PENGGUNAAN BAHASA DALAM BUKU AKTIF BERBAHASA INDONESIA KARYA DEWI INDRAWATI DAN DIDIK DURIANTO Tri Susetiadi, Abdussamad dan Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi pada permasalahan penggunaan bahasa buku Aktif Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto. Penelitian ini mendeskripsikan penggunaan bahasa buku tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan berbentuk kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto. Data penelitian berupa huruf, tanda baca, singkatan dan akronim, kata, kalimat, dan paragraf yang terdapat dalam buku tersebut. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu studi dokumenter. Adapun alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah peneliti (instrumen kunci) dan kartu pencatat. Hasil analisis data menunjukkan masih terdapat kesalahan bahasa dalam buku tersebut. Kesalahan penggunaan ejaan berjumlah 65, pemilihan kata berjumlah 19, kalimat efektif berjumlah 13, dan paragraf berjumlah 4. Mengingat buku ini merupakan buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah dinilai Badan Standar Nasional Pendidikan, sehingga masih perlu disempurnakan sebagai bahan ajar proses pembelajaran. Kata Kunci: penggunaan bahasa, buku, kesalahan Abstract: This research has based to problems the use of the language contained in the entitled “Aktif Berbahasa Indonesia” written by Dewi Indrawati and Didik Durianto for Junior High School/ Islamic Junior High School for Class VII. This research has a purpose to describe the use of the language contained that book. This research applied descriptive method in form of qualitative. The Research dataare in form of letters, punctuation, abbreviations and acronyms, words, sentences, and paragraphs contained in the book. The technique of data collecting in this research is documenter study. The tool that is used to collect the data are researcher (key instrument) and field note. The analysis results show that there are some language errors in the book. There are 65 errors in the Use of spelling, 19 errors in language choosing, 13 errors in effective sentence, and 4 errors in paragraph. Considering the book has assessed by the National Education Standardization Agency, the book still needs to be refined as learning materials. Keywords: language use, the book, error 1 P enggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sering diperbincangkan. Bahasa Indonesia yang baik adalah penggunaan bahasa yang bergantung pada situasi dan kondisi penuturan serta lawan bicara. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang digunakan berdasarkan aturan atau kaidah yang berlaku. Bahasa yang baik belum tentu benar, begitu pula sebaliknya, bahasa yang benar belum tentu baik. Konsep bahasa yang baik dan benar sering dijumpai pada kehidupan seharihari. Konsep bahasa yang benar perlu diterapkan dalam kehidupan, terutama bidang pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari buku paket atau buku teks yang digunakan sebagai pegangan dalam pembelajaran. Bahasa pada buku tersebut harus baik dan benar. Saat ini buku teks pelajaran berkembang dengan cepat. Banyak buku yang tersebar di masyarakat khususnya di lingkungan pendidikan. Besarnya peluang usaha dalam meraup keuntungan menjadikan penulis dan penerbit berlombalomba memproduksi dan memasarkan buku. Tidak adanya hukum yang melarang mengakibatkan banyak pihak memanfaatkan peluang ini. Hal ini semakin memperbanyak buku yang beredar di masyarakat. Buku teks pelajaran yang beredar mencakup semua mata pelajaran pada setiap jenjang pendidikan, satu di antaranya Bahasa Indonesia. Peneliti menganalisis buku kelas VII SMP/MTs berjudul Aktif Berbahasa Indonesia yang ditulis oleh Dewi Indrawati dan Didik Durianto. Buku ini diterbitkan pada tahun 2008 oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Alasan peneliti memilih buku ini sebagai berikut. (1) Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, (2) buku teks pelajaran ini telah ditetapkan karena memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007, (3) buku ini dipergunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia. Penelitian ini relevan dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian ini berkaitan dengan pembelajaran siswa kelas IX semester satu pada Standar Kompetensi (SK) 