MODEL PEMBINAAN UMKM INDUSTRI KREATIF SEBUAH

advertisement
Prosiding Seminar STIAMI
ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
MODEL PEMBINAAN UMKM INDUSTRI KREATIF SEBUAH SOLUSI
MENINGKATKAN DAYA SAING GLOBAL
Resista Vikaliana
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
[email protected]
Abstrack, Creative industry is a basic to build national economy that conduct human
resources quality in global competitiveness. In order to perform a value chain, the Small
Medium Enterprises (SME’s) in creative industry must produce value added in novelty,
function, and easiness. The creation of value added is starting from input availability,
production processes, distribution to consumers.
There are nine models of development model that was able to implemented by SME’s in
creative industry. The models is for finding some opportunities in value added development
to commercial need. The nine models are: Model of Creation and Idea, Model of Production,
Model of Distribution, Model of Marketing, Model of Inovation, Model of Creative
Entrepreneur, Model on Process, Model of Opportunity Creation by Supply and Demand, and
Model of Creative Industry Climate.
Key words
: SME’s in Creative Industry, Competitiveness, Development Model of Value
Added
Abstrak, Industri kreatif merupakan salah satu pilar dalam membangun ekonomi nasional,
karena mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi,
sekaligus menyejahterakan masyarakat, yang membuatnya dipandang sangat strategis.
Tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding lurus dengan
ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan, mendorong orang Indonesia berlomba-lomba
menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi memajukan perekonomian
masing-masing. Tidak heran semakin banyak bermunculan pelaku usaha sektor industri
Usaha Kecil Menengah (UMKM). Supaya menghasilkan nilai tambah dan daya saing, setiap
kegiatan usaha harus berbentuk rantai nilai, dan setiap rantai nilai harus menghasilkan nilai
tambah, lalu setiap nilai tembah memiliki kebaruan, kegunaan dan kemudahan. Dengan cara
meningkatakan nilai tambah, daya saing dan peluang perusahaan semakin tinggi. Mulai dari
penyediaan input, proses produksi, distribusi hingga barang dan jasa tersebut sampai kepada
konsumen. Hal tersebut merupakan proses rangkaian nilai yang dapat menghasilkan nilai
tambah dan daya saing. Model- model berikut merupakan model pembinaan yang dapat
dikembangkan oleh UMKM Industri kreatif, untuk mencari peluang nilai tambah yang dapat
dikembangkan untuk keperluan komersial. Sembilan Model-model Penciptaan Nilai Tambah
tersebut adalah: Model Kreasi dan Gagasan, Model Melalui Produksi, Model Melalui
Distribusi, Model Melalui Pemasaran, Model Melalui Inovasi, Model Entrepreneur Kreatif,
Model pada Pekerjaan, Model Penciptaan Peluang melalui Penawaran dan Permintaan, Model
Penciptaan Iklim Ekonomi Kreatif.
Kata kunci: UMKM Industri Kreatif, Daya Saing, Model Penciptaan Nilai Tambah
PENDAHULUAN
Industri kreatif merupakan salah satu pilar
dalam membangun ekonomi nasional,
92
karena mampu menciptakan sumber daya
manusia yang berdaya saing di era
globalisasi,
sekaligus
menyejahterakan
Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ...
masyarakat, yang membuatnya dipandang
triliun
sangat strategis.
dibandingkan tahun sebelumnya.
Perkembangan
meningkat
7,6
persen
kreatif
Tingginya populasi usia produktif di
menunjukkan gambaran yang positif, di
Indonesia yang tak berbanding lurus
mana sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di
dengan
atas
ekonomi
pekerjaan, mendorong orang Indonesia
nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai
berlomba-lomba menciptakan terobosan
tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7
untuk meningkatkan daya saing demi
persen dari PDB nasional (Memperindag
memajukan perekonomian masing-masing.
dalam In
Tidak heran semakin banyak bermunculan
rata-rata
ekonomi
atau
pertumbuhan
Dari sisi tenaga kerja,
sektor ini
mampu menyerap 11,8 juta tenaga kerja
atau 10,7 persen dari angkatan kerja
ketersediaan
jumlah
lapangan
pelaku usaha sektor industri Usaha Kecil
Menengah (UMKM).
