PENGEMBANGAN PIPA PITOT SEBAGAI PERAGA

advertisement
PENGEMBANGAN PIPA PITOT SEBAGAI PERAGA PEMBELAJARAN
MEKANIKA FLUIDA
(1)
Anang Suryadi(1), Agus Suyatna(2), Eko Suyanto(2)
Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, [email protected]
(2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila
Abstract: Developing Pitot Pipe as Fluid Mechanic Teaching Media. Pitot Pipe teaching
media for measure fluid speed was not available at SMAN Way Lima. To complete the
purpose of fluid mechanic teaching media, pitot pipe teaching media was develop and
provide guide book for teaching fluid concept. Teaching media and guide book
development were using Suyanto procedure and combine with BSNP (2006). The
procedure that consist of purpose analyse, resource identification, product spesific
indentification, product developing, product testing and production. Those procedures
showed that pitot pipe and guide book are compatible with teory and approprite for
teaching media.
Abstrak: Pengembangan Pipa Pitot Sebagai Peraga Pembelajaran Mekanika
Fluida. Alat peraga pipa pitot untuk mengukur laju fluida tidak tersedia di SMAN
Way Lima.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan peraga
pembelajaran mekanika fluida, dikembangkanlah alat peraga pipa pitot beserta
buku panduan penggunaannya yang dapat digunakan untuk membelajarkan
konsep-konsep mekanika fluida.Pengembangan alat peraga dan bukupanduan
menggunakan prosedur Suyanto dan menggabungkannya dengan BSNP (2006).
Mengacu pada model pengembangan tersebut yang meliputi analisis kebutuhan,
identifikasi sumber daya, identifikasi spesifikasi produk, pengembangan produk,
uji kelayakan produk (uji internal), dan produksi. Hasil uji internal menunjukkan
alat peraga dan buku panduan penggunaan yang dikembangkan telah sesuai
dengan teori dan layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Kata kunci: mengukur laju fluida, peraga pembelajaran, pipa pitot.
103
PENDAHULUAN
Pembelajaran
merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk
memfasilitasi, dan meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar
pada
diri
peserta
didik.
Pembelajaran harus menghasilkan
belajar, tapi tidak semua proses
belajar
terjadi
karena
pembelajaran.
Proses belajar
terjadi juga dalam konteks
interaksi sosial-kultural dalam
lingkungan masyarakat. Pembelajaran akan berhasil apabila
dibantu dengan penggunaan media pembelajaran atau alat peraga.
Alat peraga merupakan alat yang
digunakan
untuk
membantu
proses belajar mengajar yang
berperan sebagai pendukung
kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru. Penggunaan
alat peraga bertujuan untuk
memberikan wujud riil terhadap
bahan yang dibicarakan dalam
materi pembelajaran. Russefendi
dalam Lestari (2006), memberikan
definisi alat peraga yaitu alat
untuk
menerangkan
atau
mewujudkan konsep.
Konsep
abstrak dalam bidang studi fisika
dapat divisualisasikan dengan
perantara benda nyata. Dalam
mempelajari
konsep
dengan
perantara benda nyata tersebut,
siswa akan belajar secara nyata
melalui pengalamannya secara
nyata. Dengan menggunakan alat
peraga konsep abstrak fisika
tersajikan dalam bentuk konkret
dan karena itu materi dapat
mudah dipahami dan dimengerti.
Menurut Lestari (2006),
persyaratan umum memanfaatkan
alat peraga dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut: (a) Tahan
lama; (b) Bentuk dan warna
menarik; (c) Dapat menyajikan
dan memperjelas konsep; (d)
Ukuran sesuai dengan kondisi fisik
anak/siswa; (e) Fisibel; (f) Tidak
membahayakan siswa; (g) Mudah
disimpan saat digunakan.
Alat peraga
merupakan
seperangkat benda konkrit (alat
bantu) yang dibuat atau disusun
secara sengaja untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep, fakta dan prinsip
dalam pembelajaran.
Dalam
proses pembelajaran alat peraga
dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses
belajar mengajar lebih efektif dan
efisien. Selain itu, penggunaan
alat peraga dalam pembelajaran
fisika juga dimaksudkan agar siswa
meningkatkan minat dan motivasi
siswa sehingga siswa merasa
tertarik, senang dan lebih mudah
dalam memahami konsep yang
terkandung di dalamnya.
