E Jumlah Mei 3 5 8 1175 0,38 0,18 Juni 3 5 6 1344 0,71 0,40 Juli 3 5 7 1180 0,44 0,23 Total 3 5 9 3699 0,59 0,27