Al-Afkar Vol. I, No. 2, 2016 Pendahuluan

advertisement
Salah satu tujuan utama pendidikan tinggi adalah mengembangkan pemikiran kritis
mahasiswa (critical thinking) namun kenyataan bahwa metode pembelajaran dan
pemberian mata kuliah oleh dosen sepertinya belum sepenuhnya mampu merangsang
dan memacu mahasiswa untuk berpikir kritis. Proses pembelajaran yang monoton
yang hanya menjalani rutinitas adalah cara tradisional yang berlangsung secara turun
temurun menyebabkan rendahnya motivasi dan minimnya daya kritis mahasiswa
dalam melakukan proses pembelajaran. Keminiman daya kritis ini membuat suasana
belajar menjadi kaku, mahasiswa tidak terlatih memahami teori-teori dalam
melakukan intervensi psikologis. Proses berfikir selama ini sudah menjadi salah satu
bidang yang menjadi fokus ilmu psikologi sebab psikologi lahir dari hasrat untuk
memahami bagaimana manusia berfikir dan bertindak. Penelitian-penelitian mengenai
proses-proses kognitif dan perkembangan intelektual manusia telah menghasilkan
gambaran mengenai hakekat dan perkembangan fikiran manusia serta dampaknya
pada pengembangan pemikiran kritis. Tulisan ini berangkat dari keresahan dan rasa
apatis terhadap sikap dan perilaku mahasiswa dalam proses perkuliahan sehingga
diperlukan suatu usaha untuk memperbaiki cara berpikir, pola pikir dan daya kritis
mahasiswa dengan menerapkan metode berpikir kritis Alison King. Implementasi
dari model pembelajaran yang diterapkan oleh Alison King secara nyata memberikan
hasil yang baik pada mata kuliah Psikologi sehingga mampu meningkatkan daya kritis
(critical thinking) mahasiswa.
Pendahuluan
Mempelajari bagaimana orang berfikir, merasa, bersikap dan berperilaku
terhadap orang lain adalah hal yang paling menarik, ketika membahas bagaimana
seseorang berinteraksi dan mengkritisi orang lain bagaimana seseorang dapat
mempengaruhi orang lain, mengapa kita tertarik pada seseorang bukan pada orang
lain, merupakan kajian yang senantiasa mendapatkan perhatian dalam ilmu psikologi.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dikritisi. Laporanlaporan hasil penelitian yang dikutip oleh Halpern dan Numedal menggambarkan
betapa miskinnya pemikiran kritis mahasiswa dan orang dewasa baik di Amerika
maupun di Negara-negara lain. Situasi seperti ini mendorong lahirnya salah satu
tujuan khusus pendidikan tinggi yakni agar proporsi lulusan perguruan tinggi yang
mendemonstrasikan suatu kemampuan yang lebih tinggi untuk berfikir secara kritis,
berkomunikasi secara efektif dan memecahkan problem akan meningkat secara
substansial.1
Mahasiswa merupakan kelompok paling kritis diantara generasi muda lainnya.
Melalui proses pembelajaran, diskusi dengan teman dikelas dan berbagai aktivitas
yang dilakukan baik melalui organisasi intra maupun ekstra kampus mahasiswa
harusnya menjadi kelompok yang memiliki kesadaran mengkritisi (critical awareness).
Kemampuan kritis tersebut akan menjadi garis pembeda antara mahasiswa dengan
kelompok lain. Disadari atau tidak, dari zaman kezaman mahasiswa memiliki banyak
peran seperti Agent of Change dan Agent of Knowledge, mahasiswa harus memiliki potensi
yang besar dalam menjalankan peran-peran dari Agent of Change, Agent of Knowledge
banyak hal yang apabila masing-masing individu dapat mulai melakukannya, dengan
begitu suatu saat nanti diharapkan terjadi perubahan didalam kampus kearah yang
lebih baik. Dunia mahasiswa merupakan wadah pencarian dalam banyak aspek
kehidupan, misalnya aspek Agama, politik, sosial dan budaya. Mereka sedang dalam
proses mencari dan terus mencari. Proses pencarian dan penemuan atas pemikiran
kritisnya inilah yang akan menentukan perjalanan kehidupan mahasiswa kedepan.