Penggunaan alat peraga juga
harus disesuaikan dengan tujuan,
materi, kondisi serta kebutuhan
siswa sehingga konsep yang akan
disampaikan serta tujuan dari
pembelajaran dapat diterima
104
secara nyata oleh siswa. Alat
peraga berperan sebagai media
pembelajaran.
Menurut Sardiman dkk
(2007:7),media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
Dari pengertian di atas, ada
interaksi antara kedua belah pihak
yang
memberi
pesan
dan
penerima
pesan.
Media
pembelajaran yang digunakan
bergantung dengan tujuan belajar
dan isi dari materi yang akan
disampaikan. Dengan demikian,
keberhasilan media, bergantung
dari kesamaan pesan yang dikirim
guru dan diterima oleh siswa. Hal
inilah yang menyebabkan berbagai
macam media memiliki kelebihan
dan kekurangan. Alat peraga yang
digunakan dalam proses belajar
mengajar dalam garis besarnya
memiliki faedah menambahkan
kegiatan
belajar
siswa,
menghemat
waktu
belajar,
memberikan alasan yang wajar
untuk belajar karena alat peraga
membangkitkan minat perhatian
dan aktivitas siswa. Sebagai
contoh untuk membelajarkan
materi mekanika fluida akan baik
pembelajarannya
jika
menggunakan metode eksperimen. Tentunya untuk mengguna-
kan metode eksperimen diperlukan peralatan dengan jumlah
yang
cukup.
Seandainya
jumlahnya tidak mencukupi dapat
digunakan metode demonstrasi.
Salah
satu
peralatanpada
mekanika fluida adalah pipa pitot
sebagai terapan dari hukum
Bernoulli.
Pipa
pitot
merupakan
alat/instrumen untuk melakukan
pengukuran tekanan pada aliran
fluida. Pipa pitot sederhana terdiri
dari tabung yang mengarah secara
langsung ke aliran fluida dan
tabung pengukur yang berbentuk
U yang berisi fluida, sehingga
tekanan bisa diukur dengan
perubahan tinggi dari fluida yang
bergerak tersebut.
Untuk membelajarkan pipa
pitot baik untuk eksperimen
maupun demonstrasi, diperlukan
pipa pitot itu sendiri. Meskipun
telah ada pipa pitot tersebut juga
kurang atau tidak berguna jika
tidak terdapat panduan penggunaanya. Sebab buku panduan
ini
berfungsi
memberikan
informasi penggunaan dari alat
peraga terkait penggunaannya
pada proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi,
media pembelajaran pada materi
mekanika fluida berupa alat
peragadi SMANegeri 1 Way Lima
belum tersedia alat tersebut
meskipun laboratorium fisika
SMANegeri
1
Way
Lima
menyediakan
alat
peraga
105
praktikum. Alat peraga tersebut
jauh dari harapan guru untuk
membelajarkan mekanika fluida.
Keadaan ini tidak menyurutkan
keinginan
guru
untuk
membelajarkan materi mekanika
fluida dengan metode dan media
lain yaitu metode ceramah dan
media buku. Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa SMA
Negeri 1 Way Lima, belajar fisika
pada materi mekanika fluida
menjadi kurang menarik. Oleh
karena itu, perlu dibuat alat
peraga pipa pitot pada materi
mekanika fluida.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan penelitian
dan
pengembangan
(Research and Development).
Pengembangan yang dilakukan
adalah
pembuatan
media
pembelajaran berupa alat peraga
pipa pitot dan buku panduan
dengan metode eksperimen dan
demonstrasi.
Sasaran dari pengembangan
ini adalah siswasiswa SMA Negeri
1 Way Limakelas X. Subjek uji coba
produk penelitian pengembangan
terdiri atas ahli desain dan ahli
isi/materi pembelajaran.
