peranan sahabat sejati (kalyanamitta) untuk

advertisement
PERANAN SAHABAT SEJATI (KALYANAMITTA) UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA BUDDHIS
ARTIKEL
Oleh:
KASIHANTO TRI WIDODO
NIM: 0250108010241
Disusun dan Diajukan sebagai Tugas Akhir
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Buddha (S. Pd. B)
Jurusan Dharmacarya
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA
TANGERANG BANTEN
2012
ABSTRACT
Tri Widodo, Kasihanto. 2012. The Role of a True Friend (Kalyanamitta) to Improve
Student Interests Buddhist. Dharmacarya majors. High School State
Buddhist Sriwijaya Tangerang Banten. Supervisor I Wowor Cornelis, M.
A., and Supervisor II Setia Darma, SH., M. M.
Keywords: true friendship (kalyanamitta), Buddhist student interest.
Issues raised in this study is a way to increase students' interest in learning
Buddhist. This is due to not having a true friend (kalyanamitta). If someone has a moral
education and understanding of the teachings of his religion, then a person will have a
true friendship (kalyanamitta). To foster interest in learning, can be done by finding a
true friend (kalyanamitta).
The purpose of this study was to determine and describe efforts to increase
interest in learning through true friendship. In other words, this study aims to find
solutions that can increase interest in learning. To achieve the research objectives above,
the writer used descriptive qualitative literature review with a disciplined approach true
friends in which there are benefits of having a true friend in accordance with the
teachings of Buddhism as the foundation or basis of science. Given the data analyzed in
the form of text and are qualitative, the authors use data analysis content analysis.
Results of this study indicate that the role of a true friend (kalyanamitta) to
increase students' interest in learning Buddhist. Interest can be fostered through the role
of a true friend as a way to teach things that are yet unknown friends, teach your friends
who have not understood the lessons and peer tutors. Based on these results the authors
concluded that a true friend (kalyanamitta) is an important factor in increasing student
interest Buddhists. Finally, the author recommends that provide an understanding and
explanation of interest in learning that is influenced by true friends (kalyanamitta) the
effect on increasing student achievement.
I.
PENDAHULUAN
Kemampuan belajar yang dimilki manusia merupakan bekal yang sangat pokok
untuk perkembangan pendidikan. Untuk itu, kemapuan belajar siswa hendaknya di asah
secara terus menurus guna mengalami peningkatan. Presatasi belajar yang baik
merupakan impian dari setiap siswa yang bersekolah. Siswa berlomba-lomba untuk
mendapatkan dan mempertahankan prestasi belajar yang diperoleh. Ketetapan nilai
standar kelulusan Ujian Nasional dijadikan motivasi siswa dalam memperoleh hasil
nilai yang maksimal. Para siswa akan belajar yang giat dan tekun supaya dapat
menjawab pertanyan-pertanyaan pada saat ujian. Selain itu siswa mengikuti mata
pelajaran tambahan baik yang diadakan di sekolah atau luar sekolah untuk meningkat
hasil prestasi siswa sehingga minat belajar siswa mengalami peningkatan.
Dalam lingkungan pendidikan baik di sekolah menengah maupun pada perguruan
tinggi, keberhasilan peserta didik dapat maju dan berhasil. Salah satu penyebab atau
pendorong prestasi belajar adalah dengan mempunyai sahabat yang baik (kalyanamitta).
Sahabat berperan penting dalam mempengaruhi minat belajar. Untuk itu siswa
hendaknya memilih sahabat yang baik. Sahabat yang baik akan memotivasi siswa untuk
tetap semangat belajar supaya prestasi belajar siswa tetap stabil. Semua individu
menginginkan sahabat sejati yang dapat membantu dalam segala hal. Untuk itu siswa
menjalin hubungan persahabatan dengan antarsiswa disekolah. Namun, pada
kenyataannya siswa yang tidak mengerti arti sahabat akan terjerumus dalam pergaulan
yang salah sehingga menyebabkan menurunya minat belajar siswa Buddhis.
