BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan tiga konsep besar yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pengetahuan, ibu menyusui dan ASI Eksklusif. Konsep pengetahuan diuraikan berdasarkan pengertian pengetahuan, tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, proses memperoleh pengetahuan, cara pengukuran pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan. Konsep ibu menyusui yaitu pengertian ibu menyusui, langkah agar sukses menyusui secara eksklusif, tanda-tanda menyusui yang benar, teknik laktasi pada bayi yang baru lahir, seputar payudara ibu menyusui. Sedangkan konsep ASI Eksklusif akan diuraikan tentang pengertian ASI Eksklusif, komposisi dan volume ASI, komposisi zat gizi dalam ASI, fisiologi pembentukan dan pengeluaran ASI, keunggulan ASI, manfaat pemberian ASI Eksklusif, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI Eksklusif 11 12 2.1 Pengetahuan 2.1. 1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “What”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, kepandaian, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal. 2.1.2 Tingkat pengetahuan Analisa Taksonomi Bloom yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2003), menyebutkan bahwa pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu sebagai berikut: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 13 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek yang dipelajari harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagian), membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya. memisahkan, 14 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruh yang baru, dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dan dapat menyesuaikan. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Sosial ekonomi 2. Kultur atau budaya 3. Pendidikan 4. Pengalaman 15 2.1.4 Proses Memperoleh Pengetahuan Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa sebelum orang mengadopsi sikap/perilaku baru, di dalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan, yaitu : 1) Awareness (kesadaran), yakni individu mengetahui dan menyadari tentang adanya stimulus 2) Interest adalah orang mulai tertarik dan menaruh perhatian terhadap stimulus 3) Evaluation artinya orang memberikan penilaian dengan menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya 4) Trial orang mulai mencoba memakai atau berperilaku 5) Adaptation artinya subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, dan sikapnya terhadap stimulus 2.1.5 Cara Pengukuran Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara terbuka atau terstruktur sesuai dengan variabel dalam penelitian ataupun dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian dan dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan domain kognitif (Notoatmodjo, 2003). Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku dari analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, 16 antara lain teori Lawrence Green (Green, dalam Notoatmodjo,2003) mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor, yaitu : 1. Faktor – faktor pengaruh (predisposing factor) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai – nilai 2. Faktor – faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana –sarana kesehatan. 3. Faktor – faktor penguat ( reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan Sumber yang lain juga mengatakan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes / kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian 17 dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut: Keterangan : N = Nilai pengetahuan Sp = Skor yang didapat Sm = Skor tertinggi maksimum Misal : Jumlah jawaban benar Responden A = 20. Jumlah soal 25 (nilai maksimal 25). Maka nilai prosentase responden adalah: 20 X 100% = 80% A= 25 Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut : • Baik : Nilai = 76-100% • Cukup : Nilai = 56-75% • Kurang : Nilai = 40-55% • Tidak baik : Nilai < 40% 18 Jenis statistik deskriptif yang biasa digunakan untuk mengukur pengetahuan : A. Prosentase Fx P= x 100% N Keterangan : P = Prosentase Fx = Frekwensi responden dengan kriteria tertentu N = Jumlah total responden/sampel B. Rata-Rata X = x1 + x2 + x3 + xn N Keterangan : X = Nilai rata-rata x1, x2, xn =Nilai Responden 1, 2, dan responden-n n = Jumlah responden/sampel Misal : Ada 5 responden dengan nilai pengetahuan = 50, 60, 60, 50, dan 80. Maka nilai rata-rata responden adalah: 50 + 60 + 60 + 50 + 80 5 300 5 = 60 19 C. Median Me = n+1 2 Keterangan : Me = Nilai rata-rata N = Jumlah responden/sampel Misal : Ada 5 responden dengan nilai pengetahuan = 50, 60, 60, 50, dan 80. Maka nilai Median responden adalah: 5+1 2 =3 Artinya, nilai Median ada di posisi ke 3 setelah diurut dari yang terkecil ke angka yang terbesar, yaitu 50, 50, 60, 60, 80. Jadi nilai mediannya ada pada angka/nilai 60 (posisi ke-3). 