penerapan metode eksperimen melalui

advertisement
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 169
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN MELALUI PENGOPTIMALAN
ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
TENTANG GAYA MENGUBAH GERAK BENDA
PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PAMOTAN
Muntari *)
Guru SDN 3 Pamotan
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
Abstrak
Metode Eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika untuk mengumpulkan
pengamatan proses dan hasil percobaan yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Alat peraga dalam adalah
alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan, atau menjelaskan bahan
pelajaran kepada siswa.
Seperti yang dilakukan peneliti ketika menyampaikan pembelajaran IPA materi ajar Gaya Mengubah Gerak Benda
kepada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015
yang mengedepankan penyampaian materi ajar dengan metode ceramah dan tanya jawab, merasa gagal atau tidak
berhasil. Hal ini terlihat dari hasil analisis nilai tes formatif siswa yang menunjukkan dari 32 siswa hanya 12 atau 38%
siswa saja yang mampu mendapatkan nilai di atas nilai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan (68). Setelah
melaksanakan PTK melalui perbaikan pembelajaran, hasil belajar meningkat pada siklus 1 rata-rata mencapai 66,3
dengan ketuntasan 53%, pada pada siklus 2 dengan menerapkan metode eksperimen dengan mengoptimalkan
penggunaan alat peraga hasil belajar siswa meningkat, dimana rata-rata klasikal mencapai 76 dengan tingkat ketuntasan
78,1%, dimana dari 32 siswa, sebanyak 25 siswa mampu mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan.
Dari pelaksanaan PTK tersebut dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode eksperimen dengan mengoptimalkan
penggunaan alat peraga terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun
Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda.
Kata kunci: Eksperimen, Alat Peraga, Hasil Belajar
1. Pendahuluan
Melalui pendidikan yang berkualitas, diharapkan
menghasilkan produk pendidikan yang bermutu, yang
berkarakterstik; (a) siswa menunjukkan tingkat
penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar
(learning tasks) yang harus dikuasai sesuai dengan tujuan
dan sasaran pendidikan; (b) hasil pendidikan sesuai
dengan kebutuhan siswa, sehingga dengan belajar siswa
bukan hanya mengetahui sesuatu, melainkan terampil
melakukan sesuatu; (c) hasil pendidikan sesuai dengan
kebutuhan lingkungan khususnya dunia kerja.
kemajuan bangsa. Pendidikan berkualitas akan dapat
diraih apabila komponen dan perangkat pendidikan
tersedia dan dilaksanakan secara benar dan profesional.
Diantara perangkat dan komponen pendidikan yang
diharapkan mampu berlaku profesional adalah ”guru”.
Sebagai seorang yang terdidik dan terpanggil dalam dunia
pendidikan, guru diharapkan mampu menjadikan dirinya
sebagai seorang yang profesional di bidangnya, yang pada
akhirnya
mampu
mengakomodasi
dan
menstranformasikan ilmu pengetahuan kepada siswa
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kunci utama
dalam kemajuan dan kejayaan bangsa di era globalisasi
ini. Dengan dikuasainya ilmu pengetahuan dan teknologi
akan memudahkan bangsa itu sendiri dalam
mengembangkan dirinya untuk mampu sejajar dengan
bangsa lain yang telah maju.
Upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran kepada
siswanya sangat ditentukan dari bagaimana seorang guru
tersebut meramu serta mengolah perangkat pembelajaran
yang dimiliki dalam pembelajaran yang efektif . Dalam
hal ini guru harus bisa berperilaku sebagai pendidik dan
pengaja.
Untuk mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, satu-satunya jalan adalah dengan memajukan
bidang pendidikan yang berkualitas. Dengan kata lain
kemajuan pendidikan menjadi salah satu kunci utama
Menurut Abin Syamsudin (1997 : 18) membedakan
peranan tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai
pendidik (educator), dangan penngajar (teacher). Guru
sebagai pendidik secara otomatis dia tidak terlepaskan
sebagai seorang pengajar (mengajar di depan kelas).