Seperti kasus yang dilaporkan pada tanggal 11 Juni 2009, minat belajar siswa
dalam hal membaca buku mengalami penurunan disebabkan teman sebayanya yang
selalu
mengajak
bermain,
kurang
bacaan
buku,
dan
acara
televisi
(http://nasional.kompas.com/
read/2009/06/11/00042511/Taufiq.Ismail.Minta.Tumbuhkan.Minat.Baca..quot.Sejam.qu
ot..Sehari, diakses pada tanggal 18 Juli 2012 pukul 21:45). Berdasarkan contoh kasus
diatas dpat dianalisis bahwa yang mempengaruhi minat belajar siswa salah satunya
adalah teman sebaya. Untuk itu, siswa diharapkan untuk lebih memilih sahabat baik
dalam menjalin persahabat dan dapat meningkatkan minat belajar. Melihat contoh kasus
di atas, tidak mengerti arti sahabat yang menyebabkan menurunnya minat belajar
merupakan masalah serius yang dihadapi siswa Buddhis yang harus diselesaikan.
Sahabat baik (Kalyanamitta) merupakan salah satu cara dalam meningkatkan minat
belajar siswa Buddhis. Jika siswa telah mengerti arti sahabat maka akan mempermudah
dalam memperoleh sahabat baik (Kalyanamitta) sehingga minat belajar siswa Buddhis
dapat dipertahankan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong melakukan penelitian dengan judul
“Peranan Sahabat Baik (Kalyanamitta) untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Buddhis”. Adapun alasan pokok penulis mengankat permasalahn tersebut adalah: (1)
Permasalahan menurunya minat belajar yang dihadapi siswa Buddhis saat ini cukup
serius, (2) Kurangnya mengerti arti sahabat yang baik siswa Buddhis sehingga dapat
menyebabkan menurunya minat belajar, (3) Dalam agama Buddha terdapat nilai-nilai
yang dipandang sangat efektif untuk memperoleh sahabat sejati untuk meningkatkan
minat bejar namun belum diberdayakan secara optimal.
Manfaat umum yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk menemukan
cara memperoleh sahabat yang baik, meningkatkan minat belajar siswa Buddhis, dan
mengerti arti sahabat yang sesungguhnya. Dengan demikian nilai mata pelajaran siswa
mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini dimaksudkan agar memberikan kontribusi
pemecahan masalah, yaitu mengerti arti sahabat sehingga akan mempermudah dalam
memperoleh sahabat yang baik sehingga hasil nilai mata pelajar yang diujikan akan
mendapatkan nilai yang optimal. Dengan demikian minat belajar siswa Buddhis akan
mengalami peningkatan.
II. PEMBAHASAN
A. MINAT BELAJAR
Pengertian minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1027) adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan. Menurut Joko
Sudarsini (2003:8) “minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya
terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilai kegiatan
tersebut.” Definisi secara sederhana lainnya diberikan oleh Muhibbin Syah
(2008:136) yang mendefinisikan bahwa “minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau kenginan yang besar terhadap sesuatu.”
Minat belajar siswa dapat diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang yang
berbeda. Super dan Krites (Dewi Suhartini, 2001:25) mengklasifikasikan minat
menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat: yaitu (1)
Expresssed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan
menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas, (2) Manifest interest,
keikutsertaan individu pada kegiatan tertentu, (3) Tested interest, tes pengetahuan
atau keterampilan dalam suatu kegiatan. (4) Inventoried interest, daftar aktivitas
dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
Kemudian, Muhammad Surya (2007:122) menggolongkan minat berdasarkan
alasan timbulnya, yaitu minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya
pengaruh dari luar, minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya
pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru, minat yang timbul dari dalam diri siswa
secara paksa atau dihapuskan. Krapp, et. al (dalam Dewi Suhartini, 2001:23)
mengkategorikan minat menjadi tiga, yaitu: minat personal, minat situasional, dan
minat psikologikal. Minat personal merupakan minat yang bersifat permanen dan
relatif stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat ini
biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari rangsangan
eksternal.
