program aksi pengembangan ternak kerbau di kabupaten sumba

advertisement
Seminar dan Lokakarya Nasional Usahaternak Kerbau 2007
PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI
KABUPATEN SUMBA TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR
ROBERT GANA
Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
LATAR BELAKANG
Program swasembada daging sapi 2010,
secara politik telah mendapat dukungan dari
Presiden Republik Indonesia. Untuk itu perlu
ada upaya serius dan terobosan yang efektif
serta dukungan yang memadai dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah, swasta, masyarakat
serta stakeholders lainnya (LUTHAN, 2006).
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur
(NTT) berupaya merespon isu strategis yang
berkembang berkaitan dengan ketahanan
pangan dengan fokus utama komoditas ternak
kerbau dalam konteks sebagai pemasok daging
yang berkaitan dengan kecukupan daging
2010.
Di era reformasi dan otonomi ini, Sumba
Timur semakin menyemarakkan pembangunan
daerahnya dengan bertumpu pada potensi,
kondisi, kebutuhan nyata dan aspirasi
masyarakat dalam konteks dinamika sosial
budaya Sumba Timur menuju masyarakat
Matawai Amahu Pada Njara Hamu. Motto
tersebut mengandung makna bahwa sumber
kehidupan masyarakat Sumba Timur adalah
pertanian dengan menitikberatkan pada sektor
Peternakan. Usaha peternakan di Kabupaten
Sumba Timur memiliki potensi yang besar
untuk dikembangkan. Pemerintah juga telah
mencanangkan target bahwa Indonesia harus
berusaha mengurangi ketergantungan terhadap
ternak impor khususnya sapi potong dan
mengembangkan daerah-daerah di kawasan
Timur Indonesia kembali menjadi daerah
“Gudang Ternak” yang mampu mengekspor
hasil-hasil peternakan. Walaupun demikian,
tidak berarti Sumba Timur melalaikan sektorsektor pembangunan lain, yang sesungguhnya
juga memilki potensi sangat besar untuk
dikembangkan.
Untuk
mengembangkan
potensi
pembangunan di Kabupaten Sumba Timur
dibutuhkan kerja sama kreatif dan konstruktif
antara pemerintah, lembaga-lembaga non
pemerintah, kalangan swasta dan seluruh
komponen masyarakat
kebersamaan.
dengan
semangat
GEOGRAFIS
• Pulau Sumba terletak di Barat-Daya
Propinsi NTT, tepatnya berjarak sekitar 96
km di sebelah selatan Pulau Flores, 295 km
di sebelah Barat-Daya Pulau Timor dan
1.125 km di sebelah Barat Laut Darwin,
Australia. Pulau ini berada pada busur luar
kepulauan Nusa Tenggara, dan pada busur
tersebut Pulau Sumba terletak anatara
Pulau Sumbawa dan Pulau Timor.
• Secara
astronomis
Sumba
Timur
membentang antara 190o 45’ - 120o 52’ BT
dan 9o 16′ - 10o 20’ LS.
• Luas Kabupaten Sumba Timur adalah
7000,5 km2 atau sekitar 700,500 ha, dengan
bagian terbesar adalah daratan bagian
Timur Pulau Sumba, dan 4 pulau kecil
yaitu Pulau Salura (03,50 km2), Pulau
Mengkudu (0,2 km2), Pulau Kotak (0,1
km2) dan Pulau Nusa (0,55 km2)).
• Batas wilayah Kabupaten Sumba Timur
adalah: Utara berbatasan dengan (Selat
Sumba), Selatan dengan Samudera
Indonesia, Timur dengan Laut Sawu, Barat
berbatasan dengan Sumba Tengah (BPS,
2007).
TOPOGRAFI DAN VEGETASI
Pulau Sumba adalah pulau karang terangkat
dengan daratan pulau seluas 11.854 km2 .
Keadaan topografi Kabupaten Sumba Timur
terdiri atas tebaran perbukitan dan dataran
rendah yang landai serta bertingkat – tingkat
dengan ketinggian 0 – 1.225 m dari permukaan
laut, dan pada sisi lain terdapat dataran rendah
yang cukup luas. Jenis vegetasi yang menonjol
adalah padang savana seluas 477.157 ha atau
68,16% dari luas wilayah, dan merupakan
sumber pakan ternak.
189
Seminar dan Lokakarya Nasional Usahaternak Kerbau 2007
IKLIM
Pada umumnya iklim di Kabupaten Sumba
Timur beriklim kering dengan curah hujan
relatif rendah antara 1.000 – 2.000 mm/tahun.
Curah hujan rata – rata per tahun berlangsung 3
- 4 bulan dengan suhu rata – rata minimum
28,8o - 31,4o C. Wilayah ini memiliki keunikan
meskipun diliputi oleh kegersangan dengan
curah hujan yang kurang, akan tetapi terdapat
88 sungai dan mata air yang tidak pernah
kering di musim kemarau.
PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Sumba Timur
pada tahun 2005 adalah 205.717 jiwa tersebar
pada 15 kecamatan yang terbagi dalam 150
desa/kelurahan, dengan rata – rata kepadatan
penduduk 29 jiwa/km2 .
Untuk
menjaga
keseimbangan
pembangunan antara daerah kecamatan dalam
Kabupaten Sumba Timur, maka oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur
dibagi dalam 3 (tiga) wilayah pengembangan
yakni: wilayah Utara, Tengah dan Selatan.
Wilayah Utara diprioritaskan untuk wilayah
pengembangan peternakan, Perikanan dan
Tanaman Pangan, Wilayah Tengah untuk
pengembangan Tanaman Perkebunan dan
Kehutanan sedang Wilayah Selatan untuk
pengembangan
tanaman
Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan, Perikanan dan
Peternakan. Ditinjau dari luas wilayah maka
hampir 70% dari Kabupaten Sumba Timur
adalah Zona Peternakan. Sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya padang pengembalaan
di Kabupaten Sumba Timur seluas 465.000 ha,
kapasitas tampung padang pengembalaan
berkisar antara 2 – 4 ha/UT (rata-rata 3 ha/UT).
Jumlah rumah tangga peternak kerbau dari
tahun ke tahun adalah sebagai berikut:
• Tahun 1963 : 921.321
• Tahun 1973 : 822.874
• Tahun 1983 : 493.645
• Tahun 1993 : 405.000.
Penurunan yang drastis dari jumlah rumah
tangga peternak kerbau mengakibatkan
penurunan jumlah populasi kerbau. Jumlah
populasi kerbau di Indonesia sejak tahun 1998
sampai tahun 2003 dapat dikatakan tidak
berkembang dan berjumlah sekitar 2,5 juta
ekor (HARDJOSUBROTO, 2006).
Tidak jauh berbeda, keadaan ternak kerbau
di
Sumba
Timur
juga
mengalami
permasalahan. Usaha peternakan kerbau
didominasi oleh usaha rumah tangga yang
bersifat sambilan dan berskala kecil, dan
produksi ternak kerbau hanya bersal dari
pertambahan jumlah usaha dan bukan karena
adanya kenaikan produktivitasnya. Masalah
Tabel 1. Populasi ternak besar di Kabupaten Sumba Timur tahun 2001 – 2005
Jenis ternak
Populasi (ekor)
2001
2002
2003
2004
2005
Sapi
36.714
38.087
38.849
39.962
39.617
Kuda
25.845
24.892
25.016
24.611
24.053
Kerbau
30.939
31.183
31.651
32.012
30.976
Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur (2005)
Tabel 2. Pengeluaran ternak antar pulau tahun 2001- 2005 (ekor)
Tahun/jenis
ternak
2001
2002
2003
2004
2005
Sapi
3.564
2.559
2.539
5.766
4.982
Kuda
3.680
3.484
2.093
2.639
3.169
Kerbau
2.980
3.268
2.268
3.414
2.887
Sumber:DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SUMBA TIMUR (2005)
190
utama yang banyak dihadapi peternak adalah
lambatnya pertumbuhan, sehingga kerbau
mempunyai produktivitas yang rendah.
Populasi 3 (tiga) jenis ternak besar yaitu
sapi, kuda dan kerbau dalam 5 tahun terakhir,
trend pertumbuhannya menunjukkan angka
yang positif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Sedangkan trend pengeluaran ternak antar
pulau ditunjukkan angka yang positif. Hal ini
dapat diikuti pada Tabel 2.
Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa
dari segi populasi, jumlah populasi ternak
kerbau masih jauh dari jumlah populasi ternak
sapi, namun dari segi pengeluaran ternak antar
daerah maupun antar pulau jumlah pengeluaran
ternak kerbau cukup banyak jika dibandingkan
dengan 2 (dua) komuditas ternak besar lain
(sapi dan kuda). Data tersebut juga secara
umum memberikan gambaran yang cukup jelas
bahwa Sumba Timur adalah salah satu daerah
yang mensuplai kebutuhan ternak potong untuk
Pulau Jawa sepatutnya mendapatkan prioritas
perhatian dan bantuan pemerintah, khususnya
dalam hal pengadaan dan pengembangan
ternak kerbau dalam penganggarannya
mengingat anggaran pemerintah daerah yang
sangat terbatas.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur pada
tahun 2006 mengadakan ternak kerbau
sejumlah 300 ekor yang distribusikan ke-8
(delapan) Kecamatan, dan Bantuan Pusat
(BPLM) berupa 160 ekor yang didistribusikan
ke 2 (dua) kecamatan. Pada Tahun Anggaran
2007 akan diadakan ternak kerbau sebanyak
270 ekor yang akan didistribusikan ke 5 (lima)
kecamatan. Pola Penyebaran ternak kerbau di
Kabupaten Sumba Timur dilakukan dengan
jalan perguliran dengan sistem Pola Sumba
Kontrak (5 betina dan 1 jantan).
