Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 1 PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL MIKRO MAKRO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEMEN GO PUBLIC Prihati Hardaningtyas [email protected] Khuzaini Sekolah Tinggi Ilmu ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out and analyze the influence of macro and micro fundamental factors to the stock price at cement companies which its shares go public in period of 2008 until 2012. The samples are 3 companies which have been selected by using purposive sampling are: PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, and PT Holcim Indonesia Tbk. This research uses multiple linear regressions with the assistance of SPSS 21 analysis instruments which consist of classic test assumption, multiple linear regressions, Goodness test of Fit and hypothesis test. The result of determination coefficient test (R2) shows that the contribution from the influence of macro and micro fundamental factors to the stock price at the cement companies is great. The result of hypothesis test, tcount shows that factor-factor fundamental micro: Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) and factor-factor fundamental macro: Interest, SBI, Rupiah exchange and Inflation level variables have significant and positive influence to the stock price of cement companies which go public. Only the Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) variables which have influence but insignificant to the stock price of cement companies go public. Keywords: Fundamental Micro, Fundamental Macro, Stock Price. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham pada perusahaan semen yang sahamnya go public periode 2008 hingga 2012. Terdiri dari 3 Sampel penelitian yang didapat melalui purposive sampling antara lain: PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini mengunakan alat analisis regresi berganda dengan bantuan alat analisis SPSS 21 antara lain; uji Asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji Goodness of Fit dan pengujian hipotesis. Dari hasil uji koefisien determinasi (R2) bahwa sumbangan atau kontribusi dari pengaruh fundamental mikro dan makro terhadap harga saham pada perusahaan Semen, sangat besar. Untuk hasil pengujian hipotesis uji thitung yang menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang go public. Hanya variabel Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), mempunyai pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan semen go public. Kata kunci : Fundamental Mikro, Fundamental Makro, Harga Saham Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 2 PENDAHULIUAN Dewasa ini semakin banyak industri yang berkembang termasuk perusahaan yang bergerak pada bidang semen baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar, karena ditinjau dari meningkatnya proyek pembangunan jalan tol, industri pabrik, pembangunan perumahan dll. maka industri semen mempunyai prospek yang cerah pada masa yang akan datang. Upaya pengembangan dan pembaruan sesuai dengan era modernisasi industri semen memerlukan adanya kemampuan yang didasarkan pada kondisi dalam dan luar perusahaan tersebut, upaya ini tidak lepas akan dana danmodal yang besar. Untuk itu perusahaan semen tidak hanya mengandalkan dana dari dalam perusahaan saja tetapi juga membutuhkan dana dari luar perusahaan yang di peroleh dari pinjaman bank dan dana langsung dari penjualan surat berharga di bursa efek. Demikian pentingnya peranan pasar modal, sehingga idealnya diperlukan penelitian yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dan faktor dominan yang mempengaruhi harga saham. Pada hasil penelitian sebelumnya, Ericktus (2011) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Analysa Fundamental Laporan Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham padaPerusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Dalam penelitian tersebut sampel yang digunakan sebanyak 4 perusahaan telekomunikasi yang go public, dan menggunakan 4 variabel bebas, dimana periode yang digunakan adalah dari tahun 20072009. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi yang go public. berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebgai berikut: (1) Apakah faktor-faktor fundamental mikro: Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi secara individual (parsial) dapat mempengaruhi harga saham perusahaan semen go public. (2) Manakah di antara faktor fundamental mikro: Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen go public? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental mikro: Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi secara individual (parsial) dapat mempengaruhi harga saham perusahaan semen go public. (2) Untuk mengetahui manakah di antara faktor fundamental mikro: Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen go public. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 3 Dengan adanya penelitian terdahulu, maka penulis mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempengaruhi harga saham. Dalam penelitian ini akan meneliti tiga perusahaan semen yang sahamnya aktif di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2012 adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini akan menggunakan 10 variabel bebas dan akan menguji variabel bebas tersebut, apakah variabel bebas tersebut berpengaruh berpengaruh signiifikan terhadap variabel terikat yaitu harga saham. TINJAUAN TEORITIS Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2007:2). Laporan keuangan (financial statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun (Riyanto, 2001:327). Pengertian Faktor Fundamental Menurut Tjiptono dan fachruddin (2006:189) mengatakan bahwa analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi mikro ekonomi dan makro ekonomi kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Analisis fundamental bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi atau memproyeksikan nilai dari suatu saham yang nantinya hasil analisis ini digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Hubungan antara Analisis Faktor Fundamental Mikro dan Makro terhadap Harga Saham Analisis Fundamental, merupakan salah satu cara melakukan penelitian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, return on equity, profit margin untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Menurut Resmi (2002:276) Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Oleh karena itu di dalam penelitian ini laporan keuangan peusahaan menjadi faktor yang sangat penting bagi para investor ataupun calon investor sebelum mereka menanamkan modalnya di suatu perusahaan. Pengertian Rasio keuangan Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematichal relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2007:64). Rasio sebelumnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arirmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 2001:39). Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 4 Penggolongan Rasio Untuk menganalisa laporan keuangan diperlukan suatu alat analisis yaitu rasio keuangan. Menurut Munawir (2007:68), angka rasio dapat dibedakan menjadi tiga menurut datanya: (1) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio),(2) Rasio-rasio Laporan laba rugi (income statement ratio), (3) Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio). Sedangkan menurut Ang (1997:23-38) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang dicapai, yaitu: (1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios), (2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios), (3) Rasio Rentabilitas / Profitabilitas (Profitability Ratios), (4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios), (5) Rasio Pasar (Market Ratios). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Faktor-faktor fundamental mikro (faktor internal): Menurut Sunariyah (2006:13) faktor fundamental mikro merupakan faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan besertakinerja yang telah dicapai.Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. Madura mengemukakan bahwa harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor fundamental mikro. Faktor-faktor fundamental makro (faktor ekstertnal): Faktor fundamental makro merupakan hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar kemampuan manajemen untuk mengendalikan (Sunariyah:2006:13). Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga saham (πΏπ ) Pengaruh variabel bebas mikro terhadap harga saham: (1) Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham: Current Ratio akan mempengaruhi harga saham sacara parsial.Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya, sehingga meningkatnya current ratio diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan dananya ke perusahaan dan akan berdampak pada kenaikkan harga saham di pasar modal (Ang, 1997:33). (2) Pengaruh Return on Investment Terhadap Harga Saham: Semakin besar ROI atau ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar (Ang, 1997:33). Dengan demikian semakin tinggi ROI meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham akan meningkat, dengan demikian ROI berhubungan positif dengan harga saham. (3) Pengaruh Return on Equity Terhadap Harga Saham: ROE menunjukkan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.Semakin besar ROE menandakan bahwa semakin baik perusahaan dalam mensejatherakan para pemegang sahamnya, sehingga ROE berhubungan positif dengan harga saham Husnan dan Pudjiastuti (2006:76). (4) Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham: Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:75) Price Earning Ratio adalah yang membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuntungan). Rasio ini mencerminkan pertumbuhan laba yang diharapkan perusahaan.Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan pemodal. (5) Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham: Menurut Sutrisno (2003:249) Debt to Equity Ratio menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka panjang dan jangka pendek) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahan sangat bergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan. (6) Pengaruh Earning Per ShareTerhadap Harga Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 5 Saham: Menurut Sutrisno (2003:255) earning Per Share merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.Perusahaan bisa mengalami laba yang menurun apabila perusahaan tersebut mengurangi jumlah saham yang beredar (misalkan dengan melakukan pembelian kembali / treasure stock), EPS yang dihasilkan tetap tinggi. (7) Pengaruh Dividend Pay Out Ratio Terhadap Harga Saham: Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:231) dividend pay out ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk presentase. Semakin tinggi DPR akan mengguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Makro Terhadap Harga Saham(πΏπ ) Pengaruh variabel bebas makro terhadap harga saham: (1) Pengaruh Tingkat suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham: Menurut Sugeng (2004), kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat pada penurunan return dan begitu pula sebaliknya. Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para pemegang saham akan menjual sahamnya sampai tingkat suku bunga dianggap normal. (2) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham: Kurs atau nilai tukar valuta asing adalah perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Misalnya kurs Rupiah atas Dolar AS menunjukkan nilai Rupiah yang diperlukan untuk setiap Dolar AS.Perubahan kurs Rupiah atas Dolar AS memiliki dampak yang berbeda terhadap setiap jenis saham, artinya suatu saham terkena dampak positif sedangkan saham lainnya terkena dampak negatif. (3) Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham: Penggunaan inflasi sebagai variabel bebas dalam penelitian ini karena inflasi dapat mempengaruhi harga saham. Ketika terjadi inflasi, masyarakat akan dihadapkan pada pilihan untuk berinvestasi di pasar modal atau memenuhi kebutuhan hidup mereka akibat kenaikan harga. Apabila masyarakat menjatuhkan pilihan sebagai investor di pasar modal, maka permintaan saham akan naik yang kemudian turut menaikkan harga saham. Penelitian Terdahulu Soejoto (2002)Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisi Harga Saham di Perusahan Manufaktur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Pasar Modal Indonesia” menyimpulkan bahwa: Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah capital gain, volume perdagangan saham, earning per share, price earning ratio, dividen yield, dan kurs valas. Faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah suku bunga SBI.Faktor yang berpengaruh dominan terhadap akumulasi netto harga saham adalah capital gain, earning per share, dan kurs valas. Santoso (2005)Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga Saham”, studi kasus pada Industri makanan dan minuman yang terdaftar pada bursa efek di indonesia. Menyimpulkan bahwa: dengan menggunakan Uji F menunjukkan bahwa perusahaan saham industri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi secara simultan oleh asset growth, return on asset growth, debt ratio, current ratio, earning per share, price earning ratio, dividen yield. Sementara itu, perubahaan harga saham indusrti makanan dan minuman secara parsial (Uji T) dipengaruhi earning per share. Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalaui pengumpulan data (Sugiyono, 2007:51). Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 6 Tujuan penelitian dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1)Faktor-faktor fundamental mikro: current ratio, Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio(DER), Earning Per Share (PER), Debt to Equity Ratio (DPR), dan faktor-faktor fundamental makro: inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat secara individual (parsial) dapat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan semen yang go public. 2)Di antara Faktor-faktor fundamental mikro: current ratio, Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (PER), Debt to Equity Ratio (DPR), dan faktor-faktor fundamental makro: inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan semen adalah Earning Per Share. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Metoda penelitian yang digunakan adalah metode kausal komporatif (causal Comporative) karena penulis bermaksud untuk mengetahui dan menganalisa sebab dan akibat. Metode kausal komporatif bersifat ex post facto, artinya suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menurut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut, sehingga peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab-akibat dari data-data yabg tersedia (Sugiyono, 2007:12). Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah industri perusahaan semen yang go public yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk. Dengan periode penelitian 5 tahun yaitu 2008-2012. Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, Sugiyono (2007:73). Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 3 perusasahaan semen yang go public maka penelitian ini mengambil metoda sampel non probability sampling dengan metode jenuh teknik jenuh yaitu “penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentar yaitu data berupa arsip yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak dari sumbernya secara langsung melainkan sudah dikumpulkan dan diolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi data sekunder berupa laporan keuangan, dan data-data lain yang terkait dengan penelitian, serta studi putaka yaitu teknik pengumpulan data dari buku literatur, referensi, maupun bacaan lain yang berhubungan dengan masalah yanag akan diteliti. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel terikat / Dependent Variabel (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham, yaitu per lembar saham dari saham-saham perusahaan semen pada tahun 2008-2012. Variabel Bebas / Independent Variabel : Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 7 Faktor fundamental mikro: a. b. c. d. e. f. g. Aktiva Lancar × 100% Hutang Lancar Laba Bersih setelah Pajak π ππΌ = × 100% Total Aktiva Laba Bersih setelah Pajak π ππΈ = × 100% Total Modal harga per lembar saham ππΈπ = laba per lembar saham × 100% total hutang π·πΈπ = total ekui × 100% tas PER πΈππ = jumlah lembar saham × 100% devidend per share π·ππ = earning per share × 100% πΆπ’πππππ‘ πππ‘ππ = Faktor Fundamental Makro: a. Interest Rate / Tingkat suku bunga SBI (SB) Dalam penelitian ini interest rate yaitu presentase rata-rata tingkat suku bunga SBI setiap tahun dari tingkat suku bunga setiap bulan yang ditawarkan oleh perbankan dalam hal ini Bank Indonesia kepada nasabahnya. b. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (NT) Merupakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (US Dolar) yang bisa terjadi kenaikan atau penurunan setiap saat sehingga berpengaruh terhadap harga saham. c. Tingkat inflasi (INF) Dalam penelitian ini yang dimaksud tingkat inflasi adalah rata-rata tingkat inflasi setiap tahun dari tingkat inflasi setiap bulan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selama 5 tahun yaitu 2008-2012. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi linear berganda. Regresi linear berganda merupakan alat analisis secara statistik untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. Dengan model ini bisa diketahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel fundamental perusahaan terhadap harga saham industri semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dari teknik analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik yang digunakan untuk melakukan pengujian dengan cara melakukan perhitungan rata-rata industri perusahaan dari variabel bebas yaitu Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi. Melakukan pengujian Asumsi Klasik Linear Uji Normalitas: Menurut Ghozali (2011) model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Menurut Priyatno (2011:277), uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji kenormalan distribusi nilai residual. Jadi dalam hal ini yang diuji normalitas bukan masing-masing variabel melainkan nilai residual hasil dari model. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dilihat dari angka probabilitasnya, dimana jika probabilitas > 0,05 maka residual terdistribusi normal. Sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka tidak terdistribusi normal. Uji Multikolerasi: Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Apabila terjadi multikorelasi, maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standart eror tidak dapat ditentukan. Multikolinier ini dapat diidentifikasi dengan cara membuat corelation matrix untuk semua Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 8 variabel bebas dengan bantuan program komputer yang akan menunjukkan koefisien korelasi sederhana variabel bebas satu dengan yang lain. Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi (mendeteksi +1 atau -1) berarti ada masalah multikoliniearitas. Uji Autokorelasi: Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang (Widarjono, 2007). Adapun dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah sama dengan dampak dari heteroskedastisitas. Selanjutnya untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda dapat digunakan metode Durbin-Watson. Durbin Watson telah berhasil mengembangkan suatu metode yang digunakan mendeteksi adanya masalah autokorelasi dalam model regresi berganda menggunakan pengujian hipotesis dengan statistik uji yang cukup. Uji Heteroskedastisitas: Menurut Ghozali (2006:105) Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pad grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah resisual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Melakukan Analisis regresi Linear Berganda Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005). Menghitung koefisian korelasi dan determinasi. Untuk mengetahui dan menguji apakah model analisis tersebut sudah cukup layak dan seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen, maka perlu diketahui koefisien determinasinya (π 2 ). Jika π 2 yang diperoleh dari hasil perhitungan semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen semakin besar. Sebaliknya jika π 2 semakin mendekati nol, maka dapat dikatakan sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen semakin kecil. Secara umum dapat dikatakan bahwa koefisien determinasi ganda π 2 berada antara 0 da 1 atau 0 <π 2 < 1. Uji Goodness of Fit Tujuan melakukan Goodness of Fit adalah untuk menguji tingkat signifikan antara variabel bebas yaitu Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi terhadap harga saham sebagai variabel terikat. Uji hipotesis secara Parsial (Uji t) Tujuan melakukan uji t adalah untuk menguji tingkat signifikan antara variabel bebas Current Ratio (CR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Dividen Pay out Ratio (DPR) dan faktor-faktor fundamental makro: tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi terhadap variabel terikat yaitu harga saham secar parsial. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 9 Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabelvariabel bebas secara parsial dapat menerangkan variabel terikat. Dari hasil perhitungan ini akan diketahui variabel-variabel bebas (independent) yang mempunyai pengaruh dominan teerhadap variabel-variabel terikat (dependen). Hasil Analisis dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik: a. Normalitas Tabel 1 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) N Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Difference Positif Negatif Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig (2-tailed) Unstandardized Residual 15 9047.2667 6735.96440 .150 .150 .110 .582 .897 a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah) Dari tabel uji Kosmogrov Smirnov di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,897. Karena angka tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. b. Multikolinearitas Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Nilai Tolerance Variance Influence Factor Keterangan Current Ratio 0.694 5.904 Bebas Multikolinieritas ROI 0.706 8.450 Bebas Multikolinieritas ROE 0.603 4.027 Bebas Multikolinieritas PER 0.694 5.161 Bebas Multikolinieritas DER 0.705 8.438 Bebas Multikolinieritas EPS 0.629 4.559 Bebas Multikolinieritas DPR 0.603 4.032 Bebas Multikolinieritas Suku Bunga SBI 0.701 7.258 Bebas Multikolinieritas Nilai Tukar Rupiah 0.704 7.779 Bebas Multikolinieritas Tingkat Inflansi 0.700 7.025 Bebas Multikolinieritas Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah) Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 10 Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh hasil bahwa nilai VIF pada semua variabel bebas lebih kecil dari 10, artinya semua variabel bebas Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan Deviden Perlembar Saham pada penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinieritas. c. Heteroskedastisitas Gambar 1 Grafik Uji Heteroskedastisitas Dari gambar 1 scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji heteroskedatisitas menunjukkan bahwa bahwa titik-titik tersebut menyebar pada sumbu X dan sumbu Y yang berarti bahwa tidak menggambarkan pola tertentu dalam penyebaran titik:titik yang dihasilkan. Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. d. Autokolerasi Tabel 3 Batas-batas Daerah Test Durbin Watson Distribusi Interprestasi DW < 2,341 Autokorelasi positif 0,926 ≤ DW < 2,054 Daerah keragu-raguan/Incilclusif 2,054 ≤ DW < 3,074 Tidak ada autokorelasi 3,074 ≤ DW < 1,946 Daerah keragu-raguan/Incilclusif DW ≥ 1,946 Autokorelasi negatif Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah) Dari tabel 3 diatas mengenai batas-batas distribusi nilai test Durbin–Watson dan kurva pengujian auto korelasi Durbin–Watson di atas menunjukkan bahwa nilai test Durbin– Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 11 Watson berada pada daerah antara du dan 2. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Liner Berganda Variabel Koefisien Regresi (β) Constanta Current Ratio ROI ROE PER DER EPS DPR Suku Bunga SBI Nilai Tukar Rupiah Tingkat Inflansi 5.879.386 3,581 1,132.998 747.292 247.744 1.841.255 13.105 59.771 500.627 .418 158.582 a. Dependent Variabel : Harga Saham Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah) HS= 5.879.386 + 3.581CR + 1.132.998ROI + 747.292ROE + 247.744PER + 1.841.255DER + 13.105EPS + 59.771DPR + 500.627SBI + 0.418TR + 158.582TI Adapun analisis dari persamaan regresi berganda berdasarkan tabel 4 diatas adalah sebagai berikut: (1) α = Konstanta Besarnya nilai Konstanta adalah 5.879.386 menunjukkan bahwa jika variabel independen konstan = 0, maka variabel harga saham sebesar 5.879.386. (2) β1 = 3,581 nilai koefisien regresi (β1) sebesar 3,581 yang berarti CR mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β1 sebesar 3,581 menunjukkan bahwa jika tingkat CR berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 3,581 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (3) β2 = 1.132.998 nilai koefisien regresi (β2) sebesar 3,581 yang berarti ROI mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β2 sebesar 1.132.998 menunjukkan bahwa jika tingkat ROI berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 1.132.998 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (4) β3 = 747.292 nilai koefisien regresi (β3) sebesar 747.292 yang berarti ROE mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β3 sebesar 747.292 menunjukkan bahwa jika tingkat ROE berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 747.292 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (5) β4 = 247.744 nilai koefisien regresi (β4) sebesar 247.744 yang berarti PER mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β4 sebesar 247.744 menunjukkan bahwa jika tingkat PER berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 247.744 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (6) β5 = 1.841.255 nilai koefisien regresi (β5) sebesar 1.841.255 yang berarti DER mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β5 sebesar 1.841.255 menunjukkan bahwa jika tingkat DER berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 1.841.255 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (7) β6 = 13.105 nilai koefisien Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 12 regresi (β6) sebesar 1.841.255 yang berarti EPS mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β6 sebesar 13.105 menunjukkan bahwa jika tingkat EPS berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 13.105 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (8) β7 = 59.771 nilai koefisien regresi (β7) sebesar 1.841.255 yang berarti DPR mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β7 sebesar 59.771 menunjukkan bahwa jika tingkat DPR berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 59.771 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (9) β8 = 500.627 nilai koefisien regresi (β8) sebesar 1.841.255 yang berarti suku bunga SBI mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β8 sebesar 500.627 menunjukkan bahwa jika tingkat suku bunga SBI berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 500.627 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (10) β9 = 0.418 nilai koefisien regresi (β9) sebesar 0.418 yang berarti nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β9 sebesar 0.418 menunjukkan bahwa jika tingkat nilai tukar rupiah berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 0.418 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. (11) β10 = 158.582 nilai koefisien regresi (β10) sebesar 158.582 yang berarti tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Nilai β10 sebesar 158.582 menunjukkan bahwa jika tingkat inflasi berubah atau meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan berubah atau meningkat 158.582 satuan dengan asumsi bahwa variabel:variabel bebas yang lain tetap atau tidak berubah. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Models) Analisis Koefisien Determinasi Multiple (R2) Tabel 5 Koefisien Determinasi R 0.998a RSquare Adjusted RSquare Std. Error of the Estimate 0.997 0.989 0.690 a. Predictors (Constant) : Tingkat Inflasi, EPS, DPR, PER, Current Ratio, ROE, DER, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, ROI b. Dependent Variable : Harga Saham Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah) Ditinjau dari tabel 5 diatas diketahui Koefisien korelasi berganda R merupakan cerminan tingkat keeratan hubungan pengaruh faktor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,998 atau 99.8% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara pengaruh faktor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia mempunyai hubungan yang sangat erat. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) pada tabel 5 di atas sebesar 0,997 atau 97.7%, yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel factor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia sangat besar. Sedangkan sisanya (100 % - 97.7% = 3%) dikontribusi oleh faktor lainnya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 13 Hasil Uji Goodness of Fit Tabel 6 Hasil Uji F Anovaa Model 1 Sum of Squares Regression Residual Df Mean Square 6.3338 10 6.3337 1906098.586 4 476524.646 6.3528 14 Total F 132.904 Sig. .000a a. Predictors (Constant) : Tingkat Inflasi, EPS, DPR, PER, Current Ratio, ROE, DER, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, b. ROI Dependent Variable : Harga Saham Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA (Diolah) Dari hasil output perhitungan program SPSS versi 21 diperoleh nilai Fhitung = sebesar 132,904 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < (a) 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan atau layak untuk memprediksi pengaruh Current Ratio, ROI, ROE, PER, DER, EPS, DPR, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflansi terhadap variabel dependen adalah harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia secara signifikan. Pengujian Hipotesis (Uji Statistik t) Tabel 7 Hasil Perolehan thitung dan Tingkat Signifikan Coefficientsa Variabel Current Ratio ROI ROE PER DER EPS DPR Suku Bunga SBI Nilai Tukar Rupiah Tingkat Inflansi thitung Sign. Keterangan 4.564 .019 Signifikan 2.161 .097 Berpengaruh Tidak Signifikan 2.245 .088 Berpengaruh Tidak Signifikan 5.738 .005 Signifikan 4.144 .031 Signifikan 4.509 .011 Signifikan 3.890 .036 Signifikan 4.254 .018 Signifikan 4.346 .017 Signifikan 4.175 .021 Signifikan Dependent Variable : Harga Saham Dari tabel 7 diatas dapat dijelaskan bahwa dengan analisis uji t diperoleh hasil sebagai berikut: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 14 Current Ratio perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4,564 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,019 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Current Ratio secara parsial mempengaruhi harga saham. Return On Investment (ROI) perusahaan secara parsial diperoleh nilai sebesar 2,161 berarti H0 diterima, dengan signifikan sebesar 0,097 diatas level of significant 0,05 atau 5% . artinya ROI secara parsial mempengaruhi harga saham tetapi tidak signifikan karena tingkat pengembalian asset tidak berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang. Return On Equity (ROE) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 2,245 berarti H0 diterima, dengan signifikan sebesar 0,088 diatas level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa ROE secara parsial mempengaruhi harga saham tetapi tidak signifikan karena belum tentu tingkat pengembalian investasi mempengaruhi kenaikan harga saham pada perusahaan semen Price Earning Ratio (PER) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 5.738 . berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,005 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa PER secara parsial mempengaruhi harga saham. Debt To Equity Ratio (DER) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.144 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,031 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa DER secara parsial mempengaruhi harga saham. Earning Per Share (EPS) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.509 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,011 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa EPS secara parsial mempengaruhi harga saham. Dividen Pay out Ratio (DPR) perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 3.890 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,036 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa DPR secara parsial mempengaruhi harga saham. Suku Bunga SBI perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.254 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,018 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Suku Bunga SBI secara parsial mempengaruhi harga saham. Nilai Tukar Rupiah perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.346 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,017 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Nilai Tukar Rupiah secara parsial mempengaruhi harga saham. Tingkat Inflasi perusahaan secara parsial diperoleh nilai t sebesar 4.175 berarti H0 ditolak, dengan signifikansi sebesar 0,021 dibawah level of significant 0,05 atau 5%. Artinya bahwa Tingkat Inflasi secara parsial mempengaruhi harga saham. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisa dan pembahasan bab sebelumnya yakni dengan menganalisa pengaruh faktor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan perhitungan Program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) version 16.0 for Windows, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Dari hasil uji koefisien determinasi (R2) bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel Current Ratio, ROI, ROE, PER, DER, EPS, DPR, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflansi terhadap variabel terikat yaitu harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia, sangat besar. Hal ini didukung pula dari Uji goodness of fit yang menunjukkan bahwa model regresi layak dan signifikan digunakan untuk memprediksi pengaruh faktor-faktor fundamental mikro dan makro terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. (2) Dari hasil pengujian analisis regresi berganda pada penelitian ini didapatkan bahwa variabel Current Ratio, ROI, ROE, PER, DER, EPS, DPR, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflansi menunjukan arah Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 15 positif (searah) terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia, hal ini berarti bahwa semakin baik dan positif variabel bebas tersebut, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan hasil pengujian hipotesis uji thitung yang menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, PER, DER, EPS, DPR, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Inflansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hanya variabel ROI, ROE mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Indonesia. Saran Hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur perkembangan perusahaan yang telah dicapai selama ini, sebagaimana dengan saham yang telah terjual di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat diketahui progress perusahaan di masa yang akan datang. (2) Bagi pihak investor, diharapkan dapat dijadikan bahan referensi investor terhadap perusahaan yang bersangkutan untuk menginvestasikan modalnya dalam bentuk pembelian saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, sehingga investor dapat secara tepat dan cepat menginvestasikan modalnya dengan membeli saham perusahaan yang secara langsung dapat menaikkan nilai jual dari saham perusahaan itu sendiri. (3) Bagi Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel penelitian dan dapat menggunakan jenis industri yang lain selain industri semen. Penelitian berikutnya dapat memperpanjang periode penelitian, pada penelitian ini menggunakan periode delapan tahun. Bagi peneliti lanjutan semoga bahan ini dapat dijadikan referensi atau acuan dalam mengembangkan dan memaksimalkan penelitian di masa yang akan. DAFTAR PUSTAKA Ang, R. 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Ghozali, I. 2005. Analisis Multivariate Program SPSS. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. __________. 2006. Analisis Multivariate Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. __________, 2011. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi Kelima. Semarang : Penerbitan Universitas Diponegoro. Gitosudarmo, I dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi keempat. BPFE, Yogyakarta. Husnan, S dan E Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 5. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty. Priyatno, D. 2011. Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. Mediakom, Yogyakarta. Resmi, S. 2002. “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return Saham”. Kompak. Nomor 6, September. Santoso, B. 2005.” Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Mikro Terhadap Harga Saham”. Ekuitas Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol.9 No. 1 – Maret 2005, 35-6. Soejoto, A. 2002. “Analisis Harga Saham Perusahaan Manufaktur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan “Ekuitas” Vol.^ No.3-September 2002:250-267. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 10 (2014) 16 Sugeng, W. 2004. “Perkembangan dan Prospek Pasar Modal di Inmdonesia tahun 2005 (Event Study: Pendeketan Manajemen Strategik)”. Jurnal Bisnis Strategi. Vol 13/juli. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. Bandung: Alfabeta. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia. Tjiptono, D dan H M.Fachruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia. Pendekatan Tanya Jawab. Edisi 1. Jakarta: Salemba. Widarjono, A. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta. Ericktus, 2011. Pengaruh Analysa Fundamental Laporan Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. http://ericktus.blogspot.com/2011/03/pengaruh-analisis-fundamental-laporan.html. Diaskes 28 September 2013.