asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat di bpm

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
BERAT DI BPM BIDAN DESIH SUTIARSIH
KABUPATEN CIAMIS
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai
Gelar Ahli Madya Kebidanan
Oleh :
IRNA MARTIANA
NIM. 13DB277112
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2016
Judul
:
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Berat di
BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis
Penyusun
:
Irna Martiana
NIM
:
13DB277112
PERSETUJUAN
Laporan Tugas Akhir ini telah memenuhi persyaratan dan Disetujui
Untuk Mengikuti Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Ciamis
Oleh:
Pembimbing I,
Neli Sunarni, M.Keb
NIK. 0432778105033
Ciamis,
Juni 2016
Ciamis,
Juni 2016
Pembimbing II,
Yunia Rahmawati, SST
NIK. 0432778814095
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Kebidanan,
Heni Heryani, SST., M.KM
NIK. 0432778104030
ii
Judul
:
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Berat di
BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis
Penyusun
:
Irna Martiana
NIM
:
13DB277112
PENGESAHAN
LTA ini telah dipertahankan dan diperbaiki
sesuai dengan masukan dewan penguji
Pada tanggal,
Juni 2016
Penguji I,
Penguji II,
Yussi Agustina, SST., MM
NIP. 1968201988032002
Neli Sunarni, M.Keb
NIK. 0432778105033
Mengetahui,
Ketua
Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis,
Program Studi D III Kebidanan,
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes
NIK. 0432777295008
Heni Heryani, SST., M.KM
NIK. 0432778104030
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa LTA yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada
Ibu Hamil dengan Anemia Berat di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten
Ciamis“ sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
penulisan karya ilmiah.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukan
institusi Prodi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.
Ciamis,
Juni 2016
Yang Membuat Pernyataan
Materai 6000
IRNA MARTIANA
NIM. 13DB277112
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat illahi Robbi atas, taufik, rahmat
dan hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Berat di
BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis “
Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan D III Kebidanan dan memenuhi gelar ahli madya
kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Penulis
menyadari bahwa penyusunan dan penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
banyak kekurangan dan belum sempurna.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yaitu kepada yang terhormat :
1.
Dr. H. Zulkarnaen SH., MH, selaku Ketua BPH STIKes Muhammadiyah
Ciamis.
2.
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., M.M.Kes, selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
3.
Heni Heryani, SST., M.KM, selaku ketua Program Studi D III Kebidanan.
4.
Neli Sunarni, M.Keb, selaku pembimbing I dan penguji II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
5.
Yunia Rahmawati, SST, selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
6.
Yusi Agustina, SST., MM, selaku penguji I yang telah memberikan masukan
dan arahan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
7.
H. Iif Taufiq El Haque, S.Kep, selaku pembimibing AIK yang telah
memberikah arahan dan masukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini.
8.
Bidan Desih Sutiarsih, SST yang telah memberikan ijin dan membantu
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
9.
Ny. D yang telah bersedia menjadi responden dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
10. Kedua orangtua yang telah memberikan motivasi dan dorongan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
v
11. Teman-teman
satu
asrama
yang
bersedia
menukar
pikiran
dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
12. Rekan-rekan satu angkatan yang telah memberikan motivasi selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, terima kasih atas kerjasamanya.
Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini tidak hanya menambah
pengetahuan, tetapi dapat menjadikan inisiatif dan merangsang kreativitas dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu kebidanan.
Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya
apabila ada kekurangan dan tidak bisa menyebutkan satu per satu. Terima kasih
banyak semoga apa yang dicita-citakan kita bersama di kabulkan Allah SWT,
amin.
Ciamis,
Juni 2016
Penyusun
vi
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA BERAT DI BPM
BIDAN DESIH SUTIARSIH KABUPATEN CIAMIS1
Irna Martiana2 Neli Sunarni3 Yunia Rahmawati4
INTISARI
Anemia merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang serius,
karena anemia pada ibu hamil disebut “Potential Danger to Mother Child”
(potensial yang membahayakan ibu dan anak). Perdarahan merupakan
penyebab tertinggi angka kematian ibu, sementara anemia dan kekurangan
energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan. Menurut data bulan Januari-Maret 2016, terdapat 108 ibu hamil
yang memeriksakan kehamilan ke BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten
Ciamis, dari 108 ibu yang memeriksakan kehamilannya, 26 ibu hamil atau 24,7 %
diantaranya mengalami anemia. Masih banyaknya ibu hamil yang mengalami
anemia, karenanya penulis tertarik untuk mengambil kasus ini untuk menerapkan
asuhan kebidanan menurut Varney. Dengan penanganan yang cepat dan tepat
diharapkan ibu hamil tidak mengalami masalah potensial pada anemia berat.
