BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 HASIL PENELITIAN Berdasarkan data hasil penelitian, persentase kemampuan siswa kelas dalam menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi kimia dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Identifikasi kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal dalam reaksi kimia. No 1 2 Indikator Menjelaskan pengertian reaksi kimia Rata-rata Menyetarakan persamaan reaksi kimia Nomor item 1 Presentase Siswa Menjawab Benar (%) 59 Presentase Siswa Menjawab Salah (%) 41 2 3 4 5 6 7 8 59 29,4 65 29,5 23,5 23,5 41,1 53 41 70,6 35 70,5 76,5 76,5 58,9 47 38 62 23,5 29,5 5,8 65 23,5 76 70,5 94,2 35 76,5 29 70 Rata-rata 3 Menentukan koefisen reaksi kimia Rata-rata 9 10 11 12 13 1 Lanjutan Tabel 4.1 4 Mengidentifikasi persamaan reaksi kimia 14 15 16 17 18 19 20 41,2 17.7 29,5 23,5 35,2 23,5 23,5 38 41 Rata-rata Rata-rata total 58,8 82,3 70,5 76,5 64,8 76,5 76,5 62 58.7 Berdasarkan data tabel di atas persentase kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal reaksi kimia dalam bentuk grafik histogram yang disajikan dalam gambar berikut. 80 70 60 70% 59% 50 62% 41% 40 62% 38% 38% 29% 30 % benar % salah 20 10 0 1 2 3 4 Sub Pokok Bahasan Gambar 4.1Persentase kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal reaksi kimia. Keterangan: Sub Pokok Bahasan: 1 = Menjelaskan pengertian persamaan reaksi kimia 2 2 = Menyetarakan persamaan reaksi kimia 3 = Menentukan koefisien reaksi kimia 4 = Mengidentifikasi persamaan reaksi kimia Berdasarkan gambar di atasdiperoleh rata-rata total siswa yang menjawab benar adalah 41% dan total rata-rata siswa yang menjawab salah adalah 58,7%, hal ini artinya kemampuan siswa SMA Prasetya Gorontalo dalam menyelesaikan soalsoal persamaan reaksi kimia termasuk dalam kategori kurang. Dari hasil identifikasi kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi kimia pada siswa kelas X SMA Prasetya Gorontalo dapat diuraikan seperti dibawah ini: 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan kurikulum yang ada di SMA/ MA, materi persamaan reaksi kimia diajarkan pada kelas X semester 1. Pada materi persamaan reaksi kimia terdiri dari sub pokok bahasan: (1) pengertian persamaan reaksi kimia, (2) Penyetaraan persamaan reaksi kimia, (3) Penentuan koefisien reaksi kimia, (4) Identifikasi persamaan reaksi kimia. Oleh karena itu pembahasan ini berdasarkan pada sub konsep tersebut. 4.2.1Identifikasi Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pengertian Persamaan Reaksi Kimia Berdasarkan data Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 59% siswa yang menjawab benar bahwa reaksi kimia yang mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat-zat baru (produk) merupakan persamaan reaksi. Hal ini artinya setengah siswa kelas X SMA sudah mampu menjelaskan pengertian persamaan reaksi kimia. Dari 41% siswa yang tidak mampu menjelaskan diperoleh 23,5% menjawab reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi) menjadi zat-zat baru (produk) merupakan reaksi kimia, dan 17,5% menjawab reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi) menjadi zat-zat baru (produk) merupakan rumus kimia. Hal ini menunjukkan 3 kemungkinansiswa tidak bisa membedakan antara pengertian persamaan reaksi itu sendiri. Dari uraian diatas diperoleh rata-rata siswa yang menjawab benar pada sub pokok bahasan pengertian persamaan reaksi kimia adalah 59% dan rata-rata siswa yang menjawab salah adalah 41%. Hal ini artinya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi kimia termasuk kurang. 