BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum lokasi penelitian
SMP Kristen Satya Wacana terletak di Jalan Diponegoro no 52-60
Salatiga, Jawa Tengah. SMP Kristen Satya Wacana mempunyai visi yang
berbunyi “UNGGUL DALAM LAYANAN, SANTUN DALAM SIKAP
ATAS
DASAR
IMAN
DAN
KASIH
MENUJU
SEKOLAH
BERKUALITAS INTERNASIONAL".
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan
hasil refleksi.
1.
Deskripsi pra siklus/kondisi awal.
a.
Minat belajar siswa yang rendah terhadap mata pelajaran IPS
Sejarah.
b.
Siswa kurang tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru.
c.
Terbatasnya media pembelajaran/alat peraga.
d.
Siswa bersikap pasif pada saaat mengikuti pelajaran/tidak respon.
e.
Hasil pengamatan dan pengukuran tersebut dapat diuraikan pada
hasil pengamatan awal dijadikan sebagai data primer atau data awal.
Dari hasil pengamatan dan hasil ulangan harian dapat dijabarkan
dalam beberapa tabel dan deskripsi dan dilengkapi dengan diagram.
1
Tabel 1. Hasil Ulangan Semester I Kelas VIII B
No
No Tes
Nama
Nilai
KKM= 75 Keterangan
1
1516102448
A.
F
59
BELUM TUNTAS
2
1516102451
A.
W
57
BELUM TUNTAS
3
1516102455
A.
C
60
BELUM TUNTAS
4
1516102458
A.
P
60
BELUM TUNTAS
5
1516102467
B.
A
79
TUNTAS
6
1516102472
C.
C
79
TUNTAS
7
1516102523
D.
F
59
BELUM TUNTAS
8
1516102473
E.
S
60
BELUM TUNTAS
9
1516102476
C.
D
60
BELUM TUNTAS
10
1516102481
I.
A
67
BELUM TUNTAS
11
1516102486
J.
K
79
TUNTAS
12
1516102487
K.
Y
72
BELUM TUNTAS
13
1516102493
L.
M
79
TUNTAS
14
1516102495
M. M
70
BELUM TUNTAS
15
1516102496
N.
T
63
BELUM TUNTAS
16
1516102497
O.
P
59
BELUM TUNTAS
17
1516102505
S.
P
66
BELUM TUNTAS
18
1516102508
T. Y
56
BELUM TUNTAS
19
1516102512
V.
A
78
TUNTAS
20
1516102515
V.
L
60
BELUM TUNTAS
21
1516102517
Y. H
64
BELUM TUNTAS
22
1516102518
Y. G
76
TUNTAS
23
1516102519
Z. D
68
BELUM TUNTAS
24
1516102521
Z. N
63
BELUM TUNTAS
25
1516102598
C
H
60
BELUM TUNTAS
26
1516102599
A
S
58
BELUM TUNTAS
JUMLAH
1711
TERTINGGI
79
TERENDAH
56
RATA-RATA
66
2
2.
Hasil Siklus 1.
2.1. Perencanaan Tindakan
Perencanan Tindakan pembelajaran siklus 1 dikembangankan
berdasarakan hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa kemampuan siswa telah memahami materi
yang akan diajarkan. Pada perencaaan tindakan ini, peneliti
melakukan berbagai persiapan antara lain:
a.
Menyusun RPP siklus 1 yang digunakan sebagai petunjuk dan
pegangan guru dalam mengajar agar proses pembelajaran
berjalan lebih efekif dan terarah.
b.
Menyusun lembar kerja siswa.
c.
Menyusun soal-soal post test.
d.
Menyiapkan pedoman dan lembar observasi.
e.
Menyiapkan buku paket.
f.
Membagi siswa dalam kelompok untuk diskusi.
2.2. Pelaksanaan Tindakan siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan
pada hari Jumat, 12 Agustus 2016 jam 12.00-13.30 WIB. Dalam
pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
materi pokok latar belakang penjajahan Bangsa Barat dan
kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia.
