Hubungan Ketuban Pecah Dini Dengan Kejadian

advertisement
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA
BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL
DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN
Ulfa Laila*, Dede Mahdiyah1, Mahpolah2
1
AKBID Sari Mulia Banjarmasin
Poltekes Kemenkes Banjarmasin
2
*Korespondensi Penulis. Telepon: 081254506891, E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi
disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena gangguan resorpsi. Tingginya
prevalensi anemia pada ibu hamil dapat memberikan dampak negatif terhadap janin yang
dikandungnya dan ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas diantaranya akan lahir bayi
dengan berat badan lahir rendah, prematur, perdarahan post partum, dan lain-lain sedangkan
kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia.
Tujuan: Mengetahui gambaran kejadian anemia berdasarkan karakteristik pada ibu hamil di BPM
Neneng Mahfuzah, S.Si.T., M., M.Kes Banjarmasin.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi adalah semua ibu hamil anemia.
Sampel sebagian dari populasi yang berjumlah 46 orang. Pengambilan sampel dengan teknik
simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kajian dokumentasi (data sekunder)
dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Hasil: Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa karakteristik umur ibu hamil anemia yang terbanyak
umur 20-35 tahun sebanyak 31 orang (67,3%), berdasarkan karakteristik pendidikan ibu hamil
anemia yang terbanyak adalah SMA sebanyak 22 orang (47,8%), berdasarkan karakteristik
pekerjaan ibu hamil anemia yang terbanyak tidak bekerja sebanyak 32 orang (69,6%), dan paritas
ibu hamil anemia yang terbanyak primipara sebanyak 26 orang (56,5%)
Simpulan: Kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan karakteristik umur 20-35 tahun sebanyak
31 orang (67,3%), sebanyak 22 orang (47,8%) berpendidikan SMA, sebanyak 14 orang (30,4%)
bekerja dan sebanyak 26 orang (56,5%) ibu primipara.
Kata Kunci: Anemia, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas dan Ibu Hamil.
1
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
PENDAHULUAN
Pembangunan
kesehatan
ditujukan
Bayi (AKB). Saat ini di dunia AKI saat
derajat
kesehatan
melahirkan dan AKB khususnya bayi baru
masyarakat, kualitas sumber daya manusia dan
lahir masih tinggi. Menurut Survei Demografi
kualitas kehidupan. Indikator yang digunakan
Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2010,
untuk mengukur kualitas kesehatan tersebut
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
salah satunya adalah Angka Kematian Bayi
sebesar 307/100.000 kelahiran hidup (KH)
(AKB), disamping penyakit utama penyebab
sedangkan hasil SDKI pada tahun 2015 AKI
kesakitan dan pola penyakit utama penyebab
228/100.000 KH. Dari pernyataan diatas
kematian.
terdapat penurunan angka kejadian, namun
untuk
meningkatkan
Pembangunan
kesehatan
yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah untuk
angka
mendukung tercapainya tujuan pembangunan
Development Goals (SDGs) yang sudah harus
kesehatan
dicapai
nasional
yakni
meningkatkan
tersebut
pada
masih
tahun
jauh
2016
Sustainable
yaitu
AKI
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
102/100.000 KH dan AKB sebesar 34/1000
sehat bagi orang yang bertempat tinggal di
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan
yang
setinggi-tingginya
Data
World
Health
Organization
dalam
(WHO) menyebutkan bahwa dari 100 ibu
rangka mewujudkan Indonesia sehat 2025
hamil terdapat 52 orang diantaranya yang
(Kemenkes RI, 2015).
menderita anemia gizi. Prevalensi anemia pada
Pembangunan kesehatan saat ini telah
berhasil
meningkatkan
status
ibu hamil mencapai 41,8% di dunia, dan Asia
kesehatan
menduduki peringkat kedua di dunia setelah
masyarakat. Namun masih belum sepenuhnya
Afrika dengan persentase prevalensi penderita
terlaksana dengan baik. Salah satu indikator
anemia dalam kehamilan 48,2 %. Menurut
keberhasilan pembangunan kesehatan Angka
penelitian Pusponegoro dan Anemia World
2
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
Map, pada tahun 2012 Indonesia merupakan
pada ibu hamil cenderung semakin tinggi
salah satu negara di Asia dengan kejadian
(Kemenkes RI, 2015).
anemia dalam kehamilan cukup tinggi sebesar
51% (Kemenkes RI, 2015).