PERMASALAHAN
1. Belum adanya sumber bibit ternak kerbau
di Indonesia sedangkan keberadaan sumber
bibit kerbau sangat dibutuhkan mengingat
adanya tendensi degradasi mutu ternak.
2. Mengingat adanya rencana pemerintah
untuk menjadikan tahun 2010 sebagai
tahun ”Swasembada Daging”.
3. Pada usaha ternak kerbau skala usaha
kepemilikannya kurang ekonomis.
4. Belum adanya sumber bibit ternak kerbau
di Kabupaten Sumba Timur, padahal secara
komoditas sebagai penghasil daging cukup
berarti.
5. Mengingat arti kerbau dari segi kultural
sangat dibutuhkan.
6. Adanya tendensi pengurasan ternak kerbau
untuk diantarpulaukan (ekspor).
TUJUAN
1. Menambah
jumlah
populasi
dan
produktivitas ternak kerbau dengan jalan
memasukkan ternak kerbau dari luar
Kabupaten Sumba Timur.
2. Optimalisasi budidaya ternak kerbau yang
bertumpu pada peternakan rakyat dengan
fasilitas oleh perbibitan ternak pemerintah
dalam kerangka peningkatan pendapatan
masyarakat.
3. Membuat program pengembangan ternak
kerbau,
yang
meliputi
program
pengembangbiakan serta penyebarannya di
masyarakat.
Guna terlaksananya tujuan tersebut di atas,
maka dilaksanakan program :
1. Program Pengadaan Ternak Kerbau, yang
meliputi kegiatan penjajakan lokasi yang
mungkin
dapat
dijadikan
sumber
pengadaan ternak kerbau, yang antara lain :
a. Pengadaan ternak kerbau dari luar Pulau
Sumba;
b. Kemungkinan impor kerbau dari
Australia;
c. Penjaringan ternak kerbau milik
masyarakat Sumba Timur;
2. Sistem perbibitan ternak kerbau di suatu
pusat pembibitan ternak kerbau dan atau
perbibitan dan pengembangan kerbau di
masyarakat.
3. Pengembangan kawasan perbibitan di
pedesaan
yang
difasilitasi
melalui
penguatan
modal
usaha
kelompok
(PMUK).
MANFAAT
Manfaat yang akan diperoleh, adalah
sebagai berikut :
191
1. Menambah populasi kerbau, sehingga
degradasi baik dari jumlah maupun mutu
dapat dicegah.
2. Mendapatkan pola pengembangan ternak
kerbau yang terarah.
3. Mendapatkan
konsep
sistem
pengembangbiakan ternak kerbau, yang
bermanfaat antara lain untuk :
a. Mengetahui sejauh mana kemajuan
potensi genetik yang telah dicapai.
b. Menganalisis dampak ekonominya,
terutama bagi peternak di Kabupaten
Sumba Timur.
c. Untuk mengetahui apakah perlu
dilakukan
perbaikan
program
selanjutnya.
d. Mendapatkan konsep pengadaan ternak
kerbau
yang
dapat
dipertanggungjawabkan dari segi mutu
genetiknya.
SASARAN DAN RUANG LINGKUP
KEGIATAN
Untuk mencapai tujuan, dilakukan 2 (dua)
macam kegiatan, sebagai berikut :
1. Penjajakan wilayah sumber bibit kerbau
baik di luar maupun di dalam Pulau Sumba.
2. Penyusunan program pengembangan ternak
kerbau.
192
PENUTUP
Dalam rangka mengoptimalkan program
aksi pengembangan ternak kerbau di
Kabupaten Sumba Timur perlu adanya
integrasi (keterpaduan) antara program
pemerintah pusat, pemerintah daerah, assosiasi,
koperasi, dan lembaga swadaya masyarakat
dalam upaya membangun perbibitan ternak
nasional yang berdaya saing, produktif dan
efisien. Untuk keberhasilan program ini perlu
dilakukan pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan oleh instansi pemerintah, baik yang
bersifat internal maupun lembaga formal yang
yang mempunyai tupoksi pengawasan, serta
pengawasan oleh masyarakat dan kelompok
masyarakat sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
LUTHAN. 2006. Program swasembada daging sapi
2010.
Direktorat
Ruminansia,
Ditjen
Peternakan (Unpublished).
BPS. 2007. Kabupaten Sumba Timur dalam Angka
2006. Waingapu.
HARDJOSUBROTO, W. 2006. Kerbau, mutiara yang
terbenam dalam lumpur. Orasi pensiun
sebagai pengajar/guru besar UGM.
DINAS PETERNAKAN. 2005. Laporan Tahunan Dinas
Peternakan Kabupaten Sumba Timur.
Waingapu.
Download