Pelaksanaan
tindakan
ini,
menggunakan
metode
pembelajaran numbered head together, kemudian siswa dibagi
3
menjadi beberapa kelompok diskusi dengan jumlah siswa kelas VIII
B ada 26 siswa yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan setiap
kelompok beranggotakan 5 sampai 6 siswa. Setiap anggota
kelompok mendapatkan kalung nomor, kemudian soal dan tugas
yang berbeda dengan setiap kelompok yang lain, dan setelah itu
didiskusikan dengan anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan
pembelajaran dengan metode numbered head together. Dilaksanakan
dalam 6 tahap, yaitu:
a.
Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
bantuan power point.
b.
Siswa mengambil permen untuk pembagian kelompoknya.
c.
Siswa diskusi dengan kelompoknya.
d.
Siswa melakukan presentasi.
e.
Setelah presentasi selesai maka guru menyimpulkan materi
pembelajaran.
f.
Kesimpulan.
g.
Kegiatan terakhir siswa diberi evaluasi.
4
Tabel 2. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus I
NO
NAMA
Nilai pra
Nilai
Siklus
siklus 1
KETERANGAN
KKM = 75
1.
B.
F
59
75
MENINGKAT
TUNTAS
2.
B.
W
57
76
MENINGKAT
TUNTAS
3.
F.
C
60
78
MENINGKAT
TUNTAS
4.
B.
P
60
62
MENINGKAT
TIDAK TUNTAS
5.
G.
A
79
76
MENURUN
TUNTAS
6.
H.
C
79
78
MENURUN
TUNTAS
7.
I.
F
59
75
MENINGKAT
TUNTAS
8.
J.
S
60
76
MENINGKAT
TUNTAS
9.
D.
D
60
77
MENINGKAT
TUNTAS
10.
P.
A
67
77
MENINGKAT
TUNTAS
11.
Q.
K
79
76
MENURUN
TUNTAS
12.
R.
Y
72
75
MENINGKAT
TUNTAS
13.
S.
M
79
77
MENURUN
TUNTAS
14.
T.
M
70
78
MENINGKAT
TUNTAS
15.
U.
T
63
75
MENINGKAT
TUNTAS
16.
V.
P
59
76
MENINGKAT
TUNTAS
17.
S.
P
66
78
MENINGKAT
TUNTAS
18.
T. Y
56
78
MENINGKAT
TUNTAS
19.
V.
A
78
75
MENURUN
TUNTAS
20.
V.
L
60
79
MENINGKAT
TUNTAS
21.
Y.
H
64
76
MENINGKAT
TUNTAS
22.
Y. G
76
77
MENINGKAT
TUNTAS
23.
Z.
D
68
76
MENINGKAT
TUNTAS
24.
Z.
N
63
80
MENINGKAT
TUNTAS
25.
C P
60
76
MENINGKAT
TUNTAS
26.
A
58
75
MENINGKAT
TUNTAS
JUMLAH
1711
1.977
Nilai tertinggi
79
80
Nilai terendah
56
62
Rata- rata
66
76
S
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dengan materi latar
belakang penjajahan bangsa dan kedatangan bangsa-bangsa barat ke
5
Indonesia terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. Hal ini terbukti bahwa hasil
belajar siswa sebagian besar meningkat, tetapi masih terdapat beberapa
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) maka peneliti masih
melanjutkan peneliti melanjutkan ke siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus 1
\No
Nilai
Aspek
Peningkatan
Pra Siklus
Siklus I
1
Rata-Rata Klasikal
66
76
10
2
Nilai Terendah
56
62
3
3
Nilai Tertinggi
79
80
1
4
Persentase Ketuntasan
23,07%
96,15%
73,08%
Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan materi
latar belakang penjajahan bangsa dan kedatangan bangsa-bangsa barat ke
Indonesia ini sudah menerapkan model Numbered Head Together. Hasil
belajar siklus I menunjukkan adanya peningkatan dar Pra Siklus,
diperoleh hasil untuk nilai terendah 62 dengan peningkatan 3 , rata-rata
klasikal 76 terdapat peningkatan 10 dan ketuntasan klasikal dengan
peningkatan 73,08% Tabel 4 di atas akan lebih jelas dengan diagram 2
berikut ini.
6
Diagram 1. Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus Dan Siklus 1
100
0
Nilai Pra Siklus
Nilai Siklus 1
Perolehan nilai Pra Siklus yang ditunjukan pada Grafik 2, untuk
rata-rata klasikal adalah 66 untuk Pra Siklus dan 76 pada siklus I. Nilai
terendah pra siklus sebesar 56, sedangkan pada siklus I adalah 62. Nilai
tertinggi Pra Siklus adalah 79, sedangkan pada siklus I nilai tertinggi
adalah 80.