Laporan Tahunan Seksi Bina Gizi
Masyarakat
Survei Demografi yang dilakukan oleh
Banjarmasin
Dinas
tahun
Kesehatan
2015
periode
Kota
bulan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Januari-April jumlah kasus ibu hamil dengan
(2013),
menduduki
anemia adalah 1.321 dari jumlah sasaran ibu
peringkat ke 5 (sebanyak 38,12%) setelah
hamil 12.229 (10,8%). Hasil tersebut sudah
Gorontalo (61,59%), NTT (58%), Kalimantan
mengalami penurunan dibandingkan dengan
Barat (50,43%) dan NTB (46,15%) dengan
tahun 2014 dan periode yang sama yaitu
kasus ibu hamil yang mengalami anemia dari
jumlah kasus ibu hamil dengan anemia
536.000 wanita hamil di Indonesia (Kemenkes
sebanyak 1.611 dari jumlah sasaran ibu hamil
RI, 2015).
11.946 (13,48%). Jumlah kejadian anemia
Kalimantan
Hasil
Riset
Selatan
Daerah
periode Januari-April 2016 di wilayah kerja
(Riskesda), Prevalensi risiko anemia pada ibu
Puskesmas di Banjarmasin yaitu Puskesmas
hamil pada usia 15-45 tahun di Provinsi
Sungai Bilu dengan presentase 18,85% dari
Kalimantan
(8,0-
244 ibu hamil, Puskesmas Sungai Mesa
29,9%), lima kabupaten dengan prevalensi di
dengan presentase 12,30% dari 374 ibu hamil,
atas yaitu Banjarmasin (29,9%), Balangan
dan
(20,4%), Banjar (18,8%), Tanah Laut (17,5%),
presentase 11,65% dari 575 ibu hamil.
dan Tapin (14,3%). Prevalensi risiko anemia
Penurunan proporsi ibu hamil dengan anemia
pada ibu hami lebih tinggi di daerah
dalam 2 tahun terakhir di Kota Banjarmasin
perdesaan,
tidak diikuti penurunan kasus perdarahan dan
Selatan
semakin
Kesehatan
adalah
14,0%
rendah
tingkat
puskesmas
Kelayan
Timur
dengan
pengeluaran per kapita per bulan risiko anemia
3
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
kejadian berat bayi lahir kurang (BBLR)
memberikan dampak negatif terhadap janin
(Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, 2016).
yang dikandungnya dan ibu dalam kehamilan,
Anemia
lebih
persalinan maupun nifas diantaranya akan
cenderung berlangsung di negara yang sedang
lahir bayi dengan berat badan lahir rendah,
berkembang daripada negara yang sudah maju.
prematur, perdarahan post partum, dan lain-
Sebanyak 36% (atau sekitar 1400 juta orang)
lain sedangkan kehamilan adalah suatu hal
dari perkiraan populasi 3800 juta orang di
dalam
negara yang sedang 2 berkembang menderita
keluarga bahagia. Para calon ibu harus sehat
anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di
dan mempunyai gizi cukup (berat badan
negara maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira
normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Jika
100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200
ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama
juta orang (2). Prevalensi anemia defisiensi
kehamilan, maka bayi yang dikandungnya
besi
akan menderita kekurangan gizi. Ibu yang
di
dunia
pada
kehamilan
berkisar
antara
20-50%.
kehidupan
yang
kekurangan
dapat
gizi
membuat
Prevalensi anemia di Indonesia bervariasi
menderita
juga
akan
setiap daerah yaitu antara 38-71,5% dan rata-
kekurangan ASI bila kelak menyusui (Agria,
rata sekitar 63,5%. Prevalensi anemia ibu
2012).
hamil tahun 2002 di Provinsi Kalimantan
Karakteristik ibu yang mempengaruhi
Selatan adalah 51,7% dan di kota Martapura
anemia ada Umur, Pendidikan, Paritas, dan
42,5% (Kristiyanasari, 2010).