Tujuan penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh pengalaman
nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
berat menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan. Asuhan
kebidanan pada ibu hamil ini dilakukan selama 8 hari dari tanggal 18-26 April
2016 di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini mendapatkan gambaran dan
pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada ibu hamil
mengenai anemia berat. Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan
pada ibu hamil kasus anemia di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis
dilaksankan cukup baik.
Kata Kunci : Ibu Hamil, Anemia Berat
Kepustakaan : 23 buku (2007-2013)
Halaman
: i-x, 38 halaman, 6 lampiran
1
Judul Penulisan Ilmiah 2Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis 3Dosen
STIKes Muhammadiyah Ciamis 4Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
v
INTISARI ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
5
C. Tujuan ...............................................................................................
5
1. Tujuan Umum ..........................................................................................
5
2. Tujuan Khusus .........................................................................................
5
D. Manfaat.............................................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar...................................................................................
7
1.
Kehamilan .................................................................................
7
2.
Anemia ...................................................................................... 11
B. Teori Manajemen Kebidanan ........................................................... 19
1.
Pengertian ................................................................................. 19
2.
Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney ....................... 20
3.
Data Perkembangan ................................................................. 21
C. Konsep Dasar Asuhan Persalinan dengan Kala II Lama ................ 21
D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Anemia
Berat ................................................................................................. 22
E. Kewenangan Bidan .......................................................................... 23
F.
Tinjauan Anemia Menurut Pandangan Islam .................................. 24
viii
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Metode Pengkajian .......................................................................... 26
B. Tempat dan Waktu Pengkajian ........................................................ 26
C. Subjek yang Dikaji ............................................................................ 26
D. Jenis Data yang digunakan.............................................................. 27
E. Instrumen Pengkajian ...................................................................... 27
F.
Tinjauan Kasus................................................................................. 28
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Data ............................................................................... 32
B. Interpretasi Data ............................................................................... 33
C. Diagnosa Potensial .......................................................................... 33
D. Antisipasi Tindakan Segara ............................................................. 34
E. Perencanaan Tindakan .................................................................... 34
F.
Pelaksanaan ..................................................................................... 34
G. Evaluasi ............................................................................................ 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan........................................................................................... 37
B. Saran ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Kasus Komprehensif
Lampiran 2 Riwayat Hidup
Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Balasan Ijin Pra Penelitian
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 6 Kartu Bimbingan
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) Angka Kematian Ibu (AKI) di
tahun 2013 adalah 81 % diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas dan 40 % kematian ibu dinegara berkembang berkaitan
dengan anemia kehamilan. Angka kematian merupakan suatu indikator
kualitas pelayanan kesehatan di suatu Negara. Hasil Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI 2013) tingkat kematian ibu saat melahirkan
masih tinggi, yaitu setiap satu jam, dua ibu yang melahirkan meninggal
dunia. Berdasarkan penelitian tentang kualitas penduduk Indonesia tercatat
AKI mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2014). Penyebab
utama kematian ibu yaitu perdarahan (27%), infeksi (11%), tekanan darah
tinggi (14%), aborsi (8%), partus macet (9%), emboli (3%), kondisi yang
sudah ada (28%) (Kemenkes, 2014).
AKI di Jawa Barat dari jumlah keseluruhan ibu hamil 1.044.334 jiwa.
Angka kematian Ibu di Jawa Barat ini disebabkan oleh perdarahan 248
(31,7%), hipertensi dalam kehamilan (29,3%), infeksi (5,6%), partus lama
(0,64%), abortus (0,12%), lain-lain (32,5%) (Pogi Jabar 2014). Sementara
angka kematian ibu di Kabupaten Ciamis pada tahun 2015 sebanyak 15
orang. Penyebab Angka Kematian Ibu tersebut yaitu pendarahan 5 orang
(33%), eklamsia 6 orang (40%), dan penyebab-penyebab lain 4 orang (27%)
(Dinkes Kabupaten Ciamis, 2015).
Perdarahan merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu,
sementara anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil
menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan. Anemia pada ibu hamil
adalah suatu keadaan risiko yang berpengaruh terhadap angka kematian ibu
(Kartono, 2011). Anemia pada Ibu hamil merupakan suatu kondisi ibu hamil
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr % terutama pada trimester I dan
trimester III. Penyebab anemia pada Ibu Hamil adalah meningkatnya jumlah
kebutuhan zat besi guna pertumbuhan janin bayi yang dikandungnya
(Admin, 2012). Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relative
1
2
tinggi yaitu 63,5% defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi (Sarwono 2011).
Kebijakan pemerintah dalam menangani anemia pada kehamilan adalah
pemberian suplementasi besi dan asam folat. World Health Organitation
menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan, namun banyak literature
yang menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau
lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang
tinggi dianjurkan untuk memberikan suplementasi zat besi sampai tiga bulan
post partum (Prawirohardjo, S, 2011).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
(Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada
trimester II. Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 40%50%. Itu artinya 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia (Sindo,
2013).