Prosedur pengembangan ini
mengacu pada model pengembangan media instruksional yang
diadaptasi dari Suyanto dan
Sartinem (2009). Desain tersebut
meliputi tujuh tahapan prosedur
pengembangan produk dan uji
produk yang perlu dilakukan,
yaitu: (1) Analisis kebutuhan:
untuk mengumpulkan informasi
bahwa
diperlukan
adanya
pengembangan media alat peraga
pipa pitot dan buku panduan
penggunaan dengan metode
eksperimen dan demonstrasi;
(2)Identifikasi sumberdaya untuk
memenuhi kebutuhan: dilakukan
dengan menginventarisir segala
sumber daya yang dimiliki; (3)
Identifikasi spesifikasi produk yang
diinginkan pengguna: dilakukan
untuk mengetahui ketersediaan
sumber daya yang mendukung
pengembangan produk dengan
memperhatikan hasil analisis
kebutuhan dan identifikasi sumber
daya yang dimiliki oleh sekolah;
(4)
Pengembangan
produk:
dilakukan pembuatan berupa alat
peraga pipa pitot dan buku
panduan
dengan
metode
eksperimen dan demonstrasi; (5)
Uji internal: uji kelayakan produk;
(6) Uji eksternal: uji kemanfaatan
produk oleh pengguna; dan (7)
Produksi: merupakan tahap akhir
dari penelitian pengembangan.
Dalam penelitian ini dibatasi
sampai dengan uji internal.
Tahap selanjutnya adalah
metode pengumpulan data. Dalam
penelitian ini menggunakan tiga
macam metode pengumpulan
data yaitu metode observasi,
metode angket dan metode tes
106
khusus.
Metode
observasi
dilakukan
untuk
mengetahui
kelengkapan fasilitas penunjang
kegiatan pembelajaran di sekolah.
Metode angket digunakan untuk
menganalisis kebutuhan akan alat
peraga dan buku panduan pada
materi mekanika fluida. Instrumen
berupa angket uji ahli. Instrumen
angket uji ahli digunakan untuk
menilai dan mengumpulkan data
tentang kelayakan produk yang
dihasilkan
sebagai
media
pembelajaran.
HASIL PENGEMBANGAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil utama dari penelitian
pengembangan
yang
telah
dilakukan di SMA Negeri 1 Way
Limaini adalah berupa alat peraga
dan buku panduan pipa pitot
dengan metode eksperimen dan
demonstrasi. Adapun secara rinci
hasil dari setiap tahapan prosedur
pengembangan yang dilakukan
sebagai berikut:
1.
Analisis Kebutuhan.
Analisis kebutuhan dilakukan
untuk mengumpulkan informasi
bahwa
diperlukan
adanya
pengembangan media berupa alat
peraga dan buku panduan dengan
metode
eksperimen
dan
demonstrasi. Analisis kebutuhan
ini dilakukan dengan teknik
observasi langsung dan angket.
Obervasi langsung dilakukan
untuk mengetahui kelengkapan
sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah sebagai sumber
belajar bagi guru maupun siswa
yang
mendukung
kegiatan
pembelajaran. Sedangkan angket
digunakan untuk menganalisis
kebutuhan akan alat praga dan
buku panduan pada materi
makanika fluida Rekapitulasi hasil
angket terhadap guru Fisika kelas
XI dan hasil observasi langsung di
SMA Negeri 1 Way Lima dapat
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2
berikut:
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengungkap kebutuhan guru dan siswa
No.
1.
2.
3.
Identifikasi Masalah
Metode pembelajaran hanya
menggunakan metode ceramah.
Siswa tidak melakukan praktikum untuk
memahami konsep mekanika fluida
Siswa tidak memiliki buku panduan untuk
mendampingi praktikum konsep mekanika
fluida
Identifikasi Kebutuhan
Dibutuhkan
suatu
media
pembelajaran berupa
alat
peraga dan buku panduan
mekanika fluidadengan metode
eksperimen dan demonstrasi
untuk
memahami
konsep
pesawat sederhana.
107
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Sarana dan Prasarana
No.
1.
Perihal yang
Diobservasi
Ketersediaan
fasilitas
pendukung
yang
menunjang
proses
pembelajaran
fisika
Butir-butir
Observasi
Buku Teks
Guru memiliki buku pegangan dalam
mengajar, dan siswa sebagian besar memiliki
buku cetak sendiri
Laboratorium
Fisika
Ada tetapi hanya digunakan maksimal satu
bulan sekali
Perpustakaan
Ada tetapi sepi dari kunjungan siswa
Berdasarkan Tabel 1 hasil
angketdan Tabel 2 hasil observasi
langsung di SMA Negeri 1 Way
Limadiketahui masalah dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh
sebab itu dilakukan pengembangan suatu media pembelajaran
berupa alat peraga pipa pitot dan
buku panduan pada materi
mekanika fluida dengan metode
eksperimen dan demonstrasi.
2.
Deskripsi Hasil Observasi
Identifikasi Sumberdaya.
