hubungan antara keteraturan minum tablet tambah darah dan pola

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MINUM TABLET TAMBAH DARAH
DAN POLA MAKAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU
HAMIL DI PUSKESMAS PEMBANTU DESA KUTALIMAN KECAMATAN
KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS 2009
CORRELATION BETWEEN REGULARITY IN IRON SUPPLEMENT INTAKE AND
MOTHER EATING PATTERN AND ANEMIA INCIDENCE KUTALIMAN
VILLAGE COMMUNITY HEALTH CENTRE KEDUNGBANTENG SUBDISTRICT
BANYUMAS 2009
Supadi
Program Studi Keperawatan Akademi Keperawatan Purwokerto
ABSTRACT
About 70 % of pregnant mother in Indonesia suffering anemia. Anemia is acommon problem
in the world and affecting more that 600 millions peeople, which is still in high frequency,
about 10 to 20 %. At Kutaliman village, pregnant mothers who suffered anemia were 54
(40%) of 130 pregnant mothers from January to December 2008. This research has objective
to explore the correlation between regularity of oral iron supplement intake and eating pattern
and anemia incidence in pregnant mother. This was analitycal study with cross sectional
design. The result with chisquare test showed that there was a correlation between regularity
of oral iron supplement intake and eating pattern and anemia incidence, p value was 0.001.
Pregnant mother who had regular iron supplement intake were 27 (65.9%), and 14 had
irregular iron supplement intake (34.1%), pregnant mothers with inadequate eating pattern
were 28 (68.3%) and adequate eating pattern were 13 (31.7%). Haemoglobin level (39%)
were less than 11 gr%. There was a correlation between regularity in iron supplement intake
and mother eating pattern and anemia incidence.
Keyword : eating pattern, iron supplement, anemia.
PENDAHULUAN
Angka
merupakan
Kematian
salah
satu
Ibu
(AKI)
anemia pada kehamilan masih tinggi
indikator
yaitu sekitar 40.1 % (SKRT, 2001).
keberhasilan layanan kesehatan di suatu
Anemia pada kehamilan juga
negara. Kematian ibu dapat terjadi
berhubungan
karena
diantaranya
kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi
karena anemia. Di Indonesia prevalensi
zat besi merupakan penyebab utama
beberapa
sebab,
19
dengan
meningkatnya
20 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 19-33
anemia pada ibu hamil dibandingkan
Indonesia
dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh
kehamilan masih tinggi yaitu sekitar
karena itu anemia gizi pada masa
40,1%
kehamilan sering diidentikkan dengan
Lautan,J.etall
anemia gizi besi ( Saifudin, 2002).
Prawirohardjo, 2002) melaporkan bahwa
Sekitar 70 % ibu hamil di
Indonesia
menderita
anemia
prevalensi
(Depkes,
anemia
2001).
pada
Menurut
(2001
dalam
31 orang wanita hamil pada trimester II
gizi.
didapati 23 orang (74%) menderita
Disamping itu anemia defisiensi zat besi
anemia, dan 13 orang (42%) menderita
merupakan masalah gizi yang paling
kekurangan besi.
lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari
Menurut Herlina, N (2005) gizi
600 juta manusia, dengan frekuensi yang
seimbang adalah pola konsumsi makan
masih cukup tinggi, berkisar antara 10%
sehari-hari
dan 20% (Winkyosastro,2002).
kebutuhan gizi setiap individu untuk
yang
sesuai
dengan
Badan kesehatan dunia (World
hidup sehat dan produktif. Agar sasaran
Health Organization/WHO) melaporkan
keseimbangan gizi dapat dicapai, maka
bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang
setiap
mengalami defisiensi besi sekitar 35-
minimal satu jenis bahan makanan dari
75%, serta semakin meningkat seiring
tiap golongan bahan makanan yaitu
dengan pertambahan usia kehamilan.
karbohidrat, protein hewani dan nabati,
Anemia
sayuran, buah dan susu. Disamping itu
defisiensi
zat
besi
lebih
orang
pola
sedang berkembang daripada negara
mempunyai kecenderungan terjadinya
yang sudah maju. Tiga puluh enam
kejadian anemia yang semakin tinggi.
Menurut
yang
mengkonsumsi
cenderung berlangsung di negara yang
persen (atau sekitar 1400 juta orang) dari
makan
harus
kurang
Depkes
baik
(2006),
perkiraan populasi 3800 juta orang di
makanan sumber zat besi meliputi lauk
negara
berkembang
hewani (hati, telur, daging), lauk nabati
menderita anemia jenis ini, sedangkan
(tahu, tempe, kacang-kacangan), sayuran
prevalensi di negara maju hanya sekitar
hijau
8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari
kangkung). Selain ketiga sumber zat besi
perkiraan populasi 1200 juta orang. Di
tersebut pada ibu hamil masih diperlukan
yang
sedang
(bayam,
daun
singkong,
Supadi, Hubungan Antara Keteraturan Minum Tablet Tambah Darah..... 21
10
tambahan minum tablet tambah darah 1
peneliti melakukan pemeriksaan ibu
kali / hari pada malam hari sebelum tidur
hamil dengan wawancara di Puskesmas
dengan menggunakan air putih selama
Pembantu diperoleh data bahwa ibu
90 hari sejak hamil sampai nifas.
hamil yang makan kurang memenuhi
Risiko yang akan terjadi bila ibu
hamil
kekurangan
zat
yaitu
%) ibu, sedangkan ibu hamil yang teratur
gangguan pertumbuhan janin, bayi lahir
minum tablet tambah darah dari 130 ibu
dengan berat badan lahir rendah, risiko
ada 50 (38.46 %) ibu dan sisanya 80
terjadinya
(61.53 %) ibu hamil yang minum tablet
perdarahan
sesudah saat
besi
gizi seimbang dari 130 ibu ada 85 (65.38
sebelum
dan
persalinan dan risiko
terjadinya kematian ibu dan bayi.
tambah
darah
yang
tidak
teratur
(Laporan PUSTU Kutaliman , 2008).
Data Puskesmas pembantu desa
Tujuan Penelitian adalah untuk
Kutaliman, jumlah ibu hamil bulan
mengetahui hubungan antara keteraturan
januari sampai dengan bulan desember
minum tablet tambah darah dan pola
2008 berjumlah 130 ibu. Ibu hamil
makan dengan kejadian anemia pada ibu
dengan anemia berjumlah 54 ibu (40%).
hamil di Puskesmas pembantu desa
Jumlah ibu hamil yang minum tablet
Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng
darah berjumlah 130 orang. Pada saat
Kabupaten Banyumas Tahun 2009.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah termasuk
sampel dengan cara memilih sampel
penelitian analitik dengan desain cross
diantara populasi sesuai dengan yang
sectional yaitu jenis penelitian yang
dikehendaki peneliti
menekankan pada waktu pengukuran /
dalam
observasi data variabel independen dan
tersebut dapat mewakili karakteristik
dependen hanya satu kali, pada satu saat
populasi yang telah dikenal sebelumnya
( Nursalam, 2003).
( Nursalam, 2003).
Cara
pengambilan
purposive
sampling
sampel
atau
penelitian),
(tujuan/masalah
sehingga
sampel
adalah
Kriteria inklusi sampel dalam penelitian
judgement
ini adalah : ibu hamil trimester III yang
sampling. Adalah suatu teknik penetapan
22 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 19-33
mendapat tablet tambah darah, bersedia
(Nursalam 2003)
menjadi responden.
sampel dari hasil perhitungan sebanyak
Sedangkan
kriteria
eksklusi
sehingga jumlah
dalam
36.86 responden, untuk menghindari
penelitian ini adalah : perdarahan saat
adanya droup out maka ditambah 10%
kehamilan, ibu hamil yang terinfeksi
sehingga jumlah responden ada 40.54
cacing dan malaria, menolak menjadi
responden
responden dalam penelitian.
responden.
Besar sampel dalam
dibulatkan
menjadi
41
penelitian ini
ditentukan dengan rumus Zaenudin, M
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Gambaran Lokasi Penelitian
Letak Puskesmas Pembantu di desa
Banyumas. Jumlah tenaga kesehatan ada
Kutaliman dengan luas wilayah 218.445
2 (dua) yaitu 1 bidan (D1) dan 1 perawat
hektar dan jumlah penduduk 4563 jiwa .
