1 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar belakang Krisis ekonomi di Asia yang bermula dari krisis mata uang dan finansial pada bulan Juli 1997 menyebar ke Indonesia, Filipina, Malaysia, Korea Selatan, dan Hongkong. Krisis ini memberikan dampak yang sangat besar bagi stabilitas keamanan domestik masing-masing negara dan kawasan. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya sistem ekonomi dan keuangan negara-negara tersebut yang sangat tergantung pada modal asing untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Aliran keluar modal asing tersebut erat kaitannya dengan kepercayaan investor terhadap stabilitas kondisi di dalam negeri (Istikomah 2003). Aliran modal keluar dari suatu negara dipengaruhi antara lain oleh tinggi rendahnya suku bunga aset finansial luar negeri, tingkat inflasi domestik, dan perubahan nilai tukar mata uang domestik. Dengan mengembangkan penelitian dari beberapa studi empiris, faktor-faktor yang mempengaruhi pelarian modal di suatu negara yaitu nilai tukar (REER), perbedaan tingkat suku bunga negara tertentu terhadap Amerika, hutang luar negeri, tingkat pertumbuhan GDP, inflasi dalam negeri, investasi asing langsung, dan unsur ketidakpastian (Istikomah 2003). Dengan mengetahui peubah-peubah yang mempengaruhi pelarian modal (capital flight) maka dapat diduga besarnya jumlah pelarian modal yang keluar dari suatu negara. Karena data yang akan digunakan merupakan data dari beberapa negara berkembang di Asia (Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Kamboja, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, dan Pakistan) dalam beberapa kurun waktu (1998-2006) maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Model data panel merupakan gabungan dari data time series dan data cross section. Regresi dengan menggunakan data panel memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan pendekatan standar cross section dan time series (Baltagi 2005). Dengan menggunakan model regresi data panel diharapkan jumlah capital flight suatu negara berkembang dapat diduga dengan baik. Capital flight Menurut Mohsin Khan Ulhaque dalam Istikomah (2003), capital flight merupakan semua arus modal yang keluar (capital outflow) dari negara sedang berkembang yang tidak memperhatikan latar belakang terjadinya arus modal tersebut dari dalam negeri dan jenis modal tersebut. Pada umumnya modal di negara sedang berkembang kurang maka arus modal yang keluar akan menghilangkan potensi sumber daya modal yang tersedia, serta pada gilirannya menghilangkan pula potensi pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Cuddington dalam Istikomah (2003) mengartikan capital flight sebagai semua arus modal keluar jangka pendek (short term capital outflow) baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat. Arus modal keluar jangka pendek ini dapat disebabkan oleh adanya ketidakpastian situasi ekonomi atau politik di dalam negeri maupun untuk tujuan spekulasi. Hampir tidak mungkin memastikan jumlah capital flight dari suatu negara, terutama bagi negara-negara yang menganut sistem devisa bebas. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk menduga capital flight adalah pendekatan Boyce dan Ndikumana (2002) dimana pelarian modal didefinisikan sebagai perbedaan antara aliran modal masuk dengan aliran modal keluar atau residual. Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut: Tujuan Menerapkan model regresi data panel untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap capital flight. = + −( + ) (1.1) dimana, CF = Capital flight, H = Perubahan hutang luar negeri, B = Investasi asing langsung, A = Current Account Deficit, F = Perubahan cadangan devisa. Nilai CF yang negatif menunjukan besarnya pelarian modal yang terjadi. Data Panel Data panel adalah gabungan dari data time series (antar waktu) dan data cross section (antar individu/ruang). Untuk menggambarkan data panel secara singkat, misalkan pada data cross section, nilai dari satu peubah atau lebih dikumpulkan untuk beberapa unit sampel pada suatu waktu. Dalam data panel, unit cross section yang sama disurvei dalam beberapa waktu (Gujarati 2004). Struktur datanya dapat dilihat pada Lampiran 1.