EVALUASI KEBIJAKAN PENGATURAN PASAR TRADISIONAL “PASAR BULU” DI KOTA SEMARANG Oleh : Intan Agustina Dwirahayu, Aufarul Marom, Ari Subowo Administrasi Publik Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Diponegoro Jl. H. Soedharto, SH Tembalang Semarang Kode Pos 1269 Abstract The goal of traditional market policy is to increase local government economy growth. During year of 2011-2013 the retribution in Bulu Market decreased which has impact to local government income. The purpose of this research is to evaluate and excavate the factors which obstruct traditional market policy in Bulu Market. The research methods which are used are Qualitative research method in descriptive type, with interview, observations, and literature study to gather data. The result of traditional market regulation policy in Bulu Market, using public policy evaluation criteria from William Dunn such as, effectivity, efficiency, sufficiency, alignment, responsiveness, and accuracy indicates that the renovation, area regulation and zoning regarded as not optimal. The initial concept of the Bulu Market is as one of the culinary tourism destination by providing food court on the 3rd floor till now hasn’t realized. Sellers preferred selling in the basement. Market facilities hasn’t completed and. The awareness of sellers in maintaining the cleanliness of the merchandise as well as the environment are still lacking. The policy obstruction, area regulation and zoning in Bulu Market which are run not in their way because more of the sellers who choose to sell in market’s basement than in the fixed zones. Based on this result, the traditional market policy hasn’t been optimal. Researcher advices Market Office to do regular evaluation in every three months to the sellers in Bulu Market regarding the kiosk permit. The purpose of the evaluation is to make the sellers in Bulu Market could choose to keep selling in fixed zones or in basement. Keywords: evaluation, Bulu Market, policy, traditional market regulation PENDAHULUAN mempermudah memperoleh barang 1.1 Latar Belakang dan Pasar tradisional merupakan jasa kebutuhan Adapun bagi sehari-hari. produsen, pasar urat nadi perekonomian masyarakat. menjadi tempat untuk mempermudah Bagi konsumen, adanya pasar akan proses penyaluran barang hasil produksi. menjadikan pasar tradisional sebagai Pasar tradisional adalah pasar penggerak yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah roda perekonomian daerah. Daerah, Penataan pasar tradisional Swasta, Badan Usaha Milik Negara yang dan Badan Usaha Milik Daerah diharapkan termasuk kerjasama dengan swasta pendapatannya dengan tempat usaha berupa toko, meningkatkan sumbangan terhadap kios, los dan tenda yang dimiliki atau PAD. dikelola oleh pedagang sebagaimana dapat dilakukan meningkatkan sehingga kecil, Pasar Bulu merupakan salah menegah, swadaya masyarakat atau satu pasar yang mempunyai lokasi koperasi dengan usaha skala kecil, strategis karena berdekatan dengan modal kecil dan dengan proses jual kawasan beli barang dagangan melalui tawar Konsep dan bentuk bangunan baru menawar. (Perda Kota Semarang No Pasar Bulu memiliki karakteristik 9 Tahun 2013 tentang Pengaturan semi-modern, modern bangunannya Pasar Tradisional). dan tradisional system jual-belinya. Pasar tradisional yang identik Pada wisata Lawang kenyataannya pasar Bulu dengan sebuah lokasi perdagangan mengalami yang kumuh, semrawut, kotor dan retribusi merupakan