(SPK).
Batas batas wilayah sebelah barat desa
Puskesmas Pembantu ada 1 gedung
Kalikesur, sebelah timur desa Kebumen,
dengan luas bangunan 70 m2, dengan
sebelah utara desa Melung dan sebelah
dibagi 1 kamar loket pendaftaran, 1
selatan desa Karangnangka. Rata-rata
kamar periksa, 1 kamar ibu hamil, 1
mata
kamar loket obat dan 1 kamar gudang
pencaharian
penduduk
desa
Kutaliman adalah petani.
Puskesmas
Kutaliman
merupakan
dibawah
Puskesmas
Induk
Kedungbanteng
desa
Puskesmas
pembinaan
yaitu
yang
dan
prasarana
di
obat. Jumlah
Pembantu
Pembantu
Sarana
dari
Puskesmas
bertempat
di
rata rata ibu hamil perbulan ada 35 ibu
hamil.
Supadi, Hubungan Antara Keteraturan Minum Tablet Tambah Darah......23
10
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur, berat badan, tinggi badan, pendidikan, penghasilan,
pekerjaan dan jumlah anak ibu hamil di Puskesmas Pembantu Desa Kutaliman Tahun 2009 (n = 41)
No
1.
2.
3.
4.
5.
Karakteristik
Frekuensi
Persentase (%)
Umur Ibu hamil ≤ 20 th
1
2.4
Umur ibu hamil 21-30 th
23
56.1
Umur ibu hamil ≥ 30 th
17
41.5
Jumlah
41
100.0
Umur
Berat Badan
Berat kurang dari 45 kg
4
9.8
Berat antara 45-50 kg
10
24.4
Berat diatas 50 kg
27
65.9
Jumlah
41
100.0
Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari 150 cm
19
Tinggi badan diatas 150 cm
22
53.7
Jumlah
41
100.0
SD
18
43.9
SMP
21
51.2
SMA
2
4.9
Jumlah
41
100.0
24
58.5
2
4.9
Jumlah penghasilan diatas Rp.2000.000,-
15
36.6
Jumlah
41
100.0
Buruh Tani
32
78.0
Wiraswasta
8
19.5
PNS
1
2.4
Jumlah
41
100.0
Pendidikan
Penghasilan
Jumlah penghasilan Rp.500.00,- per bulan
Jumlah penghasilan Rp.1000.0002000.000,-
6.
46.3
Pekerjaan
24 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, hlm. 19-33
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur, berat badan, tinggi badan, pendidikan, penghasilan,
pekerjaan dan jumlah anak ibu hamil di Puskesmas Pembantu Desa Kutaliman Tahun 2009 (n = 41)
7.
Jumlah Anak
Belum punya anak
7
17.1
Punya anak 1 sampai 3
27
65.9
Punya anak 4 sampai 6
5
12.2
Punya anak lebih dari 6
2
4.9
Jumlah
41
100.0
Sumber: Data primer, tahun 2009
Tabel 1. Menunjukan bahwa berdasarkan
Hasil
penelitian
menunjukan
umur ibu hamil terbanyak adalah usia 21
bahwa umur responden pada usia antara
sampai dengan 30 tahun ada 23 orang
20-35 tahun (57.5%) dan usia diatas 35
(56.1%),
hamil
tahun (42.5%). Menurut Mulyawati,
ada 27 orang
(2003) dalam penelitiannya menjelaskan
berat
badan
terbanyak diatas 50 kg
ibu
(65.9 %), rata-rata tinggi badan ibu
bahwa
hamil di atas 150 cm ada 22 orang (53.7
dengan anemia. Prevalensi anemia pada
%), pendidikan ibu hamil paling banyak
wanita golongan umur kurang dari 20
adalah
(51.2%),
tahun sebesar 77.4%. Hal ini disebabkan
penghasilan ibu hamil sebagian besar
pada golongan usia ini dalam usia
dibawah Rp.500.000,- per bulan ada 24
reproduksi yang sesuai dengan kodratnya
orang (58.5 %), penghasilan ibu hamil
harus
sebagian besar dibawah Rp.500.000,- per
bulannya.
bulan ada 24 orang (58.5 %), pekerjaan
Amiruddin dan Wahyudin (2006) dalam
ibu hamil di Puskesmas Pembantu desa
penelitianya yang berjudul studi kasus
Kutaliman kebanyakan buruh tani 32
kontrol
orang (78.0 %) dan rata-rata sebagian
kejadian anemia ibu hamil menyatakan
besar ibu hamil mempunyai anak 1
bahwa ada hubungan antara umur ibu
sampai dengan 3 berjumlah 27 orang
dengan kejadian anemia dan responden
(65.9 %).
paling banyak menderita anemia adalah
SMP
21
orang
ada
hubungan
mengalami
antara
menstruasi
Sedangkan
faktor
biomedis
umur
setiap
menurut
terhadap
Supadi, Hubungan Antara Keteraturan Minum Tablet Tambah Darah......25
10
responden dengan umur kurang 20 tahun
orang.
Penelitian
Darlina
dan
dan umur lebih dari 35 tahun sebanyak
Hardiansyah, (2003) menunjukan bahwa
20 (74.1 %) orang dan pada umur 20-35
tingkat pendidikan SD 205 (48.7 %) dan
tahun
SMP 110 (26.1 %). Sedangkan dalam
sebanyak
51
(50.5%)
orang
menderita anemia.
Umur
penelitian Herlina dan Djamilus, (2005)
berkaitan
menyatakan bahwa tidak menunjukan
wanita.
adanya kecenderungan bahwa semakin
Umur reproduksi yang sehat dan aman
rendah tingkat pendidikan, maka akan
adalah umur 20 – 35 tahun. Kelahiran di
semakin tinggi angka kejadian anemia
usia kurang 20 tahun dan di atas 35
atau sebaliknya, semakin tinggi tingkat
tahun dapat menyebabkan anemia karena
pendidikan maka semaikn rendah angka
pada kehamilan di usia kurang 20 tahun
kejadian anemia. Hali ini secara statistik
secara biologis belum optimal, emosinya
pada penelitian mereka ditunjukan nilai
cenderung
p value > 0.05.
dengan
seorang
alat-alat
labil,
ibu
reproduksi
mentalnya
belum
matang sehingga mudah mengalami
keguncangan
yang
mengakibatkan
kurangnya
perhatian
Pekerjaan
responden
adalah
buruh tani 32 (78 %) orang dan sisanya
terhadap
wiraswasta 8 orang (19.5 %) serta 1 (2.4
pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi
%) orang PNS. Hasil penelitian Ernawati
selama kehamilanya. Sedangkan pada
(2003), di mana dalam analisis hasil
usia lebih dari 35 tahun terkait dengan
penelitianya menunjukan hubungan yang
kemunduran dan penurunan daya tahan
bermakna antara uang yang dikeluarkan
tubuh serta berbagai penyakit yang
untuk membeli bahan makanan dengan
sering menimpa di usia ini. Berdasarkan
kejadian anemia pada wanita usia subur.
hasil penelitian – penelitian diatas dapat
Sedangkan Warrou dan Wiriadinata
disimpulkan bahwa umur memegang
(2005) dalam penelitianya menemukan
peranan dalam terjadinya anemia ibu
adanya pengaruh status sosial ekonomi
hamil.
keluarga dengan kadar feritin serum.
Tingkat pendidikan responden
Tingkat pekerjaan pada penelitian ini
paling banyak adalah pendidikan dasar,
sebagian besar buruh tani hal ini akan
SD 18 (43.9 %) dan SMP 21 (51.2 %)
mencerminkan
kemampuan
sosial
26 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 19-33
ekonomi keluarga terkait kemampuan
Tinggi badan ibu hamil diatas
daya beli terhadap bahan makanan yang
150 cm ada 22 orang (53.7%) dan berat
memadai.
badan diatas 50 kg berjumlah 27 orang
Hasil penelitian menunjukan
(65.9%). Ada beberapa cara untuk
bahwa 27 orang (65.9%) responden
memantau status gizi ibu hamil antara
mempunyai anak 1 sampai 3 orang.
lain memantau pertambahan berat badan
Menurut
selama hamil, mengukur LILA (Lingkar
(2004)
Amiruddin
bahwa
dan
anak
yang
Lengan
ibu
akan
Pertambahan berat badan selama hamil
mempengaruhi kadar Hb ibu. Seorang
bertujuan untuk memantau pertumbuhan
ibu yang sering melahirkan mempunyai
janin. Pengukuran LILA dimaksudkan
resiko
pada
untuk mengetahui apakah seseorang
tidak
menderita KEK, sedangkan pengukuran
nutrisi.
