BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum lokasi penelitian SMP Kristen Satya Wacana terletak di Jalan Diponegoro no 52-60 Salatiga, Jawa Tengah. SMP Kristen Satya Wacana mempunyai visi yang berbunyi “UNGGUL DALAM LAYANAN, SANTUN DALAM SIKAP ATAS DASAR IMAN DAN KASIH MENUJU SEKOLAH BERKUALITAS INTERNASIONAL". B. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan hasil refleksi. 1. Deskripsi pra siklus/kondisi awal. a. Minat belajar siswa yang rendah terhadap mata pelajaran IPS Sejarah. b. Siswa kurang tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru. c. Terbatasnya media pembelajaran/alat peraga. d. Siswa bersikap pasif pada saaat mengikuti pelajaran/tidak respon. e. Hasil pengamatan dan pengukuran tersebut dapat diuraikan pada hasil pengamatan awal dijadikan sebagai data primer atau data awal. Dari hasil pengamatan dan hasil ulangan harian dapat dijabarkan dalam beberapa tabel dan deskripsi dan dilengkapi dengan diagram. 1 Tabel 1. Hasil Ulangan Semester I Kelas VIII B No No Tes Nama Nilai KKM= 75 Keterangan 1 1516102448 A. F 59 BELUM TUNTAS 2 1516102451 A. W 57 BELUM TUNTAS 3 1516102455 A. C 60 BELUM TUNTAS 4 1516102458 A. P 60 BELUM TUNTAS 5 1516102467 B. A 79 TUNTAS 6 1516102472 C. C 79 TUNTAS 7 1516102523 D. F 59 BELUM TUNTAS 8 1516102473 E. S 60 BELUM TUNTAS 9 1516102476 C. D 60 BELUM TUNTAS 10 1516102481 I. A 67 BELUM TUNTAS 11 1516102486 J. K 79 TUNTAS 12 1516102487 K. Y 72 BELUM TUNTAS 13 1516102493 L. M 79 TUNTAS 14 1516102495 M. M 70 BELUM TUNTAS 15 1516102496 N. T 63 BELUM TUNTAS 16 1516102497 O. P 59 BELUM TUNTAS 17 1516102505 S. P 66 BELUM TUNTAS 18 1516102508 T. Y 56 BELUM TUNTAS 19 1516102512 V. A 78 TUNTAS 20 1516102515 V. L 60 BELUM TUNTAS 21 1516102517 Y. H 64 BELUM TUNTAS 22 1516102518 Y. G 76 TUNTAS 23 1516102519 Z. D 68 BELUM TUNTAS 24 1516102521 Z. N 63 BELUM TUNTAS 25 1516102598 C H 60 BELUM TUNTAS 26 1516102599 A S 58 BELUM TUNTAS JUMLAH 1711 TERTINGGI 79 TERENDAH 56 RATA-RATA 66 2 2. Hasil Siklus 1. 2.1. Perencanaan Tindakan Perencanan Tindakan pembelajaran siklus 1 dikembangankan berdasarakan hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa telah memahami materi yang akan diajarkan. Pada perencaaan tindakan ini, peneliti melakukan berbagai persiapan antara lain: a. Menyusun RPP siklus 1 yang digunakan sebagai petunjuk dan pegangan guru dalam mengajar agar proses pembelajaran berjalan lebih efekif dan terarah. b. Menyusun lembar kerja siswa. c. Menyusun soal-soal post test. d. Menyiapkan pedoman dan lembar observasi. e. Menyiapkan buku paket. f. Membagi siswa dalam kelompok untuk diskusi. 2.2. Pelaksanaan Tindakan siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Agustus 2016 jam 12.00-13.30 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok latar belakang penjajahan Bangsa Barat dan kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia. Pelaksanaan tindakan ini, menggunakan metode pembelajaran numbered head together, kemudian siswa dibagi 3 menjadi beberapa kelompok diskusi dengan jumlah siswa kelas VIII B ada 26 siswa yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 5 sampai 6 siswa. Setiap anggota kelompok mendapatkan kalung nomor, kemudian soal dan tugas yang berbeda dengan setiap kelompok yang lain, dan setelah itu didiskusikan dengan anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode numbered head together. Dilaksanakan dalam 6 tahap, yaitu: a. Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan power point. b. Siswa mengambil permen untuk pembagian kelompoknya. c. Siswa diskusi dengan kelompoknya. d. Siswa melakukan presentasi. e. Setelah presentasi selesai maka guru menyimpulkan materi pembelajaran. f. Kesimpulan. g. Kegiatan terakhir siswa diberi evaluasi. 4 Tabel 2. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus I NO NAMA Nilai pra Nilai Siklus siklus 1 KETERANGAN KKM = 75 1. B. F 59 75 MENINGKAT TUNTAS 2. B. W 57 76 MENINGKAT TUNTAS 3. F. C 60 78 MENINGKAT TUNTAS 4. B. P 60 62 MENINGKAT TIDAK TUNTAS 5. G. A 79 76 MENURUN TUNTAS 6. H. C 79 78 MENURUN TUNTAS 7. I. F 59 75 MENINGKAT TUNTAS 8. J. S 60 76 MENINGKAT TUNTAS 9. D. D 60 77 MENINGKAT TUNTAS 10. P. A 67 77 MENINGKAT TUNTAS 11. Q. K 79 76 MENURUN TUNTAS 12. R. Y 72 75 MENINGKAT TUNTAS 13. S. M 79 77 MENURUN TUNTAS 14. T. M 70 78 MENINGKAT TUNTAS 15. U. T 63 75 MENINGKAT TUNTAS 16. V. P 59 76 MENINGKAT TUNTAS 17. S. P 66 78 MENINGKAT TUNTAS 18. T. Y 56 78 MENINGKAT TUNTAS 19. V. A 78 75 MENURUN TUNTAS 20. V. L 60 79 MENINGKAT TUNTAS 21. Y. H 64 76 MENINGKAT TUNTAS 22. Y. G 76 77 MENINGKAT TUNTAS 23. Z. D 68 76 MENINGKAT TUNTAS 24. Z. N 63 80 MENINGKAT TUNTAS 25. C P 60 76 MENINGKAT TUNTAS 26. A 58 75 MENINGKAT TUNTAS JUMLAH 1711 1.977 Nilai tertinggi 79 80 Nilai terendah 56 62 Rata- rata 66 76 S Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dengan materi latar belakang penjajahan bangsa dan kedatangan bangsa-bangsa barat ke 5 Indonesia terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. Hal ini terbukti bahwa hasil belajar siswa sebagian besar meningkat, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75) maka peneliti masih melanjutkan peneliti melanjutkan ke siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini: Tabel 4. Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus 1 \No Nilai Aspek Peningkatan Pra Siklus Siklus I 1 Rata-Rata Klasikal 66 76 10 2 Nilai Terendah 56 62 3 3 Nilai Tertinggi 79 80 1 4 Persentase Ketuntasan 23,07% 96,15% 73,08% Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan materi latar belakang penjajahan bangsa dan kedatangan bangsa-bangsa barat ke Indonesia ini sudah menerapkan model Numbered Head Together. Hasil belajar siklus I menunjukkan adanya peningkatan dar Pra Siklus, diperoleh hasil untuk nilai terendah 62 dengan peningkatan 3 , rata-rata klasikal 76 terdapat peningkatan 10 dan ketuntasan klasikal dengan peningkatan 73,08% Tabel 4 di atas akan lebih jelas dengan diagram 2 berikut ini. 6 Diagram 1. Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus Dan Siklus 1 100 0 Nilai Pra Siklus Nilai Siklus 1 Perolehan nilai Pra Siklus yang ditunjukan pada Grafik 2, untuk rata-rata klasikal adalah 66 untuk Pra Siklus dan 76 pada siklus I. Nilai terendah pra siklus sebesar 56, sedangkan pada siklus I adalah 62. Nilai tertinggi Pra Siklus adalah 79, sedangkan pada siklus I nilai tertinggi adalah 80. Pada saat yang sama, observer (kolaborator) melakukan pengamatan dengan mengisi intrumen yang sudah disiapkan meliputi: lembar pengamatan kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together hasil observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus I dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini. 7 Tabel 5 . Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Skor No Aspek yang Diamati Baik Sekali 1 Nilai Antusias dalam Kurang Bobot Skor x Baik Cukup Kurang 5 - - - - 20 100 - 4 - - - 20 80 - 4 - - - 20 80 - 4 - - - 20 80 - 4 - - - 20 80 5 - - - - 20 100 120 520 Sekali Nilai mengikuti KBM 2 Keaktifan dalam pembelajaran 3 Memperhatikan penjelasan guru 4 5 6 Mengerjakan tugas yang diberikan guru Berpartisipasi dalam pembelajaran Berani mengemukakan pendapat Jumlah 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Keterangan: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 = 520 6 = 86,6 Rentang Nilai: Baik Sekali : Skor 5 90-100 : Baik Sekali Baik : Skor 4 80-89 : Baik Cukup : Skor 3 70-79 : Cukup Kurang : Skor 2 60-69 : Kurang Kurang Sekali : Skor 1 50-59 : Kurang Sekali 8 Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I dapat digambarkan sebagai berikut: siswa antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, siswa aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa mampu memperhatikan penjelasan guru dalam proses pembelajaran, siswa mampu mengerjakan tugas masing-masing, berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran (walaupun masih ada siswa yang masih malu dalam menunjukan objek yang diminta oleh peneliti untuk dijelaskan melalui model pembelajaran Numbered Head Together, beberapa siswa yang mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain, Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 6: Tabel 6. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I No Skor Baik Kegiatan Baik Nilai Cukup Bobot Sekali 1 Penyampaian tujuan pembelajaran 2 Menjelaskan 4 Penggunaan model pembelajaran NHT Mengawasi Bobot 3 - - 20 60 3 - - 20 60 3 - - 20 60 3 - - 10 30 3 - - 10 60 3 - - 20 40 100 300 langkah-langkah pembelajaran NHT 3 Skor x jalannya konsep pembelajaran 5 Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan 6 Pelaksanaan evaluasi Rata-rata 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 300 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 3 = 100 9 Keterangan: Rentang Nilai: Baik : Skor 3 90-100 : Baik Cukup : Skor 2 80-89 : Cukup Kurang : Skor 1 70-79 : Kurang Dari hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa guru dalam menerapkan model pembelajram Numbered Head Together pada mata pelajaran IPS dengan rata-rata baik. Hal ini menjelaskan bahwa guru dalam menjelaskan materi dan memberi motivasi untuk menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together sangat signifikan. 2.3. Refleksi Peneliti melakukan reflesksi pelaksanaan pembelajaran IPS dengan metode Numbered Head Together dengan berbantuan power point untuk mengetahui langsung tindakan yang dilakukan serta mengamati proses tindakan berlangsung. Refleksi dilakukan oleh peneliti setiap hari Jumat , sesuai jadwal kelas VIII B. Hasil pengamatan dan catatan peneliti serta guru IPS digunakan sebagai masukan bahan refleksi serta sebagai dasar evaluasi selanjutnya. 3. Hasil Siklus II. 1.1. Perencanaan Tindakan Siklus II 10 Berdasarkan pada uraian refleksi siklus I, maka perencanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan pembenahan untuk perbaikan antara lain : a. Menyusun RPP siklus II sebagai pegangan guru dalam mengajar agar proses pembelajaran berjalan lebih terarah dan efektif. b. Menyusun lembar kerja siswa. c. Menyuusun soal soal test. d. Menyiapkan lembar observasi. e. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok diskusi. f. Pengaturan waktu dirancang lebih efektif. g. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. 1.2. Pelaksaan Tindakan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 19 Agustus 2016 jam 12.00-13.30 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan materi dengan materi Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial terhadap Bangsa Indonesia dan Melawan Keserakahan Penjajajah. Pelaksanaan tindakan ini, menggunakan metode pembelajaran numbered head together, kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok diskusi dengan setiap kelompok beranggotakan 5 sampai 6 siswa. Jumlah siswa kelas VIII B ada 26 siswa Setiap anggota kelompok mendapatkan pin berbentuk persegi, waru, 11 persegi panjang, lingkaran, segitiga bernomor. Kemudian soal dan tugas yang berbeda dengan setiap kelompok yang lain, dan setelah itu didiskusikan dengan anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode numbered head together. Dilaksanakan dalam 6 tahap, yaitu: 1. Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan power point. 2. Siswa mengambil batu bernomor untuk pembagian kelompoknya. 3. Siswa diskusi dengan kelompoknya. 4. Siswa melakukan presentasi. 5. Setelah presentasi selesai maka guru menyimpulkan materi pembelajaran. 6. Kegiatan terakhir siswa diberi evaluasi. Tabel 7 merupakan tabel hasil evalusi pada siklus II, dengan materi Latar Belakang Penjajahan Bangsa Dan Kedatangan BangsaBangsa Barat Ke Indonesia terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II. Hal ini terbukti bahwa hasil belajar siswa sebagian besar meningkat, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (75). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8. 12 Tabel 7. Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus II NO NAMA Nilai Nilai Siklus I siklus II Keterangan KKM = 75 1. C. F 75 86 MENINGKAT TUNTAS 2. C. W 76 78 MENINGKAT TUNTAS 3. K. C 78 77 MENURUN TUNTAS 4. C. P 62 86 MENINGKAT TUNTAS 5. L. A 76 88 MENINGKAT TUNTAS 6. M. C 78 77 MENURUN TUNTAS 7. N. F 75 77 MENINGKAT TUNTAS 8. O. S 76 68 MENURUN TUNTAS 9. E. D 77 82 MENINGKAT TUNTAS 10. W. A 77 80 MENINGKAT TUNTAS 11. X. K 76 88 MENINGKAT TUNTAS 12. Y. Y 75 88 MENINGKAT TUNTAS 13. Z. M 77 82 MENINGKAT TUNTAS 14. W. W 78 92 MENINGKAT TUNTAS 15. T. T 75 77 MENINGKAT TUNTAS 16. A. 76 78 MENINGKAT TUNTAS P 17. S. P 78 98 MENINGKAT TUNTAS 18. T. Y 78 94 MENINGKAT TUNTAS 19. V. A 75 86 MENINGKAT TUNTAS 20. V. L 79 88 MENINGKAT TUNTAS 21. Y. H 76 94 MENINGKAT TUNTAS 22. Y. G 77 96 MENINGKAT TUNTAS 23. Z. D 76 75 MENURUN TUNTAS 24. Z. 80 81 MENINGKAT TUNTAS N 25. A. C 76 77 MENINGKAT TUNTAS 26. D. F 75 76 MENINGKAT TUNTAS Jumlah 1.977 2.169 Nilai tertinggi 80 68 Nilai terendah 62 98 Rata- rata 76 83 13 Tabel 8. Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II No Nilai Aspek Peningkatan Siklus I Siklus II 1 Rata-Rata Klasikal 76 83 7 2 Nilai Terendah 62 68 6 3 Nilai Tertinggi 80 98 18 4 Persentase Ketuntasan 96,15% 100% 3,85% Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terndah 68, nilai tertinggi 98 dan rata-rata klasikal 83. Tabel 8 di atas dapat digambarkan dengan diagram 3 berikut ini: Diagram 2. Perbandingan Nilai Klasikal Siklus I Dan Siklus II 100 80 60 Nilai Siklus I 40 Nilai Siklus II 20 0 Rata-Rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi Persentase Ketuntasan Dari diagram 2 terlihat bahwa rata-rata klasikal pada siklus II mengalami peningkatan. Siklus I rata-rata klasikalnya 76 meningkat menjadi 83 pada siklus II. Nilai terendah pada siklus 1 62 meningkat menjadi 68 pada siklus II. Begitu juga dengan nilai 14 tertinggi 80 meningkat menjadi 98 dan persentase ketuntasan 96,15% menjadi 100%. Hasil obervasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus II dapat dilihat pada tabel 9 berikut. Tabel 9. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Skor No Aspek yang Diamati Baik Baik Cukup Nilai Kurang Sekali 1 Antusias dalam Kurang Bobot Sekali Skor x Nilai 5 - - - - 20 100 - 4 - - - 20 80 5 - - - - 20 100 - 4 - - - 20 80 5 - - - - 20 100 5 - - - - 20 100 120 560 mengikuti KBM 2 Keaktifan dalam pembelajaran 3 Memperhatikan penjelasan guru 4 5 6 Mengerjakan tugas yang diberikan guru Berpartisipasi dalam pembelajaran Berani mengemukakan pendapat Jumlah 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 Keterangan: = 560 6 = 93,3 Rentang Nilai: Baik Sekali : Skor 5 90-100 : Baik Sekali Baik : Skor 4 80-89 : Baik Cukup : Skor 3 70-79 : Cukup Kurang : Skor 2 60-69 : Kurang Kurang Sekali : Skor 1 50-59 :Kurang Sekali 15 Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa bahwa siswa semakin aktif dalam pembelajaran, memahami tugasnya masing-masing, mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu, siswa mulai berani bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan, keseluruhan siswa mampu berpartisipasi mengikuti pembelajaran (tanpa rasa canggung), siswa berani (tidak merasa malu) bertanya dengan kelompok lain, saat kelompok lain memberi kesempatan untuk bertanya dengan baik sekali mencapai 3 dan 1 untuk kriteria baik. Tabel 10. Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II No Nilai Siklus I Siklus II 86,6 93,3 1 Baik sekali 2 Baik - - 3 Cukup - - 4 Kurang - - 5 Kurang sekali - - Tabel 10 diatas dapat digambarkan dengan diagram 4 sebagai berikut ini untuk lebih jelas. Diagram 4. Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II 94 92 90 88 86 84 82 siklus 1 siklus II baik sekali baik cukup kurang kurang sekali 16 Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model pembelajaran number head together, menunjukan peningkatan dari 86,6 untuk kriteria baik pada siklus I dan 93,3 pada siklus II untuk kriteria baik sekali. Hasil observasi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 11 berikut. Tabel 11. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Skor No Nilai Kegiatan Bobot 1 Penyampaian tujuan pembelajaran 2 Menjelaskan pembelajaran Baik Sekali Baik Cukup 3 - - 20 60 3 - - 20 60 3 - - 20 60 3 - - 10 30 3 - - 10 60 3 - - 20 40 100 300 Skor x Bobot langkah-langkah Numbered Head Together 3 Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together 4 Mengawasi jalannya konsep pembelajaran 5 Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan 6 Pelaksanaan evaluasi Rata-rata 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Keterangan: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 300 = = 100 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 3 Rentang Nilai: Baik : Skor 3 90-100 : Baik Cukup : Skor 2 80-89 : Cukup Kurang : Skor 1 70-80 : Kurang 17 Dari hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa guru dalam menerapkan model pembelajram Numbered Head Together pada mata pelajaran IPS dengan rata-rata baik. Hal ini menjelaskan bahwa guru dalam menjelaskan materi dan memberi motivasi untuk menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together sangat signifikan. 