Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tiga konsep besar yang terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu pengetahuan, ibu menyusui dan
ASI Eksklusif. Konsep pengetahuan diuraikan berdasarkan pengertian
pengetahuan, tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, proses memperoleh pengetahuan, cara pengukuran
pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan. Konsep ibu menyusui
yaitu pengertian ibu menyusui, langkah agar sukses menyusui secara
eksklusif, tanda-tanda menyusui yang benar, teknik laktasi pada bayi
yang baru lahir, seputar payudara ibu menyusui. Sedangkan konsep
ASI Eksklusif akan diuraikan tentang pengertian ASI Eksklusif,
komposisi dan volume ASI, komposisi zat gizi dalam ASI, fisiologi
pembentukan dan pengeluaran ASI, keunggulan ASI, manfaat
pemberian ASI Eksklusif, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan ASI Eksklusif
11
12
2.1 Pengetahuan
2.1. 1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia,
yang sekedar menjawab pertanyaan “What”, misalnya apa air, apa
manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui, kepandaian, segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan suatu hal.
2.1.2 Tingkat pengetahuan
Analisa
Taksonomi
Bloom
yang
disampaikan
oleh
Notoatmodjo (2003), menyebutkan bahwa pengetahuan di dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu sebagai berikut:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
13
2) Memahami (Comprehension)
Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek yang dipelajari harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen. Tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja: dapat menggambarkan
(membuat
bagian),
membedakan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
memisahkan,
14
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruh yang baru, dengan kata lain sintesis itu
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang
ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkas, dan dapat menyesuaikan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau kriteria yang telah ada.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sosial ekonomi
2. Kultur atau budaya
3. Pendidikan
4. Pengalaman
15
2.1.4 Proses Memperoleh Pengetahuan
Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003), mengatakan
bahwa sebelum orang mengadopsi sikap/perilaku baru, di dalam diri
seseorang terjadi proses yang berurutan, yaitu :
1) Awareness (kesadaran), yakni individu mengetahui dan
menyadari tentang adanya stimulus
2) Interest adalah orang mulai tertarik dan menaruh perhatian
terhadap stimulus
3) Evaluation artinya orang memberikan penilaian dengan
menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya
4) Trial orang mulai mencoba memakai atau berperilaku
5) Adaptation artinya subjek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, dan sikapnya terhadap stimulus
2.1.5 Cara Pengukuran
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara terbuka atau
terstruktur sesuai dengan variabel dalam penelitian ataupun dengan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian dan dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
domain kognitif (Notoatmodjo, 2003).
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkapkan
determinan perilaku dari analisis faktor – faktor yang mempengaruhi
perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan,
16
antara lain teori Lawrence Green (Green, dalam Notoatmodjo,2003)
mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi perilaku (non
behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari
3 faktor, yaitu :
1. Faktor – faktor pengaruh (predisposing factor) yang
terwujud
dalam
pengetahuan,
sikap,
kepercayaan,
keyakinan, dan nilai – nilai
2. Faktor – faktor pendukung (enabling factor) yang
terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana –sarana
kesehatan.
3. Faktor – faktor penguat ( reinforcing factor) yang
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
Sumber yang lain juga mengatakan bahwa pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat
tes / kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur,
selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari
masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah
skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian
17
dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang
digunakan sebagai berikut:
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Misal :
Jumlah jawaban benar Responden A = 20. Jumlah soal 25
(nilai maksimal 25). Maka nilai prosentase responden adalah:
20
X 100% = 80%
A=
25
Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam
kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut :
• Baik
: Nilai = 76-100%
• Cukup
: Nilai = 56-75%
• Kurang
: Nilai = 40-55%
• Tidak baik
: Nilai < 40%
18
Jenis statistik deskriptif yang biasa digunakan untuk mengukur
pengetahuan :
A. Prosentase
Fx
P=
x 100%
N
Keterangan :
P
= Prosentase
Fx = Frekwensi responden dengan kriteria
tertentu
N
= Jumlah total responden/sampel
B. Rata-Rata
X =
x1 + x2 + x3 + xn
N
Keterangan :
X
= Nilai rata-rata
x1, x2, xn
=Nilai Responden 1, 2, dan responden-n
n
= Jumlah responden/sampel
Misal :
Ada 5 responden dengan nilai pengetahuan = 50, 60, 60, 50,
dan 80. Maka nilai rata-rata responden adalah:
50 + 60 + 60 + 50 + 80
5
300
5
= 60
19
C. Median
Me =
n+1
2
Keterangan :
Me
= Nilai rata-rata
N
= Jumlah responden/sampel
Misal : Ada 5 responden dengan nilai pengetahuan = 50, 60,
60, 50, dan 80. Maka nilai Median responden adalah:
5+1
2
=3
Artinya, nilai Median ada di posisi ke 3 setelah diurut dari
yang terkecil ke angka yang terbesar, yaitu 50, 50, 60, 60, 80. Jadi
nilai mediannya ada pada angka/nilai 60 (posisi ke-3).