Berdasarkan hasil identifikasi
sumber daya yang ada di SMA
Negeri 1 Way Lima diketahui
bahwa guru Fisika kurang kreatif
dalam
menerapkan
metode
belajar serta kurang kreatif
menggunakan media belajar. Guru
hanya menggunakan buku yang
sudah ada dan mengajarkan
berdasarkan buku tersebut. Guru
hanya memiliki buku pegangan
yang dijadikan sebagai sumber
belajar siswa. Atas dasar sumber
daya yang dimiliki tersebut maka
peneliti
melakukan
pengembangan
media
pembelajaran
berupa alat peraga pipa pitot dan
buku panduan pada materi
mekanika fluidadengan metode
eksperimen dan demonstrasi.
Siswa tidak melakukan praktikum
dan tidak memiliki buku panduan
untuk
memahami
konsep
mekanika fluida, dengan demikian
maka siswa diharapkan dapat
memanfaatkan alat peraga pipa
pitot dan buku panduan yang akan
dikembangkan dengan optimal.
3.
Identifikasi
SpesifikasiProduk.
Identifikasi produk dilakukan
untuk mengidentifikasi materi dan
penentuan spesifikasialat peraga
dan buku panduan pada materi
mekanika fluida. Pada tahap ini
dilakukan analisis materi dan
uraian
pembelajaran
untuk
mengetahui standar kompetensi,
108
kompetensi dasar, indikator dan
materi pembelajaran yang akan
dibuat pada buku panduan
pendamping alat peraga. Tahap
selanjutnya adalah penentuan
desain alat peraga dan format
buku panduan yang akan dikembangkan. Produk yang dihasilkan
berupa alat peraga pipa pitot dan
buku panduan pada materi
mekanika fluida dengan metode
eksperimen dan demonstrasi serta
buku panduan yang disesuaikan
dengan metode demonstrasi dan
eksperimen .
4.
Pengembangan Produk.
Tahap pengembangan selanjutnya
setelah
dilakukannya
identifikasi spesifikasi produk
adalah pengembangan produk.
Pengembangan
produk
yang
dilakukan adalah pengembangan
alat peraga pipa pitot dan buku
panduan pada materi mekanika
fluida dengan metode eksperimen
dan demonstrasi.
Dalam proses pengembangan ini dilakukan beberapa
tahapan. Untuk alat peraga yaitu
membuat desain alat peragayakni
alat peraga pipa pitot, selanjutnya
mengumpulkan
bahan
yang
diperlukan untuk pembuatan alat
peragadan langkah berikutnya
adalah pembuatan alat peraga
berdasarkan desain yang dibuat.
Buku panduan penuntun
praktikum yang dibuat dibagi
menjadi tiga kegiatan pembelajaran
yaitu
kegiatan:
I)
menyajikan tuntunan melakukan
percobaan pengukuran laju fluida,
kegiatan,
II)
menyajikan
pertanyaan serta tutunan untuk
mengkaji lebih lanjut konsep fluida
bergerak, dan kegiatan,
III)
menyajikan pertanyaan penguji
tingkat pemahaman siswa tentang
konsep mekanika fluida.Produk
alat peraga pipa pitot dan buku
panduan pada materi mekanika
fluida dengan metode eksperimen
dan
demonstrasi
hasil
pengembangan pada tahap ini
disebut produk prototipe I.
5.
Uji Internal Produk.
Tahap selanjutnya adalah
melakukan uji internal dan uji
eksternal pada produk prototipe I.
Uji internal terdiri dari uji ahli
desain dan uji ahli isi/materi.
Adapun hasil uji internal dapat
dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 di
bawah ini:
109
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Ahli Desain
No.
1.
Aspek Penilaian
Kinerja komponen
2.
Fungsi Bagian Alat
3.
Efisiensi media sebagai alat
peraga
Saran Perbaikan
Selang dalam pipa pitot sebisa mungkin tidak
patah
Pada skala pengukuran, skala nol dibuat
sesuai seharusnya
Perlu dibuat tempat sumber kecepatan aliran
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Ahli Isi/Materi
No
1.
2.
3.
4.
Aspek Penilaian
Kesesuaian Uraian
Materi dengan SK
dan KD
Keakuratan Materi
Mendorong
Keingintahuan
Kesesuaian
Buku panduan
terhadapalat
peraga
Saran Perbaikan
Lebih difokuskan pada konsep mencari kecepatan aliran
Gambar masih kurang proporsianal dengan materi
Panduan pada buku panduan sudah cukup memandu
siswa tetapi bahasanya kurang lugas
Sudah sesuai dengan alat peraga tetapi bahasa prosedur
percobaan kurang sederhana
Berdasarkan Tabel 3 dan
Tabel 4 hasil uji internal, diperoleh
saran-saran perbaikan dari ahli
desain dan ahli isi/materi.
