Peningkatan Nilai Tambah Pati dan Selulosa Melalui Proses Ensimatis Dikirim oleh denok pada 17 April 2016 | Komentar : 0 | Dilihat : 3106 Prof. Dr. Ir. Yunianta, DEA Berbagai inovasi pengolahan bahan hasil pertanian menggunakan teknologi proses baik fisik, kimia maupun biokimiawi (ensimatis/mikrobiologis) akan mampu meningkatkan nilai tambahnya, sehingga memberi keuntungan maksimal bagi bangsa Indonesia yang dikenal memiliki kekayaan biodiversitas. Yunianta memaparkan hal ini dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar bidang kimia dan biokimia pangan pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB). Pengukuhan dilangsungkan di Gedung Widyaloka pada Selasa (19/4/2016) dengan pidato berjudul "Peningkatan Nilai Tambah Bahan Hasil Pertanian Dengan Memanfaatkan Proses Ensimatis". Yunianta yang menyelesaikan program doktor di Universitas Nantes Perancis pada 1995 ini menyampaikan bahwa proses produksi komponen kimia bahan hasil pertanian dimulai dari proses fotosintesa di kloroplas yang ada di dalam sel daun. Biosintesa glukosa ini mengandalkan proses ensimatis yang ditandai dengan kemampuannya menurunkan jumlah energi yang diperlukan. Menurut alumni Magister program pada National Polytechnic Institute of Toulouse Perancis ini, pengembangan produk baru dapat dilakukan dengan meniru salah satu atau beberapa tahapan proses metabolisme atau dengan memanfaatkan jasa mikroba untuk menghasilkan suatu metabolit sebagai hasil metabolisme sel. Pengembangan produk baru ini dapat diwujudkan menjadi industri besar yang menampung banyak tenaga kerja. Contoh pemanfaatan proses metabolisme untuk pengembangan produk turunan adalah pemanfaatan pathway biosintesa asam-asam amino melalui pathway metabolisme protein serta pemanfaatan pathway biosintesa asam-asam organik dalam proses siklus Krebs yang antara lain menghasilkan asam sitrat, asam isositrat, asam malat, asam alfa ketoglutarat, asam oksaloasetat, asam fumarat dan asam suksinat. Dalam pidatonya, suami Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) Prof. Ir. Yenny Risjani, DEA, PhD ini membedah dua bahan hasil pertanian yakni pati dan selulosa dengan memanfaatkan proses ensimatis. Di Indonesia, sumber pati diluar beras dan gandum dapat dijumpai pada banyak tanaman seperti ubikayu, jagung, sukun, aren, umbi garut, gembili dan ganyong. Sementara selulosa dapat dijumpai pada limbah pertanian seperti sekam, tongkol jagung, batang padi, batang tebu, dan dedaunan. Dari sekian banyak sumber pati, menurut Yunianta ubikayu dan sagu merupakan komoditas yang paling potensial. Areal sagu di Indonesia berada di Papua seluas 600.000 ha dengan produksi 5.4 juta ton. Sementara untuk ubi kayu, Indonesia mampu memproduksi hingga 20 juta ton per tahun dengan daerah penghasil terbesarnya adalah Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Peningkatan nilai tambah pati secara ensimatis dapat dilakukan dengan memanfaatkan ensim amylase. Pemanfaatan ensim ini akan menghasilkan produk glukosa, maltose dan dekstrin. Hidrogenasi glukosa dan maltosa adalah reaksi dasar dalam pabrik sorbitol dan maltisol. Sementara selulosa dapat dipecah dengan ensim selulase menjadi molekul glukosa. Glukosa dari sumber pati maupun selulosa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pada berbagai jenis pabrik seperti pabrik minuman sirup glukosa dan sirup fruktosa, pabrik sorbitol dan vitamin C, pabrik alkohol dan asam cuka, pabrik bumbu masak MSG, pabrik asam laktat dan polilaktat serta pabrik asamasam organik. Yunianta berharap, produk-produk baru turunan glukosa ini bisa menjadi komoditas ekspor dalam perdagangan internasional. Untuk menghindari pemalsuan produk dalam dunia perdagangan, Yunianta punya gagasan untuk mengkarakterisasi produk-produk tersebut melalui teknik analisa isotopik. Terkait hal ini, studi mendalam telah dilakukan dalam transfer isotop deuterium selama proses fermentasi glukosa menjadi etanol. Transfer isotop deuterium ini dilakukan dengan memanfaatkan NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dan GC-IRMS (Gas Chromatography-Isotopic Ratio Mass Spectroscopy). [denok/Humas UB]. Artikel terkait Visiting Profesor Turki di FTP Mahasiswa FTP Raih Emas International Young Inventors Award 2017 Dekan FTP Terpilih sebagai Ketua FKPT TPI 2017-2019 FLOICE FTP Raih Dua Emas di Bandung Kerjasama Internasional UB dan University of Southampton