Tinjauan Perilaku Penggunaan Media Sosial Mahasiswa Semester II STABN Sriwijaya Tahun Akademik 2015/2016 2TU Oleh Aditya Dhammajaya [email protected] U2T ABSTRACT The complexitas of this research is about social media of behavior used by semester II academic year 2015/2016 Sriwijaya Government Buddhist College student. The background was the curiosity of researcher for behavioristic in social media used in student environment. The purpose of this research is to informing and describing about student’s behavior in social media, for semester II Sriwijaya Government of Buddhist College in academic year 2015/2016. To reach the research achievement, researcher using cualitative research method with fenomenology approach. The object of the research are Sriwijaya Government Buddhist College student’s in amount of 22 people. The subject of this research is contain of 2 aspect which is using pattern and student’s behavior to use social media Facebook and Blackberry Messenger. Miles and Huberman data analyst used by researcher with data gathered, data reduction, data presented and also make a conclusion. The result’s point of this research some pattern in social media used by student could be known as by duration, goal point, impact to user, and benefits after using it. When using social media by frequently, it will arised new knowledgement, socialization and entertainment accomodating. Those factor basically influencing student’s behavior, and also student’s expectation in interactive with others. It’s all appear in social behavior, working cooperatively, rivalry, sarcasm, sympaty, negative-thinking, speaking roughly, and irresponsivable. Keyword: behavior students, social media, facebook, blackberry messenger Pendahuluan Kemajuan teknologi berkembang sangat pesat, mulai dari media elektronik, transportasi, dan teknologi yang menunjang kinerja masyarakat. Dengan adanya teknologi, mobilitas, dan pekerjaan menjadi semakin mudah. Belajar mandiri melalui tutorial video dan audio dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan kreativitas. Inovasi muncul dengan kreativitas yang telah dikembangkan oleh 1 mayoritas pemuda. Salah satunya adalah bidang Ilmu Pengetahuan Teknologi dan informasi (IPTEK) dengan adanya jaringan interconnected network (internet). Kemudahan penggunaannya dapat membantu masyarakat untuk menemukan halhal baru yang belum pernah mereka ketahui. Jaringan internet juga berpengaruh pada perkembangan sarana komunikasi. Media sosial adalah salah satu contoh sarana komunikasi untuk saling berbagi informasi. Media sosial adalah media online yang berfungsi sebagai sarana berinteraksi antar individu maupun kelompok di dunia maya. Pengguna media sosial mulai bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pengguna internet aktif di seluruh dunia mencapai 3,17 miliar. Pertumbuhan rata-rata pengguna internet per tahun yaitu 7,6 % ( http://wearesocial.com/uk/special-reports/global-statshotU august-2015) . Pengguna handphone semakin U bertambah seiring dengan penambahan fitur yang semakin modern dan baru. Dahulu penggunaan handphone hanya sebagai sarana komunikasi suara maupun tulis Short Message Service (SMS). Dalam era modern penggunaan teknologi harus dibatasi terutama pada anak-anak. Penggunaan teknologi dapat menimbulkan kecanduan bagi penggunanya. Kecanduan pada teknologi dapat mengakibatkan dampak negatif. Dampak negatif penggunaan handphone canggih yaitu pengguna menjadi semakin konsumtif dalam kebutuhan paket internet. Survey yang dilakukan Ericsson melalui ConsumerLab yang memprediksi bahwa 5 tahun kedepan teknologi akan semakin canggih dan dunia maya akan menjadi gaya hidup masyarakat. Kemajuan teknologi tersebut akan mengakibatkan perubahan moralitas dan nilai-nilai luhur budaya yang hilang. Perilaku konsumtif 2 akan memunculkan tindakan kriminal seperti perampokan, penipuan online, jual beli konten porno dan penyebaran informasi tentang isu atau fitnah ( http://autotekno.sindonews.com/read/1068200/183/pengguna-smartphone-5U tahun-mendatang-akan-beralih-1449671805 ). U Facebook sebagai salah satu wadah untuk berbagi informasi berperan penting dalam perkembangan media sosial. Facebook selalu melakukan inovasi dengan memperbarui fasilitas untuk menambah kenyamanan pengguna (user). Penggunaan yang bersahabat mempermudah pengguna baru untuk mengeksplorasi