Perilaku Nakai OknumHakim

advertisement
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Pusat Dokumentasi dan Jaringan Informasi Hukum Nasional
Jl.May.Jen. Sutoyo -Cililitan- Jakarta Timur
1Hari/Tgl:
Somber: t<::0MPAc;
Subjek:
&f!.LASt-1 /
4
Of:'!-, .2 GIZ-
puru ·JYfN 1-1If K 11--1 - f?'E Hn L +-o r<f /\f
- -
Hlm/Kol : Vi
Bidang:
Perilaku Nakai
OknumHakim
-
- - - -
--
Oleh TB RONNY RACHMAN NITIBASKARA
emberitaan tentang kasus
oknum Hakim Agung AY
yang melakukan pemalsuan putusan peninjauan kembali
terpidana mati bandar narkoba
Hanky Gunawan menambah
panjang stigma negatif masyarakat terhadap dunia peradilan di
TanahAir.
P
Setelah sebelumnya khalaydk dikejutkan oleh tertangkapnya seorang oknum
hakim PW yang sedang berpesta narkoba,
oknum hakim KM dan HK karena menerima suap, serta ditangkapnya oknum hakim DJ yang terbukti menjadi makelar
perkara korupsi, lembaga yudikatif, khususnya kehakiman, mendapatkan tamparan keras dari anggotanya sendiri.
Tidaklah mengherankan melihat beberapa fenomena yang melibatkan beberapa
oknum hakim di atas. Sebab, profesi hakim
merupakan suatu jabatan yang paling leluasa dalam menggunakan hukum dibandingkan dengan penegak hukum lain, sejatinya kewenangan yang dimiliki seorang
hakim merupakan suatu tanggung jawab
mahaberat. Ia merupakan benteng terakhir yang diberi amanah oleh undang-undang untuk memberikan keputusan yang
mengikat dan berkekuatan hukum tetap
terhadap suatu perkara.
Setiap jabatan dengan kewenangan dan
kekuasaan luas, sebagaimana halnya hakim, memiliki potensi untuk disalahgunakan (abuse ofpower). Perilaku menyimpang ini pada taraf tertentu akan berubah
menjadi suatu tindak kejahatan dengan
daya rusak teramat hebat. Hal ini karena
efek perbuatan ini selain merugikan pihak
yang dizalimi dalam suatu perkara juga
a](an mefl1sak ~anan hukl[m. Akibat pa-
ling ringan dari penyalahgunaan kekuasaan ini, kalaupun tidak merusak sistem
hukum secara keseluruhan, akan mengacaukan penegakan hukum. Penyalahgunaan hukum tersebut semakin menjadi
sempurna dengan pengetahuan hukum
dan kekuasaan yang dimilikinya untuk
merekayasa hal di atas.
Hakim dan keputusan hukum
Dalam menerapkan hukum, hakim memiliki kekuasaan bebas dan mandiri serta
independen dari campur tangan pihak
mana pun. Kondisi ini diperlukan supaya
ia dapat memberikan putusan hukum
yang adil. Namun akan menimbulkan
multitafsir tatkala "kebebasan" tersebut
juga dianggap oknum sebagai keleluasaan
untuk melakukan perbuatan menguntungkan diri sendiri dengan memanfaatkan hukum sebagai alatnya. Perilaku ini
akan menjelma menjadi kejahatan sempurna karena sengaja dibungkus dengan
hukum yang berlaku sehingga seolah-olah
merupakan bagian dari penegakan hukum
atau kebijakan resmi.
Berlindung pada asas kebebasan di atas,
ditambah asas ius curia novit (hakim dianggap tahu hukumnya), godaan melakukan penyimpangan dalam profesi mulia
· ini demffian besar. Seakan di tangan hakimlah semua persoalan dapat diputarbalikkan. Hitam menjadi putih, yang salah
menjadi benar, dan sebaliknya. Dengan
kekuasaan yang dimilikinya, pihak yang
beperkara akan turut "terpancing'' untuk
memanfaatkan diskresi tersebut. Sebab,
sebagaimana diketahui bersama, kewenangan diskresi yang paling besar dalam
suatu perkara berada di tangan hakim.