Hb untuk mengetahui apakah kondisi ibu
Karena selama hamil zat – zat gizi yang
menderita anemia.Kenaikan berat badan
akan terbagi untung ibu dan untuk janin
tidak hanya disebabkan oleh timbunan
yang dikandungnya. Sedangkan menurut
lemak, namun juga akibat proses tumbuh
Herlina
bahwa
kembang si janin, pertambahan berat
adanya kecenderungan semakin banyak
rahim, plasenta, volume darah, cairan
jumlah anak (kelahiran), maka akan
ketuban, cairan dalam jaringan tubuh ibu
semakin tinggi angka anemia. Walaupun
serta
dalam penelitianya uji statistiknya tidak
badan dan tinggi badan digunakan untuk
bermakna (p >0.05). Tetapi bila dilihat
mengetahui indeks massa tubuh. Indeks
odds rasio yaitu sebesar 1.454 dengan 95
massa tubuh normal adalah 18.5 – 22.9
% CI 0.567- 3.726, artinya ibu hamil
kg/m2. Bila IMT (Indeks Massa Tubuh)
dengan jumlah kelahiran (anak) tinggi
kurang dari 18.5 diklasifikasikan berat
mempunyai risiko 1.454 kali lebih besar
badan kurang. Berat badan yang kurang
untuk mengalami anemia dibandingkan
akan
dengan ibu hamil yang jumlah anak
(Lingkar Lengan Atas) yang kurang. Di
(kelahiran rendah).
Indonesia batas ambang LILA adalah
dilahirkan
jumlah
Wahyudin
seorang
mengalami
kehamilan
berikutnya
memperhatikan
(2005)
anemia
apabila
kebutuhan
menyatakan
Atas)
dan
membesarnya
berpengaruh
mengukur
payudara.
terhadap
Hb.
Berat
LILA
Supadi, Hubungan Antara Keteraturan Minum Tablet Tambah Darah......
27
10
23.5 cm. Bila didapatkan LILA ibu
hamil dengan KEK pada batas 23 cm
hamil kurang dari 23.5 cm maka ibu
mempunyai resiko 2.00887 kali untuk
tersebut menderita KEK (Kurang Energi
melahirkan BBLR dibandingkan dengan
Kronis). Menurut Saraswati (1998 dalam
ibu hamil yang mempunyai LILA lebih
Lubis, 2005) menyatakan bahwa ibu
dari 23 cm.
Tabel 2. Menunjukan distribusi responden berdasarkan keteraturan minum tablet tambah darah,
pola makan dan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Pembantu Desa Kutaliman Tahun 2009
(n=41)
No
1.
2.
3.
Distribusi responden
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak teratur
14
34.1
Teratur
27
65.9
Jumlah
41
100.0
Tidak baik
28
68.3
Baik
13
31.7
Jumlah
41
100.0
Anemia
16
39.0
Tidak Anemia
25
61.0
Jumlah
41
100.0
Keteraturan minum tablet tambah darah
Pola makan
Kejadian anemia
Sumber: Data primer, 2009.
Tabel 2. Menunjukan bahwa sebagian
orang (65.9%) teratur dalam pola minum
besar ibu hamil pola keteraturan minum
tablet tambah darah. Tablet tambah
tablet tambah darah adalah teratur yaitu
darah diminum 1 tablet per hari.
27 (65.9%), pola makan ibu hamil yang
Ketidakteraturan mnum tablet tambah
tidak baik 28 orang (68.3%) dan
darah
sebagian besar kadar Hb ibu hamil lebih
peningkatan Hb yang diharapkan tidak
dari 11 gr % yaitu 25 orang (61%).
akan
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa sebagian besar responden 27
akan
menimbulkan
tercapai
Keteraturan
(Herlina,
mengkonsumsi
dampak
2005).
tablet
tambah darah diukur dari jumlah tablet
28 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 19-33
yang
dikonsumsi,
ketepatan
cara
beragam,
sehingga
jelas
bahwa
mengkonsumsi, dan frekuansi konsumsi
kandungan zat besi dalam makanan yang
per hari. Suplemetasi tablet tambah
masuk
darah merupakan salah satu upaya
berpengaruh dalam hal ini. Sementara
penting
Herman
dalam
menanggulangi
mencegah
anemia,
dan
khususnya
ke
dalam
(2001),
tubuh
dalam
sangat
penelitianya
menyatakan bahwa kebiasaan makan
anemia zat besi. Suplementasi besi
yang
merupakan
karena
mengkonsumsi sumber protein hewani
kandungan zat besinya yang dilengkapi
merupakan variabel yang secara statistik
asam
mempunyai hubungan yang bermakna
cara
folat
efektif
yang
sekaligus
dapat
mencegah anemia karena kekurangan
meliputi
bahwa
penelitian
menunjukan
makan
responden
pola
dan
kebiasaan
dengan kejadian anemia.
asam folat (Herlina & Djamilus, 2005).
Hasil
diet
Penelitian menunjukan bahwa
kebanyakan responden tidak menderita
anemia.
Anemia
potensial
kebanyakan dalam kategori tidak baik 28
membahayakan ibu dan anak, karena
orang (68.3 %). Kurangnya konsumsi
itulah anemia memerlukan perhatian
sayuran dan buah-buahan serta lauk pauk
khusus dari semua pihak. Menurut
akan meningkatkan terjadinya anemia,
Wiknyosastro
meskipun konsumsi nasi atau kacang-
berpengaruh terhadap bahaya kehamilan.
kacangan dalam jumlah cukup. Apabila
Bahaya-bahaya kehamilan yang akan
makanan
tidak
terjadi diantaranya yaitu dapat terjadi
mengandung zat besi dalam jumlah
abortus, persalinan prematur, hambatan
cukup, maka kebutuhan zat besi tidak
tumbuh kembang janin dalam rahim,
terpenuhi. Ini terjadi karena kurangnya
perdarahan ante partum dan mudah
kualitas dan kuantitas zat besi yang
terjadi infeksi.
yang
dikonsumsi
masuk serta menu makanan yang kurang
(2002)
anemia
akan
Supadi, Hubungan Antara Keteraturan Minum Tablet Tambah Darah.....
29
10
Tabel 3. menunjukan hubungan antara keteraturan minum tablet tambah darah dengan kejadian
anemia di Puskesmas Pembantu Desa Kutaliman Tahun 2009 (n=41)
Kadar Hb Responden
Pola minum Tablet
Tambah Darah
Kurang dari
Lebih dari
11 gr %
11 gr %
Total
n
%
n
%
N
%
Tidak teratur
11
78.6
3
21.4
14
34.15
Teratur
5
11.5
22
81.5
27
65.85
Jumlah
16
39.0
25
61.0
41
100
Sumber: Data primer, 2009
Hasil penelitian menunjukkan
ibu hamil yang teratur minum tablet
bahwa dari 41 responden yang dilakukan
tambah darah mempunyai peluang 16.13
penelitian
kali
terdapat
14
responden
untuk
tidak
terjadi
anemia
(34.15%) yang tidak teratur minum
dibandingkan dengan ibu hamil dengan
tablet tambah darah diantaranya 11
pola minum tablet tambah darah yang
orang (78.6%) yang memiliki Hb kurang
tidak teratur.
dari 11 gr % dan yang memiliki Hb lebih
dari 11 gr %
3 orang (21.4%),
Pada
menunjukkan
hasil
bahwa
penelitian
terdapat
27
sedangkan dari 27 responden (65.85%)
responden (65.85%) yang teratur minum
yang teratur minum tablet tambah darah
tablet tambah darah yang terdiri dari 5
terdapat 5 responden (18.5%) yang
responden (18.5%) yang memiliki Hb
memiliki Hb kurang dari 11 gr % dan 22
kurang dari 11 gr % dan 22 responden
responden (81.5%) yang memiliki Hb
(81.5%) yang memiliki Hb lebih dari 11
lebih dari 11 gr %. Hasil uji statistik
gr %.. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
diperoleh nilai p value = 0.001 maka
value = 0.001 maka dapat disimpulkan
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
bahwa ada hubungan antara keteraturan
antara keteraturan minum minum tablet
minum
tambah darah pada ibu hamil dengan
kejadian
kejadian anemia. Dari hasil analisis
Keteraturan minum tablet tambah darah
diperoleh pula nilai OR= 16.13, artinya
dapat dilihat dari ketepatan jumlah tabet
tablet tambah darah dengan
anemia
pada
ibu
hamil.
