analisis nilai-nilai pendidikan dalam novel sang pemimpi karya

advertisement
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL
SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA
SKRIPSI
BY :
YOSEFINUS YUSANFRI
NPM : 29181022
ENGLISH DEPARMENT
FACULTY OF LANGUAGE AND LITERATURE
WIJAYA PUTRA UNIVERSITY
SURABAYA
2013
2
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG
PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA
SKRIPSI
Diserahkan sebagai pemenuhan persyaratan untuk sarjana sastra inggris
BY:
YOSEFINUS YUSANFRI
NPM: 29181022
ENGLISH DEPARTMENT
FACULTY OF LANGUAGE AND LITERATURE
WIJAYA PUTRA UNIVERSITY
SURABAYA
2013
i
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama : YOSEFINUS YUSANFRI
Npm
: 29181022
Judul : ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG
PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA
Telah Memenuhi Syarat Untuk Diujikan
Pembimbing
Penulis
YENI PROBOWATI S.Pd
YOSEFINUS YUSANFRI
29181022
ii
4
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi oleh
Npm
Judul
: YOSEFINUS YUSANFRI
: 29181022
: ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL
SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA
Telah disetujui dan diterima sebagai bahan untuk memperoleh gelar sarjana sastra
inggris pada tanggal 1 agustus 2013.
Tim Penguji
---------------------
(Dra.Arjunani,MM)
Penguji1
( Yulis Setyowati. S.Pd)
Penguji 2
----------------------
Mengetahui
Dekan Fakultas Bahasa DanSastra
Drs.ARJUNANI, MM
iii
5
SURAT PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Yosefinus Yusanfri, Mahasiswa Universitas Wijaya Putra
Npm
: 29181022
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan menyetujui karya ilmiah saya yang
berjudul:ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG
PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA. Beserta perangkat yang diperlukan
untuk disimpan, dipublikasikan atau diperbanyak dalam bentuk apapun oleh
universitas wijaya putra untuk keperluan akademis.Demikian surat pernyatan
saya buat untuk yang sebenarnya.
Dibuat
: Surabaya
Pada tanggal : 01 Agustus 2013
Yang Menyatakan
YOSEFINUS YUSANFRI
iv
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas berkat serta bimbingannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis ini dengan baik.Thesis ini tidak akan
terwujudtanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersedia meluangkanwaktunya selama
penyusunan,sehingga selesainya penulisan thesis ini.Oleh karena itu,penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
. Ibu Dra. Arjunani.MM, Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas
Wijaya Putra.
. Ibu Yeni Probowati,Spd,Selaku Dosen pembimbing yang dengan sabarmemberi
bimbingan sehingga thesis ini dapat terwujud
.
Terimakasih
kepada
Bapak
dan
Ibu
yang
telah
memberi
dukungan
doa,semangat,serta kepercayaan dan kesabaran yang tak mungkin sanggup bagi
penulis untuk membalasnya.
. Terima kasih kepada adikTitindanadikElanyang mau meluangkan waktunya untuk
membantu thesis ini.
. Terima kasih juga kepada Dosen-Dosen saya yang telah memberikan
pengetahuannya selama saya belajar di Universitas Wijaya Putra
. Terimakasih kepada my girl friendsIndakRattapoem you are the best
. Semua teman seperjuanganku mulai masuk bangku kuliah dan semua teman yang
tak bisa aku sebutkan satu persatu,terimakasihsetulus-tulusnya
Surabaya, Agustus 2013
v
7
ABSTRACT
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI
KARYA ANDREA HIRATA
Nama
: YOSEFINUS YUSANFRI
Npm
: 29181022
Program study
: S-1
Facultas
: Bahasadansastra
Pembimbing
: YeniProbowati,S.pd
Kampus
: Wijaya PutraUniversitas Surabaya
Kata kunci
: Nilai pendidikan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:nilai-nilai pendidikan yang
digunakan pengarang dalam novel Sang Pemimpi. Berdasaran hasil penelitian dapat
disimpulkan: dalam novel Sang Pemimpi Andrea Hirata ingin menyampaikan nilainilai pendidikan yang sangat bermanfaat bagi para pembaca dengan menghidupkan
isi cerita di dalamnya, sehingga dapat menjadi lebih hidup dan menambah variasi
serta menghindari hal-hal yang bersifat monoton yang dapat membuat pembaca
bosan. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi, berdasarkan
hasil analisis terdiri atas empat nilaiyaitu Nilai pendidikan religious,nilai pendidikan
moral,nilai pendidikan social dan nilai pendidikan budaya
vi
8
MOTTO
HIDUP ADALAH SUATU PERJUANGAN
-
I personally dedicate this thesis to:
My beloved parents
My brothers and sisters
My friends: titin, temi, heri,marli and prima
My lover IndakRattapoem
vii
9
DAFTAR ISI
Judul----------------------------------------------------------------------------------------------- i
Halaman persetujuan--------------------------------------------------------------------------- ii
Halaman pengesahan---------------------------------------------------------------------------iii
Halaman pernyataan---------------------------------------------------------------------------iv
Ucapan terimakasih-----------------------------------------------------------------------------v
Abstract------------------------------------------------------------------------------------------vi
Motto-------------------------------------------------------------------------------------------- vii
Daftar isi-------------------------------------------------------------------------------------- viii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang------------------------------------------------------------------1
1.2.Rumusan masalah---------------------------------------------------------------4
1.3.Tujuan pembelajaran------------------------------------------------------------4
1.4.Pentingnya pembelajaran-------------------------------------------------------4
1.5.Lingkup dan pembatasan-------------------------------------------------------5
1.6.Definisi kata kunci-------------------------------------------------------------5
1.7.Organisasi belajar---------------------------------------------------------------5
BAB II 11: KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakikat nilai pendidikan------------------------------------------------------------------6
2.1.1. Pengertian nilai --------------------------------------------------------------------------6
2.1.2. Pengertian pendidikan-------------------------------------------------------------------7
2.1.3. Pengertian nilai Pendidikan----------------------------------------------------------2.2. Macam-macam nilai pendidikan-------------------------------------------------------10
2.3. Sistem pendidikan di Indonesia-------------------------------------------------------15
viii
10
BAB III:METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian--------------------------------------------------------18
3.2. Sumber data-------------------------------------------------------------18
3.3. Data-----------------------------------------------------------------------18
3.4. Instrument-----------------------------------------------------------------19
3.5. Prosedurpengumpulan data-------------------------------------------19
3.6. Tehnikanalisis data-----------------------------------------------------19
BAB 1V : ANALYSIS
4.1.Nilai Pendidika Religius-------------------------------------------------21
4.2.Nilai Pendidikan Moral--------------------------------------------------25
4.3.Nilai Pendidikan Sosial---------------------------------------------------30
4.4.Nilai Pendidikan Budaya-------------------------------------------------39
BAB V: KESIMPULAN--------------------------------------------------------------------41
DAFTAR PUSTAKA
SYNOPSIS
APPENDIX
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap
lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa
yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena
yang ada.
Sastra
sebagai
karya
fiksi
memiliki
pemahaman
yang
lebih
mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja,
melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah
gagasan yang ada dalam pikirannya. (Junus 1989 : 91).
Menurut Semi (1993 :32), Novel adalah karya fiksi yang di
bangun
melalui unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja di padukan pengarang
dan di buat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa
di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi. Unsur inilah
yang akan menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Unsur
novel
adalah
unsur
yang
secara
langsung
membangun
intrinsik sebuah
sebuah
cerita.
Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel yang
sangat bagus.
Menurut (Tjahjono,1987:30) mengatakan
bahwa unsur intrinsik terdiri
dari; Tokoh dan penokohan/perwatakan tokoh, Tema dan Amanat, latar, Alur,
Sudut pandang/gaya penceritaan. Adapun unsur ekstrinsiknya yaitu unsur-unsur
1
2
yang ada di luar karya sastra seperti; Pembaca, Pengarang, Masyarakat,
Pemerintah, Politik, Ekonomi, dan sebagainya.
Sang
Pemimpi di
terbitkan
pertama
kali
pada Juli
2006.
Sejak
kemunculan novel Sang Pemimpi mendapatkan tanggapan positif dari penikmat
sastra. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap novel Sang Pemimpi menjadikan
novel tersebut masuk dalam jajaran novel psikologi islami pembangun jiwa.
Andrea Hirata telah membuat
langkah yang gemilang untuk mengikuti jejak
sang legenda Buya Hamka. Melalui novel kontemporernya yang di perkaya
dengan
muatan
budaya
yang
Islami, Andrea
Hirata
seolah
mengulang
kesuksesan sang pujangga buya Hamka yang karya-karyanya popular hingga ke
mancanegara seperti Merantau Ke Deli , Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.