Salah satu tujuan utama pendidikan tinggi adalah mengembangkan pemikiran
kritis mahasiswa (critical thinking) namun kenyataannya bahwa pemberian mata kuliah
oleh dosen terkadang belum mampu merangsang dan memacu mahasiswa untuk
berfikir kritis, kebanyakan mahasiswa lebih pasif dan cenderung menerima apa yang
diberikan dosen tanpa ada keinginan untuk mencari tau atau bertanya tentang
sesuatu, dan sangat sedikit sekali mahasiswa yang antusias untuk mengkritisi suatu
kasus yang menjadi persoalan.
Proses berpikir merupakan suatu hal yang natural, lumrah, dan berada dalam
lingkaran fitrah manusia bahkan, seorang yang mengalami gangguan jiwa pun
merupakan seorang pemikir yang mempunyai dunia lain dalam hidupnya. Saat kita
berpikir, seringkali apa yang kita fikirkan menjadi bias, tidak mempunyai arah yang
jelas, parsial, dan tidak jarang emosional atau terkesan egosentris. Seharusnya manusia
bisa kembali merenung, bahwa kualitas hidup seseorang sesungguhnya ditentukan
1 Halpern, D.F. dan Numedal, S.G Closing Thoughts About Helping Students Improve How They Think.
(Teaching of Psychology, 1995), 22 (1), 82-83
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
dengan bagaimana cara dia berpikir, sehingga dari pemikiran yang berkualitas itu dia
akan mampu menciptakan penemuan atau pun inovasi baru dalam hidupnya.
Berpikir kritis merupakan suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, atau mengevaluasi berbagai informasi
yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, dimana hasil proses ini
digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan2. Berpikir kritis juga merupakan
keterampilan berpikir universal yang dapat berguna untuk semua profesi dan jenis
pekerjaan. Berpikir kritis akan dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan misalnya ;
membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, berdiskusi, dan sebagainya.
Berpikir kritis dapat terjadi ketika seorang mempertanyakan sesuatu, membuat
keputusan atau memecahkan suatu masalah. Ketika seorang mempertimbangkan
apakah akan mempercayai atau tidak mempercayai, melakukan atau tidak melakukan
suatu tindakan, atau mempertimbangkan untuk bertindak dengan alasan dan kajian
yang kuat, maka ia sedang menggunakan cara berpikir kritis. Seorang yang berpikir
kritis akan mengkaji ulang apakah keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki atau
dikemukakan orang lain logis atau tidak logis. Demikian juga seorang yang berpikir
kritis tidak akan menelan begitu saja data-data yang diperoleh lalu kemudian dibuat
kesimpulan-kesimpulan atau membuat hipotesis yang dikemukakan dirinya sendiri
atau orang lain.
Berdasarkan pengamatan penulis selama mengajar dan mengampu beberapa
mata kuliah Psikologi pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam maka sebagai dosen penulis menemukan banyaknya mahasiswa memiliki
kemampuan dan daya kritis yang rendah dengan cara belajar yang monoton ceramah
dan diskusi dengan menggunakan metode tradisional maksudnya tata cara yang
digunakan dalam diskusi adalah cara lama dan membosankan. Mereka takut, kaku
dan malu dalam mengungkapkan pendapat, bertanya dan lain sebagainya sehingga
kemampuan yang dimiliki tidak merata hanya berapa orang yang kritis yang lainnya
hanya sekedar menjadi pendengar atau pencatat. Sebagai dosen psikologi saya selalu
melakukan berbagai trik dan usaha sehingga mahasiswa mempunyai motivasi yang
tinggi untuk memperbaiki diri, metode pembelajaranpun saya terapkan dengan
berganti-ganti agar tidak membosankan. Pengalaman diatas mengajarkan saya untuk
terus menerapkan teori-teori baru pada usaha peningkatan daya kritis mahasiswa.
Melatih dan Mengembangkan Pemikiran Kritis (critical thinking) Mahasiswa dengan
Paul Walker & Nicholas Finney, Skill Development and Critical Thinking in Higher Education.
(Higher Education Research & Development Unit, University College, London WC1E 6BT,
UK,1999).
2
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Model Alison King pada mata kuliah Psikologi study pada Mahasiswa BPI Fak.
Ushuluddin IAIN STS Jambi.
Kenapa Berfikir Kritis itu Penting?