Pada saat yang sama, observer (kolaborator) melakukan
pengamatan dengan mengisi intrumen yang sudah disiapkan meliputi:
lembar pengamatan kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar
pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran
dengan menggunakan model Numbered Head Together hasil observasi
kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus I dapat dilihat pada
tabel 5 berikut ini.
7
Tabel 5 . Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
Skor
No
Aspek yang Diamati
Baik Sekali
1
Nilai
Antusias
dalam
Kurang
Bobot
Skor x
Baik
Cukup
Kurang
5
-
-
-
-
20
100
-
4
-
-
-
20
80
-
4
-
-
-
20
80
-
4
-
-
-
20
80
-
4
-
-
-
20
80
5
-
-
-
-
20
100
120
520
Sekali
Nilai
mengikuti KBM
2
Keaktifan
dalam
pembelajaran
3
Memperhatikan
penjelasan guru
4
5
6
Mengerjakan
tugas
yang diberikan guru
Berpartisipasi
dalam
pembelajaran
Berani mengemukakan
pendapat
Jumlah
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
Keterangan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
=
520
6
= 86,6
Rentang Nilai:
Baik Sekali
: Skor 5
90-100
: Baik Sekali
Baik
: Skor 4
80-89
: Baik
Cukup
: Skor 3
70-79
: Cukup
Kurang
: Skor 2
60-69
: Kurang
Kurang Sekali
: Skor 1
50-59
: Kurang Sekali
8
Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I dapat digambarkan
sebagai berikut: siswa antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar,
siswa aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa mampu
memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran, siswa
mampu mengerjakan tugas masing-masing, berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran (walaupun masih ada siswa yang masih malu dalam
menunjukan objek yang diminta oleh peneliti untuk dijelaskan melalui
model pembelajaran Numbered Head Together, beberapa siswa yang
mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman
lain, Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat
pada tabel 6:
Tabel 6. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No
Skor
Baik
Kegiatan
Baik
Nilai
Cukup
Bobot
Sekali
1
Penyampaian tujuan pembelajaran
2
Menjelaskan
4
Penggunaan model pembelajaran NHT
Mengawasi
Bobot
3
-
-
20
60
3
-
-
20
60
3
-
-
20
60
3
-
-
10
30
3
-
-
10
60
3
-
-
20
40
100
300
langkah-langkah
pembelajaran NHT
3
Skor x
jalannya
konsep
pembelajaran
5
Memberi bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan
6
Pelaksanaan evaluasi
Rata-rata
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
300
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
3
= 100
9
Keterangan:
Rentang Nilai:
Baik
: Skor 3
90-100 : Baik
Cukup
: Skor 2
80-89 : Cukup
Kurang
: Skor 1
70-79 : Kurang
Dari hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa
guru dalam menerapkan model pembelajram Numbered Head Together
pada mata pelajaran IPS dengan rata-rata baik. Hal ini menjelaskan
bahwa guru dalam menjelaskan materi dan memberi motivasi untuk
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model Numbered Head Together sangat signifikan.
2.3. Refleksi
Peneliti melakukan reflesksi pelaksanaan pembelajaran IPS
dengan metode Numbered Head Together dengan berbantuan power
point untuk mengetahui langsung tindakan yang dilakukan serta
mengamati proses tindakan berlangsung. Refleksi dilakukan oleh
peneliti setiap hari Jumat , sesuai jadwal kelas VIII B. Hasil
pengamatan dan catatan peneliti serta guru IPS digunakan sebagai
masukan bahan refleksi serta sebagai dasar evaluasi selanjutnya.
3.
Hasil Siklus II.
1.1. Perencanaan Tindakan Siklus II
10
Berdasarkan pada uraian refleksi siklus I, maka perencanaan
pembelajaran pada siklus II dilakukan pembenahan untuk perbaikan
antara lain :
a.
Menyusun RPP siklus II sebagai pegangan guru dalam mengajar
agar proses pembelajaran berjalan lebih terarah dan efektif.
b.
Menyusun lembar kerja siswa.
c.
Menyuusun soal soal test.
d.