Meskipun nilai yang mendasari novel tersebut bersumber dari Islam,
berbagai kalangan kaum beragama dan berkepercayaan dapat menerimanya tanpa
ada perasaan terancam. Manfaat membaca novel adalah memberi kesadaran
kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup ini, selain itu memberikan
kegembiraan dan kepuasaan batin, memberikan penghayatan yang mendalam
terhadap apa yang kita ketahui, serta dapat menolong pembacanya menjadi
manusia yangt berbudaya. Cerita novel Sang Pemimpi
menceritakan kisah
persahabatan dan pendidikan di Indonesia. Ia mengemas novel Sang Pemimpi
dengan bahasa yang sederhana imajinatif, namun tetap memperhatikan kualitas
isi. Membaca novel Sang Pemimpi membuat pembaca seolah-olah melihat potret
3
nyata kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak pengamat sastra yang memberikan
penilaian berkaitan dengan suksesnya novel Sang Pemimpi. Suksesnya novel
Sang Pemimpi disebabkan novel tersebut muncul pada saat yang tepat yaitu
pada
waktu
masyarakat
khususnya
masyarakat
yang
merasa
mengalami
pendidikan yang sama seperti beberapa tokoh yang terdapat dalam novel
tersebut. Menurut Sapardi Djoko Darmono, seorang sastrawan dan Guru Besar
Fakultas Ilmu Budaya UI Ia menyatakan Sang Pemimpi merupakan “Ramuan
pengalaman dan imajinasi yang menarik, yang menjawab inti pertanyaan kita
tentang hubungan-hubungan antara gagasan sederhana, kendala, dan kualitas
pendidikn”. Isi
bukanlah
novel Sang Pemimpi menegaskan bahwa
menjadi hambatan
seseorang
keadaan ekonomi
dalam meraih cita-cita dan berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya.
Kemiskinan adalah penyakit sosial yang berada dalam ruang lingkup
materi sehingga tidak berkaitan dengan kemampuan otak seseorang. Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka peneliti berminat untuk menganalisis novel Sang
Pemimpi. Analisis terhadap novel Sang Pemimpi peneliti membatasi pada nilai
pendidikan, alasan di pilih dari segi nilai pendidikan karena novel Sang
Pemimpi diketahui banyak memberikan inspirasi bagi pembaca, karna ada nilainilai positif yang dapat diambil dan direalisasikan oleh pembaca dalam
kehidupan
sehari-hari mereka,
khususnya
dalam
hal
pendidikan. Menurut
(Pradopo 1994: 94) mengungkapkan bahwa suatu karya sastra yang baik adalah
yang langsung memberi didikan kepada pembaca tentang budi pekerti dan
4
nilai-nilai moral, sesungguhnya hal ini telah menyimpang dari hukum-hukum
karya sastra sebagai karya seni dan menjadikan karya sastra sebagai alat
pendidikan
yang
langsung
sedangkan
nilai
seninya
di
jadikan
nomor
dua.Begitulah paham pertama dalam penilaian karya sastra yang secara tidak
langsung disimpulkan dari corak-corak roman Indonesia yang mula-mula, ialah
memberi pendidikan dan nasihat kepada pembaca.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di ketahui rumusan
masalah yang timbul dalam penelitian ini sebagai berikut:
Apa saja nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi
karya Andrea Hirata?
1.3.TUJUAN PEMBELAJARAN
Untuk menjelaskan nilai nilai pendidikan apa saja yang di sampaikan
oleh Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi
1.4.PENTINGNYA PEMBELAJARAN
Melalui analisa ini penulis berharap agar pembaca mengerti lebih dalam
lagi tentang pendidikan sehingga mendorong generasi muda untuk bangkit
menjadi tumbuh prestasi yang cemerlang di masa depan, lebih lebih dapat
melakukan penelitian, lebih lanjut pada nilai nilai pendidikan dalam novel Sang
5
Pemimpi karya Andrea Hirata agar dapat mengungkapkan dan memahami novel
tersebut lebih baik
1.5. LINGKUP DAN PEMBATASAN
Lingkup dari skripsi ini adalah bagaimana Sang Pemimpi mengeksplorasi
kisah persahabatan dan pendidikan. Banyak unsur yang ada di dalam karya
sastra yaitu thema, conflict, character, and plot, tetapi di dalam novel ini
penulis khusus menganalisa nilai nilai pendidikan.
1.6 DEFINISI KATA KUNCI
Untuk membuat penelitian ini mudah di pahami oleh pembaca dan tidak
menimbulkan salah pengertian, maka penulis mendeskripsikan kata kata yang di
gunakan dalam penelitian ini:
Nilai pendidikan
Nilai pendidikan adalah suatu yang di yakini kebenarannya dan
mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau
bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra disini yang di
maksud adalah nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar
menjadi manusia yang baik.
6
1.7.ORGANISASI PEMBELAJARAN
Penulis tesis membagi tesisnya menjadi lima bab, setiap bab dibagi menjadi
beberapa subbab:
Bab I adalah pendahuluan, Bab II adalah kajian pustaka, Bab III adalah metode
penelitian, Bab IV adalah analysis, Bab V adalah kesimpulan
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan memberikan teori yang di gunakan sebagai
landasan pikiran untuk substansi thesis ini:
2.1. Hakikat Nilai Pendidikan
2.1.1. Pengertian nilai
Nilai adalahsesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki
ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada objek yang dikenai nilai.
Persahabatan sebagai nilai (positif/ baik) tidak akan berubah esensinya manakala ada
pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang
ada bagaimanapun
keadaan
disekitarnya
berlangsung. Sastra dan tata nilai
merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi dalam hakikat mereka
sebagai sesuatu yang eksistensial. Sastra sebagai produk kehidupan mengandung
nilai-nilai sosial, filsafat, religi, dan sebagainya baik yang bertolak dari
pengungkapan kembali maupun yang mempunyai penyodoran konsep baru (Suyitno,
7
8
1986: 3). Sastra tidak hanya memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupanpersonal,
tetapi juga nilai-nilai kehidupan manusia dalam arti total. Menurut
Darmodiharjo
(dalam Setiadi, 2006: 117) mengungkapkan nilai merupakan sesuatu yang berguna
bagi manusia baik jasmani maupun rohani. Sedangkan Soekanto (1983: 161)
menyatakan, nilai-nilai merupakan abstraksi daripada pengalaman-pengalaman
pribadi seseorang dengan sesamanya. Pada hakikatnya, nilai yang tertinggi selalu
berujung pada nilai yang terdalam dan terabstrak bagi manusia, yaitu menyangkut
hal-hal yang bersifat hakki.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas pengertian nilai dapat disimpulkan
sebagai sesuatu yang bernilai, berharga, bermutu, akan menunjukkan suatu kualitas
dan akan berguna bagi kehidupan manusia.
2.1.2. Pengertian Pendidikan
Secara etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedogogike”,
yang terdiri atas kata “Pais”yang berartiAnak” dan kata “Ago” yang berarti “Aku
membimbing”
(Hadi,2003:
17).Jadi
Soedomo
Hadimenyimpulkan
paedogogikeberartiakumembimbing anak. Menurut Purwanto(1986: 11)menyatakan
bahwa pendidikanberartisegala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya
kearah
kedewasaan. Hakikat pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak didik, maka
seorang
pendidikharuslahorangyang
dewasa,
karena
tidak
mungkin
dapat
9
mendewasakananak didik jika pendidiknya sendiri belumdewasa. Pendidikan pada
hakikatnyajuga berarti mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari pernyataan tersebut
terdapat tiga unsur pokok dalam pendidikan, yaitu:
a. Cerdas, berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
persoalan nyata. Cerdas bermakna kreatif, inovatif dan siap mengaplikasikan
ilmunya.
b. Hidup, berarti
memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan
melakukan hal-hal yang terbaik untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti
merenungi bahwa suatu hari kita akan mati, dan segala amalan kita akan
dipertanggungjawabkan kepadaNya. Filosofi hidup ini sangat syarat akan makna
individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan
manusia, memberikan makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral, dan tujuan
hidup.
c. Bangsa, berarti manusia selain sebagai individu juga merupakan makhluk
sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain. Novel sebagai suatu karya sastra,
yang merupakan karya seni juga memerlukan pertimbangan dan penilaian tentang
seninya(Pradopo,2005:30). Adler(dalam Arifin, 1993: 12) mengartikan pendidikan
sebagai proses dimana seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh pembiasaan
yang baik untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan yang
baik. Secara etimologis, sastra juga berarti alatuntuk mendidik.
10
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
pendidikan merupakan segala sesuatu yang baik maupun buruk yang berguna bagi
kehidupan manusia yangdiperoleh melalui proses pengubahan sikap dan tata laku
dalam upaya mendewasakan diri manusia melalui upaya pengajaran. Dihubungkan
dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai pendidikan diarahkan pada
pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius, dan
berbudaya.
2.1.3. Nilai Pendidikan
Nilai
pendidikan
adalah
suatu
yang
di yakini kebenarannya dan
mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau
bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra disini yang di
maksud adalah nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar
menjadi manusia yang baik (Ratna. 2009:447).Secara umum nilai pendidikan
adalah untuk membantu peserta didik agar lebih memahami, menyadari, serta
mengalami
nilai- nilai
serta
mampu
menempatkan
secara integral
dalam
kehidupan dan nilai pendidikan secara khusus ditujukan untuk:
a.