Minat situasional yaitu minat yang bersifat tidak permanen dan relatif bergantiganti, tergantung rangsangan dari eksternal. Rangsangan tersebut dapat berupa
metode mengajar guru, penggunaan sumber belajar, media yang menarik, suasana
kelas, serta dorongan keluarga. Jenis minat psikologikal erat kaitannya dengan
adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terusmenerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup
tentang suatu mata pelajaran, dan memiliki kesempatan untuk mendalaminya dalam
aktivitas yang terstruktur di kelas atau luar kelas maka dapat dinyatakan bahwa
siswa memiliki minat psikologikal.
Pentingnya minat kaitannya dengan studi ditegaskan oleh The Liang Gie
(2002:28) sebagai berikut: (a) minat dapat melahirkan perhatian yang lebih
terhadap sesuatu, (b) memudahkan siswa yang berkonsentrasi dalam belajar, (c)
mencegah adanya gangguan perhatian dari luar, (d) memperkuat melekatnya bahan
pelajaran dalam ingatan, dan (e) memperkecil timbulnya rasa bosan dalam proses
belajar. Upaya meningkatkan minat belajar siswa yaitu siswa harus menetapkan
keinginan dan tujuan belajarnya, membangun sifat yang positif, berlaku jujur,
mempraktikkan kewajiban, dan menghindari rasa takut, mencari informasi dari
berbagai sumber, menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif,
menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar, dan berkonsentrasi
dalam mengikuti kegiatan belajar. Raber dalam Muhibbin Syah (1995:136)
menjelaskan, faktor yang dapat mempengaruhi minat juga dapat berupa perhatian,
kemauan, dan kebutuhan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan minat belajar seorang siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam (internal) dan luar diri siswa
(eksternal). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa
seperti keadaan jasmani, psikologis siswa, dan faktor kelelahan. Faktor eksternal
merupakan segala sesuatu yang berasal dari lingkungan tempat dimana siswa
berinteraksi seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
B. PERSAHABATAN SEJATI (KALYANAMITTA)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud sahabat adalah kawan
karib, teman dan handai, sedangkan persahabatan adalah persaudaraan,
perhubungan selaku sahabat (Tim Penyusun, 1997: 860). Persahabatan sejati dapat
diartikan sebagai jalinan atau hubungan antar sahabat, yang selalu bersedia
menolong, membantu baik pada saat bahagia, dan disaat menderita serta berbuat
yang terbaik untuk sahabatnya. Sedangkan sahabat sejati dapat diartikan sebagai
sahabat yang mengetahui keadaan sahabatnya sendiri baik di waktu senang dan
sedih, tempat mencurahkan segala pemikiran, tempat untuk berdiskusi, berbagi hal,
bertukar pikiran, pendapat. Sahabat rela melakukan apa saja demi kepentingannya
di atas kepentingan diri sendiri, mengingatkan apabila melakukan hal-hal yang
tidak baik, dan sahabat yang dapat dipercaya.
Dalam Kitab Suci Digha Nikaya bagian Sigalovada Sutta terdapat empat ciriciri dari teman sejati yaitu seorang teman yang mampu membantu dalam berbagai
cara, seorang teman yang mempunyai rasa simpatik baik di dalam suka maupun di
dalam duka, seorang teman yang memperkenalkan hal-hal yang berguna bagi
sahabatnya serta seorang teman yang memiliki perasaan persahabatan (Walshe,
2009: 489). Berdasarkan kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa sahabat
sejati adalah teman yang mau membantu, mempunyai rasa simpati, tidak mungkin
memberikan hal-hal yang tidak berguna, dan menjerumuskan ke hal-hal yang
buruk. apabila seseorang mempunyai sahabat sejati dengan ciri-ciri seperti yang
telah dijelaskan di atas, maka akan membawa kemajuan dan kebahagiaan dalam
hidupnya.