fitur facebook. Selain berbagi informasi, pengguna dapat menambahkan teman yang dikenal maupun yang tidak. Fitur chatting dengan teman juga tersedia untuk menjalin kedekatan komunikasi antar pengguna. Media sosial juga dapat dimanfaatkan secara negatif oleh para pelaku tindak kejahatan. Tindak kejahatan yang menimpa salah satu siswi SMP yang diculik oleh teman facebook. Pelaku adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi Yogyakarta. Perilaku mahasiswa tersebut menggambarkan bahwa adanya penyalahgunaan media sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan kriminal ( http://metro.sindonews.com/read/827343/31 /siswi-smp-diculik-teman-facebookU 1389877378 ). U Dalam menanggapi segala penyimpangan perilaku yang diduga akibat dari media sosial maka pemerintah Indonesia membuat peraturan yang mengatur tentang penggunaan teknologi informasi. Perundang-undangan ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) adalah salah satu cara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mengatur dan mengantisipasi penyalahgunaan media sosial. 3 Undang-Undang ITE merupakan ketentuan hukum yang berlaku untuk setiap warga Negara Indonesia dalam mengatur penggunaan media online dan meminimalisir penyalahgunaan media. Undang-Undang ini berlaku di seluruh wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia. Indonesia telah melakukan pembatasan melalui peraturan tersebut untuk mencegah penyalahgunaan teknologi, tetapi masih banyak kekurangan. Mulai dari pembatasan situs internet yang memiliki infomasi pornografi dan penyebaran isu agama yang mempengaruhi perilaku dan pola pikir masyarakat. Mahasiswa sebagai individu yang terpelajar banyak melakukan posting status ataupun informasi di media sosial. Setiap kegiatan ataupun posting media sosial merupakan hasil pemikiran dari setiap individu. Media sosial merupakan sebuah perantara yang memiliki sifat netral. Positif dan negatif pada media sosial tergantung pada pengguna media itu sendiri. Kenyataannya mahasiswa menghabiskan waktu di depan komputer hanya untuk melihat media sosial dan bermain game. Hiburan media sosial dapat mengakibatkan kurangnya konsentrasi. Ketergantungan terhadap teknologi dan media sosial dapat meningkatkan kemalasan mahasiswa untuk belajar. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten (STABN Sriwijaya) mayoritas memiliki akun dibeberapa media sosial seperti facebook. Dalam lingkup kampus, facebook digunakan sebagai sarana penyebaran informasi dan komunikasi. Kegiatan pemberian ilmu agama oleh 4 mahasiswa dilakukan dengan melakukan sharing blog dan artikel Buddhis. Banyak grup diskusi agama Buddha yang mayoritas anggotanya adalah mahasiswa ataupun alumni perguruan tinggi. Secara umum banyak mahasiswa yang memanfaatkan jaringan internet untuk membuka media sosial. Sebagian mahasiswa juga memiliki akun palsu dalam media sosial. Perilaku yang dilakukan di dunia nyata terkadang berbeda dengan yang terlihat di dalam dunia maya. Perilaku destruktif mahasiswa mengakibatkan penggunaan media menjadi menyimpang. Berdasarkan penjabaran yang telah dilakukan penulis di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang perilaku penggunaan media sosial mahasiswa semester II STABN Sriwijaya angkatan 2015. Peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku penggunaan media sosial mahasiswa semester II STABN Sriwijaya tahun akademik 2015/2016? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perilaku penggunaan media sosial mahasiswa semester II STABN Sriwijaya tahun akademik 2015/2016. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kualitas waktu mahasiswa agar menggunakan media sosial dengan bijaksana. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa Buddhis adalah generasi yang menjadi harapan bagi umat Buddha untuk meneruskan agama Buddha menuju perkembangan yang lebih baik. Konsep Teoretis 1. Media Media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, radio, spanduk, televisi, pamphlet dan internet. Bahasa Latin menyebutkan media atau medium 5 (antara), merupakan sebuah istilah yang merujuk pada segala sesuatu yang membawa informasi antara penyampai pesan dengan penerima pesan. Dalam pembelajaran, media digunakan sebagai sarana penghubung antara ilmu pengetahuan dengan peserta didik menggunakan format media audio, visual, dan audio visual (multimedia) (Smaldino, dkk., 