Indonesia
merupakan
negara
yang
nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha
paling banyak memiliki pelaku industri
mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7
UMKM.
persen dari total unit usaha. Sementara itu,
tahun 2015. adalah jumlah UMKM yang
aktivitas ekspor industri ini pun baik, yakni
paling besar dibanding negara-negara lain.
mencapai Rp118 triliun atau 5,7 persen
Namun, jumlah tersebut tidak dibarengi
dari total ekspor nasional.
dengan kualitas pendidikan pelaku UMKM
Jumlah UMKM di Indonesia
Dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang
yang diakuinya belum maksimal. (Staf
dikembangkan, terdapat tiga subsektor
Ahli menteri koperasi dan UMKM bidang
yang memberikan kontribusi dominan
penerapan nilai dasar koperasi)
terhadap PDB, yaitu kuliner sebesar Rp209
Di Indonesia sendiri terdapat sekitar
triliun atau 32,5 persen, fesyen sebesar
57,9 juta pelaku UMKM.
Rp182 triliun atau 28,3 persen dan
memberi kontribusi terhadap PBD 58,92
kerajinan sebesar Rp93 triliun atau 14,4
persen dan kontribusi dalam penyerapan
persen.
tenaga kerja 97,30 persen. Untuk tingkat
Melihat lebih dalam pada kinerja ekspor
Pelaku itu
ASEAN, sebanyak 96 persen perusahaan
industri fashion dan kerajinan, ekspor
bergerak
di
sektor
UMKM
dengan
industri fashion mencapai Rp76,7 triliun
kontribusi terhadap PDB sebesar 30 hingga
atau meningkat 8 persen dibandingkan
57 persen.
tahun 2012. Sejalan dengan fashion, pada
penyerapan tenaga kerja 50 sampai 98
industri kerajinan pun terdapat peningkatan
persen,
Sedangkan kontribusi dalam
kinerja ekspor yakni mencapai Rp21,7
93
Prosiding Seminar STIAMI
ISSN 2355-2883
Pola
pelaku
pikir
Volume III, No. 01, Februari 2016
masyarakat,
usaha
Indonesia
khususnya
yang
belum
TINJAUAN PUSTAKA
Industri Kreatif dapat didefinisikan
seluruhnya mampu melihat MEA 2015
sebagai berikut:
sebagai sebuah peluang. Bahkan menurut
1. Siklus kreasi, produksi, serta distribusi
Journal
of
Current
Affairs,
kesadaran
masyarakat
Southeast
dan
mengenai
Asian
pemahaman
ASEAN
masih
sangat terbatas.
barang dan jasa yang menggunakan
kreativitas
dan
modal
intelektual
sebagai input utama.
2. Industri Kreatif teridiri dari seperangkat
sinkronisasi
pengetahuan berbasis aktivitas yang
program dan kebijakan pemerintah pusat
menghasilkan barang-barang riil dan
dengan
diperlukan
inelektual non riil, atau jasa-jasa artistik
kesamaan pandang diantara pejabat daerah
yang memiliki kandungan kreatif, nilai-
dan pusat. Global Competitive Index oleh
nilai ekonomi, dan objek pasar.
Selain
itu
perlunya
daerah.