Beberapa kasus kehamilan yang terjadi di Kabupaten Ciamis yaitu
anemia kehamilan 641 kasus, abortus 532 kasus, KET (kehamilan etropik
terganggu) 17 kasus, molla hidatidosa 9 kasus, plasenta previa 56 kasus,
solusio plasenta 7 kasus, PER (preeklampsia ringan) 253 kasus, PEB
(preeklampsia berat) 12 kasus, gemeli 69 kasus, infeksi berat 8 kasus, KPD
(ketuban pecah dini) 222 kasus, dan penyebab lainnya 493 kasus (Dinkes
Kabupaten Ciamis, 2015).
Menurut data bulan Januari-Maret 2016, terdapat 44 ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan ke BPM bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis,
dari 44 ibu yang memeriksakan kehamilannya, 26 ibu hamil atau 59,1 %
diantaranya mengalami anemia (Data Bulanan BPM Bidan Desih Sutiarsih,
2016).
Data tersebut menunjukan bahwa anemia merupakan komplikasi
kehamilan terbanyak yang dialami ibu hamil. Artinya, anemia lebih sering
dijumpai dalam kehamilan, hal ini disebabkan karena dalam kehamilan
keperluan akan zat-zat makanan bertambah, selain itu anemia pada
kehamilan disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena
gangguan resorpsi.
3
Anemia merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang
serius, karena anemia hamil disebut juga “Potential Danger to Mother Child”
(potensial yang membahayakan ibu dan anak). Dampak anemia pada
persalinan dan nifas adalah meningkatnya angka kasus perdarahan
postpartum, sedangkan pada bayi yang dilahirkan
dapat mengakibatkan
berat badan bayi lahir rendah. Oleh karena itu penanganan anemia hamil
tidak hanya melibatkan tenaga kesehatan saja tapi semua pihak yang terkait
termasuk ibu hamil dan keluarga sehingga terbentuk hubungan yang baik
dan
ibu
memiliki
pengetahuan
yang
cukup
juga
mau
melakukan
pemeriksaan kehamilan rutin, konsumsi tablet Fe juga konsumsi makanan
yang bergizi seimbang sehingga dapat menurunkan angka kejadian anemia
itu sendiri (Susiloningtyas, 2012).
Laporan USAID’s, A2Z, Micronutrient and Child Blindness Project,
ACCESS Program, and Food and Nutrition Technical Assistance (2009)
menunjukkan bahwa sekitar 50% dari seluruh jenis anemia diperkirakan
akibat dari defisiensi besi. Selain itu, defisiensi mikronutrient (vitamin A, B6,
B12, riboflavin dan asam folat dan faktor kelainan keturunan seperti
thalassemia dan sickle cell disease juga telah diketahui menjadi penyebab
anemia. Anemia sering terjadi akibat defisiensi zat besi karena pada ibu
hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat
peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi
kebutuhan ibu (mencegah kehilangan darah pada saat melahirkan) dan
pertumbuhan janin. Ironisnya, diestimasi dibawah 50% ibu tidak mempunyai
cadangan zat besi yang cukup selama kehamilannya, sehingga risiko
defisiensi zat besi atau anemia meningkat bersama dengan kehamilan. Hal
ini telah dibuktikan di Thailand bahwa penyebab utama anemia pada ibu
hamil adalah karena defisiensi besi (43,1%) (Susiloningtyas, 2012).
Disamping itu, studi di Malawi ditemukan dari 150 ibu hamil terdapat
32% mengalami defisiensi zat besi dan satu atau lebih mikronutrient.
Demikian pula dengan studi di Tanzania memperlihatkan bahwa anemia ibu
hamil berhubungan dengan defisiensi zat besi, vitamin A dan status gizi
(LILA) Terdapat korelasi yang erat antara anemia pada saat kehamilan
dengan kematian janin, abortus, cacat bawaan, berat bayi lahir rendah,
cadangan zat besi yang berkurang pada anak atau anak lahir dalam
4
keadaan anemia gizi. Kondisi ini menyebabkan angka kematian perinatal
masih tinggi, demikian pula dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu.
Selain itu, dapat mengakibatkan perdarahan pada saat persalinan yang
merupakan penyebab utama (28%) kematian ibu hamil/bersalin di Indonesia
(Susiloningtyas, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Norlita (2013) mengenai asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi berat di RSUD dr.
Soehadi Prijonegoro Sragen hasil penelitian menunjukan bahwa keadaan ibu
membaik setelah dilakukan perawatan. Therapy yang diberikan berupa
transfusi darah. Keluhan pusing, mata berkunang-kunang, cepat lelah,
badan lemas, sedikit sesak dan BAB bercampur darah tidak muncul lagi.