2.1.6 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada
beberapa
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
pengetahuan seseorang, antara lain:
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin baik pula pengetahuannya (Wied Hary A, 1996 dalam
Hendra AW, 2008).
20
2. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut
dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan
atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat
digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa lalu (Notoatmodjo, 1997).
3. Usia
Semakin bertambah usia seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia
tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berusia belasan tahun (Singgih, 1998 dalam
Hendra AW, 2008). Selain itu Abu Ahmadi, 2001 dalam Hendra AW,
2008 juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu
salah satunya dipengaruhi oleh usia. Dari uraian ini maka dapat kita
simpulkan bahwa bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh
pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan
atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
21
4. Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, radio, surat kabar atau media lain maka hal itu akan
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A, 1996
dalam Hendra AW, 2008).
2.1.7 Cara memperoleh pengetahuan
Cara
memperoleh
pengetahuan
yang
dikutip
dari
(Notoatmodjo, 2003) adalah sebagai berikut:
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba
salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu
tidak berhasil maka dicoba untuk kemungkinan yang lain
sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
22
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinanpimpinan masyarakat formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain
yang
menerima
yang
dikemukakan
oleh
orang
yang
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer
disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan
oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh
Deobold Van Devan yang dikutip Wawan 2010. Akhirnya lahir
suatu cara untuk malakukan penelitian yang biasa dikenal dengan
penelitian ilmiah.
23
2.2 Ibu Menyusui
2.2.1 Pengertian Ibu Menyusui
Pengertian Ibu
• Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan
yang lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun
belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Pengertian Menyusui
•
Menyusui adalah memberikan makanan kepada bayi yang
langsung dari payudara (Roesli, 2000).
Jadi pengertian ibu menyusui adalah ibu yang memberikan
makanan kepada bayi langsung dari payudara.
2.2.2 Langkah Agar Sukses Menyusui Secara Eksklusif
Langkah yang dapat ditempuh agar sukses menyusui secara
eksklusif ( Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008) antara lain:
a. Membiarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi
lahir dalam satu jam pertama
b. Ibu harus menyakini bahwa hanya ASI makanan pertama
dan satu-satunya untuk bayi
c. Menyusui bayi sesuai kebutuhan bayi sampai puas
d. Ibu harus mempunyai keterampilan tentang menyusui
24
2.2.3 Tanda–Tanda Posisi Menyusui yang Benar ( DepKes RI, 2005)
a. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
b. Dagu bayi menempel pada payudara
c. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar
payudara (payudara bagian bawah)
d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan bayi
e. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
f. Sebagian besar areola tidak tampak
g. Bayi menghisap dalam dan perlahan
h. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
i. Terkadang terdengar suara bayi menelan
j. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
2.2.4
Teknik Laktasi pada Bayi yang Baru Lahir
Inisiasi Menyusu Dini (Proverawati dan Rahmawati, 2010).
a. Begitu lahir, bayi diletakan di perut ibu dan ditutup dengan
kain kering
b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya
c. Tali pusat dipotong, lalu diikat
d. Vernix/cateosa (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi
sebaiknya tidak dibersikan karena zat ini membuat nyaman
kulit bayi
25
e. Tanpa dibedong bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu
dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu
2.2.5
Seputar Payudara Ibu Menyusui (DepKes RI, 2005)
Banyak masalah seputar payudara yang sering ditemukan
pada ibu menyusui antara lain:
a. Puting susu datar atau terbenam
Beberapa bayi pada awalnya menemukan kesukaran, tetapi
setelah beberapa minggu dengan usaha ekstra puting susu yang
datar akan menonjol keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan
mudah. Setelah bayi lahir puting susu datar atau terbenam dapat
dikeluarkan dengan cara :
1. Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif
dan ingin menyusu
2. Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2-2 1/2 jam) ini
akan menghindari payudara terisi terlalu penuh dan
memudahkan bayi untuk menyusu
3. Pijat (massage) payudara dan mengeluarkan ASI secara
manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat
bendungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam
4. Pompa ASI yang dapat dipakai untuk mengeluarkan puting
susu pada waktu menyusui
26
b. Puting susu nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui.
Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi
mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera
menghilang. Cara menangani:
1. Pastikan posisi menyusui sudah benar
2. Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit, guna
membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit
3. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di
puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa
waktu sampai puting susu kering
4. Jangan membersihkan puting susu dengan sabun
5. Hindari puting susu menjadi lembab
c. Puting susu Lecet
Puting susu yang nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadangkadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan
oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh luka
thrush (Candidiasis) atau radang pada kulit (Dermatitis), cara
menangani:
a. Cari penyebab puting susu lecet
b. Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi
menyusui
27
c. Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas
d. Bila sementara sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada
payudara yang sakit supaya lukanya sembuh
e. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan
(jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan
kelancaran pembentukan ASI
f.
Berikan ASI perah dengan sendok jangan dengan dot
g. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula
dengan waktu yang lebih singkat
d. Payudara Bengkak
Penyebab payudara bengkak: posisi mulut bayi dan puting susu
ibu
yang
salah,
produksi
ASI
berlebih,
terlambat
menyusui,
pengeluaran ASI yang jarang, waktu menyusui yang terbatas. Cara
mengatasinya: susui bayinya semau bayi sesering mungkin tanpa
jadwal dan tanpa batas waktu.
a. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan
tangan atau pompa ASI yang efektif
b. Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat
dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit,
massage payudara, massage leher dan punggung
c. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi
bengkak
28
2.3 ASI Eksklusif
2.3.1 Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI Eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 6 bulan (Roesli, 2000)
Menurut WHO masa pemberian ASI diberikan secara Ekslusif
pada 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan untuk tetap diberikan
setelah 6 bulan bersamaan dengan makanan pendamping ASI
sampai anak 2 tahun (DepKes RI, 2001).
Untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisinya
WHO
merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI Eksklusif
selama 6 bulan, sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi
dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal
(Suryoprajogo, 2009).
2.3.2 Komposisi dan volume ASI
2.3.2.1 Komposisi ASI
ASI memiliki komposisi yang berbeda-beda dari hari ke hari.
1) Kolostrum
Kolostrum
merupakan
cairan
pertama
yang
berwarna
kekuning-kuningan (lebih kuning dibandingkan susu matur). Cairan ini
29
dari kelenjar payudara dan keluar pada hari kesatu sampai hari
keempat-tujuh dengan komposisi yang selalu berubah dari hari kehari.
Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak
dibandingkan ASI matur. Selain itu, kolostrum dapat berfungsi sebagai
pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
makanan bayi bagi makanan yang akan datang, volume kolostrum
antara 150-300 ml/24 jam (Roesli, 2000)
2) ASI Transisi (Peralihan)
ASI transisi diproduksi pada hari ke-4 sampai 7, hari ke-10
sampai 14. Pada masa ini kadar protein berkurang, sedangkan kadar
karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin meningkat (Roesli,
2000)
3) ASI Mature
ASI mature merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan
seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. ASI ini merupakan
makanan satu-satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam
bulan (Roesli, 2001)
2.3.2.2 Volume ASI
Volume pengeluaran ASI pada minggu-minggu pertama bayi
lahir biasanya banyak, tetapi setelah itu sekitar 450-650 ml. Seorang
bayi memerlukan sebanyak 600ml susu per hari. Jumlah tersebut
30
dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama
(Proverawati dan Rahmawati, 2010). Menurut Prasetyo (2009),
volume ASI dari waktu ke waktu berubah, yaitu sebagai berikut :
1) Enam bulan pertama
: 500-700 ml ASI/ 24 jam
2) Enam bulan kedua
: 400-600 ml ASI/ 24 jam
3) Pada tahun kedua
: 300-500 ml ASI/ 24 jam
2.3.3 Komposisi Zat Gizi dalam ASI
Menurut Hendarto dan Pringgadini (2008) komposisi zat gizi
dalam ASI adalah sebagai berikut :
1) Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidart utama dalam ASI dan berfungsi
sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang
terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang
ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka
kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa
(intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI.
Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik
dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat
dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat
terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).
Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
31
2) Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya
berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein
dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein “whey” dan “casein”.
Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein “whey” yang lebih
mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak
mengandung protein “casein” yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.
