Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883 Volume III, No. 01, Februari 2016 MODEL PEMBINAAN UMKM INDUSTRI KREATIF SEBUAH SOLUSI MENINGKATKAN DAYA SAING GLOBAL Resista Vikaliana Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI [email protected] Abstrack, Creative industry is a basic to build national economy that conduct human resources quality in global competitiveness. In order to perform a value chain, the Small Medium Enterprises (SME’s) in creative industry must produce value added in novelty, function, and easiness. The creation of value added is starting from input availability, production processes, distribution to consumers. There are nine models of development model that was able to implemented by SME’s in creative industry. The models is for finding some opportunities in value added development to commercial need. The nine models are: Model of Creation and Idea, Model of Production, Model of Distribution, Model of Marketing, Model of Inovation, Model of Creative Entrepreneur, Model on Process, Model of Opportunity Creation by Supply and Demand, and Model of Creative Industry Climate. Key words : SME’s in Creative Industry, Competitiveness, Development Model of Value Added Abstrak, Industri kreatif merupakan salah satu pilar dalam membangun ekonomi nasional, karena mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus menyejahterakan masyarakat, yang membuatnya dipandang sangat strategis. Tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan, mendorong orang Indonesia berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi memajukan perekonomian masing-masing. Tidak heran semakin banyak bermunculan pelaku usaha sektor industri Usaha Kecil Menengah (UMKM). Supaya menghasilkan nilai tambah dan daya saing, setiap kegiatan usaha harus berbentuk rantai nilai, dan setiap rantai nilai harus menghasilkan nilai tambah, lalu setiap nilai tembah memiliki kebaruan, kegunaan dan kemudahan. Dengan cara meningkatakan nilai tambah, daya saing dan peluang perusahaan semakin tinggi. Mulai dari penyediaan input, proses produksi, distribusi hingga barang dan jasa tersebut sampai kepada konsumen. Hal tersebut merupakan proses rangkaian nilai yang dapat menghasilkan nilai tambah dan daya saing. Model- model berikut merupakan model pembinaan yang dapat dikembangkan oleh UMKM Industri kreatif, untuk mencari peluang nilai tambah yang dapat dikembangkan untuk keperluan komersial. Sembilan Model-model Penciptaan Nilai Tambah tersebut adalah: Model Kreasi dan Gagasan, Model Melalui Produksi, Model Melalui Distribusi, Model Melalui Pemasaran, Model Melalui Inovasi, Model Entrepreneur Kreatif, Model pada Pekerjaan, Model Penciptaan Peluang melalui Penawaran dan Permintaan, Model Penciptaan Iklim Ekonomi Kreatif. Kata kunci: UMKM Industri Kreatif, Daya Saing, Model Penciptaan Nilai Tambah PENDAHULUAN Industri kreatif merupakan salah satu pilar dalam membangun ekonomi nasional, 92 karena mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus menyejahterakan Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ... masyarakat, yang membuatnya dipandang triliun sangat strategis. dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan meningkat 7,6 persen kreatif Tingginya populasi usia produktif di menunjukkan gambaran yang positif, di Indonesia yang tak berbanding lurus mana sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di dengan atas ekonomi pekerjaan, mendorong orang Indonesia nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai berlomba-lomba menciptakan terobosan tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 untuk meningkatkan daya saing demi persen dari PDB nasional (Memperindag memajukan perekonomian