Kadar Hb ibu meningkat dari 3,0 gr/dl menjadi 11,5 gr/dl.
Ayat tentang kehamilan, antara lain ada dalam QS. Al-Ahqaf/46:15
yang berbunyi :
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”.(QS. Al-Ahqaf/46:15 ).
Firman Allah dalam Q.S An-Nahl (16) : 78 : yang berbunyi :
Artinya : Allah yang mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan
tidak
mengetahui
sesuatupun,
dan
Dia
memberi
kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." Q.S An-Nahl (16)
: 78.
Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu alasan kenapa Allah
memberi wasiat pada manusia agar berbakti pada kedua orang tua adalah
karena proses persalinan yang dialami ibu merupakan suatu proses yang
sangat berat. Pengaruh kontraksi rahim ketika bayi mau lahir, menyebabkan
ibu merasakan sangat kesakitan, bahkan dalam keadaan tertentu, dapat
5
menyebabkan kematian. Karena perjuangan ibu ketika melahirkan dan atau
risiko yang sangat berat yang ditanggung seorang ibu, Nabi cukup bijaksana
dan memberi empati pada ibu yang meninggal karena melahirkan sebagai
syahid, setara dengan perjuangan jihad di medan perang. Penghargaan itu
diberikan Nabi sebagai rasa impati karena musibah yang dialami dan juga
beratnya risiko kehamilan dan melahirkan bagi seorang ibu. Hal ini bukan
berarti membiarkan ibu yang akan melahirkan agar mati syahid, tetapi justru
memberi isyarat agar dilakukan upaya-upaya perlindungan, pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan pada ibu pada masa-masa kehamilan dan
melahirkan
Berdasarkan pemaparan dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat di BPM
Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data latar belakang di atas, maka penulis membuat suatu
rumusan masalah sebagai berikut “bagaimana asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan anemia berat di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten
Ciamis?’’
C. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia berat di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis, secara
mandiri dan kolaborasi dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2.
Tujuan Khusus
a.
Melakukan pengumpulan data subjektif pada ibu hamil dengan
anemia berat di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
b.
Melakukan pengumpulan data Objektif pada ibu hamil dengan
anemia berat di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
c.
Mengidentifikasi analisa data pada ibu hamil dengan anemia berat
di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis.
6
d.
Melakukan penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia berat
di BPM Bidan Desih Sutiarsih Kabupaten Ciamis
D. Manfaat
1.
Bagi Ibu Hamil
Dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu dapat
melewati persalinan tanpa terjadi komplikasi, melahirkan bayi dengan
sehat dan melewati masa nifas dengan normal.
2.
Bagi Instansi
Meningkatkan
pelayanan
kebidanan
pada
klien
secara
komprehensif, sehingga klien dapat merasa puas dan senang atas
pelayanan yang telah diberikan.
3.
Bagi Institusi
Bermanfaat sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan
menghasilkan lulusan bidan yang professional dan mandiri, juga sebagai
penambah bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi banding bagi
studi kasus selanjutnya mengenai pendokumentasian kebidanan secara
komprehensif.
4.
Bagi Penulis
Studi kasus ini sebagai bahan masukan atau informasi untuk
mahasiswa mampu mengaplikasikan seluruh teori ilmu yang telah
didapat selama perkuliahan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil
terhadap praktek di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan dan Anemia
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan
adalah
suatu
proses
merantai
yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan
merupakan
suatu
perubahan
dalam
rangka
melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin
yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan
tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada
setiap dilakukan pemeriksaan kahamilan (Muhimah dan Safe’I, 2010).
b. Pembagian kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama (0
sampai 12 minggu), triwulan kedua (13-28 minggu) dan triwulan
ketiga (29-42 minggu) (Manuaba, 2010).
c. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2010) dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari
pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan
dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai
rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7).
b) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari
disebut “morning sickness”.
7
8
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan
padat. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,
tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
f)
Mamae menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
g) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung
kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini
akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan
oleh kepala janin.
h) Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
i)
Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang
berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat
pada perut bagian bawah.
j)
Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering
terjadi pada triwulan pertama.
k) Varises (pemekaran vena-vena)
Karena
pengaruh
dari
hormon
estrogen
dan
progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
9
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari
luar dan mulai pembesaran perut.
b) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi
dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa
uterus membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
c) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi
lunak, terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama
ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi
ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi
panjang dan lebih lunak.
d) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan
pada vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini
disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
e) Tanda Piscaseck
Uterus
mengalami
pembesaran,
kadang–kadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih
cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke
salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran.
f)
Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas
untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
g) Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini
adalah tanda adanya janin di dalam uterus.