Menerapkan pembentukan nilai pada anak
b.
Menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diiniginkan
c.
Membimbing perilaku konsisten dengan nilai- nilai tersebut
11
Dengan demikaian, tujuan nilai pendidikan meliputi tindakan mendidik
yang
berlangsung mulai dari usaha
penyadaran nilai sampai pada perwujudan
perilaku-perilaku yang bernilai (UNESCO, 1994)
2.2.Macam-macam Nilai Pendidikaan
Sastra tidak saja lahir karena kejadian, tetapijuga dari kesadaranpenciptaannya
bahwa sastra sebagai sesuatu yang imajinatif, fiktif, dan juga harus melayani misimisi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sastrawan pada waktu menciptakan
karyanya tidak saja didorong oleh hasrat untuk menciptakan keindahan, tetapi juga
berkehendak untuk menyampaikan pikiran-pikirannya, pendapat-pendapatnya,dan
kesan-kesan perasaannya terhadap sesuatu (Sudjiman1998:53). Dalam karya sastra
akan tersimpan nilai atau pesan yangberisi amanatatau nasihat. Melalui karyanya,
pencipta karya sastra berusaha untuk mempengaruhi pola pikir pembaca dan ikut
mengkaji tentang baik dan buruk, benar mengambil pelajaran, teladan yang patut
ditiru sebaliknya, untuk dicela bagi yang tidak baik. Karya sastra diciptakan bukan
sekedar
untuk
dinikmati,
akan
tetapi
untuk
dipahami
dan
diambil
manfaatnya(Setiadi2006:110)
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak memberikan
penjelasan secara jelas tentangsystem nilai. Nilai itu mengungkapkan perbuatan apa
yang dipuji dan dicela, pandangan hidup mana yang dianut dan dijauhi, dan hal apa
12
saja yang dijunjung tinggi (Pradopo, 2005 : 30).Adapun nilai-nilai pendidikan dalam
novel Sang Pemimpi sebagai berikut:
a. Nilai Pendidikan Religius
Nilai pendidikan Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara
mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya
menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan
diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan
Tuhan (Rosyadi, 1995: 90). Nilai-nilai religious bertujuan untuk mendidik agar
manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilainilaireligious yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya
tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber
pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam sastra bersifat individual.
Menurut (Nurgiyantoro, 2005: 326).dan
Semi (1993: 21) menyatakan,
agama merupakan kunci sejarah, kita batu memahami jiwa suatu masyarakat bila kita
memahami agamanya. Semi (1993: 21) juga menambahkan, kita tidak mengerti hasilhasil kebudayaanya, kecuali bila kita paham akan kepercayaan atau agama yang
mengilhaminya. Religi lebih pada hati nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwanilai religious yang merupakan
nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau
keyakinan manusia.
13
b. Nilai Pendidikan Moral
Nilai pendidikan Moral merupakan pandangan pengarang tentang nilai-nilai
kebenaran dan pandangan itu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Menurut
Hasbullah (2005: 194) menyatakan bahwa moral merupakan kemampuan seseorang
membedakan antara yang baik dan yang buruk. Menurut ( Nurgyantoro,2005 :320)
Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia
agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang
harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan
hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat
bagi orang itu , masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar. Menurut Uzey (2009: 2)
berpendapat bahwa nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang
menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.
dengan
nilai,
tetapi
tidak
semua
nilai
itu
Moral selalu berhubungan
adalah
nilai
moral.Moral
berhubungandengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moralinilah yang lebih
terkait dengan tingkah lakukehidupankita sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan peraturanperaturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok
yang meliputi perilaku.
14
c.Nilai Pendidikan Sosial
Kata“sosial”berarti hal-hal yangberkenaandenganmasyarakat/ kepentingan
umum. Nilai pendidikan sosial merupakanhikmah yang dapat diambil dari perilaku
social
dan tata cara hidup sosial. Perilaku social berupasikapseseorangterhadap
peristiwa yangterjadidi sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara
berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai sosial yang ada
dalam karya sastra dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang
diinterpretasikan (Rosyadi, 1995: 80).Nilai pendidikan sosial akan menjadikan
manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan
antara satu individu dengan individu lainnya. Nilai sosial mengacu pada hubungan
individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang
harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi
situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Dalam masyarakat Indonesia yang
sangat beraneka ragam coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat
penting untuk menjaga keseimbangan masyarakat. Sejalan dengan tersebut nilai
sosial dapat diartikan sebagai landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang
benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk
mendorong
dan
mengarahkan
individu
agarberbuat
sesuai
norma
yangberlaku.Menurut Uzey (2009: 7) berpendapat bahwa nilai sosial mengacu pada
pertimbangan terhadap suatu tindakan benda, cara untuk mengambil keputusan
apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran, keindahan, dan nilai ketuhanan.
15
Jadi nilai sosial dapat disimpulkan sebagai kumpulan sikap dan perasaan yang
diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki
nilai tersebut. Nilaisosial merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara
luas oleh masyarakatdan merupakan dasar untuk merumuskan yang benar
danapayangpenting.
d.Nilai Pendidikan Budaya
Nilaipendidikan
budaya
menurut Rosyadi (1995:74) merupakan sesuatu yang
dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang
belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain
sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat
dan kebudayaannya. Menurut Uzey (2009:1) Nilai pendidikan budaya merupakan
tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran
masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat.
Sistem nilai budaya merupakan inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan
mempengaruhi dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan dari
kehidupan manusia yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda
sebagai kesatuan material. Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang
hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang
harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai
budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
16
Dapat disimpulkan dari pendapat tersebut sistem nilai budaya menempatkan
pada posisi sentral dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang sifatnya
abstrak dan hanya dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan pada
gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai
hasil dari penuangan konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola. Adapun nilainilai budaya yang terkandung dalam novel dapat diketahui melalui penelaahan
terhadap karakteristik dan perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.
3.3. Sistem pendidikan di Indonesia
Secara universal pendidikan bertujuan untuk perkembangan individu,
sementara itu menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional(UU SISDIKNAS):
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan”.
Pendidikan nasional juga berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan bertujuan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berahklak mulia, sehat, berilmu,
17
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung
jawab.
Berdasarkan
uraian
diatas,
maka
pendidikan
dapat
dikatakan sebagai usaha untuk mengembangkan peserta didik(siswa) agar
menjadi manusia yang dicita-citakan,yang dilakukan secara sadar dan terencana.
Karena dalam proses pembelajaran, sebagai proses pendidikan itu terjadi
aktivitas mengajar(oleh guru) dan aktivitas belajar(oleh siswa), maka mengajar
dapat dimaknai sebagai upaya pengembangan potensi siswa.
Dalam proses pembelajaran guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
potensi dirinya, bukan sekedar penyampaian materi pelajaran. Meskipun didalamnya
juga termasuk penyampain informasi dan pembentukan namun proses tersebut
dikemas dalam pengembangan,dan berpusat pada siswa,tetapi siswalah yang
mengembangkan potensi dirinya guru hanya memfasilitasi. Karena pendidikan
berbentuk proses pembelajaran, yang intinya guru mengajar dan siswanya
belajar. Kenyataanya banyak guru memaknai mengajar adalah penyampaian
materi, hal ini dapat diamati dalam praktek pelajaran sehari-hari. Guru
mengajar
siswa
dengan
cara
menerangkan
pelajaran
kemudian
siswa
diharaapkan menguasai materi tersebut. Untuk membuktikan siswa sudah
menguasai materi yang diajarkan oleh guru, kemudian guru mengadakan test
atau ulangan. Hasil dari pekerjaan itu siswa itulah yang dijadikan pedoman
untuk menetapkan apakah siswa itu telah menguasai materi pelajaran atau
belum. Akibat dari proses itu siswa slalu dijadikan objek ujicoba oleh guru.
18
Komponen-komponen dalam sekolah dasar sebagai berikut:
1. Tujuan, tujuan merupakan sesuatu yang ingin di capai oleh kegiatan
pendidikan, tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi: Sikap,
Tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Penyelenggaraan pendidikan
sekolah dasar dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki dasardasar karakter kecakapan,keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk
mengembangkan potensi diri secara optimal sehingga memiliki ketahanan dan
keberhasilan dalam pendidikan lanjutan.