Sangat
World Economic Forum menempatkan
3. Industri Kreatif tersusun dari suatu
Indonesia pada urutan ke 38, dibawah
bidang yang heterogen, yang saling
sebagian
memengaruhi
negara
ASEAN
seperti
Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand.
dari
kegiatan-kegiatan
kreatif yang bervariasi, yang tersusun
dari seni dan kerajinan trasdisional,
Tantangan
lainnya
yang
perlu
di
evaluasi yakni lemahnya infrastruktur,
khususnya bidang transportasi dan energi
yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi,
terutama juga bagi sektor produksi dan
bagi pasar. Kami juga melihat, pelaku
usaha Indonesia juga inward-looking yakni
besarnya
pasar
domestik
mendorong
pelaku usaha memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan pasar domestik. Selain itu
terbatasnya jumlah SDM yang kompeten
untuk mendukung produktivitas nasioanl
dan birokrasi yang belum efisien serta
belum sepenuhnya berpihak pada pebisnis
juga merupakan tantangan tersendiri.
penerbitan-publikasi, musik, visual, dan
pembentukan
seni
sampai
dengan
penggunaan teknologi yang intensif dan
jasa-jasa
yang
berbasis
kelompok,
seperti film, televisi dan siaran radio,
serta media baru dan desain.
Industri
Kreatif
memiliki
peranan
penting dalam perekonomian nasional
maupun
kontribusi
global
karena
terhadap
memberikan
berbagai
aspek
kehidupan baik secara ekonomi maupun
non ekonomi.
Secara ekonomi, industri
kreatif berperan dalam menciptakan iklim
bisnis,
penciptaan
lapangan
kerja,
menumbuhkan inovasi dan kreativitas,
pencipta sumber daya yang terbarukan, dan
94
Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ...
berkontribusi positif terhadap pendapatan
terhadap
nasional bruto (Suryana, 2013).
konsumen.
Kontribusi
industri
perekonomian
kreatif
menurut
fenomena-fenomena
sosial
Sebaliknya, konsumen juga
bagi
sangat responsif terhadap barang-barang
Departemen
dan jasa-jasa baru yang unik, yang
Perdagangan RI adalah:
diciptakan industri kreatif. Industri kreatif
1. Berkontribusi pada Produk Domestik
mengubah pendekatan dalam orientasi
Bruto
industri.
Bila mulanya adalah supply
2. Menciptakan lapangan pekerjaan
driven, yaitu industri yang merespon
3. Mempertinggi ekspor
konsumen, menjadi demand driven, yaitu
4. Meningkatkan iklim bisnis
industri yang berorientasi merangsang
5. Penciptaan llapangan usaha
permintaan konsumen.
6. Dampak terhadap pertumbuhan sektor
demand driven tidak di suatu tempat,
lain
Proses produksi
melainkan tersebar.
7. Dampak terhadap aspek sosial
Salah satu strategi penciptaan nilai yang
8. Dampak terhadap pelestarian budaya
Berdasarkan
pemetaan
dari W.Chan Kim dan Renee Mauborgne
dilakukan
dalam bukunya yang berjudul Blue Ocean
Departemen Perdagangan RI, karakteristik
Strategy. Blue Ocean Strategy (samudra
umum Industri Kreatif adalah sebagai
biru) adalah area baru yang diciptakan
berikut:
dengan kreativitas dan imajinasi.
1.
Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah
samudra biru ini, perusahaan menciptakan
terjadi hampir pada seluruh sub sektor
aturan main sendiri, menciptakan pasar
Industri Kreatif
sendiri dan membuat kompetisi berikut
Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah
kompetitor yang baku hantam menjadi
tersebut
tidak relevan lagi. Strategi samudra biru
Industri
2.
3.
hasil
Kreatif
studi
populer saat ini adalah strategi inovasi nilai
yang
diikuti
oleh
fluktuasi
pertumbuhan jumlah perusahaan
adalah cara berpikir yang mendorong
Fluktuasi
untuk lebih kreatif, menciptakan nilai
tenaga
pertumbuhan
kerja
setinggi
tinggi,
fluktuasi
penyerapan
tetapi
tidak
pertumbuhan
perusahaan
4.
Di
Memiliki
tambah dan mampu menciptakan hal baru.