30 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 19-33
tambah darah yang diminum, ketepatan
bahwa semakin kurang patuh, maka akan
cara meminum tablet tambah darah, dan
semakin tinggi angka anemia. Walaupun
frekuensi
perhari.
secara uji statistik tidak bermakna (p >
darah
0.05). Bila dilihat nilai Odds Rasio yaitu
merupakan salah satu upaya penting
sebesar 2.429 dengan CI 836 – 7.052.
dalam mencegah dan menanggulangi
Artinya ibu hamil yang kurang patuh
anemia, khususnya anemia kekurangan
mengkonsumsi
zat besi. Suplementasi besi merupakan
mempunyai risiko 2.429 kali lebih besar
cara efektif karena kandungan besinya
untuk mengalami anemia dibandingkan
yang
yang
dengan ibu yang patuh mengkonsumsi
sekaligus dapat mencegah anemia karena
tablet tambah darah. Hasil penelitian ini
kekurangan asam follat. Pada penelitian
mendukung
yang
kejadian anemia yang ada.
mengkonsumsi
Suplementasi
tablet
dilengkapi
asam
dilakukan
menunjukan
tambah
follat
Herlina
adanya
(2005),
tablet
dari
tambah
teori-teori
darah
tentang
kecenderungan
Tabel 4. menunujukan hubungan pola makan ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas
Pembantu Desa Kutaliman Tahun 2009 (n=41)
Kadar Hb Responden
Pola makan ibu hamil
Kurang dari
Lebih dari
11 gr %
11 gr %
Total
n
%
n
%
N
%
Tidakbaik
18
54.2
10
35.8
28
68.29
Baik
3
23.1
10
76.9
13
31.71
Jumlah
21
51.2
20
48.8
41
100
Sumber: Data primer, 2009
Hasil
penelitian
menunjukkan
yang memiliki Hb lebih dari 11 gr % 10
bahwa dari 41 responden yang dilakukan
orang (35.8%), sedangkan
penelitian
responden
terdapat
28
responden
(31.71%)
dari 13
yang
pola
(68.29%) yang pola makan tidak baik
makannya baik terdapat 3 responden
diantaranya 18 orang (54.2%) yang
(23.1%) yang memiliki Hb kurang dari
memiliki Hb kurang dari 11 gr % dan
11 gr % dan 10 responden (76.9%) yang
Supadi, Hubungan Antara Keteraturan Minum Tablet Tambah Darah .....
31
10
memiliki Hb lebih dari 11 gr %. Hasil uji
pola konsumsi makan sehari – hari yang
statistik diperoleh nilai p value = 0.001
sesuai dengan kebutuhan gizi setiap
maka dapat disimpulkan bahwa ada
individu
hubungan antara pola makan ibu hamil
produktif. Agar sasaran keseimbangan
dengan kejadian anemia. Dari hasil
gizi dapat dicapai, maka setiap orang
analisis diperoleh pula nilai OR= 2.88,
harus mengkonsumsi minimal 1 jenis
artinya ibu hamil yang pola makannya
makanan dari tiap golongan bahan
baik mempunyai peluang 2.88 kali untuk
makanan yaitu KH, protein hewani dan
tidak
dibandingkan
nabati, sayuran, buah dan susu. Selain itu
dengan ibu hamil dengan pola makan
menurut Herlina dan Djamilus (2005)
yang tidak baik.
dalam penelitiannya yang berjudul faktor
terjadi
anemia
Dari hasil penelitian menunjukkan
untuk
hidup
sehat
dan
resiko terjadinya anemia pada ibu hamil
bahwa terdapat 28 responden (68.29%)
di
yang pola makan tidak baik diantaranya
menyatakan
18 orang (54.2%) yang memiliki Hb
kecenderungan bahwa semakin kurang
kurang dari 11 gr % dan yang memiliki
baik pola makan, maka akan semakin
Hb lebih dari 11 gr % 10 orang (35.8%).
tinggi angka kejadian anemia. Hasil uji
Hasil uji statistik diperoleh nilai p value
statistik juga menunjukan kebermaknaan
= 0.001 maka dapat disimpulkan bahwa
(p < 0.05). Hasil penelitian ini pada pola
ada hubungan antara pola makan ibu
makan ibu hamil mendukung peneltian –
hamil dengan kejadian anemia. Menurut
penelitian
Kodyat (2000),
anemia yang ada.
gizi seimbang adalah
wilayah kerja kabupaten Bogor
bahwa
atau
teori-teori
adanya
kejadian
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ada hubungan antara keteraturan minum
Saran
1. responden
diharapkan
untuk
minum tablet tambah darah dan pola
secara rutin mengkonsumsi tablet
makan pada ibu hamil dengan kejadian
tambah darah dan mengatur pola
anemia.
makan yang baik karena hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
32 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 19-33
kedua variabel ini berhubungan
dan gizi ibu hamil. Pemberian
dengan kejadian anemia. Saran
makanan tambahan pada ibu
bagi
hamil
dan
pemberian
suplementasi tablet tambah darah
2. Puskesmas, khususnya pengelola
program Kesehatan Ibu dan Anak
perlu
(KIA) diperlukan strategi untuk
dengan
merencanakan
kejadian anemia pada ibu hamil
kesehatan
penyuluhan
khususnya
di
tingkatkan,
hal
karena
tersebut
maka
dapat diminimalisasi.
tentang
pentingnya kesehatan reproduksi
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, R., & Wahyuddin. (2006). Studi
Kasus
Kontrol
Faktor
Balitbangkes.
Biomedis
http://med.unhas.ac.id/index2.php?optio
Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil
n=com_content&do_pdf=1&id=169,
di Puskesmas Bantimurung Maros.
diakses tanggal 15 Desember 2008.
FKM. Universitas Hasanudin.
Departemen Kesehatan RI. (2001). Survey
Bakta, I.M ., (2007). Hematologi Klinik Ringkas.
Kesehatan
EGC. Jakarta.
Balitbangkes. Jakarta.
Besral., Lia, M., & Junaiti, S. (2007). Pengaruh
Fakultas
Rumah
Kedokteran,
Tangga.
(2000).
Minum Teh Terhadap Kejadian Anemia
Praktikum
Pada Usila di Kota Bandung. Makara.
Mahasiswa
11 (1), 38-43.
Keperawatan. UGM. Yogyakarta.
Darlina & Hardinsyah. (2003). Faktor Resiko
Anemia Pada Ibu Hamil di Kota Bogor.
Media gizi dan Keluarga 27 (2), 34-41.
Departemen
Kesehatan
RI.
(2006).
Gizi
Patologi
Tuntunan
Klinik
Untuk
Kedokteran
dan
Husaini, M.A. (2001). Prevalensi Anemia Gizi.
Buletin Gizi 2 (13), 1-4.
Herlina, N., & Djamilus , F. (2005). Faktor
Resiko
Kejadian Anemia Pada Ibu
Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Hamil dan Menyusui Pedoman Petugas
Bogor. Bppsdmk. Jakarta.
Kesehatan Puskesmas. Direktorat Gizi
Masyarakat. Jakarta.
Herman, I.I. (2001). Hubungan Anemia Dengan
Kebiasaan
Makan,
Pola
Haid,
Pengetahuan Tentang Anemia dan Status
Departemen Kesehatan RI. (2001). Survey
Kesehatan
Rumah
Tangga.
Gizi Remaja Putri di SMUN 1 Cibinong
Kabupaten
Bogor,
Supadi, Hubungan Antara Keteraturan Minum Tablet Tambah Darah .....
33
10
http://ceria.bkkbn.go.id/penelitian/detail/2
Puskesmas Induk. (2008). Laporan Tahunan
14, diakses tanggal 3 Februari 2009
Puskesmas Pembantu Desa Kutaliman.
