13 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, dan merupakankomunitas yang hidup di dalam kawasan yang lembab dan berlumpur serta dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove disebut juga sebagai hutan pantai, hutan payau atau hutan bakau. Pengertian mangrove sebagai hutan bakau adalah pohon-pohon yang tumbuh di daerah pantai (pesisir), baik daerah yang dipengaruhi pasang surut air laut maupun wilayah daratan pantai yang dipengaruhi oleh ekosistem pesisir. Sedangkan pengertian mangrove sebagai hutan payau atau hutan bakau adalah pohon-pohon yang tumbuh di daerah payau pada tanah alluvial atau pertemuan air laut dan air tawar di sekitar muara sungai (Harahab, 2010). Hutan mangrove memiliki banyak fungsi, salah satunya yaitu sebagaihabitat bagi berbagai jenis burung air serta beberapa jenis burung daratan. Burung menjadikanmangrove sebagai habitat untuk mencari makan, berkembangbiak atau sekedaristirahat. Burung-burung yang dapat dijumpai di hutan mangrove dapat berupaburung yang tinggal dan bersarang di hutan mangrove serta burung yang berasaldari habitat lain yang hanya sekali-sekali mengunjungi mangrove untuk mencarimakan ataupun beristirahat (Kusmana et al, 2008) Menurut Howes et al(2003), kehadiran suatu jenis burung tertentu, pada umumnya disesuaikan dengan kesukaannya terhadap habitat tertentu. Secara umum, habitat burung dapat dibedakan atas habitat di darat, air tawar dan laut. Mangrove memiliki peranan yang penting terhadap kehidupan burung. Salah satu Universitas Sumatera Utara 14 fungsi hutan mangrove yaitu sebagai habitat bagi burung air dan beberapa jenis burung daratan. Setiap jenis burung pada dasarnya memiliki potensi habitat yang berbedabeda, suatu habitatyang digemari oleh suatu jenis burung belumtentu sesuai untuk jenis burung yang lain. Salah satu habitat burungadalah hutan bakau (mangrove). Keberadaan hutanbakau dalam suatu wilayah sangat penting karenamemiliki potensi ekologis dan ekonomis. Hutanbakau memiki peran penting sebagai habitat dariberbagai macam jenis ikan, udang, kerang-kerang,dan lain-lain karena terdapat banyak sumbernutrien yang penting sebagai sumber makananbagi banyak spesies (Sulistiyowati,2009). Burung-burung dari daerah daratan menemukan sumber makanan dan habitat yang baik untuk bertengger dan bersarang. Mereka makan kepiting, ikan dan mollusca atau hewan lain yang hidup di habitat mangrove. Setiap species biasanya mempunyai gaya yang khas dan memilih makanannya sesuai dengan kebiasaan dan kesukaanya masing-masing dari keanekaragaman sumber yang tersedia di lingkungan tersebut. Sebagai timbal baliknya, burung – burung meninggalkan guano sebagai pupuk bagi pertumbuhan pohon mangrove (Kustanti, 2011). Burung merupakan satwa liar yang hidup di alam dan mempunyai peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan contohnya sebagai pengontrol hama, pemencar biji dan sebagai pollinator. Lingkungan yang dianggap sesuai sebagai habitat bagi burung akan menyediakan makanan, tempat berlindung maupun tempat berbiak yang sesuai bagi burung. Setiap jenis burung mempunyai caratersendiri untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, penyesuaian Universitas Sumatera Utara 15 yang dilakukan dapat berupa perubahan perilaku maupun pergerakan untuk menghindar. Burung memiliki persebaran merata secara vertikal maupun horizontal. Persebaran dan keanekaragaman burung pada setiap wilayah berbeda, hal tersebut dipengaruhi oleh luasan habitat, struktur vegetasi, serta tingkat kualitas habitat di masing-masing wilayah. Burung dapat digunakan sebagai indikator perubahan ekosistem pada suatu lingkungan hal ini dikarenakan burung adalah satwa dengan mobilisasi tinggi dan dinamis sehingga dapat dengan cepat merespon perubahan yang terjadi di lingkungan (Ferianita, 2007). Berdasarkan strata pemanfaatan vegetasi maupun penyebaran secara horizontal pada berbagai tipe habitat, terdapat kaitan antara burung dengan pola adaptasinya misalnya dalam mencari makanan. Penyebaran burung secara horizontal erat kaitannya antara burung dengan lingkungannya terutama pola adaptasi dan strategi untuk memperoleh sumber pakan. Penyebaran burung secara vertikal lebih digunakan untuk mengetahui komposisi berbagai burung dalam memanfaatkan suatu pohon secara utuh (Hughes et al, 2002). Desa Jaring Halus secara geografis terletak pada 3°51’30” - 3°59’45” LU dan 98°30’ - 98°42’ BT. Desa ini merupakan desa pesisir yang berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah Utara dan Timur, sebelah Selatan dengan Desa Selotong, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tapal Kuda. Desa ini mempunyai luas 2.554 ha. Desa Jaring Halus memiliki hutan desa yang ditumbuhi mangrove seluas 57,8 ha. Hutan desa tersebut menjadi satu daratan danmelingkupi areal pemukiman Desa Jaring Halus dari sisi Utara, Timur, dan Selatan. Saat ini di Desa Jaring Halus mengalami peningkatan berbagai aktifitas manusia yang ada Universitas Sumatera Utara 16 disekitarnya. Berbagai aktifitas ini akan mempengaruhi faktor fisik kimia perairan dan keanekaragaman satwa. Sejauh ini belum ada diketahui informasi tentang keanekaragaman burung di kawasan hutan mangrove Desa Jaring Halus, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan keanekaragaman burung di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Tujuan Penelitian Penelitian tentang keanekaragaman jenis burung berdasarkan pemanfaatan strata vertikal vegetasi mangrove di Desa Jaring Halusdilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi jenis-jenis burungpada setiap tingkat strata vertikal vegetasi mangrove. 2. Menghitung keanekaragaman jenis, kemerataan, dan dominansi jenis burung pada setiap tingkat strata vertikal vegetasi mangrove. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian keanekaragaman jenis burung berdasarkan pemanfaatan strata vertikal vegetasi mangrove di Desa Jaring Halus adalah untuk menyediakan data dan informasi dalam upayapengelolaan wilayah pesisir oleh para pengambil kebijakan dan memberi informasi tambahan bagi masyarakat untuk mengedepankan kegiatan konservasi habitat dan keanekaragaman hayati di dalamnya. Universitas Sumatera Utara