Agar tercipta nilai tambah diperlukan
kreativitas berpikir.
tingkat
produktivitas
modal
teknologi
yang
dan
relatif
adalah
Kreativitas berpikir
menghasilkan
ide,
gagasan,
imajinasi dan khayalan-khayalanl.
kreativitas
berpikir
Hasil
konstan.
dari
tersebut
Industri kreatif sangat responsif
ditransformasi ke dalam bentuk inovasi
95
Prosiding Seminar STIAMI
ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
utnuk menciptakan nilai pada setiap rantai.
peluang baru (menciptakan relung-
Kegiatan inovasi yang terus menerus akan
relung usaha yang belum digarap).
melahirkan
nilai
menerus pula.
tambah
yang
 Kreasi
terus
Dengan cara berinovasi
dan
gagasan
mengembangkan produk baru
 Kreasi
untuk meningkatkan nilai tambah, maka
dan
gagasan
keunggulan produk dan daya saing produk
mengembangkan
semakin tinggi, dan peluang semakin
mengombinasikan input.
 Kreasi
besar.
dan
gagasan
mengembangkan
daya saing, setiap kegiatan usaha harus
permodalan baru.
 Kreasi
berbentuk rantai nilai, dan setiap rantai
dan
gagasan
mengembangkan
setiap nilai tembah memiliki kebaruan,
metode atau cara baru.
 Kreasi
untuk
sumber
nilai harus menghasilkan nilai tambah, lalu
Dengan cara
untuk
dan
Supaya menghasilkan nilai tambah dan
kegunaan dan kemudahan.
untuk
dan
untuk
teknologi
atau
gagasan
untuk
meningkatakan nilai tambah, daya saing
mengembangkan desain, ukuran,
dan peluang perusahaan semakin tinggi.
kualitas,
Mulai
keistimewaan barang dan jasa serta
dari
penyediaan
input,
proses
prolduksi, distribusi hingga barang dan
kemasan,
corak,
pelayanan yang akan diberikan.
jasa tersebut sampai kepada konsumen.
 Kreasi
dan
gagasan
untuk
Hal tersebut merupakan proses rangkaian
mengembangkan dan memperluas
nilai yang dapat menghasilkan nilai tambah
saluran, lembaga distribusi, dan
dan daya saing.
wilayah pemasaran baru (contoh:
Model-
model
berikut
merupakan
Yomart, Alfamart, Circle K) dan
model yang dapat dikembangkan untuk
mengembangkan
mencari peluang nilai tambah yang dapat
beberapa daerah pemasaran
dikembangkan untuk keperluan komersial.
 Kreasi
Model-model Penciptaan Nilai Tambah
mencintrakan
tersebut adalah:
1.
dan
agen-agen
gagasan
produk,
di
untuk
melalui
proses perbaikan terus menerus/
Model Kreasi dan Gagasan
Kaizen process.
Ada beberapa macam cara berkreasi
dan
menghasilkan
gagasan
untuk
meningkatkatkan nilai tambah, yaitu:
 Kreasi
dan
mengembangkan
96
gagasan
usaha
dan
2.
Model Melalui Produksi
Pengembangan
produk
dengan
menekankan pada hal berikut ini:
Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ...
 Pengembangan
produk

berbasis
Pengembangan
jejaring
budaya dengan kreasi baru yang
industri,
beragam (misal mengombinasikan
dalam penyediaan bahan baku,
produk khas dan kerajinan antar
proses produksi, maupun dalam
daerah)
pemasaran
hasil
Penggunaan
strategi
 Pengembangan desain produk yang
melalui
antar
aliansi,
baik
produk.
bisnis
dinamis (semakin dinamis desain
beraliansi
produk,
memperluas pangsa pasar dan
semakin
tinggi
nilai

tersebut).
standar

 Pengembangan produk yang ramah

oleh konsumen).
aktif

serta
(media
cetak,
media
Pengembangan
sentra
industri
(misal sentra industri kerajinan
perkembangan teknologi.
standar
penawaran
elektronika, pameran, ekhshibisi).
yang
konsumen
dalam
Penyediaan alat komunikasi yang
sesuai
fleksibel dan beradaptasi dengan
 Pengembangan
Lebih
produk
digunakan, di mana saja, kapan saja
produk
wilayah
mengembangkan
pengguna (mudah dipahami, dibeli,
kebutuhan
Pengembangan
pemasaran yang dinamis
produk
yang sesuai dengan pangsa pasar.