2011: 7). Media menjadi sarana komunikasi yang penting dalam interakasi antar pribadi. Saylin Wen (dalam Bungin, 2011: 116-117) menjabarkan bahwa media dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu: suara, grafis, teks, musik, animasi, dan video. Menurut Boyd dan Ellison (dalam Mahendra, 2014: 11) situs jejaring sosial adalah layanan berbasis web yang memungkinkan user membuat profil dan kiriman umum, semi-umum, ataupun pribadi dalam suatu sistem terbatas yang memungkinkan untuk berbagi, melihat, menyukai, mengomentari, dan mengikuti user lain dalam satu sistem yang sama. Generasi baru disebut sebagai generasi digital internet membuat Facebook merupakan salah satu situs media sosial terbesar yang didirikan pada 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg, yang pada awalnya hanya digunakan sebagai media komunikasi antar mahasiswa alumni Harvard dan alumni Ardsley High School. Situs ini didirikan oleh Mark bersama teman-temannya yaitu Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Blackberry Messenger (BBM) memilili sejarah panjang dalam membentuk sejarah baru perkembangan instant Messaging. BBM pada awalnya diprakarsai oleh seorang mahasiswa Drop Out (DO) yang 6 mengabdikan diri untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang teknologi di perusahaan Research In Motion (RIM). Mike Lazaridis adalah pemrakarsa teknologi pesan instan bersama dengan Operating system (OS) handphone Blackberry pada tahun 2009. perilaku dan norma yang berbeda. Media internet erat hubungannya dengan media sosial yang mendukung interaksi antar individu melalui media digital. Terdapat delapan norma ini diuji melalui survei nGenera kepada 6.000 generasi internet di seluruh dunia, yaitu kebebasan, kostumisasi, penyelidikan, integritas, kolaborasi, hiburan, kecepatan, dan inovasi (Tapscott, 2013: 104). Noma tersebut juga terdapat dalam pemerintahan Indonesia. Di Indonesia norma penggunaan media internet terdapat pada undang-undang, yaitu berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) pasal 27 sampai pasal 37 no 11 Tahun 2008. Di ceritakan pada zaman Buddha terdapat seorang ratu yang cantik yang merupakan istri ketiga Raja Bimbisāra. Raja Bimbisāra mulai membujuk Ratu Khemā untuk datang ke Veluvana. Saat Ratu Khemā mengunjungi Wihara Veluvana, Khemā tidak sengaja melihat Buddha di suatu ruangan dengan seorang gadis yang sangat cantik. Saat Khemā kagum melihat wanita cantik tersebut, secara perlahan wanita tersebut menjadi tua dan mati. Saat itu Khemā sadar bahwa kecantikan bukanlah sumber kebahagiaan (A. VI, 49). Berdasarkan cerita di atas Buddha mengajarkan bahwa media visual merupakan media yang sangat kuat untuk mengubah perilaku atau pola pikir 7 seseorang. Seorang yang sombong dapat berubah setelah membuktikan atau melihat sendiri (Ehipassiko) akibat dari perilaku sombong. 2. Perilaku Perilaku sendiri secara umum dikenal sebagai perbuatan dan dalam istilah penelitian perilaku disebut sebagai behavior. Terdapat dua tipe perilaku yang ditunjukkan dalam setiap individu yaitu perilaku terbuka (overt) dan perilaku tertutup (invert) (Sarwono, 2012: 8). Jika perilaku adalah perbuatan dan sosial adalah hubungan antar manusia, maka secara umum perilaku sosial adalah perbuatan atau moralitas saat berhubungan dengan manusia lain. Perilaku sosial merupakan hasil dari proses pembelajaran yang berdasarkan pada sistem stimulus dan respons (Hanurawan 2010: 7). Perilaku sosial merupakan perilaku yang terbentuk dan berubah mulai dari masa bayi sampai lanjut usia masih mengalami perilaku sosial. Perilaku yang dimiliki seseorang memiliki bentuk atau pola yang bermacam-macam, yaitu kerjasama, persaingan, mengejek, simpati, negativisme, agresi, pertengkaran, egosentris, dan penguasa (Yusuf, 2011: 124-125). Peraturan moralitas kecil diatas merupakan aturan masyarakat sehari-hari (Nature of Morality). Perilaku dasar tersebut dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari yang secara umum disebut dengan Pancasilā Buddhis (lima aturan moralitas dasar umat Buddha). Tujuan umat Buddha melaksanakan silā adalah untuk mencapai kebahagiaan. Silā merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, yang meliputi semua perilaku, moralitas, dan etika (Surya, 2009: 3). Silā merupakan kata sifat, misalnya Susilā (perilaku baik), Dussilā (perilaku 8 buruk), Adanasilā (perilaku kikir), Parisudhasilā (watak luhur), dan Bhananasilā (Perilaku banyak bicara). Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Objek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa semester II STABN Sriwijaya tahun akademik 2015/2016 yang berjumlah 22 mahasiswa. Adapun subjek penelitian meliputi dua aspek yaitu mengenai pola perilaku mahasiswa dalam lingkungan STABN Sriwijaya dan bentuk perilaku mahasiswa dalam menggunakan media sosial. Pembahasan Dalam penggunaan media sosial terdapat beberapa kecenderungan pada mahasiswa semester II. Mahasiswa aktif di media sosial dapat dilihat dari aktifitas penggunaan smartphone, kapanpun dimanapun. Segala hal yang dilakukan maupun dipikirkan mahasiswa tersebut cenderung lebih sering di-posting atau diperlihatkan kepada publik. Sebagian kecil mahasiswa ada yang memiliki tingkat kecenderungan penggunaan media sosial rendah, bukan berarti tidak pernah menggunakan media sosial. Mahasiswa tersebut hanya menggunakan media sosial sekadar untuk berkomunikasi dan tidak terlalu bergantung pada sosialitas di media sosial tersebut. Media sosial hanya digunakan semestinya, tidak ketagihan dan tidak memiliki kecenderungan untuk mengabaikan komunikasi dengan teman. Bentuk perilaku mahasiswa lebih dominan kepada bentuk perilaku sosial. Dalam penggunaan media sosial ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku 9 mahasiswa dalam menggunakan media sosial, yaitu konsumtif, konsentrasi, kesadaran pengguna, perhatian pengguna, pengendalian diri pengguna, dan moralitas pengguna. Dari faktor tersebut dapat terbentuk sebuah perilaku sosial, seperti kerjasama, persaingan, menyindir, berpikir negatif, berkata kasar, simpati, dan tak acuh. Penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa STABN Sriwijaya dapat dirangkum bahwa media sosial digunakan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru, bersosialisasi, dan hiburan. Pola penggunaan pada mahasiswa tersebut dapat dilihat dari: a. Rata-rata waktu mahasiswa dalam menggunakan media sosial Dinyatakan penggunaan media sosial pada mahasiswa semester II STAB Negeri Sriwijaya tahun akademik 2015/2016 yaitu sangat sering. Karena mahasiswa sangat sering terlihat menggunakan media sosial saat berkumpul dengan teman, sering merubah foto profil serta status, dan menggunakan media sosial disaat jam pelajaran berlangsung. Dengan mayoritas perilaku yang memiliki intensitas tinggi, dengan demikian pernggunaan media sosial akan sangat sering dilakukan seperti, melihat kabar teman, melihat informasi puja bakti di vihara Siripada, membagikan informasi baksos atau donor darah, dan membagikan informasi tentang pindapatta. Mahasiswa dan mahasiswi setiap bangun tidur hal yang pertama dicari adalah smartphone dan membuka facebook dan blackberry messenger untuk mengetahui informasi maupun membagikan status tentang dirinya. 10 b. Tujuan penggunaan media sosial Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa objek penelitian, menyebutkan bahwa awal penggunaan media sosial berbeda-beda. Pertama kali penggunaan media sosial oleh mahasiswa semester II STAB Negeri Sriwijaya tahun akademik 2015/2016 dimulai sejak SMP dan SMA. Sejak saat itu awal menggunakan facebook hanya digunakan untuk iseng-iseng atau mengikuti perkembangan tren. Dari waktu ke waktu penggunaan media sosial menjadi sebuah keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena informasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan media sosial. Tujuan mahasiswa membuka media sosial juga bervariasi antar mahasiswa. Peneliti membagi menjadi empat kelompok besar dari tujuan penggunaan media sosial tersebut, yaitu: informasi, sosialisasi, mengisi waktu luang, dan sebagai sumber mencari hiburan. c. Dampak penggunaan media sosial Dampak yang muncul dalam menggunakan media sosial yaitu memiliki dua macam, positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu mengetahui kabar, mendapatkan pengumuman kegiatan dan menambah pengalaman. Dampak positifnya yaitu boros, lupa waktu, komentar negatif, merugikan diri sendiri, ketergantungan, hoax, salah paham, emosional, berjudi, kata kasar, dan pornografi. d. Manfaat penggunaan media sosial Manfaat yang diperoleh setelah menggunakan media sosial yaitu memperoleh pengalaman, mendapat informasi, dapat mendekatkan diri dengan 11 teman yang jauh, dan dapat terhibur. Hal