Hastono, S.P. (2007). Analisa Data Kesehatan.
FKM UI. Jakarta.
(Tidak dipublikasikan)
Saifudin, A.B. (2002). Buku Acuan Nasional
Kodiyat. (2000). Anemia Defisiensi Besi Pada
Anak
Sekolah
dan
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBP – SP. Jakarta.
Remaja,
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/
Sudoyo, A.W.(2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
remaja-dan-anemia/, diakses tanggal 3
Februari 2009
Dalam, jilid 2, edisi IV, Jakarta. FKUI
Siswosudarmo, R., & Emilia, O. (2008). Obstetri
Lubis, Z. (2005). Status Gizi Ibu Hamil Serta
Pengaruhnya
Terhadap
Bayi
Fisiologi.
Yang
Dilahirkan,
Cendekia.
Yogyakarta.
Winkyosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan. YBP-
http://tumoutou.net/702_07134/zulhaida
_lubis.htm, diakses tanggal 4 Januari 2009
SP. Jakarta.
Wikipedia Indonesia. (2007). Anemia Pada Ibu
Mulyawati, Y. (2003). Perbandingan Efek Tablet
Tambah
Pustaka
Darah
Dengan
dan
Hamil,
Tanpa
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia pada
Vitamin C Terhadap Kadar Hemoglobin
ibu hamil, diakses tanggal 11 Desember
Pada Pekerja Wanita di Perusahaan
2008.
Plywood
www.gizi.net/lain/gklinis.pdf,
Jakarta,
Warouw, N., Wiriadinata, S. (2005). Hubungan
diakses
Serum Feritin Ibu Hamil Trimester Ke
tanggal 4 Februari 2009
Manuaba,
I.B.G.
(2001).
Penatalaksanaan
Tiga Dengan Bayi Berat Badan Lahir
Kapita
Rutin
Selekta
Obstetri
Rendah, Cermin Dunia Kedokteran,(146)
Yenni,
M.
(2003).
Perbandingan
Efek
Ginekologi dan Keluarga Berencana.
Suplementasi Tablet Tambah Darah
EGC. Jakarta.
Dengan dan Tanpa Vitamin C Terhadap
Notoadmojo.
(2002).
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam. (2003).
Konsep dan Penerapan
Metodologi
PenelitianIilmu
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Paath, E.F., Yuyum, R., & Heryati. (2005). Gizi
Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC.
Jakarta.
Kadar
Wanita
Hemoglobin
Di
Pada
Perusahaan
Pekerja
Plywood,
Jakarta. Thesis. Program Pasca Sarjana
Universitas
Dipublikasikan)
Indonesia
(Tidak
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN DISMENORE PADA
MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN FKIK UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN PURWOKERTO
RELATIONSHIP BETWEEN COPING MECHANISM AND DYSMENORRHOEA
TOWARD STUDENTS AT NURSING PROGRAM MEDICINE AND HEALTH
FACULTY GENERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
Desiyani Nani, Cahyo Ismawati S, Keksi Girindra S
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRACT
Dysmenorrhoea is a kind of menstruation disturbance that happens to those who around 15-25
years old which is formed pain when menstruation. Dysmenorrhoea which happen in women to
another women is different. People use coping mechanism to adaptation with their problem.
This research was aimed to know the relationship between coping mechanism
and
dysmenorrhoea toward students at nursing program of FKIK Unsoed Purwokerto. This is a
assosiative research with a cross-sectional approach. The population is all students at nursing
program. The number of sample is 55 gained through simple random sampling. The research is
conducted at nursing program, on October 2008. Research tool scale is a Visual Analog Scale.
Data analysis using kendal tau. The result of the research show that sample which use
maladaptive coping mecanism found 52,7% and sample which use adaptive coping mecanism
found 47,3%. Students which use maladaptive coping mecanism divided into four groups
namely: one student don’t get dysmenorrhoea, 13 students get low dysmenorrhoea, 11 students
get medium dysmenorrhoe, 4 students get high dysmenorrhoea. Students which use adaptive
coping mecanism divided into four groups namely, 3 students don’t get dysmenorrhoea, 9
students get low dysmenorrhoea, 12 students get medium dysmenorrhoea, 2 students get high
dysmenorrhoea. Satistically, it was found that P=0,713 is more than significant value used
(0,05). So, there is not significant relationship between coping mechanism and dysmenorrhoea
toward students at nursing program.
Key words: coping mechanism, dysmenorrhoea.
PENDAHULUAN
Dismenore adalah nyeri yang pada waktu
punggung
menstruasi yang dirasakan di daerah perut
Dismenore mengikuti gerak rahim dan
bagian
dapat menjalar ke arah pinggang bagian
bawah,
pinggang
bahkan
34
(Wigjosastro,
2002).
35 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46
belakang (Noviana, 2008). Dismenore
dan berusia 30-40 tahun. Penelitian lain
disebabkan
yang
di Swedia dijumpai 30% wanita pekerja
berlebihan pada darah menstruasi yang
industri menurun penghasilannya karena
merangsang hiperaktivitas uterus (Price &
nyeri menstruasi (Riyanto, 2002). Hal ini
Wilson, 2003). Dismenore yang sering
ditunjang oleh pendapat dari Widjanarko
terjadi
(2006)
oleh
adalah
prostaglandin
dismenore
fungsional
yang
menyatakan
(wajar) yang terjadi pada hari pertama
dismenore
atau menjelang hari pertama akibat
produktivitas. Menurut Noviana (2008)
penekanan pada kanalis servikalis (leher
perempuan di Amerika kehilangan 1,7
rahim). Dismenore akan menghilang atau
juta hari kerja setiap bulan akibat
membaik
hari
dismenore.
non
insiden
seiring
berikutnya.
menstruasi
Dismenore
fungsional
yang
(abnormal)
dapat
bahwa
menurunkan
Dismenore
tertinggi
mempunyai
pada
wanita
yang
menyebabkan
mempunyai tingkat stres sedang hingga
nyeri hebat yang dirasakan terus menerus,
tinggi dibanding dengan wanita yang
baik
mempunyai
sebelum,
sepanjang
menstruasi
bahkan sesudahnya (Wigjosastro, 2002).
Ada
2
jenis
dismenore
primer
sekunder.
Dismenore
dismenore,
dan
tingkat
stres
rendah.
Dismenore terjadi pada wanita dengan
yaitu
tingkat stres rendah sebesar 22%, dengan
dismenore
tingkat stres sedang 29% dan wanita
primer
terjadi
dengan tingkat stres tinggi sebesar 44%.
sesudah 12 bulan atau lebih pasca
Akan tetapi risiko untuk mengalami
menarke (menstruasi yang pertama kali)
dismenore ini meningkat hingga 10 kali
sedangkan
lipat pada wanita yang mempunyai
dismenore
sekunder
berhubungan dengan kelainan kongenital
riwayat
atau kelainan organik di pelvis yang
sebelumnya, dibandingkan dengan wanita
terjadi pada masa remaja (Price &
yang tidak mempunyai riwayat tersebut
Wilson, 2003).
sebelumnya. Tidak ada angka pasti
Di
menstruasi
Amerika
didapatkan
Serikat,
pada
nyeri
30-70%
wanita dalam usia reproduksi dan 60-70%
pada wanita dewasa yang tidak menikah
mengenai
dismenore
jumlah
menstruasi di
Surabaya
dan
stres
penderita
tinggi
nyeri
Indonesia. Namun di
didapatkan
1,07%
hingga
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore…..
36
1,31% dari jumlah penderita datang ke
dan maladaptif. Mekanisme koping yang
bagian kebidanan karena dismenore.
adaptif bisa memecahkan masalah secara
Nyeri menstruasi yang dialami tiap
wanita
berbeda-beda
merupakan
perasaan
kadang-kadang
efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang
karena
nyeri
dan aktivitas konstruktif serta menekan
subjektif
yang
stres.
dicari
gejala
adalah
sulit
Mekanisme
koping
mekanisme
maladaptif
koping
yang
objektifnya (Suyono, 2001). Sebagaimana
menghambat fungsi integrasi, memecah
diungkapkan oleh Roy (1999) manusia
pertumbuhan lingkungan, menurunkan
menggunakan
otonomi
mekanisme
pertahanan
untuk mengatasi perubahan-perubahan
dan
cenderung
menguasai
(Stuart & Sundeen, 1995).
biopsikososial dan kemampuan adaptasi
Nyeri menstruasi yang dirasakan
manusia berbeda-beda antara satu dengan
oleh setiap wanita bersifat subjektif. Rasa
yang
dapat
nyeri ini merupakan stressor tersendiri
menyesuaikan diri dengan perubahan
bagi wanita, sehingga wanita tersebut
maka ia mempunyai kemampuan untuk
akan
menghadapi
pertahanan untuk mengatasi perubahan-
lainnya.