 Pengembangan
untuk
daya saing produk.
tambah dan nilai ekonomis produk
 Pengembangan
dimaksudkan
perak
di
Yogyakarta,
sentra
industri sepatu di Ciomas, Bogor).
kualitas
produk
 Pengenalan
lingkungan
hidup
produk (makin pendek lingkaran
3.
4.
Model Melalui Pemasaran

hidup produk , makin tinggi nilai
melalui riset atau pemantauan
produk tersebut).
kebutuhan kkonsumen.
Model Melalui Distribusi

Penciptaan nilai melalui distribusi
dapat dilakukan sebagai berikut:

Pengembangan informasi pasar
kekuatan
dan
kelemahan pangsa pasar.

Pengembangan kerja sama dan
kemitraan dengan pihak lain, baik
Pemantauan
Pengembangan
promosi
dan
pameran.

Pengembangan teknik promosi
pemerintah, maupun swasta, di
melalui media elektronik secara
dalam maupun luar negeri.
massal oleh dinas terkait
97
Prosiding Seminar STIAMI
ISSN 2355-2883
5.
Volume III, No. 01, Februari 2016
 Pengembangan sikap sosial yang
Model Melalui Inovasi
Menurut Kotler dan Keller (2006) ada
lebih menghargai karya sendiri dan
empat cara inovasi berinovasi:
karya orang lain.

Dengan
cara
penemuan/
 Pengaturan regulasi usaha kecil dan
revolusioner (Penemuan telepon

oleh Alexander Graham Bell dan
 Perlindungan hukum bagi usaha
penemuan pesawat terbang oleh
kecil dengan cara mempermudah
Wright Bersaudara).
pendaftaran hak paten bagi produk
Dengan
yang diciptakannya.
cara
pengembangan
(misal pengembangan McD oleh


menengah.
 Mempercepat pengakuan ekonomi
Ray Kroc).
dengan cara mematenkan secara
Dengan cara duplikasi (misal
massal
duplikasi perawatan gigi oleh
Indonesia
Dentaland).
berwenang.
Dengan cara sintetis (memadukan
konsep dan faktor –faktor yang
sudah
ada
menjadi
formulasi
baru).
produk-produk
oleh
orisinal
pihak
yang
Daya Saing
Daya saing adalah suatu konsep yang
umum digunakan di dalam ekonomi, yang
biasanya
merujuk
kepada
komitmen
6.
Model Entrepreneur Kreatif
terhadap persaingan pasar dalam kasus
7.
Model pada Pekerjaan
perusahaan-perusahaan dan keberhasilan
8.
Model Penciptaan Peluang melalui
dalam
Penawaran dan Permintaan
kasus negara-negara.
Model ini dapat dikembangkan dengan
cara
9.
mengombinasikan
1
internasional
Dari definisi
tersebut,
dalam
terdapat
beberapa hal yang dapat ditarik. Pertama,
sampai model 5, yaitu dengan strategi
daya saing sebuah Industri Kreatif dapat
pemasaran
dilihat dari daya saing dari produk yang
berbasis
karakteristik
produk hasil industri kreatif.
dihasilkannya. Kedua, daya saing produk
Model Penciptaan Iklim Ekonomi
juga memperhatikan pangsa ekspor, pangsa
Kreatif
pasar luar negeri dan dalam negeri,
Model ini dapat dikembangkan dengan
nilai/harga
cara:
konsumen. Dan ketiga, pendorong utama
 Pengembangan budaya terutama
daya
budaya komersial.
98
model
persaingan
saing
produk,
perusahaan
(pekerja dan pengusaha).
dan
kepuasan
adalah
SDM
Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ...
Sumber peningkatan daya saing
kelompok mitra globalnya.