masing-masing. dalam In Tidak heran semakin banyak bermunculan rata-rata ekonomi atau pertumbuhan Dari sisi tenaga kerja, sektor ini mampu menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau 10,7 persen dari angkatan kerja ketersediaan jumlah lapangan pelaku usaha sektor industri Usaha Kecil Menengah (UMKM). Indonesia merupakan negara yang nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha paling banyak memiliki pelaku industri mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7 UMKM. persen dari total unit usaha. Sementara itu, tahun 2015. adalah jumlah UMKM yang aktivitas ekspor industri ini pun baik, yakni paling besar dibanding negara-negara lain. mencapai Rp118 triliun atau 5,7 persen Namun, jumlah tersebut tidak dibarengi dari total ekspor nasional. dengan kualitas pendidikan pelaku UMKM Jumlah UMKM di Indonesia Dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang yang diakuinya belum maksimal. (Staf dikembangkan, terdapat tiga subsektor Ahli menteri koperasi dan UMKM bidang yang memberikan kontribusi dominan penerapan nilai dasar koperasi) terhadap PDB, yaitu kuliner sebesar Rp209 Di Indonesia sendiri terdapat sekitar triliun atau 32,5 persen, fesyen sebesar 57,9 juta pelaku UMKM. Rp182 triliun atau 28,3 persen dan memberi kontribusi terhadap PBD 58,92 kerajinan sebesar Rp93 triliun atau 14,4 persen dan kontribusi dalam penyerapan persen. tenaga kerja 97,30 persen. Untuk tingkat Melihat lebih dalam pada kinerja ekspor Pelaku itu ASEAN, sebanyak 96 persen perusahaan industri fashion dan kerajinan, ekspor bergerak di sektor UMKM dengan industri fashion mencapai Rp76,7 triliun kontribusi terhadap PDB sebesar 30 hingga atau meningkat 8 persen dibandingkan 57 persen. tahun 2012. Sejalan dengan fashion, pada penyerapan tenaga kerja 50 sampai 98 industri kerajinan pun terdapat peningkatan persen, Sedangkan kontribusi dalam kinerja ekspor yakni mencapai Rp21,7 93 Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883 Pola pelaku pikir Volume III, No. 01, Februari 2016 masyarakat, usaha Indonesia khususnya yang belum TINJAUAN PUSTAKA Industri Kreatif dapat didefinisikan seluruhnya mampu melihat MEA 2015 sebagai berikut: sebagai sebuah peluang. Bahkan menurut 1. Siklus kreasi, produksi, serta distribusi Journal of Current Affairs, kesadaran masyarakat Southeast dan mengenai Asian pemahaman ASEAN masih sangat terbatas. barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan modal intelektual sebagai input utama. 2. Industri Kreatif teridiri dari seperangkat sinkronisasi pengetahuan berbasis aktivitas yang program dan kebijakan pemerintah pusat menghasilkan barang-barang riil dan dengan diperlukan inelektual non riil, atau jasa-jasa artistik kesamaan pandang diantara pejabat daerah yang memiliki kandungan kreatif, nilai- dan pusat. Global Competitive Index oleh nilai ekonomi, dan objek pasar. Selain itu perlunya daerah. Sangat World Economic Forum menempatkan 3. Industri Kreatif tersusun dari suatu Indonesia pada urutan ke 38, dibawah bidang yang heterogen, yang saling sebagian memengaruhi negara ASEAN seperti Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand. dari kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi, yang tersusun dari seni dan kerajinan trasdisional, Tantangan lainnya yang perlu di evaluasi yakni lemahnya infrastruktur, khususnya bidang transportasi dan energi yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi, terutama juga bagi sektor produksi dan bagi pasar. Kami juga melihat, pelaku usaha Indonesia juga inward-looking yakni besarnya pasar domestik mendorong pelaku usaha memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik. Selain itu terbatasnya jumlah SDM yang kompeten untuk