Selanjutnya dilakukan perbaikan
sesuai dengan saran-saran dari
ahli desain dan ahli isi/materi.
Produk hasil perbaikan diberi
nama prototipe II. Setelah produk
menjadi prototipe II maka produk
sudah sesuai baik digunakan
sebagai media alat peraga pembelajaran.
6.
Produksi.
Setelah dilakukan uji internal
dan uji eksternal, diperoleh hasil
uji produk yang disebut prototipe
III. Prototipe III merupakan produk
akhir dari penelitian pengembangan ini.
Pembahasan
Pada
pembahasan
ini
disajikan kajian tentang produk
pengembangan yang telah direvisi,
meliputi kesesuaian produk yang
dihasilkan dengan tujuan pengembangan dan kelebihan serta
kekurangan produk hasil pengembangan.
110
1.
Kesesuaian Produk yang
Dihasilkan dengan Tujuan
Pengembangan.
Tujuan
dari
penelitian
pengembangan
ini
adalah
menghasilkan alat peraga pipa
pitot beserta buku manual
operasionalnya sebagai media
pembelajaran konsep mekanika
fluida. Alat peraga pipa pitot dapat
digunakan untuk mempelajari
konsep mekanika fluida melalui
pengamatan secara langsung dan
digunakan untuk memperoleh
data-data dan menentukan hubungan antara tekanan dan besar
ketinggian fluida yang ada didalamnya. Sedangkan buku manual
operasionalnya digunakan sebagai
pelengkap untuk menunjang keoperasionalan dan penggunaan alat
peraga.
Alat peraga beserta buku
panduan penggunaan dikembangkan sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa
memahami materi mekanika
fluida sehingga siswa lebih mudah
mencapai penguasaan kompetensi
yang tercermin pada
masingmasing indikator yang ada. Selain
itu, penggunaan alat peraga dan
buku
panduan
penggunaan
mekanika fluida sebagai media
pembelajaran dapat digunakan
untuk membantu proses belajar
siswa menjadi lebih menarik dan
dapat dialami secara langsung
dengan
menerakan
metode
eksperimen maupun demonstrasi.
Kelayakan alat peraga dan
buku panduan penggunaan untuk
di-gunakan sebagai media pembelajaran telah teruji secara
internal oleh ahli. Berdasarkan
hasil uji internal, Alat peraga dan
buku panduan penggunaan telah
dinyatakan layak dan dapat
digunakan sebagai media pembelajaran mekanika fluida berdasarkan kesesuaianya terhadap
desain media pembelajaran dan
kesesuaian isi/materi pembelajarannya.
Temuan ini sesuai dengan
pendapat Sari (2012) yang
menyatakan bahwa diperoleh
ketercapaian tujuan pembelajaran
menggunakan
alat
peraga
praktikum beserta LKS hasil
pengembangan selain itu produk
hasil pengembangan ini dapat
digunakan sebagai penuntun
belajar bagi siswa secara mandiri
atau kelompok dan diperoleh
ketuntasan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Diperkuat lagi dari hasil
penelitian Fadila (2011) yang
menyatakan penggunaan (keoperasionalan) alat peraga praktikum
beserta LKS untuk mencapai
tujuan
pembelajaran
telah
tercapai baik dari aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotor serta
hasil penelitian Winarti (2011)
yang berpendapat sama bahwa
alat peraga
dapat digunakan
111
sebagai penuntun dan sumber
belajar siswa.
2.
Kelebihan dan Kelemahan
Produk Hasil Kegiatan Pengembangan.
Produk hasil pengembangan
ini memiliki beberapa kelebihan
yakni: (1) alat peraga pipa pitot
hasil pengembangan tidak hanya
dapat mengukur kelajuan aliran
udara, melainkan dapat menunjukkan asas Bernoulli dari alat
peraga mekanika fluida, (2) alat
peraga dibuat dari beberapa
bahan bekas dan bahan-bahan
yang mudah ditemui dalam
kehidupan sehari-hari sehingga
memudahkan untuk pembuatan
replikanya
dan
biaya
pembuatanya pun relatif lebih
murah
dibandingkan
harus
membeli alat peraga buatan
pabrik.
