PERBEDAAN TERAPI MUSIK KLASIK DENGAN MUSIK KESUKAAN TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA KABUPATENBANJARNEGARA TAHUN 2014 Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2) Latar Belakang : Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri di sistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri menstruasi dapat berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbik yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot. Tujuan Penelitian : Mengetahui perbedaan terapi musik klasik dengan terapi musik kesukaan terhadap penurunan nyeri Dismenore pada siswi kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian pre eksperimental design dengan pretest-posttest design. Sampel yang digunakan adalah consecutive sampling, Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah 32 remaja putri. Analisis menggunakan pair t test dan independent t test. Hasil Penelitian: Intensitas nyeri sebelum terapi musik klasik mayoritas pada skala nilai 6.Setelah dilakukan terapi musik klasik terjadi penurunan intensitas nyeri mayoritas nilai nyeri pada skala 3.Intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi musik kesukaan mayoritas pada skala nilai 5.Nilai intensitas nyeri setelah dilakukan terapi musik klasik mayoritas pada skala nilai 4. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan terapi musik klasik dengan terapi musik kesukaan terhadap penurunan rasa nyeri saat dismenore. Kata Kunci : Terapi musik dan nyeri dismenore 12 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21 DIFFERENCES BETWEEN CLASSICAL MUSIC THERAPY AND FAVORITE MUSIC DECREASE IN PAIN DYSMENORRHEA AT GRADE X BANJARNEGARA SENIOR HIGH SCHOOL OF BANJARNEGARA REGENCY IN 2014 Erviana Septi Safitri 1), Sugi Purwanti 2) ABSTRACT Listening to music can produce endorphins substances that can inhibit the transmission of pain impulses in the central nervous system, resulting in menstrual pain sensation can be reduced, the music also works on the limbic system which will be delivered to the system nerves that regulate contraction of the muscles of the body, thereby reducing muscle contraction. To find out the differences between classical music therapy and music therapy to decrease pain Dysmenorrhea A student of class X at Banjarnegara.Senior High School. This research used the pre eksperimental design with pretest-posttest design. The sample used the consecutive sampling, the sample in this research is 32 people. Analysis used pair t test and independent t test. From the research result it is pain intensity before treatment the majority of classical music on a scale score of 6. Having performed classical music therapy decreased pain intensity pain in the majority of the value scale 3. Intensity of pain before A majority of music therapy on a scale of 5 grades. Value of pain intensity after treatment the majority of classical music on a 4 point scale.There is no difference with the classical music therapeutic music therapy joy to decrease pain during dysmenorrhea. Keywords : Music therapy and pain of dysmenorrhea. Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik… 13 berbahaya bagi pasien. Secara non PENDAHULUAN Dismenorea nyeri farmakologis untuk mengurangi nyeri, perut bagian bawah, terkadang rasa salah satunya dengan teknik distraksi. nyeri ke Teknik distraksi yang biasa digunakan pinggang, punggung bagian bawah dan adalah berdoa, mendengarkan musik, Dismenore bermain atau menceritakan gambar tersebut paha merupakan meluas (Badziad, hingga 2003). primer adalah nyeri haid terjadi tanpa terdapat yang dengan suara keras. kelainan Mendengarkan musik anatomis alat kelamin, sehingga rasa memproduksi sakit yang disertai adalah wajar dan (substansis ejenis morfin yang disuplai biasa terjadi sebagai bagian dari siklus tubuh yang dapat mengurangi rasa menstruasi yang tidak membahayakan. sakit/ nyeri) yang dapat menghambat Dismenore sekunder adalah nyeri haid transmisi impuls nyeri di sistem saraf yang berhubungan