2.1.6 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain: 1. Pendidikan Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya (Wied Hary A, 1996 dalam Hendra AW, 2008). 20 2. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 1997). 3. Usia Semakin bertambah usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berusia belasan tahun (Singgih, 1998 dalam Hendra AW, 2008). Selain itu Abu Ahmadi, 2001 dalam Hendra AW, 2008 juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. 21 4. Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio, surat kabar atau media lain maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A, 1996 dalam Hendra AW, 2008). 2.1.7 Cara memperoleh pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoatmodjo, 2003) adalah sebagai berikut: 1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a) Cara coba salah (Trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba untuk kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. 22 b) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinanpimpinan masyarakat formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. 2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Devan yang dikutip Wawan 2010. Akhirnya lahir suatu cara untuk malakukan penelitian yang biasa dikenal dengan penelitian ilmiah. 23 2.2 Ibu Menyusui 2.2.1 Pengertian Ibu Menyusui Pengertian Ibu • Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001). Pengertian Menyusui • Menyusui adalah memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari payudara (Roesli, 2000). Jadi pengertian ibu menyusui adalah ibu yang memberikan makanan kepada bayi langsung dari payudara. 2.2.2 Langkah Agar Sukses Menyusui Secara Eksklusif Langkah yang dapat ditempuh agar sukses menyusui secara eksklusif ( Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008) antara lain: a. Membiarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir dalam satu jam pertama b. Ibu harus menyakini bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya untuk bayi c. Menyusui bayi sesuai kebutuhan bayi sampai puas d. Ibu harus mempunyai keterampilan tentang menyusui 24 2.2.3 Tanda–Tanda Posisi Menyusui yang Benar ( DepKes RI, 2005) a. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu b. Dagu bayi menempel pada payudara c. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara bagian bawah) d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi e. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka f. Sebagian besar areola tidak tampak g. Bayi menghisap dalam dan perlahan h. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu i. Terkadang terdengar suara bayi menelan j. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet 2.2.4 Teknik Laktasi pada Bayi yang Baru Lahir Inisiasi Menyusu Dini (Proverawati dan Rahmawati, 2010). a. Begitu lahir, bayi diletakan di perut ibu dan ditutup dengan kain kering b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya c. Tali pusat dipotong, lalu diikat d. Vernix/cateosa (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersikan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi 25 e. Tanpa dibedong bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu 2.2.5 Seputar Payudara Ibu Menyusui (DepKes RI, 2005) Banyak masalah seputar payudara yang sering ditemukan pada ibu menyusui antara lain: a. Puting susu datar atau terbenam Beberapa bayi pada awalnya menemukan kesukaran, tetapi setelah beberapa minggu dengan usaha ekstra puting susu yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah. Setelah bayi lahir puting susu datar atau terbenam dapat dikeluarkan dengan cara : 1. Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin menyusu 2. Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2-2 1/2 jam) ini akan menghindari payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu 3. Pijat (massage) payudara dan mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat bendungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam 4. Pompa ASI yang dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada waktu menyusui 26 b. Puting susu nyeri Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera menghilang. Cara menangani: 1. Pastikan posisi menyusui sudah benar 2. Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit, guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit 3. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering 4. Jangan membersihkan puting susu dengan sabun 5. Hindari puting susu menjadi lembab c. Puting susu Lecet Puting susu yang nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadangkadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh luka thrush (Candidiasis) atau radang pada kulit (Dermatitis), cara menangani: a. Cari penyebab puting susu lecet b. Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui 27 c. Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas d. Bila sementara sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit supaya lukanya sembuh e. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI f. Berikan ASI perah dengan sendok jangan dengan dot g. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat d. Payudara Bengkak Penyebab payudara bengkak: posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang salah, produksi ASI berlebih, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang, waktu menyusui yang terbatas. Cara mengatasinya: susui bayinya semau bayi sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu. a. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif b. Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung c. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi bengkak 28 2.3 ASI Eksklusif 2.3.1 Pengertian ASI Eksklusif ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan (Roesli, 2000) Menurut WHO masa pemberian ASI diberikan secara Ekslusif pada 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan untuk tetap diberikan setelah 6 bulan bersamaan dengan makanan pendamping ASI sampai anak 2 tahun (DepKes RI, 2001). Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya WHO merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan, sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal (Suryoprajogo, 2009). 2.3.2 Komposisi dan volume ASI 2.3.2.1 Komposisi ASI ASI memiliki komposisi yang berbeda-beda dari hari ke hari. 1) Kolostrum Kolostrum merupakan cairan pertama yang berwarna kekuning-kuningan (lebih kuning dibandingkan susu matur). Cairan ini 29 dari kelenjar payudara dan keluar pada hari kesatu sampai hari keempat-tujuh dengan komposisi yang selalu berubah dari hari kehari. Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI matur. Selain itu, kolostrum dapat berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang, volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Roesli, 2000) 2) ASI Transisi (Peralihan) ASI transisi diproduksi pada hari ke-4 sampai 7, hari ke-10 sampai 14. Pada masa ini kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin meningkat (Roesli, 2000) 3) ASI Mature ASI mature merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan (Roesli, 2001) 2.3.2.2 Volume ASI Volume pengeluaran ASI pada minggu-minggu pertama bayi lahir biasanya banyak, tetapi setelah itu sekitar 450-650 ml. Seorang bayi memerlukan sebanyak 600ml susu per hari. Jumlah tersebut 30 dapat dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama (Proverawati dan Rahmawati, 2010). Menurut Prasetyo (2009), volume ASI dari waktu ke waktu berubah, yaitu sebagai berikut : 1) Enam bulan pertama : 500-700 ml ASI/ 24 jam 2) Enam bulan kedua : 400-600 ml ASI/ 24 jam 3) Pada tahun kedua : 300-500 ml ASI/ 24 jam 2.3.3 Komposisi Zat Gizi dalam ASI Menurut Hendarto dan Pringgadini (2008) komposisi zat gizi dalam ASI adalah sebagai berikut : 1) Karbohidrat Laktosa adalah karbohidart utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil. 31 2) Protein Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein “whey” dan “casein”. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein “whey” yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein “casein” yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein “casein” yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein “whey” yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi. 3) Lemak Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. 32 4) Vitamin Dalam ASI terkandung beberapa vitamin yaitu , vitamin K yang dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan. Vitamin D, seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Tapi dapat diatasi dengan menjemur bayi pada sinar matahari pagi yang akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin E, salah satu fungsi vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E-nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Vitamin A, selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Selain itu hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C, terdapat dalam ASI. 5) Mineral Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi. 33 2.3.4 Fisiologi pembentukan dan pengeluaran ASI 2.3.4.1 Proses Pembentukan ASI ASI diproduksi atas hasil kerja sama antara hormon dan reflek (Roesli, 2000). Proses pembentukan ASI dimulai saat kehamilan, terjadi perubahan pada hormon yang