Pekerjaan.
Umur
sangat
menentukan
Anemia dalam kehamilan yang paling
kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi
sering dijumpai adalah anemia gizi besi
apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun
disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam
dan diatas 35 tahun. Pendidikan individu dan
makanan karena gangguan resorpsi. Tingginya
masyarakat berpengaruh terhadap pendidikan
prevalensi anemia pada ibu hamil dapat
kesehatan, pada umumnya semakin tinggi
4
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
pendidikan seseorang, semakin baik pula
tingkat
pengetahuannya.Paritas
BAHAN DAN METODE
adalah
Metode
digunakan
dalam
adalah
deskriptif.
Metode
keadaan seorang ibu yang melahirkan janin
penelitian
lebih dari satu orang, paritas 1 dan paritas
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
dengan
kematian maternal lebih tinggi. Pekerjaan
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama
secara objektif (Hidayat, 2007). Metode
untuk
dan
penelitian
juga
memecahkan atau menjawab permasalahan
mempengaruhi ibu untuk kunjungan ANC
yang sedang dihadapi sekarang. Penelitian ini
(Maulana, 2012).
digunakan untuk menggambarkan Kejadian
menunjang
kehidupan
keluarganya,
Hasil
dilakukan
kehidupannya
studi
di
pendahuluan
Anemia
utama
deskriptif
Berdasarkan
untuk
membuat
digunakan
umur,
untuk
pendidikan,
pekerjaan dan paritas Ibu Hamil di BPM
S.Si.T.,M.,M.Kes pada bulan Februari-April
Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes. Sampel
2016, terdapat 85 ibu hamil yang mengalami
penelitian ini adalah sebagian dari populasi
anemia, dan dibagi terbagi dalam beberapa
dan sampel dalam penelitian ini pengambilan
klasifikasi anemia ringan sebanyak 40 orang,
menggunakan teknik simple random sampling,
anemia sedang sebanyak 28 orang dan anemia
yaitu pengambilan sampel dengan cara acak
berat sebanyak 17 orang.
seberhana menggunakan teknik lotere atau
bertujuan
untuk
undian. Berdasarkan rumus besar sampel
kejadian
anemia
didapatkan 46 orang sampel. Dalam penelitian
berdasarkan karakteristik pada ibu hamil di
ini yang menjadi sampel adalah berjumlah 46
BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
orang ibu hamil anemia di BPM Neneng
Banjarmasin”.
Mahfuzah, S.Si.T., M.. M.Kes Banjarmasin.
mengetaui
ini
Neneng
yang
tujuan
Mahfuzah,
penelitian
BPM
pekerjaan
ini
yang
gambaran
5
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
adalah 22,9 tahun dengan nilai standar
HASIL
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
devisiasi 4,72.
