BAB III PENUTUP Melalui hasil terjemahan sebagian dari bab terakhir berserta epilog novel NO. 6 #9, dapat diketahui bahwa Shion dan Nezumi berhasil membongkar kebohongan yang tersembunyi di dalam kota NO. 6. Shion berhasil meredam kepanikan dan kerusuhan yang ditimbulkan warga kota akibat penyakit misterius. Nezumi dengan nyanyiannya berhasil menenangkan Eriurias yang berniat menghancurkan NO. 6. Eriurias bersedia memberikan kesempatan lagi bagi manusia. Tembok yang membatasi NO. 6 dengan daerah sekitarnya sudah tidak ada. Inukashi tetap tinggal di Blok Barat bersama Sion kecil dan anjing-anjingnya. Shion dan Nezumi pada akhirnya berpisah. Nezumi pergi berkelana sementara Shion tetap tinggal di kota untuk membangun ulang NO. 6 sambil terus menunggu Nezumi kembali. Setelah melakukan penerjemahan, diperoleh banyak pelajaran. Kemampuan berbahasa Jepang semakin terasah dengan mendalami pola dan tata bahasa yang sudah dipelajari, belajar pola-pola kalimat baru, serta belajar kanji-kanji baru. Selain itu dapat dipahami bahwa menerjemahkan suatu karya terutama karya fiksi bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan serta dipertimbangkan dalam menerjemahkan. Bukan hanya tentang memindahkan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, melainkan juga tentang memilih metode terjemahan, bagaimana cara membangun suasana di hasil terjemahan, memilih sasaran pembaca, memilih diksi yang sesuai, dan menyesuaikan teknis penulisan. 90 91 Selama proses penerjemahan, banyak kesulitan yang muncul. Terdapat beberapa kanji yang sempat menghambat penerjemahan karena cara baca serta arti dari kanji tersebut agak sulit ditemukan. Dengan bertanya kepada guru dan teman, serta mencari tentang kanji tersebut di internet, hal tersebut dapat diatasi. Tantangan yang lain adalah tentang penerjemahan frasa yang berkaitan dengan nama tempat, nama instansi atau departemen, juga nama orang atau makhluk. Di dalam penggalan akhir novel NO. 6 terdapat syair lagu yang penerjemahannya cukup menyita waktu karena mengusahakan agar hasil terjemahannya bisa ikut dinyanyikan. Tantangan terbesar adalah bagaimana memilih kata yang sesuai untuk bahasa sasaran. Selama konsultasi hasil terjemahan, selalu muncul kata yang dipertanyakan keluwesan, kesesuaian, dan mudah atau tidaknya kata tersebut dipahami oleh pembaca. Bagi yang akan melakukan penerjemahan, khususnya karya sastra atau karya fiksi, disarankan untuk mendalami lebih dulu karya yang akan diterjemahkan. Mengenal karya yang akan diterjemahkan itu perlu dan bermanfaat untuk hal-hal seperti menentukan sasaran pembaca serta menentukan gaya bahasa hasil terjemahan. Selain itu, jika sudah menyukai karya yang akan diterjemahkan, proses penerjemahan akan lebih mudah karena ada beban yang berkurang. Membaca banyak karya fiksi, baik itu terjemahan ataupun bukan, juga bisa menjadi faktor penunjang untuk menghasilkan terjemahan yang baik. Hal yang tidak kalah penting adalah bersedia untuk hasil terjemahannya dibaca orang lain serta terbuka kepada kritik dan saran.