berfungsi menyiapkan jaringan kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Pada masa kehamilan payudara akan membesar secara cepat karena pengaruh kadar hormon ibu yang tinggi yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen akan menambah pertumbuhan duktus-duktus dan saluran-saluran penampung. Progesteron akan merangsang pertumbuhan tonustonus alveoli (Markum, 1999). Karena proses pembuatan ASI sudah dimulai saat umur kehamilan 5 bulan maka saat itulah terbentuk cairan dari payudara yang disebut kolostrum. Segera setelah persalinan, dengan lepasnya plasenta kadar estrogen dan progesteron turun sedangkan prolaktin ini memegang peranan untuk membuat kolostrum (Roesli, 2000). ASI diproduksi oleh kelenjar atau mammae alveoli yang disalurkan melalui saluran susu ke sinus lactiferous yang terdapat di daerah yang berwarna gelap/coklat tua disekitar puting susu (Roesli,2000). 34 2.3.4.2 Proses pengeluaran ASI Saat bayi mulai menghisap akan terjadi reflek-reflek yang menyebabkan ASI keluar dengan jumlah waktu yang tepat. 1) Reflek yang terjadi pada ibu Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 reflek yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu (Roesli, 2000) yaitu : a) Reflek Prolaktin atau reflek pembentukan ASI Kelenjar hipofisa anterior menghasilkan hormon prolaktin yang akan merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi ASI (Roesli, 2000). Ketika bayi mulai menyusu, ujung saraf sensorik yang terdapat pada puting susu terangsang dan menyebabkan kelenjar hipofisa memproduksi prolaktin. Prolaktin ini lalu dialirkan oleh darah ke kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Jadi semakin sering menyusu semakin banyak prolaktin yang lepas dari hipofisa serta semakin banyak ASI yang diproduksi oleh sel kelenjar susu. Efek lain dari prolaktin juga penting adalah menekan fungsi ovarium sehingga pada ibu menyusui eksklusif akan memperlambat kembalinya fungsi kesuburan haid, dengan kata lain menjarangkan kehamilan (Roesli, 2000). b) Reflek Oksitosin (Let Down reflex) atau pengaliran ASI Rangsangan yang ditimbulkan bayi pada waktu menyusui akan sampai ke bagian belakang kelenjar hipofisa dan merangsang 35 keluarnya hormon oksitosin. Oksitosin masuk ke dalam darah menuju payudara, ia akan memacu sel-sel miopitel yang mengelilingi alveoli dan mengerutkan duktus memerah. ASI keluar dari alveoli, duktus menuju ke papila mammae dan keluar lewat puting susu (Roesli, 2000). Bayi tidak akan mendapat ASI cukup bila hanya mengandalkan reflek ini, ASI tidak akan bisa keluar dari gudang susu atau sinus lactiferous (Roesli, 2000). Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin, Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu sudah berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah terhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar. Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri (Roesli dan Yohmi, 2008). 2) Reflek yang terjadi pada bayi a) Reflek mencari (Rooting reflex) Payudara ibu menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada bayi. Begitu payudara didekatkan bayi akan mencari puting susu untuk menyusu. 36 b) Reflek menghisap (Sucking reflex) Terjadi bila bayi pertama kali mengalami pengisian mulutnya sampai ke langit-langit keras dan punggung lidah dengan puting susu (Markum, 1999). Pada reflek ini melibatkan rahang, lidah dan pipi yang memungkinkan gusi memerah areola dan mendorong susu kedalam mulut. c) Reflek menelan (Swallowing reflex) Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu ini akan menimbulkan mekanisme menelan pada bayi. 2.3.4 Keunggulan ASI dan manfaat pemberian ASI Eksklusif 2.3.4.1 Keunggulan ASI a. Aspek Gizi Kolostrum adalah ASI khusus berwarna kekuningan, agak kental dan diproduksi dalam beberapa hari setelah persalinan. Mengandung zat kekebalan terutama Immunoglobulin A (Ig.A) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Jumlah kolostrum yang diproduksi, bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi oleh karena itu harus diberikan kepada bayi. Mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak 37 yang rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada harihari pertama setelah kelahiran. Membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. Mengandung Taurin, Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA). Taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi. Taurin berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. DHA dan AA adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fattyacids) diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursornya) yaitu masing-masing dari Omega 3 (Asam linolenat) dan Omega 6 (Asam linoleat). b. Aspek Imunologik