4.2.2 Identifikasi Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Penyetaraan Reaksi Dari Suatu Persamaan Reaksi Kimia Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 29,4% siswa menjawab benar dan 70,6% siswa menjawab salah. Hal ini artinya hanya 29,4% siswa yang bisa menuliskan persamaan reaksi dengan tepat jika 4 molekul zat A dengan 4 molekul zat B2akan menghasilkan 4 molekul zat AB2 , dengan persamaan reaksi 4A + 4B2 → 4AB2. Hal ini artinya hanya sedikit siswa yang bisa menuliskan persamaan reaksi kimia dari soal wacana. Dari 70,6% siswa yang tidak mampu menuliskan persamaan reaksi, diperoleh sebanyak 29,4% menuliskan A4 + 2B2 →4AB2, 29,4% menuliskan A4 + 4B2→4AB2, dan ada juga yang tak bisa menuliskan persamaan reaksi dari soal wacana yaitu 11,8%. Hal ini artinya bahwa banyak siswa yang tidak mampu menuliskan persamaan kimia. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 65% siswa yang menjawab benar bahwa hasil reaksi antara 2 molekul gas hidrogen dengan 1 molekul oksigen menghasilkan 2 molekul air (2H2O). Hal ini artinya siswa sudah bisa mengidentifikasi hasil reaksi dengan melihat persamaan dan menyetarakan unsurunsur yang ada (H dan O). Dari 35% siswa yang tidak mampu mengidentifikasi hasil reaksi dari gas hidrogen dengan oksigen, diperoleh sebanyak 6% yang mengidentifikasi hanya 1 molekul air (H2O), 6% menjawab 4HO2, dan 23% menjawab H2O2. Hal ini artinya siswa belum mampu mengidentifikasi hasil reaksi dengan mengunakan persamaan 2H2 + O2. 4 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 29,5% siswa yang menjawab benar bahwa reaksi antara hidrogen dan klorida membentuk hidrogen klorida (2HCl). Hal ini artinya hanya sedikit siswa yang mampu menuliskan hasil reaksi antara hidrogen dan klorida. Dari 70,5% siswa yang tidak mampu menuliskan hasil reaksi dari hidrogen dan klorida, 23,5% menjawab hasil reaksi hidrogen dengan klorida adalah H2Cl2, 23,5% menjawab HCl2 dan 23,5% menjawab H2Cl2. Hal ini artinya sebagian besar siswa belum bisa menuliskan hasil reaksi hidrogen dengan klorida dengan tepat. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 23,5% siswa yang menjawab benar hasil reaksi pembakaran gas metana (CH4) menghasilkan karbon dioksida dan uap air adalah CO2 dan 2H2O. Hal ini artinya bahwa sebagian kecil siswa yang mampu menuliskan hasil reaksi pembakaran gas metana. Dari 76,5% siswa yang tidak mampu menjawab dengan benar, diperoleh 47% siswa menuliskan CO2 + H2O untuk hasil pembakaran gas metana, dan 29,5% menjawab CO + 2H2O untuk hasil reaksi pembakaran gas metana. Hal ini artinya masih banyak siswa yang tidak bisa menentukan atau menuliskan hasil reaksi dari reaksi pembakaran metana. Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh 23,5% siswa yang menjawab benar persamaan reaksi dari gas nitrogen dengan gas hidrogen yang dipanaskan dengan suhu 3000 membentuk gas amonia (NH3), dengan persamaan reaksi yang benar adalah N2 + 3H2 →2NH3. Hal ini artinya hanya sebagian kecil siswa yang mampu menuliskan persamaan reaksi dari soal wacana dengan memperhatikan banyaknya komponen( N dan H) dari produk dan reaktan.. Dari 76,5% siswa yang tidak mampu menuliskan persamaan reaksi dan menyetarakannya, diperoleh sebanyak 35% menjawab N2(g) + H2(g)→ 2NH3(g) untuk reaksi pemanasan gas nitrogen dengan gas hidrogen yang membentuk gas amonia, 12% menjawab N2(g)+ 3H2(g) → NH3(g), dan 29,5 % menjawab N2(g)+ H2(g) → 4NH3(g) . Hal ini artinya masih banyak siswa yang tidak mampu menuliskan persamaan reaksi kimia dari reaksi nitrogen dan hidrogen yang dipanaskan dengan suhu 30000C membentuk gas amonia. 