1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena perempuan yang hamil di luar nikah bukanlah hal yang baru. Fenomena ini muncul dan telah lazim terdengar sejak bertahun-tahun lalu. Bahkan telah terjadi di sekitar masyrakat yang melibatkan remaja putri sampai orang dewasa. Peristiwa ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu sex bebas dan pemerkosaan. Dalam harian Pikiran Rakyat tanggal 29 juli 2004 diberitakan bahwa di Bandung, kurang lebih 38.288 remaja diduga pernah berhubungan intim di luar nikah atau melakukan seks bebas. Jumlah ini berdasarkan hasil polling “Sahabat Anak Remaja (Sahara) Indonesia Foundation” yang terungkap pada seminar dan lokakarya “Kependudukan dan Kualitas Remaja” di Banjaran. Di republika online tanggal 11 Desember 2005 diberitakan bahwa seseorang siswi SMA yang baru berumur 17 tahun hamil karena melakukan sex bebas dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab. Menurut Susilo ( 2007 ) dalam sebuah artikel yang tertulis pada tanggal 18 Juni 2007 dengan judul Berani Berbuat Berani Bertanggung Jawab, menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya kasus perempuan yang hamil di luar nikah adalah pemerkosaan Selain itu, dalam sebuah artikel oleh YZ padatanggal 6 juni 2007 menyatakan bahwa data kehamilan remaja di indonesia menunjukan hamil di luar nikah 1 2 karena di perkosa sebanyak 3,2% karena sama-sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri mencapai 22,6%. Literatur mencatat bahwa ibu hamil yang memiliki suami pun dapat mengalami stres terlebih lagi para perempuan yang hamil di luar nikah. Begitu mengetahui kehamilan tersebut, perasaan takut, bersalah, cemas, kawatir, dan lain sebagainya akan muncul yang nantinya menyebabkan stres. Dalam harian Suara Merdeka tanggal 11 Mei 2006 diberitakan bahwa seorang mahasiswi sebuah PTS stres ketika mengetahui dirinya postif hamil. Berdasarkan Life Event Scale dari Homes dan Rahe, 1967 (dalam Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem, 2004), stres yang disebabkan oleh kehamilan memiliki skor sebanyak 40. Dalam kondisi demikian, dukungan emosional dan adanya perhatian dari orang lain dapat membuat orang tahan terhadap stres (Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1997) Ilyas (dalam Fatahilah, 2006) merumuskan stres sebagai suatu kondisi yang di alami oleh manusia, yang berupa kumpulan-kumpulan gangguan fisik dan psikis, yang disebabkan karena ketidakmampuan manusia mengahadapi tekanan-tekanan tersebut terutama tekanan psikologis. Menurut Gunarsa (2004), stres dirumuskan sebagai setiap tekanan, ketegangan yang mempengaruhi seseorang dalam kehidupan, pengaruhnya dapat sifat wajar atau tidak, tergantung dari reaksinyaterhadap ketegangan tersebut. Menurut Khomsan (dalam Mangoenprasodjo, 2005), stres akan merangsang dihasilkanya hormon adrenalin secara berlebihan dan menyebabkan jantung berdebar cepat. Produksi hormon adrenalin ini akan 3 membutuhkan gizi, seperti vitamin-vitamin B, mineral zinc, kaliun, dan kalsium. Stres yang berkepanjangan tidak menguntungkan karena zat-zat gizi untuk memproduksi hormon adrenalin akan semakin berkurang. Stres juga akan merusak kelenjar timus yang memproduksi sel darah putih sehingga kondisi kekebalan tubuh akan semakin berkurang. Stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik melalui beberapa cara, seperti yang dikemukakan oleh Wortman, dkk (dalam Mangoenprasodjo, 2005) yaitu, stres berpengaruh langsung dalam kesehatan fisik. Dalam hal ini stres menghasilkan perubahan fisik dan psikis yang memberi kontribusi pada perkembangnya suatu penyakit. Kemudian faktor kepribadian dapat mempengaruhi apakah seseorang akan mudah sakit atau tidak. Orang yang pesimistis akan lebih mudah stres dan mengalami sakit dibanding orang yang optimis. Hal-halyang dikemukakan oleh Wortman, dkk (dalam Mangoenprasodjo, 2005) di atas, merupakan sebagian kecil dari penyebab mengapa perempuan yang sedang hamil sebisa mungkin untuk menghidari diri dari stres karena dampak stres dapat mempengaruhi perkembangan janin. Kondisi hamil diluar nikah akan menyebabkan