Jika
seseorang
rangsangan
baik
positif
maupun negatif.
menggunakan
perubahan
Menurut Stuart & Sundeen (1995)
kemampuan
mekanisme
biopsikososial
adaptasi
manusia
dan
untuk
mekanisme koping merupakan upaya
menghadapinya. Jika seseorang dapat
untuk penyelesaian masalah langsung dan
menyesuaikan diri dengan perubahan
untuk melindungi diri. Menurut Warsiti
yang dialami akibat nyeri menstruasinya,
(2007) mekanisme koping adalah upaya
maka ia mempunyai kemampuan untuk
yang dilakukan langsung untuk mengatasi
menghadapi
masalah yang sedang dihadapi langsung
maupun negatif. Hal inilah yang menarik
dari
mencari
minat penulis untuk mengidentifikasi
mengambil
hubungan mekanisme koping dengan
sumber
informasi,
stres
dengan
dukungan,
rangsangan
tindakan dan melihat sisi positif alternatif.
dismenore
pada
Mekanisme koping ada dua yaitu adaptif
Keperawatan FKIK Unsoed.
baik
mahasiswa
positif
Jurusan
37 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46
METODE PENELITIAN
[
Penelitian ini merupakan penelitian non
2005-2007 untuk program reguler A dan
eksperimental
Reguler B yang berjumlah 416 orang.
pendekatan
dengan
cross
menggunakan
yaitu
Hasil survei awal pada angkatan 2005
penelitian yang pelaksanaannya dilakukan
dengan jumlah wanita 89 orang diperoleh
secara sekaligus pada satu waktu (point
85,39% wanita mengalami dismenore.
time
kuantitatif
Sampel diambil dari populasi melalui
digunakan untuk mengukur hubungan
metode tehnik acak sederhana (simple
(korelasi)
random
approach).
dengan
antara
sectional,
Metode
mekanisme
dismenore.
koping
Penelitian
ini
sampling)
memenuhi
kriteria penelitian 55 responden. Variabel
dilakukan di Jurusan Keperawatan FKIK
bebas
UNSOED.
mekanisme
Sedangkan
yang
pelaksanaan
pada
penelitian
koping
ini
dan
adalah
variable
penelitian dilakukan pada bulan Oktober
terikatnya adalah dismenore. Analisa
2008. Populasi dalam penelitian ini
penelitian menggunakan univariate and
adalah mahasiswi Jurusan Keperawatan
bivariate analysis dengan uji statistik
FKIK UNSOED Purwokerto angkatan
Kendall'ssTa
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Karakteristik Responden Pada Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
Purwokerto
Umur responden (tahun)
Frekuensi (n)
Persentase (%)
18
1
1,82
19
12
21,82
20
15
27,27
21
20
36,36
22
4
7,27
23
3
5,45
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore.....
38
2. Gambaran Mekanisme Koping
Tabel 2 Gambaran Mekanisme Koping yang Digunakan oleh Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK
UNSOED Purwokerto.
Mekanisme Koping
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Adaptif
26
47,3
Maladaptif
29
52,7
Total
55
100
Mekanisme koping yang digunakan oleh
Townsend (1996) faktor pekerjaan dan
Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK
dukungan sosial juga mempengaruhi
UNSOED Purwokerto ditunjukkan dalam
individu dalam menentukan mekanisme
tabel 1 yaitu dari 55 responden mahasiswi
koping.
Jurusan Keperawatan
sebanyak 47,3%
Mekanisme koping adaptif terdiri
mempunyai mekanisme koping adaptif,
dari memecahkan masalah secara efektif,
lebih kecil dibandingkan dengan yang
teknik
berperilaku maladaptif 52,7%. Walaupun
aktivitas konstruktif dan menekan stres.
selisihnya tidak jauh berbeda, Mahasiswi
Pertama
adalah
tehnik
memecahkan
Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
masalah
secara
efektif
yang
paling
Purwokerto dalam menghadapi masalah
banyak
digunakan
responden
adalah
lebih
dengan
bertanya
banyak
maladaptif.
yang
Banyak
berperilaku
faktor
yang
relaksasi,
Pemecahan
latihan
pada
masalah
orang
lain.
sendiri
dapat
suatu
proses
mempengaruhi penggunaaan mekanisme
didefinisikan
koping
menghilangkan perbedaan atau ketidak-
pada
individu.
Menurut
Vascarolis (1992) faktor-faktor
sebagai
seimbang,
yang
sesuaian yang terjadi antara hasil yang
koping
diperoleh dan hasil yang diinginkan
individu untuk berespon adaptif atau
(Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari
maladaptif antara lain faktor genetik,
proses
pengalaman yang lalu dan kondisi yang
pengambilan
ada pada individu seperti status kesehatan
didefinisikan
individu, motivasi, usia, pendidikan dan
terbaik dari sejumlah alternatif yang
status
tersedia. Banyak cara yang dilakukan
mempengaruhi
ekonomi.
mekanisme
Sedangkan
menurut
pemecahan
masalah
keputusan
sebagai
memilih
adalah
yang
solusi
39 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46
Mahasiswi Jurusan Keperawatan dalam
maupun tidak langsung (Torasso, 2004).
upaya
yang
Dalam hal ini dalam memilih alternatif
dihadapinya tetapi yang paling dominan
untuk memecahkan masalah responden
adalah dengan bertanya pada orang.
memikirkan
Bertanya pada orang adalah salah satu
dampak yang ditimbulkan. Mekanisme
cara
koping adaptif keempat yang sering
memecahkan
dalam
sehingga
masalah
memperoleh
mendapat
informasi
gambaran
konsekuensi
logis
atau
dalam
digunakan responden adalah aktivitas
menangani masalah ( Kusnawati, 2004).
konstruktif. Aktivitas konstruktif yang
Mekanisme koping adaptif yang kedua
sering
adalah tehnik relaksasi. Tehnik relaksasi
keyakinan
yang sering digunakan responden adalah
didapatkan langkah selanjutnya adalah
alih perhatian atau distraksi. Tehnik
melaksanakan
distraksi dilakukan dengan mengalihkan
melakukan aktivitas yang konstruktif.
perhatian ketika mengalami dismenore
Keyakinan secara psikologis merupakan
sehingga
dismenore
dirasakan.
Hasil
digunakan
positif.
dengan
Setelah
alternatif
tindakan
tidak
faktor
penelitian
yang
seseorang, biasanya akan merasa puas
dilakukan di Cina pada anak yang post
sebab aktivitas konstruktif yang positif ini
operasi
nyerinya
memberikan ketenangan dan kedamaian
dengan distraksi. Sebesar 61% responden
(Ayu, 1998). Mekanisme koping adaptif
menggunakan distraksi bersifat efektif
kelima yang sering digunakan responden
sebagai
nonfarmakologis
adalah menekan stres. Responden untuk
(Polkki et al, 2005). Mekanisme koping
menekan stres melakukan usaha keras
adaptif yang ketiga adalah memikirkan
untuk memecahkan masalahnya. Usaha
konsekuensi logis yang sering dilakukan
keras
responden pada latihan seimbang. Latihan
merupakan koping positif, sementara
seimbang
bekerja diakui sebagai terapi ampuh guna
mengurangi
penanganan
identik
dengan
mencari
alternatif dalam memecahkan masalah.
Alternatif-alternatif
berdasarkan
yang
dampak
ada
yang
dinilai
mungkin
ditimbulkannya baik secara langsung
menentukan
dengan
menjadi
untuk
yang
adalah
merupakan
sendiri
kepuasan
sebenarnya
mereduksi strees (Retnowati, 2003).
Mekanisme
koping
maladaptif
terdiri dari menghambat fungsi integrasi,
memecah
pertumbuhan
lingkungan,
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore.....