10
h) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya
human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah
air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat
membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3) Tanda pasti kehamilan
Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin dan denyut jantung janin
a) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b) Dicatat dan didengar dengan alat doppler
c) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
Dilihat pada ultrasonograf. Terlihat tulang-tulang janin dalam fotorontgen
4) Diagnosa banding kehamilan
Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba (2007),
meliputi:
a) Hamil palsu
Dijumpai
tanda
dugaan
hamil,
tetapi
dengan
pemeriksaan alat canggih dan tes biologis tidak menunjukkan
kehamilan.
b) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda
hamil, bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan
banyak saat menstruasi.
c) Kista ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda
hamil, datang bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran
perut dapat melampaui umur kehamilan, dan pemeriksaan tes
biologis kehamilan dengan tes negatif.
d) Hematometra
Terlambat
datang
bulan
dapat
melampaui
umur
kehamilan, perut terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan
darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak
menunjukkan hasil yang positif.
11
e) Kandung kemih yang penuh
Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran
perut akan menghilang.
5) Penyulit yang menyertai kehamilan
Menurut (Manuaba, 2010) sebagai berikut:
a) Keluhan ringan hamil muda
Keluhan
ringan
hamil
muda
ini
adalah
emesis
gravidarum, kram pada kaki, varises, hiperemesis gravidarum
dan hipersalivasi (ptialismus).
b) Kehamilan remaja
Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan
pada remaja makin meningkat dan menjadi masalah. Terdapat
dua faktor yang mendasari prilaku seks pada remaja. Pertama,
harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (20 tahun)
dan kedua, makin derasnya arus informasi yang dapat
menimbulkan rangsangan seksual remaja terutama remaja
daerah
perkotaan
yang
mendorong
remaja
melakukan
hubungan seksual pranikah yang akhirnya memberikan
dampak berupa penyakit hubungan seks dan kehamilan di luar
perkawinan pada remaja.
2. Anemia
a. Pengertian Anemia Pada Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar
hemoglobin hematokrit dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal.
Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel
darah merah (hemoglobin atau HB) di bawah nilai normal.
Anemia dalam kehamilan adalah kadar hemoglobinnya kurang
dari 11 gr%. Anemia pada trimester kedua saat kadar hemoglobinnya
kurang dari 11 gr% dan anemia pada trimester ketiga saat kadar
hemoglobinnya kurang dari 10,5 gr% (Manuaba, 2010).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar HB
di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar HB <10,5 gr%
pada trimester II.
12
b. Penyebab Anemia
Menurut Manuaba (2007), penyebab anemia diantaranya
sebagai berikut :
1)
Kurang gizi (malnutrisi).
2)
Kurang zat besi.
3)
Malabsorbsi
4)
Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan
lain-lain.
5)
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC (tuberculosis), paru dan
lain lain.
c. Patofisiologis Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan, hal itu
disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan
bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan
sumsum tulang.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Penyebab kegagalan sumsum kebanyakan tidak di ketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi ) hal
ini dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah yang menyebabkan detruksi sel darah
merah (Dimas, 2009 dalam Wulansari, 2012 hal 13-14).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalam sistem retikuleondetolial, terutama dalam hati
dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan detruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubinplasma
(konsentrasi normal <1mg/dl, kada diatas 1,5mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sklera) (Dimas, 2009 dalam Wulansari, 2012 hal 13-14).
13
d. Faktor Predisposisi Anemia Pada Kehamilan
1) Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun
janinnya,
berisiko
menyebabkan
ibu
mengalami
mengalami
pendarahan
anemia.
dan
dapat
Wintrobe
(2011)
menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya
anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin
rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (2011) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin
tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada
penelitian ini belum menunjukkan adanya kecendrungan semakin
tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin besar. Karena
80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga
35 tahun.
2) Paritas
Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia, artinya ibu hamil dengan
paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami
anemia dibanding yang paritas rendah
3) Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya
anemia pada wanita adalah jarak kelahiran pendek. Menurut
Muhilal et al (2011) hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang
merupakan mekanisme biologis dan pemulihan faktor hormonal
dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan,
maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
4) Pengetahuan kesehatan reproduksi
Menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan, penyuluhan, tanda dan cara mengatasi anemia pada
ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil dari anemia.
Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
14
5) Pemeriksaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga professional yaitu dr Ginekolog dan Bidan
serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi
Fundus, TT, Tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang
atau tidak ada sama sekali maka akan semakin tinggi angka
kejadian anemia.
6) Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari
yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup
sehat dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat
dicapai, maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis
bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan yaitu KH,
protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. (Kodyat,
2011).
e. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena
terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap
bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg. Disamping itu
kahamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan sel
darah merah janin juga plasenta sebagai gambaran berapa banyak
kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan sel darah ibu
: 500 mg Fe
2) Terdapat dalam plasenta
: 300 mg Fe
3) Untuk darah janin
: 100 mg
Jumlah kebutuhan zat besi pada ibu hamil adalah 800 mh Fe
Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia
pada kehamilan. Pada kehamilan, relative terjadi anemia karena
darah ibu hamil mengalami pengenceran dengan peningkatan volume
30%-40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu. Jumlah
peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin sekitar 19%.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800
mg.