sumber kemacetan lalu selama 2 tahun berturut turut dari lintas. tahun 2011-2013 sebesar 14,7%. Hal Kebijakan-kebijakan telah jumlah Sewu. yang sangat lain Daerah (PERDA) Nomor 9 Tahun optimalnya penataan pasar Bulu 2013 Tentang Pengaturan Pasar yang Kota memiliki disfungsi bangunan pasar. Ditambah salah satunya terlihat signifikan dibuat, antara lain dalam Peraturan tujuan yang penurunan Semarang dari adalah kurang adanya lagi keberadaan pedagang pancaan Model evaluasi yang tidak memiliki kios atau los di digunakan pasar dan berjualan di basement. William Dunn yang mengacu pada 1.2 Tujuan Penelitian enam kriteria evaluasi kebijakan 1. Mengevaluasi kebijakan pelaksanaan pengaturan pasar tradisional (Perda No. 9 Tahun menurut yang pandangan public yaitu : Kriteria Efektivitas Pertanyaan Apakah hasil yang 2013 tentang Pengaturan Pasar diinginkan Tradisional) di pasar Bulu Kota tercapai ? Semarang. 2. Menggali Efisiensi faktor-faktor menghambat pengaturan Pasar yang Seberapa telah banyak usaha yang kebijakan diperlukan untuk pasar tradisional mencapai hasil di Semarang yang diinginkan ? Bulu (Evaluasi Perda No. 9 Tahun Kecukupan Seberapa jauh 2013 tentang Pengaturan Pasar pencapaian hasil Tradisional). yang 1.3 Tinjaun Teoritis memecahkan Evaluasi formal dipilih oleh penulis dalam penelitian ini. Evaluasi formal adalah pendekatan menggunakan deskriptif untuk diinginkan masalah ? Perataan yang Apakah biaya dan manfaat metode-metode didistribusikan menghasilkan dengan merata informasi yang valid dan cepat kepada kelompok- dipercaya mengenai hasil kebijakan, kelompok namun mengevaluasi hasil tersebut berbeda ? atas tujuan program kebijakan yang Responsivitas Apakah telah diumumkan secara formal oleh kebijakan pembuat kebijakan. (Dunn 2000 : memuaskan 615) kebutuhan, yang hasil Ketepatan preferensi atau nilai disajikan kelompok- Keabsahan kelompok tertentu ? triangulasi Apakah hasil membandingkan (tujuan) yang pengamatan dengan hasil wawancara diinginkan benar- dalam dan bentuk data naratif. menggunakan sumber dengan data hasil membandingkan hasil benar berguna atau wawancara dengan dokumen yang bernilai ? terkait dengan penelitian. PEMBAHASAN Sumber: (Dunn, 2003:610) 1. Efektivitas 1.4 Metodelogi Penelitian Peneliti Pedagang Pasar Bulu banyak menggunakan metode penlitian kualitatif dengan yang masih belum mengetahui tipe deskriptif. Subyek penelitan tentang adanya Perda No 9 Tahun menggunakan purposive sampling, 2013. 2. dimana informan dalam penelitian kota ini adalah Kepala Seksi Penataan dan mendanai Pemetaan Pasar Dinas Pasar Kota pasar sekaligus dalam satu waktu APBD yang dimiliki Semarang tidak mampu pembangunan gedung Kepala Pasar “Pasar sehingga pembangunan Pasar Bulu pedagang Pasar Bulu, dijadikan pembangunan yang bersifat konsumen Pasar Bulu. Sumber data multiyear.. Zonasi yang dilakukan di berasal dari data primer melalui Pasar wawancara, dan data sekunder dari diperuntukan pedagang konveksi dan dokumen aksesoris, Semarang, Bulu”, yang mendukung Bulu yaitu lantai 2 lantai 1 diperuntukan penelitian. Teknik pengumpulan data peruntukan melalui bumbu, roti, buah-buahan, sayur, observasi, wawancara, angket/ kuesioner, dan dokumentasi. pedagang sembako, daging sedangkan konsep awal lantai Data yang terkumpul akan 3 yaitu sebagai food court belum diinterpretasian melalui redukasi data berjalan. Kegiatan dan kepengurusan yaitu dengan memilih data- data PPJP Pasar Bulu tidak