2. Peserta didik, pada dasarnya peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur,jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dasar hakiki diperlukan
pendidikan bagi peserta didik adalah manusia yang dapat dibina dan diarahkan
untuk mencapai derajat kesusilaan. Peserta didik menurut sifatnya dapat dididik,
karena
mempunyai bakat
dan
diposisikan
untuk
memungkinkan
diberi
pendidikan
3. Pendidik, seorang pendidik memiliki kepentingan untuk mengetahui
setiap usia perkembangan peserta didik, sebab perkembangan antara satu peserta
didik dengan lainya itu berbeda dan itu bergantung pada kondisi fisik dan
lingkungan yang memengaruhinya.pendidik adalah orang yang lebih dewasa yang
mampu membawa peserta didik kearah yang lebih dewasa. Sedangkan secara
19
akademis pendidik adalah tenaga kependidikan yakni anggota masyarakat yang
mengabdikan
diri
dan
diangkat
untuk
menunjang
penyelenggaraan
yang
berkualifikasih sebagai pendidik, dosen, konselor,pamong belajar, tutor,instruktur,
fasilitator dan sebutan lainya yang sesuai dengan kekhususnya serta berpartisipasi
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah deskriptif, kualitatif ,dimana metodenya oleh penulis
dibagi menjadi beberapa bagian seperti:
3.1. Desain penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode
kualitatif
deskriptif
dan
pada
dasarnya menggunakan metode sebuah penelitian sastra. Dalam upaya untuk
melakukan metode pengumpulan sumber data maka data utama dan data
tambahan
akan
dianalisa.
Namun
untuk
mengungkapkan
masalah
yang
ditemukan penulis,penelitian ini akan mengamati masalah niali nilai pendidikan
dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.
3.2. Sumber data
Sumber data yang dipilih penulis adalah novel Sang Pemimpi yang ditulis oleh
Andrea Hirata. penulis memilih novel tersebut karena novel Sang Pemimpi
merupakan sala satu diantara novel best seller didunia dimana penulisnya pun
yakni Andrea Hirata merupakan sala satu penulis novel terbaik didunia dengan
berbagai macam judul novel yang ditulisnya. Sehingga bias dikatakan bahwa
novel tersebut dipercaya memiliki pengaruk signifikan terhadap pembacanya
3.3. Data
Data yang diambil oleh penulis adalah semua kutipan tentang yang
berkaitan nilai-nilai pendidikan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.
20
21
3.4. Instrument
Dalam analisis nilai nilai pendidikan yang ada dalam novel Sang
Pemimpi karya Andrea
Hirata. penulis
mengunakan
dirinya sendiri
sebagai
instrument untuk mengumpulkan data. Penulis mengumpulkan dari sumber data
dengan membaca novel secara seksama dan memilah satu persatu kondisi yang
tergambar yang memacu pada hal konflik didalam novel untuk memudahkan
untuk menganalisis data tersebut.
3.5. Prosedur pengumpulan data
Langkah penulis untuk mengumpulkan data ialah dengan cara membaca
seluruh isi novel secara komprehensif secara berulang kali dengan tujuan agar
lebih memahami lebih lanjut tentang cerita. Dilanjutkan pencarian bagian-bagian
atau halaman-halaman yang menceritakan nilai-nilai pendidikan. Kemudian
penulis mengidentifikasih ucapan-ucapan dan kalimat untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Dan yang terahkir
yakni menyimpulkan data yang sudah diidentifikasi menjadi data utama.
3.6. Tehnik analisis data
Seperti yang disebutkan bab sebelumnya bahwa penulis ingin membahas teori
nilai-nilai pendidikan dalam novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata, maka ada
beberapa langkah yang dilakukan untuk menganalisis data,dan langkah-langkah
tersebut tentu saja disesuaikan dengan metode analisis, diantaranya:Pertama
menunjukan data yang di temukan, kedua menjelaskan tersebut berdasarkan
referensi maupun teori yang sudah ditetapkan, kemudian menginterprestasi data,
22
dan terahkir membuat kesimpulan dari hasil analisa sebagai tujuan dari
penelitian berdasarkan pertimbangan hasil interpretasi data yang ditentukan
23
BAB IV
ANALYSIS
4.1.Nilai Pendidikan Religious
Nilai religious merupakan sudut pandang yang mengikat manusia dengan
Tuhan pencipta alam dan seisinya. Berbicara tentang hubungan manusia dan
Tuhan tidak terlepas dari pembahasan agama. Agama merupakan pegangan
hidup bagi manusia. Agama dapat pula bertindak sebagai pemacu faktor kreatif,
kedinamisan hidup, dan perangsang atau pemberi makna kehidupan. Seperti
kutipan dibawah ini
“Mengingat masa lalunya yang pilu, aku kagum pada kepribadian dan daya
hidupnya , kesedihan hanya tampak padanya ketika ia mengaji Alquran”(Hirata:2008:26)
Melihat
kutipan
diatas,
Melalui
agama,
manusia
pun
dapat
mempertahankan keutuhan masyarakat agar hidup dalam pola kemasyarakatan
yang telah tetap sekaligus menuntun untuk meraih masa depan yang lebih
baik.Seperti dalam kutipan di bawah ini:
“Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam
keheranan, Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar
seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau
seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya
setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta.
Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi
keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan
Jimbron mengaji ke masjid” ( Hirata:2008:61)
23
24
Dilihat dari kutipan diatas, Tokoh Jimbron dalam novel Sang
Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat beragama dengan mengaji setiap
harinya, walaupun dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu
agama Katolik. Penamaan nilai religius yang tinggi mampu menumbuhkan
sikap sabar, tidak sombong dan tidak angkuh pada sesama. Manusia
menjadi saling mencintai dan menghormati, Dengan demikian manusia
bisa hidup harmonis dalam hubungannnya dengan Tuhan, sesama manusia
maupun makhluk lain. Pendeta Geovany dalam kutipan diatas adalah
sosok yang penyayang dan menghormati manusia lain yang beda agama,
terbukti
bahwa Jimbron sebagai anak angkatnya justru malah setiap
harinya diantar mengaji dan tidak sedikit pun bermaksud mengkonversi
keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan
Jimbron mengaji ke masjid.
Sebuah
karya
sastra
yang
mengangkat
sebuah
kemanusiaan
yang
berdasarkan kebenaran akan menggugah hati nurani dan akan memberikan
kemungkinan pertimbangan baru pada diri penikmatnya. Oleh karena itu, cukup
beralasan apabila sastra dapat berfungsi sebagai peneguh batin pembaca dalam
menjalankan keyakinan agamanya.Seperti terlihat kutipan berikut:
“Dihadapan kitab suci itu,dia seperti orang mengadu, seperti orang
tahkluk,seperti lelah berjuang melawan rasa kehilangan pada seluruh
orang yang dicintainya”(Hirata:2008:38)
Jika dlihat kutipan diatas bahwa Jika setiap manusia akan saling
25
menghormati dalam menjalankan agamanya, maka hubungan yang harmonis
akan terjalin dan akan menjadikan hidup manusia menjadi tenteram dan bahagia
karena nilai religius merupakan keterkaitan antar manusia dengan Tuhan sebagai
sumber ketentraman dan kebahagiaan di dunia.Seperti kutipan dibawah ini:
“Sayangnya, gadis-gadis kecil itu rupanya telah dikarunia Sang
Maha Pencipta semacam penglihatan yang mampu menembus tulang
belulang sehingga bagi mereka tubuhku transparan”(Hirata:2008:6)
Dlihat
dari
kutipan
diatas,
Nilai
religius
akan menanamkan
sikap
manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan atau dalam keseharian kita kenal
dengan takwa. Seperti yang tergambar dalam tokoh Arai di bawah ini:
“Setiap habis maghrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di
bawah temaram lampu minyak dan saat itu seisi rumah kami
terdiam.”(Hirata:2008:33)
Perilaku Arai dalam kesehariannya mencerminkan seorang muslim.
Orang yang taat pada perintah agama, hal itu terbukti bahwa setiap habis
maghrib dia selalu membacakan ayat-ayat suci Al Quran dengan kesadarannya
sendiri, tanpa diperintah siapapun.Adapun kutipan dibawah ini:
“Arai marah karena alasanya kupotong terus.dia geram karena aku
tak mau mendengar penjelasan. Ya tuhan,jangan aku dipertemukan
dengan orang ini”(Hirata:2008:38)
Melihat kutipan diatas walaupun sosok Arai pemarah tetapi ia berdoa
pada Tuhan supaya ia tidak dipertemukan dengan
sosok yang dulunya
pemberani sekarang jadi seorang pemarah. Karena pribadi manusia secara total
integrasinya
hubungan
dalam
keesaan
Tuhan. Nilai-nilai
religious yang
terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut
26
mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilainilai agama. Nilai-nilai religiousdalam sastra bersifat individual dan personal.
Seperti kita lihat pada kutipan berikut:
“Arai
melepaskan
kuncianya
dari
tubuhku.Dia
mengadah
subhanallah,Mahasuci Allah,Ikal lihatlah itu kepalaku berputar-putar
mengikuti pusaran awan kapuk yang terkumpul keatas dan memenuhi
plafon(Hirata:2008:36)
Melihat kutipan diatas sosok Arai mencerminkan orang muslim yang slalu
mengucapkan nama Allah dalam kehidupanya dan patut dijadikan panutan bagi
pembaca untuk mempelajari sosok Arai. Adapun kutipan dibawah ini:
“Setelah pulang sekolah, jangan harap kami bisa berkeliaran.