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 170
Sedangkan guru sebagai pengajar ,seorang guru dituntut
untuk memiliki keterampilan dalam perencanaan ,
pelaksanaan dan evaluasi. Sebagai salah satu upaya guru
untuk menjadikan proses pembelajaran yang kreatif dan
efektif di dalam kelas adalah menghadirkan sesuatu yang
kongkret dan mudah dipahami oleh siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Uraian di atas yang menjadikan dasar peneliti sebagai
guru kelas IV di SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan
Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran
2014/2015 melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam
pelajaran IPA materi ajar semester 2 tentang Gaya
Mengubah Gerak Benda.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa diketahui capaian
rata-rata kalsikal hanya mencapai 59, dengan tingkat
ketuntasan 38%, dimana dari 32 siswa, hanya 12 siswa
saja yang mampu mandapatkan nilai sesuai atau melebihi
KKM yang telah ditentukan. Sedangkan kriteria
ketuntasan yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut
adalah minimal 75% dari jumlah siswa mendapatkan
nilai sesuai atau melebihi KKM yang telah ditentukan
dalam pelajaran IPA kelas IV Tahun Pelajaran 2014/2015
yaitu 68.
Hasil
identifikasi
masalah
dalam
pelaksanaan
pembelajaran yang telah peneliti lakukan, didapatkan
temuan-temuan tentang kelemahan dalam pembelajaran
awal, sebagai berikut;Dalam menyampaikan mateti ajar,
(1) peneliti/guru tidak menggunakan alat perga; (2)
Aktifitas belajar siswa sangat rendah, karena dalam
penyampaian materi ajar, peneliti/guru menggunakan
gabungan metode ceramah dan tanya jawab; (3) Aktifitas
belajar utamanya dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan guru hanya dilakukan sebagian kecil siswa
pandai saja.
Berdasarkan hasil temuan dalam identifikasi masalah,
maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti
menerapkan batasan-batasan masalah yang diangkat
dalam penelitian, sebagai berikut; (1) Penelitian hanya
dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan
Tahun Pelajaran 2014/2015; (2) Penelitian hanya
dilakukan pada mata pelajaran IPA materi ajar semester 2
tentang Gaya Mengubah Gerak Benda; (3) Penelitian
yang dilakukan dititik beratkan pada upaya peningkatan
pemahaman materi ajar dan hasil belajar siswa hingga
terpenuhinya kriteria ketuntasan yang diharapkan. Dengan
telah ditentukannya identifikasi dan batasan masalah
dalam penelitian, maka peneliti menentukan rumusan
masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas, sebagai
berikut; ”Apakah melalui penerapan metode pembelajaran
eksperimen dengan mengoptimalkan alat peraga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3
Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA
materi ajar semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak
Benda ?”
Adapun tujuan dari dilakukannya Penelitian Tindakan
Kelas adalah; (1) Meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Kecamatan Pamotan
Kabupaten Rembang Tahun pelajaran 2014/2015 dalam
pelajaran IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda
hingga mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan; (2)
Menciptakan situasi belajar yang berorientasi pada
keterlibatan dan aktifitas siswa dalam proses belajar.
2. Materi dan Metode
2.1. Materi
Dalan pelaksanaan pembelajaran IPA di SD dilakukan
agar anak lebih aktif dalam mencoba menemukan
jawaban sendiri dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan guru melalui eksperimen. Sehingga hal ini dapat
membuat siswa lebih dapat memahami dan menguasai
materi tersebut. Secara terperinci lingkup materi
pembelajaran IPA di SD yang terdapat dalam Kurikulum
KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses
kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2)
benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi:
cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya
meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi:
tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik
dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan
gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak
hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan
bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual.
Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan
melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan
proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
Pada pambelajaran dengan metode eksperimen
dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil
pekerjaannya. Setelah eksperimen selesai siswa
ditugaskan untuk membandingkan dengan hasil
eksperimen yang lain, dan mendiskusikan bila ada
perbedaan dan kekeliruan.
Eksperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun
individu didalam laboratorium, di kelas, atau diluar kelas.
