PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI DRPs PENGOBATAN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG PERIODE JANUARI 2013-AGUSTUS 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Theresia Aprilia Susanti NIM : 138114026 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI DRPs PENGOBATAN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG PERIODE JANUARI 2013-AGUSTUS 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Theresia Aprilia Susanti NIM : 138114026 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat penyertaan dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi DRPs Pengobatan Hipertensi Dengan Penyakit Penyerta Stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2013-Agustus 2016” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S. Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada penyusunan naskah skripsi ini tentunya tak lepas dari berbagai rintangan yang dihadapi. Penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi ini karena dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. Direktur RSUD Tugurejo Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 2. Ibu Aris Widayati, M. Si, Ph. D., Apt. selaku selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dekan Fakultas Farmasi Univseritas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Wahyuning Setyani, M. Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi. 4. Ibu Caecilia Mutiarawati, M. Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi. 5. Ibu Dita Maria Virginia, M. Sc., Apt., sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi. 6. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M. Si., Apt. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi. 7. Staf di Instalasi Rekam Medis terimakasih telah membantu dalam pengambilan data di RSUD Tugurejo Semarang. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Mama Anastasia dan Bapak Yohanes Pembabtis Talen Sutrisno yang selalu memberikan dukungan berupa materi, semangat, doa dan dorongan untuk terus maju dan berani menghadapi rintangan. 9. Mbak iparku, sepupuku Mega, Fanny, Endah, MR, temen-temen KSR dan orang-orang yang kucintai di Lampung yang telah memberikan semangat dan dukungan bagi penulis untuk menyelesakan skripsi ini. 10. Teman seperjuangan Olin dan Gita terimakasih untuk kerjasamanya selama pengerjaan skripsi dari awal sampai akhir. 11. Keluarga Kos “abnormal” Pak Kuat Windi, Tirza, Olive, Pela terimakasih untuk canda, tawa dan kebersamaan yang sudah terlewati. 12. Teman-teman FSM A 2013 dan FKK A 2013, terimakasih atas kebersamaanya dan pengalaman yang tak terlupakan selama berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam proses penelitian sampai peneyelesaian naskah skripsi ini. Penulis menyadari bahwa naskah skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga naskah penelitian skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis memohon maaf kepada berbagai pihak terkait jika terdapat kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan naskah skripsi ini. Yogyakarta, 16 Januari 2017 Penulis viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN COVER ..................................................................................... i HALAMAN JUDUL...................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................... vi PRAKATA ..................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi DARTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii ABSTRAK .................................................................................................... xiii ABSTRACT .................................................................................................... xiv PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 METODE PENELITIAN ............................................................................... 2 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 4 KESIMPULAN ............................................................................................. 11 SARAN ......................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12 LAMPIRAN ................................................................................................... 14 BIOGRAFI PENULIS …............................................................................... 30 ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel I. Karakteristik Subyek Penelitian .................................................. 5 Tabel II. Profil penggunaan antihipertensi ................................................ 6 Tabel III. Jenis Terapi Antihipertensi ......................................................... 7 Tabel IV. Jenis DRPs Penggunaan Antihipertensi ..................................... 10 Tabel V. Persentase Rekomendasi Antihipertensi ..................................... 11 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Perolehan Data Rekam Medis Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap periode Januari 2013-Agustus 2016 di RSUD Tugurejo Semarang ........................................................................................ 3 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Penenlitian................................................................. 14 Lampiran 2. Analisis DRPs ............................................................................ 15 Lampiran 3. Form pengambilan data ............................................................. 18 Lampiran 4. Form SOAP 1 ............................................................................ 21 Lampiran 5. Form SOAP 2 ............................................................................ 24 Lampiran 6. Form SOAP 3 ........................................................................... 