berjalan yang penting dan akan digunakan. maksimal. Kurangnya Data pedagang Pasar hasil reduksi kemudian kesadaran Bulu dalam memperhatikan kebersihan Belum ada kejelasan akan jam lingkungan sekitar pasar maupun operasional di Pasar Bulu sehingga barang dagangan mereka. muncul kesulitan untuk melakukan Adapun hambatan kriteria penarikan retribusi, hal ini terutama efektivitas yaitu : terjadi pada pedagang pancaan yang a. Setelah zonasi selesai dilakukan, terletak di basement Pasar Bulu. ternyata para pedagang sayur, Adapun daging atau buah-buahan lebih efisiensi yaitu : memilih berjualan di basement. a. Jumlah petugas retribusi dan b. Masih sering ditemukan hambatan keamanan kriteria belum tumpukan sampah bekas jualan memadai yang terlihat di area berjualan. sebanyak 1200 orang. Petugas Barang yang retribusi dan keamanan yang ditampilkan masih terlihat dekil, sekaligus merangkap. Selain itu, kotor dan tak menarik terutama Pasar Bulu juga kekurangan untuk pedagang sayur dan buah- petugas kebersihan. dagangan buahan. pedagang b. Belum tersedianya dana untuk 2. Efisiensi melakukan Pasar Bulu hanya memiliki 7 petugas retribusi dan merangkap petugas untuk cukup keamanan. Sedangkan perawatan dan pemeliharaan bangunan pasar. c. Ketidakjelasan jam operasional pasar yang dapat menyebabkan petugas kebersihan dibentuk secara disfungsi swadaya oleh pedagang. Seiring Struktur basement yang terbuka dengan dapat menyebabkan disfungsi perkembangan teknologi bangunan yang pesat, maka Dinas Pasar Kota bangunan Semarang tinggal. berinisiatif dengan pasar. menjadi memanfaatkan teknologi yang ada d. Masih yaitu pemanfaatan cc tv dan audio. jumlah Sampai saat ini belum tersedianya dibayarkan dana untuk melakukan perawatan kepada petugas hingga saat ini. dan pemeliharaan bangunan pasar. belum ada tempat retribusi 3. Kecukupan oleh kejelasan yanh harus pedagang Para pedagang pancaan yang Adapun hambatan kriteria berjualan di basement sulit untuk kecukupan yaitu : ditertibkan. a. Kurang tegasnya zonasi yang Mereka seharusnya hanya diizinkan berjualan di pagi dilakukan oleh hari. Pedagang pancaan Namun ternyata mereka petugas. yang berjualan sampai siang bahkan sore seharusnya berjualan di pagi hari hari. Hal ini juga yang menyebabkan malah terus berlanjut hingga para pedagang di kios lantai 2 sore hari. Sehingga pedagang memilih ikut turun dan berjualan di dari kios di lantai 2 juga ikut basement turun ke basement sebab melihat sebab pembeli lebih banyak memilih belanja di basement. Revitalisasi yang dilakukan terhadap Pasar Bulu juga mengakibatkan lahan menjadi lebih sempit, hal ini para pembeli lebih memilih berbelanja di basement. Hal ini menyebabkan kios-kios di lantai 2 nampak kosong. dikarenakan b. Persepsi yang berbeda yang mempertimbangkan lahan parkir dan dimiliki oleh Dinas Pasar Kota ruang terbuka hijau. Tentu saja hal Semarang dan pedagang pasar ini berdampak pada kecukupan luas Bulu. kios di dalam Pasar Bulu. Kios Semarang yang merasa hanya menjadi bertanggung lebih sebelumnya. Semarang Dinas hanya sempit dari Pasar Kota memfasilitasi Dinas Pasar jawab Kota sampai memfasilitasi pasar selebihnya kemana arah Pasar pedagang, selebihnya mau dibawa ke ditentukan arah mana Pasar Bulu diserahkan namun pedagang menginginkan kepada para pedgang. Namun hal adanya sosialisasi sebaliknya diungkapkan oleh salah merubah pola seorang pedagang pasar Bulu, dia pedagang lain. ingin agar Dinas Pasar Kota oleh Bulu