BAB 1 LATAR BELAKANG TEORI 1.1. Self

advertisement
BAB 1
LATAR BELAKANG TEORI
1.1. Self Awareness
Dalam hidup ini, setiap manusia harus memahami betapa pentingnya
kesadaran diri. Kesadaran diri manusia tergolong dalam beberapa dimensi
yaitu body, mind, heart, and soul. Menurut Collin Rose dalam bukunya
Accelerated Learning For The 21th Century memperkenalkan pola pikir
bersifat M-A-S-T-E-R
yaitu Motivating your mind, Acquiring the
information, Searching out the meaning, Trigering the memory, Exhibing
what you know, dan Reflecting how you have learned. Keenam langkah ini
membantu kita mengalami proses belajar, menggerakkan kembali mesin
berpikir manusia. Pada tahun 1989, Greenan membuat model Emotional
Intelligence
yang
diperbaharui
Salovey
dan
Meyer
(1990)
dan
Goleman(1995). Lima cara mengembangkan Emotional Intelligence yaitu
kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri sendiri, empati, dan
kemampuan bersosialisasi. Setelah manusia memahami tentang kesadaran
diri, maka pengenalan terhadap diri sendiri menjadi lebih efisien yang akan
melahirkan konsep diri yang baik dan positif serta menghasilkan harga diri
yang kuat dan kepercayaan yang tinggi.
Ada beberapa cara untuk mengenal diri yaitu analisa diri, melalui
pengamatan orang lain, ada bersama orang lain, dan variasi pengalaman
hidup. Orang yang semakin baik mengenal dirinya mempunyai gambaran
yang jelas tentang dirinya. Namun setidaknya ia telah mengetahui apa
kelebihan
dan
kekurangannya,
mengetahui
keinginan-keinginannya,
perasaanya, potensi-potensi yang berkaitan dengan dirinya bahkan kondisi
psikis dan fisiknya. Setelah manusia mengenal dirinya, maka tahap yang
selanjutnya adalah pengungkapan diri dimana seseorang mengijinkan orang
lain mengetahui tentang perasaan, pikiran dan keinginannya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah besar kecilnya kelompok,
1
2
perasaan suka, timbal balik, kepribadian, dan topik tertentu. Melalui
pengungkapan diri, seseorang bisa mengatasi masalah, memudahkan
penerimaan diri, dan efisiensi komunikasi. Namun, terdapat juga beberapa
resiko seperti penolakan pribadi, kerugian material, dan kesulitan pribadi.
Selain kesadaran diri dan pengenalan diri, manusia juga perlu
melakukan identifikasi potensi diri berupa kecerdasan dan kepribadian.
Kecerdasan adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan menerapkan
pengetahuan termasuk untuk mengatasi masalah. Ada 4 aspek pandangan
tentang kecerdasan
yaitu academic intelligence, practical intelligence,
multiple intelligence, dan emotional intelligence. Pada akhir abad ke-19, teori
kecerdasan dikembangkan oleh Sir Francis Galton dengan hanya melihat
pada kemampuan akademik saja seperti kemampuan berhitung, daya bayang
ruang, kemampuan membaca. Howard Gardner dalam bukunya Frames of
Mind (1983) mengidentifikasikan tujuh “autonomous capacity” yang
dinamakan multiple intelligence yaitu linguistic, logical-mathematical,
musical, spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, dan intrapersonal. Konsep
Emotional Intelligence menjadi semakin populer dengan diterbitkannya buku
Emotional Intelligence : Why It Can Matter More Than IQ (1996) dari Daniel
Goleman.
Sebenarnya
teori
tentang
Emotional
Intelligence
sudah
diidentifikasikan sejak tahun 1920 oleh E.L.Thorndike dengan konsep
“Social Intelligence”. Konsep ini lalu diteruskan oleh Salovey dan Mayer
pada tahun 1997. Selain kecerdasan, kepribadian seseorang juga menentukan
potensi diri. Konsep kepribadian ada dua yaitu trait dan types. Trait
dikemukakan oleh Goldon Allport. Kepribadian dasar manusia diwakili oleh
5 faktor yang dikenal dengan nama Big Five Personality yaitu openness,
conscientiousness, extroversion, agreeableness, dan neuroticism. Types mulamula dikembangkan oleh psikolog C.G.Jung. Konsep Jung membagi 4
dimensi psikologis dari types yang merupakan 2 dimensi yang saling
berlawanan yaitu introverted versus extraverted, thinking versus feeling,
sensing versus intuiting, judging versus perceiving.
1.2. Berurusan Dengan Stress
3
Stres menurut ilmu psikologi dibutuhkan oleh tubuh untuk
mempertahankan diri dan menjadikan kewaspadaan pada diri seseorang.
Definisi stress adalah situasi apapun yang benar-benar mengancam atau
dianggap mengancam kesejahteraan kita sehingga menuntut kemampuan kita
untuk beradaptasi. Jadi secara umum stress adalah kondisi yang menuntut kita
untuk menyesuaikan diri. Ada 3 sumber penyebab stress yaitu lingkungan,
fisiologik, dan lingkungan kita. Lingkungan memberi berbagai tuntuan
penyesuaian diri seperti cuaca,kebisingan, kepadatan, tekanan waktu,
standard prestasi. Fisiologik berasal dari tubuh kita sendiri seperti perubahan
kondisi tubuh dan reaksi tubuh.
Ada beberapa upaya dalam mengatasi stress. Coping dipandang
sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan
akibat dari tekanan tersebut. Lazarus dan Folkman dalam melakukan coping,
ada 3 strategi yaitu problem-focused coping, emotion-focused coping, dan
appraisal-focused coping. Lazarus dan Folkman menyatakan coping yang
efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan
menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat
dikuasainya. Sesuai dengan pernyataan tersebut, Cohen dan Lazarus
mengemukakan agar coping dilakukan secara efektif. Maka, strategi coping
mengacu pada lima fungsi yang dikenal dengan Coping Task yaitu
mengurangi
kondisi
berbahaya
dan
meningkatkan
prospek
untuk
memperbaikinya, mentoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan
yang negative, mempertahankan gambaran diri yang positif, mempertahankan
keseimbangan emosional, dan melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya
dengan orang lain. Coping outcome adalah kriteria hasil coping untuk
menentukan keberhasilan coping, yaitu dari segi ukuran fungsi fisiologis,
seperti : menurunnya tekanan darah, apakah individu dapat kembali pada
keadaan seperti sebelum ia mengalami stres, dan seberapa cepat ia dapat
kembali, dan efektifitas dalam mengurangi psychological distress dapat
mengurangi rasa cemas dan depresi.