janggal yang ditemukan di lapangan yaitu ada mahasiswa yang mengatakan tidak mendapatkan manfaat dengan menggunakan media sosial. Selanjutnya dapat dilihat dari bentuk perilaku dalam menggunakan media sosial, mahasiswa menerapkan perilaku sosial seperti kerjasama, persaingan, menyindir, simpati, berpikir negatif, berkata kasar, dan tak acuh. Berikut rangkuman yang menyatakan bentuk perilaku mahasiswa tersebut, yaitu: a. Faktor yang mempengaruhi perilaku bermedia sosial Mahasiswa semester II STAB Negeri Sriwijaya tahun akademik 2015/2016 mayoritas belum pernah membaca peraturan pemerintah yang mengatur tentang penggunaan teknologi informasi. Singkatnya UU ITE merupakan UU tentang plagiat dan etika tingkah laku penggunaan media sosial. Selanjutnya untuk lebih memahami tentang UU ITE peneliti melampirkan dokumen lengkap tentang UU Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Perilaku yang seharusnya dilakukan dan perilaku yang tidak boleh dilakukan dalam menggunakan media sosial di Indonesia terdapat di UU ITE tersebut. padahal UU ITE tersebut merupakan pedoman penting mahasiswa dalam menggunakan media sosial. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku, yaitu perilaku konsumtif (materi dan non materi), konsentrasi, kesadaran pengguna, perhatian pengguna, pengendalian diri pengguna, dan moralitas pengguna. 12 b. Perilaku sosial dalam penggunaan media sosial Tingkah laku mahasiswa dan mahasiswi dalam kehidupan sehari-hari dengan kehidupan di dalam dunia maya memiliki perbedaan, tetapi memiliki bentuk perilaku yang hampir sama. Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi maka diperoleh bentuk perilaku sosial mahasiswa dan mahasiswi dalam menggunakan media sosial. Perilaku sosial yang diterapkan mahasiswa memiliki tujuh jenis perilaku dalam penggunaan media sosial, yaitu kerjasama, persaingan, menyindir, simpati, berpikir negatif, berkata kasar, dan tak acuh. c. Perilaku lingkungan sosial atau media sosial Mayoritas mahasiswa menyatakan lebih memilih untuk menjalani perilaku dalam kehidupan sosial langsung, dengan alasan lebih nyata. Sedang sebagian lainnya lebih memilih untuk menyeimbangkan interaksi dalam lingkungan sosial dan media sosial. Sebagian kecil lainnya lebih memilih untuk melakukan interaksi dengan menggunakan media sosial, dengan alasan malu untuk berbicara secara langsung. Penutup Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penggunaan mahasiswa dapat diketahui melalui rata-rata waktu penggunaan, tujuan mahasiswa dalam menggunakan, dampak saat menggunakan, dan manfaat setelah menggunakan media sosial. Dengan sangat seringnya penggunaan media sosial, maka pengetahuan baru, sosialisasi, dan hiburan dapat diakomodir. Bentuk perilaku mahasiswa dapat diketahui dari faktor yang mempengaruhi, perilaku sosial, dan harapan mahasiswa dalam berinteraksi. Bentuk perilaku yang ditunjukkan dalam 13 penggunaan media sosial pada mahasiswa adalah perilaku sosial, kerjasama, persaingan, menyindir, simpati, berpikir negatif, berkata kasar, dan tak acuh. Bagi pengguna media sosial dan mahasiswa khususnya, agar lebih bijak dan mengurangi waktu penggunaan media sosial pada saat jam perkuliahan berlangsung. Bagi masyarakat, diharapkan adanya kontrol dari orang tua dalam memonitor aktivitas anak, agar berada dalam jalur kewajaran penggunaan dan efektivitas pembelajaran terutama hal-hal yang bersifat kekerasan serta pornografi. 14 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Upaya Kausalya. http://www.fodian.net/world/Indonesian/BabII.htm (diakses 3 Maret 2016). U U Blackberry.com. Legal. http://id.blackberry.com/legal.html (diakses 18 Maret 2016) U U Bodhi. 2015. Khotbah-khotbah Numerikal Sang Buddha: Aṅguttara Nikāya Jilid II. (diterjemahkan. Indra Anggara. The Numerical Discourse of the Buddha: Aṅguttara Nikāya). Jakarta: DhammaCitta Press. Bungin, Burhan. 2011. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group. Daudantonius dan Tim PsikologID. 2014. I Know You. Jakarta: Loveable. David Mahendra. 2014. Media Jejaring Sosial Dalam Dimensi Self Disclosure. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Yoyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Davids, R. 2002. Dialogues of the Buddha Part I. Oxford: The Pali Text Society. Deni Darmawan. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fattah Hanurawan. 2010. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo. Gunawan. 2014. Pengaruh Minat Belajar Mata Kuliah Metodologi Penelitian Terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten Semester VIII Tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi tidak diterbitkan. Tangerang: Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. Hinüber, V and Norman. 2003. Dhammapada. Oxford: Pali Text Society Iik Novianto. 2012. Perilaku penggunaan Internet Di Kalangan Mahasiswa. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga 3T 0T3T Imam Suprayogo dan Tobroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 15 Jalaluddin Rakhmat. 2012. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Janakabhivamsa. 2005. Abhidhamma Sehari-hari. Jakarta: Yayasan Karaniya. Kemp, S. 2015. Global Statshot: August 2015. http://wearesocial.com/uk/specialreports/global-statshot-august-2015 (diakses pada 2 januari 2015). 2TU U2T Kusaladhamma. 2009. Kronologi Hidup Buddha (diterjemahkan: Hendra Widjaja, Illustrated Chronicle of the Buddha). Jakarta: Ehipassiko Foundation. Mendis, N.K.G. 2006. The Abhidahmma in practice. http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/mendis/wheel322.html (diakses 3 Februari 2016) 2TU U2T Miles, B. M., Huberman, A. M., Saldana, J. 2013. Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. New York: Sage Publications. Ñānamoli dan Bodhi. 2001. The Middle Length Discourse of the Buddha: a new translation of Majjhima Nikāya. Canada: Wisdom Publications. Rafita Sri Rejeki. 2010. Perilaku Mahasiswa Dalam Memanfaatkan Facebook Sebagai Media Pemasaran. Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret. Ronald Satya Surya. 2009. 5 Aturan Moralitas Buddhis, Pengertian, Penjelasan, dan Penerapan. Yogyakarta: Insight Vidyasena Production. Sarlito Wirawan Sarwono. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Grafindo Persada. Sarlito Wirawan Sarwono. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Severin, W. J. dan Tankard, J. W. 2011. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (diterjemahkan sugeng Hariyanto. Communication Theories: Origins, Methods, and Uses in the Mass Media). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Smaldino, S. E., Lowther, D. L., Mims, C., dkk. Instructiononal Technology & Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar (diterjemahkan Triwibowo B.S.). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 3T 3T Suhartoyo Pusaka Jati dan Suyanto. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi: Buku Pegangan untuk Mahasiswa dan Dosen. Tangerang: Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. Suryo Guritno dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of It Reseaech: Metodologi Penelitian Teknologi. Yogyakarta: Andi. 16 Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset. Syamsu Yusuf. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tapscott, Don. 2013. Grown Up Digital yang Muda yang Mengubah Dunia (diterjemahkan: tim Kompas Gramedia. Grown Up Digital: How the Net Generation Is Changing Your World). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Taylor, C. A. 2003. Paṭisambhidāmagga vols.I,II. Oxford: The Pali Text Society. Ṭhānissaro. 2012. Sayap-Sayap Menuju Kebangunan Bodhipakkhiya Dhamma jilid 1 (diterjemahkan: Hansen Wijaya, Jimmy Halim, Laura Perdana, dkk. Wings To Awakening-An Anthology From The Pali Canon). Jakarta: Vijjākumāra. Tubagus Wahyudi. 2013. The Secret of Public Speaking: Era Konseptual. Jakarta: BBC, p.u.b.l.i.s.h.e.r. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) nomor 11 tahun 2008. (pdf) http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU1108.pdf (diakses 29 Januari 2016). 2TU U2T1T Vijjānanda, Handaka. 2012. Mahāsāvaka. Jakarta: Ehipassiko Foundation. Wahyu Aditya. 2014. Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. Walshe, M. 2009. Kotbah-kotbah Panjang Sang Buddha: Dīgha Nikāya. (diterjemahkan. Team Giri Mangala Publication dan Team DhammaCitta Press. The Long Discourses of the Buddha: Dīgha Nikāya). Jakarta: DhammaCitta Press. Wen, Sayling. 2003. Masa Depan Media (diterjemahkan: Drs. Arvin Saputra. Future of the Media). Batam: Lucky Publishers. Woodward. 2003. The Book of the Gradual Sayings (Aṅguttara-Nikāya) or MoreNumbered Suttas Vol. V (The Book of The Tens and Elevens). Oxford: The Pali Text Society. 17