Jumlah protein “casein” yang terdapat dalam ASI hanya 30%
dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi
(80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein
“whey” yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam
ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial
menyebabkan alergi.
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu
sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. ASI
mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak
jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah
banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh
darah.
32
4) Vitamin
Dalam ASI terkandung beberapa vitamin yaitu , vitamin K yang
dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Vitamin D, seperti halnya vitamin K, ASI hanya
mengandung sedikit vitamin D. Tapi dapat diatasi dengan menjemur
bayi pada sinar matahari pagi yang akan mencegah bayi menderita
penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin E, salah satu
fungsi vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.
Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E-nya tinggi terutama
pada kolostrum dan ASI transisi awal. Vitamin A, selain berfungsi
untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Selain itu hampir
semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat,
vitamin C, terdapat dalam ASI.
5) Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula
dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral dalam ASI mempunyai
kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan
dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi.
33
2.3.4 Fisiologi pembentukan dan pengeluaran ASI
2.3.4.1 Proses Pembentukan ASI
ASI diproduksi atas hasil kerja sama antara hormon dan reflek
(Roesli, 2000). Proses pembentukan ASI dimulai saat kehamilan,
terjadi perubahan pada hormon yang berfungsi menyiapkan jaringan
kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Pada masa kehamilan
payudara akan membesar secara cepat karena pengaruh kadar
hormon ibu yang tinggi yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen
akan menambah pertumbuhan duktus-duktus dan saluran-saluran
penampung. Progesteron akan merangsang pertumbuhan tonustonus alveoli (Markum, 1999). Karena proses pembuatan ASI sudah
dimulai saat umur kehamilan 5 bulan maka saat itulah terbentuk
cairan dari payudara yang disebut kolostrum. Segera setelah
persalinan,
dengan
lepasnya
plasenta
kadar
estrogen
dan
progesteron turun sedangkan prolaktin ini memegang peranan untuk
membuat kolostrum (Roesli, 2000). ASI diproduksi oleh kelenjar atau
mammae alveoli yang disalurkan melalui saluran susu ke sinus
lactiferous yang terdapat di daerah yang berwarna gelap/coklat tua
disekitar puting susu (Roesli,2000).
34
2.3.4.2 Proses pengeluaran ASI
Saat bayi mulai menghisap akan terjadi reflek-reflek yang
menyebabkan ASI keluar dengan jumlah waktu yang tepat.
1) Reflek yang terjadi pada ibu
Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 reflek yang
masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air
susu (Roesli, 2000) yaitu :
a) Reflek Prolaktin atau reflek pembentukan ASI
Kelenjar hipofisa anterior menghasilkan hormon prolaktin
yang akan merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi ASI
(Roesli, 2000). Ketika bayi mulai menyusu, ujung saraf sensorik yang
terdapat pada puting susu terangsang dan menyebabkan kelenjar
hipofisa memproduksi prolaktin. Prolaktin ini lalu dialirkan oleh darah
ke kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Jadi semakin sering
menyusu semakin banyak prolaktin yang lepas dari hipofisa serta
semakin banyak ASI yang diproduksi oleh sel kelenjar susu. Efek lain
dari prolaktin juga penting adalah menekan fungsi ovarium sehingga
pada ibu menyusui eksklusif akan memperlambat kembalinya fungsi
kesuburan haid, dengan kata lain menjarangkan kehamilan (Roesli,
2000).
b) Reflek Oksitosin (Let Down reflex) atau pengaliran ASI
Rangsangan yang ditimbulkan bayi pada waktu menyusui
akan sampai ke bagian belakang kelenjar hipofisa dan merangsang
35
keluarnya hormon oksitosin. Oksitosin masuk ke dalam darah menuju
payudara, ia akan memacu sel-sel miopitel yang mengelilingi alveoli
dan mengerutkan duktus memerah. ASI keluar dari alveoli, duktus
menuju ke papila mammae dan keluar lewat puting susu (Roesli,
2000). Bayi tidak akan mendapat ASI cukup bila hanya mengandalkan
reflek ini, ASI tidak akan bisa keluar dari gudang susu atau sinus
lactiferous (Roesli, 2000). Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding
prolaktin, Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir
untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu sudah
berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks
oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah
terhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI
namun tidak mengalir keluar. Efek penting oksitosin lainnya adalah
menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal ini
membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan
nyeri (Roesli dan Yohmi, 2008).
2) Reflek yang terjadi pada bayi
a) Reflek mencari (Rooting reflex)
Payudara ibu menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut
merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada bayi.
Begitu payudara didekatkan bayi akan mencari puting susu untuk
menyusu.
36
b) Reflek menghisap (Sucking reflex)
Terjadi bila bayi pertama kali mengalami pengisian mulutnya
sampai ke langit-langit keras dan punggung lidah dengan puting susu
(Markum, 1999). Pada reflek ini melibatkan rahang, lidah dan pipi
yang memungkinkan gusi memerah areola dan mendorong susu
kedalam mulut.
c) Reflek menelan (Swallowing reflex)
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul
dengan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga
pengeluaran air susu ini akan menimbulkan mekanisme menelan
pada bayi.
2.3.4 Keunggulan ASI dan manfaat pemberian ASI Eksklusif
2.3.4.1 Keunggulan ASI
a. Aspek Gizi
Kolostrum adalah ASI khusus berwarna kekuningan, agak
kental dan diproduksi dalam beberapa hari setelah persalinan.
Mengandung zat kekebalan terutama Immunoglobulin A (Ig.A) untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Jumlah kolostrum yang
diproduksi, bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari
pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi oleh karena itu harus diberikan kepada bayi.
Mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak
37
yang rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada harihari pertama setelah kelahiran. Membantu pengeluaran mekonium,
yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Mengandung Taurin, Decosahexanoic Acid (DHA) dan
Arachidonic Acid (AA). Taurin adalah sejenis asam amino kedua
terbanyak terdapat dalam ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi.
Taurin berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting
untuk proses maturasi sel otak. DHA dan AA adalah asam lemak tak
jenuh rantai panjang (polyunsaturated fattyacids) diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA dalam tubuh
dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursornya)
yaitu masing-masing dari Omega 3 (Asam linolenat) dan Omega 6
(Asam linoleat).
b. Aspek Imunologik
ASI bersih/ bebas kontaminasi, meskipun kemungkinan
terkontaminasi melalui puting susu, akan tetapi bakteri ini tidak diberi
kesempatan
mengandung
berkembang
zat
anti
biak
karena
infeksi:
ASI
yang
Immunoglobulin,
diminum
terutama
immunoglobulin A (Ig.A) kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum
dibanding dengan ASI. Ig.A melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan
berbagai virus dalam saluran pencernaan. Laktoferin, sejenis protein
yang merupakan komponen zat kekebalan dalam ASI yang mengikat
zat besi (ferum) di saluran pencernaan. Lysosim, suatu enzim yang
38
juga melindungi bayi terhadap bakteri dan virus yang merugikan.
Lysosim terdapat dalam jumlah 300 kali lebih banyak pada ASI dari
pada susu sapi. Enzim ini aktif mengatasi bakteri E.coli dan
Salmonela.
c. Aspek Psikologik Menyusui
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui, besar pengaruhnya
bagi keberhasilan menyusui. Kemauan yang besar dan kasih sayang
terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin
yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi Air Susu Ibu.
Hubungan/interaksi ibu dan bayi, paling mudah terjadi selama ½ jam
pertama dan mulai terjadi beberapa menit sesudah bayi dilahirkan.
Karena itu penting sekali bayi mulai disusui 30 menit setelah bayi
dilahirkan. Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi, apabila proses
menyusui dilakukan dengan baik, akan memberikan kepuasan kepada
ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan puas karena melalui sentuhan
kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan dapat mendengar
denyut jantung ibu, yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
d. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang
dibutuhkan
untuk
perkembangan
sistem
syaraf
otak
dapat
meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukan bahwa IQ
pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada
usia 18 bulan, 4,6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point
39
lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak
diberi ASI.
e. Aspek Neurologis
Belum sempurnanya koordinasi syaraf menelan, menghisap
dan bernafas, dapat terjadi pada bayi baru lahir. Dengan mengisap
payudara ketidaksempurnaan koordinasi syaraf tersebut dapat lebih
baik.
f. Aspek Ekonomis
Dengan
menyusui
secara
eksklusif
ibu
tidak
perlu
mengeluarkan biaya dan makanan bayi sampai sedikitnya umur 6
bulan, dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga
g. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah sementara (MAL = Metode Amenorea Laktasi). MAL harus
memenuhi tiga kriteria:
- Tidak Haid
- Menyusui secara eksklusif
- Umur bayi kurang dari 6 bulan (Dep Kes RI, 2005).
40
2.3.4.2 Manfaat Pemberian ASI Ekslusif
Menurut Roesli (2001), ASI dapat memberi manfaat yang sangat
banyak antara lain:
1) Sebagai Nutrisi Terbaik
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi
pada masa pertumbuhannya. ASI adalah makanan yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan
tata laksana menyusui yang tepat dan benar, produksi ASI seorang
ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai
bayi dengan usia 6 bulan.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan
dan daya tahan dari ibunya melalui plasenta. Tapi kadar zat tersebut
akan cepat menurun setelah kelahiran bayi. Sedangkan kemampuan
bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat,
Selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan
tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI sebab ASI adalah cairan
yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur.
41
3) Tidak Mudah Tercemar
ASI steril dan tidak mudah tercemar, sedangkan susu formula
mudah dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang
mengetahui cara pembutan susu formula yang baik dan benar.
4) Melindungi Bayi dari Infeksi
ASI mengandung berbagai antibodi terhadap penyakit yang
disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit yang menyerang
manusia.
5) Mudah Dicerna
ASI mudah dicerna, sedangkan susu sapi sulit dicerna
karena tidak mengandung enzim pencernaan.
6) Menghindarkan Bayi dari Alergi
Bayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita
lebih banyak masalah, misal asma dan alergi.
2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan ASI Eksklusif
Faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
ibu
dalam
memberikan ASI kepada bayi antara lain:
1) Perubahan Sosial Budaya.
a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya.
b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang
memberikan susu botol.
42
c) Kepercayaan ibu pada mitos, padahal mitos adalah sesuatu
yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. (Khasanah,
2011)
2) Faktor Psikologis
a) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
b) Tekanan batin
3) Faktor fisik Ibu
Masalah payudara ibu, puting susu datar atau masuk ke
dalam, nyeri puting, puting lecet, payudara bengkak (Khasanah,
2011).
4) Dukungan Suami
Dukungan suami yang diberikan pada istri dalam bentuk
perhatian material dan finansial (Dagun, 2002). Dukungan
emosional
dan
dukungan
penghargaan
dari
suami
dapat
mempengaruhi sikap ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya.
5) Faktor kurangnya petugas kesehatan
Kurangnya petugas kesehatan menyebabkan masyarakat
kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat
pemberian ASI (Roesli, 2004).
43
6) Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI
Penerangan justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri
yang
menganjurkan
penggantian
ASI
dari
susu
kaleng
(Soetjiningsih,1997)
Adapun faktor lain yang berhubungan dengan pemberian ASI
Ekslusif berdasarkan beberapa penelitian, antara lain :
1) Umur
Umur ibu dapat menentukan kesehatan maternal yang
berkaitan dengan kondisi kehamilan , persalinan, nifas serta cara
mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun disebut usia reproduktif tidak sehat
serta masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani dan
sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas serta cara
mengasuh dan menyusui bayinya (kaitannya dengan pemberian ASI
Eksklusif). Umur 20-35 tahun disebut usia reproduksi sehat. Usia
reproduksi sehat merupakan suatu kondisi dimana organ reproduksi
telah siap atau matang untuk menjalankan proses reproduksi
kaitannya dalam pemberian ASI Ekslusif atau laktasi serta didukung
dengan kematangan psikis atau mental. Usia reproduksi sehat juga
dikatakan sebagai masa dewasa sehingga mampu untuk menelaah
suatu masalah, dan sudah siap dalam hal jasmani dan sosial dalam
menghadapi kehamilan, persalinan, nifas serta cara mengasuh dan
44
menyusui bayi kaitannya dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan.
2) Pendidikan ibu
Pendidikan
adalah
suatu
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan manusia, usaha mengatur pengetahuan semula yang
ada pada seorang individu itu. Pendidikan menjadi tolak ukur yang
penting dan dapat menentukan status ekonomi, status sosial dan
perubahan-perubahan lainnya. Pendidikan ibu mempengaruhi pola
pikir ibu untuk menentukan tindakannya baik yang menguntungkan
ataupun tidak. Diharapkan pola pikir dengan keadaan yang ada,
misalnya
saja
pada
seseorang
berpendidikan
tinggi
dan
berpengetahuan luas akan lebih bisa menerima alasan untuk
memberikan ASI Eksklusif karena pola pikirnya yang lebih realistis
dibandingkan yang berpendidikan rendah (Yoga, 2005).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang setiap hari dilakukan
dan mendapat upah dari pekerjaannya itu. Ibu yang memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan saat ini
masih rendah yaitu kurang dari 2%, jumlah total ibu melahirkan, itu
antara lain terjadi karena banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan
di luar rumah. Jika ibu segera bekerja hal ini mungkin menghambat
pemberian ASI Eksklusif (Suradi, 2004). Bekerja bukan alasan untuk
menghentikan pemberian ASI Eksklusif selama paling sedikit 4 bulan
45
dan bila mungkin sampai 6 bulan. Dengan adanya cuti hamil selama 3
bulan juga dapat membantu ibu untuk dapat memberikan ASI Ekslusif,
ditambah dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui,
perlengkapan memerah ASI yang baik, dan dukungan lingkungan
kerja seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara
Eksklusif (Roesli, 2000).