Menurut King, seorang pemikir kritis adalah seseorang yang mempunyai fikiran
yang senantiasa ingin tahu (inquiry mind) atau seorang penanya yang baik (good
questioner) bagi seorang pemikir kritis maka apa yang dilihat, didengar, dibaca, atau
dialaminya akan senantiasa dianalisis, dikaji penting-tidaknya, dicari penjelasanpenjelasannya, serta dicari kemungkinan-kemungkinan hubungan antara pengalaman
tersebut dengan apa yang telah diketahuinya.3
Mahasiswa sebagai salah satu bagian dari masyarakat diharuskan agar bisa masuk
dan berpartisipasi dalam mengembangkan ilmunya dalam kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. Mahasiswa diharapkan sebagai pencetus ide sekaligus eksekutor dari
idenya, yang kemudian akan berpengaruh pada perubahan budaya, keadaan, atau
sistem. Perubahan bisa terjadi pada segala segi termasuk pola pikir dan pola prilaku.
Mahasiswa dalam posisinya dituntut untuk mengimplikasikan segala macam sikap,
perilaku, dan pikirannya dalam sebuah bentuk kongkrit bukan sesuatu yang abstrak.
Menuangkan ide-ide kreatif untuk bisa dimanfaatkan oleh dirinya sendiri maupun
orang lain.
Menurut Potter,4 ada tiga alasan kenapa keterampilan berpikir kritis diperlukan?
Pertama, adanya ledakan informasi, saat ini terjadi ledakan informasi yang datangnya
dari puluhan ribu web mesin pencari di internet. Informasi dari berbagai sumber
tersebut bisa jadi banyak yang ketinggalan zaman, tidak lengkap, atau tidak
kredibel. Untuk dapat menggunakan informasi ini dengan baik, perlu dilakukan
evaluasi terhadap data dan sumber informasi tersebut. Kemampuan untuk
mengevaluasi dan kemudian memutuskan untuk menggunakan informasi yang benar
memerlukan keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu, maka keterampilan berpikir
kritis sangat perlu dikembangkan. Kedua, adanya tantangan global. Saat ini terjadi
3 Alison King, Inquiring Minds Really Do Want to Know ; Using Questioning to Teach Critical Thinking.
(Teaching Of Psychology, 1995), 22, (1), 13-17.
4 Mari Lane Potter, From Search to Research:Developing Critical Thinking Through Web Research Skills©
(Microsoft Corporation, 2010), 6.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
krisis global yang serius, terjadi kemiskinan dan kelaparan dimana-mana. Untuk
mengatasi kondisi yang krisis ini diperlukan penelitian dan pengembangan
keterampilan-keterampilan berpikir kritis. Ketiga, adanya perbedaan pengetahuan
warga negara. Sejauh ini mayoritas orang dibawah 25 tahun sudah bisa mengonline
kan berita mereka. Beberapa informasi yang tidak dapat diandalkan dan bahkan
mungkin sengaja menyesatkan, termuat dalam internet. Supaya mahasiswa tidak
tersesat dalam mengambil informasi yang tersedia begitu banyak, maka perlu
dilakukan antisipasi. Mahasiswa perlu dilatih untuk mengevaluasi keandalan sumber
web sehingga tidak akan menjadi korban informasi yang salah atau bias.
Berpikir kritis mengandung aktivitas mental dalam hal memecahkan masalah,
menganalisis asumsi, memberi rasional, mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan
mengambil keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan, kemampuan mencari,
menganalisis dan mengevaluasi informasi sangatlah penting. Orang yang berpikir
kritis akan mencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan
berdasarkan fakta kemudian melakukan pengambilan keputusan. Ciri orang yang
berpikir kritis akan selalu mencari dan memaparkan hubungan antara masalah yang
didiskusikan dengan masalah atau pengalaman lain yang relevan. Berpikir kritis juga
merupakan proses terorganisasi dalam memecahkan masalah yang melibatkan
aktivitas mental yang mencakup kemampuan: merumuskan masalah, memberikan
argumen, melakukan deduksi dan induksi, melakukan evaluasi, dan mengambil
keputusan.
Menurut Ruland, berpikir kritis harus selalu mengacu dan berdasar kepada suatu
standar yang disebut universal intelektual standar. Universal intelektual standar adalah
standarisasi yang harus diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk mengecek
kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi-situasi
tertentu. Universal intelektual standar meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kejelasan (clarity),
Keakuratan,
Ketelitian,
Kesaksamaan (accuracy),
Ketepatan (precision),
Relevansi,
Keterkaitan,
Kedalaman (depth).5
5 Judith P. Ruland. Critical Thinking Standards (University of Central Florida : Faculty Centre,
2003), 1-3
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Kemampuan dalam berpikir kritis akan memberikan arahan yang lebih tepat
dalam berpikir, bekerja, dan membantu lebih akurat dalam menentukan keterkaitan
sesuatu dengan lainnya. Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan
dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi. Pengembangan kemampuan
berpikir kritis merupakan integrasi berbagai komponan pengembangan kemampuan,
seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan
keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini,
maka akan semakin baik pula dalam mengatasi masalah-masalah.