40
menurunkan otonomi dan cenderung
koping maladaptif yang terakhir adalah
menguasai. Pertama adalah menghambat
responden sering cenderung menguasai
fungsi
integrasi.
menghambat
responden
Hal
fungsi
adalah
yang
sering
dengan membiarkan masalah. Masalah
integrasi
pada
yang berlarut akan terakumulasi sehingga
dengan
menunda
orang
tersebut
aktivitas. Menunda aktivitas sebenarnya
mengontrol
akan makin memperparah maldaptif itu
(Anita, 2004).
sendiri (Tanra, 2005). Kedua adalah
memecah
pertumbuhan
lingkungan.
tidak
emosinya
lagi
mampu
dengan
tepat
Model perilaku mekanisme koping
yang dikembangkan oleh Roy (1999)
Memecahkan pertumbuhan lingkungan
menjelaskan
bahwa
yang sering dilakukan responden adalah
memahami
bagaimana
tidak diperlukannya orang lain dalam
mempunyai batas kemampuan untuk
pemecahan masalah. Manusia adalah
beradaptasi.
Pada
mahluk sosial sehingga tidak bisa lepas
memberikan
respon
dari orang lain. Akan tetapi jika orang
rangsangan baik positif maupun negatif.
lain
maka
Kemampuan adaptasi manusia berbeda-
terasingkan
beda antara satu dengan yang lainnya
sehingga mempunyai mekanisme koping
(Suyono, 2001). Jika seseorang dapat
yang
2001).
menyesuaikan diri dengan perubahan
Selanjutnya adalah putus asa merupakan
maka ia mempunyai kemampuan untuk
hal yang sering membuat responden
menghadapi
menurunkan otonominya. Menurunkan
maupun negatif. Ini berarti mekanisme
otonomi
diartikan
koping
kejiwaan
yang
tidak
individu
dianggap
tersebut
maladaptif
penting
akan
(Vina,
sebagai
tidak
dapat
situasi
lagi
kognitif)
setiap
hanya
suatu
bukan
individu
dasarnya
terhadap
rangsangan
orang
baik
respon
suatu
manusia
semua
positif
(aspek
tindakan
mengontrol diri sendiri (Solomon, 2003).
(Townsend, 1996). Novianti (2006) juga
Putus asa merupakan rentang dari depresi,
menjelaskan bahwa sebuah tindakan tidak
karena makin tinggi perasaan putus asa
selamanya dilandasi dengan respon atau
menggambarkan
persepsi.
suasana
batin
yang
tertekan (Hananto, 2001). Mekanisme
3. Persentase Kejadian Dismenore
Tabel 3. Persentase Kejadian Dismenore pada Mahasiswi Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
Purwokerto.
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Tidak dismenore
4
7,3
Dismenore ringan
22
40
Dismenore sedang
23
41,8
Dismenore hebat
6
10,9
Total
55
100
Berdasarkan Tabel 3 mahasiswi Jurusan
Keperawatan FKIK UNSOED dengan
Keperawatan
mekanisme koping adaptif (21,8%) lebih
FKIK
UNSOED
Purwokerto sebagian besar mangalami
banyak
dismenore sedang yaitu sebanyak 23
menggunakan
orang (41,8%). Walaupun berbeda tipis
maladaptif (20,0%). Hal ini didukung
dengan
mengalami
oleh pendapat Anderson (1994) yang
dismenore ringan yaitu sebanyak 22
menyatakan bahwa seadaptif apapun
orang (40%). Tabel 4 menunjukkan
seorang wanita, tetap tidak menjamin
bahwa
hilangnya dismenore yang berlebihan.
mahasiswi
yang
mahasiswi
yang
berperilaku
maladaptif mengalami dismenore ringan
(23,6%)
lebih
banyak
dibandingkan
dibandingkan
dengan
mekanisme
yang
koping
Berat ringannya dismenore ternyata
berbanding lurus dengan mekanisme
dengan yang berperilaku adaptif (16,4%).
koping,
Suatu indikasi bahwa ketika mengalami
tersebut hampir sama antara responden
rasa sakit menstruasi ringan, mekanisme
dengan
koping
maladaptif. Ini artinya ada korelasi antara
adaptif
(Suparman,
mampu
1997).
meredamnya
saja
perilaku
intensitas
adaptif
nyeri
maupun
ini
mekanisme koping dengan dismenore,
menjelaskan bahwa perilaku mekanisme
semakin adaptif seorang mahasiswi maka
koping dapat menekan dismenore. Tetapi
tingkat
ironisnya,
berkurang.
pada
Empiris
hanya
tingkat
dismenore
dismenore
Akan
akan
tetapi,
semakin
mahasiswi
terbanyak dalam katagori sedang (41,8%)
Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
justru dialami oleh mahasiswi Jurusan
Purwokerto yang mengalami maladaptif
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore…..
42
(52,7%) lebih besar dibandingkan dengan
Soedirman
yang adaptif (47,3%). Hal ini berarti
terhadap rasa nyeri selama mengalami
sebagian
menstruasi.
besar
Keperawatan
mahasiswi
Universitas
Jurusan
Purwokerto kurang adaptif
Jenderal
4. Hubungan mekanisme koping dangan dismenore
Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Mekanisme Koping Berdasar Derajat Dismenore pada
Mahasiswa Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED Purwokerto.
Mekanisme
koping
Dismenore
Total
Tidak
Dismenore
Dismenore
Dismenore
dismenore
ringan
sedang
hebat
Maladaptif
1
13
11
4
29
Adaptif
3
9
12
2
26
Total
4
22
23
6
55
Tabel 5 Hasil Uji Statistik Korelasi Kendal Tau Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED
Purwokerto.
variabel

P
keterangan
Mekanisme
0,05
0,713
Tidak signifikan
koping dan
Dismenore
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel
lebih besar dari level of significan 5%.
5
Hal ini berarti hubungan mekanisme
dapat
disimpulkan
bahwa
ada
hubungan yang tidak signifikan antara
koping
tidak
signifikan
terhadap
mekanisme koping dengan dismenore
dismenore. Mekanisme koping bukan
karena p= 0,713 lebih besar dari nilai 
satu-satunya faktor yang mempengaruhi
yang dipakai 0,05. Berdasarkan analisis
seseorang dalam mengambil tindakan
data dengan analisis Kendal tau diperoleh
terutama pada saat mengalami dismenore.
nilai probabilitas (0,714) yang berarti
Seperti yang diungkapkan oleh Kozier
43 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 34-46
(2004) cara individu secara psikolgis
dengan cara-cara yang sesuai dengan
dalam
nilai-nilai
menangani
suatu
masalah
sosial
yang
masyarakat.
adalah faktor kesehatan fisik. Kesehatan
dukungan sosial. Dukungan ini meliputi
fisik merupakan hal yang penting. Selama
dukungan
dalam usaha mengatasi stres individu
informasi
dituntut untuk mengerahkan tenaga yang
individu yang diberikan oleh orang tua,
cukup
adalah
anggota keluarga lain, saudara, teman,
keyakinan atau pandangan positif. Hal ini
dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
menjadi sumber daya psikologis yang
Faktor keenam adalah materi. Materi
sangat penting, seperti keyakinan akan
meliputi sumber daya berupa uang,
nasib (eksternal locus of control) yang
barang atau layanan yang biasanya dapat
mengerahkan individu pada penilaian
dibeli.
Faktor
ketidakberdayaan
kedua
(helplessness)
kelima
di
tergantung dari enam faktor. Pertama
besar.