Kewenangan diskresi di atas (discretional power) sengaja diberikan undangundang kepada penegak hukum untuk
mempermudah l!lereka menegakkan hu-
~~ -S'
IS
,
Sambungan
Sumber:
Hari/Tgl:
Hlm/Kol:
kuru dengan menggunakan hukum itu
dilihat bahwa perilaku para hakim sangat
sendiri sesuai dengan keadaan yang bermenentukan putusannya.
laku dan cita-cita yang dituju. Namun,
Maka, sangatlah ganjil apabila mengketika hukum bersinggungan dengan berharapkan keputusan hakim yang adil dabagai kepentingan, akan terjadi pergulatan
lam kasus berkaitan dengan narkoba,
antara menegakkan hukum dan mengtetapi hakim yang mengadili adalah penggunakan hukum. Dalam penegakan huguna narkoba. Ataupun kasus korupsi sekum terdapat kehendak agar hukum tegak
dangkan hakim yang memutuskan persehingga nilai-nilai yang diperjuangkan
karanya oknum yang kerap terlibat suap.
melalui instrumen hukum yang bersangkutan dapat diwujudkan. Sementara itu,
Hakim dan Komisi Yudisial
dalam menggunakan hukum, belum tentu
Dalam beberapa peristiwa terlibatnya
ada upaya serius untuk meraih cita-cita
oknum hakim dengan penyalahgunaan
yang terkandung dalam aturan hukum
narkoba, suap, makelar perkara korupsi,
karena sebagian dari hukum itu digunakan
memeras terdakwa, hingga selingkuh, mauntuk membenarkan tindakan yang disih terdapat suatu oase bagi masyarakat
lakukan (to use the law to legitimate their
untuk berlindung dari perilaku oknum di
actions). Perilaku "menggunakan hukum"
atas, yaitu Komisi Yudisial (KY). Komisi
di atas marak dilakukan oknum hakim
ini dibentuk untuk mengawasi perilaku
yang menyalahgunakan kewenangan dishakim, memeriksa hingga menjatuhkan
kresinya untuk kepentingan pribadi.
sanksi terhadap mereka yang melakukan
Seorang hakim yang "amanah" tentu
perilaku menyimpang, kejahatan dan peakan mudah menjauhkan dirinya dari
langgaran kode etik.
hal-hal tidak patut di atas demi mengDengan keterbatasan kewenangannya,
hasilkan keputusan yang jernih dan adil.
banyak masyarakat merasa bahwa KY kuNamun, oknum hakim yang tidak merang optimal dalam memberi efek jera
mahami beratnya tanggung jawab profesi
pada oknum hakim yang melakukan tinmulia ini akan memanfaatkan peluang
dakan tidak terpuji. Pandangan tersebut
tidak terpuji tersebut. Akibatnya, keputidaklah adil bila dilimpahkan kepada KY
tusan yang dihasilkan dalam kasus yang
semata. Sebab, secara garis besar, perditanganinya sangat jauh dari rasa keaturan perundang-undangan tentang KY
adilan karena telah terdapat kepentingan , hanya menyebutkan bahwa KY cuma mepribadi atau intervensi dari luar. Segala
miliki wewenang mengusulkan pengangkemampuan dan pengetahuannya di hikatan hakim agung dan hakim ad hoc di
dang hukum akan diarahkan untuk meMahkamah Agung (MA) kepada DPR unmenuhi tujuan pribadi. Sebagaimana ungtuk mendapatkan persetujuan; menjaga
kapan nemo iudex idoneus in propria causa,
dan menegakkan kehormatan, keluhuran
tiada seorang pun dapat menjadi hakim
martabat, serta perilaku hakim; meneyang baik di dalam kepentingannya sendiri
tapkan Kode Etik danjatau Pedoman Pe(Sadipun, 1998).
rilaku Hakim bersama-sama dengan MA;
Setiap tindakan hakim dalam memutus
seP1:a menjaga dan menegakkan pelaksuatu perkara merupakan tafsir hakim
sanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Peatas hukum. Keputusan yang berdasarkan
rilaku Hakim.