Definisi berpikir kritis menurut Mustaji, adalah berpikir secara beralasan dan
reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus
dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis,
misalnya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Membanding dan membedakan
Membuat kategori
Meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan
Menerangkan sebab
Membuat urutan
Menentukan sumber yang dipercayai
Membuat ramalan6
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir sehari-hari. Berpikir
kritis merupakan proses berpikir intelektual dimana pemikir dengan sengaja menilai
kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independent,
jernih dan rasional. Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai
pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan
penggunaan alasan yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan,
mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan
akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi
alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis,
dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan
kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan
apakah kesimpulan ditarik berda-sarkan bukti-bukti pendukung yang memadai.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang
berpikir, bahwa berpikir merupakan ranah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam
pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, bahwa berpikir merupakan sebuah
Mustaji. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Tersedia online:
http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran
diakses tanggal 23-12-2012.
6
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan
berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau
diarahkan pada solusi.
Critical Thinking Sebagai Cara Meningkatkan Kualitas Mahasiswa
Pengertian berpikir kritis dikemukakan oleh banyak pakar. Beberapa di antaranya
Gunawan, menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk
berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi.
Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan,
menganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat
kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Sedang keahlian berpikir
deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang bersifat spasial, logis
silogisme dan membedakan fakta dan opini. Keahlian berpikir kritis lainnya adalah
kemampuan mendeteksi bias, melakukan evaluasi, membandingkan dan
mempertentangkan.7 Juha, dalam buku Thinking Skills Critical Thinking - 2 yang
menyatakan “Critical thinking is reasonable, reflective thinking, focused on deciding what to
believe or do”.8
Bagimana orang berpikir atau bagaimana orang menarik kesimpulan? secara garis
besar menurut Jalaluddin Rakhmat9 berpikir itu dipengaruhi oleh dua macam cara
yaitu : Berpikir Autistik atau seringkali disebut sebagai lamunan, fantasi dan khayalan
(wishful thinking) dengan berpikir autistik individu melarikan diri dari kenyataan, dan
melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Berpikir realistik disebut juga nalar
(reasioning) adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa kata-kata
atau bahasa karena itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan berpikir mempunyai
kaitan yang sangat erat. Dengan bahasa manusia dapat mencitakan ratusan, atau
bahkan ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir begitu
sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Berpikir kritis merupakan salah
satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada mahasiswa
selain keterampilan berpikir kreatif.
Apa itu berpikir kritis? Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan
reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus
dipercayai atau dilakukan.
7Adi
W. Gunawan. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelarated Learning.
(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003), 177-178
8 Mervat Amin Juha. Thinking Skills Critical Thinking- 2 Chapter. (Zaid .IQ, 2010), 1
9 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), 69
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Menurut Mustaji, berpikir kritis adalah kemampuan Menentukan kredibilitas
suatu sumber, Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan,
Membedakan fakta dari penilaian, Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang
tidak terucapkan, Mengidentifikasi bias yang ada, Mengidentifikasi sudut pandang,
dan Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan. Lebih lanjut
dikatakan bahwa berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut
adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya
1. Membanding dan membedakan,
2. Membuat kategori,
3. Meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan,
4. Menerangkan sebab,
5. Membuat sekuen / urutan,
6. Menentukan sumber yang dipercayai, dan
7. Membuat ramalan10
Berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan secara terorganisasi
dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis11. Berpikir kritis juga
dilakukan dengan kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata
gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan,
mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah.
Dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu sifat dari berpikir itu adalah goal
directed yaitu berpikir tetang sesuatu, untuk memperoleh pemecahan masalah atau
untuk mendapatkan sesuatu yang baru. berpikir juga dipandang sebagai suatu
pemrosesan informasi dari stimulus yang ada (starting position), sampai pemecahan
masalah (finishing position) atau goal state. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
berpikir itu merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan
respons12
Berpikir kritis merupakan cara pemberdayaan kognitif dalam mencapai tujuan.
Berpikir kritis juga mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, meliputi
kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenali permasalahan dan pemecahannya,
menyimpulkan serta mengevaluasi dari setiap pembelajaran yang diberikan.
10 Mustaji, Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. (Tersedia online:
http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran)
diakses tanggal 23-12-2012.