Mengaji dan mengaji Al-quran sampai khatam berkali-kali. Kalau
tamat SD belum hafal Juz”Amma,siap-siap saja masukan kedalam
beduk dan bedukanya dipukul keras-keras sehingga keluar berjalan
zig zag seperti ayam mabuk”(Hirata:2008:47)
Melihat kutipan diatas selepas Arai, jimbron dan ikal pulang sekolah
mereka harus taat dan patuh pada petinggi masjid tetapi kalau mereka
melanggar mereka akan mendapat hukuman karena setiap orang yang taat dan
patuh pada peraturan ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan terlebih pada
perintah Allah.
Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan
juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya
hubungan ke dalam keesaan Tuhan danlebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia
itu sendiri. Seperti terlihat pada kutipan berikut:
27
“Hari pembagian raporku dan rapor Arai adalah hari besar pada
ayah layaknya hari Maulud Nabi peringatanya lahirnya Nabi
Muhammad bagi umat islam”(Hirata:2008:76)
Nilai religius juga merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak
serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia. dan ketika kita
berbuat kesalahan yang merugikan orang lain pasti tuhan tahu. Seperti terlihat
pada kutipan dibawah ini:
“Kami selalu kompak melindungi arai. Menurut kami,cara itu adalah
pembalasan setimpal untuk Taikong. Namun lihat saja kejadian itu
belasan tahun nanti akan diganjar Tuhan dengan tunai dengan cara
secuilpun tak terpikirkan oleh arai. Taikong aming memang tak
tahu, tapi Tuhan catat dan Tuhan aakan membalas. Persis tulisan
sastrawan: Tuhan tahu, tapi menunggu”(Hirata:2008:53)
Kutipan diatas mengandung aksi balas dendam,perbuatan semacam itu
tidak boleh dilakukan karna merugikan orang lain walaupun dia sudah berbuat
salah pada kita, biarkan Tuhan yang tahu dan membalasnya
4.2. Nilai pendidikan moral
Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang
menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat.
Moral merupakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dipandang dari
nilai individu itu berada. Sikap disiplin tidak hanya dilakukan dalam hal
beribadah saja, tetapi dalam segala hal, sikap yang penuh dengan kedisiplinan
akan menghasilkan kebaikan. Seperti halnya jika dalam agama, seorang hamba
jika menjalankan shalat tepat waktu akan mendapat pahala lebih banyak,
28
demikian juga jika disiplin dijalankan pada pekerjaan lainnya dan tanpa
memandang siapa yang berperan dalam melakukan perbuatan disiplin tersebut.
Seperti pada kutipan di bawah ini:
“WC ini sudah setahun diabaikan karena keran air yang mampet.
Tapi manusia-manusia cacing, para intelektual muda SMA Negeri
Bukan Main yang tempurung otaknya telah pindah ke dengkul, nekat
menggunakannya jika panggilan alam itu tak tertahankan. Denga n
hanya berbekal segayung air saat memasuki tempat sacral itu,
mereka menghinakan dirinya sendiri dihadapan agama Allah yang
mengajarkan bahwa kebersihan sebagian dari iman .Dan kamilah
yang menanggung semua kebejatan moral mereka.”(Hirata:2008:130)
Kutipan di atas sangat tidak pantas dijadikan contoh bagi masyarakat,
khususnya para penerus bangsa (siswa). Jelas wc yang keran airnya mampet,
malah masih digunakan. Apalagi yang
muda
yang
dasar
pendidikannya
menggunakannya adalah para intelek
ada. Mereka
yang
menggunakan
tidak
menghiraukan walaupun agama sudah mengajarkan kebersihan adalah sebagian
dari iman. Mereka yang melakukan justru malah tidak merasa bersalah, walaupun
orang lain yang kenadampak dari ulah mereka. Pendidikan moral sangat penting
untuk mendidik manusia yang belum benar tapi merasa sudah benar.Kita
kutipan dbawah ini:
“Jelajahi kemegahan Eropa sampai Afrika yang eksotis. Temukan
berliannyabudaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar
suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre,
Louis Pasteur, Montisquieu, Voltaire. Disanalahorang belajar science,
sastra, dan seni hingga mengubahperadaban”(Hirata:2008:73)
Melihat kutipan diatas mengandung Pengembangan nilai moral
sangat penting supaya manusia memahami dan menghayati etika ketika
lihat
29
berinteraksi dan
penghayatan
berkomunikasi dengan
nilai-nilai etika
mampu
masyarakat. Pemahaman dan
menempatkan
manusia
sesuai
kapasitasnya , dengan demikian akan terwujud perasaan saling hormat,
saling sayang, dan tercipta suasana yang harmonis.
Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini:
“Lain kali mencalonkan dirinya jadi bupati, pasang huruf H besar
didepan namanya, mengaku dirinya haji??? Padahal aku tahu
kelakuanya waktu jadi mahasiswa,weaeldari ibunya dipakainya untuk
main judi buntut(Hirata:2008:168)
Itulah kalau kamu mau tahu kelakunya pemimpin sekarang,boii baru
mau mencalonkan diri sudah jadi penipu, bagaimana kalau bajingan
itujadiketua?((Hirata:2008:168)
Kedua kutipan diatas mengandung makna tersirat nilai moral, karena
tercantum jelas bahwa bupati yaitu pemimpin sekarang kelakuannya sudah tidak
jujur
dan
menghalalkan segala
cara
hanya
demi
merebut
kursi
kepemimpinannya. Hal tersebut perlu diubah, supaya nilai moral manusia yang
lain tidak ikut tercemar. Kita kutipan di bawah ini:
“Anak-anak yang kuat tenaganya menjadi pendulang timah. Mereka
seharian berendam di dalam lumpur, mengaduk-ngaduk aluvial, merabaraba urat timah di bawah tanah, mempertaruhkan kelangsungan hidup
pada kemampuan menduga-duga. Mereka yang kuat nyalinya bekerja
dibagian tengah laut. Pekerjaan berbahaya yang berbulan-bulan baru bisa
bertemu keluarga. Mereka yang kuat tenaga dan kuat nyalinya siang
malam mencedok pasir gelas untuk mengisi tongkang, makan seperti
jembel dan tidur dibawah gardan truk, melingkar seperti
biawak.”(Hirata:2008:67-68)
Kutipan diatas mengambarkan
nilai menyangkut baik dan buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban.
30
Moral juga dapat dikatakan sebagai ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari
suatu rangkaian cerita karena karya sastra itu menyajikan, mendukung, dan
menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku.Seperti terlihat pada kutipan
berikut:
“Tak terasa aku telah menyelesaikan kuliahku. Sekarang aku merasa
memilikitenaga baru untuk menemukan potongan-potongan mozaik
nasibku. Pekerjaansortir dan hidupku secara keseluruhan mulai
kurasakan sepi tantangannya.Aku ingin menghadapi suatu
kesulitan yang membuatku terus berkambang,aku ingin menjadi
bagian dari sesuatu yang penting dan besar. Aku berpikir untuk
meninggalkan pekerjaan sortir dan kembali mengekstrapolasikan
kurvasemangatku yang terus menanjak.”(Hirata:2008:250)
Melihat kutipan diatas mengandung nilai moral yang menjunjung budi
pekerti dari ayah Arai dan Ikal yang selama tertindas yang mengais di
perumahan timah semoga dengan selesainya kuliah dari mereka sehingga orang
tuanya merasa bangga.Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan
untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk
suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan,
sehinggatercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap
baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu , masyarakat, lingkungan, dan alam
sekitar. Seperti terlihat pada kutipan berikut:
“Ibuku memberi isyaratdan Arai melesat ke gudangperegasan. Ia
memasukkan beberapa takar beraske dalam karung, kembali
kepekarangan, memberikan karung beras itu kepada ibukuyang
kemudian melungsurkannya kepada Mak Cik.”
“Ambillah……..”
31
“Mak Cik menerimanya dengan canggung dan berat hati. Aku tak sampai
hati melihatnya. Ia berkata terbata-bata,“Tak’kan mampu kami
menggantikannya,Kak….”(Hirata:2008:39)
Kutipan diatas mengandung nilai etika pada diri Arai karena perbuatan
membantu orang lain akan sangat berguna bagi kehidupan bersama didalam
masyarakat dan sangat pantas untuk dijadikan contoh atau panutan bagi orang
lain.Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengankelakuan atau tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita
sehari-hari.Seperti terlihat pada kutipan berikut:
“Anak-anak yang kuat tenaganya menjadi pendulang timah. Mereka
seharian berendam di dalam lumpur, mengaduk-ngaduk aluvial, merabaraba urat timah di bawah tanah, mempertaruhkan kelangsungan hidup
pada kemampuan menduga-duga. Mereka yang kuat nyalinya bekerja
dibagian tengah laut. Pekerjaan berbahaya yang berbulan-bulan baru bisa
bertemu keluarga.”(Hirata:2008:67)
Kutipan diatas mengandung penanaman nilai moral atau etika tidak boleh
dijadikan contoh karena perilaku dari yang punya perusahan pendulang timah
sangat tidak bagus, lihat saja anak-anak yang seharusnya sekolah cari ilmu
masa disuruh kerja seharian berendam didalam lumpur.norma juga sebagai
petunjuk hidup bagi warga yang ada dalam masyarakat, karena norma tersebut
mengandung sanksi. Siapa saja, baik individu maupun kelompok, yang melanggar
norma dapat hukuman yang berwujud sanksi, seperti sanksi agama dari Tuhan dan
dapartemen agama, sanksi akibat pelanggaran susila, kesopanan, hukum, maupun
32
kebiasaan yang berupa sanksi moral dari masyarakat.Seperti terlihat pada kutipan
berikut:
“Kejahatan itu belasan tahun nanti akan diganjar Tuhan dengan
tunai melalui cara yang secuil pun tak terpikirkan oleh Arai.