Sebagai
dapat dilihat dari faktor internal dan
contoh, para UMKM bisa melihat pada
eksternal. Untuk faktor internal yang
ketentuan ISO 26000 untuk green product.
terpenting adalah tingkat produktivitas dan
Tantangan penting lainnya, UMKM
inovasi. Inovasi menjadi bagian penting
harus membuat diversifikasi output dan
dalam pembentukan daya saing Industri
menjaga stabilitas pendapat usaha makro
Kreatif. Bila Industri Kreatif mampu
agar tidak jatuh ke kelompok masyarakat
melakukan inovasi, dalam produk, proses
miskin. UMKM juga harus memanfaatkan
produksi, organisasi, manajemen, sistem
fasilitas pembiayaan yang ada termasuk
pemasaran, dan aspek-aspek bisnis lainnya,
dalam kerangka kerjasama ASEAN.
dapat dipastikan Industri Kreatif tersebut
memiliki daya saing yang tinggi.
Sedangkan
eksternal
yang
dari
Peran pemerintah untuk UMKM
aspek-aspek
kinerja
Usaha, kami menata kembali peraturan
volume
perundangand ari pusat sampai daerah,
produksi, pangsa pasar, dan orientasi pasar
Pegembangan Penyelenggaraan Pelayanan
(melayani hanya pasar domestik atau juga
Perizinan Satu Atap/Satu Pintu. Selain itu
pasar luar negeri), atau diversifikasi pasar
ada
(terkonsentrasi pada pasar tertentu atau
konektivitas. Ditambah lagi kami terus
menyebar ke pasar di banyak wilayah).
mengembangkan
perusahaan
Jumlah
menyangkut
Pada Tataran Kebijakan dan Iklim
adalah
terutama
UMKM
di
Indonesia
perbaikan
infrastruktur
SDM
dan
dan
jiwa
kewirausahaannya.
mencapai 56,2 juta unit dan mampu
Seperti
memperluas
menyerap 97,2% tenaga kerja dari total
kewirausahaan
angkatan kerja yang ada. UMKM sangat
menerapkan
kurikulum
kewirausahaan
berperan dalam pertumbuhan ekonimi,
mulai
pendidikan
dasar
mengurangi
angka
dan
perguruan tinggi, menciptakan UMKM
kemiskinan
juga
dalam
yang inovatif melalui peran inkubator
pengangguran
berperan
penerimaan devisa.
Tantangannya
dari
keseluruh
gerakan
Bisnis/Teknologi
sangat
banyak.
Perpres
27/2013
yang
Indonesia,
sesuai
tentang
sampai
dengan
Inkubator
UMKM harus menjaga dan meningkatkan
Wirausahaan. Lalu juga menyelenggarakan
daya saing sebagai industri kreatif dan
berbagai kegiatan untuk meningkatkan
inovatif. Selain itu UMKM juga harus
kewirausahaan baik bagi UMKM yang
meningkatkan standar, desain dan kualitas
sudah ada maupun yang baru tumbuh.
produk agar sesuai dengan ketentuan
99
Prosiding Seminar STIAMI
ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
2016 bersama asosiasi perias dan industri
Metode Penelitian
Penelitian
yang
dilakukan
sarana pernikahan.
Selain itu tanggal 6-10
perpustakaan.
September 2016 dengan industri film pendek
Penelitian ini. Yang dimaksud penelitian
dan animasi, serta 7-11 November 2016 berupa
merupakan
penelitian
kepustakaan
adalah
penelitian
yang
dilakukan hanya berdasarkan atas karya
tertulis.
Termasuk di dalamnya hasil
penelitian, baik yang sudah maupun belum
dipublikasikan.
pameran kerajinan tenun dan anyaman.
Seluruh rangkaian pameran tersebut
akan
digelar
di
Griya
UMKM
Jalan
Tamansiswa. Selama ini Griya UMKM masih
didominasi sebagai ruang konsultasi serta
sekretariat Dewan Kerajinan Nasional Daerah
(Dekranasda) Kota Yogyakarta.