1.3. Berpikir Kreatif
4
Berpikir merupakan proses pembentukan representasi mental yang
baru melalui transformasi, informasi oleh interaksi yang bersifat kompleks
dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran,
visualisasi, pemecahan masalah, konsep, dan kreativitas. Hubungan antara
kecerdasan dan kemampuan berpikir diibaratkan dengan hubungan antara
mobil dan pengendaranya. Tidak jarang terjadi kecerdasan justru menjadi
penghambat dalam berpikir secara lebih baiuk. Ini terjadi bilamana seseorang
berpegang pada suatu pendapat dan mempertahankan pendapat itu dengan
kecerdasannya tanpa merasa perlu untuk mengeksplorasi pendapat itu dan
mendengarkan pandangan alternatif.
Ada beberapa macam dalam proses berpikir yaitu memotong,
menghubungkan, dan membentuk. Selain proses berpikir, setiap orang juga
memiliki masing-masing cara berpikir. Cara berpikir memiliki beberapa jenis
yaitu berpikir seri dan berpikir paralel, berpikir vertical dan berpikir lateral.
Berpikir seri digambarkan seseorang bergerak dari A menuju B dan
selanjutnya ke C. Bisa juga A dan B dilakukan secara bersama dan
selanjutnya menuju C. Berpikir paralel digambarkan tidak ada salah satu dari
ketiganya yang dilakukan atau harus didahului sebelum melakukan tindakan
yang lainnya. Berpikir lateral adalah
suatu cara berpikir yang bertujuan
mengeksplorasi dan mengembangkan ide dan persepsi baru daripada berkutat
dalam lingkaran ide atau konsep yang sudah ada. Informasi yang digunakan
bukan untuk informasi itu sendiri melainkan untuk efeknya. Berpikir vertikal
misalnya dalam logika dan matematika, ditandai dengan gerakan maju
dengan langkah-langkah berurutan yang masing-masing langkahnya harus
juga benar.
Seseorang yang telah berpikir secara kreatif, maka pada tahap
selanjutnya adalah menampilkan ide yang tidak berdasarkan pada fakta dan
tidak memiliki kebenaran yang disebut provokasi. Ada beberapa cara dalam
memunculkan provokasi yaitu keluar dari kebiasaan mencari alternatif caracara yang lebih efektif dan berani menampilkan sesuatu yang tampak aneh
atau gila. Hal yang tak kalah pentingnya dalam memunculkan provokasi
adalah kreatif. Ada 4 proses dalam kreatif yaitu persiapan, masa inkubasi,
5
masa iluminasi atau pencerahan, dan masa verifikasi. Selain itu, hal-hal yang
mendukung dalam sikap kreatif adalah motivasi yang kuat, rileks, berani
menghadapi resiko, fokus pada peluang, berani keluar dari kebiasaan, terbuka
dan tidak takut gagal.
Dalam menghadapi masalah, setiap orang perlu berpikir kreatif. Ada
beberapa cara dalam berpikir kreatif yaitu yakinkan diri sebagai orang kreatif,
tuliskan secara detail masalah yang ingin pecahkan, tuliskan semua gagasan
serta solusi dari masalah yang sedang dihadapi, setelah selesai, lihat kembali
dan
persempit
menjadi
10
besar
dari
yang paling penting
dan
menguntungkan, lalu bertanya, “Apakah ini akan menyelesaikan masalah?
Apa solusi ini akan memberi keuntungan bagi banyak kepentingan yang
lainnya?” Selanjutnya adalah tindakan. Tindakan membuat pikiran kreatif
menjadi berguna.
1.4. Komunikasi
Komunikasi berarti transfer informasi dari pengirim ke penerima
dimana informasi menjadi informasi bersama antara pengirim dan penerima.
Model komunikasi ada 3 macam yaitu komunikasi linier, komunikasi
interaksional, dan komunikasi transaksional. Komunikasi linier adalah
komunikasi yang terjadi tanpa adanya umpan balik dari penerima.
Komunikasi interaksional adalah model komunikasi yang pengirim berperan
juga sebagai penerima dan sebaliknya pengirim sebagai penerima.
Komunikasi transaksional mirip dengan interaksional namun pengiriman
berlangsung beberapa kali.
Model komunikasi tersebut juga memerlukan komunikasi yang efektif
dan konstruktif. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang terjadi ketika
informasi dari pengirim ditangkap oleh penerima sesuai dengan maksud si
pengirim. Komunikasi yang efektif dan konstruktif adalah transfer informasi
dari pengirim ke penerima dan terjadi perubahan pemahaman dan sikap pada
penerima sesuai dengan yang diharapkan si penerima. Komunikasi efektif
6
belum tentu konstruktif, tetapi untuk menjadi komunikasi yang konstruktif
harus efektif.
Hambatan komunikasi menjadi komunikasi efektif konstruktif adalah
noise. Noise adalah hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran proses
komunikasi. Ada tiga jenis noise yaitu eksternal noise, internal noise, dan
semantic noise. Eksternal noise adalah gangguan yang berasal dari
lingkungan seperti gaduh, bising, gema, cuaca panas, lingkungan yang gelap.
Internal noise adalah gangguan yang berasal dari si penerima maupun
pengirim itu sendiri. Semantic noise adalah perbedaan persepsi dalam
mengartikan kata. Internal noise dan semantic noise dapat terjadi saat
information overload, trust and credibility, time, filtering, emotions, message
congruency.
Dalam komunikasi, Si penerima memiliki tiga pilihan dalam
meresponi pesan si pengirim yaitu passive communication, agresive
communication,
assertive
communication.
Passive
communication
merupakan suatu respon pasif terhadap pesan yang tidak disepakati.
Terkadang menjadi pilihan yang bijaksana saat memang tak ada kesempatan
untuk mengungkapkan ketidaksepahaman atau ketidaksetujuan. Agresive
communication merupakan pilihan lain yang dapat dipillih meresponi pesan
yang tidak kita sukai, bersifat menguasai, mendominasi, bahkan dapat
mempermalukan, memojokkan, dan cenderung menyalahkan . Respon ini
mungkin menjadi pilihan yang baik apabila memang membahayakan dan
terdesak, situasi kritis, terjadi serangan fisik, atau mempertentangkan nilainilai. Assertive communication merupakan titik tengah antara perilaku pasif
dan agresif. Perilaku seseorang yang berani mengemukakan pendapatnya
sambil tetap membuka diri pada sebuah kebenaran dan memperhitungkan
perasaan orang lain.
Barbara A. Lewis memperkenalkan formula ASSERT untuk
menolong
berperilaku
asertif
yaitu
attention
atau
pastikan
orang
mendengarkan, soon atau tidak menunda, spesific behavior, effect on me,
response, terms atau buat kesepakatan.