Kemudian (Walshe, 2009: 489) menjelaskan bahwa ada empat macam manusia
yang harus dipandang sebagai sahabat sejati, yaitu sahabat yang suka menolong,
sahabat di waktu senang dan susah, sahabat yang suka memberi nasihat baik, dan
sahabat yang selalu memperhatikan keadaanmu. Sahabat sejati hendaknya
melenyapkan rasa egoisme dan kepentingan pribadi, serta mengembangkan rasa
kepedulian untuk membantu, menolong, melayani semua makhluk untuk dapat
mencapai kehidupan yang harmonis.
Menurut Tejanando (2006: 60) terdapat empat Dhamma yang menunjang
persahabatan, yaitu: (1) dana, (2) piyavaca, ucapan yang menyenangkan dan enak
didengar oleh orang lain, penuh ketulusan, kelembutan, penuh cinta kasih, dan
tanpa membuat perasaan lawan bicara merasa tersinggung, (3) atthacariya,
melakukan perbuatan yang bermanfaat untuk orang lain. Menjalin hubungan
persahabatan hendaknya selalu mendahulukan sikap tolong menolong, tidak
membedakan golongan maupun agama yang dianut oleh seseorang,
(4)
samanattata, ketenangan batin, menjaga agar tidak sombong atau tinggi hati,
menanamkan sikap rendah hati, sehingga keharmonisan dalam kebersamaan akan
tetap terjaga.
Dalam Angutara Nikaya II, VII: 35, terdapat tujuh faktor kebajikan sahabat
sejati (Kalyanamitta) yaitu memberikan yang sulit diberikan; dia melakukan apa
yang sulit dilakukan; dia dengan sabar menanggung apa yang sulit ditanggung; dia
memberitahukan rahasianya sendiri; dia menjaga rahasia orang lain; dia tidak
meninggalkan orang lain di dalam kemalangan; dia tidak menghina seseorang
dalam kemalangannya (Nyanaponika, 2002: 443).
Kemajuan teknologi dapat membantu mencari teman. Menjalin persahabatan
tidak harus berjumpa atau bertemu secara fisik. Pada saat ini dunia maya (internet)
dapat dijadikan sebagai sarana menjalin sebuah persabahatan, baik jarak dekat
maupun jarak jauh. Multimedia dapat dijadikan sebagai mediasi dalam sebuah
persahabatan, misalnya melalui jejaring sosial (facebook), twitter, memiliki blog, email, websitedan hp3G. Sarana-sarana di atas dapat mempermudah seseorang untuk
memperoleh sahabat atau pertemanan baik langsung maupun tidak langsung.
Seorang sahabat dapat diperoleh melalui interksi sosial yaitu dengan bergaul.
Apabila seseorang dapat bergaul dengan baik, maka akan lebih mudah
mendapatkan sahabat yang diinginkan. Dalam lingkungan masyarakat, seseorang
dapat berinteraksi dengan orang lain, seperti berkumpul, berkomunikasi, bercakapcakap, dan bergabung dalam bentuk sebuah kelompok. Dalam menjalin hubungan
sahabat hendaknya tidak memandang fisik, agama, suku, ras, dan pekerjaan. Dalam
mencari seorang sahabat harus mengetahui karakter, berani membuka diri terhadap
orang lain, mampu mengenali suasana, dan beradaptasi, serta mau berkenalan
dengan orang lain. Hal ini akan mempermudah seseorang untuk mencari sahabat.
Persahabatan sejati akan meningkat jika dalam diri seseorang memiliki
pemahaman yang benar tentang peranan enam faktor penunjang keharmonisan
Saraniyadhamma Sutta (Nanaponika dan Bodhi, 2003: 379). Seseorang akan
mampu hidup secara berdampingan dengan yang lain. Seharusnya seseorang
melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan rasa kebersamaan dalam persahabatan,
yaitu memiliki perbuatan yang disertai dengan cinta kasih, berucap yang
menyenangkan baik untuk diri sendiri maupun orang lain, memiliki pikiran yang
disertai dengan cinta kasih, memberi atau berdana kepada orang lain, memiliki
moral yang sama dan memiliki pandangan yang benar.