pada tanggal 4-6 juni tahun 2016 dengan
Adapun frekuensi dari umur ibu
jumlah ibu hamil anemia sebanyak 46 orang di
hamil anemia dengan anemia di BPM
BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
Banjarmasin,
Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 2
didapatkan
hasil
gambaran
umum mengenai gambaran kejadian anemia
Tabel
2
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia
Berdasarkan Umur di BPM Neneng Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin Tahun 2016
berdasarkan karakteristik umur, pendidikan,
pekerjaan, dan paritas Ibu Hamil Anemia di
Umur (Tahun)
f
%
< 20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
15
31
0
32,6
67,3
0
Total
46
100%
BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
Banjarmasin yang tersaji dalam tabel-tabel
Tabel 2 menunjukkan bahwa ibu
berikut:
hamil anemia berumur 20-35 tahun
1. Karakteristik Responden
sebanyak 31 orang (67,3%) dan ibu
a. Berdasarkan Umur
Umur ibu hamil anemia di BPM
sebanyak 15 orang (32,6%). Usia
Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
reproduksi yang sehat bagi seorang
Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 1:
wanita untuk hamil dan melahirkan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Umur di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin
yaitu 20-35 tahun, karena pada usia ini
Variabel
Umur
hamil anemia berumur <20 tahun
Nilai
Minimum
17 tahun
Nilai
Maksimum
32 tahun
Rata-rata
Umur
22,9
Standar
Devisiasi
4,72
alat-alat
reproduksi
sudah
cukup
matang
dan
untuk
proses
siap
Tabel 1 menunjukkan bahwa
kehamilan dan persalinan sedangkan
umur paling muda dalam penelitian ini
pada umur ibu yang kurang dari 20
adalah 17 tahun dan umur paling tua
tahun merupakan resiko tinggi karena
dalam penelitian ini adalah 32 tahun.
selain alat reproduksi belum siap untuk
Rata-rata umur ibu hamil anemia
6
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
menerima
hasil
konsepsi,
secara
c. Berdasarkan Pekerjaan
psikologis belum cukup dewasa untuk
menjadi seorang ibu.
BPM
b. Berdasarkan Pendidikan
Neneng
Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin dapat
dilihat pada tabel 3
Tabel
3
Neneng
Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin dapat
Pendidikan ibu hamil anemia di
BPM
Pekerjaan ibu hamil anemia di
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia
Berdasarkan Pendidikan di BPM Neneng
Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes
Banjarmasin
Tahun 2016
Pendidikan
f
%
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
8
11
22
5
17,4
23,9
47,8
10,9
Total
46
100
dilihat pada tabel 4
Tabel
4
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia
Berdasarkan Pekerjaan di BPM Neneng
Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes
Banjarmasin
Tahun 2016
Pekerjaan
f
%
Bekerja
Tidak Bekerja
14
32
30,4
69,6
Total
46
100
Tabel 4 menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu hamil anemia tidak
bekerja sebanyak 32 orang (69,6%),
sedangkan sebanyak 14 orang (30,4%)
Tabel 3 menunjukkan bahwa
bekerja. Ibu hamil anemia yang tidak
paling banyak ibu hamil anemia yaitu
bekerja cenderung lebih memiliki masa
22 orang (47,8%) berpendidikan SMA,
istirahat yang panjang serta memiliki
sedangkan sebanyak 5 orang (10,9%)
waktu luang yang lebih banyak untuk
berpendidikan
Tinggi.
mengkonsumsi makanan yang bergizi
Semakin tinggi tingkat pendidikan
serta vitamin selama kehamilan. Hal ini
maka
dikarenakan, ibu hamil anemia yang
Perguruan
semakin
baik
tingkat
pengetahuan gizi dan kesehatan yang
bekerja
pada
memiliki waktu yang lebih sedikit
akhirnya
akan meningkatkan
status gizi ibu hamil anemia.
lebih
mudah
stress
dan
untuk mengurus kehamilannya.
7
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
d. Berdasarkan Paritas
umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas Ibu
Paritas ibu hamil anemia di BPM
Hamil
di
BPM
Neneng
Mahfuzah,
Banjarmasin
didapatkan
Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
S.Si.T.,M.,M.Kes
Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 5:
hasil sebagai berikut:
Tabel
1. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Anemia
5
Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia
Berdasarkan Paritas di BPM Neneng Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin Tahun 2016
Paritas
f
%
Primipara
Multipara
Grandemultipara
26
20
0
56,5
43,5
0
Total
46
100
Tabel 5 menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu hamil anemia
masuk
dalam
kategori
primipara
sebanyak 26 orang (56,5%), sedangkan
sebanyak 20 orang (43,5%) adalah
multipara. Ibu multipara
memiliki
pengalaman dalam menjaga kehamilan,
sehingga dikehamilan selanjutnya ibu
multipara lebih mengetahui hal-hal
yang harus dilakukan dalam menjaga
dan merawat diri dan janinnya agar
selalu sehat.