11Hossoubah, Develoving Creative and Critical Thinking Skills (terjemahan) . Bandung: Yayasan
Nuansa Cendikia, 2007).
12Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta : ANDI, 2002), 134.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Tujuan dari proses berpikir kritis adalah mencari pemecahan masalah yang
dihadapi, berdasarkan data yang ada maka ditariklah kesimpulan sebagai pendapat
yang akhir atas data-data atau pendapat yang mendahului. Dalam proses pengambilan
kesimpulan individu dapat menempuh bermacam-macam cara yaitu :
1.
Kesimpulan ditarik atas dasar analogi, yaitu kesimpulan berdasarkan atas
adanya kesamaan dari suatu keadaan atau peristiwa dengan keadaan atau
peristiwa yang lain.
2.
Kesimpulan ditarik atas dasar cara induktif yaitu kesimpulan yang ditarik
dari peristiwa menuju kepada hal-hal yang bersifat umum.
3.
Kesimpulan yang ditarik atas dasar cara deduktif, yaitu kesimpulan yang
ditarik atas dasar hal yang bersifat umum kepada hal yang bersifat khusus.
Salah satu cara penarikan kesimpulan secara deduktif adalah dengan
silogisme. Yaitu kesimpulan dilakukan secara tidak langsung artinya melalui
perantara.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa sangat perlu dikembangkan demi
keberhasilan dalam pendidikan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan
berpikir kritis dapat dikembangkan atau diperkuat, melalui proses pembelajaran.
Artinya, disamping pembelajaran yang mengembangkan kemampuan kognitif untuk
suatu mata pelajaran tertentu, pembelajaran juga dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kritis mahasiswa. Tidak semua proses pembelajaran secara otomatis akan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Hanya proses pembelajaran yang
mendorong
diskusi
dan
banyak
memberikan
kesempatan
berpendapat, menggunakan gagasan-gagasan, memberikan banyak kesempatan
kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan-gagasan dalam tulisan, mendorong
kerjasama dalam mengkaji dan menemukan pengetahuan, mengembangkan tanggung
jawab, refleksi diri dan kesadaran sosial politik, yang akan mengembangkan berpikir
kritis mahasiswa.
Pada bidang pendidikan, berpikir kritis dapat membantu mahasiswa dalam
meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari dengan mengevaluasi secara kritis
argumen pada buku teks, jurnal, teman diskusi, termasuk argumentasi guru dalam
kegiatan pembelajaran. Jadi berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi
yang akan dicapai serta alat yang diperlukan dalam mengkonstruksi ilmu
pengetahuan.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Menurut Paul & Elder13 berpikir kritis merupakan cara bagi seseorang untuk
meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik sistemasi cara
berpikir dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide yang digagas.
Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahanpermasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat.
Selain itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model
penyelesaian masalah secara efektif.
Beberapa hal yang menjadi ciri khas dari pemikir kritis itu sendiri adalah :
1.
Mampu membuat kesimpulan dan solusi yang akurat, dan relevan terhadap
kondisi yang ada.
2. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dan
konsekuensi yang logis.
3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang
kompleks
Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah, disiplin,
terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja membutuhkan
kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah serta komitmen
untuk mengubah paradigma egosentris dan sosiosentris kita.
Saat kita mulai untuk berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
disini, yaitu
Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk
jawaban dari pertanyaan tersebut.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa
Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas.
Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.
Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan.
Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.
Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis ini
adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision)
relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan sudut pandang
Paul, Richard and Linda Elder. 2005. The Miniature Guide to Critical Thinking ”CONCEPTS &
TOOLS”. The Foundation of Critical Thinking. California
13
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
(breadth), kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi
(information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication).
Kriteria-kriteria diatas tentunya harus menggunakan elemen-elemen penyusun
kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus menjawab
beberapa hal sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Tujuan dari sebuah gagasan/ide
Pertanyaan dari suatu masalah terhadap gagasan/ide
Sudut pandang dari gagasan/ide
Informasi yang muncul dari gagasan/ide
Interpretasi dan kesimpulan yang mungkin muncul.
Konsep pemikiran dari gagasan/ide tersebut
Implikasi dan konsekuensi
Asumsi yang digunakan dalam memunculkan gagasan/ide tersebut
Dasar-dasar ini yang pada prinsipnya perlu dikembangkan untuk melatih
kemampuan berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis adalah bagaimana
menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada di atas menjadi sesuatu yang
sistemik dan mempunyai dasar atau nilai ilmiah yang kuat. Selain itu, kita juga perlu
memperhitungkan aspek alamiah yang terdapat dalam diri manusia karena hasil
pemikiran kita tidak lepas dari hal-hal yang kita pikirkan.
