perbedaan terapi musik klasik dengan musik kesukaan terhadap

advertisement
PERBEDAAN TERAPI MUSIK KLASIK DENGAN MUSIK KESUKAAN
TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE
PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA
KABUPATENBANJARNEGARA TAHUN 2014
Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2)
Latar Belakang : Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins yang dapat
menghambat transmisi impuls nyeri di sistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri
menstruasi dapat berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbik yang akan
dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat
mengurangi kontraksi otot.
Tujuan Penelitian : Mengetahui perbedaan terapi musik klasik dengan terapi musik
kesukaan terhadap penurunan nyeri Dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri 1
Banjarnegara.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian pre eksperimental design dengan
pretest-posttest design. Sampel yang digunakan adalah consecutive sampling, Sampel
yang dipakai dalam penelitian ini adalah 32 remaja putri. Analisis menggunakan pair t
test dan independent t test.
Hasil Penelitian: Intensitas nyeri sebelum terapi musik klasik mayoritas pada skala nilai
6.Setelah dilakukan terapi musik klasik terjadi penurunan intensitas nyeri mayoritas nilai
nyeri pada skala 3.Intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi musik kesukaan mayoritas
pada skala nilai 5.Nilai intensitas nyeri setelah dilakukan terapi musik klasik mayoritas
pada skala nilai 4.
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan terapi musik klasik dengan terapi musik
kesukaan terhadap penurunan rasa nyeri saat dismenore.
Kata Kunci : Terapi musik dan nyeri dismenore
12
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21
DIFFERENCES BETWEEN CLASSICAL MUSIC THERAPY AND
FAVORITE MUSIC DECREASE IN PAIN DYSMENORRHEA AT
GRADE X BANJARNEGARA SENIOR HIGH SCHOOL OF
BANJARNEGARA REGENCY IN 2014
Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2)
ABSTRACT
Listening to music can produce endorphins substances that can inhibit the
transmission of pain impulses in the central nervous system, resulting in
menstrual pain sensation can be reduced, the music also works on the limbic
system which will be delivered to the system nerves that regulate contraction of
the muscles of the body, thereby reducing muscle contraction. To find out the
differences between classical music therapy and music therapy to decrease pain
Dysmenorrhea A student of class X at Banjarnegara.Senior High School. This
research used the pre eksperimental design with pretest-posttest design. The
sample used the consecutive sampling, the sample in this research is 32 people.
Analysis used pair t test and independent t test. From the research result it is pain
intensity before treatment the majority of classical music on a scale score of 6.
Having performed classical music therapy decreased pain intensity pain in the
majority of the value scale 3. Intensity of pain before A majority of music therapy
on a scale of 5 grades. Value of pain intensity after treatment the majority of
classical music on a 4 point scale.There is no difference with the classical music
therapeutic music therapy joy to decrease pain during dysmenorrhea.
Keywords
: Music therapy and pain of dysmenorrhea.
Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik…
13
berbahaya bagi pasien. Secara non
PENDAHULUAN
Dismenorea
nyeri
farmakologis untuk mengurangi nyeri,
perut bagian bawah, terkadang rasa
salah satunya dengan teknik distraksi.
nyeri
ke
Teknik distraksi yang biasa digunakan
pinggang, punggung bagian bawah dan
adalah berdoa, mendengarkan musik,
Dismenore
bermain atau menceritakan gambar
tersebut
paha
merupakan
meluas
(Badziad,
hingga
2003).
primer
adalah
nyeri
haid
terjadi
tanpa
terdapat
yang
dengan suara keras.
kelainan
Mendengarkan
musik
anatomis alat kelamin, sehingga rasa
memproduksi
sakit yang disertai adalah wajar dan
(substansis ejenis morfin yang disuplai
biasa terjadi sebagai bagian dari siklus
tubuh yang dapat mengurangi rasa
menstruasi yang tidak membahayakan.
sakit/ nyeri) yang dapat menghambat
Dismenore sekunder adalah nyeri haid
transmisi impuls nyeri di sistem saraf
yang berhubungan dengan kelainan
pusat,
anatomis yang jelas, kelainan antomis
menstruasi dapat berkurang, musik
ini kemungkinan adalah haid disertai
juga bekerja pada sistem limbik yang
infeksi, endometriosis, mioma uteri,
akan dihantarkan kepada sistem saraf
polip
yang
endometrial,
pemakai
IUD
polip
atau
serviks,
AKDR
(alat
kontrasepsi dalam rahim) (Manuaba,
2008).
zat
dapat
sehingga
endorphins
sensasi
nyeri
mengatur kontraksi otot-otot
tubuh, sehingga dapat mengurangi
kontraksi otot.
Selama ini terapi musik yang
Secara umum penanganan nyeri
digunakan adalah musik klasik tetapi
terbagi dalam dua kategori yaitu
tidak semua orang menyukai musik
pendekatan
klasik sehingga perlu dilakukan uji
farmakologis
farmakologis.
Secara
dan
non
farmakologis
coba dengan
menggunakan
nyeri dapat ditangani dengan terapi
kesukaan
analgesik yang merupakan metode
diharapkan dapat memberikan efek
paling
untuk
yang bisa merangsang atau merelaksasi
menghilangkan nyeri. Terapi ini dapat
impuls saraf nyeri pada saat Dismenore
berdampak
sehingga nyeri akan berkurang.
umum
digunakan
ketagihan
dan
akan
memberikan efek samping obat yang
klien.
Musik
musik
kesukaan
14
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21
TINJAUAN PUSTAKA
kelainan
1.
Sedangkan dismenore sekunder adalah
Menstruasi
Menstruasi
adalah
anatomis
genitalis.
perdarahan
dismenore yang terjadi akibat kelainan
secara periodik dan siklik dari uterus,
anatomis genitalis seperti misalnya
disertai
haid disertai infeksi, endometriosis,
pelepasan
endometrium.
menstruasi
(deskuamasi)
Panjang
ialah
siklus
antara
tanggal
mioma uteri, polip serviks, dan lainlain (Manuaba, 2009).
mulainya menstruasi yang lalu dan
mulai
menstruasi
Walaupun
siklus
berikutnya.
setiap
wanita
memiliki
individual
yang
lamanya
Menurut Baziad (2003) dismenore
dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu:
a) Dismenore Ringan
bervariasi, siklus rata-rata adalah 28
Rasa nyeri yang berlangsung beberapa
hari dan berulang secara teratur sejak
saat,
masa pubertas sampai menopause,
sejenak (duduk, berbaring) sehingga
kecuali jika terjadi kehamilan. Hari
dapat dilakukan kerja atau aktivitas
pertama siklus adalah hari menstruasi
sehari-hari.
mulai terjadi. Terdapat 3 fase utama
hanya
diperlukan
istirahat
b) Dismenore Sedang
yang mempengaruhi struktur jaringan
Diperlukan obat untuk menghilangkan
endometrium yang dikendalikan oleh
rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan
hormon ovarium. Beberapa contoh
aktivitas sehari-hari.
kelainan menstruasi adalah:Amenore,
c) Dismenore Berat
dismenore, menorrhagia
Untuk menghilangkan keluhan istirahat
2.
Dismenore
beberapa
Dismenore merupakan perasaan
meninggalkan aktivitas sehari-hari.
nyeri pada waktu haid dapat berupa
kram ringan pada bagian kemaluan
3.
hari,
dengan
akibat
Terapi Musik
Musik
adalah
kesatuan
dari
sampai terjadi gangguan dalam tugas
kumpulan suara melodi, ritme dan
sehari-hari.
Gangguan
2
harmoni yang dapat membangkitkan
jenisyaitu
dismenore primer dan
emosi. Terapi musik adalah sebuah
ini
sekunder. Dismenore primer
ada
yaitu
dismenore yang terjadi tanpa adanya
terapi kesehatan yang menggunakan
musik
untuk
meningkatkan
atau
Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik…
memperbaiki kondisi fisik, kognitif,
10
dan sosial bagi individu (Pratiwi,2008).
10
Menurut Pratiwi (2008) secara garis
5
besar tujuan terapi musik adalah:
a)Menjaga
kesehatan,
dan
6
Nyeri
Sedang
0
Nyeri Berat
Intensitas
Nyeri Pre
Musik Klasik
meningkatkan
b)Mengendalikan
15
stress,
c)Mengurangi rasa sakit.
Diagram 1. Distribusi Frekuensi Kejadian
METODE PENELITIAN
Tingkat
Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah terapi musik klasik dan
kesukaan sedangkan variabel terikat
dalam penelitian ini adalah nyeri saat
disminore. Jenis penelitian ini adalah
quasi
eksperimental.
Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswi
kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara
sebanyak 204 siswi. Jumlah sampel
pada penelitian ini sebanyak 32 remaja
putri dengan teknik sampling ceklist.
Analisa data menggunakan uji statistic
pair.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Gambaran Frekuensi Tingkat
Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan
Terapi Musik Klasik PadaSiswi Kelas
X SMA Negeri 1 Banjarnegara
Nyeri
Dismenore
Sebelum
Dilakukan Terapi Musik Klasik PadaSiswi
Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara
Berdasarkan diagram 1 diketahui
dari 16 siswi yang akan diberikan
musik
klasik
mayoritas
menunjukkan
siswi
hasil
menggambarkan
intensitas nyeri pada kategori nyeri
sedang sebanyak 10 siswi (62,5%)
sedangkan pada nyeri berat sebanyak 6
siswi (37,5%).
Dismenore yaitu nyeri di perut
bawah menyebar ke daerah pinggang
dan paha, nyeri ini timbul tidak lama
sebelumnya atau bersamaan dengan
permulaan haid dan berlangsung untuk
beberapa
jam,
kasus dapat
walaupun
beberapa
berlangsung beberapa
hari sebelum dan selama menstruasi
(Wiknjosastro, 2007).
2. Gambaran Frekuensi Tingkat
Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan
Terapi Musik Klasik Pada Siswi Kelas
X SMA Negeri 1 Banjarnegara
16
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21
Berdasarkan diagram 3 diketahui
Intensitas Nyeri Post Musik
Klasik
Nyeri
Ringan;
8
Nyeri Ringan
Nyeri
Sedang
;8
Nyeri Sedang
bahwa mayoritas siswi mengalami
intensitas nyeri pada kategori nyeri
sedang sebanyak 11 siswi (68,75%)
sedangkan pada kategori nyeri berat
sebanyak
Diagram 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan
Terapi Musik Klasik PadaSiswi Kelas X
SMA Negeri 1 Banjarnegara
Diagram 2 menunjukkan hasil
5
(31,25%).Dismenore
primer adalah nyeri haid yang dijumpai
tanpa kelainan alat genital yang nyata,
atau tidak
ada
hubungan
dengan
kelainan genekologik dan merupakan
setelah dilakukan terapi musik klasik
suatu
intensitas nyeri ringan sebanyak 8
biasanya timbul setelah 12 bulan atau
siswi (50%) dan nyeri sedang sebanyak
lebih setelah menarche. Rasa nyeri
8 siswi (50%).Untuk mengatasi rasa
timbul tidak lama sebelumnya atau
nyeri dapat dilakukan dengan metode
bersama-sama dengan permulaan haid
farmakologi
dan
dan
nonfarmakologi.
ciri-ciri
siklus
berlangsung
ovulasi
beberapa
dan
jam,
Salah satu metode nonfarmakologis
walaupun dalam beberapa kasus dapat
yang dapat diberikan adalah teknik
berlangsung beberapa hari. Sifat rasa
distraksi.
nyeri
3. Gambaran Frekuensi Tingkat
Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan
Terapi Musik Kesukaan PadaSiswi
Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara
biasanya terbatas pada perut bawah
Intensitas Nyeri Pre Musik Kesukaan
20
11
tetapi dapat
menyebar ke daerah
pinggang dan paha. Bersamaan dengan
rasa nyeri dapat di jumpai rasa mual,
muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas,
5
Nyeri Sedang
0
Nyeri
Sedang
ialah seperti kejang yang
Nyeri
Berat
Nyeri Berat
dan sebagainya (Prawirohardjo, 2009).
4. Gambaran Frekuensi Tingkat
Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan
Diagram 3. Distribusi Frekuensi Tingkat
Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan
Terapi Musik Kesukaan PadaSiswi Kelas
X SMA Negeri 1 Banjarnegara
Terapi Musik Kesukaan PadaSiswi
Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara
Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik…
B. Analisa Bivariat
Intensitas Nyeri Post Musik
Kesukaan
20
10
0
5
1. Efektifitas
Nyeri
Ringan
Nyeri
Sedang
Diagram 4. Distribusi Frekuensi Tingkat
Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan
Terapi Musik Kesukaan Pada Siswi Kelas
X SMA Negeri 1 Banjarnegara
Berdasarkan diagram 4 diketahui
intensitas
Sebelum
Dan
Setelah Terapi Musik Klasik Terhadap
11
Nyeri Nyeri
Ringan Sedang
mayoritas
17
nyeri
setelah
Penurunan
Nyeri
PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1
Banjarnegara
Tabel 4. Efektifitas Sebelum
Dan Setelah Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Nyeri
Dismenore PadaSiswi Kelas X SMA
Negeri 1 Banjarnegara
dilakukan terapi musik kesukaan pada
kategori nyeri sedang sebanyak 11
siswi (68,75%) sedangkan nyeri ringan
Dismenore
Perlakuan Terapi
Musik Klasik
N
Nilai
P
Pair value
Mean T Test
Pre Musik Klasik
16 2,18750 6,143 0,000
sebanyak 5 siswi (31,25%).Teknik
Post Musik Klasik
distraksi yang sering digunakan adalah
mendengarkan musik. Mendengarkan
musik
dapat
memproduksi
zat
endorphins (substansi sejenis morfin
yang
disuplai tubuh yang dapat
mengurangi rasa sakit/ nyeri) yang
dapat menghambat transmisi impuls
nyeri di sistem saraf pusat, sehingga
sensasi
nyeri
menstruasi
dapat
berkurang, musik juga bekerja pada
sistem limbic yang akan dihantarkan
kepada sistem saraf yang mengatur
kontraksi otot-otot tubuh, sehingga
dapat mengurangi kontraksi otot.
Berdasarkan tabel 4. Diketahui
nilai p-value = 0,000, berdasarkan
perhitungan statistik p-value< 0,05
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima
yaitu terapi musik klasik efektif untuk
mengurangi nyeri dismenore.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
musik klasik efektif untuk menurunkan
intensitas nyeri dismenore hal ini
ditunjukkan dengan nilai p-value dari
uji Pair T test yaitu 0,000 yang
menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan setelah
pemberian
musik
klasik
terhadap
intensitas nyeri haid pada remaja putri.
18
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21
Musik klasik ini memiliki irama
Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore
dan nada-nada yang teratur, bukan
PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1
nada-nada
Banjarnegara
miring.
mempunyai
Musik
fungsi
klasik
menenangkan
Tabel 5. Efektifitas Sebelum Dan
pikiran dan katarsis emosi, serta dapat
Setelah Terapi Musik Kesukaan
mengoptimalkan tempo, ritme, melodi,
Terhadap Penurunan Nyeri
dan harmoni yang teratur dan dapat
Dismenore PadaSiswi Kelas X SMA
menghasilkan gelombang alfa serta
Negeri 1 Banjarnegara
gelombang beta dalam gendang telinga
sehingga memberikan ketenangan yang
membuat otak siap menerima masukan
baru, efek rileks, dan menidurkan
Nilai
Pair T value
Perlakuan Terapi
N Mean Test
Musik Kesukaaan
Pre Musik Kesukaan
16
(Nurseha dan Djaafar, 2002). Selain itu
musik
klasik
berfungsi
hormon-hormon
dengan
yang
stres
antara
dapat
lain
ACTH,
kadar
endorfin sehingga dapat mengurangi
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Ridwan
(2011) yang dilakukan pada siswi
SMA Adabiah dengan hasil terdapat
perubahan derajat nyeri menstruasi
pada remaja putri sebelum dan setelah
dilakukan terapi musik Mozart pada
hari pertama menstruasi selama 20
Sebelum
Musik
bahwa
nilai
p-value
=
0,000,
berdasarkan perhitungan statistik pvalue< 0,05 sehingga H0 ditolak dan
Ha
diterima
yaitu
terapi
musik
nyeri dismenore.Hasil penelitian ini
juga menunjukkan bahwa terapi musik
kesukaan efektif untuk menurunkan
intensitas nyeri haid yang dirasakan
oleh remaja putri. Hal ini terlihat dari
nilai p-value yaitu 0,000.
Pada penelitian ini jenis musik
kesukaan pilihan dari
remajaputri
adalah musik pop. Penggunaan musik
menit dengan nilai p=0,000.
Terapi
Berdasarkan tabel 5. diketahui
kesukaan efektif untuk mengurangi
nyeri (Champbell, 2001).
Setelah
8,281 0,000
Post Musik Kesukaan
berhubungan
meningkatkan
2. Efektifitas
2
mengatur
prolaktin, dan hormon pertumbuhan
serta
P
Dan
Kesukaan
pop pada penelitian ini dikarenakan
semua responden lebih menyukai dan
Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik…
memahami
alunan
musik
pop
Penelitian
dibandingkan jenis musik lain, mereka
penelitian
lebih familiar terhadap jenis musik ini
melakukan
sehingga peneliti mengikuti kemauan
musik
responden
kesukaan
untuk
memperdengarkan
musik pop.
ini
sejalan
Mitchell
(2006)
perbandingan
19
dengan
yang
antara
relaksasi dengan
terhadap persepsi
musik
nyeri
pada 20 orang pria dan 34 wanita
Pada remaja putri yang menyukai
musik pop terlihat
bahwa
musik
yang
berusia 18-51 tahun dimana
didapatkan
hasil bahwa
musik
tersebut dapat mengurangi intensitas
kesukaan
nyeri baik dari nyeri berat ke nyeri
efektif untuk mengurangi persepsi
sedang ataupun nyeri sedang menjadi
nyeri.
nyeri ringan. Pendapat
oleh
merupakan terapi yang
inidiperkuat
3. Perbedaan Terapi Musik Klasik
Campbell yang menyatakan
Dengan Musik Kesukaan Terhadap
Dismenore
bahwa musik pop yang didengarkan
Penurunan
seseorang dapat menggugah emosi dan
PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1
menciptakan perasaan sejahtera serta
Banjarnegara
mengilhami gerakan ringan hingga
Tabel 6. Perbandingan Frekuensi
moderat (Campbell, 2001). Perasaan
Intensitas Nyeri Post Terapi Musik
sejahtera, nyaman, dan tenang inilah
Klasik dan Musik Kesukaan
merupakan ciri
Terhadap Penurunan Nyeri
seseorang
khas
yang
dari
kondisi
berada
dalam
keadaan alfa. Pada saat kondisi ini
Nyeri
Dismenore PadaSiswi Kelas X SMA
Negeri 1 Banjarnegara
otak memproduksi hormon serotonin
dan
endorfin
yang
menyebabkan
seseorang merasakan rasa nyaman,
tenang
dan
bahagia.
Sehingga
dapat
berkurang
intensitas
nyeri
(Amsila,
2011). Selain itu tempo
standar dari musik pop adalah 64-80
ketukan per menit.
Nilai
Independent value
Perlakuan Terapi
Musik
P
N
T Test
32
-0,169
Post Musik Klasik
0,065
Post Musik Kesukaan
Berdasarkan tabel 6 nilai p-value
uji Independent T test menunjukkan
hasil 0,065 , secara statitik nilai pvalue > 0,05 sehingga H0 diterima
20
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21
yaitu tidak ada perbedaan terapi musik
nyeri di medula spinalis menjadi
klasik dengan terapi musik kesukaan
terhambat dan sensasi nyeri berkurang
terhadap penurunan rasa nyeri saat
(Farida, 2010).
dismenore.Penelitian
menujukkan
Dengan demikian teknik distraksi
tidak terdapat perbedaan antara terapi
dengan terapi musik
musik klasik dan musik kesukaan, hal
musik maupun terapi musik kesukaan)
itu dikarenakan kedua jenis musik ini
dapat
terbukti dapat menurunkan intensitas
melepaskan endorfin yang ada di
nyeri dismenore.
dalam
Impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls
dihambat
saat
sebuah
ditutup.
Merangsang
pertahanan
β-endorfin
(baik terapi
membantu
tubuh
seseorang
sehingga
dapat
menghambat transmisi nyeri.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Intensitas nyeri sebelum terapi
merupakan salah satu cara untuk
musik
menutup
mekanisme
pertahanan
kategori nyeri sedang.
sehingga
menghambat
pelepasan
2. Setelah dilakukan terapi musik
substansi P yang merupakan salah satu
klasik terjadi penurunan intensitas
transmiter
nyeri mayoritas kategori nyeri
nyeri.
Seperti
yang
dipaparkan diatas bahwa musik klasik
dan musik kesukaan (jenis pop) sama-
klasik
mayoritas
pada
ringan.
3. Intensitas nyeri sebelum dilakukan
sama dapat merangsang peningkatan β-
terapi musik kesukaan mayoritas
endorfin yang disuplai oleh tubuh.
pada kategori nyeri sedang.
Sehingga pada saat neuron nyeri
4. Nilai
intensitas
nyeri
setelah
perifer mengirimkan sinyal ke sinaps,
dilakukan terapi
terjadi sinapsis antara neuron perifer
mayoritas pada kategori nyeri
dan neuron yang menuju otak tempat
sedang
seharusnya
menghantarkan
substansi
impuls.
P
Pada
akan
saat
tersebut, β-endorfinakan memblokir
lepasnya substansi P dari neuron
sensorik sehingga transmisi impuls
5. Terapi
musik
musik klasik
klasik
efektif
mengurangi nyeri dismenore pada
remaja putri.
Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik…
6. Terapi musik kesukaan efektif
mengurangi nyeri dismenore pada
remaja putri.
7. Tidak terdapat perbedaan terapi
musik klasik dengan terapi musik
kesukaan
terhadap
penurunan
rasa nyeri saat dismenore.
21
Manuaba, Ida Ayu Chandranita,
(2009). Gadar
obstetri
&
ginekologi & obstetri ginekologi
sosial
untuk
profesi
bidan. Jakarta: EGC.
Potter., Perry. (2006). Fundamental
keperawatan. Vol: 2. Jakarta :
EGC
Baziad Ali, (2003). Menopouse dan
andropause Edisi 1. Jakarta:
EGC
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku
ajar fundamental keperawatan :
konsep,
proses,
dan
praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih
Bahasa: Renata Komalasari,dkk.
Jakarta: EGC
Campbell, Don. (2001). Efek Mozart :
Memanfaatkan kekuatan music
untuk mempertajam pikiran,
meningkatkan kreatifitas, dan
menyehatkan tubuh. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Price and Wilson. (2005). Konsep
klinis proses-proses penyakit
Edisi 6. Vol.2. Jakarta: EGC
Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson.
(2006).
Patofisologi
edisi
6,vol.2. Jakarta: EGC
Derek,
Llewellyn-Jones.
(2002).
Dasar-dasar
obstetri
dan
ginekologi. Edisi 6. Jakarta:
Hipokrates
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda
G,
(2002).
Buku
ajar
keperawatan medikal bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8,
Vol. 1,2), Alih bahasa oleh
Agung Waluyo (dkk). Jakarta:
EGC
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba
IBG.
(2008).
Ilmu
kebidanan, penyakit kandungan
& keluarga berencana untuk
pendidikan
bidan.
Jakarta:
EGC.Mansjoer, 1999.
Download