27 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Hipertensi merupakan “silent killer” yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum. Hipertensi dengan penyakit penyerta stroke menyebabkan 51% kematian. Pengobatan hipertensi hanya 30% tekanan darahnya dapat dikontrol dengan monoterapi selebihnya diperlukan terapi kombinasi. Terapi kombinasi ini meningkatkan Drug Related Problems (DRPs). DRPs merupakan suatu peristiwa atau keadaan dimana terapi obat berpotensi atau secara nyata dapat mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pasien, pola peresepan dan DRPs pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2013-Agustus 2013. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian non eksperimental yang menggunakan data retrospektif dengan teknik purposive sampling yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif evaluatif. Evaluasi DRPs dilakukan dengan metode Subjective Objective Asessment Plan (SOAP). Data rekam medis dibandingkan dengan acuan literatur yang digunakan dan dilihat jumlah kejadian DRPs. Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian DRPs untuk dosis terlalu rendah 55,6%, dosis terlalu tinggi 22,2%, obat salah 11,1%, memerlukan obat tambahan 0%, tidak butuh obat 0%, efek samping obat 11,1%. Terapi yang paling banyak diberikan adalah terapi menggunakan golongan Calcium Chanel Blocker (CCB) dalam terapi tunggal maupun kombinasi. Kata Kunci : Hipertensi, Antihipertensi, DRPs xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Hypertension is a “silent killer”, widely known as cardiovascular disease that is very general. Hypertension with the comorbid stroke disease causes 51% of death. Hyertension treatment only 30% of their blood pressure can be controlled with monotherapy rest needs combination therapy. This combination therapy will increase Drug Related Problems (DRPs). DRPs is a condition where the medical therapy will potentially or obviously affected the result of the desired therapy. The objective of this research is to identify characteristic of the patients, the absorption system, and DRPs also patient hypertension with stroke comorbid in the inpatient of RSUD Tugurejo Semarang period of January 2013-August 2016. This research belongs to the type of non-experimental research that uses retrospective data with purposive sampling technique that is analyzed with the evaluative descriptive method. The DPRs evaluation is done by the Subjective Objective Asessment Plan (SOAP) method. The medical records data is compared by the literature reference that is used and seen the total of DRPs case. The result of the research of DPRs case showed that the lowest dosage is 55,6%, too much dosage 22.2%, consuming wrong medicine 11,1%, need additional medicine 0%, does not need medicine 0%, and medicine side effect 11,1%. The therapy that mostly used is the therapy that uses part of Calcium Chanel Blocker (CCB) in either single or combination therapy. Key Words: hypertension, antihypertensive, DRPs xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDAHULUAN Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Riskesdas (2013) menyatakan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%. Pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. Hipertensi merupakan faktor utama terjadinya stroke sehingga hipertensi dijumpai pada 50-70% pasien stroke. Hipertensi dengan penyakit penyerta stroke menyebabkan 51% kematian (Rahmadhini, Angliadi, dan Angliadi, 2013). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Infodatin, 2015). Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006). Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Sebagian besar (70-94%) pasien stroke akut mengalami peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg. Penelitian di Indonesia didapatkan kejadian hipertensi pada pasien stroke akut sekitar 73,9% (Seftriana, Dharma, dan Suhartri, 2014). Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan kerusakan organ target (Tyashapsari, dan Zulkarnain, 2012). Beberapa kelompok obat lini pertama yang lazim digunakan untuk pengobatan hipertensi, yaitu diuretik, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiostensin Reseptor Blocker (ARB), dan Calcium Channel Blocker (CCB) (James, Oparil, Carter, Cushman, Himmelfarb, Handler, et al., 2013). Secara keseluruhan hanya 30% pasien hipertensi yang tekanan darahnya dapat dikontrol dengan monoterapi. Selebihnya diperlukan terapi kombinasi dua atau tiga antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah. Banyaknya obat yang dikonsumsi pasien dapat berpotensi menyebabkan masalah terkait penggunaan obat (Drug Related Problems/DRPs) (Supraptia, Nilamsari, Hapsari, Muzayana, dan Firdausi, 2014). Drug Related Problems (DRPs) merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang menimpa pasien yang berhubungan dengan terapi obat sehingga kenyataannya potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan (Cipolle, Strand, dan Morley, 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2007). Penelitian Setriana, Dharma dan Suharti (2014) menemukan kejadian DRPs penggunaan antihipertensi pada pasien stroke untuk tidak tepat obat sebesar 24,24%, tidak tepat dosis 3,03%, dan tidak tepat rute pemberian 15,15%. Di dalam Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang penyakit hipertensi masuk kedalam 10 penyakit terbanyak yang diderita di Kota Semarang. Menurut Dinas Kesehatan Semarang (2011) hipertensi masuk kedalam 10 besar penyakit tidak menular dan menduduki posisi pertama dalam kategori yang sama dengan persentase 42,4 %. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik pasien, pola peresepan dan DRPs pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2013-Agustus 2013. Penelitian terkait DRPs pengobatan hipertensi dengan penyakit penyerta stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang belum pernah dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dikarenakan masih kurangnya data terkait DRPs pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian non eksperimental yang menggunakan data retrospektif. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif evaluatif. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar rekam medis pasien, dan blangko pengambilan data. Persiapan Penelitian Penelitian ini dilakukan seteleh memperoleh ijin dari Direktur RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian diawali dengan mengambil data rekam medis pasien rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang pada periode Januari 2013-Agustus 2016. Kemudian data rekam medis dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis RSUD Tugurejo Semarang. Pengambilan data selama periode Januari 2013-Agustus 2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa hipertensi dengan penyakit penyerta stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2013-Agustus 2016 dan 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI umur ≥ 18 tahun. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah rekam medis yang tidak lengkap atau tidak terbaca dan hilang atau tidak ada. Data yang dikumpulkan dari rekam medis pasien yaitu nomor rekam medis, jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosa, hasil pemeriksaan laboratorium, nilai tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, kecepatan respirasi, obat antihipertensi yang digunakan. 2069 rekam medis pasien hipertensi periode Januari 2013-Agustus 2016 Inklusi = 27 rekam medis pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke Eksklusi = 13 rekam medis 1. 12 rekam medis tidak lengkap 2. 1 rekam medis tidak ada Sampel = 14 rekam medis pasien hipertensi dengan penyakit penyetrta stroke Gambar 1. Bagan Perolehan Data Rekam Medis Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap periode Januari 2013-Agustus 2016 di RSUD Tugurejo Semarang Analisis Data Data dianalisis secara deksriptif dan evaluasi. Analisis deksriptif dengan memberikan gambaran karakteristik pasien, lama perawatan, keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit, profil penggunaan obat antihipertensi. Analisis evaluatif dilakukan dengan mengevaluasi DRPs mengunakaan metode SOAP. Penentuan kesesuaian jenis obat dilakukan dengan menggunakan standar terapi American Heart Association/American Stroke Association (2013), Guideline Stroke (2011), Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi (2006), The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (2003), dan Medscape®. 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HASIL DAN PEMBAHASAN Selama periode penelitian Januari 2013-Agustus 2016 didapatkan 14 data rekam medis yang digunakan sebagai subyek penelitian. Dari 14 kasus pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke, stroke yang terjadi adalah stroke iskemik. Karakteristik pasien a. Umur Umur merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang, dalam studi epidemiologi merupakan variabel yang cukup penting karena cukup banyak penyakit yang ditemukan yang disebabkan oleh umur (Sofyan, Sihombing, dan Hamra, 2014). Pada tabel I dapat dilihat dari total 14 pasien yang terdiagnosa hipertensi dengan penyakit penyerta stroke dan menggunakan obat antihipertensi paling banyak berumur 30-59 tahun yaitu 9 pasien (64,3%). Pada umur 18-29 tidak ada yang menderita pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke seperti yang dituliskan Astuning dan Mutmainah (2016) pada penelitiannya untuk pasien hipertensi kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur antara 30-50 tahun sedangkan untuk umur ≥ 60 terdapat 5 pasien (35,7%). Menurut Seftriana, Dharma, dan Suhartri (2014) stroke sering kali diasumsikan sebagai penyakit yang hanya menyerang lansia, tetapi pada kenyataannya kira-kira sepertiga kasus stroke terjadi pada penderita berumur di bawah 65 tahun. Walaupun stroke iskemik merupakan tipe stroke yang paling banyak ditemukan di hampir semua kelompok umur penderita, jenis stroke yang lebih banyak diderita oleh pasien di bawah 65 tahun adalah stroke hemoragik. Stroke pada penderita di bawah 65 tahun dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis, diantaranya tekanan darah tinggi, diabetes, dan kelainan pembuluh darah atau jatung. Faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan alkohol, juga diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke pada kelompok usia ini. 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel I. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik Sampel (n=14) Parameter Jumlah Persentase (%) 18-29 0 0 30-59 9 64,3 ≥ 60 5 35,7 Laki-laki 6 42,8 Perempuan 8 57,2 1-7 12 85,7 8-14 2 14,3 Keadaan pasien Membaik 14 100 saat keluar RS Meninggal 0 0 Umur Jenis kelamin Lama perawatan b. Jenis Kelamin Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat di tabel I. Dari tabel I dapat dilihat pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke yang terdapat di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo periode Januari 2013-Agustus 2016 terdapat 8 pasien perempuan (57,2%) dan 6 pasien laki-laki (42,8%). Berdasarkan pengelompokan tersebut maka pasien perempuan lebih banyak mengalami hipertensi dengan penyakit penyerta stroke. Hal ini sesuai dengan penelitian Dinata, Safrita, Sastri (2013) yang dilakukan di RSUD Kabupaten Solok Selatan dimana prevalensi perempuan 52 orang (54,17%) lebih tinggi daripada laki-laki 44 orang (45,83%). Wanita pada masa monopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada pria. Penyebabnya adalah sebelum menopause wanita relatif terlindung dari penyakit kardiovaskuler oleh hormon estrogen, namun kadar estrogen menurun setelah menopause. Penurunan produksi estrogen akan meningkatkan kadar LDL kolesterol yang akan menyumbat pembuluh darah sehingga aliran darah tidak lancar karena pembuluh darah menyempit menyebabkan tekanan pada pembuluh darah akan meninggi (Iskandar, Rasmaliah, dan Hiswani, 2014). c. Lama Perawatan Lama perawatan pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang selama periode Januari 2013-Agustus 2016 dibagi dalam 2 kategori (tabel I). Lama perawatan yang paling banyak adalah 1-7 hari yaitu sebanyak 12 pasien (85,7%) dan untuk 8-14 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hari sebanyak 2 pasien (14,3%). Lama perawatan ini berdasarkan derajat keparahan dari penyakit itu sendiri. Lama perawatan berdasarkan aspek medis menurut Nofitasari dan Mahawati (2013) menunjukkan kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama kesembuhan). d. Keadaan Saat Keluar Rumah Sakit Dari tabel I dapat dilihat bahwa semua pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang keluar dari rumah sakit dengan keadaan membaik. Hal ini berarti terapi yang diberikan sudah cukup baik. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi Selama periode Januari 2013- Agustus 2016 didapatkan 14 kasus penggunaan obat antihipertensi. Terapi yang diberikan kepada pasien berupa terapi tunggal maupun kombinasi (Tabel III). Tabel II. Profil penggunaan antihipertensi No 1. 2. Golongan Antihipertensi Calcium Chanel Blocker (CCB) Angiotensin Converting Enyme Inhibitor (ACEI) 3. Angiotensin Receptor Blocker (ARB) 4. Diuretik 5. Central α-2 agonist 6. β-blocker Kelompok Jumlah Kasus Terapi (n=14) Diltiazem 3 (21,42%) Amlodipin 9 (64,28%) Nifedipin 2 (14,28%) Captopril 5 (35,71%) Candesartan 6 (42,85%) Telmisartan 2 (14,28) Hidroclorothiazid 1 (7,14%) Furosemid 1 (7,14%) Clonidin 5 (35,71%) Bisoprolol 1 (7,14%) Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 14 kasus penggunaan obat antihipertensi. Penggunaan antihipertensi (tabel II) golongan yang paling banyak digunakan adalah CCB yaitu sebanyak 14 kasus (100%). Obat yang digunakan pada golongan ini adalah diltiazem 3 kasus (21,42%), amlodipin 9 kasus (64,28%), nifedipin 2 kasus (14,28%). Penelitian Chen dan Yang (2013) menyatakan bahwa CCB dapat menurunkan risiko dari stroke. 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain menurunkan tekanan darah, peningkatan ketebalan carotid intimamedia (IMT) merupakan faktor risiko independen dari stroke. CCB dapat mengurangi ketebalan IMT tersebut lebih besar daripada ACEI (Ravenni, Jabre, Casiglia, dan Mazza, 2011). CCB terbukti memberikan proteksi yang lebih baik dibandingkan beta blocker, diuretik, dan ACEI (Yulianto, 2015). Penelitian Fares, DiNicolantonio, O’Keefe dan Lavie (2016) menyatakan bahwa amlodipin signifikan mengurangi stroke sebesar 26%. Pada penelitian penggunaan ACEI sebanyak 5 kasus (35,71%) dan kelima kasus tersebut menggunakan captopril. Untuk penggunaan ARB sebanyak 8 kasus (57,13%) meliputi 6 kasus (42,85%) menggunakan candesartan dan 2 kasus (14,28%) menggunakan telmisartan. Golongan diuretik terdapat 2 kasus yaitu hidroclorothiazide 1 kasus (7,14%) dan furosemide 1 kasus (7,14%). Penggunaan clonidin (central α-2 agonist) terdapat 5 kasus (35,71%). Penggunaan bisoprolol (β-blocker) hanya terdapat 1 kasus (7,14%). Tabel III. Jenis terapi antihipertensi Macam Terapi Tunggal Kombinasi Pengobatan Golongan Jenis obat ARB Candesartan CCB Amlodipin Candesartan + Amlodipin Candesartan + ARB + CCB Amlodipin Candesartan + Nifedipin ACEI + CCB Captopril + Amlodipin CCB + Central αDiltiazem + Clonidin 2 agonist ACEI + β-blocker Captopril + Bisoprolol Candesartan + ARB + CCB + Nifedipin + Clonidin Central α-2 Candesartan + agonist Amlodipin + Clonidin ACEI + CCB + Captopril + Ditiazem + Central α-2 Clonidin agonist ARB + CCB + Telmisartan + Diuretik Amlodipin + Furosemid ACEI + CCB + Captopril + Diltiazem Diuretik + Hidroclorothiazid ARB + CCB + Telmisartan + ACEI Amlodipin + Captopril 7 Jumlah kasus N = 14 1 2 Total 3 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Terapi penggunaan antihipertensi yang digunakan untuk terapi tunggal sebanyak 21,4%, terapi kombinasi 2 antihipertensi 35,7% dan terapi kombinasi 3 antihipertensi 42,9%. Apabila tekanan darah pasien ≥140/90 mmHg maka terapi farmakologi lini pertama harus diberikan dan obat antihipertensi diberikan dalam bentuk tunggal (Thankappan, et al, 2010). Terapi kombinasi dengan dua golongan obat antihipertensi yang berbeda dapat digunakan sebagai terapi awal apabila tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik > 100 mmHg atau tekanan darah sistolik > 20 mmHg diatas target tekanan darah dan/atau tekanan darah diastolik >10 mmHg diatas target tekanan darah yang harus dicapai (Bell, Twings, dan Olin, 2015). Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Penggunaan golongan Central α-2 agonist (Clonidin) untuk terapi hipertensi emergensi pada stroke akut. Hipertensi emergensi merupakan meningkatnya tekanan darah yang parah yang dapat mengarah kepada kerusakan organ, termasuk stroke (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006). Therapeutic Research Center (2014) merekomendasikan golongan obat antihipertensi untuk hipertensi dengan penyakit penyerta stoke adalah ACEI atau ARB + CCB atau diuretik. Banyak pasien hipertensi memerlukan dua atau lebih antihipertensi untuk mencapai tekanan darah, selain itu terapi kombinasi juga dianjurkan untuk mencegah perkembangan atau kemajuan kerusakan organ pada pasien hipertensi (Miura dan Saku 2012). Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Tabel III menunjukan hasil evaluasi DRPs pada 14 subyek penelitian dan ditemukan sebanyak 9 kasus DRPs yang terjadi yang terdiri dari beberapa kategori DRPs yaitu 1 kasus obat salah, 5 kasus dosis terlalu rendah, 2 kasus dosis terlalu tinggi, 1 kasus obat salah dan 1 kasus efek samping obat. DRPs dibagi menjadi dua yaitu DRPs aktual dan DRPs potensial. DRPs aktual adalah suatu masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada pasien DRPs potensial adalah suatu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada pasien (Cipolle, Strand, dan Morley, 2007). Dosis terlalu rendah adalah dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon (Cipolle, Strand, dan Morley, 2007). Dosis terlalu rendah terdapat 5 kasus dengan rincian 2 interaksi obat antara aspirin dengan captopril, 1 interaksi obat antara asam mefenamat dengan candesartan, 1 durasi kurang, dan 1 dosis kurang. Contoh 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dosis terlalu rendah terjadi karena interaksi aspirin dengan captopril yang digunakan secara bersaman. Penggunaan ini menyebabkan interaksi yang menyebabkan efek dari captopril berkurang. Aspirin merupakan obat antiplatelet atau obat yang mencegah penggumpalan darah dan captopril adalah obat yang disebut Angiotensin-Converting Enzyme (ACE inhibitor), yang bekerja dengan cara mengurangi zat kimia yang menyempitkan pembuluh darah. Interaksi ini terjadi karena adanya penghambatan pada sintesis prostaglandin yang menyebabkan efek hipotensi dari captopril berkurang (Fajriansyah, Tahir, dan Kombong, 2016). Jenis DRPs yang terjadi pada kasus ini termasuk dalam DRPs potensial sebab hanya berisiko terjadi dan bergantung kembali kepada keluhan pasien yang tercantum dalam rekam medis, dan tidak ditemukan keluhan yang berkaitan dengan DRPs dikarenakan tekanan darah pasien turun dan keluar dari rumah sakit dalam keadaan membaik. Dosis terlalu tinggi dapat disebabkan karena penggunaan dosis obat yang terlalu tinggi, jarak pemakaian yang terlalu dekat, durasi obat yang terlalu panjang dan interaksi obat yang menimbulkan toksisitas dan mengakibatkan hipotensi (Cipolle, Strand, dan Morley, 2007). Dosis terlalu tinggi terdapat 2 kasus yaitu pada penggunaan clonidin (Central α-2 agonist). Clonidin dalam kasus diberikan 0,15 mg 2 kali sehari sedangkan pada acuan Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi rentang dosis clonidin 0,1-0,8 mg/hari dan digunakan 2 kali sehari. Jenis DRPs yang terjadi dalam kasus ini adalah aktual sebab dilihat dari tekanan darah pasien yang hanya 102/71 mmHg dari tekanan darah awal 170/93 mmHg. Namun pasien keluar rumah sakit dengan status membaik. Kategori DRPs memerlukan obat tambahan dan tidak butuh obat tidak ditemukan pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo periode Januari 2013-Agustus 2016. Persentase DRPs untuk memerlukan obat tambahan dan tidak butuh obat ada 0%. Obat salah adalah obat yang diberikan kepada pasien tidak efektif, alergi terhadap pengobatan, menerima obat yang tidak efektif untuk indikasi pengobatannya, pasien punya faktor risiko yang kontraindikasi atas penggunaan obat tersebut, menerima obat efektif tetapi tidak aman. Efek samping obat adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien dari suatu pengobatan (Cipolle, Strand, dan Morley, 2007). Obat salah dan efek samping obat terjadi pada penggunaan telmisartan (ARB) dan captopril (ACEI) yang mungkin dapat meningkatkan risiko hipotensi, hyperkalemia dan gangguan ginjal (Medscape, 2016). Hal ini sesuai dengan penelitian Ritter (2011) bahwa kombinasi ini tidak menunjukkan manfaat dalam primary study endpoint (gabungan 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kematian kardiovaskular, infark miokard, stroke dan rawat inap untuk gagal jantung), menyebabkan gejala hipotensi, dan peningkatan penurunan fungsi ginjal. Pemilihan antihipertensi dari golongan yang sama dalam kombinasi antihipertensi dapat meningkatkan resiko terjadinya efek samping dari golongan ini. Pengkombinasian antihipertensi dari golongan yang sama juga tidak sesuai dengan pedoman penatalaksanaan antihipertensi, baik yang dikeluarkan oleh JNC 7 maupun yang dikeluarkan oleh ESH/ESC. Pada kasus kombinasi ini digunakan pada pasien yang kadar kreatinin dalam darah diatas normal yaitu 1,11 mg/dL (normalnya 0,6-0,9 mg/dL). Dengan adanya kombinasi telmisartan dan captopril dapat menyebabkan peningkatan kadar kreatinin dalam darah dari pasien tersebut jadi kemungkinan akan timbul efek samping dari kombinasi tersebut. Jenis DRPs yang terjadi pada kasus ini adalah DRPs potensial dikarenakan tidak ditemukan kenaikan kadar kreatinin pada kasus ini dan pasien keluar dalam keadaan membaik. Tabel IV. Jenis DRPs Penggunaan Antihipertensi No Jumlah kasus Jenis DRPs (n=9) 1. Obat salah 1 (11,1%) 2. Dosis terlalu rendah 5 (55,6%) 3. Dosis terlalu tinggi 2 (22,2%) 4. Memerlukan obat tambahan 0 (0%) 5. Tidak butuh obat 0 (0%) 6. Efek samping obat 1 (11,1%) Tabel V merupakan obat antihipertensi yang dapat direkomendasikan untuk pengobatan pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke. Dapat dilihat bahwa dari 16 kasus terdapat 9 kasus (56,25%) yang perlu ditinjau kembali dikarenakan terjadi DRPs pada terapi yang digunakan sedangkan 7 kasus (43,75%) terapi yang digunakan tidak terdapat DRPs yang berarti terapi ini dapat direkomendasikan untuk pengobatan selanjutnya. Hasil membuktikan bahwa cukup banyak terdapat DRPs pada pengunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan riwayat penyakit stroke. 