Perlu diperhatikan bahwa setiap kegiatan eksperimen
harus dilakukan secara sistematik dan sistematis., yaitu
harus dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
dan kajian hasil. Lebih mendalamnya siswa harus
membuat laporan, kemudian disajikan didepan temanteman yang lain. Laporan tersebut dijadikan dasar untuk
melihat seberapa jauh penerapan kemampuan berfikir
siswa, kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan
beragumentasi dan kemampuan menyimpulkan hasil
eksperimen.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 171
Alat peraga dalam adalah alat bantu pembelajaran yang
digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan,
menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada
siswa.
Dengan adanya alat peraga, siswa SD akan menjadi lebih
baik dalam belajar sehingga lebih mudah dalam
memahami konsep-konsep yang ada di dalam
pembelajaran. Sedangkan manfaat alat peraga dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut;
a. Siswa menjadi lebih tertarik pada pembelajaran karena
adanya alat peraga konkret.
b. Proses KBM menjadi lebih hidup dalam arti materi
yang disampaikan dapat mudah dipahami.
c. Dapat membantu siswa untuk memahami konsepkonsep yang abstrak dengan penggunaan alat peraga
konkret sehingga siswa dapat mudah dan mengerti
dalam memahami materi.
d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi
antara guru dan siswa, siswa dan siswa.
Menurut Nana Sudjana (1989) ada beberapa prinsip
belajar yang dapat menunjang tumbuhnya keaktifan
belajar siswa, yaitu :
a. Stimulus Belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi
biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus dapat
berbentuk verbal atau bahasa, visual dan lain-lain.
Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan
informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh
guru kepada siswa. Ada dua cara yang mungkin
membantu siswa agar pesan tersebut mudah diterima,
yaitu : (a) Perlu adanya pengulangan sehingga
membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya,
dan (b) Siswa menyebutkan kembali pesan yang
disampaikan oleh guru.
b. Respons yang Dipelajari
Keterlibatan atau respons siswa terhadap stimulus
guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian,
tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan
belajar seperti memecahkan masalah, mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru, melatih diri
dalam menguasai informasi.
c. Penguatan
Penguat belajar yang berasal dari luar seperti nilai,
pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa,
ganjaran, hadiah dan lain-lain, merupakan cara untuk
memperkuat respons siswa. Sedangkan penguat dari
dalam dirinya bisa terjadi apabila respons yang
dilakukan oleh siswa betul-betul memuaskan dirinya.
d. Pemakaian dan Pemindahan
Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi
dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada
situasi lain yang serupa. Asosiasi dapat dibentuk
melalui pemberian bahan yang bermakna, berorientasi
kepada pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
pemberian contoh yang jelas, pemberian latihan yang
teratur dan dilakukan
menyenangkan.
dalam
situasi
yang
Sedangkan tinjauan dari hasil belajar sangat berkaitan
dengan pemahaman akan siswa yang belajar, bukan hanya
sebagai penerima materi ajar. Belajar sangat erat
hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi itu
sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan
dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 )
“Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk
akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang
diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”.
Peneliti ingin memanfaatkan penggunaan alat
peraga yang dapat menarik siswa sehingga dapat
membangkitkan semangat siswa.
Peneliti ingin
mengoptimalkan alat peraga konkret sesuai dengan teori
Piaget yang menyatakan bahwa kemampuan intelektual
anak berkembang secara bertingkat atau bertahap yaitu (a)
sensori motor (0-2 tahun), (b) pra-operasional (2-7 tahun),
(c) operasional konkret (7-11 tahun), (d) operasional ≥ 11
tahun.