Kelebihan produk buku
panduan penggunaan secara
internal yaitu: (1) buku panduan
penggunaan disusun berdasarkan
spesifikasi produk yang dibuat,
cara pemakaian, dan cara
pemeliharaan; (2) panduan yang
ada
dalam
buku
panduan
penggunaan dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat membuat
siswa mengerti bagaimana cara
menggunakannya, dan memeliharanya.
Kelebihan
produk
(alat
peraga
dan
buku
manual
operasional) secara eksternal
yaitu: (1) produk hasil pengembangan dapat digunakan sebagai
penuntun belajar bagi siswa
secara mandiri atau kelompok,
baik dengan menerapkan metode
eks-perimen
maupun
demonstrasi; (2) selain dapat
digunakan sebagai media untuk
menyampaikan
pesan
pembelajaran, produk juga dapat
digunakan sebagai alat evaluasi
untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep materi mekanika
fluida khususnya pada pipa pitot
yang meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. (3)
produk dapat digunakan untuk
memberi pengalaman belajar
secara langsung kepada siswa.
Kelemahan produk hasil
pengembangan yaitu penggunaan
alat peraga memerlukan sumber
angin yang berkekuatan besar
semisal blower yang jarang dimiliki
oleh masyarakat umum atau
siswa, dan untuk pengujian secara
nyata menggunakan sumber aliran
udara bukan alat sangat mahal,
karena
pengujiannya
harus
menggunakan aliran udara pada
kecepatan tinggi. Selain itu,
tingkat
efisiensi
penggunaan
produk
hasil
pengembangan
sebagai media pembelajaran
belum terukur bila dibandingkan
menggunakan media jenis lain.
112
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Telah dihasilkan produk
berupa alat peraga pengukuran
laju fluida (udara) beserta buku
panduan penggunaannya. Hasil uji
internal menunjukkan alat peraga
dan buku panduan penggunaan
yang dikembangkan telah sesuai
dengan teori dan layak digunakan
sebagai media pembelajaran.
Saran
dari
penelitian
pengembangan ini antara lain: 1).
Kegiatan
penelitian
lanjutan
berupa
pengembangan
alat
peraga beserta Beserta buku
manual operasional fisika dengan
menerapkan
pembelajaran
metode
eksperimen
atau
pendekatan, atau model, atau
metode
yang
lain
untuk
mempertimbangkan kondisi siswa
dan
kondisi
kegiatan
pembelajaran di sekolah terutama
dalam pengujian eksternal yang
pokok
materinya
tidak
bersesuaian
dengan
waktu
dibelajarkannya pokok materi
tersebut;
2)
Menggiatkan
pengujian penggunaan alat peraga
beserta buku manual operasional
hasil pengembangan dalam skala
yang
lebih
besar
untuk
mengetahui kelebihan dan tingkat
efesiensi penggunaan alat peraga
dan
beserta buku manual
operasional sebagai media bagi
siswa kelas XI SMA/MA. 3) Bagi
pengguna, harus cermat membaca
buku manual agar penggunaan
alat peraga dapat maksimal dan
memperoleh data yang akurat.
Fadila,
Nurul.
2011.
Pengembangan Bahan Ajar
Fisika berbasis Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada Materi
Hukum
Newton.
Skripsi.
Universitas Lampung.
Lestari,
Linda
Puji.
2006.
Keefektifan
Pembelajaran
dengan Menggunakan Alat
Peraga
dan
LKS.
http://digilib.unnes.ac.id.skrip
si/archives/doc.pdf. Diakses
pada 15 November 2012,
Pukul 9.00WIB.
Sardiman, A. M. 2009 Interaksidan
Motivasi Belajar Mengajar.
Raja
Grafindo
Persada.
Jakarta.
Sari,
Oktha Permata. 2012.
Pengembangan Venturi Meter
Sebagai Alat Peraga Pembelajaran Mekanika Fluida.
Skripsi. Universitas Lampung.
Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009.
Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan
Latar Penuntasan Bekal Awal
Ajar Tugas Studi Pustaka dan
Keterampilan Proses untuk
SMA Negeri 3 Bandar
Lampung. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan 2009.
Bandar Lampung: Universitas
Lampung.
Winarti, Yayuk. 2011. Pengembangan
modul
interaktif
materi kinematika gerak.
Skripsi. Universitas Lampung.
113
Download