mendukung produktivitas nasioanl dan birokrasi yang belum efisien serta belum sepenuhnya berpihak pada pebisnis juga merupakan tantangan tersendiri. penerbitan-publikasi, musik, visual, dan pembentukan seni sampai dengan penggunaan teknologi yang intensif dan jasa-jasa yang berbasis kelompok, seperti film, televisi dan siaran radio, serta media baru dan desain. Industri Kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional maupun kontribusi global karena terhadap memberikan berbagai aspek kehidupan baik secara ekonomi maupun non ekonomi. Secara ekonomi, industri kreatif berperan dalam menciptakan iklim bisnis, penciptaan lapangan kerja, menumbuhkan inovasi dan kreativitas, pencipta sumber daya yang terbarukan, dan 94 Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ... berkontribusi positif terhadap pendapatan terhadap nasional bruto (Suryana, 2013). konsumen. Kontribusi industri perekonomian kreatif menurut fenomena-fenomena sosial Sebaliknya, konsumen juga bagi sangat responsif terhadap barang-barang Departemen dan jasa-jasa baru yang unik, yang Perdagangan RI adalah: diciptakan industri kreatif. Industri kreatif 1. Berkontribusi pada Produk Domestik mengubah pendekatan dalam orientasi Bruto industri. Bila mulanya adalah supply 2. Menciptakan lapangan pekerjaan driven, yaitu industri yang merespon 3. Mempertinggi ekspor konsumen, menjadi demand driven, yaitu 4. Meningkatkan iklim bisnis industri yang berorientasi merangsang 5. Penciptaan llapangan usaha permintaan konsumen. 6. Dampak terhadap pertumbuhan sektor demand driven tidak di suatu tempat, lain Proses produksi melainkan tersebar. 7. Dampak terhadap aspek sosial Salah satu strategi penciptaan nilai yang 8. Dampak terhadap pelestarian budaya Berdasarkan pemetaan dari W.Chan Kim dan Renee Mauborgne dilakukan dalam bukunya yang berjudul Blue Ocean Departemen Perdagangan RI, karakteristik Strategy. Blue Ocean Strategy (samudra umum Industri Kreatif adalah sebagai biru) adalah area baru yang diciptakan berikut: dengan kreativitas dan imajinasi. 1. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah samudra biru ini, perusahaan menciptakan terjadi hampir pada seluruh sub sektor aturan main sendiri, menciptakan pasar Industri Kreatif sendiri dan membuat kompetisi berikut Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah kompetitor yang baku hantam menjadi tersebut tidak relevan lagi. Strategi samudra biru Industri 2. 3. hasil Kreatif studi populer saat ini adalah strategi inovasi nilai yang diikuti oleh fluktuasi pertumbuhan jumlah perusahaan adalah cara berpikir yang mendorong Fluktuasi untuk lebih kreatif, menciptakan nilai tenaga pertumbuhan kerja setinggi tinggi, fluktuasi penyerapan tetapi tidak pertumbuhan perusahaan 4. Di Memiliki tambah dan mampu menciptakan hal baru. Agar tercipta nilai tambah diperlukan kreativitas berpikir. tingkat produktivitas modal teknologi yang dan relatif adalah Kreativitas berpikir menghasilkan ide, gagasan, imajinasi dan khayalan-khayalanl. kreativitas berpikir Hasil konstan. dari tersebut Industri kreatif sangat responsif ditransformasi ke dalam bentuk inovasi 95 Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883 Volume III, No. 01, Februari 2016 utnuk menciptakan nilai pada setiap rantai. peluang baru (menciptakan relung- Kegiatan inovasi yang terus menerus akan relung usaha yang belum digarap). melahirkan nilai menerus pula. tambah yang Kreasi terus Dengan cara berinovasi dan gagasan mengembangkan produk baru Kreasi untuk meningkatkan nilai tambah, maka dan gagasan keunggulan produk dan daya saing produk mengembangkan semakin tinggi, dan peluang semakin mengombinasikan input. Kreasi besar. dan gagasan mengembangkan daya