5 Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh 41,1% siswa yang menjawab benar persamaan reaksi besi(III) oksida (karat besi) dengan larutan asam sulfat membentuk besi(III) sulfat dan air,persamaan reaksi yang benar yaitu Fe2O3(s) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(ag) +3H2O(l) . Hal ini artinya bahwa sebagian siswa yang mampu menuliskan persamaan reaksi antara besi(III) sulfat dengan asam sulfat membentuk besi(III) dan air. Dari 58,9% siswa yang tidak menjawab benar, diperoleh 23,5% siswa menjawab persamaan reaksi dari besi(III) oksida (karat besi) dengan larutan asam sulfat membentuk besi(III) sulfat dan air yaitu Fe2O3(s)+ 2H2SO4(aq) → 3Fe2(SO4)3(aq)+4H2O(l), 17,7% menjawab persamaan reaksi dari besi(III) oksida (karat besi) dengan larutan asam sulfat membentuk besi(III) sulfat dan air yaitu Fe2O3(s) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq)+ 2H2O(l), dan 17,7% menjawab persamaan reaksi dari besi(III) oksida (karat besi) dengan larutan asam sulfat membentuk besi(III) sulfat dan air yaitu Fe2O3(s)+ 2H2SO4(aq) →Fe2(SO4)3(ag) +2H2O(l).Hal ini artinya bahwa sebagian besar siswa tidak bisa menuliskan persamaan reaksi dari persamaan suatu wacana. Berdasarkan Tabel 4.1, diperoleh 53% siswa yang menjawab benar persamaan reaksi logam kalium dengan gas oksigen menghasilkan oksida padat dengan persamaan 2K(s) + O2(g) → 2K2O(s). Hal ini artinya sebagian siswa sudah mampu menuliskan dan mengenal unsur-unsur untuk menuliskan persamaan reaksi. Dari 47% siswa yang tidak mampu menjawab benar, diperoleh 11,7% siswa menjawab persamaan reaksi logam kalsium dengan gas oksigen membentuk kalsium oksida padat persamaan reaksinya Ca(s) + O2(g) → CaO(s) , dan 35,3% menjawab persamaan reaksi logam kalsium dengan gas oksigen membentuk kalsium oksida padat persamaan reaksinya Ca(s) + O2(g) → CaO2(s) . Hal ini artinya sebagian siswa belum bisa menuliskan persamaan reaksi kimia dengan benar. Dari uraian diatas diperoleh rata-rata siswa yang menjawab benar pada sub pokok bahasan penyetaraan persamaan reaksi kimia adalah 38% dan rata-rata total 6 siswa yang menjawab salah adalah 62%. Hal ini artinya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal penyetaraan persamaan reaksi kimia termasuk kurang. 4.2.3 Identifikasi Penentuan Koefisien Reaksi Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh 23,4% siswa yang menjawab benar untuk menentukan harga a, b, dan c berturut-turut berdasarkan persamaa aK(s) + bH2SO4(aq)→ K2SO4(ag) + H2(ag) dimana diperoleh hargaa = 2, b = 1 dan c = 1. Hal ini artinya hanya sebagian kecil siswa yang mampu menyetarakan persamaan reaksi dan menentukan harga dari masing-masing spesi yang ditanya. Dari 70% siswa yang menjawab salah, diperoleh 17,8% siswa menentukan harga a, b, dan c berturut-turut berdasarkan persamaan aK(s) + bH2SO4(aq)→ c K2SO4(ag) + H2(ag) dimana harga1, b = 1 dan c = 2, 23,6% siswa menentukan harga a, b, dan c berturut-turut berdasarkan persamaan aK(s) + bH2SO4(aq)→ cK2SO4(ag) + H2(ag) dimana harga a = 2, b = 2 dan c = 1, 41,2% siswa harga a, b, dan c berturut-turut berdasarkan persamaan aK(s)+ bH2SO4(aq)→ cK2 SO4(ag)+ H2(ag) dimana harga a = 1 = 2 dan 1, dan 5,4 % siswa tidak mampu menjawab sama sekali. Hal ini artinya sebagian besar siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal penentuan koefisien reaksi kimia dengan jalan menyetarakan terlebih dahulu. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diperoleh 29,5% siswa yang mampu menjawab benar penentuan koefisien dari reaksi asam nitrat dan hidrogen sulfida menghasilkan nitrogen oksida, sulfur dan air.Terlebih dahulu ditentukan koefisien reaksinya adalah dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d, dan e sehingga persamaan reaksinya ( aHNO3(ag) + b H2S(g) → c NO(g)+ dS(s)+ eH2O(i)). Berdasarkan reaksi maka atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi), atom O : 3a = c + e ↔3a = a + e ↔ e = 2a , atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a ↔ 2b = 3a ↔ b = 3 2 , dan atom S : b = d =3 2 Maka agarterselesaikan diambil harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e= 4 sehingga persamaan reaksinya: 2HNO3(ag)+ 3H2S(g) → 2NO(g) + 3S(s) + 4H2O(i) dan mendapatkan perbandingan koefisien dimana a = 2, b = 3, c = 2, d = 3 dan e = 4. Hal ini artinya hanya sebagian kecil siswa yang mampu menentukan 7 koefisien persamaan reaksi. Dari 70,5% siswa yang menjawab salah, diperoleh 5,8% siswa yang menentukan koefisien dari reaksi asam nitrat dan hidrogen sulfida menghasilkan nitrogen oksida, sulfur dan air (aHNO3(ag) + b H2S(g)→c NO(g) + dS(s) + eH2O(i)) dimana a = 1, b = 2, c = 3, d = 2 dan e = 5, 29,4% siswa menentukan koefisien dari reaksi asam nitrat dan hidrogen sulfida menghasilkan nitrogen oksida, sulfur dan air (aHNO3(ag) + b H2S(g) →c NO(g) + dS(s) + eH2O(i)) dimana a = 1, b = 2, c = 3, d = 5 dan e = 4, dan 35,5% siswa menentukan koefisien dari reaksi asam nitrat dan hidrogen sulfida menghasilkan nitrogen oksida, sulfur dan air (aHNO3(ag) + b H2S(g)→c NO(g) + dS(s) + eH2O(i)) dimana a = 2, b = 3, c = 2, d = 4 dan e = 3. Hal ini artinya bahwa sebagian besar siswa belum bisa menentukan koefisien reaksi kimia dengan tepat. Berdasarkan data pada Tabel 4.1, diperoleh rata-rata 5,8% siswa yang menjawab benar nilai koefisien reaksi dari logam tembaga dengan asam nitrat menghasilkan tembaga(II) nitrat, air , dan gas nitrogen monoksida(Cu(s) +HNO3(aq) →Cu(NO3 )2(aq) + H2O(l)+ NO(g), untuk bisa mendapatkan perbandingan koefisien reaksi (a, b, c, d dan e)terlebih dahulu ditetapkan koefisien Cu(NO3)2= 1 sedangkan koefisien zat yang lain dimisalkan dengan huruf. (a Cu(s) + b HNO3(aq) →1 Cu(NO3 )2(aq) + c H2O(l)+ d NO(g), selanjutnya disetarakan atom di ruas kiri dan ruas kanan Cu, N, H, dan O. Jumlah atomCu = a,Cu =1 , dan a = 1, N = b, N = 2 + c ,dan b = 2 + c(1), H = b , H = 2d , danb = 2d(2), O = 3b , O = 6 + c + d , dan 3b = 6 + c + d (3). Subtitusikan lagi persamaan (2) dan (3) 3b = 6 + c + d 3(2d) = 6 + c + d 6d = 6 + c + d c = 6d – d – 6 c = 5d – 6 ……………. (4) Masukkan dalam persamaan (1) 8 b=2+c b = 2 + 5d – 6 b = 5d – 4 ………………. (5) Persamaan (2) dan (5): b = 2d 5d – 4 = 2d 3d = 4 d =43 Subtitusikan d = 4 3dalam persamaan (2): b = 2d = 2 x 4 3 = 8 3 Subtitusikan b 8 3 - 2 = 8 3 - 6 3 = 2 3 Masukkan koefisien sementara dalam bentuk pecahan pada persamaan reaksi: 1Cu(s) +8 3HNO3(aq) → 1 Cu(NO3 )2(aq) + 4 3H2O(l)+ 2 3NO(g) Untuk membulatkan pecahan, semua koefisien dikalikan tiga sehingga tidak ada bilangan pecahan dalam persamaan reaksi menjadi: 3Cu(s) +8NO3(aq) → 3Cu(NO3 )2(aq) + 4H2O(l)+ 2NO(g) Perbandingan nilai masing – masing koefisien reaksi: a = 3, b = 8, c = 3, d = 4, dan e = 2. Hal ini artinya hanya