Menyiapkan lembar observasi.
e.
Membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi.
f.
Pengaturan waktu dirancang lebih efektif.
g.
Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan
hasil
diskusinya didepan kelas.
1.2. Pelaksaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan
pada hari Jumat, 19 Agustus 2016 jam 12.00-13.30 WIB. Dalam
pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
materi dengan materi Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial
terhadap Bangsa Indonesia dan Melawan Keserakahan Penjajajah.
Pelaksanaan
tindakan
ini,
menggunakan
metode
pembelajaran numbered head together, kemudian siswa dibagi
menjadi 5 kelompok diskusi dengan setiap kelompok beranggotakan
5 sampai 6 siswa. Jumlah siswa kelas VIII B ada 26 siswa Setiap
anggota kelompok mendapatkan pin berbentuk persegi, waru,
11
persegi panjang, lingkaran, segitiga bernomor. Kemudian soal dan
tugas yang berbeda dengan setiap kelompok yang lain, dan setelah
itu didiskusikan dengan anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan
pembelajaran dengan metode numbered head together. Dilaksanakan
dalam 6 tahap, yaitu:
1.
Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
bantuan power point.
2.
Siswa
mengambil
batu
bernomor
untuk
pembagian
kelompoknya.
3.
Siswa diskusi dengan kelompoknya.
4.
Siswa melakukan presentasi.
5.
Setelah presentasi selesai maka guru menyimpulkan materi
pembelajaran.
6.
Kegiatan terakhir siswa diberi evaluasi.
Tabel 7 merupakan tabel hasil evalusi pada siklus II, dengan
materi Latar Belakang Penjajahan Bangsa Dan Kedatangan BangsaBangsa Barat Ke
Indonesia terlihat bahwa siswa mengalami
peningkatan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan
evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II. Hal ini terbukti
bahwa hasil belajar siswa sebagian besar meningkat, tetapi masih
terdapat beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.
12
Tabel 7. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus II
NO
NAMA
Nilai
Nilai
Siklus I
siklus II
Keterangan
KKM = 75
1.
C.
F
75
86
MENINGKAT
TUNTAS
2.
C.
W
76
78
MENINGKAT
TUNTAS
3.
K.
C
78
77
MENURUN
TUNTAS
4.
C.
P
62
86
MENINGKAT
TUNTAS
5.
L.
A
76
88
MENINGKAT
TUNTAS
6.
M. C
78
77
MENURUN
TUNTAS
7.
N.
F
75
77
MENINGKAT
TUNTAS
8.
O.
S
76
68
MENURUN
TUNTAS
9.
E.
D
77
82
MENINGKAT
TUNTAS
10.
W. A
77
80
MENINGKAT
TUNTAS
11.
X.
K
76
88
MENINGKAT
TUNTAS
12.
Y.
Y
75
88
MENINGKAT
TUNTAS
13.
Z.
M
77
82
MENINGKAT
TUNTAS
14.
W. W
78
92
MENINGKAT
TUNTAS
15.
T. T
75
77
MENINGKAT
TUNTAS
16.
A.
76
78
MENINGKAT
TUNTAS
P
17.
S.
P
78
98
MENINGKAT
TUNTAS
18.
T. Y
78
94
MENINGKAT
TUNTAS
19.
V.
A
75
86
MENINGKAT
TUNTAS
20.
V.
L
79
88
MENINGKAT
TUNTAS
21.
Y. H
76
94
MENINGKAT
TUNTAS
22.
Y. G
77
96
MENINGKAT
TUNTAS
23.
Z. D
76
75
MENURUN
TUNTAS
24.
Z.
80
81
MENINGKAT
TUNTAS
N
25.
A.
C
76
77
MENINGKAT
TUNTAS
26.
D.
