DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 169 PENERAPAN METODE EKSPERIMEN MELALUI PENGOPTIMALAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG GAYA MENGUBAH GERAK BENDA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PAMOTAN Muntari *) Guru SDN 3 Pamotan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah Abstrak Metode Eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika untuk mengumpulkan pengamatan proses dan hasil percobaan yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Alat peraga dalam adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada siswa. Seperti yang dilakukan peneliti ketika menyampaikan pembelajaran IPA materi ajar Gaya Mengubah Gerak Benda kepada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang mengedepankan penyampaian materi ajar dengan metode ceramah dan tanya jawab, merasa gagal atau tidak berhasil. Hal ini terlihat dari hasil analisis nilai tes formatif siswa yang menunjukkan dari 32 siswa hanya 12 atau 38% siswa saja yang mampu mendapatkan nilai di atas nilai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan (68). Setelah melaksanakan PTK melalui perbaikan pembelajaran, hasil belajar meningkat pada siklus 1 rata-rata mencapai 66,3 dengan ketuntasan 53%, pada pada siklus 2 dengan menerapkan metode eksperimen dengan mengoptimalkan penggunaan alat peraga hasil belajar siswa meningkat, dimana rata-rata klasikal mencapai 76 dengan tingkat ketuntasan 78,1%, dimana dari 32 siswa, sebanyak 25 siswa mampu mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. Dari pelaksanaan PTK tersebut dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode eksperimen dengan mengoptimalkan penggunaan alat peraga terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda. Kata kunci: Eksperimen, Alat Peraga, Hasil Belajar 1. Pendahuluan Melalui pendidikan yang berkualitas, diharapkan menghasilkan produk pendidikan yang bermutu, yang berkarakterstik; (a) siswa menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar (learning tasks) yang harus dikuasai sesuai dengan tujuan dan sasaran pendidikan; (b) hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga dengan belajar siswa bukan hanya mengetahui sesuatu, melainkan terampil melakukan sesuatu; (c) hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan lingkungan khususnya dunia kerja. kemajuan bangsa. Pendidikan berkualitas akan dapat diraih apabila komponen dan perangkat pendidikan tersedia dan dilaksanakan secara benar dan profesional. Diantara perangkat dan komponen pendidikan yang diharapkan mampu berlaku profesional adalah ”guru”. Sebagai seorang yang terdidik dan terpanggil dalam dunia pendidikan, guru diharapkan mampu menjadikan dirinya sebagai seorang yang profesional di bidangnya, yang pada akhirnya mampu mengakomodasi dan menstranformasikan ilmu pengetahuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kunci utama dalam kemajuan dan kejayaan bangsa di era globalisasi ini. Dengan dikuasainya ilmu pengetahuan dan teknologi akan memudahkan bangsa itu sendiri dalam mengembangkan dirinya untuk mampu sejajar dengan bangsa lain yang telah maju. Upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran kepada siswanya sangat ditentukan dari bagaimana seorang guru tersebut meramu serta mengolah perangkat pembelajaran yang dimiliki dalam pembelajaran yang efektif . Dalam hal ini guru harus bisa berperilaku sebagai pendidik dan pengaja. Untuk mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, satu-satunya jalan adalah dengan memajukan bidang pendidikan yang berkualitas. Dengan kata lain kemajuan pendidikan menjadi salah satu kunci utama Menurut Abin Syamsudin (1997 : 18) membedakan peranan tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik (educator), dangan penngajar (teacher). Guru sebagai pendidik secara otomatis dia tidak terlepaskan sebagai seorang pengajar (mengajar di depan kelas). DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 170 Sedangkan guru sebagai pengajar ,seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam perencanaan , pelaksanaan dan evaluasi. Sebagai salah satu upaya guru untuk menjadikan proses pembelajaran yang kreatif dan efektif di dalam kelas adalah menghadirkan sesuatu yang kongkret dan mudah dipahami oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Uraian di atas yang menjadikan dasar peneliti sebagai guru kelas IV di SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015 melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda. Berdasarkan analisis hasil belajar siswa diketahui capaian rata-rata kalsikal hanya mencapai 59, dengan tingkat ketuntasan 38%, dimana dari 32 siswa, hanya 12 siswa saja yang mampu mandapatkan nilai sesuai atau melebihi KKM yang telah ditentukan. Sedangkan kriteria ketuntasan yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut adalah minimal 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai sesuai atau melebihi KKM yang telah ditentukan dalam pelajaran IPA kelas IV Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu 68. Hasil identifikasi masalah dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah peneliti lakukan, didapatkan temuan-temuan tentang kelemahan dalam pembelajaran awal, sebagai berikut;Dalam menyampaikan mateti ajar, (1) peneliti/guru tidak menggunakan alat perga; (2) Aktifitas belajar siswa sangat rendah, karena dalam penyampaian materi ajar, peneliti/guru menggunakan gabungan metode ceramah dan tanya jawab; (3) Aktifitas belajar utamanya dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru hanya dilakukan sebagian kecil siswa pandai saja. Berdasarkan hasil temuan dalam identifikasi masalah, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menerapkan batasan-batasan masalah yang diangkat dalam penelitian, sebagai berikut; (1) Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015; (2) Penelitian hanya dilakukan pada mata pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda; (3) Penelitian yang dilakukan dititik beratkan pada upaya peningkatan pemahaman materi ajar dan hasil belajar siswa hingga terpenuhinya kriteria ketuntasan yang diharapkan. Dengan telah ditentukannya identifikasi dan batasan masalah dalam penelitian, maka peneliti menentukan rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas, sebagai berikut; ”Apakah melalui penerapan metode pembelajaran eksperimen dengan mengoptimalkan alat peraga mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda ?” Adapun tujuan dari dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas adalah; (1) Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda hingga mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan; (2) Menciptakan situasi belajar yang berorientasi pada keterlibatan dan aktifitas siswa dalam proses belajar. 2. Materi dan Metode 2.1. Materi Dalan pelaksanaan pembelajaran IPA di SD dilakukan agar anak lebih aktif dalam mencoba menemukan jawaban sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan guru melalui eksperimen. Sehingga hal ini dapat membuat siswa lebih dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Secara terperinci lingkup materi pembelajaran IPA di SD yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. Pada pambelajaran dengan metode eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya. Setelah eksperimen selesai siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, dan mendiskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan. Eksperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun individu didalam laboratorium, di kelas, atau diluar kelas. Perlu diperhatikan bahwa setiap kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistematik dan sistematis., yaitu harus dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan kajian hasil. Lebih mendalamnya siswa harus membuat laporan, kemudian disajikan didepan temanteman yang lain. Laporan tersebut dijadikan dasar untuk melihat seberapa jauh penerapan kemampuan berfikir siswa, kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan beragumentasi dan kemampuan menyimpulkan hasil eksperimen. DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 171 Alat peraga dalam adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada siswa. Dengan adanya alat peraga, siswa SD akan menjadi lebih baik dalam belajar sehingga lebih mudah dalam memahami konsep-konsep yang ada di dalam pembelajaran. Sedangkan manfaat alat peraga dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut; a. Siswa menjadi lebih tertarik pada pembelajaran karena adanya alat peraga konkret. b. Proses KBM menjadi lebih hidup dalam arti materi yang disampaikan dapat mudah dipahami. c. Dapat membantu siswa untuk memahami konsepkonsep yang abstrak dengan penggunaan alat peraga konkret sehingga siswa dapat mudah dan mengerti dalam memahami materi. d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa. Menurut Nana Sudjana (1989) ada beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya keaktifan belajar siswa, yaitu : a. Stimulus Belajar Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus dapat berbentuk verbal atau bahasa, visual dan lain-lain. Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh guru kepada siswa. Ada dua cara yang mungkin membantu siswa agar pesan tersebut mudah diterima, yaitu : (a) Perlu adanya pengulangan sehingga membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya, dan (b) Siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan oleh guru. b. Respons yang Dipelajari Keterlibatan atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, melatih diri dalam menguasai informasi. c. Penguatan Penguat belajar yang berasal dari luar seperti nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadiah dan lain-lain, merupakan cara untuk memperkuat respons siswa. Sedangkan penguat dari dalam dirinya bisa terjadi apabila respons yang dilakukan oleh siswa betul-betul memuaskan dirinya. d. Pemakaian dan Pemindahan Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada situasi lain yang serupa. Asosiasi dapat dibentuk melalui pemberian bahan yang bermakna, berorientasi kepada pengetahuan yang telah dimiliki siswa, pemberian contoh yang jelas, pemberian latihan yang teratur dan dilakukan menyenangkan. dalam situasi yang Sedangkan tinjauan dari hasil belajar sangat berkaitan dengan pemahaman akan siswa yang belajar, bukan hanya sebagai penerima materi ajar. Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Peneliti ingin memanfaatkan penggunaan alat peraga yang dapat menarik siswa sehingga dapat membangkitkan semangat siswa. Peneliti ingin mengoptimalkan alat peraga konkret sesuai dengan teori Piaget yang menyatakan bahwa kemampuan intelektual anak berkembang secara bertingkat atau bertahap yaitu (a) sensori motor (0-2 tahun), (b) pra-operasional (2-7 tahun), (c) operasional konkret (7-11 tahun), (d) operasional ≥ 11 tahun. Adapun alur dari pelaksanaan aplikasi penerapan metode pembelajaran eksperimen dengan penggunaan alat peraga konkret dapat dilihat melalui gambar skema kerangka berpikir berikut ini; Grafik 1 Skema Kerangka Berpikir Menerapkan Metode Cramah dan Tanya Jawab Hasil belum memenuhi KKM TINDAKAN Menerapkan Metode Eksperimen SIKLUS 1 Hasil belajar meningkat, tapi belum memenuhi KKM TINDAKAN Menerapkan Metode Eksperimen SIKLUS 2 Hasil belajar meningkat, mampu melebihi KKM KONDISI AWAL KONDISI AKHIR Metode Eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar siswa DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 172 2.2. Metode Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan sesuai dengan jadwal pembelajaran IPA semester 2 di kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan susunan jadwal sebagai berikut: Pembelajaran awal : Rabu, 4 Maret 2015 Pembelajaran Siklus 1 : Rabu, 11 Maret 2015 Pembelajaran Siklus 2 : Rabu, 18 Maret 2015 Penelitian dilakukan di Kelas IV SD Negeri 3 Pamotan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang. Sesuai dengan tempat diadakannya penelitian tindakan kelas, subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Sumber data penelitian ini adalah berdasarkan pengumpulan data hasil observasi pembelajaran dan hasil belajar siswa selama tiga tahapan pembelajaran, yaitu pembelajaran awal, perbaikan pembelajaran siklus 1, dan perbaikan pembelajaran siklus 2. Observasi proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat menggunakan lembar observasi yang telah tersedia yang berisi tentang indikator-indikator kemunculan dalam pembelajaran yang dilakukan peneliti. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan dalam menerima materi ajar mata pelajaran IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda, melalui pelaksanaan tes formatif yang dilaksanakan di akhir pembelajaran. Sedangkan teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Observasi (pengamatan); Wawancara; Jurnal. Validasi data penelitian dilakukan dengan cara trianggulasi data, yaitu dengan menggunakan berbagai data perolehan baik melalui angket, hasil tes, dan hasil pengamatan/observasi, yang kemudian diolah dan dipaparkan dalam bentuk statistik deskriptif. Analisis data penelitian menggunakan analisis diskriptif, yaitu; a. Hasil belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif komperatif, yaitu membandingkan capaian hasil belajar siswa antar siklus