Sebagaimana fitrahnya, manusia adalah subjek dalam kehidupan ini. Artinya
manusia akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut sebagai
egosentris. Dalam proses berpikir, egosentris menjadi hal utama yang harus kita
hindari. Apalagi bila kita berada dalam sebuah tim yang membutuhkan kerjasama
yang baik. Egosentris akan membuat pemikiran kita menjadi tertutup sehingga sulit
mendapatkan inovasi-inovasi baru yang dapat hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris
ini akan membawa manusia ke dalam komunitas individualistis yang tidak peka
terhadap lingkungan sekitar. Bukan menjadi solusi, tetapi hanya menjadi penambah
masalah.
Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara ilmiah, maka kita akan semakin
berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namun juga
sebagai pemecah masalah yang ada di lingkungan. Khususnya pemecah masalah
bangsa Indonesia ini.
Pemikiran Kritis Mahasiswa dngan Model Alison King Motivasi
Sebagai Usaha Meningkatkan Pemikiran Kritis Mahasiswa
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu
timulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sadirman
mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri mahasiswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan mengajar sehingga tujuan ang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi belajar
merupakan proses memberi semanga belajar, arah, dan kegigihan perilaku. artinya
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,terarah, dan bertahan
lama.
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.
Mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi biasanya juga memiliki daya kritis yang
baik. Motivasi merupakan salah satu elemen penting alasan atau dorongan itu bisa
datang dari luar maupun dari dalam diri. Pada dasarnya semua motivasi itu datang
dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi
merupakan tingkah laku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi ini menjadi
proses yang dapat menjelaskan mengenai tingkah laku seseorang dalam melaksanakan
tugas tertentu.
Melatih dan Mengembangkan Pemikiran Kritis
Menurut Zamroni dan Mahfudz, ada empat cara meningkatkan keterampilan
berpikir kritis yaitu dengan:
1. Model pembelajaran tertentu
2. Pemberian tugas mengkritisi buku
3. Penggunaan cerita
4. Penggunaan model pertanyaan socrates.
Dalam penelitian ini bahasan akan difokuskan hanya pada model
pembelajaran.14Berdasarkan berbagai hasil penelitian, keterampilan berpikir kritis
dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran. Namun demikian, tidak semua
model pembelajaran secara otomatis dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Hanya model pembelajaran tertentu yang akan meningkatkan keterampilan berpikir
kritis. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis,
paling tidak mengandung tiga proses, yakni :
1.
Penguasaan materi
2.
Internalisasi
14 Zamroni & Mahfuz. Panduan Teknis Pembelajaran Yang Mengembangkan Critical Thinking. (Jakarta
: DEPDIKNAS, 2009), 30
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
3.
Transfer materi pada kasus yang berbeda.
Penguasaan mahasiswa atas materi dapat diperoleh secara cepat atau lambat dan
didapat melalui pemahaman yang dalam atau dangkal. Kecepatan atau kelambatan
dan kedalaman atau kedangkalan penguasaan materi dari siswa sangat tergantung
pada cara guru melaksanakan proses pembelajaran; termasuk dalam menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran yang dipelajari.
Internalisasi merupakan proses pengaplikasian materi yang sudah dikuasai dalam
frekuensi tertentu, sehingga apa yang telah dikuasai, secara pelan-pelan terpateri pada
diri siswa, dan jika diperlukan akan muncul secara otomatis. Mengaplikasikan suatu
pengetahuan yang dikuasai amat penting artinya bagi pengembangan kerangka
pikir. Akan lebih penting lagi apabila aplikasi dilakukan pada berbagai kasus atau
konteks yang berbeda. Sehingga terjadi proses transfer of learning, dengan transfer of
learning akan terjadi proses penguatan critical thinking.
Menurut Dicky Hastjarjo, bahwa seorang pemikir kritis akan selalu
memunculkan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini : apa itu artinya ? apa
hakekatnya ? apakah ada cara pandang yang lain mengenai hal itu ? mengapa ini
terjadi ? apa buktinya ? bagaimana saya bisa yakin ? pemikiran kritis ini ditandai oleh
pengajuan pertanyaan-pertanyaan semacam itu dan penggunaan pertanyaan tadi
untuk memahami lingkungan sekitar. Dalam model ini mahasiswa akan dibantu
untuk mengembangkan kebiasaan ingin tahu sehingga mereka mampu belajar
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang fikiran menyangkut bahanbahan yang mereka baca, dengar dan temui dalam kuliah. Kebiasaan berfikir kritis ini
diharapkan akan dapat diterapkan juga dalam kehidupan sehari-hari.15
Tingkatan berfikir yang terjadi pada mahasiswa sangat dipengaruhi oleh
tingkatan pertanyaan yang diajukan dosen. Dosen dapat mengajukan satu pertanyaan
tertentu kepada mahasiswa untuk menimbulkan proses berfikir tertentu yang
diinginkan oleh dosen tersebut. Misalnya, jika pertanyaannya bersifat factual, seperti
apakah skema itu ? maka ada kecenderungan hanya fakta yang akan didingat. Aka
tetapi jika pertanyaannya benar-benar memprovokasi pemikiran, (thought – provoking)
seperti jelaskan bagaimana skema dapat mempengaruhi pemecahan masalah dalam
skenario ini ? maka berfikir kritis akan dapat terjadi. Untuk dapat mengembangkan
pemikiran kritis maka mahasiswa diminta membuat pertanyaan yang mampu
memprovokasi pemikiran seperti pada tabel dibawah ini :
15
Dicky Hastjarjo, Buletin Psikologi ( Yogyakarta : Fak Psikologi UGM, 1999), 1.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Pemandu pemikiran kritis mahasiswa diambil dari Alison King, Inquiry Minds
Really do Want to Know : Using Questioning to Teach Critical Thinking, Teaching of
Psychology, 1995, 22 (1), 13-17)16
Pertanyaan – pertanyaan Generik
a. Apa saja kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan dari … ?
b. Apa perbedaan antara … dengan…. ?
c. Jelaskan mengapa … Jelaskan
bagaimana…. ?
d. Apa yang terjadi jika…. ?
e. Apa hakekat dari ….?
f. Mengapa … terjadi ?
g. Apa satu contoh baru mengenai ….?
h. Bagaimana… dapat digunakan untuk….?
i. Apa saja implikasi-implikasi dari …?
j. Apa saja yang dapat dianalogikan
dengan…?
k. Apa yang telah kita ketahui tentang…?
a. Bagaimana… mempengaruhi… ?
b. Bagaimana…. Berhubungan dengan apa
yang telah kita pelajari sebelumnya ?
c. Apa artinya ?
d. Mengapa.. bersifat penting?
e. Bagaimana kesamaan… dan…?
f. Bagaimana…
diterapkan
dalam
kehidupan sehari-hari?
g. Apa argumen yang bertentangan
dengan…?
h. Apa yang terbaik mengenai… ?
mengapa?
Keterampilan berfikir khusus
yang diinduksi
a. Analisis / pengambilan
kesimpulan
b. Pembandingan – pembedaan
analisis
c. Prediksi. Membuat hipotesis
d. Analisis
e. Analisis/pengambilan
kesimpulan
f. Aplikasi
g. Aplikasi
h. Analisis/pengambilan
kesimpulan
i. Identifikasi dan penciptaan
analogi serta metafora
j. Pengaktifan pengetahuan
lampau
a. Analisis hubungan sebab –
akibat
b. Pengaktifan
pengetahuan
lampau
c. Analisis
d. Analisis signifikansi
e. Pembandingan pembedaan
f. Aplikasi pada dunia nyata
g. Bantahan terhadap pendapat
h. Analisis hubungan sebab akibat
i. Evaluasi dan penyediaan bukti
j. Pengambilan perspektif lain.
16 Alison King, Inquiring Minds Really Do Want to Know : Using Questioning to Teach Critical Thinking.
Teaching of Psychology, 22, (1), 13-17.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
i. Apakah anda setuju/tidak setuju dengan
pendapat….?
j. Bukti apakah yang mendukung pendapat
anda…?
k. Cara lain apa untuk meninjau…?
King, mengajukan tiga cara untuk mengembangkan pemikiran kritis mahasiswa
yakni :
1.