F
75
76
MENINGKAT
TUNTAS
Jumlah
1.977
2.169
Nilai tertinggi
80
68
Nilai terendah
62
98
Rata- rata
76
83
13
Tabel 8. Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II
No
Nilai
Aspek
Peningkatan
Siklus I
Siklus II
1
Rata-Rata Klasikal
76
83
7
2
Nilai Terendah
62
68
6
3
Nilai Tertinggi
80
98
18
4
Persentase Ketuntasan
96,15%
100%
3,85%
Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai
terndah 68, nilai tertinggi 98 dan rata-rata klasikal 83. Tabel 8 di atas
dapat digambarkan dengan diagram 3 berikut ini:
Diagram 2. Perbandingan Nilai Klasikal Siklus I Dan Siklus II
100
80
60
Nilai Siklus I
40
Nilai Siklus II
20
0
Rata-Rata
Klasikal
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Persentase
Ketuntasan
Dari diagram 2 terlihat bahwa rata-rata klasikal pada siklus
II mengalami peningkatan. Siklus I rata-rata klasikalnya 76
meningkat menjadi 83 pada siklus II. Nilai terendah pada siklus 1 62
meningkat menjadi 68 pada siklus II. Begitu juga dengan nilai
14
tertinggi 80 meningkat menjadi 98 dan persentase ketuntasan
96,15% menjadi 100%. Hasil obervasi kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar siklus II dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
Tabel 9. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
Skor
No
Aspek yang Diamati
Baik
Baik
Cukup
Nilai
Kurang
Sekali
1
Antusias
dalam
Kurang
Bobot
Sekali
Skor x
Nilai
5
-
-
-
-
20
100
-
4
-
-
-
20
80
5
-
-
-
-
20
100
-
4
-
-
-
20
80
5
-
-
-
-
20
100
5
-
-
-
-
20
100
120
560
mengikuti KBM
2
Keaktifan
dalam
pembelajaran
3
Memperhatikan
penjelasan guru
4
5
6
Mengerjakan
tugas
yang diberikan guru
Berpartisipasi
dalam
pembelajaran
Berani
mengemukakan
pendapat
Jumlah
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Keterangan:
=
560
6
= 93,3
Rentang Nilai:
Baik Sekali
: Skor 5
90-100
: Baik Sekali
Baik
: Skor 4
80-89
: Baik
Cukup
: Skor 3
70-79
: Cukup
Kurang
: Skor 2
60-69
: Kurang
Kurang Sekali
: Skor 1
50-59
:Kurang Sekali
15
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa
bahwa siswa semakin aktif dalam pembelajaran, memahami
tugasnya masing-masing, mampu mengerjakan tugas yang diberikan
guru tepat waktu, siswa mulai berani bertanya kepada guru apabila
mengalami kesulitan, keseluruhan siswa mampu berpartisipasi
mengikuti pembelajaran (tanpa rasa canggung), siswa berani (tidak
merasa malu) bertanya dengan kelompok lain, saat kelompok lain
memberi kesempatan untuk bertanya dengan baik sekali mencapai 3
dan 1 untuk kriteria baik.
Tabel 10. Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II
No
Nilai
Siklus I
Siklus II
86,6
93,3
1
Baik sekali
2
Baik
-
-
3
Cukup
-
-
4
Kurang
-
-
5
Kurang sekali
-
-
Tabel 10 diatas dapat digambarkan dengan diagram 4 sebagai
berikut ini untuk lebih jelas.
Diagram 4. Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II
94
92
90
88
86
84
82
siklus 1
siklus II
baik
sekali
baik
cukup
kurang kurang
sekali
16
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model
pembelajaran number head together, menunjukan peningkatan dari
86,6 untuk kriteria baik pada siklus I dan 93,3 pada siklus II untuk
kriteria baik sekali. Hasil observasi aktivitas guru dalam proses
belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
Skor
No
Nilai
Kegiatan
Bobot
1
Penyampaian tujuan pembelajaran
2
Menjelaskan
pembelajaran
Baik Sekali
Baik
Cukup
3
-
-
20
60
3
-
-
20
60
3
-
-
20
60
3
-
-
10
30
3
-
-
10
60
3
-
-
20
40
100
300
Skor x Bobot
langkah-langkah
Numbered
Head
Together
3
Penggunaan model pembelajaran
Numbered Head Together
4
Mengawasi
jalannya
konsep
pembelajaran
5
Memberi bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan
6
Pelaksanaan evaluasi
Rata-rata
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
Keterangan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
300
=
= 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
3
Rentang Nilai:
Baik
: Skor 3
90-100 : Baik
Cukup
: Skor 2
80-89 : Cukup
Kurang
: Skor 1
70-80 : Kurang
17
Dari hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa guru dalam
menerapkan model pembelajram Numbered Head Together pada mata pelajaran IPS
dengan rata-rata baik. Hal ini menjelaskan bahwa guru dalam menjelaskan materi dan
memberi motivasi untuk menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together sangat signifikan.