7
1.5. Daya Tahan dan Ketekunan
Daya tahan adalah kemampuan seseorang menanggung atau
beradaptasi dengan segala permasalahan ringan hingga berat, sesuatu yang
alamaiah ada di dalam diri setiap orang, dapat dipelajari, dilatih bahkan
dikembangkan. Daya tahan disertai usaha keras, ketekunan (perseverence)
membuat seseorang mampu menghadapi tantangan, dan mampu bangkit dari
keterpurukan. Faktor yang mempengaruhi daya tahan ada 6 yaitu self
acceptance, personal growth, purpose in life, environmental mastery,
autonomy, dan positive relations with others. Self acceptance adalah
penerimaan diri apa adanya mencakup kekuatan, kelemahan, dan membantu
kita berpikir positif,melihat hikmat dalam perkara yang menyakitkan
sekalipun. Enviromental Mastery adalah penentuan keahlian dan kemampuan
seseorang menguasai lingkungan. Orang yang memiliki daya tahan baik
adalah yang mampu melepaskan sesuatu dan sadar bahwa tidak segala
seusatu yang terjadi perlu diberi respon. Autonomy adalah kesadaran akan
otoritas yang membuat orang bersikap atas pikirannya dan nilai-nilai yang
dianutnya dan bukan berada di bawah tekanan atau perintah. Relasi yang baik
dengan orang lain pun menjadi sumber daya tahan seseorang menghadapi
kesulitan.
Daya tahan dapat dirasakan melalui sikap optimis dalam menghadapi
masalah. Sikap pesimis dalam menghadapi masalah dapat membuat daya
tahan dalam diri berkarat. Ada 4 aspek yang membedakan optimis dan
pesimis menurut Martin E.P.Seligman yaitu aspek waktu, aspek ruang
lingkup, aspek harapan, dan aspek personalisasi.
1. Aspek waktu
Pada waktu kondisi optimis, seseorang menganggap permasalahan
sesuatu yang sementara, sedangkan pada kondisi pesimis,
seseorang menganggap permasalahan sesuatu yang permanen
2. Aspek ruang lingkup
8
Pada waktu kondisi optimis, seseorang memandang permasalahan
secara spesifik, sedangkan pada kondisi pesimis, seseorang
memandang permasalahan secara global.
3. Aspek harapan
Adanya setetes harapan untuk pemecahan masalah dalam kondisi
optimis. Ketika dalam kondisi pesimis, tidak punya harapan
pemecahan masalah.
4. Aspek personalisasi
Seseorang menganggap permasalahan sebagai kesalahan internal
ketika dalam kondisi optimis, sedangkan seseorang menganggap
permasalahan sebagai kesalahan eksternal ketika dalam kondisi
pesimis.
Daya tahan juga hadir,dilatih, dan dikembangkan melalui ketekunan.
Ketekunan adalah fasilitas yang harus dimiliki dalam melatih dan
mengembangkan bahkan menunjukkan daya tahan. Ketekunan ditunjukkan
dalam sikap berusaha, mengontrol diri ketika dilanda kesedihan, selalu
menyelesaikan pekerjaan, tetap bekerja walaupun kesulitan menghadang,
pantang menyerah, bekerja lebih keras walau tidak menyukai pelajaran,
menahan diri tidak membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak perlu,
menahan diri tidak menonton televisi saat harus mempersiapkan diri untuk
ujian dan berusaha keras melakukan hal baru walau sulit dilakukan.
1.6. Kerja Sama Dalam Tim
Tim adalah sebuah kelompok kerja formal yang terdiri dari orangorang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok secara
bersama. Kata tim tidak sinonim dengan kelompok. Sebuah kelompok
merupakan perkumpulan orang-orang yang bekerja bersama tetapi mereka
secara kolektif tidak harus mencapai tujuan yang sama. Sebuah kelompok
menjadi tim bla anggota-anggota menunjukkan komitmen terhadap satu
dengan yang lainnya dan terhadap tujuan akhir dari pekerjaan yang mereka
lakukan.
Jenis jenis tim ada 5:
9
1. Tim lintas fungsi (cross-functional teams)
Tim lintas fungsi termasuk anggota-anggota dari berbagai departemen
atau spesialisasi bisnis. Tim lintas fungsi biasanya dibebankan dengan
pengembangan produk baru atau meningkatkan dan menginvestigasi
masalah perusahaan yang luas. Tim ini dapat mempercepat proses
penyelesaian masalah.
2. Tim yang dikelolah sendiri (Self-managed Teams)
Tim
ini
bertanggungjawab
secara
penuh
dan
secara
mandiri
bertanggungjawab terhadap salah satu tujuan akhir produk atau sebuah
proses yang sedang berlangsung. Tim ini dikenal sebagai mengarahkan
diri, dipelihara sendiri, mengatur sendiri dan mengelola sendiri dan tim
ini diharapkan untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka tanpa arahan
terus-menerus dari supervisor dan menentukan norma-norma secara
sendiri, membuat perencanaan secara mandiri.
3. Satuan tugas (Task Force)
Satuan tugas biasanya bersifat ad hoc atau sementara untuk sebuah
proyek. Satuan tugas akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khusus.
Bila tujuannya sudah tercapai maka satuan tugas dapat dibubarkan.
4. Tim peningkatan proses (Process Improvement Teams)
Tim ini berfokus pada metode, operasi atau prosedur khusus yang
dipasang dengan tujuan mengembangkan komponen-komponen khusus
yang
dipelajari.
Tim
peningkatan
proses
diberi
tugas
untuk
menghilangkan langkah-langkah berlebihan, mencari cara untuk
mengurangi biaya, menyediakan lebih cepat, dan layanan pelanggan
yang lebih baik.
5. Tim virtual
Merupakan tim yang terbentuk melintasi waktu, ruang dan ikatan-ikatan
organisasi. Tim ini menggunakan alat-alat sehingga dapat bertatap muka
dari tempat yang berbeda.
Keuntungan tim ada tujuh:
1. Meningkatkan kreativitas, pemacahan masalah dan inovasi.
10
2. Mencapai keputusan dengan kualitas yang tinggi.
3. Meningkatkan proses.
4. Meningkatkan daya saing global.
5. Meningkatkan kualitas.
6. Meningkatkan komunikasi.
7. Mengurangi pergantian dan ketidakhadiran dan meningkatkan moral
pekerja.
Ada beberapa tahapan dalam pengembangan kelompok yaitu forming,
storming, norming, performing, dan adjouring. Pada tahap forming, anggota
akan mengikutsertakan dalam perilaku seperti mendefinisikan tugas-tugas
awal, mendiskusikan bagaimana membagi-bagi tugas, memahami ruang
lingkup yang luas dan tujuan-tujuan dari proyek dan belajar mengenai sumber
daya yang tersedia bagi tim untuk menyelesaikan proyek tersebut. Setelah
tahap forming, maka dilanjutkan dengan tahap storming. Pada tahap
storming, kelompok mengalami pembedaan terhadap faktor-faktor seperti
bimbingan, kepemimpinan, gaya kerja dan pendekatan, dan persepsi
mengenai kualitas yang diharapkan dan keadaan akhir dari produk atau yang
dapat dihasilkan. Pada tahap norming, anggota akan mencoba untuk
mencapai harmoni dengan menghindari konflik yang tidak semestinya,
tindakan lebih bersahabat, dan percaya satu dengan yang lainnya dalam
mengembangkan
sensivitas
kesatuan
tim.
Pada
tahap
performing,
keanggotaan stabil dan tugas menjadi jelas. Setelah menyelesaikan pekerjaan,
maka tahap terakhir adalah adjouring dimana tim mungkin bubar secara
permanen atau secara temporer berhenti. Beberapa mungkin mendapatkan
anggota-anggota baru atau menerima tujuan-tujuan baru.
1.7. Mengelola Konflik
Menurut Janasz, konflik adalah setiap situasi dimana tujuan-tujuan,
pengetahuan, atau emosi dalam atau kelompok bertentangan satu sama
lain.Bagi Janasz, konflik merupakan suatu bentuk interaksi antara individu
11
maupun kelompok yang sama-sama memperjuangkan kebutuhan , keinginan
dan kepentingan yang saling bertentangan satu terhadap yang lainnya.
Janasz merumuskan beberapa ciri sebuah konflik yang bersifat
positif. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Increase involvement
Setiap anggota organisasi memiliki kesempatan untuk mengembangkan
cita-cita, pandangan-pandangan, pendapat-pendapat untuk mendapatkan
wawasan yang lebih luas ke dalam situasi dan orang lain.
2. Increase cohesion
Setiap anggota dapat membangun ikatan yang kuat dengan mempelajari
bagaimana mengatasi perbedaan.
3. Increase innovation and creativity
Anggota didorong untuk membicarakan setiap gagasan mereka
dihadapan orang lain. Dengan cara ini, solusi-solusi terhadap masalah
dapat ditemukan dan dicapai dengan kreatif.
4. Positive personal growth and change
Setiap individu mempelajari kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahan mereka, sehingga setiap individu dapat belajar dan
bertumbuh dengan mengembangkan gagasan-gagasan mereka dan
pikiran-pikiran mereka melalui pengungkapan diri dan membagi
konsep-konsep penting dengan yang lainnya.
5. Clarification of key issues
Melalui
diskusi,
anggota-anggota
mengurangi
ambiguitas
dan
memfokuskan tenaga pada sumber-sumber konflik nyata, kemudian
bekerja bersama untuk target yang ingin dicapai bersama.
6. Values clarifications
Setiap anggota menjelaskan siapa mereka dan apa yang mereka
perjuangkan, memahami siapa pihak lain dan apa nilai-nilai mereka.
Setiap anggota kelompok juga belajar kapan harus mengalahkan
kepentingan pribadi untuk mencapai kebutuhan yang lebih besar dari
kelompok atau organisasi.
12
Sedangkan secara negative adalah bersifat disfungsional dan
menghambat kinerja organisasi atau orang tersebut atau kemampuan untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam kondisi seperti itu,
konflik bersifat destruktif. Janasz secara detail merumuskan dampak negatif
konflik bagi kehidupan bersama, yaitu:
1. Unresove anger
Kemarahan dan kecemasan anggota kelompok yang tidak disselesaikan
dengan baik dapat menjadi racun yang membunuh sebuah organisasi
secara perlahan.
2. Personality clashes
Anggota kurang memahami perbedaan gaya mereka dan bagaimana
bekerja secara kooperatif dan lebih mementingkan kepentingan diri
mereka sendiri daripada memperhatikan kepentingan pihak lain.
3. Low self-esteem or self-confidence
Anggota kurang peka terhadap diri atau identitas mereka sebagai akibat
dari konflik.
4. Unclear or opposing views on who is our should be responsible for what
Setiap anggota memiliki harapan yang berbeda, konflik tidak
terselesaikan, tidak produktif dan berakhir dengan cepat namun
meninggalkan ambiguitas.
5. Problems of efficiency
Anggota memutuskan bahwa mereka tidak ingin atau memungkinkan
untuk bekerja sama. Hal ini akan berdampak pada semakin miskinnya
sumber daya.
6. Unfinished business
Anggota masih merasa tidak jelas tentang isu-isu atau memiliki
perhatian yang tidak sempurna.
Ada beberapa strategi yang diperkenalkan oleh Janasz untuk
mencegah konflik yaitu:
1. Team building
13
menyediakan
pelatihan
yang
menyangkut
keterampilan
dalam
menetapkan tujuan yang jelas, mengembangkan tujuan bersama dan
menetapkan norma-norma dalam kelompok.
2. Diversity training
Merupakan proses menanamkan pengertian yang dalam tentang
perbedaan kepada setiap karyawan dalam suatu perushaan.
3. Resource allocation
Sumber daya yang terbatas harus dialokasikan secara transparan dan
adil.
4. Open communication
Komunikasi yang terbuka sangat baik untuk mencegah terjadinya
konflik di masa yang mendatang karena semua anggota kelompok dapat
mengetahui apa yang menjadi harapan-harapan kelompok.
5. Managing other's expectations
Membuka diri dengan baik terhadap pandangan atau pemikiran orang
lain dapat meningkatkan saling pengertian.
6. Focusing on ther first
Menghargai pendapat orang lain dapat menghindarkan diri atau
kelompok dari konflik.
1.8. Interpersonal Skill
Interpersonal skill adalah kemampuan seseorang dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Lebih jauh juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk menyimak secara lebih baik atau kemampuan dalam
memahami perasaan dan pikiran orang lain baik secara verbal maupun non
verbal.
Hubungan baik yang terjalin dengan orang lain menjadi semacam
jaringan. Jaringan ini memiliki banyak manfaat yaitu :
a. Sumber informasi
Informasi
secara
umum
dapat
diperoleh
melalui
media
komunikasi umum, namun informasi yang sifatnya pribadi hanya
14
dapat diperoleh dalam lingkup terbatas. Ini hanya mungkin
didapat jika mempunyai jaringan yang luas dalam lingkup
terbatas.
b. Kekuatan
Jaringan
yang dibangun dapat menjadi kekuatan dalam
melakukan sesuatu baik untuk urusan pribadi maupun untuk
urusan pekerjaan atau bisnis.
c. Mudah berkembang
Dengan makin meluasnya jaringan, maka makin mudah untuk
mengembangkan jaringan. Mata rantai yang saling terkait dengan
mudah berkembang seiring perkembangan yang dilakukan
masing-masing personal.
d. Memperluas pengetahuan
Di dalam jaringan yang luas tidak hanya pengetahuan tentang
orang lain yang berkembang tetapi juga pengetahuan tentang diri
sendiri. Dengan pergaulan yang luas, wawasan makin dibuka dan
diperkaya.
Ini
juga
menjadi
kesempatan
untuk
mengaktualisasikan bakat-bakat dan kemampuan yang dimiliki
secara lebih bebas.
BAB 2
OBSERVASI
2.1. Komunikasi
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
Supaya pekerjaan yang dijalani baik dan lancar di perusahaan,
dibutuhkan kemampuan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan setiap hari
di perusahaan berawal dari gagasan yang ada pada seorang karyawan.
Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu
kepada rekan kerja sebagai penerima. Penerima menerima pesan, dan
sesudah mengerti isi pesan itu kemudian menanggapi dan menyampaikan
tanggapannya kepada pengirim pesan. Dari proses terjadinya komunikasi itu,
secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan sebagai “kegiatan
di mana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada
orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh
kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media
tertentu pula kepada orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya.”
15
16
Sebagai karyawan, kemampuan dalam memahami pesan atau
informasi yang disampaikan oleh rekan kerja dan atasan sangatlah penting.
Jika kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan oleh rekan
kerja atau atasan kurang baik, maka akan menyebabkan informasi yang
didapat tidak sesuai dan pekerjaan yang dilakukan tidak tepat sasaran sesuai
yang diinginkan oleh rekan kerja maupun atasan.
Sebagai karyawan, dalam memahami informasi yang disampaikan
oleh rekan kerja atau atasan tidak cukup dengan menggunakan komunikasi
verbal. Karyawan juga perlu membaca situasi yang sedang berlangsung,
ekspresi dari wajah atasan atau rekan kerja yang sedang memberikan
informasi dan tingkah laku. Kemampuan komunikasi juga penting ketika
dalam meeting dan diskusi.
Komunikasi yang baik akan memudahkan karyawan dalam
mengambil inti dari pembicaraan pada waktu meeting maupun pada waktu
diskusi. Setelah berhasil mengambil inti dari pembicaraan pada waktu
meeting, maka pada tahap selanjutnya adalah menunggu saat yang tepat
untuk menyampaikan ide atau pemikiran karyawan. Dalam proses
komunikasi, penerima dapat memberikan feedback kepada pengirim
informasi dengan tujuan agar dapat diketahui bahwa penerima informasi telah
menangkap apa yang telah disampaikan oleh pengirim informasi sesuai
dengan yang dimaksudkan. Beberapa karyawan sering tidak memberikan
umpan balik yang mengakibatkan pemberi informasi menjadi bingung. Oleh
karena itu, sering terjadi kesalahpahaman pada saat mengerjakan tugas atau
project.
Kesalahpahaman dalam mengerjakan project bisa merugikan pihakpihak yang terlibat di dalam proyek tersebut karena waktu yang digunakan
untuk membuat suatu proyek tidak singkat dan penjadwalan yang dibuat oleh
project leader menjadi tidak tepat pada waktunya yang menyebabkan jadwal
tersebut diundur. Pekerjaan juga akan semakin terbengkalai karena harus
kembali mengerjakan proyek tersebut dari awal lagi. Waktu dan biaya yang
dikeluarkan akan menjadi berlipat ganda apalagi jika proyek hasil mengulang
tersebut masih berbeda dengan yang diinginkan oleh atasan dan tidak sesuai
dengan keperluan. Semakin lama kerugian yang dihasilkan akan semakin
17
besar. Oleh sebab itu, kemampuan komunikasi yang baik sangatlah
diperlukan dalam dunia kerja.
Supaya komunikasi dengan sesama karyawan maupun atasan
semakin baik, karyawan harus memperhatikan gangguan yang dapat
mempengaruhi komunikasi. Gangguan adalah “segala sesuatu yang
menghambat atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan
menerima pesan”. Gangguan komunikasi itu meliputi pengacau indra
misalnya suara terlalu keras atau lemah; di tempat menerima pesan, bau
menyengat, udara panas dan faktor-faktor pribadi antara lain, prasangka,
lamunan, perasaan tidak cakap.
Komunikasi di dalam perusahaan juga mempunyai beberapa
tantangan. Tantangan tersebut berasal dari budaya, latar belakang sosial, ras
dan jenis kelamin. Tantangan komunikasi juga bisa disebabkan oleh
lingkungan yang terlalu gaduh yang membuat pesan tidak dapat disampaikan
dengan maksimal. Selain itu tantangan komunikasi juga bisa berasal dari
persepsi dari para partisipan yang berbeda-beda antara pengirim pesan dan
penerima pesan. Secara psikologis stress dapat saja menjadi tantangan
komunikasi yang potensial.
Ada beberapa contoh mengenai tantangan dalam berkomunikasi
seperti karyawan yang saat berbicara selalu menggunakan nada yang tinggi
padahal karyawan tersebut tidak dalam kondisi marah, sedangkan ada
sebagian karyawan yang berbicara dengan sopan santun dan menggunakan
suara lembut dan volume kecil. Untuk menghadapi tantangan tersebut
tidaklah mudah sehingga dalam berkomunikasi perlu menyesuaikan diri
dengan lawan bicara sehingga tidak saling tersinggung.
Karyawan juga memerlukan pemahaman tentang cara komunikasi
yang bersifat asertif yaitu perilaku seseorang yang berani mengemukakan
pendapatnya sambil tetap membuka diri pada sebuah kebenaran dan
memperhitungkan perasaan orang lain. Komunikasi yang asertif merupakan
komunikasi yang sulit untuk diterapkan dalam kehidupan dan membutuhkan
pembelajaran serta penyesuaian diri dari pengalaman-pengalaman yang lama.
18
2.2. Kerja Sama Dalam Tim dan Berpikir Kreatif
Selain teknik komunikasi, bekerja di perusahaan juga membutuhkan
kerja sama dalam sebuah tim. Proses bekerja secara individu dan bekerja
dalam tim sangatlah berbeda. Pada waktu bekerja di dalam tim, seorang
karyawan harus mengetahui posisinya di dalam tim, hal apa saja yang harus
dikerjakan, bagaimana cara menangani pekerjaan di dalam tim tersebut
sehingga menghasilkan tujuan yang sama dan komunikasi yang baik antara
sesama anggota tim.
Sebuah tim berbeda dengan sebuah kelompok. Tim memiliki tujuan
akhir yang sama sehingga semua anggota akan kerja secara bersama untuk
mencapai tujuan akhir. Saat karyawan join di dalam tim, kemampuan
karyawan untuk bekerja sama akan diuji. Proyek yang diberikan harus dibagi
sesuai dengan keahlian masing-masing anggota tim. Pembagian tugas yang
tidak baik dapat mengakibatkan waktu terbuang sia-sia dan performa menjadi
tidak optimal dari dari tim tersebut.
Untuk dapat mendistribusikan pekerjaan dengan tepat dalam sebuah
tim diperlukan sikap kepemimpinan yang baik dari project leader tersebut.
Project leader harus mengenal keahlian masing-masing rekan kerja dalam
tim dengan baik serta mengetahui apa saja pekerjaan dan tujuan yang akan
diraih oleh tim tersebut. Project leader juga harus bersikap tegas dan adil
terhadap semua rekan kerja dalam tim sehingga tidak melebihkan pekerjaan
pada salah seorang karyawan sedangkan meringankan pekerjaan pada rekan
kerja yang lain. Seluruh rekan kerja dalam tim juga harus bersikap toleransi
terhadap rekan kerja lainnya. Contohnya pada saat ada rekan kerja dalam tim
yang telah menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya sedangkan ada
anggota lain yang masih kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, maka
sikap yang perlu diambil dari kejadian ini adalah membantu anggota yang
kesulitan tersebut sehingga pekerjaan semakin cepat selesai dan tujuan
bersama dapat tercapai dengan lebih cepat.
Bekerja bersama dalam tim sangat menguntungkan terutama anggota
dari tim tersebut. Bekerja bersama rekan kerja memungkinkan karyawan
19
mengkombinasi
ketrampilan
dan
potensi-potensi
karyawan
untuk
menciptakan pendekatan baru bagi pemecahan masalah. Kerja tim juga
meningkatkan kualitas hasil. Semakin gagasan dihasilkan dan alternatifalternatif dipertimbangkan, semakin tim mendekati keputusan yang optimal.
Keputusan lebih kuat karena keputusan-keputusan itu telah dibuat dengan
berbagai perspektif dan kepentingan.
Dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, diperlukan sikap berpikir
kreatif. Karyawan yang ada di kantor memiliki berbagai cara dalam
menyelesaikan sebuah masalah. Ada karyawan yang berpikir secara seri da
nada juga yang berpikir secara paralel untuk menyelesaikan masalah. Proses
berpikir tersebut memiliki tujuan akhir yang sama sehingga karyawan
memiliki proses berpikir yang berbeda-beda. Studi menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan
global,
besar
dan
kompleks
yang
telah
mengembangkan tim kreatif menunjukkan peningkatan dalam produktivitas,
para pekerja merasa bertanggung jawab untuk pekerjaan, tepat waktu,
efisien, dan pelayanan terhadap client.
Tim kerja menghasilkan perubahan dalam perilaku dan sikap. Tim
kerja memupuk persahabatan yang membantu banyak anggota merasa lebih
sebagai bagian dari sebuah organisasi daripada ketika bekerja secara
independen. Tim merasa memiliki masalah mengenai apa yang dikerjakan,
mendapatkan umpan balik dari rekan-rekan kerja, melihat buah dari kerja tim,
dan merasa tim memiliki pengaruh pada kerja dan organisasi. Anggota yang
bekerja dalam tim pada umumnya merasa lebih bahagia, komit dan loyal pada
perusahaan.
2.3. Mengelola Konflik, Stress dan Daya Tahan
Di dalam pekerjaan juga tentu saja dapat muncul beberapa konflik antara
sesama karyawan baik disengaja maupun tidak disengaja. Konflik merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari. Jenis konflik yang sering terjadi di
perusahaan
adalah
data/informasi.
konflik
hubungan
antara
manusia
dan
konflik
20
Sumber penyebab konflik hubungan antara manusia adalah emosi-emosi
yang kuat, salah persepsi, salah komunikasi, dan perilaku negative yang
berulang-ulang. Sementara sumber penyebab konflik data/informasi adalah
kurang/salah informasi, perbedaan pandangan tentang apa yang relevan,
perbedaan interpretasi atas data, dan perbedaan prosedur penilaian. Konflik
yang terjadi tentu harus dapat diselesaikan.
Dalam menyelesaikan konflik harus dicari dahulu sumber dan penyebab
terjadi konflik tersebut. Konflik dimulai bila karyawan percaya rekan kerja
bertentangan atau berada dalam cara sebuah tindakan yang karyawan ingin
lakukan, sebuah gagasan yang ingin karyawan kejar, atau kepercayaan yang
ingin karyawan pegang. Konflik lebih sering bersifat negatif. Konflik yang
bersifat negatif menghambat pekerjaan dan kemampuan untuk mencapai
tujuan dari sebuah tim.
Konflik yang bersifat negatif juga menyebabkan karyawan menjadi stress
dan daya tahan yang dimiliki oleh karyawan tersebut menjadi lemah. Sebagai
contoh, seorang karyawan memiliki masalah mengenai data atau informasi
dalam project. Ketika karyawan tersebut mulai depresi karena masalah yang
dihadapi tidak selesai, maka akan mengakibatkan stress berat pada karyawan
tersebut sehingga daya tahan tubuh karyawan tersebut menjadi lemah dan
pada akhirnya sakit atau absen dari kegiatan kerja.
Untuk menghindar dari dampak negatif konflik, maka dibutuhkan strategi
untuk managemen konflik. Ada banyak pilihan yang dapat diambil dalam
penyelesaian konflik. Selain pilihan mengalahkan diri sendiri, kompromi
merupakan strategi lain untuk menyelesaikan konflik. Konflik juga dapat
dicegah sebelum terjadi yaitu dengan menyediakan pelatihan bagi sesama
rekan kerja dalam tim sehingga tim memiliki tujuan yang jelas.
2.4. Interpersonal Skill
Hubungan interpersonal memainkan peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan kualitas hubungan antara para pimpinan dengan
karyawan-karyawan dan akan sangat penting dalam membangun kerja sama
yang efektif.
21
Prinsip dasar dari metode pembelajaran interpersonal development ini
adalah partisipasi karyawan magang dalam setiap pembelajaran. Dalam
konteks ini pengertian dan pemahaman baik dari mentor di perusahaan
maupun dari karyawan magang mengenai metode pembelajaran yang
berpusat pada karyawan magang menjadi sangat penting. Mentor mesti
memahami bahwa mentor bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan pada
pihak yang lain karyawan magang juga harus sadar bahwa subyek dari
pengetahuan dan pengembangan diri adalah mahasiswa sendiri.
Oleh karena itu inisiatif, kreativitas dan partisipasi karyawan magang
menjadi sangat penting. Pembelajaran seperti ini menuntut peran mentor di
perusahaan sebagai fasilitator dan mediator.
22
BAB 3
TEMUAN DAN DISKUSI
3.1. Komunikasi dan Interpersonal
Peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi dalam dunia kerja tidak
berbeda jauh dengan apa yang ada pada teori. Hal utama dalam sebuah
pekerjaan selain kemampuan hard skill adalah kemampuan soft skill yaitu
komunikasi. Komunikasi yang kurang baik akan membuat penulis sulit
untuk mengetahui informasi mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Jika
penulis tidak memahami informasi yang disampaikan oleh atasan maka akan
berakibat buruk pada hasil pekerjaan yang telah dibuat karena hasil tersebut
tidak sesuai dengan informasi yang diberikan oleh atasan. Tepat seperti yang
diungkapkan Anderson, komunikasi merupakan proses melalui mana kita
memahami orang lain dan sebaliknya berusaha dipahami oleh mereka.
Komunikasi merupakan sesuatu yang dinamis, yang secara konstan berubah
dan bergeser pada semua situasi.