Adapun alur dari pelaksanaan aplikasi penerapan
metode pembelajaran eksperimen dengan penggunaan alat
peraga konkret dapat dilihat melalui gambar skema
kerangka berpikir berikut ini;
Grafik 1
Skema Kerangka Berpikir
Menerapkan
Metode
Cramah dan
Tanya Jawab
Hasil belum
memenuhi
KKM
TINDAKAN
Menerapkan
Metode
Eksperimen
SIKLUS 1
Hasil belajar
meningkat,
tapi belum
memenuhi
KKM
TINDAKAN
Menerapkan
Metode
Eksperimen
SIKLUS 2
Hasil belajar
meningkat,
mampu
melebihi KKM
KONDISI
AWAL
KONDISI
AKHIR
Metode Eksperimen mampu
meningkatkan hasil belajar
siswa
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 172
2.2. Metode
Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan sesuai dengan jadwal pembelajaran IPA
semester 2 di kelas IV SD Negeri 3 Pamotan Tahun
Pelajaran 2014/2015, dengan susunan jadwal sebagai
berikut:
Pembelajaran awal
: Rabu, 4 Maret 2015
Pembelajaran Siklus 1 : Rabu, 11 Maret 2015
Pembelajaran Siklus 2 : Rabu, 18 Maret 2015
Penelitian dilakukan di Kelas IV SD Negeri 3 Pamotan
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan Kabupaten
Rembang.
Sesuai dengan tempat diadakannya penelitian tindakan
kelas, subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri
3 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang
Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa
sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan
13 siswa perempuan.
Sumber data penelitian ini adalah berdasarkan
pengumpulan data hasil observasi pembelajaran dan hasil
belajar siswa selama tiga tahapan pembelajaran, yaitu
pembelajaran awal, perbaikan pembelajaran siklus 1, dan
perbaikan pembelajaran siklus 2.
Observasi proses pembelajaran dilakukan oleh teman
sejawat menggunakan lembar observasi yang telah
tersedia yang berisi tentang indikator-indikator
kemunculan dalam pembelajaran yang dilakukan peneliti.
Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan dalam
menerima materi ajar mata pelajaran IPA tentang Gaya
Mengubah Gerak Benda, melalui pelaksanaan tes formatif
yang dilaksanakan di akhir pembelajaran. Sedangkan
teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah; Observasi (pengamatan); Wawancara; Jurnal.
Validasi data penelitian dilakukan dengan cara
trianggulasi data, yaitu dengan menggunakan berbagai
data perolehan baik melalui angket, hasil tes, dan hasil
pengamatan/observasi, yang kemudian diolah dan
dipaparkan dalam bentuk statistik deskriptif.
Analisis data penelitian menggunakan analisis diskriptif,
yaitu;
a. Hasil belajar dianalisis menggunakan analisis
diskriptif komperatif, yaitu membandingkan capaian
hasil belajar siswa antar siklus maupun indikator kerja
yang digunakan dam penalitian;
b. Peneliti menggunakan observasi maupun wawancara
dengan analisis diskriptif berdasarkan hasil observasi
dan refleksi tindakan antar siklus.
Indikator kinerja yang akan dijadikan tolak ukur
keberhasilan pemberian tindakan pada penelitian ini
adalah;
a. Sekurang-kurangnya 75% siswa kelas IV SD Negeri 3
Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 memperoleh
nilai tes formatif dalam pelajaran IPA melebihi KKM
yang telah ditetapkan (68) dan;
b. Capaian rata-rata klasikal siswa kelas V SD Negeri 3
Pamotan Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran
IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda minimal
mencapai nilai 68.
Prosedur penelitian diterapkan berdasarkan alur metode
penelitian yang dilakukan dengan berjenjang dan
berkesinambungan dengan tahap-tahap di masing-masing
pembelajaran sebagai berikuit:
a. Perencanaan tindakan dilakukan dalam menggunakan
metode eksperimen dengan pengoptimalan alat
peraga. untuk meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan dalam
pelajaran IPA tentang Gaya Mengubah Gerak Benda.
b. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti
melaksanakan tindakan sesuai rencana yang tersusun
dalam RPP. Secara garis besar, tindakan yang
dilaksanakan pada setiap siklus sesuai dengan yang
tersusun dalam rencana pembelajaran yang telah
tersusun, yang meliputi; (1) Tindakan Awal; (2)
Tindakan Inti; (3) Tindakan Akhir
c. Tahap Observasi/pengamatan dilakukan dalam dua
hal yaitu pengamatan terhadap jalannya proses
pembelajaran dan observasi/pengamatan terhadap
capaian hasil belajar siswa.