1.3. Refleksi
Peneliti melakukan reflesksi pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model
Numbered Head Together
dengan berbantuan power point untuk mengetahui
langsung tindakan yang dilakukan serta mengamati proses tindakan berlangsung.
Refleksi dilakukan oleh peneliti setiap hari Jumat , sesuai jadwal kelas VIII B.
Hasil pengamatan dan catatan peneliti serta guru IPS digunakan sebagai masukan
bahan refleksi serta sebagai dasar evsluasi selanjutnya.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Rata-rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan model pembelajaran Numbered Head Together mampu meningkatkan prestasi
belajar ssiwa pada mata pelajaran sejarah pada siswa kelas VIII B. Rata-rata hasil
belajar siswa pada pada pra siklus mencapai 66 naik menjadi 76 pada siklus I 76 dan
meningkat pada siklus II menjadi 83 dengan persentase ketuntasan belajar pada pra
siklus 23,07 % naik menjadi 96,15 % pada siklus I dan meningkat pada siklus II
menjadi 100%. Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together telah menngalami peningkatan. Nilai rata-rata klasikal dari setiap siklus
dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini dan digambarkan dalam diagram 5.
18
Tabel 13. Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No
Nilai
Aspek
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Rata-rata Klasikal
66
76
83
2
Nilai Terendah
56
62
68
3
Nilai Tertinggi
79
80
98
Diagram 5. Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
100
80
RATA-RATA KLASIKAL
60
NILAI TERENDAH
40
NILAI TERTINGGI
20
0
Pra siklus
Siklus 1
Siklus II
Pada diagram 5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada
pra siklus 66 menjadi 76 pada siklus I. Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat
menjadi 83 yang berarti terdapat kenaikan. Nilai terendah pra siklus 56 meningkat
menjadi 62 di siklus I dan menjadi 68 di siklus II. Untuk nilai tertinggi pada pra siklus
79 menjadi 80 di siklus I dan 98 di siklus II.
2. Ketuntasan belajar siswa
Tabel 14. Ketuntasan hasil belajar
Pra siklus
Tuntas
Tidak
tuntas
Siklus I
Tuntas
Siklus II
Tidak
tuntas
Tuntas
Tidak
tuntas
19
23,07%
76,92%
96,15%
3,84%
100%
0%
Berdasarkan tabel diatas, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan,
kondisi awala atau pra siklus yang tuntas 23,07% pada siklus I menjadi 96,15% dan
siklus II meningkat menjadi 100%, dapat digambarkan pada diagram 6 berikut.
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
pra
siklus
siklus I
Siklus II
Dilihat dari hasil belajarnya, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, baik
nilia rata-rata kelas maupun prosentase ketuntasan belajar siswa, pada siklus II nilai
rata-ratanya 83 dan prosentase ketuntasan mancapai 100% hal ini bebrarti sudah
melampaui indikator keberhasilan hasil belajar, yang artinya model pembelajaran
Numbered Head Together dapat meningktkan hasil belajar IPS kelas VIII B SMP
Kristen Satya Wacana. Pada akhirnya Numbered Head Together membawa perubahan
positif terhadap peserta didik mengenai pemahaman pelajaran IPS. Dengan
menggunakan pembelajaran model Numbered Head Together
ternyata mampu
meningkatkan prestasi belajar peserat didik pada mata pelajaran IPS.
C.
Penggunaan Model Numbered Head Together
Dalam pembelajaran IPS Sejarah model Numbered Head Together
membantu
proses pengajaran materi di kelas, adapun langkah-langkah model sebagai berikut:
20
1.
Siswa di bagi kedalam beberapa kelompok dan setiap siswa mendapatkan nomor urut
setiap kelompoknya.
2.
Guru memberikan tugas masing-masing kelompok mengerjakan tugas.
3.
Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar.
4.
Guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang bernomor tersebut melaporkan
hasil kerja kelompok.
5.
Tanggapan dari teman yang lain kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6.
Menarik kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk
mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok
kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
secara aktif dalam proses berfikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini
sebagaian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa , yakni mempelajari
materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
21
Download