4) Sosial Budaya dan Status Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
5) Pengetahuan
Pengetahuan adalah kebisaan, keahlian, keterampilan
pemahaman atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan
atau melalui proses belajar (Notoadmodjo, 2003). Dari pengalaman
penelitian telah terbukti bahwa perilaku seseorang yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2003). Dengan adanya
pengetahuan yang cukup diharapkan informasi tentang kesehatan
dan perilakunya akan lebih mudah berubah dan diterima. Jadi jika
46
pengetahuan
ibu
menyusui
tentang
ASI
Eksklusif
kurang,
kemungkinan besar akan mengganggu atau menghambat dalam
proses menyusui ibu sendiri (Suradi, 2004).
Kendala yang sering ditemui dalam pemberian ASI khususnya
pemberian ASI Eksklusif (DepKes RI, 2007)
a. Perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya membuang
kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor.
b. Pemberian, makanan dan minuman sebelum ASI keluar.
c. Kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya.
d. Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan
penggunaan susu botol/ susu formula secara dini.
e. Gencarnya promosi susu formula, baik melalui petugas kesehatan
maupun melalui media massa.
f. Sikap petugas kesehatan yang kurang mendukung tercapainya
keberhasilan PP-ASI.
g. Lemahnya perencanaan terpadu dalam program PP-ASI.
h. Kurangnya intensitas dan kontinuitas dari kegiatan PP-ASI ditingkat
pelayanan maupun masyarakat.
i. Lemahnya penerapan sanksi terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan PP-ASI.
j. Pelaksanaan program rumah sakit sayang ibu masih belum
berjalan sebagaimana mestinya
k. Kurangnya dukungan dana untuk kegiatan PP-ASI.
47
l. PP-ASI belum terintegrasi dalam kurikulum pendidikan tenaga
kesehatan.
m. PP-ASI belum terintegrasi dengan berbagai program sektoral.
Adapun kendala lain yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif adalah banyaknya mitos tentang ASI yang menyesatkan
para ibu. Contoh mitos tentang ASI yang masih dipercaya oleh para
ibu antara lain:
Tabel 1.1
Contoh Mitos tentang ASI yang Masih Dipercaya
No.
Mitos
1
Menyusui
Fakta
menyebabkan Payudara kendur disebabkan
payudara kendur.
oleh bertambahnya usia dan
kehamilan.
2
ASI pertama (yang berwarna ASI
pertama
(kolostrum)
kekuningan) tidak baik bagi adalah zat terbaik bagi bayi.
bayi.
3
4
5
Hingga usia 6 bulan, ASI saja Semua kebutuhan bayi sampai
usia 6 bulan terpenuhi oleh
tidak cukup bagi bayi.
ASI saja.
Pisang
dapat Makanan padat tidak dapat
menyembuhkan diare pada diolah oleh usus bayi hingga
bayi.
usia 6 bulan.
Susu formula sama baiknya Tidak ada cairan lain apapun
dengan ASI.
6
7
yang dapat menggantikan ASI.
Susu formula membuat bayi Hanya jika diberikan ASI
Eksklusif sampai 6 bulan yang
lebih sehat.
membuat bayi lebih sehat.
Kombinasi ASI dan formula Yang terbaik bagi bayi hingga
adalah
bayi.
yang
terbaik
bagi usia 6 bulan adalah hanya
menerima ASI saja.
48
8
Agar menghasilkan banyak Semakin sering bayi menyusu,
ASI, Ibu harus banyak makan semakin
sayuran.
9
banyak
ASI
yang
dihasilkan.
ASI belum keluar pada hari Meskipun
pertama setelah melahirkan.
tidak
terasa,
kolostrum (ASI pertama), akan
keluar
langsung
setelah
kelahiran. Jumlahnya sedikit,
tapi cukup untuk kebutuhan
bayi.