penelitian
menunjukkan
bahwa kejadian anemia yang banyak
terjadi adalah anemia ringan (HB 8-<10,5
gr%), sedangkan anemia sedang (HB 6-<8
gr%). Ibu hamil sangat memerlukan
konsumsi tablet Fe, karena tablet Fe (table
besi) adalah tablet tambah darah untuk
menanggulangi anemia gizi besi yang
diberikan kepada ibu hamil. Di samping
itu kehamilan memerlukan tambahan zat
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta.
Sejalan dengan penelitian Miladiah
(2012) yang meneliti tentang gambaran
kejadian anemia pada ibu hamil di
PEMBAHASAN
Berdasarkan
Hasil
hasil
penelitian
yang
dilakukan pada 46 ibu hamil tentang gambaran
kejadian anemia berdasarkan karakteristik
Puskesmas
Pesayangan
Martapura
diperoleh hasil bahwa dari 100 orang
responden,
63%
mengalami
anemia
8
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
ringan. Kadar hemoglobin ibu hamil
cukup dewasa untuk menjadi seorang ibu.
berhubungan dengan pendidikan, status
Sejalan dengan penelitian Miladiah (2012)
gizi, konsumsi tablet besi, dan pola
yang meneliti tentang gambaran kejadian
konsumsi. Diharapkan perbaikan pola
anemia pada ibu hamil di Puskesmas
konsumsi dapat dijadikan program dalam
Pesayangan Martapura diperoleh hasil
mencegah terjadinya anemia pada ibu
bahwa dari 100 orang responden, 56% ibu
hamil.
hamil berusia 20-35 tahun.
2. Kejadian Anemia Berdasarkan Umur di
Usia reproduksi yang sehat bagi
BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
seorang
wanita
untuk
hamil
dan
Banjarmasin.
melahirkan yaitu 20-35 tahun, karena
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu
pada usia ini alat-alat reproduksi sudah
hamil anemia berumur 20-35 tahun tahun
cukup matang dan siap untuk proses
sebanyak 31 orang (67,3%) dan ibu hamil
kehamilan dan persalinan. Pada umur ibu
anemia berumur <20 tahun sebanyak 15
yang kurang dari 20 tahun merupakan
orang (32,6%). Usia reproduksi yang
resiko tinggi karena selain alat reproduksi
sehat bagi seorang wanita untuk hamil dan
belum
melahirkan yaitu 20-35 tahun, karena
konsepsi, secara psikologis belum cukup
pada usia ini alat-alat reproduksi sudah
dewasa
cukup matang dan siap untuk proses
sedangkan pada umur di atas 35 tahun
kehamilan dan persalinan sedangkan pada
merupakan umur resiko tinggi karena alat-
umur ibu yang kurang dari 20 tahun
alat
merupakan resiko tinggi karena selain alat
kemunduran fungsinya berupa elastisitas
reproduksi belum siap untuk menerima
otot-otot panggul dan sekitar organ-organ
hasil konsepsi, secara psikologis belum
reproduksi lainnya.
siap
untuk
menerima
untuk menjadi
reproduksi
telah
hasil
seorang ibu,
mengalami
9
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
Hamil pada usia remaja berakibat
ketidak patuhan dalam mengkonsumsi zat
kurang baik terhadap jalanya kehamilan.
besi, kurangnya mendapatkan informasi
Setelah mengalami haid pertama, yang
mengenai
rata-rata terjadi pada usia 13 tahun,
kehamilan atau pola istirahat ibu yang
seorang perempuan
kurang.