15
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk
janin dan 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan diekskresikan
oleh usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi. Perhitungan makanan 3 kali
dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi
perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil
akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan
zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
f.
Gejala dan Tanda
Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya :
kelelahan, kelemahan, pusing, dyspnea ringan dengan tenaga).
Gejala dan tanda lain yaitu pucat dan jika terjadi anemia berat akan
mengalami takikardi atau hipotensi. Anemia meningkatkan resiko
kelahiran premature dan infeksi ibu postpartum. Gejala anemia
selama kehamilan :
1) Merasa lelah atau lemah
2) Kulit pucat dari kulit
3) Denyut jantung cepat
4) Sesak nafas
5) Konsentrasi terganggu
g. Masalah Potensial Anemia Pada Ibu Hamil
1) Pada usia kehamilan 3 bulan pertama
a) Dapat terjadi keguguran
b) Cacat bawaan
2) Pada usia kehamilan 4-9 bulan
a) Persalinan belum cukup bulan
b) Perdarahan dalam melahirkan
c) Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan
d) Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai
menyebabkan kematian
e) Mudah terkena infeksi
16
3) Pada saat melahirkan
a) Kekuatan mengejan
b) Melahirkan berlangsung lama
c) Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan
d) Akibat anemia terhadap bayi
e) Kematian dalam kandungan (IUFD)
f)
Cacat bawaan
g) Kecerdasannya rendah
h) Bayi lahir dengan anemia
i)
Berat badan bayi lahir rendah
h. Diagnosa anemia pada kehamilan
Untuk
menegakkan
anemia
pada
kehamilan
dapat
dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapat
keluhan seperti lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda
Pemeriksaan dan pengawasan
HB dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sahli dilakukan minimal dua kali
selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan pada trimester III.
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu
hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu : (Manuaba
I.B.G,2010.HAL 38)
Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
Hb 9-10 gr% Anemia ringan
Hb 7-8 gr% Anemia sedang
Hb <7 gr% Anemia berat
Dengan
pertimbangan
bahwa
sebagian
ibu
hamil
mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe
sebanyak 90 tablet pada ibu hamil.
i.
Jenis-jenis Anemia (Sarwono 2010)
1) Anemia Difisiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah
anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini dapat
diakibatkan
karena
kurang
masuknya
unsur
besi dengan
makanan, karena gangguan reabsorbsi, atau karena terlalu
17
banyaknya besi keluar dari badan, misalnya perdarahan (Suryani,
2010)
a) Diagnosa
Sifat yang khas dari anemia defisiensi besi adalah :
(1) Kadar besi serum yang tinggi
(2) Daya ikat besi serum tinggi
(3) Protoporifin eritrosit tinggi
b) Pencegahan
(1) Glukonas 1 tablet sehari
(2) Makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran
yang mengandung banyak mineral serta vitamin
(3) Ferrum oksidum sakkartum, sodium differat dan
dekstran besi secara IV
(4) Transfusi darah.
2) Defisiensi Asam Folat (megaloblastik)
Anemia megaloblasti disebabkan karena defisiensi asam
folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
a)
Diagnosa
Diagnosa
anemia
megaloblastik
dibuat
apabila
ditemukan megaloblastik atau pramegaloblas dalam darah
atau sumsum tulang. Pemeriksaan asam formimino glutamic
dalam
air
kencing
dapat
membantu
dan
percobaan
pengeluaran asam folik.
b) Pencegahan
Apabila pengobatan anemia dengan besi saja tidak
berhasil, maka besi harus ditambahkan dengan asam folik.
c). Terapi
Tablet asam folik diberikam dalam dosis 15-30 mg
sehari, apabila disebabkan oleh defisiensi vitamin B12, maka
diberi vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mg sehari baik oral
maupun parental.
3)
Anemia Hipoplastik
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru. Sumsum tulang bersifat
18
normoblastik dengan erithopoesis yang nyata. Ciri lain adalah
bahwa pengobatan dengan segala macam obat penambah darah
tidak memberi hasil.
Etiologi anemia ini belum jelas, kecuali yang disebabkan
oleh sepsis, sinar rontgen, racun atau obat-obatan, satu-satunya
cara untuk memperbaiki keadaan ini adalah transfusi darah.
4) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung pada
jenis
dan
beratnya.
Pengobatan
anemia
hemolitik
dalam
kehamilan tergantung pada jenis dan beratnya. Obat-obat
penambah darah tidak berhasil. Transfusi darah yang kadangkadang diulang beberapa kali, diperlukan pada anemia berat
untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya
hipoksia pada bayi.
j.