keadilan dan hati nurani sangat ditenDalam rangka menjaga dan menegaktukan oleh keterampilan, pengetahuan,
kan kehormatan, keluhuran martabat, serintegritas, moral, dan keyakinan hakim.
ta perilaku hakim, KY mempunyai tugas:
Namun, salah satu faktor paling dominan
melakukan pemantauan dan pengawasan
dan menentukan dalam memberikan keterhadap perilaku hakim; menerima laputusan hukum berkekuatan tetap yang
poran dari masyarakat berkaitan dengan
memenuhi rasa keadilan adalah diri pripelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman
badi hakim yang bersangkutan. Oleh kaPerilaku Hakim; melakukan verifikasi, klarena itu, kaidah-kaidah hukum dipandang
rifikasi, dan investigasi terhadap laporan
sebagai suatu generalisasi dari perilaku
dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau
para hakim (Huijbers, di dalam PangPedoman Perilaku Hakim secara tertutup;
gabean: 2008). Maka, budaya hukum hamemutuskan benar tidaknya laporan dukim sangat dipengaruhi kualitas perogaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Ferangan dari hakim, antara lain intelekdoman Perilaku Hakim. Kemudian, mengtualitas, pengalaman, dan juga latar beambil langkah hukum danjatau langkah
lakang kehidupan yang bersangkutan. Berlain terhadap orang perseorangan, kedasarkan uraian singkat di atas, dapat
lompok orang, atau badan hukum yang
Sambungan
Sumber:
Hari/Tgl:
merendahkan kehormatan dan keluhuran
martabat hakim. Secara singkat, KY hanya
punya kewenangan sebatas pemeriksaan.
Kode etik dan pedoman dalam Keputusan Bersama Ketua MA dan Ketua KY
sebenarnya sudah cukup berisi aturan
main untuk mengantisipasi oknum hakim
yang nakal. Dalam salah satu bagiannya
dikemukakan, "hakim tidak boleh berkomunikasi dengan pihak yang beperkara
di luar persidangan, kecuali dilakukan di
dalam lingkungan gedung pengadilan demi kelancaran persidangan yang dilakukan
secara terbuka, diketahui pihak-pihak
yang beperkara, tidak melanggar prinsip
persamaan perlakuan dan ketidakberpihakan." Pada bagian lainnya juga dinyatakan, "hakim harus menghindari hubungan, baik langsung maupun tidak langsung
dengan advokat, penuntut dan pihak-pihak dalam suatu perkara tengah diperiksa
oleh hakim yang bersangkutan." Apabila
kedua rambu diwujudkan dalam praktik
sehari-hari, tentu akan mempersempit niat salah satu pihak memanfaatkan diskresi
yang dimiliki hakim.
Semua sanksi dari yang paling ringan
hingga yang terberat bagi oknum hakim
yang melanggar kode etik ataupun melakukan kejahatan di atas harus diusulkan
terlebih dahulu oleh KY ke MA untuk
ditindaklanjuti sesuai mekanisme berlaku.
Pemberian efek jera terhadap oknum hakim nakal bukanlah berada di tangan KY,
melainkan di tangan instansi yang berwenang dan pihak yang berwajib.
Meski demikian, dalam penegakan secara internal, KY cukup memberi angin
segar bagi dunia peradilan di Tanah Air.
Banyak pengaduan masyarakat yang direspons positif dan tidak sedikit oknum
hakim yang akhirnya ditangkap dan diadili
untuk mempertanggungjawabkan perilaku tidak patutnya tersebut. Menindaklanjuti kasus oknum hakim AY, sebagaimana dilansir Kompas (28/ll/2012), rapat
pleno KY memutuskan pemeriksaan akan
dilakukan oleh KY. Bila AY terbukti melakukan pemalsuan putusan, ketua KY
mempersilakan polisi untuk langsung bergerak. Langkah ini patut menerima acungan jempol. Penyimpangan perilaku oknum
hakim di dalam institusi tempat pencari
keadilan tertinggi tersebut cepat atau lambat diharapkan akan makin berkurang.
TB RONNY RACHMAN
NITIBASKARA
Kriminolog; Ketua Pusat Kajian Ketahanan Nasional Pascasarjana UI dan
Rektor Universitas Budi Luhur
HlmfKol:
Download