ASI bersih/ bebas kontaminasi, meskipun kemungkinan terkontaminasi melalui puting susu, akan tetapi bakteri ini tidak diberi kesempatan mengandung berkembang zat anti biak karena infeksi: ASI yang Immunoglobulin, diminum terutama immunoglobulin A (Ig.A) kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum dibanding dengan ASI. Ig.A melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan. Laktoferin, sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan dalam ASI yang mengikat zat besi (ferum) di saluran pencernaan. Lysosim, suatu enzim yang 38 juga melindungi bayi terhadap bakteri dan virus yang merugikan. Lysosim terdapat dalam jumlah 300 kali lebih banyak pada ASI dari pada susu sapi. Enzim ini aktif mengatasi bakteri E.coli dan Salmonela. c. Aspek Psikologik Menyusui Rasa percaya diri ibu untuk menyusui, besar pengaruhnya bagi keberhasilan menyusui. Kemauan yang besar dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi Air Susu Ibu. Hubungan/interaksi ibu dan bayi, paling mudah terjadi selama ½ jam pertama dan mulai terjadi beberapa menit sesudah bayi dilahirkan. Karena itu penting sekali bayi mulai disusui 30 menit setelah bayi dilahirkan. Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi, apabila proses menyusui dilakukan dengan baik, akan memberikan kepuasan kepada ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan puas karena melalui sentuhan kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan dapat mendengar denyut jantung ibu, yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. d. Aspek Kecerdasan Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4,6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point 39 lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI. e. Aspek Neurologis Belum sempurnanya koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas, dapat terjadi pada bayi baru lahir. Dengan mengisap payudara ketidaksempurnaan koordinasi syaraf tersebut dapat lebih baik. f. Aspek Ekonomis Dengan menyusui secara eksklusif ibu tidak perlu mengeluarkan biaya dan makanan bayi sampai sedikitnya umur 6 bulan, dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga g. Aspek Penundaan Kehamilan Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah sementara (MAL = Metode Amenorea Laktasi). MAL harus memenuhi tiga kriteria: - Tidak Haid - Menyusui secara eksklusif - Umur bayi kurang dari 6 bulan (Dep Kes RI, 2005). 40 2.3.4.2 Manfaat Pemberian ASI Ekslusif Menurut Roesli (2001), ASI dapat memberi manfaat yang sangat banyak antara lain: 1) Sebagai Nutrisi Terbaik ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan tata laksana menyusui yang tepat dan benar, produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai bayi dengan usia 6 bulan. 2) Meningkatkan daya tahan tubuh Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan dan daya tahan dari ibunya melalui plasenta. Tapi kadar zat tersebut akan cepat menurun setelah kelahiran bayi. Sedangkan kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat, Selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI sebab ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur. 41 3) Tidak Mudah Tercemar ASI steril dan tidak mudah tercemar, sedangkan susu formula mudah dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang mengetahui cara pembutan susu formula yang baik dan benar. 4) Melindungi Bayi dari Infeksi ASI mengandung berbagai antibodi terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit yang menyerang manusia. 5) Mudah Dicerna ASI mudah dicerna, sedangkan susu sapi sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan. 6) Menghindarkan Bayi dari Alergi Bayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih banyak masalah, misal asma dan alergi. 2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan ASI Eksklusif Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI kepada bayi antara lain: 1) Perubahan Sosial Budaya. a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya. b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. 42 c) Kepercayaan ibu pada mitos, padahal mitos adalah sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. (Khasanah, 2011) 2) Faktor Psikologis a) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita b) Tekanan batin 3) Faktor fisik Ibu Masalah payudara ibu, puting susu datar atau masuk ke dalam, nyeri puting, puting lecet, payudara bengkak (Khasanah, 2011). 4) Dukungan Suami Dukungan suami yang diberikan pada istri dalam bentuk perhatian material dan finansial (Dagun, 2002). Dukungan emosional dan dukungan penghargaan dari suami dapat mempengaruhi sikap ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. 