Pencegahan dan penanganan Anemia pada ibu hamil
1) Pencegahan Anemia
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui
data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan
di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja
sehingga di ketahui adanya infeksi parasit. (Manuaba, I. B. G.
2010)
2) Penanganan pada Anemia sebagai berikut :
a) Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di
anggap ringan sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60
mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari.
(Arisman, 2011).
b) Anemia Sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros
600-1000 mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus.
(Wiknjosastro, 2011).
19
c) Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg,
6 bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah
melahirkan (Arisman, 2011).
Untuk mencegah anemia pada ibu hamil menurut Depkes RI,
(2012) yang harus dilakukan adalah:
Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan
zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi
dapat diperoleh dari daging, (terutama daging merah seperti sapi
dan kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati. Pada sayuran zat
besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti
bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacangkacangan lain. Perlu diperhatikan bahwa zat besi pada daging
lebih mudah diserap oleh tubuh dari pada zat besi pada sayuran
atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan
zat besi.
k. Resiko kehamilan dengan anemia
Dengan seiring perkembangan zaman anemia pada kehamilan
menunjukkan peningkatan. Hal ini terutama disebabkan adanya faktor
predisposisi sehingga memberikan dampak terhadap kelangsungan
hidup dan konsekuensinya terjadi kehamilan. Komplikasi dari
kehamilan dan kelahiran bayi yang tidak aman adalah penyebab
utama kematian pada perempuan dengan anemia. Anemia pada
kehamilan termasuk dalam kriteria komplikasi dimana keduanya
berperan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun
janin.
Berdasarkan hasil penelitian Labir (2013) bahwa ibu hamil
yang mengalami anemia berisiko 10 kali lebih besar melahirkan bayi
bblr dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia
(RR=10,29; 95%CI 2,21-47,90).
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
20
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007).
2. Proses manajemen kebidanan
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ke tujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang diaplikasikan dalam
situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi
lebih langkah-langkah yang lebih rinci bisa berubah sesuai dengan
kebutuhan pasien. Ke tujuh langkah tersebut adalah :
a. Langkah I Pengkajian Data
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara legkap.
b. Langkah II Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
data yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan.
c. Langkah III Mengidentifikas Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
telah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien.
(Egan, 2007).
d. Langkah IV Mengidentifikasi Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuain dengan kondisi klien. Egan (2007)
e. Langkah V Menyusun rencana tindakan
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
21
f. Langkah VI Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah
kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian lagi dari klien, atau anggota tim kesehatan
lainnya
g. Langkah VII Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis.
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien
meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah
dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka
dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu:
a. Subjektif
Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pengumpulan
data klien dan keluarga melalui anamnese sebagai langkah I
Varney.
b. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c. Assesment atau analisa data
Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
analisa
dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:
diagnosa atau masalah, antisipasi diagnosa atau masalah potensial,
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultan atau
kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d. Planning atau penatalaksanaan
Menggambarkan
pendokumentasian
dari
perencanaan,
tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment
sebagai langkah 5, 6, 7 varney (Salmah, 2007).
22
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Anemia Berat
1.
Data Subjektif
Pada kasus ibu hamil dengan anemia berat keluhan utamanya
badan lemas, mudah letih setiap melakukan aktifitas (Manuaba, 2007).
2.
Data Objektif
Data objektif diperoleh dari pemeriksaan fisik ibu dan pemeriksaan
laboratorium (Nursalam, 2007). Pemeriksaan fisik untuk mengetahui
keadaan umum pasien :
a.
Keadaan umum
Keadaan umum pada ibu hamil dengan anemia berat adalah
badan lemah dan wajah tampak pucat (Varney 2007).
b.
Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai composmentis,
apatis, somnollen, sopor, koma, atau delirium (Uliyah, 2006). Pada
ibu hamil yang mengalami anemia berat kesadaran : composmentis.
c.
Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi,
tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg (Wiknjosastro, 2006).
Tekanan darah pada anemia berat < 90/60 mmHg. Tekanan darah
ibu 90/70 mmHg.
d.
Mata
Meliputi pemeriksaan pada conjungtiva dan sclera untuk
mengetahui tanda ada tidaknya anemia atau penyakit hepatitis.
Pada ibu hamil dengan anemia berat conjungtiva berwarna pucat.
e.
Mulut
Pada ibu hamil dengan anemia berat tanda gejalanya biasanya
lidah terlihat licin dan bibir pucat.
f.
Abdomen
Bila ibu hamil dengan anemia berat biasanya tinggi fundus uteri
lebih kecil dari usia kehamilannya karena kurangnya gizi untuk
pertumbuhan janin.
g.