saing, setiap kegiatan usaha harus permodalan baru. Kreasi berbentuk rantai nilai, dan setiap rantai dan gagasan mengembangkan setiap nilai tembah memiliki kebaruan, metode atau cara baru. Kreasi untuk sumber nilai harus menghasilkan nilai tambah, lalu Dengan cara untuk dan Supaya menghasilkan nilai tambah dan kegunaan dan kemudahan. untuk dan untuk teknologi atau gagasan untuk meningkatakan nilai tambah, daya saing mengembangkan desain, ukuran, dan peluang perusahaan semakin tinggi. kualitas, Mulai keistimewaan barang dan jasa serta dari penyediaan input, proses prolduksi, distribusi hingga barang dan kemasan, corak, pelayanan yang akan diberikan. jasa tersebut sampai kepada konsumen. Kreasi dan gagasan untuk Hal tersebut merupakan proses rangkaian mengembangkan dan memperluas nilai yang dapat menghasilkan nilai tambah saluran, lembaga distribusi, dan dan daya saing. wilayah pemasaran baru (contoh: Model- model berikut merupakan Yomart, Alfamart, Circle K) dan model yang dapat dikembangkan untuk mengembangkan mencari peluang nilai tambah yang dapat beberapa daerah pemasaran dikembangkan untuk keperluan komersial. Kreasi Model-model Penciptaan Nilai Tambah mencintrakan tersebut adalah: 1. dan agen-agen gagasan produk, di untuk melalui proses perbaikan terus menerus/ Model Kreasi dan Gagasan Kaizen process. Ada beberapa macam cara berkreasi dan menghasilkan gagasan untuk meningkatkatkan nilai tambah, yaitu: Kreasi dan mengembangkan 96 gagasan usaha dan 2. Model Melalui Produksi Pengembangan produk dengan menekankan pada hal berikut ini: Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ... Pengembangan produk berbasis Pengembangan jejaring budaya dengan kreasi baru yang industri, beragam (misal mengombinasikan dalam penyediaan bahan baku, produk khas dan kerajinan antar proses produksi, maupun dalam daerah) pemasaran hasil Penggunaan strategi Pengembangan desain produk yang melalui antar aliansi, baik produk. bisnis dinamis (semakin dinamis desain beraliansi produk, memperluas pangsa pasar dan semakin tinggi nilai tersebut). standar Pengembangan produk yang ramah oleh konsumen). aktif serta (media cetak, media Pengembangan sentra industri (misal sentra industri kerajinan perkembangan teknologi. standar penawaran elektronika, pameran, ekhshibisi). yang konsumen dalam Penyediaan alat komunikasi yang sesuai fleksibel dan beradaptasi dengan Pengembangan Lebih produk digunakan, di mana saja, kapan saja produk wilayah mengembangkan pengguna (mudah dipahami, dibeli, kebutuhan Pengembangan pemasaran yang dinamis produk yang sesuai dengan pangsa pasar. Pengembangan untuk daya saing produk. tambah dan nilai ekonomis produk Pengembangan dimaksudkan perak di Yogyakarta, sentra industri sepatu di Ciomas, Bogor). kualitas produk Pengenalan lingkungan hidup produk (makin pendek lingkaran 3. 4. Model Melalui Pemasaran hidup produk , makin tinggi nilai melalui riset atau pemantauan produk tersebut). kebutuhan kkonsumen. Model Melalui Distribusi Penciptaan nilai melalui distribusi dapat dilakukan sebagai berikut: Pengembangan informasi pasar kekuatan dan kelemahan pangsa pasar. Pengembangan kerja sama dan kemitraan dengan pihak lain, baik Pemantauan Pengembangan promosi dan pameran. Pengembangan teknik promosi pemerintah, maupun swasta, di melalui media elektronik secara dalam maupun luar negeri. massal oleh dinas terkait 97 Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883 5. Volume III, No. 01, Februari 2016 Pengembangan sikap sosial yang Model Melalui Inovasi Menurut Kotler dan Keller (2006) ada lebih menghargai karya sendiri dan empat cara inovasi berinovasi: karya orang lain. Dengan cara penemuan/ Pengaturan regulasi usaha kecil dan revolusioner (Penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell dan Perlindungan hukum bagi usaha penemuan pesawat terbang oleh kecil dengan cara mempermudah Wright Bersaudara). pendaftaran hak paten bagi produk Dengan yang diciptakannya. cara pengembangan (misal pengembangan McD oleh menengah. Mempercepat pengakuan ekonomi Ray Kroc). dengan cara mematenkan secara Dengan cara duplikasi (misal massal duplikasi perawatan gigi oleh Indonesia Dentaland). berwenang. Dengan cara sintetis (memadukan konsep dan faktor –faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru). produk-produk oleh orisinal pihak yang Daya Saing Daya saing adalah suatu konsep yang umum digunakan di dalam ekonomi, yang biasanya merujuk kepada komitmen 6. Model Entrepreneur Kreatif terhadap persaingan pasar dalam kasus 7. Model pada Pekerjaan perusahaan-perusahaan dan keberhasilan 8. Model Penciptaan Peluang melalui dalam Penawaran dan Permintaan kasus negara-negara. Model ini dapat dikembangkan dengan cara 9. mengombinasikan 1 internasional Dari definisi tersebut, dalam terdapat beberapa hal yang dapat ditarik. Pertama, sampai model 5, yaitu dengan strategi daya saing sebuah Industri Kreatif dapat pemasaran dilihat dari daya saing dari produk yang berbasis karakteristik produk hasil industri kreatif. dihasilkannya. Kedua, daya saing produk Model Penciptaan Iklim Ekonomi juga memperhatikan pangsa ekspor, pangsa Kreatif pasar luar negeri dan dalam negeri, Model ini dapat dikembangkan dengan nilai/harga cara: konsumen. Dan ketiga, pendorong utama Pengembangan budaya terutama daya budaya komersial. 98 model persaingan saing produk, perusahaan (pekerja dan pengusaha). dan kepuasan adalah SDM Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ... Sumber peningkatan daya saing kelompok mitra globalnya. Sebagai dapat dilihat dari faktor internal dan contoh, para UMKM bisa melihat pada eksternal. Untuk faktor internal yang ketentuan ISO 26000 untuk green product. terpenting adalah tingkat produktivitas dan Tantangan penting lainnya, UMKM inovasi. Inovasi menjadi bagian penting harus membuat diversifikasi output dan dalam pembentukan daya saing Industri menjaga stabilitas pendapat usaha makro Kreatif. Bila Industri Kreatif mampu agar tidak jatuh ke kelompok masyarakat melakukan inovasi, dalam produk, proses miskin. UMKM juga harus memanfaatkan produksi, organisasi, manajemen, sistem fasilitas pembiayaan yang ada termasuk pemasaran, dan aspek-aspek bisnis lainnya, dalam kerangka kerjasama ASEAN. dapat dipastikan Industri Kreatif tersebut memiliki daya saing yang tinggi. Sedangkan eksternal yang dari Peran pemerintah untuk UMKM aspek-aspek kinerja Usaha, kami menata kembali peraturan volume perundangand ari pusat sampai daerah, produksi, pangsa pasar, dan orientasi pasar Pegembangan Penyelenggaraan Pelayanan (melayani hanya pasar domestik atau juga Perizinan Satu Atap/Satu Pintu. Selain itu pasar luar negeri), atau diversifikasi pasar ada (terkonsentrasi pada pasar tertentu atau konektivitas. Ditambah lagi kami terus menyebar ke pasar di banyak wilayah). mengembangkan perusahaan Jumlah menyangkut Pada Tataran Kebijakan dan Iklim adalah terutama UMKM di Indonesia perbaikan infrastruktur SDM dan dan jiwa kewirausahaannya. mencapai 56,2 juta unit dan mampu Seperti memperluas menyerap 97,2% tenaga kerja dari total kewirausahaan angkatan kerja yang ada. UMKM sangat menerapkan kurikulum kewirausahaan berperan dalam pertumbuhan ekonimi, mulai pendidikan dasar mengurangi angka dan perguruan tinggi, menciptakan UMKM kemiskinan juga dalam yang inovatif melalui peran inkubator pengangguran berperan penerimaan devisa. Tantangannya dari keseluruh gerakan Bisnis/Teknologi sangat banyak. Perpres 