5) Faktor kurangnya petugas kesehatan Kurangnya petugas kesehatan menyebabkan masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI (Roesli, 2004). 43 6) Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI Penerangan justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dari susu kaleng (Soetjiningsih,1997) Adapun faktor lain yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif berdasarkan beberapa penelitian, antara lain : 1) Umur Umur ibu dapat menentukan kesehatan maternal yang berkaitan dengan kondisi kehamilan , persalinan, nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun disebut usia reproduktif tidak sehat serta masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya (kaitannya dengan pemberian ASI Eksklusif). Umur 20-35 tahun disebut usia reproduksi sehat. Usia reproduksi sehat merupakan suatu kondisi dimana organ reproduksi telah siap atau matang untuk menjalankan proses reproduksi kaitannya dalam pemberian ASI Ekslusif atau laktasi serta didukung dengan kematangan psikis atau mental. Usia reproduksi sehat juga dikatakan sebagai masa dewasa sehingga mampu untuk menelaah suatu masalah, dan sudah siap dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas serta cara mengasuh dan 44 menyusui bayi kaitannya dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. 2) Pendidikan ibu Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, usaha mengatur pengetahuan semula yang ada pada seorang individu itu. Pendidikan menjadi tolak ukur yang penting dan dapat menentukan status ekonomi, status sosial dan perubahan-perubahan lainnya. Pendidikan ibu mempengaruhi pola pikir ibu untuk menentukan tindakannya baik yang menguntungkan ataupun tidak. Diharapkan pola pikir dengan keadaan yang ada, misalnya saja pada seseorang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas akan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI Eksklusif karena pola pikirnya yang lebih realistis dibandingkan yang berpendidikan rendah (Yoga, 2005). 3) Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang setiap hari dilakukan dan mendapat upah dari pekerjaannya itu. Ibu yang memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan saat ini masih rendah yaitu kurang dari 2%, jumlah total ibu melahirkan, itu antara lain terjadi karena banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah. Jika ibu segera bekerja hal ini mungkin menghambat pemberian ASI Eksklusif (Suradi, 2004). Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI Eksklusif selama paling sedikit 4 bulan 45 dan bila mungkin sampai 6 bulan. Dengan adanya cuti hamil selama 3 bulan juga dapat membantu ibu untuk dapat memberikan ASI Ekslusif, ditambah dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI yang baik, dan dukungan lingkungan kerja seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara Eksklusif (Roesli, 2000). 4) Sosial Budaya dan Status Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 5) Pengetahuan Pengetahuan adalah kebisaan, keahlian, keterampilan pemahaman atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses belajar (Notoadmodjo, 2003). Dari pengalaman penelitian telah terbukti bahwa perilaku seseorang yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2003). Dengan adanya pengetahuan yang cukup diharapkan informasi tentang kesehatan dan perilakunya akan lebih mudah berubah dan diterima. Jadi jika 46 pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif kurang, kemungkinan besar akan mengganggu atau menghambat dalam proses menyusui ibu sendiri (Suradi, 2004). Kendala yang sering ditemui dalam pemberian ASI khususnya pemberian ASI Eksklusif (DepKes RI, 2007) a. Perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya membuang kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor. b. Pemberian, makanan dan minuman sebelum ASI keluar. c. Kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya. d. Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu botol/ susu formula secara dini. e. Gencarnya promosi susu formula, baik melalui petugas kesehatan maupun melalui media massa. f. Sikap petugas kesehatan yang kurang mendukung tercapainya keberhasilan PP-ASI. g. Lemahnya perencanaan terpadu dalam program PP-ASI. h. Kurangnya intensitas dan kontinuitas dari kegiatan PP-ASI ditingkat pelayanan maupun masyarakat. i. Lemahnya penerapan sanksi terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan yang terkait dengan PP-ASI. j. Pelaksanaan program rumah sakit sayang ibu masih belum berjalan sebagaimana mestinya k. Kurangnya dukungan dana untuk kegiatan PP-ASI. 47 l. PP-ASI belum terintegrasi dalam kurikulum pendidikan tenaga kesehatan. m. PP-ASI belum terintegrasi dengan berbagai program sektoral. Adapun kendala lain yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah banyaknya mitos tentang ASI yang menyesatkan para ibu. Contoh mitos tentang ASI yang masih dipercaya oleh para ibu antara lain: Tabel 1.1 Contoh Mitos tentang ASI yang Masih Dipercaya No. Mitos 1 Menyusui Fakta menyebabkan Payudara kendur disebabkan payudara kendur. oleh bertambahnya usia dan kehamilan. 