munculnya berbagai macam emosi. Misalnya saja merasa sangat sedih, tertekan, tidak berpengharapan, takut, cemas, dan bahkan marah terhadap apa yang telah terjadi. Kemungkinan menjadi sangat marah dengan situasi yang sedang di hadapi, dengan janin yang tumbuh di dalam kandungan, dengan pasangan, bahkan mungkin kepada Tuhan karena mengizinkan hal itu terjadi 4 (McDowell & Stewart, 2002). Kondisi yang demikian tentunya menyebabkan perempuan yang hamil di luar nikah megalami stres. Oleh karena itu, coping terhadap stres sangat diperlukan sebagai usaha untuk mengatasi stres yang di alami. Lazarus (dikutip oleh Anggraini, 1999; dalam Sinaga, 2005) mengatakan bahwa coping stres berkenaan dengan apa yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang penuh dengan tekanan atau menuntut secara emosional. Selanjutnya akan ditambahkan bahwa suatu cara yang dilakukan individu untuk mengatasi situasi atau problem yang dianggap sebagai tantangan, ketidakadilan, ataupun merugikan sebagai ancaman yang disebut dengan istilah coping stres. Menurut Suririnah, coping terhadap stres atau cara mengatasi stres kepada perempuan hamil dapat berupa mencoba mencari penyebabnya, diet makanan yang baik karena faktor emosional (merokok dan minum minuman berakhohol), komunikasi, mengikuti aktivitas, istirahat yang nyaman, dan konsultasi pada dokter. Namun, melakukan coping terhadap stres dengan baik bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh seseorang yang sedang mengalami tekanan dalam kehidupannya, yang diliputi berbagai perasaan negatif serta yang tidak mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat. Sehingga di perlukan program pendampingan dan pembinaan yang dapat membantu perempuan hamil di luar nikah memperoleh pemikiran baru dan dapat melakuakan coping terhadap stres dengan baik. 5 Biasanya perempuan yang hamil di luar nikah akan menyangkal bahwa dirinya telah hamil, akan merasa takut mengahadapi tanggapan orangorang disekelilingnya dan takut akan perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam tubuhnya atau takut menghadapi sakit persalinan dan melahirkan anak. Selain itu, akan muncul perasaan bersalah, merasa malu, dan akan timbul penyesalan (McDowell & Stewart, 2002). Dalam kondisi yang demikian, dukungan sosial sangat dibutuhkan. Namun, sering kali dukungan sosial tersebut tidak mereka dapatkan dari orang-orang disekelilingnya. Padahal dukungan sosial sangat menolong perempuan yang mengalami hamil karena hamil di luar nikah. Melihat fenomena dari perempuan yang mengalami hamil di luar nikah di atas maka peneliti melihat perlu diadakan suatu penelitian studi kasus mengenai coping stres pada perempuan yang hamil di luar nikah. Dari hasil penelitian Nugraheni 2005, di dalam penyesuaian diri remaja putri akibat hamil di luar nikah yang ditinjau dari piskologisnya rendah dengan merasa tertekan, tingkah laku yang di tutupi, merasa malu atas tindakan mereka kesiapan mental dan kejiwaan unutk berperan sebagai orang tua dalam memelihara anak dengan penuh kasih sayang merupakan hal yang diterima dengan terpaksa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan: jenis apakahcoping stressyang digunakan pada perempuan hamil di luar nikah? 6 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dikemukakan, maka tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui jenis apa sajakah coping stres pada perempuan hamil di luar nikah. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun praktis, sebagai berikut : a. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan dapat menghubungkan teori dalam ilmu bimbingan koseling khususnya mengenai coping stress pada perempuan hamil diluar nikah. b. Manfaat Praktis 1. Dapat menjadi masukan bagi progaram studi bimbingan konseling dalam BK Reproduksi 2. Dapat menjadi masukan bahwa progarm studi dalan memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi perempuan yang mengalami stres pada perempuan hamil di luar nikah 3. Sebagai bahan acuan bagi masyarakat agar dapat menentukan perlakuan yang tepat bagi mereka yang mengalami stres karena hamil di luar nikah.