Farmakognosi Kelas X Bab I - SMK Kesehatan Yannas Husada

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Hubungan Farmakognosi Dengan Obat
Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon
yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti
pengetahuan tentang obat.
Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger,
yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh
segala segi yang perlu diketahui tentang obat.
Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :
1. Obat
: Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,
mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,
memperelok bagian badan manusia.
2. Obat Jadi
: Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai
nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku
lain yang ditetapkan pemerintah .
3. Obat Paten
:
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari
pabrik yang memproduksinya.
4. Obat Baru
:
Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian
yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan,
pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.
5. Obat Tradisional :
Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
B. Ruang Lingkup Farmakognosi
Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga
ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di
Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,
mikroskopis dan organoleptis yang
seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan
pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan
ke arah sintesa. Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang
sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
SMK Kesehatan Yannas Husada
Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan
mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan
alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah,
diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah
keterkaitannya dengan farmakognosi.
Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat,
diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau
fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka
akan diperoleh obat jadi.
Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode
ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang
diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan
dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi,
karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam
fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan
didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam
skema berikut :
Alam
Morfologi
Tumbuhan
Bahan Alam :
- Tumbuhan
- Hewan
- Mineral
Sistematik
Tumbuhan
Identifikasi
Sistematik
Bahan Alam
Berkhasiat Obat
-
Farmakognosi
Koleksi
Pengeringan
Pengolahan
Pengawetan
Penyimpanan
Bahan siap pakai
( Simplisia )
Ekstraksi
Metode Ekstraksi
Pemilihan Pelarut
Serbuk
Uji Khasiat
Ekstrak
SMK Kesehatan Yannas Husada
Obat Tradisional
Obat Tradisional
Jamu
Isolasi
Pemisahan
Kromatografi
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
Uji Klinik
Fitokimia
Isolat
Fitofarmaka
Fitomedisin
Pemurnian
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Zat Murni
Identifikasi
Karakterisasi
Elusidasi Struktur
Spektrofotometri
Bahan Obat
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
Obat
Farmakologi
Farmasi Klinik
Uji Klinik
Obat Jadi
C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi
Simplisia harus mempunyai identitas botani – zoologi yang pasti, artinya harus
diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia tersebut diperoleh,
misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari
tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak
mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka nama
–nama tanaman atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama
daerah, karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman
sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan
demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus
ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.
D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain
Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di
tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang
memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian
dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika,
SMK Kesehatan Yannas Husada
sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu,
tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.
Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin
terdesaknya
kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan
lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik
tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya,
misalnya: serbuk, tablet, ampul, contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina
antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat
sintetis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk
mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang
dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari
jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang
baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu
lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan
lain - lainnya.
Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang
lingkup
Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope,
tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya di
bidang farmasi dan Kesehatan.
E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi
Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah
dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan
Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis,
madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 sebelum
masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab,
bunga kantil dan lainnya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku
“Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,
sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam
bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia
menurut segi morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.
Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih
terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya
sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk
tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
F.
Ejaan Latin
Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat
perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud,
dapat kita lihat pada contoh – contoh berikut ini :
SMK Kesehatan Yannas Husada
Huruf atau
rangkaian huruf
ae
c
c
cc
cc
ch
ch
eae
eu
ff
ie
ii
j
ll
mm
nh
oe
nn
ph
pp
qu
rh
rr
sh
ss
th
tiae
Dibaca sebagai
e
Contoh
Galangae
Lobeliae
k jika diikuti huruf a, o, Cacao
u atau huruf mati
Cola
Curcuma
Fructus
s jika diikuti huruf Cera
e, i, y
Citri
Glycyrrhiza
kk jika diikuti huruf a , Succus
o, u
ks jika diikuti huruf
Coccinella
e, i, y
kh jika diikuti huruf
Cinchona
hidup
h jika diikuti huruf mati Strychni
e
Dioscoreae
e +u
Oleum
Cetaceum
f
Paraffinum
i..+ ye
Iecoris
i +i
Aurantii
y
Cajuputi
l
Vanilla
m
Gummi
Ichtammolum
n
Ipecacuanhae
eu
Foeniculi
Asafoetida
n
Belladonna
Sennae