Taiking haming memang tak tahu, tapi Tuhan mencatat dan Tuhan
akan membalasnya.”(Hirata:2008:53)
Kutipan diatas mengandung perbuatan dari individu maupun kelompok,
seperti yang direncanakan oleh teman arai karena mereka membalas perbuatan
Taikin haming walaupun nanti mereka akan mendapat sanksi Tuhan.Kita lihat
kutipan dibawah ini:
“Senin pagiini kuanggap hari yang sial. Setengah jam sebelum jam
masuk, Pak Mustar mengunci pagar sekolah. Beliau berdiri di podium
menjadi inspektur apel rutin. Celakanya banyak siswa yang terlambat,
termasuk aku, Jimbron dan Arai. Lebih celaka lagi beberapa siswa yang
terlambat justru mengejek Pak Mustar. Dengan sengaja mereka meniruniruka pidatonya. Pemimpin para siswa yang berkelakuan seperti monyet
sirkus itu tak lain Arai!! Pak Mustar ngamuk. Ia meloncat dari podium
dan mengajak dua orang penjaga sekolah mengejar kami(Hirata:2008: 10)
Kutipan diatas dapatkan bahwa kesalahan sedikitpun oleh seorang siswa
pasti akan mendapat sanksi karena perbuatan yang melanggar aturan dan pasti
mendapat sanksi apalagi ada beberapa siswa udah tahu terlambat malah
mengejek pak mustar lagi dan contoh yang seperti ini tidak boleh dijadikan
contoh maupun panutan bagi siswa yang lain.Norma juga sebagai tolok ukur/alat
untukmengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa
diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran
tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar atau salah.Seperti terlihat pada
kutipan berikut:
33
:Kami bertiga baru saja berlari semburat, pontang panting lupa diri karena
dikejar-kejar seorang tokoh paling antagonis”(Hirata:2008:2)
4.3.Nilai pendidikan sosial
Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosialdan
tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yangrelatied lestari terhadap suatu
objek, gagasan, atau orang juga termasuk di dalamnya. Karya sastra berkaitan erat
dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari kenyataankenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup
bersama, seperti kasih sayang, kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan.Nilai sosial
yang dimaksud adalah kepedulian terhadap lingkungan sekitar.Kepedulian tersebut
dapat berupa perhatian maupun berupa kritik. Kritik tersebutdilatar belakangi oleh
dorongan untuk memprotes ketidakadilan yang dilihat, maupun yang dialaminya.
Seperti yang terdapat dalam kutipan berikut:
“Aku ingin menyelamatkan Jimbron walaupun benci setengah mati pada
Arai. Aku dan Arai menopang Jimbron dan beruntung kami berada dalam
labirin gang yang membingungkan.”(Hirata:2008:15)
Kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa walaupun Ikal sangat benci
kepada Arai tapi penolongnya kepada Jimbron masih tetap ada dalam dirinya,
karena dia merasa walau bagaimanapun mereka adalah bersaudara.Nilai sosial
berkenaan dengan kemanusiaan dan mengembangkan kehidupan bersama,
sepertikasih sayang, penghargaan, kerja sama, perlindungan, dan sifat-sifat
yang ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan lainnya yang merupakan
34
kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun.Seperti kutipan di bawah
ini:
“Aku membantu membawa buku-bukunya dan kami meninggalkan gubuk
berdinding lelak beratap daun itu dengan membiarka pintu dan jendelajendelanya terbuka karena dipastikan tak kan ada siapa-siapa untuk
mengambil apapun.”(Hirata:2008:25)
Beberapa hari setelah ayahnya meninggal Ikal dan ayahnya menjemput Arai
untuk di bawa ke rumahnya.Arai dan Ikal sebenarnya adalah masih saudara. Pada
waktu menjemput Arai, Ikal membantu Arai untuk membawakan buku-bukunya yang
masih perlu dibawa.Nilai sosial juga berupa hikmah yang dapat diambil dari perilaku
sosial dan tata cara hidup sosial. Nilai dalam karya sastra, nilai sosial dapat dilihat
dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan sehingga diharapkan
mampu memberikan peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan.Seperti
kutipan di
bawah ini:
“Aku tersenyum tapi tangisku tak reda karena seperti mekanika gerak
balik helikopter purba ini, Arai telah memutar balikkan logikajustru
sentimental ini.Ia berusaha menghiburkupada saat aku seharusnya
menghiburnyaDadaku sesak.”(Hirata:2008:28)
Tokoh Ikal yang seharusnya menghibur Arai ketika ia mendapat musibah
ternyata malah berputar terbalik. Justru Arai yang berusaha menghibur Ikal supaya
dia tersenyum, itulah sosok Arai yang tidak mudah ditebak.
Sifat membalas budi atas kebaikan orang lain pada nilai sosial sangatlah
penting. Sifat tersebut juga bertujuan untuk membangun sikap saling peduli dan
saling peka antar sesama.Sifat tersebut tersirat dalam kutipan di bawah ini:
35
“Aku ingin membahagiakan Arai. Aku ingin berbuat sesuatu seperti yang
ia lakukan pada Jimbron. Seperti yangselalu ia lakukan padaku.
Akusering melihat sepatuku yang menganga seperti buaya berjemur tahutahu sudah rekat kembali, Arai diam-diam memakunya.Aku juga selalu
heran melihat kancing bajuku yang lepas tiba-tiba lengkap kembali, tanpa
banyak cincong Arai menjahitnya.Jika terbangun malam-malam, aku
sering mendapatiku telah berselimut, Arai menyelimutiku. Belum
terhitung kebaikannya waktu ia membelaku dalam perkararambut belah
tengah toni Koeswoyo saat aku masih SD dulu. Bertahun lewat taoi aku
tak kan lupa Rai, akan kubalas kebaikanmu yang tak terucapkan itu,
jasamu yang tak kenal pamrih itu, ketulusanmu
tak kasatmata
itu.”(Hirata:2008:186)
Tanggung jawab terhadap kebahagiaan orang lain juga menjadi jaminan untuk
menjalankan sikap kemanusiaan, supaya kebahagiaan orang lain terasa lengkap
dengan sikap kita terhadapnya.
Seperti kutipan di bawah ini:
“Bang Zitun sangat komit pada penampilan Arai kali ini sebab ia merasa
bertanggung jawab pada kegagalan Arai yang pertama.”
(Hirata:2008:210)
Kutipan diatas adalah wujud sikap tanggung jawab Bang Zaitun untuk
memksimalkan penampilan Arai dalam memikat hati Nirmala sang pujaan hatinya,
karena penampilan Arai yang pertama kurang maksimal sehingga untuk memikat hati
Nirmala bisa dikatakan gagal.Kita lihat kutipan dibawah ini:
“jika pembeli sepi, jimbron bereraksi. Bukan untuk merayu atau
menyatakan cinta,bukan, sama sekali bukan , tetapi untuk menghibur
laksmi. Dari kejauhan aku dan arai sering terpingkal-pingkal melihat
jimbron bertingkah seperti kelinci berdiri.”(Hirata:2008:80)
Kutipan
diatas
mengandung
wujud
sikap
social
dari
jimbron
untuk
membantu laksmi tersenyum karena selama ayah dan ibu laksmi meninggal dia
36
tidak pernah ttersenyum maka tergeraklah hatinya jimbron untuk membantu
laksmi supaya tersenyum kembali.
Nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain
dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana
caramereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasitertentu juga termasuk
dalam nilai sosial.Seperti terlihat pada kutipan dibawah ini:
“Aku teringat, beberapa hari setelah ayahnya meninggal, dengan
menumpang
truk
kopra,
aku
dan
ayahku
menjemput
Arai”(Hirata:2008:24)
Kutipan diatas mengandung sifat penyayang Ikal dapat dilihat ketika ikal dan
ayahnya
memutuskan
untuk
menjemput
Arai
untuk
menjadikannya
anak
asuhannya.Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam coraknya,
pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan
masyarakat.Sejalan dengan tersebut nilai sosial dapat diartikan sebagai landasan bagi
masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting.Seperti kutipan dibawah
ini
“Pada saat aku melangkah mundur,Arai serta merta menghampiriku, jangan takut
Tonto Arai menguatkan hatiku seperti gaya lone ranger”(Hirata:2008:
Kutipan diatas mengandung
dijadikan
contoh
dalam
sikap pengendalian diri itu penting karena
kehidupan
masyarakat
nantinya.Bahwa nilai sosial
mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, cara untuk mengambil
keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran, keindahan, dan nilai
ketuhanan.Seperti terlihat pada kutipan berikut:
37
“Arai jelassedang menuju pasar. Tak dapat kuduga apamaksudnya.
Begitulah Arai, isi kepalanya tak’kan pernah dapat ditebak. Di depan toko
A siong ia berhenti. Dia turun dari sepeda dan menghampiriku yang
kehabisan napas. Ia mengambil karung uang yangsedang kusandang.
Sambil mengumbar senyum tengiknya dia mengedipkan sebelah mata
sembari mengeluarkan suara “khekkh!!” persis tekukur dilindas truk.
Langkahnya pasti memasukitoko A siong. Aku was-was mengantisipasi
tindakannya”(Hirata:2008:43)
Kutipan diatas adalah wujud sikap arai yang berani dalam mengambil
walaupun keputusan itu benar atau tidak
tetapi tindakan Arai adalah untuk
membantu orang yang membutuhkan seperti contoh Mak Cik.. Nilai sosial
jugamerupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat
dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang
penting.Seperti terlihat pada kutipan berikut ini:
“setiap minggu pagi jimbron menghambur ke pabrik cincau.Dengan
senanghati, ai menjadi relawan pembantu laksmi. Tanpa diminta ia
mencuci kaleng-kaleng mentega palmboom wadah cincau itu jika isinya
telah kosong dan Ikut menjemur daun-daun cincaun”.(Hirata:2008:79)
Kutipan diatas mengandung sikap tolong menolong antar sesame seperti
yang dilakukan oleh Jimbron kepada laksmi walaupun tidak menyuruhnya
untuk membantu dia tetapi karena jiwa social jimbron pengen membantu
laksmi.
4.4.Nilai pendidikan budaya
Nilai pendidikan budaya adalah tingkat yang paling tinggi dan yang
paling abstrak dari adat istiadat. Halitu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu
merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar dari warga sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai,
38
berharga dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman
yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakatnya.
Walaupun nilai-nilai budaya berfungsi sebagai pedoman hidup manusia
dalam masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu bersifat sangat
umum
mempunyai
ruang lingkup
yang
sangat
luas,
dan
biasanya
sulit
diterangkan secara rasional dan nyata. Namun, justru karena sifatnya yang
umum, luas, dan tidak konkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam suatu
kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa para individu yang
menjadi warga dari kebudayaan bersangkutan. Kebiasaan dalam daerah tertentu
juga mempengaruhi tata cara dalam kehidupan sehari-hari.Terlihat seperti kutipan di
bawah ini:
“Dan seperti kebanyakan anak-anak Melayu miskin di kampung
kami yang rata-rata beranjak remaja mulai bekerja mencari
uang”(Hirata:2008:32)
Masyarakat melayu ketika mulai beranjak dewasa kebanyakan mereka
sudah
berusaha bekerja
mencari
uang
untuk
membantu
keluarganya
dalammencukupi kebutuhan hidup. Maka tidak heran, banyak remaja yang
memilih tidak melanjutkan sekolah, melainkan memilih untuk bekerja.
Unsur-unsur dan
nilai
kebudayaan
juga dapat
dilestarikan
dengan
menggunakan benda atau barang kebudayaan daerah setempat. Hal tersebut juga
diterapkan oleh masyarakat Melayu yaitu :Dapat dilihat dari kutipan berikut ini:
“Padi dalam peregasan sebenarnya sudah tak bisa lagi dimakan
karena sudah disimpan puluhan tahun. Saat ini peregasan tak lebih
dari surga dunia bagi bermacam-macam kutu dan keluarga tikus
39
berbulu kelabu
(Hirata:2008:39)
yang
turun- temurun
beranak
pinak
disitu.”
Kutipan diatas terdapat kata “peregasan” yang artinya adalah peti papan
besar tempat menyimpan padi . Sebagian besar orang Melayu di setiap rumahnya
pasti terdapat peregasan yang berfungsi untuk menyimpan beras. Bagi orang
Melayu juga menganggap peregasan adalah sebuah metafora , budaya, dan
perlambang yang mewakili periode gelap selama tiga setengah tahun Jepang
menindas mereka. Ajaibnya sang waktu, masa lalu yang menyakitkan lambat
laun bisa menjelma menjadi nostalgia romantik.Kita lihat kutipan dibawah ini:
“Sudah tiga kali Minggu in mak Cik datang meminjam beras. Keluarga
kami memang miskin tapi Mak Cik lebih tak beruntung.Ia tak berdaya
kareba tak lagi dipedulikan suaminya, antara lain karena ia hanya
melahirkan anak-anak perempuan itu.”(Hirata:2008:39)
Kutipan
diatas
adalah
wujud
budaya social
beliotung. Karena budaya tolong menolong
yang ada di
kampong
adalah sesuatu yang ingin oleh
sesama manusia.
Sistem nilai budaya mempunyai inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan
mempengaruhi dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan dari
kehidupan manusia yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda
sebagai kesatuan material.Kita lihat kutipan dibawah ini:
“Arai menyerahkan karung-karung kami pada Mak Cik. Beliau
terkagetkaget. Lalu aku tertegun mendengar rencana Arai, dengan bahan
itu dimintanya Mak Cik membuat kue dan kami yang akan menjualnya.
Mulai sekarang Mak Cik mempunyai penghasilan! Seru Arai
bersemangat.”(Hirata:2008:51)
40
Kutipan diatas mengandung budaya tolong menolong seperti yang
dilakukan arai pada orang yang membutuhkan seperti Mak Cik, jiwa penolong
arai memang di jadikan contoh khususnya bagi anak-anak yang lain di
kampong melayu.
Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam
alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus
mereka anggap amat bernilai dalam hidup, Karena itu, suatu sisitem nilai budaya
biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Seperti terlihat
kutipan dibawah ini:
“Oleh ibu,kain itu dijadikan lima potong celana dan baju safari
sehingga pada hari raya idul fitri,ayah, aku dan adik lelakiku, dan
kedua
abangku
memakai
baju
seragam
safari
empat
saku”.(Hirata:2008:
Kutipan diatas mengambarkan nilai budaya pada waktu hari raya idul
fitri arai dan sekeluarga memotong baju safari dan itu merupakan tanggung
jawab dari ayah terhadap anakya ini yang namakan budaya turun temurun.Dan
juga system nilai budaya menempatkan pada posisi sentral dan penting dalam
kerangka suatu kebudayaan yang sifatnya abstrak dan hanya dapat diungkapkan atau
dinyatakan melalui pengamatan pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah
laku dan benda-benda material sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai
melalui tindakan berpola.Seperti terlihat pada kutipan berikut:
” Pada momen ini kami memahami bahwa persahabatan kami yang lama
dan lekat lebih dari saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja
keras bahu membahu sampai titik keringat terakhir untuk sekolah dan
41
keluarga,
tidur
sebantal,
bersama”(Hirata:2008:102)
makan
sepiring,
susah
senang
Kutipan diatas mengandung budaya kerja karena kalau kita bekerja
keras maka akan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan kutipan
diatas
juga
mengambarkan
kerja
keras
dari
seorang
bapak
terhadap
anaknya.Nilai- nilai budaya yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan, simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu
dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau
sedang terjadi.Seperti terlihat kutipan dibawah ini:
“Aku tahu, pada setiap rencana busuk Arai, aku harus selalu menjadi
orang yang memberi pandangan logis. Aku seyogyanya menjadi wasit
moal geng tengik ini. Dan Jimbron, ia akan ikut saja apa pun rencana
kami . Ia memang tidak dilahirkan ke muka bumi ini untuk banyakbanyak menggunakan akal. Tapi kali ini aku, secara naluriah, sepakat,
sebab aku terlalu lemah untuk melawan daya racun gretah testosteron,
akar segala kejahatan, yang secara sporadis menyerang anak-anak Adam
yang beranjak dewasa.”(Hirata:2008:100)
Kutipan diatas mengambarkan rencana busuk tetapi bersukur ada
orang lain yang melarangnya, seperti yang dilakukan jimbron kepada Arai
karena arai mempunyai sesuatu rencana yang busuk dan penanaman nilai
budaya pada jimbron patut dijadikan contoh atau panutan. Kita lihat
kutipan berikut:
“Aku menyebrangi jalan dan berlari kencang ke utara, memasuki
gerbang pasar pagi. Pak Mustar bernafsu menangkapku, jaraknya
semakin dekat. Aku ketakutan dan tergesa-gesa meloncati palang besi
parkir sepeda. Celaka! Salh satu sepeda tersenggol. Lalu tukang
42
parkirterpana melihat ratusan sepeda yang telah dirapikannya susah
payah, rebah satu persatu seperti permainan kartu domino.,
menimbulkan kegaduan yang luar biasa dipasar pagi. Aku terjerembap,
bangkit dan pontang-panting kabur.”(Hirata:2008:14)
Kutipan diatas mengambarkan contoh budaya yang tidak baik karena
perbuatan yang dilakukan oleh Ikal sangat tidak padahal budaya sudah
mengajarkan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk.