d. Tahap Refleksi dilakukan dengan melihat ulang
kegiatan yang telah dilaksanakan dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi. Semua yang
terjadi dan hasil pada pembelajaran yang telah
dilakukan
dibandingkan
dengan
kegiatan
pembelajaran berikutnya.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kegiatan pembelajaran awal
yang menjadi akar dari permasalahan yang menyebabkan
peneliti sebagai guru kelas IV SD Negeri 3 Pamotan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Seperti yang telah disampaikan dalam hasil identifikasi
masalah penelitian, dinyatakan bahwa pelaksanaan
pembelajaran awal yang dilaksanakan pada Hari Rabu, 4
Maret 2015 tersebut belum berhasil. Hal ini didasarkan
pada rendahnya peran serta siswa dalam proses
pembelajaran, dan capaian hasil belajar siswa belum
mampu memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan.
Dari data capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran
awal tersebut menunjukkan capaian rata-rata klasikal
59,1, dengan tingkat ketuntasan 38%, dimana dari 32
siswa, hanya 12 siswa saja yang mampu mendapatkan
nilai di atas KKM dalam pelajaran IPA tentang Gaya
Mengubah Gerak Benda kelas IV SD Negeri 3 Pamotan
Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu 68.
3.2 Deskripsi Tiap Siklus
3.2.1 Deskripsi Siklus I
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 173
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 dilakukan
peneliti pada Hari Rabu, 4 Maret 2015. Tahapan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 meliputi:
1. Perencanaan
a. Meminta ijin melaksanakan penelitian tindakan
kelas kepada Kepala SD Negeri 3 Pamotan
Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran siklus 1
c. Menentukan strategi atau metode pembelajaran
yang akan digunakan.
2. Tahap Tindakan/Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan
pembelajaran siklus 1 dilakukan peneliti melalui
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen.
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan dalam dalam dua bentuk,
yaitu:
a. Observasi jalannya pebelajaran
Pada tahap ini peneliti memonitor/mengamati
kegiatan siswa selama proses pembelajaran
saat
memperhatikan
eksperimen
yang
dilakukan guru.
b. Observasi capaian hasil belajar siswa
Pelaksanaan dalam observasi ini adalah
melakukan anlisis terhadap hasil belajar siswa
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus 1.
4. Tahap Refleksi
Hasil dari refleksi terhadap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1, adalah sebagai berikut:
a. Terjadi peningkatan aktifitas siswa dalam
pembelajaran melalui pengamatan eksperimen.
b. Berdasarkan analisis hsil tes formatif, capaian
hasil belajar siswa pada siklus ini mengalami
peningkatan, namun sayang, peningkatan
capaian hasil belajar tersebut masih belum
mampu memenuhi kriteria ketuntasan yang
diharapkan, dimana rata-rata klasikal hanya
mencapai 66,3 dengan tingkat ketuntasan 53 %,
dari 32 siswa hanya 17 siswa saja yang mampu
mendapatkan nilai melebihi KKM (68).
3.2.2 Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilakukan
peneliti pada Hari Rabu, 11 Maret 2015
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti dibantu teman sejawat
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran,yang
terdiri dari
- menyusun rencana perbaikan pembelajaran
siklus 2
- menyusun format observasi/pengamatan
- menyusun perangkat evaluasi
- menyiapkan media pembelajaran
- menyusun kegiatan eksperimen
b. Menentukan strategi atau metode pembelajaran
yang akan digunakan
2. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan
Tahap pelaksanaan atau tindakan perbaikan
pembelajaran siklus 2 dilakukan peneliti melalui
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan metode eksperimen dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Guru mempersiapkan perangkat dan media
eksperimen
b. Guru membagi siswa kelas IV dalam beberapa
kelompok
c. Guru membagikan lembar tugas kepada
masing-masing kelompok untuk melakukan
eksperimen sesuai dengan tugas dalam lembar
kerja.
d. Mengamati dan membimbing jalannya
eksperimen
e. Meminta laporan hasil eksperimen dari
masing-masing kelompok
f. Menyimpulkan hasil eksperimen bersama
siswa
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan dalam dalam dua bentuk,
yaitu:
a. Observasi jalannya pebelajaran
Pada tahap ini peneliti memonitor/mengamati
kegiatan siswa selama proses pembelajaran
saat
melakukan
eksperimen
besama
kelompoknya.
b. Observasi capaian hasil belajar siswa
Pelaksanaan dalam observasi ini adalah
melakukan anlisis terhadap hasil belajar siswa
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus 2.