f
Orthosiphon
p
hippoglossi
kw
quercus
r
rhei
rhizoma
r
myrrha
sy
shorea
purshiana
s
Cassia
t
Mentha
sie
Liquiritiae
Diucapkan sebagai
ga-la-nge
lo-be-li-e
ka-ka-o
ko-la
kur-ku-ma
Fruk -tus
Se-ra
Sit-tri
Gli-si-ri-sa
Suk-kus
Kok-si-ne-la
Sin-ko-na
Strih-ni
Di-es-ko-re
O-le-um
Se-ta-se-um
Pa-ra-fi-num
Iye-ko-ris
Au-ran-ti-i
Ka-yu-pu-ti
Va-ni-la
Gu-mi
Ih-ta-mo-lum
I-pe-ka-ku-ane
Feu-ni-ku-li
A-sa-feu-ti-da
Be-la-do-na
Se-ne
Or-to-si-fon
hi-po-glo-si
kwer-kus
re-i
ri-zo-ma
mi-ra
syo-re
pur-si-a-na
ka-si-a
men-ta
li-kwi-ri-sie
SMK Kesehatan Yannas Husada
Huruf atau
rangkaian huruf
x
x
y
y
Dibaca sebagai
Contoh
ks jika tertera pada Pix
tengah / akhir kata
radix
cortex
bixa
s jika pada permulaan xanthorrhiza
kata
i jika didahului dan / hydrastis
atau diikuti oleh huruf
maydis
mati
y jika diapit oleh 2 huruf papaya
hidup
Diucapkan sebagai
p iks
ra-diks
kor-teks
bik-sa
san-to-ri-za
hi-dras-tis
ma-i-dis
pa-pa-ya
G.
1.
Tata Nama Latin Tanaman
Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan perkataan
kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi
Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari
genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan
huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti
dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
Nama ahli botani
Disingkat sbg
Nama tanaman lengkap
Linnaeus
L
Oryza sativa L
De Candolle
DC
Strophanthus hispidus DC
Miller
Mill
Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn
Houtt
Myristica fragrans Houtt
2
Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2
dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix – mas
Strychnos nux - vomica
Hibiscus rosa - sinensis
Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini
disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
3
H.
Tata Nama Simplisia
Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati
ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian
tanaman
yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang
diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.
SMK Kesehatan Yannas Husada
Contoh :
1.
Genus + nama bagian tanaman
:
Cinchonae Cortex, Digitalis Folium,
Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma
2.
Petunjuk species +
tanaman
:
nama bagian Belladonnae Herba, Serpylli Herba,
Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba
3.
Genus + petunjuk species + nama Curcuma aeruginosae Rhizoma,
bagian tanaman :
Capsici frutescentis Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
Nama spesies
: Cinchona succirubra
Nama genus
: Cinchona
Petunjuk species : succirubra
I.
Tempat Tumbuh
Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan.
Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak
mempunyai arti ekonomis, misalnya :
 Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang
kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
 Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian
besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.
 Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah
asalnya , kepulauan Maluku.
 Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di
produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.
J.
1
2.
3.
Beberapa Definisi
Simplisia
: adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati
:
adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman
eksudat tanaman.
atau
Eksudat tanaman
: adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia murni .
Simplisia hewani
:
adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zatzat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni.
SMK Kesehatan Yannas Husada
4.
Simplisia mineral
( pelikan)
:
adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah
atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni.
5.
Alkaloida
:
adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen ( N)
pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek
fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar
larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam
alkaloid yang lebih mudah larut dalam air. Contohnya Codein,
Papaverin, Atropin
6.
Glikosida
:
Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi
satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya
amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +
benzaldehida + asam biru ( sianida).
7.
Enzim
:
adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi
mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh
organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran ase, seperti :
Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi oleh
suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif dan diatas 600 C
akan mati.
8.
Vitamin
:
adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh
tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh
manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
9.
Hormon
:
adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang
mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.
Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu atau
keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :
a. Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain
bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik
atau bagian sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi
b. Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang
dikeluarkan
hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat
pengotor lainnya
K.
Budidaya Tanaman Obat
Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih
diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedangkan
pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu.
Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi
kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi, dengan
pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat menimbulkan dampak
(akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan,
SMK Kesehatan Yannas Husada
merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur
yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat
pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan
lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya
simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang
intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering
penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh
yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu
tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika
tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan,
iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
1. Pengelolaan tanah
Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan
tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan
tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah
dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur
bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah
yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin
aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan
kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan
nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat
kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.
Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang
merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi
tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air
seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat
terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media
yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat
antara lain :
a.
Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam
(25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat
berkembang dengan baik.
b.
Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah
pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi
kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga
akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting
yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat
berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).
c.
Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil,
misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).
SMK Kesehatan Yannas Husada
d.
Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal
pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi
(Thymus vulgaris)
e.
Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,
terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti
Cabe ( Capsicum annuum ).
2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman
(benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya
persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan
pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang
tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit
untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat)
waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim
tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak
gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara
lain :
a.
Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b.
Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi
fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c.
Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
d.
Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan
ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak
langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling
bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara
lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam
lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko
kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang
merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti
dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
e.
Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh
terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.
3. Pemeliharaan tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus
ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik
dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya
SMK Kesehatan Yannas Husada
diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada
kandungan alkaloida pada tanaman tembakau ( Nicotiana tobacum) . Demikian pula
tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a.
Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga
tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung
(Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan
sementara.
b.
Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat
mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu
kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
c.
Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah
tempat tumbuh.
d.
Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan
air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e.
Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban
tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman
Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil
sebesar 35 % .
f.
Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke
generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea
compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan
pemangkasan bunga.
g.
Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat
menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar
bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).
h.
Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar
Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).
4. Pemungutan hasil ( panen)
Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan
kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam
tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya,
tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman
Kelembak ( Rheum
officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim
dingin, melainkan antranol, yang dirubah
menjadi antrakinon pada musim panas.
Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan
yang diinginkan.
Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :
a.
Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan
umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang
biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya . Misalnya
temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
b.
Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum
pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .
c.
Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh
(Eugenia caryophyllata).
SMK Kesehatan Yannas Husada
d.
e.
f.
Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas
(Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.
Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
Kulit diambil sewaktu bertunas
L. Pengolahan Simplisia
1. Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses
atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara
( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan
aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida,
umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0 C.
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia
jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.
Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih
menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas
buatan antara 50 0– 55 0 C.
2. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan
atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan
kesehatan.
3. Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau
tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang
langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak
bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
4. Suhu penyimpanan
Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara
20C– 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.
Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di
simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
SMK Kesehatan Yannas Husada
Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
di atur antara 150 dan 300.
Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 400 .
Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.
5. Tanda dan Penyimpanan
Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali
berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua
simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi
tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.
6. Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia
yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan
atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi
persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari
simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing
monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
7. Benda asing
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme
patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain
maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia
nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah
maupun benda anorganik asing.
Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur
bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya
sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau
membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak
dinyatakan dalam paparan monografi.
M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia
Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin
dilakukan secara tidak sengaja.
Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan
yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh
tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh
kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi
syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan
kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,
cendawan atau serangga.
SMK Kesehatan Yannas Husada
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahanbahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh,
daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan
lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual
dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah,
ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya
tampak seperti keadaan semula.
N. Pemerian
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi
yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit,
daun, akar dan sebagainya ).
O. Isi Simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan
tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.
P. Pembuatan Serbuk Simplisia
 Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau
dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali
dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..
 Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada
suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
 Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat
tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis
yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan
lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir
memenuhi persyaratan.
Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia
Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk
mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil
analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara
paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.
Contoh dalam skala besar
Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket
menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah
dari
berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini. Jika bets tidak dapat
dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian
lakukan pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen.
Jumlah wadah dalam bets (N) Jumlah wadah yang harus diambil contohnya (n)
1 sampai 10
semua
11 sampai 19
11
N
n = 10 +
> 19
10
SMK Kesehatan Yannas Husada
Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.
Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika
contoh bahan terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua
bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu
alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah,
tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan
berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk
bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada
kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.
Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh
yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan
tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.
Contoh dalam skala laboratorium
Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar menjadi
empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah
dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian
dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan
campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :
Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian
dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga
melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling, perkecil
sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan pada
kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian .
Bahan Organik Asing
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium
seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).
Akar, rimpang, kulit batang dan herba
Daun, bunga , biji dan buah
Potongan bagian tanaman (bobot ratarata setiap potongan kurang dari 500 mg)
500 g
250 g
50 g
Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan
tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap
bobot contoh yang digunakan.