sedikit sekali siswa yang mampu menentukan koefisien reaksi dengan cara subtitusikan terlebih dahulu dari suatu persamaan reaksi yang ada. Dari 94,2% siswa yang tidak benar dalam menjawab, diperoleh 23,5% siswa yang menjawab nilai koefisien reaksi dari logam tembaga dengan asam nitrat menghasilkan tembaga(II) nitrat, air , dan gas nitrogen monoksida aCu(s) + b HNO3(aq)→cCu(NO3 )2(aq) + d H2O(l)+ e NO(g), yaitu a = 3, b = 8, c = 3, d = 2, dan e = 4, 29,4% siswa menjawab koefisien dari logam tembaga dengan asam nitrat menghasilkan tembaga(II) nitrat, air , dan gas nitrogen monoksida aCu(s) + b HNO3(aq) → cCu(NO3 )2(aq) + d H2O(l) + e NO(g), yaitu a = 3, b = 8, c = 4, d = 3, dan e = 2, dan 41,3% siswa menjawab koefisien dari logam tembaga dengan asam nitrat menghasilkan tembaga(II) nitrat, air , dan gas nitrogen monoksida aCu(s) + b HNO3(aq) 9 → cCu(NO3 )2(aq) + d H2O(l) + e NO(g), yaitu a = 3, b = 8, c = 2, d = 3, dan e = 4. Hal ini artinya sebagian besar siswa tidak bisa menentukan koefisien reaksi dari suatu persamaan reaksi kimia dengan cara disubtitusikan terlebih dahulu. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 65% siswa yang menjawab benar bahwa koefisien dari reaksi aFe(s) + b O2(g) → c Fe2O3(g) nilai a,b, dan c masing adalah 4, 3 dan 2. Hal ini artinya sebagian besar siswa mampu menentukan koefisien reaksi dari persamaan reaksi. Dari 35% siswa yang menjawab salah, diperoleh 5,8% siswa menjawab koefisien dari reaksi aFe (s)+ bO2(g) → c Fe2O3(g) nilai a,b, dan c masing adalah 2, 3 dan 4, 23,5% siswa menjawab koefisien dari reaksi aFe(s) + b O2(g) → c Fe2O3(g) nilai a,b, dan c masing adalah 2, 1 dan 4 , dan 11,7% siswa menjawab koefisien dari reaksi aFe(s) + bO2(g) → c Fe2O3(g) nilai a,b, dan c masing adalah 2, 1dan 1. Hal ini artinya sebagian kecil siswa tidak mampu menentukan koefisien reaksi dari suatu persamaan reaksi kimia. Berdasarkan data Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 23,5% siswa menjawab benar bahwa spesi-spesi yang mempunyai koefisien 2 dari persamaan reaksi SiO2 + CaF2 + H2SO4 → CaCO4 + SiF4 + H2O yaitu CaF2, CaF2, CaCO4, H2O. Hal ini bahwa hanya sebagian kecil siswa yang menentukan spesi-spesi yang memiliki spesi-spesi reaksi yang mempunyai koefisien 2 dari suatu persamaan yang perlu disetarakan. Dari 76,5% rata-rata siswa yang tidak menjawab benar, diperoleh 23,5% siswa menjawab spesi-spesi yang mempunyai koefisien 2 dari persamaan reaksi SiO2 + CaF2 + H2SO4 → CaCO4 + SiF4 + H2O yaitu CaF2, H2SO4, SiF4 , 47 % siswa menjawab spesi-spesi yang mempunyai koefisien 2 dari persamaan reaksi SiO2 + CaF2 + H2SO4 → CaCO4 + SiF4 + H2O yaitu CaF2, H2SO4, CaCO4 dan SiF4, dan 6% siswa menjawab spesispesi yang mempunyai koefisien 2 dari persamaan reaksi SiO2 + CaF2 + H2SO4 → CaCO4 + SiF4 + H2O yaitu, SiO2, H2SO4 dan CaCO4. Hal ini artinya sebagian besar siswa tidak bisa menentukan spesi-spesi yang mempunyai koefisien 2 dari suatu persamaan reaksi yang perlu disetarakan terlebih dahulu. 10 Dari uraian diatas diperoleh rata-rata siswa yang menjawab benar pada sub pokok bahasan penentuan koefisien reaksi kimia 27% dan rata-rata total siswa yang menjawab salah adalah 78%. Hal ini artinya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal penentuan koefisien reaksi kimia termasuk kurang. 