C. PERANAN SAHABAT SEJATI (KALYANAMITTA) UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA BUDDHIS
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan manusia lain
di sekitarnya. Setiap individu membutuhkan sahabat yang sehati dan dapat
dipercaya. Seorang sahabat sejati dapat meningkatkan suka cita dan kasih sayang
kepada temannya, menambah semangat pada saat lesu, mengurangi kesedihan
temannya dengan memberi penghiburan, serta berbagi kebahagiaan yang
dialaminya. Adanya sahabat sejati (kalyanamitta) hidup akan terasa lebih bermakna
dan menjadikannya motivasi untuk terus menjalani kehidupan ini dengan sebaikbaiknya.
Orang yang memiliki sahabat baik akan menunjukkan hidup selaras dengan
Buddha Dhamma dan membawa kebahagian serta kesuksesan. Selain itu, hubungan
sahabat baik akan menciptakan keharmonisan antara orang yang satu dengan orang
lain. Sahabat baik akan berusaha membuat suasana damai, selaras, dan harmoni
dengan orang lain. Hidup selaras dan harmonis merupakan cerminan dari manfaat
memiliki sahabat baik. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari persahabatan
sejati yaitu sebagai berikut:
1.
Saling Memotivasi
Motivasi adalah memberikan dorongan atau semangat kepada seseorang yang
sedang mengalami putus asa, misalnya sahabat yang mendapat nilai jelek. Sebagai
sahabat sejati (kalyanamitta) hendaknya memberikan motivasi bagi sahabatnya
ketika sedang mengalami keterpurukkan. Hal ini dilakukan agar ia bangun dan
bangkit dari permasalahan yang dialaminya.
2.
Tolong Menolong
Kehidupan sehari-hari tidak lepas dari hidup berdampingan dan saling
membutuhkan tolong menolong antara orang yang satu dengan yang lainnya. Sikap
seperti inilah yang diharapkan oleh semua orang. Karena dengan bersikap demikian
maka seseorang akan lebih disukai dan banyak orang yang bersimpati. Dalam
menjalin hubungan persahabatan pasti semua orang menginginkan rukun, dan
dapat melakukan hal-hal yang berguna kepada sahabatnya sendiri. Seperti
membantu sahabatnya yang dalam kesulitan, menjaga di saat lagi sakit, dan
melindungi di saat mengalami ketakutan. Karena dengan sikap tolong menolong
antara orang yang satu dengan yang lainnya akan membuat seseorang bahagia
karena beban yang ditanggungnya menjadi tidak begitu berat.
Hal pertama yang harus dilakukan ketika seseorang ingin menolong sahabatnya
sendiri hendaknya disertai dengan rasa cinta kasih, baik dihadapannya maupun
dibelakangnya. Ketika ada salah satu sahabat yang sedang sakit, hendaknya peduli
untuk membantu, merawat dengan penuh cinta kasih, dan melayani satu sama lain
dengan penuh cinta kasih. Hal ini akan membantu hubungan persahabatan akan
semakin erat dan harmonis.
3.
Kejujuran dan kepercayan terjaga
Kejujuran adalah mengatakan yang sebenarnya atau saling terbuka satu sama
lainnya. Sedangkan kepercayaan yaitu menaruh semua kepercayaan sepenuhnya
kepada sahabatnya. Kejujuran dan kepercayaan sangat diperlukan dalam menjalin
hubungan persahabatan karena dapat membuat persahabatan menjadi leih erat.
Kejujuran dan kepercayaan merupakan unsur persahabatan yang lahir dari hati
nurani yang paling dalam.
Kejujuran dan kepercayan haruslah tetap terjaga agar tidak terjadi permusuhan
dan perdebatan di antara keduanya.
Apabila dipercaya oleh sahabat sendiri,
hendaknya dapat menjaga semua rahasia atau permasalahan yang dialami agar tidak
terjadi pertengkaran. Sahabat demikian dapat dianggap sebagai saudara yang benarbenar dipercaya untuk menjaga semua masalah.