1.3. Refleksi Peneliti melakukan reflesksi pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model Numbered Head Together dengan berbantuan power point untuk mengetahui langsung tindakan yang dilakukan serta mengamati proses tindakan berlangsung. Refleksi dilakukan oleh peneliti setiap hari Jumat , sesuai jadwal kelas VIII B. Hasil pengamatan dan catatan peneliti serta guru IPS digunakan sebagai masukan bahan refleksi serta sebagai dasar evsluasi selanjutnya. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Rata-rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together mampu meningkatkan prestasi belajar ssiwa pada mata pelajaran sejarah pada siswa kelas VIII B. Rata-rata hasil belajar siswa pada pada pra siklus mencapai 66 naik menjadi 76 pada siklus I 76 dan meningkat pada siklus II menjadi 83 dengan persentase ketuntasan belajar pada pra siklus 23,07 % naik menjadi 96,15 % pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Numbered Head Together telah menngalami peningkatan. Nilai rata-rata klasikal dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini dan digambarkan dalam diagram 5. 18 Tabel 13. Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Nilai Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Rata-rata Klasikal 66 76 83 2 Nilai Terendah 56 62 68 3 Nilai Tertinggi 79 80 98 Diagram 5. Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II 100 80 RATA-RATA KLASIKAL 60 NILAI TERENDAH 40 NILAI TERTINGGI 20 0 Pra siklus Siklus 1 Siklus II Pada diagram 5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada pra siklus 66 menjadi 76 pada siklus I. Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 83 yang berarti terdapat kenaikan. Nilai terendah pra siklus 56 meningkat menjadi 62 di siklus I dan menjadi 68 di siklus II. Untuk nilai tertinggi pada pra siklus 79 menjadi 80 di siklus I dan 98 di siklus II. 2. Ketuntasan belajar siswa Tabel 14. Ketuntasan hasil belajar Pra siklus Tuntas Tidak tuntas Siklus I Tuntas Siklus II Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas 19 23,07% 76,92% 96,15% 3,84% 100% 0% Berdasarkan tabel diatas, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan, kondisi awala atau pra siklus yang tuntas 23,07% pada siklus I menjadi 96,15% dan siklus II meningkat menjadi 100%, dapat digambarkan pada diagram 6 berikut. 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% TUNTAS TIDAK TUNTAS pra siklus siklus I Siklus II Dilihat dari hasil belajarnya, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, baik nilia rata-rata kelas maupun prosentase ketuntasan belajar siswa, pada siklus II nilai rata-ratanya 83 dan prosentase ketuntasan mancapai 100% hal ini bebrarti sudah melampaui indikator keberhasilan hasil belajar, yang artinya model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningktkan hasil belajar IPS kelas VIII B SMP Kristen Satya Wacana. Pada akhirnya Numbered Head Together membawa perubahan positif terhadap peserta didik mengenai pemahaman pelajaran IPS. Dengan menggunakan pembelajaran model Numbered Head Together ternyata mampu meningkatkan prestasi belajar peserat didik pada mata pelajaran IPS. C. Penggunaan Model Numbered Head Together Dalam pembelajaran IPS Sejarah model Numbered Head Together membantu proses pengajaran materi di kelas, adapun langkah-langkah model sebagai berikut: 20 1. Siswa di bagi kedalam beberapa kelompok dan setiap siswa mendapatkan nomor urut setiap kelompoknya. 2. Guru memberikan tugas masing-masing kelompok mengerjakan tugas. 3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar. 4. Guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang bernomor tersebut melaporkan hasil kerja kelompok. 5. Tanggapan dari teman yang lain kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6. Menarik kesimpulan Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagaian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa , yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. 21