Pemeriksaan penunjang
Dalam pemeriksaan penunjang ibu hamil dengan anemia
berat dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengetahui kadar
Hb.
23
3.
Analisa Data
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.
Dengan data dasar kasus anemia berat dari hasil pemeriksaan dapat
disimpulkan analisa data menjadi misalnya :
G1P0A0 37 minggu dengan anemia berat.
4.
Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan analisa, untuk perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
Dalam
membuat
rencana
tindakan
diusahakan
untuk
memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan dapat
melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut :
a.
Melakukan pemeriksaan fisik
b.
Pemeriksaan HB
c.
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, yaitu : makan-makanan
yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati
(sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
d.
Menganjurkan untuk transfusi.
e.
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan
selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.
(Sarwono, 2010).
D. Kewenangan bidan
1.
Permenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
Berdasarkan Permenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan. Standar kompetensi ke 3 asuhan dan konseling
selama kehamilan, bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi :
deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pada
standar kompetensi yang ke 3 point 28 menyebutkan tanda dan gejala
dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre-eklampsia,
perdarahan pervaginam, kelahiran premature dan anemia berat.
24
2.
Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan
Kebidanan.
Kriteria pencatatan asuhan kebidanan (catatan perkembangan
SOAP) terdapat pula dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Nomor:
938/Menkes/SK/VII/2007
Standar
VI
tentang
Pencatatan Asuhan Kebidanan menyatakan bahwa :
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat
dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
b. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan
Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan
pada formulir yang tersedia (Reka medis/KMS/Status pasien/ buku
KIA).
c. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
1) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
2) O adalah data objektif, mencatata hasil pemeriksaan
3) A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah
kebidanan
4) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
pelaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif: penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.
E. Tinjauan Anemia Menurut Pandangan Islam
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin
hematokrit dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal. Pada penderita anemia,
lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (hemoglobin atau
HB) di bawah nilai normal, sehingga pada kasus ibu hamil dengan anemia
berat diperlukan transfusi darah untuk mengembalikan kadar sel darah merah
(hemoglobin).
25
Q.S Al Baqarah ayat 173 :
             
             
Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka
tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (Q.S Al Baqarah : 173).
Ayat diatas menjelaskan bahwa dalam keadaan terpaksa darah
diperbolehkan seperti transfusi darah. Penerima sumbangan darah tidak di
syariatkan harus sama dengan donornya mengenai agama/kepercayaan,
suku bangsa, dsb. Karena menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah
termasuk amal kemanusiaan yang sangat dihargai dan dianjurkan (mandub)
oleh Islam, sebab dapat menyelamatkan jiwa manusia, sesuai dengan firman
Allah:
       
Arrtinya : “dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia semuanya.”
(QS. Al-Maidah : 32).
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2011). Asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta. EGC.
Arisman. (2011). Anemia Pada Kehamilan. Nuha Medika. Jogjakarta.
Dinkes Kabupaten Ciamis. (2015). Angka Kematian Ibu di Kabupaten Ciamis
tahun 2015.
Egan. (2007). Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC.
Harli. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta. EGC.
Kartono. (2011). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Kemenkes. (2014). Angka Kematian Ibu di Indonesia. [internet] tersedia dalam
http://www.depkes.go.id. [diakses 19 Mei 2016].
Kepmenkes RI No.
Kebidanan.
938/Menkes/SK/VIII/2007
tentang
Standar
Asuhan
Kodyat. (2011). Obstetri dan Ginekologi untuk Keperawatan dan Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Labir. (2013). Anemia pada Ibu Hamil Meningkatkan Risiko Kejadian Berat Bayi
Lahir Rendah di RSUD Wangaya Denpasar. [internet] tersedia dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=82705&val=4933.
Jurnal Public Health and Preventive Medicine Archive, Volume 1, Nomor
1, Juli 2013. [diakses 19 Mei 2016].
Manuaba, IBG dkk. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : ECG.
Muhilal, et al. (2011). Obstetri dan Ginekologi untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Norlita. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil dengan Anemia Defisiensi
Besi Berat. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Notoamodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Nursalam. (2007). Obstetri dan Ginekologi untuk Keperawatan dan Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Permenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.
Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Safe’I, Muhimah. (2010). Obstetri dan Ginekologi untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Salmah. (2007). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta. EGC.
Sindo.
(2013). Anemia pada Ibu Hamil. [internet] tersedia
https://azurama.wordpress.com/all-about-nurse/keperawatanmaternitas/anemia-pada-ibu-hamil/. [diakses 29 April 2016].
dalam
Susiloningtyas, I. 2012. Pemberian zat besi (Fe) dalam kehamilan. [internet]
tersedia dalam http://jurnal.unissula.ac.id. [diakses 29 April 2016].
Uliyah. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta. EGC.
Varney. (2007). Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC.
Wiknjosastro. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta. EGC.
Download