4.
Pengorbanan
Pengorbanan yang dimaksud di sini adalah rela malakukan apa saja di atas
kepentingannya sendiri. Jika ada sahabat yang memerlukan bantuan kita,
seharusnya langsung membantu tanpa satu alasan tertentu itulah yang disebut
sahabat sejati (kalayanamitta). Memberikan pengorbanan yang tulus dan ikhlas
dapat membawa kebahagiaan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pengorbanan dapat berupa bantuan tenaga, materi, moril, dan dukungan spiritual.
5.
Menasihati sahabatnya
Sahabat yang baik akan mencegah temannya untuk melakukan kejahatan,
selalu menganjurkan temannya untuk berbuat kebaikan, memberitahukan pada halhal baik yang belum didengar oleh temannya, dan menunjukkan jalan kepada
temannya untuk bisa terlahir di alam yang lebih baik dari alam manusia. Dengan
begitu persabahatan akan semakin erat dan akan memperoleh kehidupan yang
harmonis, hal ini sebagaimana yang disampaikan Sang Bhagava kepada pemuda
yang bernama Sigalo dalam Sigalovada Sutta. Menjalin hubungan persahabatan
bukan hanya ditunjukkan pada kaum muda atau remaja, tetapi hubungan antara
suami-istri, orangtua-anak, guru-siswa, atasan-bawahan dan bhikkhu-umat tersebut
dapat dikatakan sebagai sahabat, karena di antara kedua belah pihak saling
memberikan yang terbaik demi menjaga keutuhan dan keharmonisan.
6.
Memiliki rasa simpatik (mudita)
Rasa simpati yaitu perasaan yang peka terhadap penderitaan dan kebahagiaan
orang lain. Sahabat yang memiliki rasa simpatik, tidak akan bergembira di atas
penderitaan temannya, tetapi menghibur sahabatnya agar tidak berlarut-larut dalam
kesedihan. Mencegah orang untuk berbicara menjelek-jelekan sahabatnya sendiri
dan membenarkan hal-hal yang baik yang dibicarakan oleh orang lain terhadap
sahabat sendiri. Simpatik (mudita) ini juga dapat dikatakan sebagai suatu sikap
yang tidak mementingkan diri sendiri atau tidak mementingkan suatu golongan
tertentu. Simpatik (mudita) dapat melenyapkan sifat iri hati, sifat antipati atau sifat
yang tidak senang melihat kemajuan orang lain.
Sahabat baik akan memberikan motivasi dan semangat ketika melihat siswa
malas belajar. Peran sahabat baik akan memberikan semangat dan mengajak belajar
bersama di rumah supaya nilai mata pelajaran tidak menurun. Sahabat baik akan
mencari tau apa yang menjadi penyebabkan siswa tersebut minat belajarnya
menurun. Setelah mengetahui apa yang menjadi penyebabnya sahabat baik akan
mencari solusi dalam menyelesaikan masalah sehingga siswa tersebut ingin
kembali belajar dengan semangat. Semangat inilah yang akan mengalahkan rasa
malas pada siswa tersebut.
Sahabat baik akan selalu memberikan masukan yang positif terhadap siswa.
Sahabat tidak hanya dapat meningkatkan nilai prestasi meningkat akan tetapi dapat
menunjukan hidup yang harmonis dan selaras. Sahabat baik akan memberikan
teguran ketika siswa melakukan kesalahan dalam menjalani kehidupan. Menegur
dan memberikan saran dalam menjalani hidup sesuai dengan Dhamma. Sahabat
baik berpengaruh terhadap kebiasaan hidup, Sabahat baik akan saling membantu
untuk meraih kesuksesan. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa seorang
sahabat mempunyai peranan penting dalam membantu meningkatkan minat belajar
sehingga berpengaruh dalam mencapai nilai yang maksimal.
III. PENUTUP
A. SIMPULAN
Persahabatan sejati (kalyanamitta) adalah menjalin suatu hubungan antar
sesama sahabat, dimana seorang sahabat yang selalu bersedia menolong, membantu
baik pada saat bahagia atau disaat menderita, dan mereka selalu berbuat yang
terbaik untuk sahabatnya, menciptakan hidup yang harmonis, selaras dan mencapai
kesuksesan.
Membangun
persahabatan
sejati
tidaklah
mudah,
butuh
usaha
dan
pengorbanan, saling tolong menolong, saling memotivasi satu sama lain, saling
jujur dan menjaga kepercayaan, serta dapat menasihati sahabatnya. Jika seseorang
ingin memperoleh sahabat yang baik, hendaknya memulai dari diri sendiri dengan
membuka atau bersedia untuk menjadi sahabat yang baik untuk orang lain. Dengan
demikian, orang lain akan tertarik dan bersedia menjadi sahabat kita. Setelah
memiliki jalinan rasa persahabatan yang erat dengan sahabat, maka kita akan
mendapatkan banyak teman baik. Selain itu, karena memiliki rasa persaudaraan
yang erat dengan sahabat sendiri seakan-akan teman sendiri sudah dianggap sebagai
saudara. Sehinggga sewaktu teman sedang mengalami masalah atau musibah kita
bisa saling menolong.
Minat belajar belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang muncul dari dalam diri siswa.
Misalnya, kesehatan, semangat, motivasi, dan bakat atau intelgensi. Factor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar. Misalnya sahabat, lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Beruntung sekali apabila seseorang memiliki sahabat yang baik, karena sahabat
yang seperti itu akan selalu mengarahkan kita ke hal-hal yang baru dan bermanfaat
misalnya tutor sebaya. Sewaktu kita mengalami keterpurukan seorang sahabat sejati
akan senantiasa memberikan motivasi dengan tujuan agar kita bisa bangkit dari
keterpurukan yang sedang dialami. Sahabat seperti ini yang bisa membantu
tumbuhnya minat belajar. Setelah minat belajar muncul, seorang siswa mau belajar
ilmu pengetahuan yang baru akan mudah untuk dimengerti, hal ini akan
berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar seorang siswa.
B. SARAN
Dalam akhir penulisan skripsi ini, penulis memberikan beberapa saran kepada
para pembaca dan masyarakat luas pada umumnya, yakni sebagai berikut:
1. Berhati-hatilah dalam bergaul dan memilih seorang sahabat, karena di dunia ini
yang banyak kita temui adalah sahabat palsu.
2. Untuk menjaga agar hubungan dalam persahabatan tetap harmonis, hendaknya
seseorang harus menghindari pertengkaran dan kesalahpahaman diantara
sahabat.
3. Sebagai umat Buddha yang baik hendaknya mempraktikkan kewajiban seorang
sahabat yang baik, sehingga bisa meningkatkan minat belajar seorang teman.
Dengan mempraktikkan kewajiban seorang sahabat yang baik dalam kehidupan
sehari-hari, maka akan memiliki banyak teman, saling menghormati dan
tentunya berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chodron, Ven. Thubten. 2006. Sahabat Sejati. tr. Cheu Lie & Lim Hendra. Jakarta
Barat: Penerbit Dian Dharma.
Widyadharma, Pandita. S. 2004. Riwayat Hidup Buddha Gotama. Jakarta: Yayasan
Dana Pendidikan Buddhis.
Majjhima Nikaya I & II: The Middle Lenght Discourse of the Buddha. 2004. tr.
Bhikkhu Banamoli & Bhikkhu Bodhi. Klaten: Vihara Bodhi Vamsa.
Ramdhan. 2011. Sahabat Sejati. http://www.ramdhan.co.cc/2010/04/sahabat-sejatiadakah.html (diakses tanggal 02 Oktober 2011).
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Walshe, Maurice. 2009. Digha Nikaya. Dhamma Citta.
Thera, Nyanaponika & Bodhi, Bhikkhu. 2003. Anguttara Nikaya 2. Klaten: Vihara
Bodhivamsa & Vihara Dhammaguna.
Download