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V. Persentase Rekomendasi Antihipertensi No Rekomendasi Jumlah Kasus (n=15) 1. Perlu peninjauan kembali 8 (53,33%) 2. Direkomendasikan 7 (46,67%) Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan hasil untuk karakteristik pasien berdasarkan umur tertinggi pada rentang umur 30-59 tahun sebanyak 9 orang (64,3%), sedangkan untuk jenis kelamin perempuan 8 orang (57,2%) lebih tinggi daripada laki-laki 6 orang (42,8%), untuk lama perawatan paling banyak dirawat selama 1-7 hari (85,7%), dan semua pasien keluar dari rumah sakit dalam keadaan membaik (100%). Pola peresepan paling banyak menggunakan obat antihipertensi golongan CCB (100%). Evaluasi DRPs pengobatan hipertensi dengan penyakit penyerta stroke di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2013-Agustus 2016, dapat disimpulkan bahwa DRPs yang terjadi adalah 5 (55,6%) kasus dosis terlalu rendah, 2 (22,2%) kasus dosis terlalu tinggi, 1 (11,1%) kasus efek samping obat, 1 (11,1%) kasus untuk obat salah, tidak butuh obat dan memerlukan obat tambahan tidak ditemukan. Saran 1. Pihak rumah sakit 1.1 Sebaiknya memperbaiki dan melengkapi penulisan data rekam medik agar mempermudah pengumpulan maupun penggunaan data. 1.2 Perlu mempertimbankan risiko interaksi obat terkait citicolin, flunarizine, betahistine, dan metampiron yang tidak terfasilitasi dalam drug interaction chacker Medscape® 4 Desember 2016. 2. Peneliti selanjutnya Melakukan penelitian evaluasi DRPs pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta stroke dengan mengumpulkan data yang lebih lengkap yaitu penelitian secara prospektif. Hal ini bertujuan untuk melengkapi dan meningkatkan gambaran data penelitian secara keseluruhan. 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Astuning, A. P., dan Mutmainah, N., 2016. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Dengan Hipertensi Komplikasi Di Rumah Sakit X Surakarta Tahun 2014. The 3rd Universty Research Colloquium 2016., 640-654 Bell, K., Twiggs, J. & Olin, B.R., 2015. Hypertension : The Silent Killer : Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmacy Association, pp.3-4 Chen, G. J., dan Yang, M. S., 2013. The Effects of Calcium Channel Blockers in the Prevention of Stroke in Adults with Hypertension: A Meta-Analysis of Data from 273,543 Participants in 31 Randomized Controlled Trials. Calcium Channel Blocker and Stroke Prevention., 8 (3), 1-9 Chobanian, et al., 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. NIH Publication, U.S. Department of Health and Human Services, p. 28-29 Cipolle, R. J., Strand, L. M., and Morley P. C., 2007, Pharmaceutical Care Practice The Clinician’s Guide, The McGraw-Hill, New York, pp. 113-114, 117-118, 120-121. Dinas Kesehatan Semarang, 2011. Profil Kesehatan 2011. Dinas Kesehatan Semarang, Semarang, hal. 59 Dinata, C. A., Safrita, Y., dan Sastri., 2013. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 2 (2), 57-61 Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 19, 29-32. Fajriahsyah, Tahir, H., dan Kombong, A., 2016. Kajian Drug Relation Problem (Drps) Kategori Interaksi Obat, Over Dosis Dan Dosis Subterapi Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Rsup Universitas Hasanuddin. Jurnal Ilmiah FarmasiUNSRAT, 5 (1), 91-102 Fares, H., DiNicolantonio, J. J., O’Keefe, J. H., dan Lavie, C. J., 2016. Amlodipine in hypertension: a first-line agent with efficacy for improving blood pressure and patient outcomes. Cardiac Risk Factors and Prevention, 1-7 Infodatin, 2014, Situasi Kesehatan Jantung, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal. 2. Iskandar, R., Rasmaliah, dan Hiswani., 2014, Karakteristik Penderita Hipertensi Di Puskesmas Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun 2012, Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, 1 (1), 1-10 James, P. A., Oparil, S., Carter, B. L., Cushman, W. C., Himmelfarb, C. H., Handler, J., etal., 2013, 2014 Evidence-Based Guideline for the Managementof High Blood Pressure in AdultsReport From the Panel Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8), Clinical Review & Education, 1-14. Jauch, E. C., Saver, J. L., Adams, H. P., Bruno A., Connor, J. J., Demaerschalk, B. M., et al., 2013. Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke, AHA/ASA Guideline, 44, 870-947 Miura, S. dan Saku, K., 2012, Efficacy and safety of angiotensin II type 1 receptor blocker/calcium channel blocker combination therapy for hypertension: focus on a single-pill fixed-dose combination of valsartan and amlodipine. The Journal of international medical research, 40(1), 1,6 Nofitasari, S. T., dan Mahawati, E., 2013. Analisis Lama Perawatan (Los) Partus Seksio Caesarea pada Pasien Jamkesmas Rawat Inap Berdasarkan Ina– Cbg’s di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2010. 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/fiki2013/article/view/520, diaskes tanggal 15 Januari 2017 Rahmadhini, A. Z., Angliadi, L., S., dan Angliadi, E., 2013. Gambaran Angka Kejadian Stroke Akibat Hipertensi Di Instalasi Rehabilitasi Medik Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari – Desember 2011. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3281/2825n, diaskes tanggal 15 Juli 2016 Ravenni, R., Jabre, J. F., Casiglia, E., dan Mazza, A., 2011. Primary Stroke Prevention and Hypertension treatment: which is the first-line strategy?. Neurology International, 3 (2), 45-49 Kementrian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, 91 Ritter, J. M., 2011. Dual Blockade Of The Renin-Angiotensin System With Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitors And Angiotensin Receptor Blockers (ARBs). Clin Pharmacol, 71 (3), 313-315 Setriana, L., Dharma, S., dan Suhatri, 2014. Kajian Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Stroke Hemoragik Di Bangsal Saraf Rsup Dr. M. Djamil Padang. Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014, 7-16 Sofyan, A. M., Sihombing, I. K., dan Hamra, Y., 2015. Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan Hipertensi dengan Kejadian Stroke. http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/download/182/125, diaskes tanggal 14 Januari 2017 Supraptia, B., Nilamsari, W. P., dan Hapsari, P.P., Muzayana, H.A., Firdausi, H., 2014. Permasalahan Terkait Obat Antihipertensi pada Pasien Usia Lanjut di Poli Geriatri RSUD Dr.Soetomo, Surabaya. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 1 (2), 36-41. 96-102 Thankappan, K.R. et al., 2010. Risk factor profile for chronic non-communicable diseases: Results of a community-based study in Kerala, India. Indian Journal of Medical Research, 131(1), 53–63 Therapeutic Research Center, 2014, Treatment of Hypertension: JNC 8 and More, http://pharma-smart.com/wp-content/uploads/2015/03/JNC-8-Guidelines.pdf, diaskes tanggal 4 Mei 2016 Tyashapsari, W. E., dan Zulkarnain, A. B., 2012. Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang. Majalah Farmaseutik, 8 (2), 145-151 www.medscape.com Yulianto, 2015, Pilihan Obat Antihipertensi Pada Pasien Stroke, https://agent909.files.wordpress.com/2016/05/pilihan-obat-anti-hipertensi-padapasien-stroke.pdf, diaskes tanggal 20 Januari 2017 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2. Analisis DRPs Kasus 1. No RM 143947 2. No RM 101889 3. No RM 421615 4. No RM 286906 5. No RM 469615 6. No RM 188882 Jenis DRPs Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek Samping Obat Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 15 Nilai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 0 0 1 1 0 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. No RM 468353 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 8. No RM096330 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 9. No RM253376 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 10. No RM 411626 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 11. No RM 415388 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 12. No RM 435541 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 16 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 0 1 0 2 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. No RM 142869 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 14. No RM 414069 Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat 17 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3. Form pengambilan data No RM Jenis Kelamin Umur/ Tanggal Lahir BB Ruang Rawat Tanggal Masuk Tanggal Keluar Keluhan 143947 Perempuan 44 tahun/ 23 November 1970 45 kg Dahlia 2 20 Maret 2015 25 Maret 2015 kaki kiri kesemutan, pingang nyeri, sulit dalam berbicara, dan sudah lama tidak kontrol ke rumah sakit. Kondisi Klinis Awal Diagnosa Utama Hipertensi Emergency Diagnosa Banding SNH Tanda Vital / 20 Maret 21 Maret Tanggal 2015 2015 Tekanan Darah (mmHg) Nadi (x/m) Nafas (x/m) Suhu 0C 22 Maret 2015 200/100 178/110 139/88 180/100 142/98 139/88 96 100 24 36 68 98 18 36,2 20 23 Maret 2015 139/101 168/102 199/104 89 25 Maret 2015 24 36 20 38 120/78 176100 70 Obat peroral Obat/Tanggal Vit B12 50 mcg (3x1) 20 Maret 2015 21 Maret 2015 22.00 14.00 18 22 Maret 2015 14.00 22.00 23 Maret 2015 14.10 22.00 25 Maret 2015 14.10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Captropril 25 mg (2x1) Diltiazem 30 mg (2x1) Alprazolam 0,5 mg Vit B1 (3x1) Vit B6 10 mg (3x1) 22.00 14.00 22.00 12.00 22.00 14.00 14.00 08.00 22.00 12.00 18.00 22.00 14.10 22.00 14.10 22.00 22.00 22.00 14.00 22.00 14.00 14.00 22.00 14.00 22.00 14.00 22.00 Betahistin 6 mg (3x1) 08.10 14.10 12.00 14.10 14.10 22.00 Obat Non Peroral Obat/Tanggal 20 Maret 2015 21 Maret 2015 RL laklat + catapres drip 16 ppm Catapres® 15 mcg (drip) Citicolin 500 mg (2x1) Piracetam 3 g (4x1) Hasil Laboratorium Kadar Gula Darah (mg/dl) Tanggal Puasa 70-110 22 Maret 2015 23 Maret 2015 25 Maret 2015 08.00 20.00 08.00 18.00 20 21 19 22 23 24 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI GDS <125 Lemak (mg/dl) Kolesterol <200 HDL > 60 LDL <159 Trigliserid <150 Fungsi Ginjal (mg/dl) Ureum 10-50 Kreatinin 0,6-0,9 Fungsi Hati (U/L) SGOT 0-35 SGPT 0-35 78 60,0 132,0 26,0 0,80 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4. Form SOAP 1 Subjektif No. RM : 253376 Seorang ibu berusia 55 tahun datang kerumah sakit tanggal 1 Januari 2013dengan keluhan tangan dan kaki berat sejak bangun tidur tadi pagi. Pasien dirawat selama 5 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 5 Januari 2013. Diagnosa masuk hipertensi emergensi dan stroke non hemoragik. Nama Bangsal : Mawar 3. Status Pulang : diijinkan pulang dan membaik. Objektif Nilai Normal Suhu (oC) 36-37 (oC) 70-110 Nadi (x/menit) 20-25 Nafas (x/menit) 140/90 Tekanan Darah (mmHg) Kadar Gula Darah (mg/dl) Puasa 70-110 GDS <125 Lemak (mg/dl) Kolesterol <200 HDL > 60 LDL <159 Trigliserid <150 Fungsi Ginjal (mg/dl) Parameter Tanggal Pemeriksaan 3 4 36,2 36,2 1 36,2 2 36,6 82 76 80 88 150/90 150/90 5 22 210/130 160/100 21 120/80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ureum 10-50 Kreatinin 0,6-0,9 Fungsi Hati (U/L) SGOT 0-35 SGPT 0-35 Penatalaksaan Cara Nama Obat Pemberian Amlodipin Oral 10mg (1x1) Piracetam Oral 800mg (2x1) Aspilet® (1x1) Oral 25 0,8 Tanggal Pemberian 3 4 1 2 12.00 06.00 06.00 22.00 06.00 14.00 22.00 22.00 06.00 14.00 22.00 06.00 06.00 06.00 14.00 06.00 14.00 18.00 Captopril 25mg (3x1) Oral Vitamin B1 Oral 14.00 Vitamin B6 Oral 14.00 Vitamin B12 Oral 14.00 Piracetam 1200mg (2x1) RL + tarontal Furosemid Piracetam 3g 22.00 Oral Drip Injeksi Injeksi 5 06.00 14.00 06.00 14.00 06.00 14.00 06.00 12.00 04.00 22 04.00 04.