27/2013 yang Indonesia, sesuai tentang sampai dengan Inkubator UMKM harus menjaga dan meningkatkan Wirausahaan. Lalu juga menyelenggarakan daya saing sebagai industri kreatif dan berbagai kegiatan untuk meningkatkan inovatif. Selain itu UMKM juga harus kewirausahaan baik bagi UMKM yang meningkatkan standar, desain dan kualitas sudah ada maupun yang baru tumbuh. produk agar sesuai dengan ketentuan 99 Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883 Volume III, No. 01, Februari 2016 2016 bersama asosiasi perias dan industri Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan sarana pernikahan. Selain itu tanggal 6-10 perpustakaan. September 2016 dengan industri film pendek Penelitian ini. Yang dimaksud penelitian dan animasi, serta 7-11 November 2016 berupa merupakan penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis. Termasuk di dalamnya hasil penelitian, baik yang sudah maupun belum dipublikasikan. pameran kerajinan tenun dan anyaman. Seluruh rangkaian pameran tersebut akan digelar di Griya UMKM Jalan Tamansiswa. Selama ini Griya UMKM masih didominasi sebagai ruang konsultasi serta sekretariat Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta. Mulai tahun Kajian Kasus Pertama: Industri Kreatif ini akan difungsikan juga sebagai ruang pamer. di Yogyakarta Tidak hanya sekadar pameran tematik pada Pemkot Yogyakarta tahun 2016 fokus empat jenis industri kreatif saja, namun juga pada pengembangan empat industri kreatif di produk lain yang berkaitan dengan kerajinan Yogyakarta. Keempat industri kreatif ini khas Yogya. Pada kasus Kota Yogyakarta, Model diprediksikan bisa berdaya saing tinggi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN . Dari 15 jenis industri kreatif yang Penciptaan Nilai Tambah yang diterapkan adalah Model Penciptaan Nilai Melalui tengah digencarkan pemerintah, Pemerintah Pemasaran. Pemasaran sebagai ujung tombak Kota Yogyakarta akan fokus pada empat dalam penyampaian produk industri kecil bidang industri kreatif. Empat industri kreatif masih banyak kelemahan, disebabkan oleh ini adalah fashion, kerajinan, perfilman, dan sebagian barang seni. Keempat industri kreatif ini informasi pasar dan ukuran pasar, akibatnya memililki peluang besar bersaing dengan pasar yang terbatas dan bersifat lokal, kurang produk promosi, negara lain melalui Masyarakat industri tidak kecil tidak mengenal mengenal segmen, tidak Ekonomi Asean/ MEA. Produk empat industri mengenal kekuatan pasar atau sulit masuk ke kreatif asal Yogya ini memiliki cirikkhas dalam pasar yang penuh dengan persaingan. Model tersendiri yang disukai konsumen luar negeri. Untuk pengembangan keempat bidang penciptaan nilai melalui pemasaran dapat dilakukan dengan cara: industri kreatif ini, Pemerintah Kota akan Pengembangan informasi pasar melalui riset memberikan pembinaan serta pemasaran bagi atau pemantauan kebutuhan konsumen. produk ini. Sepanjang tahun 2015, pihaknya Pemantauan kekuatan dan kelemahan pangsa pun sudah mengagendakan empat kali pameran pasar. bagi industri kreatif yang dikembangkan. Pengembangan promosi dan pameran Masing-masing pada 10-14 Maret 2016 dengan (seperti salah satu cara yang dilakukan oleh produk fashion dan asesoris, 22-26 Agustus Pemerintah Kota Yogyakarta) 100 Resista Vikaliana, Model Pembinaan Umkm Industri Kreatif Sebuah Solusi ... Pengembangan teknik promosi melalui media elektronik secara massal oleh dinas terkait. Model Penciptaan Nilai ini bisa diterapkan di UMKM yang ada di daerah lainnya. Kecermatan menangkap peluang Kajian Kasus Kedua: Street Gourmet di dan keberanian berinovasi meupakan kunci Bandung untuk mewujudkan nilai pada UMKM. Saat ini di Bandung berkembang Street Gourmet. Street Gourmet