4. Tahap Reflkesi
Hasil dari refleksi terhadap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 2, adalah sebagai berikut:
a. Terjadi peningkatan aktifitas siswa dalam
pembelajaran melalui penerapan metode
eksperimen
b. Dari sisi capaian hasil belajar juga mengalami
peningkatan
hingga
melebihi
kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan, dimana
capaian rata-rata klasikal mencapai 76
sedangkan ketuntasan klasikal mencapai
78,1%, dimana dari 32 siswa, sebanyak 25
siswa diantaranya berhasil mendapatkan nilai
di atas 68.
Dengan memperhatikan temuan-temuan dalam perbaikan
pembelajaran siklus 2, peneliti mengakhiri pelaksanaan
penelitian tindakan kelas melalui perbaikan pembelajaran,
hanya pada perbaikan pembelajaran siklus 2 saja. Hal ini
dikarenakan siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan telah
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 174
memenuhi kriteria ketuntasan pembelajaran maupun
penelitian yang telah ditetapkan.
3.3 Pembahasan
Memahami adanya masalah dalam pelaksanaan
pembelajaran awal, peneliti melakukan penelitian
tindakan
kelas
melalui
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaran siklus 1 yang dilaksanapan pada hari Rabu,
4 Maret 2015.
Perbaikan pembelajaran siklus 1 peneliti menerapkan
metode pembelajaran eksperimen dengan jalan siswas
memperhatikan guru melakukan eksperimen tentang Gaya
Mengubah Gerak Benda diharapkan melalui penerapan
strategi pembelajaran tersebut akan meningkatkan
pemahaman materi ajar yang disampaikan.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan mtode
eksperimen mampu menciptakan suasana belajar yang
mendukung terjadinya interaksi secara bebas, tidak ada
tekanan dan paksaan serta langsung, artinya semua siswa
mengamati guru saat melakukan eksperimen.
Berdasarkan pengamatan terhadap perilaku siswa pada
perbaikan pembelajaran siklus 1 telah menunjukkan
peningkatan ke arah perbaikan yang diharapkan. Seperti
disampaikan pada uraian sebelumnya, pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1 menunjukkan adanya
peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa. Pada
perbaikan pembelajaran 1 terjadi perubahan dalam
pembelajaran.
Berdasarkan analisis hasil belajar dalam tes formatif,
peneliti merasa gembira, karena adanya peningkatan, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Namun peneliti
bersama teman sejawat tetap melanjutkan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada perbaikan pembelajaran
siklus 2. Hal ini disebabkan peningkatan aktifitas dan
hasil belajar siswa masih belum mampu memenuhi
kriteria ketuntasan yang diharapkan, karena rata-rata
klasikal baru mencapai 66,3 , masih di bawah nilai
ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 68.
Sementara itu dari sisi ketuntasan pembelajaran, juga
belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan,
dimana hanya 53% atau 17 siswa saja yang mampu
mendapatkan nilai sesuai atau melebihi KKM.
Perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 11 Maret 2015, dengan fokus kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.
Harapan peneliti dari diterapkannya metode eksperimen
adalah untuk melibatkan siswa secara klasikal maupun
kelompok dalam proses belajar, dengan langkah-langkah
sebagai berikut;
a. Guru mempersiapkan perangkat dan media
eksperimen
b. Guru membagi siswa kelas IV dalam beberapa
kelompok.
c. Guru membagikan lembar tugas kepada masingmasing kelompok untuk melakukan eksperimen
sesuai dengan tugas dalam lembar kerja.
d. Mengamati dan membimbing jalannya eksperimen
e. Meminta laporan hasil eksperimen dari masingmasing kelompok
f. Menyimpulkan hasil eksperimen bersama siswa
Secara kelompok maupun klasikal sangat nampak siswa
melakukan aktifitas eksperimen. Siswa nampak merasa
senang dan antusias melaksanakan tugas melalui kegiatan
eksperimen.