pendewasaan
samping itu, tubuh remaja pada umumnya
60% ibu hamil mengalami Anemia. Hal
kurang matang untuk menjalani proses
ini di sebabkan karena pada usia ini ibu
kehamilan. Dengan demikian dengan usia
sudah beresiko untuk hamil karena usia
tersebut, secara fisik sesungguhnya belum
yang paling baik untuk hamil adalah lebih
siap untuk hamil. Usia 25-34 tahun
dari 20 dan kurang dari 35 tahun,
merupakan
Sedangkan usia 25-29 tahun dan 30-35
hasil
paling
yang
tahun.
dalam
Umur 20 tahun ke bawah sebanyak
usia
18
proses
gizi
Di
memperoleh
hingga
menjalani
pemenuhan
baik
baik
untuk
dari
kehamilan.
Pada penelitian ini telah ditemukan
bahwa umur paling muda dalam penelitian
ini adalah 17 tahun dan umur paling tua
tahun juga mengalami Anemia.
3. Kejadian Anemia Berdasarkan Pendidikan
di
BPM
Neneng
Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin.
Hasil
penelitian
menunjukkan
adalah 32 tahun. Pada usia 17 tahun ibu
bahwa paling banyak ibu hamil anemia
mengalami anemia disebabkan karena
yaitu 22 orang (47,8%) berpendidikan
pada usia ini tubuh ibu belum cukup
SMA, sedangkan sebanyak 5 orang
matang untuk menjani proses kehamilan
(10,9%) berpendidikan Perguruan Tinggi.
sehingga dapat menyebabkan kelainan
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
saat hamil, sedangkan pada usia 32 tahun
semakin baik tingkat pengetahuan gizi dan
ibu yang mengalami anemia diakibatkan
kesehatan yang pada akhirnya akan
10
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
meningkatkan
hamil
menengah sekitar 67% dari 1000 orang.
penelitian
Menurut BPS (2015) perkembangan suatu
Miladiah (2012) yang meneliti tentang
wilayah tergantung dari tinggi rendahnya
gambaran kejadian anemia pada ibu hamil
pendidikan penduduk.
anemia.
di
status
Sejalan
Puskesmas
gizi
dengan
Pesayangan
ibu
Martapura
Menurut
Notoatmodjo
(2012)
diperoleh hasil bahwa dari 100 orang
tingkat pendidikan sangat erat kaitannya
responden, 72% ibu hamil berpendidikan
dengan penggunaan pelayanan kesehatan,
SMA.
yang
berarti
mengakibatkan
keadaan
Pendidikan merupakan salah satu
kesehatan yang lebih baik. Pendidikan
sarana untuk meningkatkan kecerdasan
selain merupakan modal utama dan
dan keterampilan manusia. Pendidikan
menunjang perekonomian keluarga juga
tinggi akan memudahkan manusia untuk
berperan dalam penyusunan makanan
menyerap informasi yang disampaikan.
untuk rumah tangga. Tingkat pendidikan
Pada ibu hamil, dengan pendidikan tinggi
formal mempunyai peran yang cukup
diharapkan
banyak
besar dalam menetukan sikap dan perilaku
mengetahui atau memperoleh informasi
ibu terhadap kegiatan pemilihan makanan.
berbagai hal yang berhubungan dengan
Hal ini kemungkinan di akibatkan
kesehatan.
ibu
Informasi
tersebut
kesehatan
bisa
karena
pendapatan
yang
di
peroleh
diperoleh ibu hamil dimana saja, dengan
kurang, karena meskipun berpendidikan
banyaknya informasi kesehatan baik dari
tinggi tetapi pendapatanya kuarang maka
tenaga kesehatan ataupun dari media lain.
secara otomatis ibu tersebut tidak akan
Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS)
tahun
2015,
rata-rata
dapat memenuhi kebutuhan gizi saat
warga
hamil. Faktor pendidikan mempengaruhi
Banjarmasin memiliki pendidikan tingkat
pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan
11
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan
diperoleh hasil bahwa dari 100 orang
dan informasi tentang gizi yang dimiliki
responden, 58% ibu bekerja.
lebih baik sehingga
bisa
memenuhi
asupan gizinya.
berat
4. Kejadian Anemia Berdasarkan Pekerjaan
di
BPM
Neneng
Mahfuzah,
S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin.
