Modul ke: MANAGEMENT PR Pokok Bahasan PR CRISIS MANAGEMENT Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id Dewi S. Tanti, M.I.Kom. KRISIS PUBLIC RELATIONS Krisis Public Relations adalah peristiwa, rumor, atau informasi yang membawa pengaruh buruk terhadap reputasi, citra dan kredibilitas perusahaan. Banyak perusahaan berfikir bahwa krisis PR hanya akan menyerang siapa saja, baik individu, organisasi, maupun perusahaan, kapan dan dimana saja. INSTITUTE OF CRISIS MANAGEMENT MENDEFINISIKAN KRISIS SEBAGAI BERIKUT: A significant business disruption that stimulates extensive news media coverage. The resulting public scrutiny will affect the organization’s normal operations and also could have a political, legal, financial and governmental impact on its on its business PROCESSES FOR MANAGING THE LIFE CYCLE Proses yang sistematis menjadi prasyarat untuk mengarahkan peran public relations orfficer untuk mengelola kompetisi dan konflik. Proses itu mencakup (1) manajemen isu, (2) komunikasi risiko, (3) manajemen krisis, (4) manajemen reputasi. MANAJEMEN ISU Pada dasarnya manajemen isu merupakan pendekatan sistemik dan proaktif untuk (1) prediksi masalah, (2) antisipasi ancaman, (3) minimalisir kejutan/surprises, (4) resolusi isu (5) cegah krisis. Martha Lauzen (San Diego State University) : effective issues management requires two-way communications, formal environmental scanning, and active sense-making strategies. TAHAPAN MANAJEMEN ISU Identifikasi Isu Analisis Isu Pilihan Strategi Rencana Aksi Evaluasi MEMBANGUN SKENARIO Belajar dari masa lalu Memprediksi kemungkinan masa depan Mencermati dampak masa depan atas keputusan yang diambil saat ini Mengurangi risiko akibat keputusan Membentuk jaminan atas citra positif organisasi KOMUNIKASI KRISIS Banyak krisis disebabkan oleh keputusan manajemen. Perencanaan krisis lebih penting dari pada hasil dokumen perencanaan. Bertahan di kala krisis lebih bergantung pada relasi yang telah dibangun. PRINSIP KOMUNIKASI KRISIS Prinsip relasional: Organisasi bisa bertahan lebih dalam kondisi krisis ketika telah membangun hubungan yang baik dengan stakeholders Prinsip akuntabilitas: Organisasi harus bertanggung jawab terhadap krisis sekalipun bukan tanggung jawabnya PRINSIP KOMUNIKASI KRISIS Prinsip keterbukaan Semasa krisis organisasi perlu menyampaikan informasi dan masalah yang dihadapi Prinsip Komunikasi Simetris Semasa krisis organisasi harus mempertimbangkan kepentingan publik sejajar dengan kepentingan organisasi 8 LANGKAH MENANGANI KRISIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Temukan masalah yang sebenarnya. Yakini Anda memiliki seluruh informasi relevan yang diperlukan Fokuskan komunikasi pada topik masalah. Libatkan tim Anda (corporate communications, legal, dan pihak yang berkaitan dengan krisis) untuk bersama menanggulangi krisis. Komunikasikan dengan segera dan sering. Kemukakan secara transparan apa yang telah Anda ketahui dan yang belum diketahui. Perhatikan apa yang menarik bagi media. Upayakan menyediakan informasi yang relevan bagi media sesegera mungkin. Lengkapi dengan foto-foto atau grafik yang diperlukan. Buka komunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan: pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemerintah, YLK, media, dll. Sambil menangani krisis, jika mungkin bisnis Anda tetap berjalan. Susun rencana untuk menghindari kemungkinan krisis di masa mendatang. Diskusikan segala hal yang bisa menjadi pencetus krisis dan bagaimana mengelolanya. Sumber: Paul Argenti, et.al., The Power of Corporate Communication: Crafting Voice and Image of Your Business. Survei yang dilakukan Western Union Corporation di AS mendapati pernyataan 207 dari 390 perusahaan besar di AS (53%) tak punya keinginan untuk memberitahu publik jika terjadi krisis di perusahaannya (tidak transparan). Mereka khawatir bila fakta sebenarnya terungkap ke masyarakat, perusahaannya akan kehilangan reputasi dan pelanggan, serta bisa mengalami kerugian lebih besar lagi. (sumber: USA Today, “Crisis: Not All Firms Prepared”, 6 Agustus 1984). Fakta lain mengungkap, sebagian besar perusahaan menutup diri terhadap media dan publik ketika terjadi krisis. Untuk menghadapi media dan mengatasi dampaknya para pimpinan menyerahkan sepenuhnya kepada petugas atau konsultan PR, sementara jajaran direksi sama sekali tak mau tampil. (sumber: Thomas Petzinger Jr., “When Disaster Comes, Public Relations Man Won’t Be Far Behind” dalam The Wall Street Journal, 27 Agustus 1979) Terima Kasih Dewi S. Tanti, M.I.Kom.