Tinjauan pembahasan penelitian tindakan kelas dari sisi
peningkatan capaian hasil belajar siswa ditunjukkan
dengan hasil analisis tes formatif pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran 2 yang menunjukkan hasil yang
memuaskan, bahkan mampu melampaui kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan. Dimana capaian ratarata klasikal mencapai 76, dengan tingkat ketuntasan
78,1%, dari 32 siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan
Tahun Pelajaran 2014/2015, sebanyak 25 siswa mampu
mendapatkan nilai lebih dari 68.
Berdasarkan data capaian hasil belajar di atas, maka
pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui perbaikan
pembelajaran diakhiri pada perbaikan pembelajaran siklus
2. Hal ini disebabkan pada siklus pembelajaran tersebut
telah tercapai ketuntasan pembelajaran yang diharapkan.
4. Simpulan
Dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang telah
dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan
Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun
Pelajaran 2014/2015 dalam pelajaran IPA materi ajar
semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda, dengan
menerapkan metode eksperimen dan pengotimalan
penggunaan alat peraga dapat disimpulkan bahwa:
a. Penggunaan alat peraga melalui metode eksperimen
berperan aktif dalam memotivasi siswa untuk
belajar IPA, khususnya materi tentang Gaya
Mengubah Gerak Benda.
b. Kemampuan, keterampilan, dan kreatifitas guru
dalam menerapkan langkah-langkah pada metode
eksperimen merupakan faktor penting dalam
menentukan keberhasilan dalam pembelajaran IPA,
khususnya dalam materi tentang Gaya Mengubah
Gerak Benda.
c. Latihan menuangkan ide secara diskusi kelompok
dalam penerapan metode eksperimen ini akan
meningkatkan pemahaman siswa dalam melakukan
percobaan. Karena siswa berbicara, bertanya jawab,
menemukan dan mencari dikerjakan dalam
berkelompok.
d. Melibatkan siswa secara berkelompok dan
keaktifannya akan membantu mempermudah siswa
dalam memahami konsep yang diberikan guru.
e. Penerapan metode eksperimen terbukti mampu
meningkatkan capaian hasil belajar siswa dalam
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 175
pembelajaran mata pelajaran IPA materi ajar
semester 2 tentang Gaya Mengubah Gerak Benda
pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Pamotan
Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun
Pelajaran 2014/2015.Dimana malalui penerapan
metode pembelajaran tersebut capaian hasil belajar
siswa mamu melampaui kriteria ketuntasan yang
telah di tetapkan dalam pelajaran IPA yaitu 68. Hal
ini berdasar pada capaian hasil belajar klasikal
pembelajaran awal yang hanya 59,1, meningkat
menjadi 66,3 pada perbaikan pembelajaran siklus 1,
dan meningkat lagi pada perbaikan pembelajaran
siklus 2 menjadi 76. Peningkatan juga terjadi pada
persentase ketuntasan, dimana pada pembelajaran
awal hanya 38% meningkat menjadi 53% pada
perbaikan pembelajaran siklus 1, dan meningkat
lagi pada perbaikan pembelajaran siklus 2 menjadi
78%.
Referensi
Arikunto, S. ( 2007 ), Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta Bumi
Aksoro.
Dahar, W. ( 1996 ), Teori – teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (http;// fip.uny.ac.id) .
Leo, S. ( 2004 ),” Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar”. Jurnal
Pendidikan Dasar. ( 1 ). 49 – 56.
Mikarsa, Hera Lestari; Taufik, Agus; danPrianto, Puji Lestari.
(2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Suciati, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta
:Universitas Terbuka.
Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. (2006). Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sutarto Nono, Drs Drs M. Pd, dkk. ( 2008 ), Materi dan
Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K; Wihardit, Kuswaya; dan Nasoetion, Noehi.
(2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Download