pedagang, pikir untuk para 4. Perataan Semarang mau melakukan sosialisasi Dinas Pasar Kota Semarang untuk merubah pola pikir para telah memindahkan dan menata pedagang semua pedagang yang ada dengan jumlah sekitar 1200 pedagang. Para tersedia pedagang mengaku telah merasakan Peraturan Daerah No 9 Tahun pembangunan dan penataan yang 2013 tentang Pengaturan Pasar dilakukan oleh Dinas Pasar Kota Tradisional. Semarang. Sekarang mereka telah bila dilihat dari b. Disfungsi basement Pasar Bulu memiliki kios yang lebih nyaman yang seharusnya digunakan dan bersih. Manfaat dari pengaturan untuk lahan parkir tetapi malah pasar tradisional Pasar Bulu juga digunakan untuk berjualan. Hal turut dirasakan oleh konsumen Pasar ini memerlukan ketegasan dari Bulu, proses jual beli menjadi lebih petugas. nyaman. Namun sayangnya pasar c. Kurangnya komunikasi antara Bulu masih sepi. Terjadi disfungsi pedagang, petugas pasar dan basement Pasar Bulu. Pasar Bulu Dinas Pasar Kota Semarang yang seharusnya digunakan untuk akan lahan parkir tetapi malah digunakan sebenarnya terjadi di lapangan untuk berjualan. Banyak pedagang terkait dengan kosongnya kios- yang bangkrut selama di lokasi kios di Pasar Bulu. permasalahan penampungan ketika dipindahkan ke 5. Responsivitas Pasar Bulu mereka sudah tidak Pedagang dan yang konsumen memiliki modal untuk mengisi kios, Pasar Bulu menyatakan sejauh ini sehingga kios di pasar Bulu banyak dampak yang kosong. Para pedagang di pelaksanaan kebijakan pengaturan Pasar pasar tradisional di Pasar Bulu ini Bulu fasilitas belum perpasaran mengetahui yang harus dimiliki secara rinci. cukup yang ditimbulkan baik.Ketidakpuasan oleh dari pihak Dinas Pasar Kota Semarang Adapun hambatan kriteria perataan yaitu : karena belum berjalannya konsep Pasar Bulu sebagaimana mestinya. a. Masih belum siapnya fasilitas Adapun hambatan kriteria yang sudah tersedia di Pasar responsivitas Bulu. beberapa kurangnya kesadaran yang dimiliki belum oleh pedagang pasar Bulu untuk fasilitas Namun yang ada juga yaitu : Masih menjaga kebersihan dan ketertiban dan gagasan-gagasan telah diberikan di area berjualan. Dan juga fasilitas oleh petugas Kantor Pasar Bulu. yang hingga saat ini belum lengkap PENUTUP dan Kesimpulan belum berfungsi sehingga aktivitas jual-beli di Pasar Bulu 1. Efektivitas masih belum dapat berjalan secara Efektivitas maksimal. kebijakan 6. Ketepatan tradisional di Pasar Bulu dinilai Ijin atas kepemilikan kios masih penyelenggaraan pengaturan belum optimal. pasar Adapun diberikan secara gratis oleh Dinas hambatan yang dialami yaitu : Pasar Kota Semarang. Pedagang a. Pedagang hanya perlu melakukan kewajiban sebagai pemegang ijin kepemilikan. Zonasi yang dilakukan oleh Dinas lebih memilih berjualan di basement. b. Kebersihan lingkungan dan barang dagangan belum terjaga. Pasar Kota Semarang bertujuan 2. Efisiensi untuk kesempatan Efisiensi penyelenggaraan kebijakan berjualan yang sama bagi pedagang pengaturan pasar tradisional di Pasar dengan jenis dan ragam dagangan Bulu dinilai masih belum optimal. yang sama. Kepala Pasar Bulu telah Adapun hambatan yang dialami melakukan yaitu : untuk memberikan berbagai mengubah sosialisasi manajemen a. Jumlah petugas retribusi, pelayanannya. Namun ternyata para keamanan dan kebrsihan belum pedagang hingga saat ini masih cukup memadai. memilih manajemen pelayanan yang seperti dulu, tidak menarik. Adapun hambatan kriteria ketepatan yaitu : Para pedagang masih belum bisa merubah pola b. Belum tersedianya dana untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan bangunan pasar. c. Ketidakjelasan jam operasional pasar pikir dan pola pelayana mereka d. Ketidakjelasan jumlah retribusi walaupun berbagai upaya sosialisai yang harus dibayarkan oleh pedagang. 