adalah memadukan konsep kuliner dan pariwisata. Selain itu, diperlukan dukungan untuk lebih pemerintah mendorong terciptanya industri kreatif. Street Gourmet di Bandung menawarkan restoran makanan tingkat, yang pengunjung menikmati menggunakan bus berkeliling Bandung saat restoran hidangan di dalamnya yang disajikan. Kajian Kasus Ketiga: Kuliner Tradisional Indonesia dengan banyak suku, memiliki banyak ragam kuliner. Bandung mewaliki Indonesia, merupakan Keanekaragaman kuliner tradisional ini urutan ke 5 yang memiliki Street Gourmet. saat ini dimodifikasi, untuk menyesuaikan Ditinjau dari Model Penciptaan lidah konsumen juga untuk menambah Nilai, Street Gourmet termasuk ke dalam variasi, Model Penciptaan Nilai Melalui Inovasi. tradisional tersebut. memperkaya jenis kuliner Kotler dan Keller (2006) berpendapat Ada seblak telur, ada pisang goreng bahwa ada empat cara untuk berinovasi, keju, ada kue cubit aneka rasa, dan banyak yakni: kuliner tradisional lainnya. 1. Berinovasi pada industri kecil kuliner tradisional terus 2. Pengembangan dikembangkan, maka akan meningkan 3. Duplikasi kemampuan bersaing dari industri kecil 4. Sintesis kuliner tradisional itu. Street Gourmet termasuk Bila kreasi cara Kasus ketiga ini, bila ditinjau dari Cara Model Penciptaan Nilai, masuk pada Sintesis adalah cara perpaduan konsep dan Model Penciptaan Nilai dengan Cara faktor-faktor yang sudah ada menjadi Kreasi dan Gagasan. Pada kasus ini, kreasi formulasi baru. dan berinovasi dengan Cara Sintesis. Proses ini meliputi gagasannya adalah untuk pengambilan sejumlah ide atau produk mengembangkan dan mengombinasikan yang sudah ditemukan atau sudah dibentuk input (bahan baku). Selain itu kreasi dan sehingga menjadi produk yang dapat gagasan mengembangkan desain, ukuran, diaplikasikan dengan cara baru. kualitas, kemasan, corak, keistimewaan 101 Prosiding Seminar STIAMI ISSN 2355-2883 Volume III, No. 01, Februari 2016 barang, yang mengandung kualitas dan Model nilai tambah baru. Entrepreneur Pekerjaan, Inovasi, Kreatif, Model Model pada Model Penciptaan Peluang melalui Penawaran dan Permintaan, Model KESIMPULAN UMKM Industri kreatif sangat responsif Melalui terhadap Penciptaan Iklim Ekonomi Kreatif. fenomena-fenomena sosial konsumen. Sebaliknya, konsumen DAFTAR PUSTAKA juga sangat responsif terhadap barangbarang dan jasa-jasa baru yang unik, yang diciptakan industri kreatif. Untuk menghasilkan nilai tambah dan daya saing, setiap kegiatan usaha harus berbentuk rantai nilai, dan setiap rantai Kotler and Keller. 2006. Marketing Management. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif: Ekonomi Baru Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. nilai harus menghasilkan nilai tambah, lalu setiap nilai tembah memiliki kebaruan, kegunaan dan kemudahan. Dengan cara meningkatakan nilai tambah, daya saing dan peluang perusahaan semakin tinggi. Mulai dari penyediaan input, proses produksi, distribusi hingga barang dan jasa tersebut sampai kepada konsumen. Hal tersebut merupakan proses rangkaian nilai yang dapat menghasilkan nilai tambah dan daya saing. Model- model berikut merupakan model pembinaan yang dapat UMKM Industri dikembangkan oleh kreatif, mencari untuk peluang nilai tambah yang dapat dikembangkan untuk keperluan komersial. Sembilan Model- model Penciptaan Nilai Tambah tersebut adalah: Model Kreasi dan Gagasan, Model Melalui Produksi, Model Melalui Distribusi, Model Melalui Pemasaran, 102 Internet: Ario Fajar. www.swaonline.2014 (diunduh tanggal 31 Januari 2016) www.merdeka.com (diunduh tanggal 29 Januari 2016) http://asc.fisipol.ugm.ac.id/research/strate gi-penguatan-ukm-dalammenghadapi-masyarakat-ekonomiasean-2015 (diunduh tanggal 31 Januari 2016)