PENGGUNAAN ALAT RODA-RODA PELANGI

advertisement
PENGGUNAAN ALAT RODA-RODA PELANGI UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Islamias
R. Usman Rery
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau
Abstrak: Penelitian dengan menggunakan alat peraga Roda-Roda Pelangi telah
dilakukan pada pembelajaran pokok bahasan ikatan kimia di SMA. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat apakah dengan penggunaan alat peraga ini dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa
destruktif dengan penelitian eksperimen, desain, prestest dan postest. Sampel terdiri
dari dua kelas, satu sebagai kelas kontrol dan yang lain sebagai kelas eksperimen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga Roda-Roda Pelangi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan (21,48%)
PENGENALAN
Guru sebagai pengajar yang memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa
mempunyai peranan sebagai motivator, fasilitator dan pembimbing untuk mencapai kemajuan
siswa dalam belajar (Slameto,2003). Guru hendaknya mengerti cara menyampaikan materi
pembelajaran yang baik, memiliki strategi yang tepat, penggunaan media serta alat peraga
yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai. Kemampuan
profesional guru sangat dibutuhkan termasuk kemampuan memanfaatkan alat peraga serta
media pembelajaran.
Menurut teori kontrukstivisme, “ Belajar yang sesungguhnya” (true learning) hanya terjadi
bila siswa menciptakan pemahamannya sendiri, tetapi guru dituntut menciptakan
situasi/kondisi untuk memungkinkan hal ini terjadi (Clow,1998). Hal ini menunjukkan bahwa
salah satu faktor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran adalah
strategi guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Salah satu faktor yang dapat
menunjang pembelajaran adalah penggunaan alat peraga. Jong (2007) menyatakan bahwa
dinegara Eropa pendidikan kimia mengalami kesulitan ditingkat SMA, banyak siswa yang
berpandangan agak negative terhadap kimia. Mereka memandang ilmu kimia merupakan
disiplin ilmu yang sulit baik dalam memahami aturan-aturan maupun konsepnya.
Salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang dipelajari di SMA adalah ikatan kimia. Ikatan
kimia mempelajari tentang kestabilan unsur, proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen,
kovalen koordinasi, kepolaran ikatan dan ikatan logam (Kuswati,2004). Metoda pembelajaran
yang selama ini digunakan guru umumnya ceramah, diskusi informasi dan tanya jawab. Hasil
belajar siswa pada pokok bahasan ikaatan kimia menuntut informasi dari guru kimia SMAN
1 Dayun (tempat penelitian ini dilakukan) masih rendah. Data yang diambil tahun 2006/2007
menunjukkan nilai rata-rata 6,0. Oleh karena itu penguasaan siswa pada pokok bahasan ini
masih perlu ditingkatkan. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dituntut kreativitas
guru untuk memotivasi siswanya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa adalah dengan penggunaan
alat peraga. Terkait dengan hal ini Nasution (2000) mengatakan bahwa alat peraga
merupakan alat bantu dalam mengajar dan memiliki manfaat yaitu membangkitkan minat,
perhatian (motivasi) dan aktivitas pada siswa, serta memberikan pemahaman yang lebih jelas
dan tepat serta memantapkan hasil belajar. Sejalan dengan itu (Sriyono,1992) mengatakan
bahwa alat peraga dapat membantu mengatasi kesulitan dan menjelaskan hal yang sulit dalam
pelajaran dan menjadikan pelajaran menjadi lebih menarik. Islamias dan Rini (2007)
mengemukakan dalam penelitiannya bahwa penggunaan medial peraga Roda-Roda Putar
dapat meningkatkan keaktifan sekaligus hasil belajar mahasiswa program studi Pendidikan
Kimia FKIP UNRI dalam mata kuliah Kimia Analisa. Peneliti lain yaitu Chimeno(2000)
berhasil dengan sangat mengesankan dan signifikan dalam meningkatkan nilai kuis
mahasiswa pada penulisan rumus dan tata nama senyawa kimia menguunakan suatu
permainan yang diberi nama “The Rainbow Wheel”. Chimeno menggunakan “The Rainbow
Wheeel”nya sebagai media pembelajaran dan menerapkannya untuk bermain/berkompetensi.