2 ASI pertama (yang berwarna ASI pertama (kolostrum) kekuningan) tidak baik bagi adalah zat terbaik bagi bayi. bayi. 3 4 5 Hingga usia 6 bulan, ASI saja Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh tidak cukup bagi bayi. ASI saja. Pisang dapat Makanan padat tidak dapat menyembuhkan diare pada diolah oleh usus bayi hingga bayi. usia 6 bulan. Susu formula sama baiknya Tidak ada cairan lain apapun dengan ASI. 6 7 yang dapat menggantikan ASI. Susu formula membuat bayi Hanya jika diberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan yang lebih sehat. membuat bayi lebih sehat. Kombinasi ASI dan formula Yang terbaik bagi bayi hingga adalah bayi. yang terbaik bagi usia 6 bulan adalah hanya menerima ASI saja. 48 8 Agar menghasilkan banyak Semakin sering bayi menyusu, ASI, Ibu harus banyak makan semakin sayuran. 9 banyak ASI yang dihasilkan. ASI belum keluar pada hari Meskipun pertama setelah melahirkan. tidak terasa, kolostrum (ASI pertama), akan keluar langsung setelah kelahiran. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi. 10 ASI pertama/kolostrum ASI pertama memang sedikit, sangat sedikit, sehingga bayi tapi cukup untuk memenuhi lapar dan menangis. perut bayi yang hanya dapat diisi sebanyak 4 sendok teh. 11 Bayi menangis karena lapar Jika bayi lapar, beri ASI lagi. perlu diberi makanan atau Sering-sering diberi ASI tidak minuman lain. 12 akan membuat bayi lapar ASI yang penting hanyalah Kolostrum/ASI cairan yang berwarna putih. pertama (kekuningan/tidak berwarna) adalah ASI yang paling penting untuk memberikan kekebalan kepada bayi. ASI yang berwarna putih adalah yang paling penting untuk kebutuhan bayi sampai 6 bulan pertama. 13 Kurang tersedia kesehatan tidak tenaga Suami atau anggota keluarga sehingga dapat menyusu sendiri. bayi ibu dapat membantu Inisiasi dibiarkan Menyusu Dini. 49 14 Ibu harus dijahit sehingga Sementara dijahit, ibu tetap bayi perlu segera dipisah dari dapat melaksanakan IMD. ibunya. 15 Bayi harus segera Ditunda 1 jam tidak akan dibersihkan setelah lahir. mengubah berat dan tinggi bayi. 16 Ibu belum bisa duduk/duduk Siapa miring untuk yang mengharuskan memberikan duduk? Bayi dapat menyusu pada saat tengkuran di dada ASI. ibu. 17 Setelah terlalu melahirkan, lelah untuk ibu Kecuali dalam situasi darurat, dapat ibu yang mampu menyusui bayi. baru melahirkan menyusui segera, bayinya memeluk menyusui bayi dan adalah penghilang sakit dan rasa lelah ibu. 18 Jika ibu sakit, bayi akan Ketika tertular melalui ASI. sakit, tubuh ibu membuat zat kekebalan tubuh yang juga disalurkan kepada bayi melalui ASI sehingga bayi tidak akan sakit. 19 Ibu susu, yang akan banyak ASI. banyak minum Banyaknya menghasilkan dihasilkan ASI tidak yang dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu. Semakin sering bayi menyusu semakin banyak ASI yang dihasilkan. 50 20 Sementara ASI belum keluar, Pemberian makanan lain bayi dapat diberikan susu selain ASI meningkatkan risiko formula atau madu. terganggunya usus bayi yang masih belum siap. 21 Jika ASI belum atau tidak Jika ASI belum atau tidak lancar dapat digantikan lancar, bayi masih memiliki dengan susu formula. daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2×24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan. 22 ASI Eksklusif tidak dapat Ibu dilakukan jika ibu bekerja. 23 tetap dapat memberikan ASI Eksklusif. ASI Eksklusif berarti tidak ASI Eksklusif berarti hanya boleh memberikan susu boleh memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh. formula, lainnya boleh. 24 bekerja ASI Eksklusif berarti tidak ASI ekslusif berarti hanya boleh memberikan makanan, memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh. yang lain boleh. 25 Kolostrum / ASI pertama Kolostrum adalah susu basi. mengandung zat kekebalan tubuh dan protein yang sangat kaya. 26 Payudara dengan puting Puting terbenam tidak berarti terbenam tidak dapat tidak dapat menyusui, karena menyusui. bayi menyusu pada areola payudara, bukan pada puting. 27 Payudara yang kecil, tidak berukuran Payudara kecil maupun besar dapat sama-sama menghasilkan banyak susu. dapat menghasilkan banyak susu. 51 2.4 Kerangka Konsep Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan ibu Pemberian menyusui tentang ASI Eksklusif ASI Eksklusif Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) 52 2.5 Hipotesis H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang