BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaannya (Hasbullah 2012:1). Sedangkan menurut Silberman dalam Sagala 2014:5, pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan langsung pendidikan adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan ini merupakan perubahan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, pekerja, professional, warga masyarakat, warga negara dan sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa. Perubahan ini yang dinamakan sebagai hasil belajar. Hasil belajar bukan hanya berupa penguasan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, hal–hal tersebut dapat dilihat dalam kemampuan keterampilan proses dan kemampuan berpikir kritis. Keterampilan proses merupakan suatu situasi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep. Keterampilan proses pada hakikatnya adalah memproses informasi, yaitu informasi pembelajaran. Pada keterampilan proses siswa dituntut untuk melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri. Dalam keterampilan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama temannya, dan dari manusia-manusia sumber di luar sekolah (Sagala 2014:74). Proses di ukur melalui hasil, hasil belajar yang baik akan diperoleh melalui proses yang baik, dan proses belajar yang baik akan memberi hasil yang baik pula, hasil yang baik ini menggambarkan mutu pendidikan. Dalam kenyataan proses pembelajaran seringkali terjadi kekeliruan, karena yang diutamakan hasil maka proses diabaikan. Jadi hasil dan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kedudukan yang sama kuat, guru tidak dapat memperlakukannya berat sebelah, harus seimbang diantara keduanya (Sagala 2014:75). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Supardi dengan judul “ Penerapan Pendekatan Discovery Learning Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar di SMAN 1 Sumenep”. Faktor lain yang ikut mempengaruhi hasil belajar selain keterampilan proses adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah kemampuan (skill) kognitif yang memungkinkan seseorang menginfestasikan sebuah situasi, masalah, pertanyaan, atau fenomena agar dapat membuat sebuah penilaian atau keputusan (Soyomukti 2010:54). Menurut Krulik dan Rudnick (Somakin 2011:43) mengemukakan bahwa yang termasuk kemampuan berpikir kritis adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa itu sangat penting, dengan kemampuan berpikir kritis seorang siswa akan berusaha untuk menemukan masalah dan menyelesaikannya. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Assumtha (2014) dengan judul “Pengaruh Kepercayaan Diri dan Kemampuan berpikir kritis Terhadap Hasil Belajar dalam Pendekatan Berbasis Masalah Pada Materi Sistem Koloid Di SMA Negeri 5 Kupang”. Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dan observasi di SMA N 5 KUPANG, masalah yang dialami adalah kurangnya keterampilan proses dan kemampuan berpikir kritis. Dalam proses pembelajaran dikelas biasanya diawali dengan menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh soal dan diakhiri dengan pemberian latihan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa lebih cepat lupa apa yang dipelajarinya, serta adapun masalah lainnya adalah hasil belajar yang diperoleh siswa pun hanya terbatas pada aspek pengetahuan saja, sedangkan aplikasinya belum tentu dapat dilakukan. Padahal dalam pembelajaran, siswa juga dituntut menggalih dan menggunakan informasi yang diperolehnya pada bidang lain dan bahkan didalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga harus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan dalam bentuk tabel, grafik, diagram dan lain-lain. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari proses pembelajaran yang diinginkan. Kurangnya kemampuan keterampilan proses dan kemampuan berpikir kritis diperlukan suatu alternatif untuk meningkatkannya. Alternatifnya adalah dibutuhkan suatu pendekatan untuk melatih keterampilan proses dan kemampuan berpikir kritis, salah satunya menggunakan pendekatan Discovery Learning. Pendekatan Discovery Learning yaitu pendekatan dimana siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa mencari atau menemukan dan mengembangkan pola pikir pengetahuan secara aktif. Menurut Balim,A,G dalam Sya’afi (2014), pendekatan Discovery Learning memiliki keunggulan dalam beberapa aspek, diantaranya yaitu meningkatkan hasil belajar dengan penekanan pada tanggung jawab dalam penemuan pemecahan dari suatu permasalahan. Suasana aktif dalam pembelajaran di kelas dan terciptanya kerjasama antar siswa diperlukan dalam pembelajaran. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Putrayasa dkk (2014) dengan judul “Pengaruh Pendekatan Discovery Learning dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa” Salah satu materi dalam mata pelajaran kimia adalah Termokimia. Materi termokimia merupakan materi yang sangat kompleks. Materi termokimia mempelajari tentang entalpi dan perubahan, penentuan perubahan entalpi, energi bahan bakar dan perubahan entalpi. Materi pokok termokimia merupakan konsep-konsep yang tidak cukup di hafal tetapi juga memerlukan suatu pemahaman dan juga terdapat konsep-konsep yang perlu diobservasi, kegiatan ini sangat penting untuk membuktikan konsep-konsep yang sudah ada. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keterampilan Proses Dan Kemampuan Kemampuan berpikir kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Pendekatan Discovery Learning Materi Termokimia Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2016/2017”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana efektivitas penerapan pendekatan Discovery Learning yang diterapkan pada materi pokok Termokima siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? Secara terperinci dapat dituliskan sebagai berikut: a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? b. Bagaimana ketuntasan indikator dengan menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia siswa kelas X1 IPA 2 SMA Negeri 3 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 dengan menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana keterampilan proses siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimana kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? 4. a. Adakah hubungan yang signifikan antara keterampilan proses siswa kelas XI IPA 2 dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? b. Adakah hubungan yang signifikan antara kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? c. Adakah hubungan yang signifikan antara keterampilan proses dan kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? 5. a. Adakah pengaruh yang signifikan antara keterampilan proses siswa kelas XI IPA 2 terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? b. Adakah pengaruh yang signifikan antara kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? c. Adakah pengaruh yang signifikan antara keterampilan proses dan kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Dengan mencermati uraian permasalahan tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui efektivitas penerapan pendekatan discovery learning yang diterapkan pada materi pokok termokimia siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 Secara terperinci dapat dituliskan sebagai berikut: 2. Mengetahui kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan discovery learning yang diterapkan pada materi pokok termokimia siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 a. Mengetahui ketuntasan indikator dengan menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 b. Mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 dengan menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 3. Mengetahui keterampilan proses siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 4. Mengetahui kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 4. a. Mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara keterampilan proses siswa kelas XI IPA 2 dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 b. Mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 c. Mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikant antara ketrampilan proses dan kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 5. a. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara keterampilan proses siswa kelas XI IPA 2 terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 b. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 c. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara keterampilan proses dan kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan discovery learning pada materi pokok termokimia SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran b. Meningkatkan semangat belajar siswa c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik 2. Bagi Guru a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru menggunakan pendekatan discovery learning agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah yang mungkin dapat memperbaiki KKM pada mata pelajaran Kimia. E. Batasan Penelitian Adapun yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA 2 SMAN 5 Kupang tahun pelajaran 2016/2017. 2. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah discovery learning. 3. Materi yang digunakan adalah termokimia. 4. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap spiritual untuk KI 1, aspek sikap sosial untuk KI 2, aspek pengetahuan untuk KI 3 dan aspek keterampilan untuk KI 4. 5. Pengetahuan yang digunakan adalah dari tingkat pengetahuan konseptual, prinsiptual, prosedural dan metakognitif. 6. Domain kognitif yang digunakan adalah dari C1 sampai C6. 7. Penelitian ini menerapkan pendekatan discovery learning. F. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah–istilah yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah– istilah berikut: 1. Pengaruh Pengaruh merupakan efek atau akibat yang diberikan variabel bebas kepada variabel tak bebas (Sudjana, 2000:13). 2. Keterampilan proses Menurut Semiawan (1985:18) keterampilan proses merupakan keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan–kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah. 3. Kemampuan berpikir kritis Menurut Eggen dan Kauchak dalam Pellondou (2016: 12) kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dan kecenderungan untuk membuat dan melakukan asesmen terhadap kesimpulan berdasarkan bukti. 4. Discovery Learning Menurut Hamiyah, dkk (2014:180) pendekatan Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya. Pendekatan ini dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. 5. Hasil Belajar Menurut Sudjana (2008:3), hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.