Dalam permainan akan muncul partisipasi aktif siswa untuk belajar, yang menjadikan siswa
sebagai sumber belajar bagi yang lainnya (Soekrtawi,1995). Berdasarkan beberapa pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwwa penggunaan alat peraga dapat bermanfaat untuk
meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini alat peraga Roda-Roda Pelangi digunakan
sebagai media/peraga dalam pembelajaran pokok bahasan ikatan kimia dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas dari total 4 kelas pada kelas sepuluh SMA Negeri
1 Dayun yang homogen. Selanjutnya dari dua kelas ini diambil secara acak, satu untuk kelas
control yang lain untuk kelas eksperimen. Sebelum pembelajarna dimulai, kepada kedua
kelas diberikan pretest dengan soal yang sama. Kelas ekperimen dibagi menjadi 5 kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 8 siswa yang heterogen kemampuannya, tetapi antar kelompk
mempunyai nilai rata-rata yang homogeny. Pada pembelajran dikelas eksperimen diberikan
permainan atau kompetisi antar kelompok menggunakan Roda-Roda Pelangi sementara
dikelas control diberikan latihan biasa (tanpa mengggunakan alat). Roda-Roda Pelangi adalah
sebuah alat yang terdiri dari duah buah roda (dari triplek) yang berdiameter berbeda dan
dipasang berhimpitan dengan satu sumbu atau scrub sehingga dapat diputar. Roda kecil
maupun roda besar dibagi menjadi 12 ruang. Alat peraga roda-roda pelangi digunakan untuk
mempelajai (1) ikatan ion dan (2) ikatan kovalen dan kovalen koordinasi. Untuk ikatan ion,
roda-roda kecil berisikan kation unsur golongan IA dan IIA sedanglan dora besar berisikan
unsur/ anion (nonlogam). Pada ikatan kovalen, roda kecil berisikan unsur-unsur golongan
VA, VIA dan VIIA sedanglan roda besar berisikan golongan VIIA saja.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, pertama guru akan menjelaskan materi, kemudian siswa
duduk dalam kelompk yang sudah ditentukan. Siswa berlatih memutar alat peraganya,
memasangkan unsur-unsur pada roda kecil dan roda besar. Kemudian menulis hasilnya pada
lembaran kerja yang sudah di sediakan. Pada lembaran kerja, akan dirulis kation dan anion
apa yang dipasangakan, kemudian menuliskan konfigurasi elektron, kation, anion dan
struktur lewizny. Pada kolom terakhir siswa menuliskan rumus kimia senyawa yang
dibentuk. Setelah berlatih bebas selama lebih kurang 10 menit, berikutnya diadakan
kompetisi antar kelompok. Pemenang kompetisi adalah kelompok yang memperoleh nilai
tertinggi. Nilai tertinggi didapatkan daru jumlah pasangan unsur terbanya dan benar (ditinjau
dari konfigurai elektron, struktur lewis rumus senyawa yang terbentuk maupun jenis kovalen
yang terjadi) yang dibuat melalui putaran roda-roda pelangi dalam jangka waktu yang
ditentukan setiap rondenya.
Pada akhir pembelajran setelah selesai pokok pembelejaran ikatan kimia diberikan postes
pada kedua sampel. Untuk melihat peningkatan hasil belahar digunakan rumus statistik
karena varian kedua kelas homogen maka rumus yang digunakan :
t=
dimana :
t = Lambang statistik untuk menguji hipotesis
Sg = Standar deviasi gabungan
1 = Nilai rata-rata selisih posttest dan prestest kelas eksperimen
2 = Nilai rata-rata selisih posttest dan pretest kelas kontrol
n1 = Banyak siswa kelas eksperimen
n2 = Banyak siswa kelas control
untuk menentukan derajat pengaruh dari perlakuan digunakan rumus koefisien determinasi
(r2) yang didapat dari rumus:
r n2
t
1 r2
Untuk menentukan presentasi peningkatan didapat dari :
Kp = r2 x 100%
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukan bahwa penggunaan “Roda-Roda Pelangi”
ditemukan bahwa penggunaan Roda-Roda pelangi sebagai media/peraga pada pembelajaran
pokok bahasan kimia dikelas sepuluh dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diperoleh data
nilai thitung > ttabel (pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat pengaruh diperoleh sebesar
21,48%. Kenaikan nilai pretest ke posttest pada kelas eksperimen sangat menonjol pada kelas
eksperimen dibandingkan dengan kelas control. Poin kenaikan dapat dikelompokkan seperti
pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Poin Peningkatan Nilai Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Poin peningkatan nilai
pretest-posttese
>50
35-50
<35
Jumlah siswa dalam kelas
eksperimen
kontrol
12
0
21
31
2
5
Peningkatan poin nilai yang ditemukan dengan memakai alat peraga Roda-Roda Pelangi
(kelas eksperimen) cukup mengesankan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peningkatan
besar dari 50 poin hanya terdapat pada kelas ekperimen (12 orang), sedangkan pada kelas
kontrol tidak ada (0). Begitu juga dengan peningkatan poin rendah, pada kelas eksperimen
hanya 2 orang (5,7%) sedangkan pada kelas kontrol 5 orang (13,9%). Bila dilihat hasil
posttest dan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan, rata-rata posttest
kelas ekperimen sama dengan 79,54. Selisih rata-rata dengan pretest adalah 46,43 (poin
peningkatan). Sedanglan pada kelas kontrol rata-rata 68,44 dan selisih dengan nilai pretest
38,88 (poin peningkatan).
Peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen ini juga terlihat oleh dalam iklim
pembelajaran. Sewaktu permainan atau kompetensi menggunakan peraga roda-roda pelangi
dikelas eksperimen, siswa terlihat antusias, aktif dan bersemangat. Mereka menikmatinya dna
bekerja sama dengan baik didalam kelompok. Pada kelas eksperimen siswa dapat berlatih
sendiri dengan soal-soal yang dirancangnya sendiri melalui putaran alat peraganya. Siswa
dapat membuat soal sebanyak-sebanyaknya menurut yang dia mau, berbeda dari soal-soal
yang diberikan oleh guru yang biasanya dalam jumlah yang terbatas. Didalam kompetisi
kelompok siswa termotivasi untuk merancang atau memasangkan kation dan anion dari
unsur-unsur yang ada pada Roda-Roda Pelanginya dan bersama teman dalam kelompok
mendiskusikan struktur lewis maupun rumus kimia dari senyawa yang terbentuk dengan
serius. Kompetisi kelompok menyebabkan setiap individu anggota kelompok akan berusaha
untuk memenangkan kelompoknya yang diumumkan pada setiap akhir babak kompetisi.
Motivasi ini akan memberikan perolehan hasil belajar yang baik seperti yang dikatakan oleh
Zakri (2003), bahwa secara konseptual motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau perolehan
belajar. Pebelajar yang tinggi motivasi, umumnya tinggi pula perolehan belajarnya.
Kompetisi menggunakan Roda-Roda Pelangi menuntut siswanya harus aktif untuk
memenangkan kelompok. Djamarah dan Zain (2002) menyatakan bahwa, keberhasilan proses
pembelajaran dipengaruhi oleh model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam
aktifitas belajar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dari penelitian yang berjudul
“Penggunaan Alat Peraga Roda-Roda Pelangi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia” dapat disimpulkan bahwa, penggunaan alat peraga RodaRoda Pelangi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan ikatan kimia
sebesar 21,48%. Peningkatan ini ditengarai karena pada pembelajaran dengan menggunakan
alat peraga ini siswa terlibat secara aktif, siswa ditantang dalam kompetisi, siswa dapat
bekerja sama didalam kelompok dan siswa dapat berlatih dengan merancang soal-soal sendiri
serta menyelesaikan sendiri dalam jumlah yang tidak rterbatas
RUJUKAN
Chimeno. (2000). How to Make Learning Chemical Nomenclatur Fun Exciting and Palatable
J.Chem Edu Vol 77(2); 144-145
Clow, D. (1998). Teaching Learning and Computing. University Chemistry Education
2(1);21-28
Djamarah,S & Zain,A (2002). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Rineka Cipta. Jakarta
Islamias & Rini, (2007). Peningkatan Keaktifan Mahasiswa dan Penguasaan Materi Kimia
Analisa menggunakan Media Peraga Roda-Roda Putar. Proceeding Seminar
Internasional Pendidikan Serantau Tiga hal12-21
Kuswati, TM. (2004). Sains Kimia. Bumi Aksara. Jakarta
Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.
Jakarta
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Soekartawi. (1995). Meningkatkan Aktifitas Mengajar. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta
Sriyono. (1992). Tekhnik Belajar Mengajar CBSA. Bumi Aksara
Zakri A. (2003). Belajar dan Pembelajaran. Yayasan Obor Desa. Pekanbaru
Download