10
ASI
pertama/kolostrum ASI pertama memang sedikit,
sangat sedikit, sehingga bayi tapi cukup untuk memenuhi
lapar dan menangis.
perut bayi yang hanya dapat
diisi sebanyak 4 sendok teh.
11
Bayi menangis karena lapar Jika bayi lapar, beri ASI lagi.
perlu diberi makanan atau Sering-sering diberi ASI tidak
minuman lain.
12
akan membuat bayi lapar
ASI yang penting hanyalah Kolostrum/ASI
cairan yang berwarna putih.
pertama
(kekuningan/tidak
berwarna)
adalah ASI yang paling penting
untuk memberikan kekebalan
kepada
bayi.
ASI
yang
berwarna putih adalah yang
paling
penting
untuk
kebutuhan bayi sampai 6 bulan
pertama.
13
Kurang
tersedia
kesehatan
tidak
tenaga Suami atau anggota keluarga
sehingga
dapat
menyusu sendiri.
bayi ibu dapat membantu Inisiasi
dibiarkan Menyusu Dini.
49
14
Ibu harus dijahit sehingga Sementara dijahit, ibu tetap
bayi perlu segera dipisah dari dapat melaksanakan IMD.
ibunya.
15
Bayi
harus
segera Ditunda 1 jam tidak akan
dibersihkan setelah lahir.
mengubah berat dan tinggi
bayi.
16
Ibu belum bisa duduk/duduk Siapa
miring
untuk
yang
mengharuskan
memberikan duduk? Bayi dapat menyusu
pada saat tengkuran di dada
ASI.
ibu.
17
Setelah
terlalu
melahirkan,
lelah
untuk
ibu Kecuali dalam situasi darurat,
dapat ibu
yang
mampu
menyusui bayi.
baru
melahirkan
menyusui
segera,
bayinya
memeluk
menyusui
bayi
dan
adalah
penghilang sakit dan rasa lelah
ibu.
18
Jika ibu sakit, bayi akan Ketika
tertular melalui ASI.
sakit,
tubuh
ibu
membuat zat kekebalan tubuh
yang juga disalurkan kepada
bayi melalui ASI sehingga bayi
tidak akan sakit.
19
Ibu
susu,
yang
akan
banyak ASI.
banyak
minum Banyaknya
menghasilkan dihasilkan
ASI
tidak
yang
dipengaruhi
oleh makanan atau minuman
yang dikonsumsi ibu. Semakin
sering bayi menyusu semakin
banyak ASI yang dihasilkan.
50
20
Sementara ASI belum keluar, Pemberian
makanan
lain
bayi dapat diberikan susu selain ASI meningkatkan risiko
formula atau madu.
terganggunya usus bayi yang
masih belum siap.
21
Jika ASI belum atau tidak Jika ASI belum atau tidak
lancar
dapat
digantikan lancar, bayi masih memiliki
dengan susu formula.
daya tahan tubuh (tidak akan
kelaparan) hingga 2×24 jam
sejak lahir, yang dibawa sejak
dalam kandungan.
22
ASI
Eksklusif
tidak
dapat Ibu
dilakukan jika ibu bekerja.
23
tetap
dapat
memberikan ASI Eksklusif.
ASI Eksklusif berarti tidak ASI Eksklusif berarti hanya
boleh
memberikan
susu boleh memberikan ASI saja,
yang lain tidak boleh.
formula, lainnya boleh.
24
bekerja
ASI Eksklusif berarti tidak ASI
ekslusif
berarti
hanya
boleh memberikan makanan, memberikan ASI saja, yang
lain tidak boleh.
yang lain boleh.
25
Kolostrum
/
ASI
pertama Kolostrum
adalah susu basi.
mengandung
zat
kekebalan tubuh dan protein
yang sangat kaya.
26
Payudara
dengan
puting Puting terbenam tidak berarti
terbenam
tidak
dapat tidak dapat menyusui, karena
menyusui.
bayi menyusu pada areola
payudara, bukan pada puting.
27
Payudara
yang
kecil,
tidak
berukuran Payudara kecil maupun besar
dapat sama-sama
menghasilkan banyak susu.
dapat
menghasilkan banyak susu.
51
2.4
Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan ibu
Pemberian
menyusui tentang
ASI Eksklusif
ASI Eksklusif
Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y)
52
2.5 Hipotesis
H0
: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu menyusui
tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di
Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Ha
: Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu menyusui
tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di
Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Download