Mulai tahun
Kajian Kasus Pertama: Industri Kreatif
ini akan difungsikan juga sebagai ruang pamer.
di Yogyakarta
Tidak hanya sekadar pameran tematik pada
Pemkot Yogyakarta tahun 2016 fokus
empat jenis industri kreatif saja, namun juga
pada pengembangan empat industri kreatif di
produk lain yang berkaitan dengan kerajinan
Yogyakarta. Keempat industri kreatif ini
khas Yogya.
Pada kasus Kota Yogyakarta, Model
diprediksikan bisa berdaya saing tinggi dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN .
Dari 15 jenis industri kreatif yang
Penciptaan Nilai Tambah yang diterapkan
adalah
Model
Penciptaan
Nilai
Melalui
tengah digencarkan pemerintah, Pemerintah
Pemasaran. Pemasaran sebagai ujung tombak
Kota Yogyakarta akan fokus pada empat
dalam penyampaian produk industri kecil
bidang industri kreatif. Empat industri kreatif
masih banyak kelemahan, disebabkan oleh
ini adalah fashion, kerajinan, perfilman, dan
sebagian
barang seni.
Keempat industri kreatif ini
informasi pasar dan ukuran pasar, akibatnya
memililki peluang besar bersaing dengan
pasar yang terbatas dan bersifat lokal, kurang
produk
promosi,
negara
lain
melalui
Masyarakat
industri
tidak
kecil
tidak
mengenal
mengenal
segmen,
tidak
Ekonomi Asean/ MEA. Produk empat industri
mengenal kekuatan pasar atau sulit masuk ke
kreatif asal Yogya ini memiliki cirikkhas
dalam pasar yang penuh dengan persaingan.
Model
tersendiri yang disukai konsumen luar negeri.
Untuk pengembangan keempat bidang
penciptaan
nilai
melalui
pemasaran dapat dilakukan dengan cara:
industri kreatif ini, Pemerintah Kota akan
Pengembangan informasi pasar melalui riset
memberikan pembinaan serta pemasaran bagi
atau pemantauan kebutuhan konsumen.
produk ini. Sepanjang tahun 2015, pihaknya
Pemantauan kekuatan dan kelemahan pangsa
pun sudah mengagendakan empat kali pameran
pasar.
bagi industri kreatif yang dikembangkan.
Pengembangan promosi dan pameran
Masing-masing pada 10-14 Maret 2016 dengan
(seperti salah satu cara yang dilakukan oleh
produk fashion dan asesoris, 22-26 Agustus
Pemerintah Kota Yogyakarta)
100
Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ...
Pengembangan teknik promosi melalui media
elektronik secara massal oleh dinas terkait.
Model Penciptaan Nilai ini bisa
diterapkan di UMKM yang ada di daerah
lainnya. Kecermatan menangkap peluang
Kajian Kasus Kedua: Street Gourmet di
dan keberanian berinovasi meupakan kunci
Bandung
untuk mewujudkan nilai pada UMKM.
Saat ini di Bandung berkembang
Street Gourmet.
Street Gourmet adalah
memadukan konsep kuliner dan pariwisata.
Selain
itu,
diperlukan
dukungan
untuk
lebih
pemerintah
mendorong
terciptanya industri kreatif.
Street Gourmet di Bandung menawarkan
restoran
makanan
tingkat, yang
pengunjung
menikmati
menggunakan
bus
berkeliling Bandung saat
restoran
hidangan
di
dalamnya
yang
disajikan.
Kajian
Kasus
Ketiga:
Kuliner
Tradisional
Indonesia dengan banyak suku,
memiliki
banyak
ragam
kuliner.
Bandung mewaliki Indonesia, merupakan
Keanekaragaman kuliner tradisional ini
urutan ke 5 yang memiliki Street Gourmet.
saat ini dimodifikasi, untuk menyesuaikan
Ditinjau dari Model Penciptaan
lidah konsumen juga untuk menambah
Nilai, Street Gourmet termasuk ke dalam
variasi,
Model Penciptaan Nilai Melalui Inovasi.
tradisional tersebut.
memperkaya
jenis
kuliner
Kotler dan Keller (2006) berpendapat
Ada seblak telur, ada pisang goreng
bahwa ada empat cara untuk berinovasi,
keju, ada kue cubit aneka rasa, dan banyak
yakni:
kuliner tradisional lainnya.