Tanya - jawab dengan teman secara timbal balik
Pertama, dosen memberikan kuliah mengenai satu topic. Setelah itu, mahasiswa
diminta menulis tiga pertanyaan (berdasarkan daftar pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada table 1) tentang bahan kuliah yang diajarkan tadi. Kemudian mahasiswa dibagi
dalam pasangan-pasangan atau dalam kelompok kecil untuk melakukan Tanya-jawab
secara timbale balik. Masing-masing mahasiswa akan mengajukan pertanyaan kepada
mahasiswa lain, pada gilirannya mahasiswa itu akan menjawab pertanyaan dari
mahasiswa lain. Pada tahap terakhir keseluruhan kelas kaan menjawab sebagian dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan dan mendiskusikan lebih lanjut hal-hal
yang muncul dalam sesi Tanya jawab.
2. Pertanyaan-pertanyaan pembaca.
Meminta mahasiswa untuk melakukan tugas membaca bahan kuliah sebelum
kuliah dimulai merupakan problem abadi yang dihadapi dosen. Untuk memotivasi
mahasiswa membaca bahan kuliah, maka sebelum kuliah berlangsung mahasiswa
diwajibkan mengumpulkan tiga atau empat pertanyaan generik (lihat table 1)
pertanyaan-pertanyaan yang dikumpulkan mahasiswa tersebut dapat dipakai dalam
diskusi dikelas. Pertanyaan-pertanyaan mahasiswa tersebut juga menggambarkan
tingkat pemahaman mahasiswa, atau bahkan apakah mahasiswa sudah membaca
tugas bacaan atau belum. Sosal-soal ujian akhir bisa juga diambil dari kumpulankumpulan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mahasiswa.
3. Penerapan untuk mahasiswa perorangan
Dalam cara ini sesudah mendengarkan kuliah atau membaca bahan kuliah maka
seseorang mahasiswa diminta membuat sejumlah pertanyaan-pertanyaan seperti
dalam table 1 mahasiswa tersebut kemudian sekaligus diminta membuat jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sendiri.17
Penutup
17
Ibid.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Kemampuan berfikir kritis pada mahasiswa dapat mencakup kemampuan
menguji hipotesis, membuat keputussan, membuat kesimpulan dengan dukungan
bukti-bukti, penalaran yang kuat, menggunakan probabilitas, berkomunikasi secara
jelas dan persuasif dan sebagainya. Tak kalah pentingnya adalah faktor disposisi
untuk berfikir kritis yang dapat mencakup keinginan untuk bertanya, menjaga fikiran
yang terbuka, memonitor proses fikiran, bekerja secara kooperatif dengan orang lain
dan lain-lain.
Berdasarkan pemaparan pelaksanaan dan pengembangan pemikiran kritis (critical
thinking) mahasiswa dengan Model Alison King dapat diterapkan pada semua bidang
ilmu. Bahwa pada setiap pembelajaran model pembelajaran Alison King dapat
diterapkan di kelas karena akan meningkatkan kemampuan menganalisa dan
mengkritisi persoalan-persoalan. Aplikasi dari model melatih dan mengembangkan
pemikiran kritis pada mahasiswa secara nyata memberikan hasil yang positif dan
memberikan kepuasan kepada mahasiswa karena mereka dapat mengasah
kemampuan mereka dan kemampuan ini akan diterapkan pada semester berikutnya
atau pada mata kuliah yang lain. Setelah diberikan penjelasan akan penerapan model
pembelajaran Critical Thinking ini mahasiswa yakin bahwa cara seperti ini akan
meningkatkan daya nalar dan daya kritis mereka.s
Daftar Pustaka
Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelarated
Learning. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Halpern, D.F. dan Numedal, S.G Closing Thoughts About Helping Students Improve How
They Think. (Teaching of Psychology, 1995), 22 (1), 82-83
Hastjarjo, Dicky Hastjarjo. Buletin Psikologi ( Yogyakarta : Fak Psikologi UGM, 1999)
Juha, Mervat Amin. Thinking Skills Critical Thinking- 2 Chapter. Zaid .IQ, 2010.
King, Alison. Inquiring Minds Really Do Want to Know ; Using Questioning to Teach Critical
Thinking. (Teaching Of Psychology, 1995), 22, (1), 13-17.
Lisa M. Given (Ed), The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods Los Angeles :
A Sage Reference Publication, 2008.
ssMustaji. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran.
http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan diakses tanggal 23-12-2012.
Potter, Mary Lane. From Search to Research:Developing Critical Thinking Through Web
Research Skills© Microsoft Corporation, 2010.
Ruland, Judith P. Critical Thinking Standards University of Central Florida. Faculty
Centre, 2003.
Zamroni & Mahfuz, Panduan Teknis Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking.
Jakarta : DEPDIKNAS, 2009.
Al-Afkar
Vol. I, No. 2, 2016
Download