maupun indikator kerja yang digunakan dam penalitian; b. Peneliti menggunakan observasi maupun wawancara dengan analisis diskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi tindakan antar siklus. Indikator kinerja yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan pemberian tindakan pada penelitian ini adalah; a. Sekurang-kurangnya 75% siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 memperoleh nilai tes formatif dalam pelajaran IPA melebihi KKM yang telah ditetapkan (68) dan; b. Capaian rata-rata klasikal siswa kelas V SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda minimal mencapai nilai 68. Prosedur penelitian diterapkan berdasarkan alur metode penelitian yang dilakukan dengan berjenjang dan berkesinambungan dengan tahap-tahap di masing-masing pembelajaran sebagai berikuit: a. Perencanaan tindakan dilakukan dalam menggunakan metode eksperimen dengan pengoptimalan alat peraga. untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan dalam pelajaran IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda. b. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai rencana yang tersusun dalam RPP. Secara garis besar, tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus sesuai dengan yang tersusun dalam rencana pembelajaran yang telah tersusun, yang meliputi; (1) Tindakan Awal; (2) Tindakan Inti; (3) Tindakan Akhir c. Tahap Observasi/pengamatan dilakukan dalam dua hal yaitu pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dan observasi/pengamatan terhadap capaian hasil belajar siswa. d. Tahap Refleksi dilakukan dengan melihat ulang kegiatan yang telah dilaksanakan dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi. Semua yang terjadi dan hasil pada pembelajaran yang telah dilakukan dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran berikutnya. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan kegiatan pembelajaran awal yang menjadi akar dari permasalahan yang menyebabkan peneliti sebagai guru kelas IV SD Negeri 3 Pamotan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Seperti yang telah disampaikan dalam hasil identifikasi masalah penelitian, dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran awal yang dilaksanakan pada Hari Rabu, 4 Maret 2015 tersebut belum berhasil. Hal ini didasarkan pada rendahnya peran serta siswa dalam proses pembelajaran, dan capaian hasil belajar siswa belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan. Dari data capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran awal tersebut menunjukkan capaian rata-rata klasikal 59,1, dengan tingkat ketuntasan 38%, dimana dari 32 siswa, hanya 12 siswa saja yang mampu mendapatkan nilai di atas KKM dalam pelajaran IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu 68. 3.2 Deskripsi Tiap Siklus 3.2.1 Deskripsi Siklus I DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 173 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 dilakukan peneliti pada Hari Rabu, 4 Maret 2015. Tahapan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 meliputi: 1. Perencanaan a. Meminta ijin melaksanakan penelitian tindakan kelas kepada Kepala SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang b. Menyiapkan perangkat pembelajaran siklus 1 c. Menentukan strategi atau metode pembelajaran yang akan digunakan. 2. Tahap Tindakan/Pelaksanaan Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan pembelajaran siklus 1 dilakukan peneliti melalui kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. dengan langkah-langkah sebagai berikut: 3. Tahap Observasi Observasi dilakukan dalam dalam dua bentuk, yaitu: a. Observasi jalannya pebelajaran Pada tahap ini peneliti memonitor/mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran saat memperhatikan eksperimen yang dilakukan guru. b. Observasi capaian hasil belajar siswa Pelaksanaan dalam observasi ini adalah melakukan anlisis terhadap hasil belajar siswa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1. 4. Tahap Refleksi Hasil dari refleksi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1, adalah sebagai berikut: a. Terjadi peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran melalui pengamatan eksperimen. b. Berdasarkan analisis hsil tes formatif, capaian hasil belajar siswa pada siklus ini mengalami peningkatan, namun sayang, peningkatan capaian hasil belajar tersebut masih belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan, dimana rata-rata klasikal hanya mencapai 66,3 dengan tingkat ketuntasan 53 %, dari 32 siswa hanya 17 siswa saja yang mampu mendapatkan nilai melebihi KKM (68). 