1.
Berinovasi
pada industri kecil kuliner tradisional terus
2.
Pengembangan
dikembangkan, maka akan meningkan
3.
Duplikasi
kemampuan bersaing dari industri kecil
4.
Sintesis
kuliner tradisional itu.
Street
Gourmet
termasuk
Bila kreasi
cara
Kasus ketiga ini, bila ditinjau dari
Cara
Model Penciptaan Nilai, masuk pada
Sintesis adalah cara perpaduan konsep dan
Model Penciptaan Nilai dengan Cara
faktor-faktor yang sudah ada menjadi
Kreasi dan Gagasan. Pada kasus ini, kreasi
formulasi baru.
dan
berinovasi dengan Cara Sintesis.
Proses ini meliputi
gagasannya
adalah
untuk
pengambilan sejumlah ide atau produk
mengembangkan dan mengombinasikan
yang sudah ditemukan atau sudah dibentuk
input (bahan baku). Selain itu kreasi dan
sehingga menjadi produk yang dapat
gagasan mengembangkan desain, ukuran,
diaplikasikan dengan cara baru.
kualitas, kemasan, corak, keistimewaan
101
Prosiding Seminar STIAMI
ISSN 2355-2883
Volume III, No. 01, Februari 2016
barang, yang mengandung kualitas dan
Model
nilai tambah baru.
Entrepreneur
Pekerjaan,
Inovasi,
Kreatif,
Model
Model
pada
Model Penciptaan Peluang
melalui Penawaran dan Permintaan, Model
KESIMPULAN
UMKM Industri kreatif sangat
responsif
Melalui
terhadap
Penciptaan Iklim Ekonomi Kreatif.
fenomena-fenomena
sosial konsumen. Sebaliknya, konsumen
DAFTAR PUSTAKA
juga sangat responsif terhadap barangbarang dan jasa-jasa baru yang unik, yang
diciptakan industri kreatif.
Untuk menghasilkan nilai tambah
dan daya saing, setiap kegiatan usaha harus
berbentuk rantai nilai, dan setiap rantai
Kotler and Keller. 2006. Marketing
Management.
Penerbit
Salemba
Empat, Jakarta.
Suryana.
2013.
Ekonomi Kreatif:
Ekonomi Baru Mengubah Ide dan
Menciptakan Peluang.
Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
nilai harus menghasilkan nilai tambah, lalu
setiap nilai tembah memiliki kebaruan,
kegunaan dan kemudahan. Dengan cara
meningkatakan nilai tambah, daya saing
dan peluang perusahaan semakin tinggi.
Mulai
dari
penyediaan
input,
proses
produksi, distribusi hingga barang dan jasa
tersebut sampai kepada konsumen.
Hal
tersebut merupakan proses rangkaian nilai
yang dapat menghasilkan nilai tambah dan
daya saing.
Model- model berikut merupakan
model
pembinaan
yang
dapat
UMKM
Industri
dikembangkan
oleh
kreatif,
mencari
untuk
peluang
nilai
tambah yang dapat dikembangkan untuk
keperluan komersial.
Sembilan Model-
model Penciptaan Nilai Tambah tersebut
adalah: Model Kreasi dan Gagasan, Model
Melalui
Produksi,
Model
Melalui
Distribusi, Model Melalui Pemasaran,
102
Internet:
Ario Fajar. www.swaonline.2014 (diunduh
tanggal 31 Januari 2016)
www.merdeka.com (diunduh tanggal 29
Januari 2016)
http://asc.fisipol.ugm.ac.id/research/strate
gi-penguatan-ukm-dalammenghadapi-masyarakat-ekonomiasean-2015 (diunduh tanggal 31
Januari 2016)
Download