Penanaman nilai budaya pada diri seseorang akan menciptakan hubungan yang
harmonis antar sesame dan merupakan nilai yang sifatnya
abstrak.Dalam
masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan satu sama
lain sehingga merupakan suatu sistem, dan system itu sebagai suatupedoman dari
konsep –konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap
arah kehidupan masyarakat. Sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang
memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat itusendiri.
Nilai – nilai budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai –
nilai budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya
yang lain dalam waktu yang singkat.
Kita lihat kutipan berikut:
“Sekarang delapan orang memikulpeti dan peti menuju pasar pagi yang
ramai. Disekitar peti tukang parkir berteriak-teriak meimpali obralan
pedagang Minang yang menjual baju di kaki lima. Klakson
sepedamotordan kliningan sepedasahut menyahut dengan jeritan mesin
parut dan ketukan palu paratukang sol. Lenguh sapi yang digelandang ke
pejagalan beradu nyaring dengan suara bising dari balon kecil yang
dipencet penjual mainan anak-anak. Dipunggungku kurasakan satu
persatu
detakanjantung
Jimbron,lambatnamunkeras,
dan
mencekam”.(Hirata:2008:20)
Kutipan diatas mengambarkan suatu warisan budaya pada masyarakat
43
melayu yaitu
peti, karena masyarakt suatu benda yang bernilai dan sangat
penting akan dijadikan warisan budaya.
44
BAB V
KESIMPULAN
Dari
beberapa
bab
yang
telah
bahas
sebelumnya,
maka
peneliti
menemukan kesimpulan sebagai berikut:Nilai-nilai pendidikan yang terdapat
dalam novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata terbagi menjadi:
Nilai
Pendidikan
Religious
yaitu : Keberanian
hidup,
Kemandirian,
Tanggung jawab, Kewaspadaan hidup, dan Rendah hati, Sopan santun,
Nilai Pendidikan Moral yaitu: Rasa hormat kepada sesama, Sikap saling
memaafkan, Adil terhadap sesama, Sifat lemah lembut dan kasih sayang
terhadap sesama, Keberanian dalam hidup, Menghargai perbedaan antar
sesama, Toleransi antar sesama.
Nilai Pendidikan Sosial yaitu : Menghormati, Tolong menolong, Adil
terhadap orang lain, Kebersamaan dalam hidup, Sopan santun, Lemah
lembut dan penuh kasih sayang, Pemaaf.
Nilai Pendidikan Budaya yaitu : Toleransi antar sesama, Keberanian
dalam hidup, Sigap dan tanggap, Memberikan kebebasan dalam berpikir,
Rasa hormat terhadap sesama, Menghargai perbedaan orang lain.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata,
maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
44
45
Terkait dengan eksistensi novel sudah sepatutnya novel maupun karya
sastra yang lainnya, mempertimbangkan sisi pendidikanya yang bias di
sumbangkan ke masyarakat luas dan bukan hanya mempertimbangkan
selera pasar, trend, ataupun profit. Karena ahkir ahkir ini banyak muncul
karya sastra yang jauh dari unsur mendidik, sebab bagaimanapun karya
sastra terutama novel adalah yang paling banyak diminati oleh semua
lapisan masyarakat.
Hendaknya kritik yang datang dari manapun, asalkan itu rasional dan
bias pertanggung jawabkan kebenaranya, haruslah terima dengan lapang
dada.
Bagi peneliti, diharapkan cermat dalam menganalisa sehingga analisa
dalam suatu penelitian lebih tajam.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. M. 1993.Filsafat Pendidikan IslamJakarta : Bumi aksara
Darmono, SapardiDjoko. 2003. Kita Dan Sastra diakses pada tanggal 26 november
2009.
Hasbullah.2005.Dasar dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Hirata, Andrea. 2006. Sang Pemimpi. Yogyakarta :Bentang Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan.2005. TeoriPengkajianFiksi.Yogyakarta.Gajah Mada
University Press
Pradopo, RahmadDjoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
Purwanto,Ngalim.M.1986. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik Bandung.Alumni.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009.Kajian Puitika Bahasa, Sastra,dan Budaya
Yogyakarta :PustakaPelajar
Rosyadi. 1995. Nilainilai Budaya Dalam Naskah Kaba. Jakarta. CvDewi Sri
Semi,Atar. M. 1993. AnatomiSastra. Padang. AngkasaRaya
Setiadi.Elly. M.2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta. Kencana
Soekanto. Soerjono.1983. Pribadi dan Masyarakat (suatu tujuan dan sosiologis).
Bandung. Alumni
Sudjiman, Panuti. 1998. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Jaya
Suyitno. 1986. Sastra ,Tata Nilai, dan Eksegesis.Yogyakarta: Anindita
Tilaar, HAR. 2002. PerubahandanPendidikan: Pengantar Pedadogik Transformatif
untuk Indonesia
Uzey.2009.Macam macam Nilai.Diakses pada tanggal 25 oktober 2009
Yunus, Umar. 1989. Stilistik: Pendekatan, Teori,
Yogyakarta: Unit Penerbitan Asia barat
Metode, Kritik dan Kiat.
47
BIOGRAPHY
NamaLengkap: Andrea HirataSeman Said Harun
JenisKelamin: Laki-Laki
Agama: Islam
Tanggal Lahir: Belitong, 24 Oktober
Nama Andrea Hirata Seman Said Harunmelejitseiringkesuksesan novel
pertamanya, Laska rPelangi. Pria yang berulang tahun setiap 24 Oktober ini
semakin terkenal kala novel pertamanya yang jadi best seller diangkat kelayarlebar
oleh duo sineas Riri Riza dan Mira Lesmana.
Selain Laskar Pelangi, lulusan S1 EkonomiUniversitas Indonesia inijugamenulis
Sang Pemimpi dan Edensor, serta Maryamah Karpov. Keempat novel tersebut
tergabung dalam tetralogi.
Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat
PT Telkom inimendapatbeasiswaUniEropauntukstudi Master of Science di
Université de Paris, Sorbonne, Perancisdan Sheffield Hallam University, United
Kingdom.
Penulis Indonesia yang berasal dari Pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung ini
masih hidup melajang hingga sekarang.Status lajang yang disandang oleh Andrea
sempat memicu kabartak sedap.Karena pada bulan November 2008, muncul
pengakuan dari seorang perempuan, Roxana yang mengaku sebagai mantan
istrinya.
Akhirnya terungkap bahwa Andrea memang pernah menikah dengan Roxana pada
5 Juli1998, namun telah dibatalkan pada tahun 2000.Alasan Andrea melakukan
pembatalan ini karena Roxana menikah saat dirinya masih berstatus istri orang lain
48
SYNOPSIS
Tiga orang pemimpi.Setelahtamat SMP, melanjutkan ke SMA bukan main, di sinilah
perjuangan dan mimpi ketiga pemberani ini dimulai.Ikal, salah satu dari anggota
Laskar Pelangi, Arai, saudara sepupu Arai yang sudah yatim piatu sejak SD
dantinggal di ruamh Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah danIbuIkal,
danJimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun
pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah
mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat. Arai dan Ikal begitu pintar dalam
sekolahnya, sedangkan Jimbron, si penggemarku dan ini biasa-biasasaja.Malah
menduduk rangking 78 dari 160 siswa.Sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi lima
dan tiga besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susahseperti
mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi
yang tinggiyaitumelanjutkanbelajarkeSarbonnePerancis.Merekaterpukaudengancerita
Pak Beia, guru seninya, yang selalumeyebut-nyebutindahnyakotaitu. Kerja keras
menjadi kuling ambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan dilanjutkan dengan
sekolah, itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi
mewujudkan impiannya.Meskipun kalau dilogika, tabunganmerekatidakakancukup
untuk sampi kesana. Tapijiwa optimism Arai takterbantahkan.Selesai SMA, Arai dan
Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya.SedangkanJimbron lebih memilih untuk
menjadi pekerja ternak kuda di Belitong.Jimbron menghadiahkan kedua celengan
kudanya yang berisitabungannyaselamainikepadaIkaldan Arai.Diayakin kalau Arai
danIkal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbron pun akan selalu bersama mereka.
Berbula-bulanterkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup
susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan tidak bersahaba tempuh,
Ikal diterima menjadi tukang sortir (tukangPos), dan Arai memutuskan untuk
merantau ke Kalimantan.Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di
Ekonomi UI.Dan setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa S2
keEropa.Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada
pertandingan untuk memperebutkan 15 besar .Akhirnya Ikal diteima di Perguruan
tinggi, Sarbone Pernacis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai,Kedua
sang pemimpiini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari
segalanya.Disinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anakanak mimpi berikutnya.
Download