3. Kecukupan akan Penyelenggaraan kebijakan pengaturan pasar tradisional di Pasar permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan 5. Responsivitas Bulu dinilai masih jauh dari yang di Dengan harapkan. Adapun hambatan yang pengaturan pasar tradisional dinilai dialami yaitu : memiliki a. Kurang tegasnya zonasi yang dilakukan oleh petugas. adanya dampak kebijakan yang cukup positif bagi ketertiban, kenyamanan social serta kebersihan lingkungan. b. Persepsi yang berbeda yang Hal ini dinilai membawa dampak dimiliki oleh Dinas Pasar Kota positif Semarang dan pedagang pasar pedagang Bulu. Sedangkan yang dinilai kurang baik 4. Perataan Manfaat yang memuaskan dan oleh konsumen. adalah masih kurangnya kesadaran dari pengaturan pasar yang dimiliki oleh pedagang pasar tradisional Pasar Bulu telah dapat Bulu untuk menjaga kebersihan dan dirasakan ketertiban di area berjualan. oleh pedagang dan konsumen Pasar Bulu, proses jual 6. Ketepatan beli menjadi lebih nyaman. Namun Pembangunan dan penataan di sayangnya pasar Bulu masih sepi. Pasar Adapun hambatan yang dialami memberikan yaitu : sama a. Masih belum siapnya fasilitas Bulu dilakukan untuk kesempatan yang pedagang yang kepada berjualan dengan jenis dan ragam yang sudah tersedia di Pasar dagangan yang Bulu. hambatan yang b. Disfungsi basement Pasar Bulu yang digunakan untuk berjualan. c. Kurangnya komunikasi antara sama. masih Adapun terjadi sampai saat ini yaitu para pedagang masih belum bisa merubah pola pikir dan pola pelayana mereka. Saran pedagang, petugas pasar dan 1. Efektivitas Dinas Pasar Kota Semarang a. Perlu dilakukan evaluasi oleh Dinas Pasar Kota Semarang secara berkala (3 bulan sekali) a. Dinas Pasar Kota Semarang terhadap para pedagang akan perlu melakukan penganggaran izin kepemilikan kios. ulang b. Diadakan sosialisasi maupun penambahan unit tempat sampah di sekitar Pasar Bulu. terkait kelengkapan fasilitas perpasaran. b. Perlu ada pemerintah 2. Efisiensi dengan ketegasan dari mengenai jam operasinal pedagang pancaan. a. Membentuk petugas secara c. Dinas Pasar Kota Semarang swadaya oleh pedagang agar seharusnya keamanan dan kebersihan pasar musyawarah dapat terjaga. mengikutsertakan pedagang dan b. Pedagang melalui PPJP melaksanakan yang petugas kantor pasar (Paguyuban Pedagang dan Jasa 5. Responsivitas Pasar) Bulu dapat mengadakan Diadakan swadaya penambahan unit tempat sampah di pemeliharaan dan perawatan bangunan. c. Pihak pengurus melakukan pasar dapat 6. Ketepatan pengkajian ulang Pemerintah pasar menetapkan perlu jumlah segera retribusi hasrus berperan secara melaksanakan aktif pedagang DAFTAR PUSTAKA Dunn, William N. 2003. Analisis a. Ketegasan akan ijin kepemilikan kios di lantai 2 perlu dilakukan. rutin dilakukan antara aparat. 4. Perataan dalam gagasan-gagasan yang mereka berikan. 3. Kecukupan melakukan sosialisasi yang lebih intensif atau yang harus dibayarkan oleh para b. Perlu maupun sekitar Pasar Bulu. terhadap jam operasional pasar. d. Dinas sosialisasi musyawaah pedagang dan Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Peraturan Daerah No 9 Tahun 2013 Tentang Tradisional Pengaturan Pasar