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (4x1) 20.00 12.00 16.00 12.00 16.00 12.00 16.00 22.00 04.00 stop Citicolin 25mg 04.00 04.00 Injeksi 16.00 (2x1) 16.00 16.00 Assesment Aspirin dapat menurunkan efek antihipertensi dari captopril. (Medscape, 4-12-2016) Jenis DRPs Ya = 1 / No = 0 Total Obat salah 0 Dosis terlalu rendah 1 Dosis terlalu tinggi 0 1 Memerlukan obat tambahan 0 Tidak butuh obat 0 Efek samping obat 0 Plan Monitoring tekanan darah 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5. Form SOAP 2 Subjektif No. RM : 143947 Seorang ibu berusia 44 tahun datang kerumah sakit tanggal 20 Maret 2015 dengan keluhan kaki kiri kesemutan, pingang nyeri, sulit berbicara, dan sudah lama tidak melakukan kontrol ke rumah sakit. Pasien dirawat selama 6 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 25 Maret 2015. Diagnosa masuk hipertensi emergengy dan stroke non hemoragik. Nama Bangsal : Dahlia 2. Status Pulang : diijinkan pulang dan membaik Objektif Parameter o Suhu ( C) Nadi Nafas Tekanan Darah Nilai Normal 36-37 (oC) 70-110 (x/menit) 20-25 (x/menit) 140/90 (mmHg) Kadar Gula Darah (mg/dl) Puasa 70-110 GDS <125 Lemak (mg/dl) Kolesterol <200 HDL > 60 LDL <159 20 36 96 100 24 21 36,2 68 18 200/100 139/88 178/110 180/100 78 60,0 132,0 24 Tanggal Pemeriksaan 22 23 36 98 89 24 38 70 25 36 68 20 24 20 18 142/98 139/88 139/101 168/102 199/104 120/78 176100 166/91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Trigliserid <150 Fungsi Ginjal (mg/dl) Ureum 10-50 Kreatinin 0,6-0,9 Fungsi Hati (U/L) SGOT 0-35 SGPT 0-35 Penatalaksaan Cara Nama Obat Pemberian Vit B12 50 mcg Oral (3x1) Captropril 25 Oral mg (2x1) Diltiazem 30 mg Oral (2x1) Alprazolam 0,5 Oral mg Vit B1 50mg Oral (3x1) Vit B6 10 mg Oral (3x1) Betahistin 6 mg Oral (3x1) RL laklat Drip Catapres® 150 Drip mcg 26,0 0,80 20 21 22.00 14.00 22.00 14.00 14.00 Tanggal Pemberian 22 23 14.00 14.10 22.00 22.00 14.00 08.00 22.00 22.00 12.00 12.00 22.00 18.00 22.00 24 25 14.10 08.10 14.10 12.00 22.00 22.00 14.00 22.00 14.00 14.00 22.00 14.00 22.00 14.00 22.00 08.00 25 14.10 22.00 14.10 22.00 22.00 14.10 14.10 14.10 08.09 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Citicolin 500 mg (2x1) Piracetam 3g (4x1) Assesment Injeksi 20.00 Injeksi Jenis DRPs Obat salah Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Memerlukan obat tambahan Tidak butuh obat Efek samping obat Plan 08.00 18.00 Ya = 1 / No = 0 0 0 0 0 0 0 26 Total 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 6. Form SOAP 3 Subjektif No. RM : 415388 Seorang bapak berusia 62 tahun datang kerumah sakit tanggal 8 Mei 2013 dengan keluhan anggota gerak kanan terasa berat, sering pusing. Pasien dirawat selama 7 hari dan keluar rumah sakit pada tanggal 14 Mei 2013. Diagnosa masuk hipertensi dan stroke non hemoragik. Nama Bangsal : Amarylis III. Status Pulang : diijinkan pulang dan membaik. Objektif Tanggal Pemeriksaan Nilai Parameter Normal 8 9 10 11 12 13 14 o o Suhu ( C) 36-37 ( C) 37 37,4 37,4 37 37 37 37 Nadi 70-110 108 110 110 110 109 109 109 (x/menit) Afas 20-25 (x/menit) Tekanan 140/90 210/110 160/100 140/100 180/110 160/100 180/100 150/100 Darah (mmHg) Kadar Gula Darah (mg/dl) Puasa 70-110 GDS <125 122 Lemak (mg/dl) Kolesterol <200 162 HDL > 60 LDL <159 Trigliserid <150 382 Fungsi Ginjal (mg/dl) Ureum 10-50 34 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kreatinin 0,6-0,9 Fungsi Hati (U/L) SGOT 0-35 SGPT 0-35 Penatalaksaan Cara Nama Obat Pemberian Asam mefenamat Oral k/p (3x1) Infervask® Oral ® Micardis Oral (1x1) Amlodipin Oral 5mg (1x1) Sohobion® Oral (1x1) Truvaz® Oral (1x1) Aspar K® Oral (1x1) Piracetam Captopril s.p 25 mg RL 16 ppm Assesment Oral 1,11 19 26 8 9 10 Tanggal Pemberian 11 12 13 14 14.00 22.00 06.00 06.00 06.00 06.00 06.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 06.00 06.00 06.00 06.00 06.00 06.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 06.00 06.00 06.00 06.00 06.00 06.00 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00 06.00 18.00 14.00 Stop 06.00 18.00 06.00 18.00 Sp 14.00 Drip 28 06.00 14.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Telmisartan (micardis) + captopril mungkin meningkatkan toksisitas dengan sinergisme farmakodinamik. Dan meningkatkan risiko hipotensi, hyperkalemia dan gangguan ginjal (Medscape, 4-12-2016) Jenis DRPs Ya = 1 / No = 0 Total Obat salah 1 Dosis terlalu rendah 0 Dosis terlalu tinggi 0 2 Memerlukan obat tambahan 0 Tidak butuh obat 0 Efek samping obat 1 Plan Monitoring tekananan darah, kadar kreatinin dalam darah dan perlu peninjauan penggunaan kombinasi. 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi DRPs Pengobatan Hipertensi Dengan Penyakit Penyerta Stroke Di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang periode Januari 2013-Agustus 2016” bernama Theresia Aprilia Susanti. Anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Anastasia dan Yohanes Pembabtis Talen Sutrisno. Penulis lahir di Ambarawa, 10 April 1996. Penulis menempuh pendidikan formal dari SD N 3 Margodadi (2001-2007), SMP Xaverius Pringsewu (2007-2010), SMA Xaverius Pringsewu (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan formal strata satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam masa perkuliahan penulis menjabat sebagai Kasi Adpers (2013-2014), Komandan (2014-2015), Kasi Anlog (2016-2017) di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) KSR PMI Unit VI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis juga terlibat dalam berbagai kepanitian di dalam maupun luar kampus, antara lain menjadi anggota divisi medis Inisiasi Sanata Dharma (Insadha) (2014), bendahara dalam seminar kesehatan remaja (2014), dan Steering Committee di Gladi Lapang dan Pelantikan KSR PMI Kota Yogyakarta (2015). Selain itu juga penulis menjadi koordinator Pelaksana Tugas Sementara (PLT) Seksi KSR PMI Kota Yogyakarta (2015-2017). 30