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan baris, resensi, dan karangan, Kompetensi Dasar (KD) 4.3 Menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana. Hasil penelitian ini berguna bagi peneliti maupun pengajar pada proses pembelajaran siswa dalam menyunting suatu karangan. Oleh karena itu, penelitian terhadap kesalahan berbahasa pada buku teks pelajaran dapat menjadi bahan masukan dan dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat SMP. Masalah umum dalam penelitian ini, yaitu penggunaan bahasa yang terdapat pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Masalah tersebut kemudian dibatasi ke dalam submasalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah penggunaan ejaan dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk 2 SMP/MTs kelas VII? (2) Bagaimanakah penggunaan diksi dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII? (3) Bagaimanakah penggunaan kalimat efektif dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII? (4) Bagaimanakah penggunaan paragraf dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII? Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan bahasa yang terdapat pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut. (1) Pendeskripsian penggunaan ejaan dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. (2) Pendeskripsian penggunaan diksi dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. (3) Pendeskripsian penggunaan kalimat efektif dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. (4) Pendeskripsian penggunaan paragraf dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Manfaat penelitian ini bermanfaat untuk mendukung ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bahasa yang baik dan benar pada karangan atau buku. Ruang lingkup penelitian ini adalah penggunaan bahasa dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto. Penggunaan bahasa dilihat dari ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf. Penggunaan bahasa dari segi ejaan, meliputi penulisan huruf kapital, pemakaian tanda baca, penulisan singkatan dan akronim, dan penulisan kata. Penelitian dalam buku ini melingkupi penggunaan bahasa yang terdapat pada materi, kutipan surat kabar, kutipan surat resmi, rangkuman, dan soal. Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan bahasa pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Pembahasan pada penelitian tersebut berupa penggunaan ejaan pada surat kabar, skripsi mahasiswa, surat-menyurat, penulisan spanduk, dan tugas siswa serta buku teks pelajaran. Berdasarkan penelitian-penelitian yang ada, dipilih tiga sampel penelitian sebelumnya. Penelitian itu ditulis oleh M. Eksan, Akhmad Guntur, dan Dini Mariyam. Persamaan penelitian ini terletak pada sasaran penelitian yaitu kesalahan berbahasa pada bahasa tulis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian. Penelitian terdahulu mengkaji buku terbitan Romeo Grafika Pontianak, skripsi mahasiswa Universitas Kapuas Sintang, dan penulisan berita oleh siswa SMP Negeri 2 Pontianak, sedangkan pada penelitian ini mengkaji buku sekolah elektronik Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Kridalaksana (2008: 54) mengemukakan, ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan, yang lazimnya mempunyai tiga aspek yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfonemis, dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca. Ejaan secara umum dikategorikan menjadi 3 empat bahasan, yaitu (a) penulisan huruf, (b) pemakaian tanda baca, (c) penulisan singkatan dan akronim, dan (d) penulisan kata. Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus daripada huruf biasa. Contoh huruf kapital, yaitu A, B, C, D, E, dan seterusnya. Huruf kapital dalam bahasa Indonesia berjumlah sama dengan huruf biasa, yakni 26 alfabet. Perbedaan keduanya adalah ukuran dan bentuk huruf. Tanda baca merupakan lambang atau simbol yang digunakan dalam sistem ejaan. Tanda baca tidak termasuk ke dalam fonem maupun abjad dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, tanda baca merupakan bagian di dalam sistem ejaan bahasa Indonesia. Pemakaian tanda baca yang benar telah diatur di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Ada lima belas tanda baca yang ada dalam bahasa Indonesia. Semua tanda baca tersebut telah diatur pemakaiannya di dalam buku pedoman tersebut. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu, dua, tiga huruf, atau lebih dari itu. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Kaidah dalam bahasa Indonesia, yaitu Ejaan yang Disempurnakan. Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku tetapi lazim digunakan dan tetap dimengerti oleh pengguna bahasa. Ketidakbakuan yang terdapat dalam bahasa Indonesia pada umumnya terjadi pada kekeliruan fonem pada suatu kata atau ejaan. Keraf mengatakan ada tiga kesimpulan utama mengenai diksi, sebagai berikut. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa. (Keraf, 2009:24). Badudu (1986: 129) mengemukakan kalimat efektif haruslah memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik: strukturnya teratur, kata yang digunakan mendukung makna secara tepat, dan hubungan antarbagiannya logis. Menurut Razak (1990:2), kalimat dikatakan efektif bila kalimat tersebut mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang disampaikan. Amdan (2010: 19) berpendapat, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat yang efektif 4 memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan mudah dipahami. (Amdan, 2010:19). Ahmadi (1991: 1) mengemukakan paragraf adalah suatu satuan pikiran atau perasaan, suatu satuan susunan teratur satuan-satuan yang lebih kecil (kalimatkalimat) dan berfungsi sebagai bagian dari suatu satuan yang lebih besar (keseluruhan komposisi). Keraf mengungkapkan syarat paragraf yang baik. Keraf (1994: 67) menyatakan: Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat berikut: (a) kesatuan: yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu, (b) koherensi: yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu, (c) perkembangan alinea: perkembangan alinea adalah penyusunan atau perincian daripada gagasan-gagasan yang membina alinea itu. METODE Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dipilih dalam penelitian ini karena metode ini sangat tepat dan sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Melalui metode ini, peneliti menggambarkan penggunaan bahasa dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII sehingga mempermudah dalam perbaikan penulisan yang masih keliru bagi pihak penulis dan penerbit buku. Metode deskriptif adalah metode yang mengungkapkan, menggambarkan, mendeskripsikan, menguraikan, dan memaparkan objek berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode ini dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2005:67). Oleh karena itu, metode ini digunakan untuk mengungkapkan keadaan sebenarnya tentang penggunaan bahasa dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah kualitatif. Penggunaan bahasa dilihat dari penulisan ejaan, diksi atau pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf dalam buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII dideskripsikan dalam bentuk kata-kata ataupun dalam kalimat. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong 2010: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data merupakan asal atau dasar munculnya suatu data. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Data dalam penelitian ini adalah huruf, tanda baca, singakatan dan akronim, kata, kalimat, dan paragraf pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi 5 Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Kata, frasa, tanda baca, kalimat, dan paragraf yang masuk dalam kategori data yaitu yang teridentifikasi terjadi kesalahan berbahasa. Data itu berupa huruf kapital yang tidak pada penempatannya, tanda baca yang keliru pemakaiannya, kesalahan penulisan singkatan atau akronim, kata yang tidak sesuai dengan ejaan atau tidak baku, pilihan kata yang tidak tepat, kalimat yang tidak efektif, dan paragraf yang tidak baik. Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumenter. Teknik studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Nawawi, 2005:133). Teknik pengumpulan data ditempuh dengan langkah berikut. (a) pembacaan buku sekolah elektronik Aktif Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto secara cermat, (b) penandaan data pada buku tersebut dengan cara memberikan kode sesuai dengan kesalahan berbahasa, (c) pencatatan data tersebut ke dalam kartu pencatat. Kartu pencatat berupa tabel kesalahan berbahasa. Setiap kartu pencatat memuat satu permasalahan penelitian, (d) data yang telah dikumpulkan kemudian disusun dan dipilah secara terperinci sesuai dengan permasalahan penelitian kemudian setiap data diberi tanda atau kode penomoran yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahannya dari segi penulisan kata, penulisan huruf kapital, pemakaian tanda baca, penulisan singkatan dan akronim, diksi atau pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Peneliti sebagai instrumen utama berkedudukan sebagai perencana, pelaksana, penganalisis, dan penafsir data penelitian. Selain peneliti sebagai instrumen, alat pengumpul data yang digunakan berupa kartu pencatat yang berisi hasil pengelompokan data berdasarkan perumusan masalah penelitian, yakni kesalahan berbahasa pada buku sekolah elektronik Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik analasis data dilakukan dengan cara berikut. (a) Analisis dan interpretasi penggunaan ejaan pada data yang telah diklasifikasikan dalam tabel, (b) analisis dan interpretasi penggunaan diksi atau pilihan kata pada data yang telah diklasifikasikan dalam tabel, (c) analisis dan interpretasi penggunaan kalimat efektif pada data yang telah diklasifikasikan dalam tabel, (d) analisis dan interpretasi penggunaan paragraf pada data yang telah diklasifikasikan dalam tabel, (e) telaah ulang hasil analisis dengan membaca kembali buku tersebut dan pedoman atau kaidah yang berlaku, (f) koreksi dan triangulasi oleh dosen pembimbing dan penguji serta teman sejawat, (g) kesimpulan hasil penelitian sehingga diperoleh deskripsi kesalahan berbahasa pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 6 Penelitian ini berisi hasil analisis terhadap data yang telah dikumpulkan. Penggunaan bahasa yang salah pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII dianalisis dan diperbaiki kesalahannya. Data yang terkumpul dianalisis sesuai dengan permasalahan ini. Penggunaan ejaan dikelompokkan menjadi empat, yaitu penulisan huruf kapital, tanda baca, singkatan dan akronim, dan penulisan kata. Hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Rekapitulisasi Kesalahan Ejaan Kesalahan Berbahasa Jumlah Total Huruf Kapital 16 Ejaan Tanda Baca Singkatan dan Akronim 29 5 65 Kata 15 Tabel 2 Rekapitulisasi Kesalahan Pilihan Kata Data PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK8 PK9 PK10 PK11 PK12 PK13 PK14 PK15 PK16 PK17 PK18 PK19 Jumlah: 19 Pilihan Kata Sesuai Konteks Kalimat √ Sesuai Situasi Pembicaraan Sesuai Lawan Bicara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 17 1 1 7 Tabel 3 Rekapitulisasi Kesalahan Kalimat Efektif Kalimat Efektif Jelas Sesuai dengan Ringkas Mudah Dipahami Kaidah Data KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KK11 KK12 KK13 Jumlah: 13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 √ 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 11 Tabel 4 Rekapitulisasi Kesalahan Paragraf Data Kesatuan KP1 KP2 KP3 KP4 Jumlah: 4 Paragraf Koherensi √ √ √ 2 √ √ 3 Pengembangan Paragraf √ √ √ 3 Pembahasan Pada tabel 1 menunjukkan rekapitulasi kesalahan ejaan pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto. Kesalahan pada ejaan, meliputi penulisan huruf kapital, tanda baca, singkatan dan akronim, dan kata. Penulisan huruf kapital terdapat 16 data. Kesalahan ini berupa penulisan subbagian judul, penulisan kata hubung di dalam kalimat, penulisan judul pada tabel, dan penulisan mata pelajaran. Pembenarannya, yaitu berdasarkan pedoman Ejaan yang Disempurnakan, kata hubung yang bukan merupakan awal kata judul karangan ditulis dengan huruf kecil. Penulisan huruf pada subbagian judul menggunakan huruf kapital di unsur pertama kata. Kata yang menunjukkan nama diri ditulis menggunakan huruf kapital. Kesalahan penggunaan tanda baca berjumlah 29. Kesalahan ini berupa kurangnya tanda baca koma dalam mengapit keterangan tambahan yang sifatnya 8 tidak membatasi. Tanda baca koma seharusnya digunakan dalam frasa endosentrik yang apositif, yaitu frasa yang atributnya berupa aposisi atau keterangan tambahan seperti pada data tersebut. Tanda baca koma digunakan antara unsur pusat dan unsur aposisi. Kurangnya tanda koma dalam kalimat majemuk yang anak kalimat mendahului induk kalimat. Adanya jarak tanda baca dengan kata yang mendahuluinya. Kurangnya tanda baca koma dalam suatu kalimat yang memiliki rincian. Tanda baca yang tidak sesuai penggunaannya. Pembenarannya, yaitu sesuai dengan pedoman EYD, tanda koma digunakan sebagai pemisah antara unsure pusat dan unsure apositif. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Tanda baca ditulis serangkai atau bersambung dengan kata yang diikutinya. Penulisan singkatan dan akronim pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto sudah baik. Ini dibuktikan dengan sedikitnya data kesalahan yang ditemukan, yaitu lima kesalahan. Kesalahanberupa penulisan singkatan jalan, singkatan Dr., singkatan St, dan singkatan wakil kepala sekolah. Berdasarkan ketentuan penulisan EYD, yaitu singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik sehingga penulisan singkatan jalan adalah Jln. Dokter disingkat dr. bukan Dr. Singkatan dr. dan St. diberi tanda titik. Penulisan akronim wakil kepala sekolah yang benar adalah Wakasek. Hal ini sesuai dengan pedoman EYD yang berbunyi, “Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital”. Kesalahan penulisan kata terdapat 15 data. Kesalahan itu berupa penulisan kata asing. Berdasarkan pedoman EYD, kata asing ditulis menggunakan huruf miring. Kesalahan penulisan kata berupa kesalahan pengetikan yang tidak disengaja. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukan kesalahan yang sama pada buku. Penulisan kata yang tidak baku. Kesalahan penulisan ini terjadi karena pemahaman konsep yang salah dari penulis. Pada tabel 2 terlihat kesalahan berbahasa dalam pemilihan kata. Kesalahan pemilihan kata mencakup kesesuaian dengan konteks kalimat, situasi pembicaraan, dan lawan bicara. Kesalahan pada kesesuaian konteks kalimat sangat menonjol. Kesalahan itu berupa kata yang tidak tepat, imbuhan yang tidak sesuai, dan kata tanya dalam kalimat pernyataan. Kesalahan itu memperlihatkan adanya pengaruh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dalam pembentukan kalimat. Kata-kata seperti apa, di mana, siapa, kapan, mengapa, dan bagaimana merupakan kata tanya di dalam bahasa Indonesia. Apabila kita melihat data tersebut, kalimat yang terbentuk bukan termasuk kalimat tanya. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanda tanya di akhir kalimat dan isi kalimat tersebut bernada pernyataan. Penggunaan kata tanya di dalam kalimat pernyataan tidak tepat. Aturan dalam bahasa Indonesia jelas berbeda dengan aturan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Bahasa Indonesia tidak membenarkan penggunaan kata tanya di tengah kalimat pernyataan. Hal ini harus dihindari karena kalimat dihasilkan tidak benar. Kata-kata tanya tersebut dapat diganti dengan kata yang lebih tepat dan benar sesuai dengan konteks kalimat. Kesalahan sesuai situasi pembicaraan dan lawan bicara sangat minim. Kesalahan sesuai situasi pembicaraan berupa penggabungan bahasa asing dalam kalimat bahasa Indonesia. 9 Hal ini tidak dibenarkan jika ada kosa kata bahasa Indonesia yang memiliki arti sama dengan bahasa tersebut. Pada tabel 3 terlihat kesalahan yang terjadi pada kalimat. Kalimat tersebut tidak efektif dikarenakan tidak memenuhi syarat kalimat yang efektif. Data menunjukkan kalimat tidak efektif karena kalimat tersebut tidak jelas, tidak sesuai dengan kaidah, terlalu panjang, dan sulit dipahami. Kalimat tersebut jika terdapat kekurangan dalam syarat kalimat efektif, dinyatakan tidak efektif. Kalimat yang memenuhi seluruh syarat, dapat dikatakan kalimat efektif. Setiap kalimat memiliki kesalahan pada tiap syarat. Kesalahan yang banyak terjadi dalam kalimat, yaitu kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah. Banyak kalimat yang tidak beraturan susunan kalimat, sehingga tidak efektif. Kesalahan kalimat berupa penggunaan dua kata penghubung sekaligus dalam satu kalimat. Kata hubung terletak pada induk kalimat dan anak kalimat. Apabila kata hubung itu melekat pada kedua kalimat, kedua kalimat tersebut merupakan anak kalimat. Agar diperoleh suatu kalimat majemuk yang benar, satu di antara kata penghubung tersebut dihilangkan sehingga terdapat induk kalimat. Adanya pembeda induk kalimat dan anak kalimat membuat kalimat lebih mudah untuk dipahami. Tabel 4 menunjukkan kesalahan paragraf yang tidak baik. Kesalahan paragraf, yaitu tidak memenuhi syarat paragraf yang baik. Paragraf tidak ada kesatuan, koherensi, dan pengembangan paragraf. Paragraf tersebut hanya memiliki satu kalimat. Seharusnya paragraf tersebut