3.2.2 Deskripsi Siklus II Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilakukan peneliti pada Hari Rabu, 11 Maret 2015 1. Tahap Perencanaan Dalam tahap ini peneliti dibantu teman sejawat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut a. Menyiapkan perangkat pembelajaran,yang terdiri dari - menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus 2 - menyusun format observasi/pengamatan - menyusun perangkat evaluasi - menyiapkan media pembelajaran - menyusun kegiatan eksperimen b. Menentukan strategi atau metode pembelajaran yang akan digunakan 2. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilakukan peneliti melalui kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Guru mempersiapkan perangkat dan media eksperimen b. Guru membagi siswa kelas IV dalam beberapa kelompok c. Guru membagikan lembar tugas kepada masing-masing kelompok untuk melakukan eksperimen sesuai dengan tugas dalam lembar kerja. d. Mengamati dan membimbing jalannya eksperimen e. Meminta laporan hasil eksperimen dari masing-masing kelompok f. Menyimpulkan hasil eksperimen bersama siswa 3. Tahap Observasi Observasi dilakukan dalam dalam dua bentuk, yaitu: a. Observasi jalannya pebelajaran Pada tahap ini peneliti memonitor/mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran saat melakukan eksperimen besama kelompoknya. b. Observasi capaian hasil belajar siswa Pelaksanaan dalam observasi ini adalah melakukan anlisis terhadap hasil belajar siswa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2. 4. Tahap Reflkesi Hasil dari refleksi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2, adalah sebagai berikut: a. Terjadi peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran melalui penerapan metode eksperimen b. Dari sisi capaian hasil belajar juga mengalami peningkatan hingga melebihi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, dimana capaian rata-rata klasikal mencapai 76 sedangkan ketuntasan klasikal mencapai 78,1%, dimana dari 32 siswa, sebanyak 25 siswa diantaranya berhasil mendapatkan nilai di atas 68. Dengan memperhatikan temuan-temuan dalam perbaikan pembelajaran siklus 2, peneliti mengakhiri pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui perbaikan pembelajaran, hanya pada perbaikan pembelajaran siklus 2 saja. Hal ini dikarenakan siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan telah DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 174 memenuhi kriteria ketuntasan pembelajaran maupun penelitian yang telah ditetapkan. 3.3 Pembahasan Memahami adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran awal, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas melalui pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 yang dilaksanapan pada hari Rabu, 4 Maret 2015. Perbaikan pembelajaran siklus 1 peneliti menerapkan metode pembelajaran eksperimen dengan jalan siswas memperhatikan guru melakukan eksperimen tentang Gaya Mengubah Gerak Benda diharapkan melalui penerapan strategi pembelajaran tersebut akan meningkatkan pemahaman materi ajar yang disampaikan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan mtode eksperimen mampu menciptakan suasana belajar yang mendukung terjadinya interaksi secara bebas, tidak ada tekanan dan paksaan serta langsung, artinya semua siswa mengamati guru saat melakukan eksperimen. Berdasarkan pengamatan terhadap perilaku siswa pada perbaikan pembelajaran siklus 1 telah menunjukkan peningkatan ke arah perbaikan yang diharapkan. Seperti disampaikan pada uraian sebelumnya, pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa. Pada perbaikan pembelajaran 1 terjadi perubahan dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis hasil belajar dalam tes formatif, peneliti merasa gembira, karena adanya peningkatan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun peneliti bersama teman sejawat tetap melanjutkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada perbaikan pembelajaran siklus 2. Hal ini disebabkan peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa masih belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan, karena rata-rata klasikal baru mencapai 66,3 , masih di bawah nilai ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 68. Sementara itu dari sisi ketuntasan pembelajaran, juga belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan, dimana hanya 53% atau 17 siswa saja yang mampu mendapatkan nilai sesuai atau melebihi KKM. Perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 11 Maret 2015, dengan fokus kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. Harapan peneliti dari diterapkannya metode eksperimen adalah untuk melibatkan siswa secara klasikal maupun kelompok dalam proses belajar, dengan langkah-langkah sebagai berikut; a. Guru mempersiapkan perangkat dan media eksperimen b. Guru membagi siswa kelas IV dalam beberapa kelompok. c. Guru membagikan lembar tugas kepada masingmasing kelompok untuk melakukan eksperimen sesuai dengan tugas dalam lembar kerja. d. Mengamati dan membimbing jalannya eksperimen e. Meminta laporan hasil eksperimen dari masingmasing kelompok f. Menyimpulkan hasil eksperimen bersama siswa Secara kelompok maupun klasikal sangat nampak siswa melakukan aktifitas eksperimen. Siswa nampak merasa senang dan antusias melaksanakan tugas melalui kegiatan eksperimen. Tinjauan pembahasan penelitian tindakan kelas dari sisi peningkatan capaian hasil belajar siswa ditunjukkan dengan hasil analisis tes formatif pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran 2 yang menunjukkan hasil yang memuaskan, bahkan mampu melampaui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Dimana capaian ratarata klasikal mencapai 76, dengan tingkat ketuntasan 78,1%, dari 32 siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015, sebanyak 25 siswa mampu mendapatkan nilai lebih dari 68. Berdasarkan data capaian hasil belajar di atas, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui perbaikan pembelajaran diakhiri pada perbaikan pembelajaran siklus 2. Hal ini disebabkan pada siklus pembelajaran tersebut telah tercapai ketuntasan pembelajaran yang diharapkan. 4. Simpulan Dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda, dengan menerapkan metode eksperimen dan pengotimalan penggunaan alat peraga dapat disimpulkan bahwa: a. Penggunaan alat peraga melalui metode eksperimen berperan aktif dalam memotivasi siswa untuk belajar IPA, khususnya materi tentang Gaya Mengubah Gerak Benda. b. Kemampuan, keterampilan, dan kreatifitas guru dalam menerapkan langkah-langkah pada metode eksperimen merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dalam pembelajaran IPA, khususnya dalam materi tentang Gaya Mengubah Gerak Benda. c. Latihan menuangkan ide secara diskusi kelompok dalam penerapan metode eksperimen ini akan meningkatkan pemahaman siswa dalam melakukan percobaan. Karena siswa berbicara, bertanya jawab, menemukan dan mencari dikerjakan dalam berkelompok. d. Melibatkan siswa secara berkelompok dan keaktifannya akan membantu mempermudah siswa dalam memahami konsep yang diberikan guru. e. Penerapan metode eksperimen terbukti mampu meningkatkan capaian hasil belajar siswa dalam DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 175 pembelajaran mata pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015.Dimana malalui penerapan metode pembelajaran tersebut capaian hasil belajar siswa mamu melampaui kriteria ketuntasan yang telah di tetapkan dalam pelajaran IPA yaitu 68. Hal ini berdasar pada capaian hasil belajar klasikal pembelajaran awal yang hanya 59,1, meningkat menjadi 66,3 pada perbaikan pembelajaran siklus 1, dan meningkat lagi pada perbaikan pembelajaran siklus 2 menjadi 76. Peningkatan juga terjadi pada persentase ketuntasan, dimana pada pembelajaran awal hanya 38% meningkat menjadi 53% pada perbaikan pembelajaran siklus 1, dan meningkat lagi pada perbaikan pembelajaran siklus 2 menjadi 78%. Referensi Arikunto, S. ( 2007 ), Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta Bumi Aksoro. Dahar, W. ( 1996 ), Teori – teori Belajar. Jakarta : Erlangga Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (http;// fip.uny.ac.id) . Leo, S. ( 2004 ),” Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar. ( 1 ). 49 – 56. Mikarsa, Hera Lestari; Taufik, Agus; danPrianto, Puji Lestari. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Suciati, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta :Universitas Terbuka. Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sutarto Nono, Drs Drs M. Pd, dkk. ( 2008 ), Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Wardani, I.G.A.K; Wihardit, Kuswaya; dan Nasoetion, Noehi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.