Selain komunikasi, kemampuan yang sangat penting dalam soft skill
adalah kemampuan mendengarkan. Penulis tidak dapat memberi respon
dengan baik kalau tidak memiliki ketrampilan mendengarkan yang baik pula.
Dubrin meyakini bahwa mendengar secara aktif dapat menghasilkan sebuah
respon atau umpan balik yang baik dan benar kepada pembicara. Komponen
yang lain dari sikap mendengarkan adalah menunjukkan sikap tubuh yang
penuh perhatian.
Kemampuan mendengarkan sulit diterapkan dalam kehidupan
khususnya dalam dunia kerja. Kadang kala ada gangguan dan kemungkinan
pesan yang diterima ambigu. Untuk memastikan informasi yang diberikan
benar, penulis sering melakukan konfirmasi kepada pemberi informasi.
Dengan adanya umpan balik seperti konfirmasi, maka pengirim informasi
dapat mengetahui dengan pasti apakah informasi yang dikirimkan dapat
diterima dengan benar oleh penulis. Jika ada persepsi yang berbeda antara
23
24
pengirim dan penerima maka akan segera diketahui dan pengirim informasi
dapat memberikan penjelasan ulang yang lebih terperinci lagi sehingga dapat
terjadi kesatuan informasi yang dikirim dan diterima.
Dalam dunia kerja sering mengalami kesalahan persepsi akibat
komunikasi yang kurang baik. Salah persepsi di dalam mengartikan informasi
yang diberikan dapat berakibat fatal. Akibat fatal yang dapat terjadi jika
terjadi kesalah pahaman dalam komunikasi adalah pekerjaan dilakukan tidak
sesuai dengan permintaan sehingga hasil yang telah dibuat tidak sesuai
dengan yang diinginkan dan tidak dapat dipakai. Hal ini sangat merugikan
baik pihak perusahaan maupun pihak individu dari karyawan. Perusahaan
akan rugi karena proyek yang dikerjakan tidak selesai tepat waktu dan harus
menunggu pembuatan proyek baru kembali. Bagi penulis kerugian berupa
waktu yang terbuang sia-sia untuk sesuatu yang salah dan tidak digunakan.
Pemilihan kata dalam berkomunikasi juga bisa menyinggung perasaan
orang lain. Informasi yang diberikan oleh pengirim sering bersifat ambigu.
Sebagai contoh, penulis mengirimkan email kepada Support untuk melakukan
cek pada server yang down. Yang dimaksud penulis adalah penulis memohon
bantuan kepada Support untuk memeriksa server yang down. Tapi Support
berpikir bahwa mereka diperintah oleh penulis dan mereka menjadi tidak
nyaman dan sensitif. Memperkecil masalah diksi / pemilihan kata sangat
penting dalam berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan oleh
pengirim bisa dipahami oleh si penerima pesan dan juga tidak menyinggung
perasaan si penerima pesan.
3.2. Kerja Sama Dalam Tim dan Berpikir Kreatif
Proses membangun sebuah tim dan bekerja sama di dalam tim juga
berkaitan dengan teori yang telah dipaparkan dalam BAB 1. Sebuah tim
kerja terdiri dari sekumpulan rekan kerja yang bekerja bersama untuk
mencapai tujuan akhir yang sama. Pada perusahaan global, banyak sekali
25
divisi-divisi yang ada dan pada tiap divisi memiliki berbagai macam tim
dengan tujuan masing-masing yang harus dicapai. Penulis juga harus
berpikir untuk menyelesaikan masalah. Masalah tersebut harus dipahami
oleh penulis sehingga penulis bisa berpikir solusi apa yang akan digunakan
untuk mengatasi masalah tersebut. Jika penulis sudah tidak bisa mencari
penyelesaian yang tepat maka penulis meminta bantuan pada rekan kerja
untuk turut membantu sehingga tujuan bersama dapat segera tercapai dengan
cepat.
Pemimpin dalam tim juga merupakan hal yang sangat penting dalam
mencapai tujuan sebuah tim. Pemimpin dalam tim harus mampu
membagikan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing anggota dan
bersifat adil. Pemimpin dalam tim juga harus terbuka terhadap kritikan,
saran, dan komentar dari anggota-anggota tim sehingga tercipta suatu
keharmonisan di dalam sebuah tim.
3.3. Berusuran Dengan Stress, Konflik, Daya Tahan, dan Ketekunan
Kemampuan untuk mengatasi stres juga sangat berperan di dalam
dunia kerja. Stephen Covey pernah mengungkapkan bahwa bukan berat
beban yang membuat individu stress, tetapi lamanya individu memikul
beban tersebut. Penulis pernah mendapatkan banyak tugas dan dikejar oleh
waktu / deadline. Selain itu, penulis juga memiliki masalah dalam
pertemanan yang menyebabkan penulis menjadi stres dan daya tahan penulis
menjadi lemah. Hal ini menyebabkan kesehatan penulis menjadi kurang baik
dan kinerja penulis di dalam perusahaan menjadi kurang maksimal. Oleh
karena itu, penulis harus berusaha untuk mengendalikan stres dengan baik.
Ada beberapa cara dalam mengatasi tekanan atau stress yaitu dengan
mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya
yang menyebabkan terjadinya tekanan, mengatur respon emosional dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh suatu
kondisi yang dianggap penuh tekanan, memaknai suatu situasi dengan
menggunakan strategi dan analisis logika. Tepat seperti yang diungkapkan
26
oleh Lazarus dan Folkman bahwa coping yang efektif adalah coping yang
membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan,
serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Jika penulis
siap dalam menghadapi tekanan, maka keberhasilan dalam mengatasi stress
dapat diketahui dari menurunnya tekanan darah, detak jantung mulai normal,
sitem pernafasan mulai membaik, berkurangnya rasa cemas serta depresi.
BAB 4
PENUTUP
Dengan adanya internship 3+1, penulis dapat meningkatkan kemampuan
employability yang dimiliki dan yang telah dipelajari melalui teori-teori yang
dikemukakan oleh para ahli. Kegiatan internship di perusahaan membawa suasana
yang berbeda dengan suasana yang ada pada institusi pembelajaran seperti
universitas. Dalam dunia kerja, penulis banyak menemukan berbagai macam sifat
dan karakter dari karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Dengan menghadapi
berbagai sifat dan karakter dari setiap karyawan, penulis dapat meningkatkan
kemampuan softskill yang dimiliki, melatih sikap simpati dan empati, serta mampu
memahami apa yang dirasakan oleh orang lain.