Faktor
berlaku
pemenuhan
dan
emosional
adalah
kebutuhan
pada
diri
yang
Walaupun secara psikologi wanita
akan menurunkan kemampuan strategi
yang sedang menstruasi dapat beradaptasi
koping tipe yaitu problem-solving focused
dengan
coping. Faktor ketiga adalah keterampilan
konstruktif, tetapi menurut Duenhoelter
memecahkan masalah. Keterampilan ini
(1998) ada dua faktor yang menyebabkan
meliputi
dismenore tidak dapat dielakkan yaitu
kemampuan
informasi,
untuk
mencari
menganalisa
situasi,
karena
melakukan
kontraksi
tindakan
myometrium
yang
dan
mengidentifikasi masalah dengan tujuan
penurunan aliran darah. Pertama adalah
untuk menghasilkan alternatif tindakan,
kontraksi
kemudian mempertimbangkan alternatif
menstruasi. Penyelidikan yang dilakukan
tersebut sehubungan dengan hasil yang
oleh Duenhoelter menggunakan catatan
ingin dicapai. Akhirnya melaksanakan
tekanan intra uterus telah memperlihatkan
rencana
hiperaktivitas uterus
dengan
melakukan
suatu
myometrium
pada
saat
yaitu (kontraksi
tindakan yang tepat. Faktor keempat
uterus yang lebih sering, kontraksi yang
adalah keterampilan sosial. Keterampilan
lebih besar intensitasnya, peningkatan
ini
untuk
tonus uterus yang mendasarinya). Dari
laku
ketiga pengamatan ini terjadi pada hampir
meliputi
berkomunikasi
kemampuan
dan
bertingkah
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore…..
44
semua wanita yang mengeluh dismenore.
mekanisme koping. Hubungan antara
Faktor fisiologis pada saat menstruasi
sikap dengan rasa nyeri adalah dimensi
yang kedua adalah pengurangan aliran
yang berbeda (Hendrik, 2006). Fungsi
darah.
oleh
perilaku adaptif hanya efektif dalam
pengukuran tidak langsung aliran darah
mengurangi beban tetapi tidak satupun
uterus selama haid bahwa setiap kontraksi
penelitian yang berhasil memperlihatkan
uterus disertai dengan penurunan bersama
bukti empiris bahwa perilaku merupakan
dengan aliran darah uterus. Akan tetapi
solusi
beberapa wanita menderita pengurangan
dismenore. Rotter (1996) menyatakan
darah
bahwa dismenore merupakan gejala klinis
Telah
pada
dikonfirmasi
hiperaktivitas
uterus.
optimal
mengurangi
Diperkirakan bahwa kontraksi uterus
fisik
sendiri mungkin bertanggungjawab untuk
pencegahannya harus dilakukan dengan
nyeri
khas.
tindakan medis. Akan tetapi menurut
Sementara episode pengurangan aliran
Hamid (1997) koping sangat berguna
darah
yang
dalam menghadapi ketegangan eksternal
wanita
dan internal yang berfungsi mencegah,
menyebabkan pegal-pegal yang kontinyu
menghindari atau mengendalikan tekanan
dan bervariasi intensitasnya.
emosi.
kolik
dismenore
uterus
dijumpai
yang
berkepanjangan
pada
beberapa
Uji statistik menjelaskan bahwa
rasa nyeri dismenore tidak sepenuhnya
dapat
dihilangkan
dengan
yang
dalam
pengobatan
Sehingga
maupun
perilaku
yang
konstruktif dan kondusif tetap diperlukan
ketika
mengalami
nyeri
menstruasi.
perilaku
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1.
2.
Responden yang tidak mengalami
Sebanyak 29 responden (52,7%)
dismenore
sebanyak
menggunakan mekanisme koping
(7,3%).
Responden
yang
maladaptif
mengalami
dismenore
ringan
dan
sebanyak
26
4
orang
responden (47,3%) menggunakan
sebanyak 22 (40%). Responden
mekanisme koping adaptif
yang
mengalami
dismenore
sedang sebanyak 23 (41,8%).
Responden
yang
dismenore
hebat
mengalami
sebanyak
informasi
6
koping
(10,9%).
3.
tentang mekanisme
yang
adaptif
untuk
mengurangi risiko dismenore.
Mekanisme koping mempunyai
Bagi
penelitian
hubungan yang tidak signifikan
selanjutnyamelakukan
penelitian
dengan
lebih lanjut mengenai dismenore
dismenore
pada
2.
mahasiswa Jurusan Keperawatan
hendaknya
dilakukan
secara
FKIK UNSOED Purwokerto.
berkelanjutan yaitu tidak hanya
B. Saran
pada satu siklus menstruasi saja
1.
Dismenore merupakan gangguan
sehingga didapatkan hasil yang
yang terjadi saat menstruasi pada
lebih
sebagian
sebenarnya.
besar
ditingkatkan
wanita.perlu
pengetahuan
mewakili
kondisi
yang
Dalam
jurnal
dan
DAFTAR PUSTAKA
Anita, 2004, ‘Problem Solving Pada Remaja
prosedur
bertanya’.
(Studi Kasus Remaja Yang Berbelanja di
Universitas Negeri Yogyakarta, vol.3,
Jlan Braga Bandung)’. Dalam Jurnal
no.9, pp 76-86.
Sosiologi Unpad.
Noviana, 2008, Nyeri saat menstruasi. Diakses
Duenhoelter, J 1998, Ginekology, Greenhiil, New
York.
Hananto,
2001,
Kecerdasan
tanggal
2
Juni
2008http://203.130.242.190/artikel/3325.
‘Hubungan
Emosi’.
Stres
dengan
Dalam
Jurnal
Psikologi. Universitas Undayana Blii.
Hendrik 2006, Problema haid, Tiga Serangkai,
Solo.
shtml.
Novianti.
2006.
Strategi
dalam
pemecahan
masalah, edisi ke3, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Polkki, T dkk, 2005, ‘Chinese nurses use of non-
Kozier , B 2004, Fundamentals of nursing
pharmacological methods in children’s
concepts, process and practice, 7th Ed.,
postoperative pain relief’, Journal of
Pearson Education Line, New Jersey.
Advanced Nursing, vol. 51, no. 4, pp.
Kusnawati, T, 2004, ‘Optimalisasi pembelajaran
comprehension ecrite melalui penerapan
335-342.
Desiyani Nani, Hubungan Mekanisme Koping Dengan Dismenore……46
Price, S & Wilson, L, 2003, Patofisiologi, Edisi 6
volume 2, EGC, Jakarta.
Torasso, P, 2004, ‘Case-Based Reasoning in
Diagnostic
Retnowati, S, 2003, ‘Sumber daya pribadi dan
Problem
Alternative or complementary to
sosial sebagai mediator dampak kejadian
MBR?’, Journal of
menekan terhadap munculnya simtom
pp.114-117.
depresi pada remaja’. Dalam Jurnal
Universitas Gajah Mada.
Rianto, H 2002, Nyeri menstruasi pada remaja.
http://media-ilmu.com/2002/02/22/
nyeri-menstruasi-padaremaja/ (Accessed
9 Juni 2008).
Rotter, J 1996, The pshycology: pearson medical
behaviour, Mc Grow Hil, New York.
Solomon, 2003, ‘Kemampuan Pengelolaan Emosi
pada
Karyawan
(Studi
Kasus
PT.
Indofood Tbk. Jkt)’, Dalam Jurnal
Psikologi UI.
Stuart, G.W., and Sundeen, S.J 1995, Principles
6 th
and practice of psychiatric nursing,
edition, Mosby Year Book, St. Louis.
Suparman 1997, Ilmu penyakit dalam Jilid I, Edisi
Kedua,
Balai
Penerbit
Kedokteran,
Jakarta.
Solving:
Italy, vol.1, no.3,
Townsend, M 1996, Psychiatric mental health
nursing: concepts of car,
2 nd edition,
F.A. Davis Company, Philadelphia.
Varcarolis, E 1992, Foundations of Psychiatric
Mental
Health
Nursing,
Saunders
Company, WB.
Warsiti dan Rustina, Y 2007, ‘Stres dan koping
perempuan dengan masalah infertilitas
studi fenomenologi pada masyarakat
Yogyakarta’, Dalam Jurnal Kebidanan
dan
Keperawatan,
vol.3,
edisi
2
Desember.
Widjanarko, B 2006, ‘Tinjauan terapi pada
dismenore
primer’,
Dalam
Jurnal
Kedokteran Atma Jaya, vol.5, edisi ke1.
Wiknjosastro, H 2002, Ilmu kebidanan, Yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta.
Suyono, S 2001, Ilmu penyakit dalam Jilid 2,
Vina, 2005, Interaksi Antar Personal dalam
Edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
perkembangan emosi, Dalam Jurnal
Jakarta.
Humaniora.
Tanra, A , 2005, ‘Terapi Perilaku’, Dalam Jurnal
Psikiatri FK. UNHAS,
April-Juni 2005.
Vol. 24, No.2
Download