belum bisa dikatakan paragraf. Agar menjadi paragraf yang utuh, paragraf tersebut harus ditambah dengan kalimat penjelas. Kalimat tersebut harus mendukung kalimat utama agar memenuhi syarat kesatuan. Kalimat-kalimat yang dibuat pun harus berkaitan agar memenuhi syarat koherensi. Bila kedua syarat tersebut telah dibuat, secara otomatis syarat pengembangan paragraf akan terpenuhi juga. Ada paragraf yang telah memenuhi syarat, tetapi koherensi tidak tepat. Penyusunan rincian tidak sistematis secara logika. Ada juga paragraf yang telah memiliki kesatuan dan koherensi, tetapi masih perlu dikembangkan paragraf tersebut. Jika semua syarat telah terpenuhi dengan baik, paragraf akan mudah dipahami oleh pembaca. Data kesalahan berbahasa secara keseluruhan direkapitulisasi dalam satu tabel. Berikut ini tabel rekapitulisasi kesalahan berbahasa pada buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII. Tabel 5 Rekapitulisasi Kesalahan Berbahasa pada Buku Aktif Berbahasa Indonesia Karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs Kelas VII Kesalahan Berbahasa Jumlah Total Ejaan 65 Kesalahan Berbahasa Pilihan Kata Kalimat Efektif 19 13 101 Paragraf 4 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 10 Simpulan penelitian berdasarkan hasil analis data yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap buku Aktif Berbahasa Indonesia karya Dewi Indrawati dan Didik Durianto untuk SMP/MTs kelas VII, sebagai berikut. (1) Kesalahan penggunaan ejaan berjumlah 65, meliputi kesalahan penulisan huruf kapital, tanda baca, singkatan dan akronim, dan kata. Penulisan huruf kapital berupa penulisan pada subjudul, penulisan kata hubung di tengah kalimat, penulisan judul pada tabel, dan penulisan mata pelajaran. Penggunaan tanda baca berupa penggunaan pada frasa apositif, anak kalimat yang mendahului induk kalimat, perincian dalam kalimat, tanda hubung, dan perincian antarkalimat. Penulisan singkatan dan akronim berupa penyingkatan kata, gelar, dan akronim nama diri. Penulisan kata berupa penulisan bahasa asing, kesalahan pengetikan, kata baku, tanggal surat, dan kekurangan huruf, (2) kesalahan pemilihan kata berjumlah 19, meliputi penggunaan kata tanya dalam kalimat pernyataan, bahasa asing dalam kalimat, keterangan tambahan, kata yang mendapat imbuhan, dan pasangan kata, (3) kesalahan kalimat efektif berjumlah 13, meliputi struktur kalimat yang tidak teratur, kurangnya unsur dalam kalimat, pemubaziran kalimat, dan penggunaan dua kata hubung dalam satu kalimat, (4) kesalahan paragraf berjumlah 4 kesalahan, meliputi kurangnya kalimat dalam paragraf dan penyusunan tidak teratur. Saran Adanya ditemukan kesalahan-kesalahan berbahasa dan mengingat buku ini merupakan buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah dinilai Badan Standar Nasional Pendidikan, buku ini masih perlu disempurnakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan, buku yang telah direkomendasikan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 tahun 2007 sepatutnya tidak terdapat atau minim kesalahan dalam penggunaan bahasa. Buku mata pelajaran yang dipasarkan dan digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran di sekolah sebaiknya disaring oleh Badan Standar Nasional Pendidikan untuk dinilai kelayakannya. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Mukhsin. 1991. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf serta Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang: Y A3 Malang. Amdan, Ahadi Sulissusiawan. 2010. Bahan Ajar Menulis 3: Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah. Pontianak: FKIP Untan. Badudu, J. S. 1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramedia. Guntur, Akhmad. 2008. “Penerapan Ejaan yang Disempurnakan dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Kapuas Sintang Tahun Akademik 2006/2007’. Skripsi. Pontianak: FKIP Untan. Indrawati, Dewi dan Durianto, Didik. 2008. Aktif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 11 Mariyam, Dini. 2011. “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Penulisan Berita oleh Siswa SMP Negeri 2 Pontianak Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi. Pontianak: FKIP Untan. Moleong, Lexi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Razak, Abdul. 1990. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: PT Gramedia. 12