Hal yang paling terasa bagi penulis dalam pengembangan softskill adalah
bersosialisasi dengan orang lain. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial
karena manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dengan adanya sikap
saling tolong menolong, maka akan membantu individu berbuat kebajikan. Penulis
pernah mengikuti kegiatan bakti sosial yaitu mengajar anak kolong di bawah
jembatan tiga Jakarta dalam rangka ulang tahun perusahaan. Selain bekerja,
perusahaan juga memiliki berbagai macam kegiatan. Dalam bakti sosial, untuk
beradaptasi dengan lingkungan tidak dibutuhkan waktu lama, tetapi hal yang paling
sulit bagi penulis adalah berkomunikasi dengan anak-anak apalagi dalam menangani
anak-anak yang nakal. Hal ini juga bisa membuat individu stres. Untuk mengatasi hal
tersebut, beberapa teman dalam satu tim mencoba membantu penulis.
Selain itu, dalam hal pekerjaan ketika penulis bersama dengan karyawan lain,
maka terciptalah suatu hubungan yang akan membentuk jaringan sosial. Fungsi
jaringan sosial ini untuk menjembatani tercapainya kebutuhan penulis dengan cara
yang efektif. Beberapa fungsi jaringan sosial yang dapat penulis rasakan selama kerja
praktik adalah dengan berkonsultasi dengan orang lain yang lebih ahli dalam sebuah
topic atau proyek dimana penulis menjadi bagian di dalamnya, penulis dapat
menghubungkan pikiran orang lain dengan peengetahuan yang penulis miliki.
27
28
Dengan bekerja sama dalam jaringan, penulis dapat belajar tentang bisnis yang lebih
luas dalam organisasi penulis, mengambil tantangan dan kesempatan yang ada.
Jaringan membantu penulis mengembangkan efektivitas penulis bila mencari konsep
baru , memulai sebuah proyek baru, atau mengembangkan sebuah gagasan produk
baru. Dengan jaringan yang penulis miliki, penulis akan memperoleh informasi
mengenai hal penting yang ingin penulis peroleh. Ada beberapa tantangan yang
penulis hadapi dalam mengembangkan jaringan sosial yaitu kurangnya rasa harga
diri dan percaya diri penulis dalam kemampuan dan ketrampilan personal, penulis
kesulitan dalam meminta bantuan orang lain dan ketidaksanggupan penulis
membalas sesuatu yang berguna secara langsung, menunggu untuk mencapai citacita tanpa bantuan yang khusus dari orang lain, penulis terlalu memperhatikan isu-isu
yang sensitive atau informasi-informasi yang kompetitif. Dalam situasi seperti ini,
penulis berusaha mengembangkan jaringan kerja penulis, memelihara hubungan baik
dengan karyawan yang ada di perusahaan, mengambil tanggung jawab, dan penulis
mengorganisasikan jaringan penulis yang ada sekarang. Jadi kesuksesan penulis
dalam dunia kerja tidak hanya tergantung pada modal ekonomi yang dimiliki tetapi
juga pada modal sosial seperti jaringan sosial yang dimiliki oleh penulis.
Sikap bersahabat terhadap karyawan menjadi motivasi baru untuk bekerja
lebih baik untuk mencapai tujuan bersama. Saat seseorang merasa menjadi bagian
dari suatu tim, maka orang tersebut akan semakin rajin dan bekerja dengan tekun dan
semangat untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Peran orang lain juga sangat
berpengaruh di dalam suatu perusahaan. Karyawan yang rajin dan semangat dapat
penulis jadikan sebagai panutan dan patut dicontoh.
Pengembangan kemampuan komunikasi juga didorong oleh karakter
karyawan-karyawan yang ada di suatu perusahaan. Jika semua karyawan yang ada
bersikap terbuka dan bersahabat, maka lebih cepat mengenal satu sama lain. Hal ini
akan berbeda jika berada di perusahaan dimana karyawannya bersifat tertutup dan
tidak transparan.
Tim yang baik dapat meningkatkan kerja sama dan menjunjung tinggi rasa
persatuan. Berbeda dengan tim yang sulit untuk bekerja sama, anggotanya tidak akan
banyak berkontribusi untuk tim tersebut. Tim seperti itu tidak akan bertahan lama
karena akan ada banyak perpecahan dan konflik antara setiap anggotanya. Tim juga
29
sangat bergantung dari sikap pemimpinnya. Pemimpin memiliki peranan
penting terhadap kesuksesan suatu tim. Pemimpin yang otoriter cenderung tidak
disukai oleh anggotanya yang membuat tim tersebut tidak akan bertahan lama.
Pemimpin yang dapat menciptakan kerja sama yang baik dalam tim adalah pemimpin
yang bijaksana dalam mengambil keputusan dan dihargai oleh semua anggota di
dalam tim.
Motivasi dari karyawan lain juga berpengaruh dalam kinerja penulis di
perusahaan. Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorong individu melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Penulis termotivasi oleh kebutuhan untuk prestasi dimana penulis puas dengan
menyelesaikan setiap pekerjaan dan proyek dengan sukses; kebutuhan untuk afiliasi
dimana penulis selalu puas dengan berinteraksi dengan orang lain, menjadi bagian
dari kerja kelompok, dan membentuk hubungan persahabatan dengan orang lain;
kebutuhan untuk penghargaan dimana penulis selalu mempertimbangkan nilai
penulis ke dalam ruang lingkup yang luas yaitu seberapa besar pengakuan dan pujian
yang penulis terima dari orang lain; kebutuhan untuk keselamatan dan keamanan
dimana penulis selalu mencari pekerjaan yang aman, nyaman. Motivasi ibarat api di
dalam pikiran penulis yang terkadang besar membara namun kadang-kadang juga
redup. Kemampuan motivasi dapat dipelajari oleh siapapun termasuk penulis.
Semakin tinggi kepercayaan atau keyakinan terhadap keterpenuhan kebutuhan,
semakin termotivasi penulis untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Selama melaksanakan internship, penulis dapat merasakan manfaat dari
kerja praktek di perusahaan. Banyak pengalaman yang penulis dapatkan dalam
bekerja seperti kemampuan dalam bersosialisasi, bekerja di dalam tim, dan
menyelesaikan konflik. Hal ini sangat berguna dan dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran untuk masa depan. Selain itu, kerja praktek juga memperbanyak teman
dari sesama karyawan. Lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman sangat
berperan dalam peningkatan kinerja dari seorang karyawan. Berbagai macam
peristiwa yang dialami dalam dunia kerja dapat menjadi bekal bagi penulis terutama
saat memasuki lingkungan kerja yang baru sehingga mempermudah penulis dalam
menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
30
REFERENSI
Hardjana, A.M. (2003). Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal. Yogyakarta :
Kanisius.
Janasz, Suzanne C. De, at.all. (2006). Interpersonal Skill in Organizations.
New York: McGraw-Hill
Ruman, Y.S., Gea, A.A., Irawan, I. (2013). CB: Interpersonal Development. Jakarta:
Universitas Bina Nusantara.
Sumual, E.F.M., Irawan, I., Martoredjo, N.T., Yuwanda, E.C. (2011). CB: Self
Development. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
31
Download