SMK Kesehatan Yannas Husada
R.
Penilaian Obat
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia
1.
Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk,
bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini
diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau
gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya).
Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan
dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik
memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat
dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2.
Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3.
Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air,
sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi
dan lain sebagainya.
4.
Secara Kimia
Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau
pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap
zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi.
Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
5.
Secara Hayati / Biologi
Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
S.
Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama
Penyakit
Amara
Menambah nafsu makan / pahitan
1.
2.
Anhidrotika
Mengurangi keluarnya keringat
3.
Stomakika
Memacu enzim – enzim pencernaan
4.
Analgetika
Mengurangi rasa nyeri
5.
Antelmintika
Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6.
Anti fungi
Membasmi
jamur,
terutama
jamur
pada
kulit,
misalnya panu .
7.
Anti hipertensi
Menurunkan tekanan darah.
8.
Anti piretika
Menurunkan suhu badan
9.
Anti emetika
Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
SMK Kesehatan Yannas Husada
10.
Anti diare
Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11.
Anti neuralgia
Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12.
Anti reumatika
Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik
13.
Anti spasmodika
Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda kejang)
14.
Anti septika
Membasmi kuman ( desinfektika )
15.
Antidotum
Penawar racun
16.
Antitusif
Pereda batuk
17.
Ekspetoransia
Mengurangi batuk berdahak
18.
Anti diabetika
Untuk mengobati kencing manis
19.
Anti hemoroida
Untuk mengobati wasir
20.
Anti iritansia
Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21.
Astringensia
Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat
22.
Cardiaka
Untuk jantung
23.
Cardiotonika
Untuk penguat kerja jantung
24.
Cholagoga
Membantu fungsi dari empedu
25.
Dismenorrhoe
Untuk mengobati nyeri haid
26.
Diaforetika / Sudorifika
Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat
27.
Digestiva
Merangsang pencernaan makanan
28.
Diuretika
Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29.
Dilatator
Melebarkan pembuluh darah
30.
Depuratif
Pembersih darah
31.
Emenagoga
Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32.
Emetika
Menyebabkan muntah
33.
Gonorrhoe
Kencing nanah
34.
Hair tonic
Menguatkan atau menyuburkan rambut
35
Holitosis
Menyegarkan nafas
36.
Hemostatika
Menghentikan perdarahan
37.
Insektisida
Membasmi serangga
38.
Konstipasi
Sembelit / susah buang air besar
39.
Karminativa
Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40.
Laktagoga
Memperlancar air susu ibu
41.
Laktifuga
Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
SMK Kesehatan Yannas Husada
42.
Litotriptika
Menghancurkan batu pada kandung kemih
43.
Laxantia, laksativa,
Melancarkan buang air besar / pencahar
purgativa
44.
Skorbut
Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45.
Vasodilatansia
Memperlebar pembuluh darah
46.
Nephrolithiasis
Penyakit kencing batu
47.
Urolithiasis
Adanya batu dalam saluran air kemih
48.
Parkinson
Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta
kaki bergemetaran pada waktu diam
49.
Parkinsonisme
Penyakit yang mirip parkinson
50.
Parasimpatolitika
Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51.
Pertusis
Batuk rejan / batuk seratus hari
52.
Roboransia / tonikum
Obat kuat
53.
Skabicida
Obat kudis
54.
Sedativa
Obat penenang
55.
Hipotiroidisme
Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
56.
Trikhomoniasis
Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas
kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton
T. Bagian - Bagian dari Tanaman
Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu radix (akar),
caulis (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema
(kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal), bulbus
(umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas), herba
(bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).
U. Uraian Tentang Simplisia
1.
Buku – buku yang digunakan :
a. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI
b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih
relevan untuk diketahui siswa.
c. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (MateriaMedika
Indonesia )
d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI
e. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh
maupun keterangan lain.
SMK Kesehatan Yannas Husada
2.
Uraian masing-masing simplisia meliputi :
a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia
b. Tanaman asal simplisia
c. Familia atau keluarga simplisia
d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
e. Penggunaannya
f. Pemerian
g. Bagian yang digunakan
h. Keterangan mengenai :
- Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
digunakan
- Penyimpanan
- Jenis – jenisnya
- Waktu panen / cara memproleh
- Keterangan lain yang dianggap perlu
SMK Kesehatan Yannas Husada
Download
Study collections