dengan kelainan pusat, anatomis yang jelas, kelainan antomis menstruasi dapat berkurang, musik ini kemungkinan adalah haid disertai juga bekerja pada sistem limbik yang infeksi, endometriosis, mioma uteri, akan dihantarkan kepada sistem saraf polip yang endometrial, pemakai IUD polip atau serviks, AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) (Manuaba, 2008). zat dapat sehingga endorphins sensasi nyeri mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot. Selama ini terapi musik yang Secara umum penanganan nyeri digunakan adalah musik klasik tetapi terbagi dalam dua kategori yaitu tidak semua orang menyukai musik pendekatan klasik sehingga perlu dilakukan uji farmakologis farmakologis. Secara dan non farmakologis coba dengan menggunakan nyeri dapat ditangani dengan terapi kesukaan analgesik yang merupakan metode diharapkan dapat memberikan efek paling untuk yang bisa merangsang atau merelaksasi menghilangkan nyeri. Terapi ini dapat impuls saraf nyeri pada saat Dismenore berdampak sehingga nyeri akan berkurang. umum digunakan ketagihan dan akan memberikan efek samping obat yang klien. Musik musik kesukaan 14 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21 TINJAUAN PUSTAKA kelainan 1. Sedangkan dismenore sekunder adalah Menstruasi Menstruasi adalah anatomis genitalis. perdarahan dismenore yang terjadi akibat kelainan secara periodik dan siklik dari uterus, anatomis genitalis seperti misalnya disertai haid disertai infeksi, endometriosis, pelepasan endometrium. menstruasi (deskuamasi) Panjang ialah siklus antara tanggal mioma uteri, polip serviks, dan lainlain (Manuaba, 2009). mulainya menstruasi yang lalu dan mulai menstruasi Walaupun siklus berikutnya. setiap wanita memiliki individual yang lamanya Menurut Baziad (2003) dismenore dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: a) Dismenore Ringan bervariasi, siklus rata-rata adalah 28 Rasa nyeri yang berlangsung beberapa hari dan berulang secara teratur sejak saat, masa pubertas sampai menopause, sejenak (duduk, berbaring) sehingga kecuali jika terjadi kehamilan. Hari dapat dilakukan kerja atau aktivitas pertama siklus adalah hari menstruasi sehari-hari. mulai terjadi. Terdapat 3 fase utama hanya diperlukan istirahat b) Dismenore Sedang yang mempengaruhi struktur jaringan Diperlukan obat untuk menghilangkan endometrium yang dikendalikan oleh rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan hormon ovarium. Beberapa contoh aktivitas sehari-hari. kelainan menstruasi adalah:Amenore, c) Dismenore Berat dismenore, menorrhagia Untuk menghilangkan keluhan istirahat 2. Dismenore beberapa Dismenore merupakan perasaan meninggalkan aktivitas sehari-hari. nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan 3. hari, dengan akibat Terapi Musik Musik adalah kesatuan dari sampai terjadi gangguan dalam tugas kumpulan suara melodi, ritme dan sehari-hari. Gangguan 2 harmoni yang dapat membangkitkan jenisyaitu dismenore primer dan emosi. Terapi musik adalah sebuah ini sekunder. Dismenore primer ada yaitu dismenore yang terjadi tanpa adanya terapi kesehatan yang menggunakan musik untuk meningkatkan atau Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik… memperbaiki kondisi fisik, kognitif, 10 dan sosial bagi individu (Pratiwi,2008). 10 Menurut Pratiwi (2008) secara garis 5 besar tujuan terapi musik adalah: a)Menjaga kesehatan, dan 6 Nyeri Sedang 0 Nyeri Berat Intensitas Nyeri Pre Musik Klasik meningkatkan b)Mengendalikan 15 stress, c)Mengurangi rasa sakit. Diagram 1. Distribusi Frekuensi Kejadian METODE PENELITIAN Tingkat Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi musik klasik dan kesukaan sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah nyeri saat disminore. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara sebanyak 204 siswi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32 remaja putri dengan teknik sampling ceklist. Analisa data menggunakan uji statistic pair. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisa Univariat 1. Gambaran Frekuensi Tingkat Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan Terapi Musik Klasik PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan Terapi Musik Klasik PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Berdasarkan diagram 1 diketahui dari 16 siswi yang akan diberikan musik klasik mayoritas menunjukkan siswi hasil menggambarkan intensitas nyeri pada kategori nyeri sedang sebanyak 10 siswi (62,5%) sedangkan pada nyeri berat sebanyak 6 siswi (37,5%). Dismenore yaitu nyeri di perut bawah menyebar ke daerah pinggang dan paha, nyeri ini timbul tidak lama sebelumnya atau bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, kasus dapat walaupun beberapa berlangsung beberapa hari sebelum dan selama menstruasi (Wiknjosastro, 2007). 2. Gambaran Frekuensi Tingkat Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan Terapi Musik Klasik Pada Siswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara 16 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21 Berdasarkan diagram 3 diketahui Intensitas Nyeri Post Musik Klasik Nyeri Ringan; 8 Nyeri Ringan Nyeri Sedang ;8 Nyeri Sedang bahwa mayoritas siswi mengalami intensitas nyeri pada kategori nyeri sedang sebanyak 11 siswi (68,75%) sedangkan pada kategori nyeri berat sebanyak Diagram 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan Terapi Musik Klasik PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Diagram 2 menunjukkan hasil 5 (31,25%).Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat genital yang nyata, atau tidak ada hubungan dengan kelainan genekologik dan merupakan setelah dilakukan terapi musik klasik suatu intensitas nyeri ringan sebanyak 8 biasanya timbul setelah 12 bulan atau siswi (50%) dan nyeri sedang sebanyak lebih setelah menarche. Rasa nyeri 8 siswi (50%).Untuk mengatasi rasa timbul tidak lama sebelumnya atau nyeri dapat dilakukan dengan metode bersama-sama dengan permulaan haid farmakologi dan dan nonfarmakologi. ciri-ciri siklus berlangsung ovulasi beberapa dan jam, Salah satu metode nonfarmakologis walaupun dalam beberapa kasus dapat yang dapat diberikan adalah teknik berlangsung beberapa hari. Sifat rasa distraksi. nyeri 3. Gambaran Frekuensi Tingkat Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan Terapi Musik Kesukaan PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara biasanya terbatas pada perut bawah Intensitas Nyeri Pre Musik Kesukaan 20 11 tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat di jumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, 5 Nyeri Sedang 0 Nyeri Sedang ialah seperti kejang yang Nyeri Berat Nyeri Berat dan sebagainya (Prawirohardjo, 2009). 4. Gambaran Frekuensi Tingkat Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan Diagram 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Dismenore Sebelum Dilakukan Terapi Musik Kesukaan PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Terapi Musik Kesukaan PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik… B. Analisa Bivariat Intensitas Nyeri Post Musik Kesukaan 20 10 0 5 1. Efektifitas Nyeri Ringan Nyeri Sedang Diagram 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Dismenore Setelah Dilakukan Terapi Musik Kesukaan Pada Siswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Berdasarkan diagram 4 diketahui intensitas Sebelum Dan Setelah Terapi Musik Klasik Terhadap 11 Nyeri Nyeri Ringan Sedang mayoritas 17 nyeri setelah Penurunan Nyeri PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara Tabel 4. Efektifitas Sebelum Dan Setelah Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara dilakukan terapi musik kesukaan pada kategori nyeri sedang sebanyak 11 siswi (68,75%) sedangkan nyeri ringan Dismenore Perlakuan Terapi Musik Klasik N Nilai P Pair value Mean T Test Pre Musik Klasik 16 2,18750 6,143 0,000 sebanyak 5 siswi (31,25%).Teknik Post Musik Klasik distraksi yang sering digunakan adalah mendengarkan musik. Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri di sistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri menstruasi dapat berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbic yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot. Berdasarkan tabel 4. Diketahui nilai p-value = 0,000, berdasarkan perhitungan statistik p-value< 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terapi musik klasik efektif untuk mengurangi nyeri dismenore. Penelitian ini menunjukkan bahwa musik klasik efektif untuk menurunkan intensitas nyeri dismenore hal ini ditunjukkan dengan nilai p-value dari uji Pair T test yaitu 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah pemberian musik klasik terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri. 18 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21 Musik klasik ini memiliki irama Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore dan nada-nada yang teratur, bukan PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 nada-nada Banjarnegara miring. mempunyai Musik fungsi klasik menenangkan Tabel 5. Efektifitas Sebelum Dan pikiran dan katarsis emosi, serta dapat Setelah Terapi Musik Kesukaan mengoptimalkan tempo, ritme, melodi, Terhadap Penurunan Nyeri dan harmoni yang teratur dan dapat Dismenore PadaSiswi Kelas X SMA menghasilkan gelombang alfa serta Negeri 1 Banjarnegara gelombang beta dalam gendang telinga sehingga memberikan ketenangan yang membuat otak siap menerima masukan baru, efek rileks, dan menidurkan Nilai Pair T value Perlakuan Terapi N Mean Test Musik Kesukaaan Pre Musik Kesukaan 16 (Nurseha dan Djaafar, 2002). Selain itu musik klasik berfungsi hormon-hormon dengan yang stres antara dapat lain ACTH, kadar endorfin sehingga dapat mengurangi Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ridwan (2011) yang dilakukan pada siswi SMA Adabiah dengan hasil terdapat perubahan derajat nyeri menstruasi pada remaja putri sebelum dan setelah dilakukan terapi musik Mozart pada hari pertama menstruasi selama 20 Sebelum Musik bahwa nilai p-value = 0,000, berdasarkan perhitungan statistik pvalue< 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terapi musik nyeri dismenore.Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terapi musik kesukaan efektif untuk menurunkan intensitas nyeri haid yang dirasakan oleh remaja putri. Hal ini terlihat dari nilai p-value yaitu 0,000. Pada penelitian ini jenis musik kesukaan pilihan dari remajaputri adalah musik pop. Penggunaan musik menit dengan nilai p=0,000. Terapi Berdasarkan tabel 5. diketahui kesukaan efektif untuk mengurangi nyeri (Champbell, 2001). Setelah 8,281 0,000 Post Musik Kesukaan berhubungan meningkatkan 2. Efektifitas 2 mengatur prolaktin, dan hormon pertumbuhan serta P Dan Kesukaan pop pada penelitian ini dikarenakan semua responden lebih menyukai dan Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik… memahami alunan musik pop Penelitian dibandingkan jenis musik lain, mereka penelitian lebih familiar terhadap jenis musik ini melakukan sehingga peneliti mengikuti kemauan musik responden kesukaan untuk memperdengarkan musik pop. ini sejalan Mitchell (2006) perbandingan 19 dengan yang antara relaksasi dengan terhadap persepsi musik nyeri pada 20 orang pria dan 34 wanita Pada remaja putri yang menyukai musik pop terlihat bahwa musik yang berusia 18-51 tahun dimana didapatkan hasil bahwa musik tersebut dapat mengurangi intensitas kesukaan nyeri baik dari nyeri berat ke nyeri efektif untuk mengurangi persepsi sedang ataupun nyeri sedang menjadi nyeri. nyeri ringan. Pendapat oleh merupakan terapi yang inidiperkuat 3. Perbedaan Terapi Musik Klasik Campbell yang menyatakan Dengan Musik Kesukaan Terhadap Dismenore bahwa musik pop yang didengarkan Penurunan seseorang dapat menggugah emosi dan PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 menciptakan perasaan sejahtera serta Banjarnegara mengilhami gerakan ringan hingga Tabel 6. Perbandingan Frekuensi moderat (Campbell, 2001). Perasaan Intensitas Nyeri Post Terapi Musik sejahtera, nyaman, dan tenang inilah Klasik dan Musik Kesukaan merupakan ciri Terhadap Penurunan Nyeri seseorang khas yang dari kondisi berada dalam keadaan alfa. Pada saat kondisi ini Nyeri Dismenore PadaSiswi Kelas X SMA Negeri 1 Banjarnegara otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang dan bahagia. Sehingga dapat berkurang intensitas nyeri (Amsila, 2011). Selain itu tempo standar dari musik pop adalah 64-80 ketukan per menit. Nilai Independent value Perlakuan Terapi Musik P N T Test 32 -0,169 Post Musik Klasik 0,065 Post Musik Kesukaan Berdasarkan tabel 6 nilai p-value uji Independent T test menunjukkan hasil 0,065 , secara statitik nilai pvalue > 0,05 sehingga H0 diterima 20 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 11-21 yaitu tidak ada perbedaan terapi musik nyeri di medula spinalis menjadi klasik dengan terapi musik kesukaan terhambat dan sensasi nyeri berkurang terhadap penurunan rasa nyeri saat (Farida, 2010). dismenore.Penelitian menujukkan Dengan demikian teknik distraksi tidak terdapat perbedaan antara terapi dengan terapi musik musik klasik dan musik kesukaan, hal musik maupun terapi musik kesukaan) itu dikarenakan kedua jenis musik ini dapat terbukti dapat menurunkan intensitas melepaskan endorfin yang ada di nyeri dismenore. dalam Impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah ditutup. Merangsang pertahanan β-endorfin (baik terapi membantu tubuh seseorang sehingga dapat menghambat transmisi nyeri. PENUTUP Kesimpulan 1. Intensitas nyeri sebelum terapi merupakan salah satu cara untuk musik menutup mekanisme pertahanan kategori nyeri sedang. sehingga menghambat pelepasan 2. Setelah dilakukan terapi musik substansi P yang merupakan salah satu klasik terjadi penurunan intensitas transmiter nyeri mayoritas kategori nyeri nyeri. Seperti yang dipaparkan diatas bahwa musik klasik dan musik kesukaan (jenis pop) sama- klasik mayoritas pada ringan. 3. Intensitas nyeri sebelum dilakukan sama dapat merangsang peningkatan β- terapi musik kesukaan mayoritas endorfin yang disuplai oleh tubuh. pada kategori nyeri sedang. Sehingga pada saat neuron nyeri 4. Nilai intensitas nyeri setelah perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, dilakukan terapi terjadi sinapsis antara neuron perifer mayoritas pada kategori nyeri dan neuron yang menuju otak tempat sedang seharusnya menghantarkan substansi impuls. P Pada akan saat tersebut, β-endorfinakan memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik sehingga transmisi impuls 5. Terapi musik musik klasik klasik efektif mengurangi nyeri dismenore pada remaja putri. Erviana Septi Safitri, Sugi Purwanti, Perbedaan Terapi Musik Klasik… 6. Terapi musik kesukaan efektif mengurangi nyeri dismenore pada remaja putri. 7. Tidak terdapat perbedaan terapi musik klasik dengan terapi musik kesukaan terhadap penurunan rasa nyeri saat dismenore. 21 Manuaba, Ida Ayu Chandranita, (2009). Gadar obstetri & ginekologi & obstetri ginekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC. Potter., Perry. (2006). Fundamental keperawatan. Vol: 2. Jakarta : EGC Baziad Ali, (2003). Menopouse dan andropause Edisi 1. Jakarta: EGC Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa: Renata Komalasari,dkk. Jakarta: EGC Campbell, Don. (2001). Efek Mozart : Memanfaatkan kekuatan music untuk mempertajam pikiran, meningkatkan kreatifitas, dan menyehatkan tubuh. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Price and Wilson. (2005). Konsep klinis proses-proses penyakit Edisi 6. Vol.2. Jakarta: EGC Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson. (2006). Patofisologi edisi 6,vol.2. Jakarta: EGC Derek, Llewellyn-Jones. (2002). Dasar-dasar obstetri dan ginekologi. Edisi 6. Jakarta: Hipokrates Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo (dkk). Jakarta: EGC DAFTAR PUSTAKA Manuaba IBG. (2008). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan & keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.Mansjoer, 1999.