4.2.4 Identifikasi Kemampuan Siswa yang Menjawab Soal-Soal Persamaan Reaksi Kimia Berdasarkan data pada Tabel 4.1 rata-rata 41,2 % siswa menjawab benar bahwa yang merupakan reaktan dari persamaan Mg(s) + 2HCl(aq)→ MgCl2(aq)+ H2(g) yaitu HCl dan Mg. Hal ini artinya hanya sebagian kecil siswa yang mampu menentukan zat pereaksi dari suatu persamaan. Dari rata-rata 58,8% siswa yang menjawab salah, diperoleh 35,4% siswa menjawab bahwa yang merupakan reaktan dari persamaan Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) yaitu Mg dan H2, 5,8% siswa yang menjawab bahwa yang merupakan reaktan dari persamaan Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) yaitu Mg dan MgCl, dan 17,6% siswa menjawab bahwa yang merupakan reaktan dari persamaan Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) yaitu MgCl dan H2. Hal ini artinya sebagian besar siswa tidak bisa menetukan pereaksi dari suatu persamaan reaksi kimia. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 17,7% siswa yang menjawab benar bahwa jika logam magnesium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida, maka gas yang dihasilkan adalah H2. Hal ini artinya sebagian kecil siswa yang mampu menentukan hasil reaksi dari suatu persamaan reaksi kimia yang berupa wacana. Dari 82,3% rata-rata siswa yang menjawab salah, diperoleh 5,8% siswa menjawab bahwa jika logam magnesium dimaukkan ke dalam larutan asam klorida, maka gas yang dihasilkan adalah O2, 53% siswa menjawab bahwa jika logam magnesium dicampur dengan larutan asam klorida, maka gas yang dihasilkan adalah Cl2, dan 23,5% siswa menjawab bahwa jika logam magnesium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida, maka gas yang dihasilkan adalah H2O. Hal ini artinya sebagian 11 besar siswa tidak bisa menentukan hasil reaksi dari suatu persamaan reaksi kimia yang berupa wacana. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 29,5% siswa yang menjawab benar dengan melihat beberapa pilihan persamaan reaksi yaitu 2 H2O(g) → 2 H2(g) + O2(g), H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl, 2S(s) + 3 O2(g)→ 2 SO2(g)dan C(s) + O2(g)→ CO2(g)yang merupakan persamaan yang salah adalah H2(g) +Cl2(g) → 2HCl(ag).Hal ini artinyahanya sebagian kecil siswa yang mampu menentukan persamaan reaksi yang tidak tepat. Dari rata-rata 70,5% siswa yang tidak menjawab benar, diperoleh 11,8% siswa menjawab pernyataan yang salah dari persamaan yang ada yaitu 2 H2O(g) → 2 H2(g) + O2(g) , 35,2% siswa menjawab persamaan yang salah 2S(s) + 3O2(g) → 2SO2(g) dan 23,5% siswa menjawab persamaan yang salah yaituC(s) + O2(g) → CO2(g). hal ini artinyabahwa sebagian besar siswa tidak bisa menentukan persamaan reaksi yang salah dari beberapa persamaan reaksi kimia. Berdasarkan tabel data pada Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 23,5% siswa yang menjawab benar bahwa pernyataan yang benar untuk persamaan reaksi 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) adalahpada reaksi itu dihasilkan 4 molekul. Hal ini artinyahanya sebagian kecil siswa yang mampu membuat pernyataan yang tepat dari suatu persamaan reaksi. Dari 76,5% rata-rata siswa yang menjawab salah, diperoleh 11,8% siswa menjawab untuk persamaan 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) pernyataan yang tepat adalahjumlah atom ruas kiri dan kanan adalah sama. 23,5% siswa memberi pernyataan dari persamaan 2SO2(g) + O2(g) → 2 SO3(g) adalah pada reaksi itu dihasilkan 2 molekul, dan 41,2% siswa menjawab bahwa pernyataan yang tepat untuk reaksi 2SO2(g)+ O2(g)→ 2 SO3(g) adalah pada reaksi dihasilkan 5 molekul. Hal ini artinyasebagian besar siswa tidak mampu membuat pernyataan yang tepat dari suatu persamaan reaksi kimia. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 35,2% siswa yang menjawab benar untuk menentukan persamaan yang sudah setara dari beberapa persamaan berikut: (1) Fe2O3(s)+ 2Al(s) → Al2O3(s) + Fe(s), (2) Al(s) + 3H2SO4(aq) → 12 Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g), (3) C2H5OH(l) + 3O2(g)→ 2CO2(g) + 3H2O(l),(4) Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(ag) + H2O(l), yang reaksinya sudah setara adalah C2H5OH(l) + 3O2(g)→ 2CO2(g) + 3H2O(l). Hal ini artinyahanya sebagian kecil siswa yang mampu menetukan persamaan reaksi yang sudah setara dari beberapa reaksi yang diketahui. Dari 64,8% rata-rata siswa yang menjawab salah, diperoleh 17,8% siswa yang menjawab bahwa reaksi yang setara dari persamaan yang ada yaitu Fe2O3(s)+ 2Al(s) → Al2O3(s) + Fe(s), 35,2% siswa menjawab Al(s) + 3 H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g), dan 11,8% siswa yang menjawab Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(ag) + H2O(l). Hal ini artinyasebagian besar siswa tidak mampu menentukan persamaan reaksi yang sudah setara dengan membandingkan beberapa persamaan reaksi. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 23,5% siswa yang menjawab benar bahwa dari beberapa reaksi berikut: 1) CH4(g) + O2(g)→ CO2(g) + H2O(g), 2) Fe(s)+ HCl(g) → FeCl2(aq) + H2 , 3) Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g), 4) CuO(s) + 2H2(g) → Cu + H2O(g), yang sudah setara adalah Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g). Hal ini artinyahanya sedikit siswa yang bisa menentukan reaksi yang sudah setara dari beberapa persamaan yang ada. Dari 76,5% rata-rata yang menjawab salah, diperoleh 59% siswa menjawab CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g), 11,8% siswa menjawab Fe(s)+ HCl(g) → FeCl2(aq) + H2, dan 5,7% siswa menjawab CuO(s) + 2H2(g) →Cu + H2O(g). hal ini artinyasebagian besar siswa tidak bisa menentukan persamaan reaksi yang sudah setara dari beberapa reaksi kimia. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 diperoleh rata-rata 23,5% siswa menjawab benar bahwa logam almunium bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan sulfat dan gas hidrogen persamaan reaksi yang sudah setara yaitu 2Al(s) + 3H2SO4(ag)→ Al2(SO4)3(ag) + 3H2(g). hal ini artinyahanya sebagian kecil siswa yang mampu menuliskan persamaan reaksi yang sudah setara dari sebuah wacana. Dari 76,5% rata-rata siswa yang menjawab tidak benar, diperoleh 23,5% siswa menjawab logam almunium bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan sulfat dan gas hidrogen persamaan reaksi yang sudah setara yaitu 3Al(s)+ 2 H2SO4(ag) → 13 Al(SO4)3(ag) + 2H2(g), 47,2% siswa menjawab logam almunium bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan sulfat dan gas hidrogen persamaan reaksi yang sudah setara yaitu Al(s)+ H2SO4(ag)→ AlSO4(ag) + H2 , dan 5,8% siswa menjawab logam almunium bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan sulfat dan gas hidrogen persamaan reaksi yang sudah setara yaitu Al(s) + 3H2SO4(ag) → Al(SO4)3(ag) + 3H2(g). Hal ini artinyasebagian besar siswa tidak dapat menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi kimia. Dari uraian diatas diperoleh rata-rata siswa yang menjawab benar pada sub pokok bahasan persamaan reaksi kimia adalah 28% dan rata-rata total siswa yang menjawab salah adalah 72%. Hal ini artinyakemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi kimia termasuk kurang. 14