Hasil
Beban kerja ibu tersebut terlalu
penelitian
sehingga
memberikan
dampak
kurang baik. Hal ini berarti bahwa dengan
pekerjaan berpeluang untuk terjadinya
Anemia. Pekerjaan adalah suatu perbuatan
menunjukkan
atau sesuatu yang di lakukan untuk
bahwa sebagian besar ibu hamil anemia
mencari nafkah guna untuk kehidupan.
tidak bekerja sebanyak 32 orang (69,6%),
Ibu yang sedang hamil harus mengurangi
sedangkan sebanyak 14 orang (30,4%)
beban kerja yang terlalu berat karena akan
bekerja. Ibu hamil anemia yang tidak
memberikan
bekerja cenderung lebih memiliki masa
terhadap
istirahat yang panjang serta memiliki
2012).
waktu luang yang lebih banyak untuk
dampak
kehamilannya
Perubahan
kurang
baik
(Suparyanto,
pendapatan
secara
mengkonsumsi makanan yang bergizi
langsung dapat mempengaruhi konsumsi
serta vitamin selama kehamilan. Hal ini
pangan
dikarenakan, ibu hamil anemia yang
pendapatan berarti memperbesar peluang
bekerja lebih mudah stress dan memiliki
untuk membeli pangan dengan kualitas
waktu yang lebih sedikit untuk mengurus
dan kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya
kehamilannya. Sejalan dengan penelitian
penurunan pendapatan akan menyebabkan
Miladiah (2012) yang meneliti tentang
penurunan
gambaran kejadian anemia pada ibu hamil
kuantitas pangan yang dibeli (Hermawan,
di
2014).
Puskesmas
Pesayangan
Martapura
keluarga.
dalam
Meningkatnya
hal
kualitas
dan
12
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
5. Kejadian Anemia Berdasarkan Paritas di
ibu hamil. Paritas merupakan faktor yang
BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes
sangat
Banjarmasin.
konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu
Hasil
penelitian
menunjukkan
berpengaruh
terhadap
hasil
yang pernah haml dan melahikan anak 4
bahwa sebagian besar ibu hamil anemia
kali
masuk dalam kategori primipara sebanyak
banyak akan di temui keadaan seperti
26 orang (56,5%), sedangkan sebanyak 20
kesehatan terganggu (anemia dan kurang
orang (43,5%) adalah multipara atau yang
gizi) dan Anemiaendoran pada dinding
telah memiliki lebih ≥2 anak hidup. Ibu
perut dan dinding rahim. Ibu multipara
multipara memiliki pengalaman dalam
memiliki
menjaga kehamilan, sehingga dikehamilan
kehamilan sehingga lebih mengetahui cara
selanjutnya
lebih
merawat diri dan janinnya agar lebih sehat
mengetahui hal-hal yang harus dilakukan
dan terhindar dari komplikasi kehamilan
dalam menjaga dan merawat diri dan
seperti anemia.
ibu
multipara
atau
lebih,
maka
pengalaman
kemungkinan
mengenai
janinnya agar selalu sehat. Sejalan dengan
Berdasarkan hasil penelian, maka dapat
penelitian Miladiah (2012) yang meneliti
disimpulkan bahwa kejadian anemia pada ibu
tentang gambaran kejadian anemia pada
hamil berdasarkan karakteristik umur 20-35
ibu hamil di Puskesmas Pesayangan
tahun sebanyak 31 orang (67,3%), sebanyak
Martapura diperoleh hasil bahwa dari 100
22
orang responden, 84% ibu primipara.
sebanyak 14 orang (30,4%) bekerja dan
Paritas merupakan keadaan wanita
orang
(47,8%)
berpendidikan
SMA,
sebanyak 26 orang (56,5%) ibu primipara
yang berkaitan dengan jumlah anak yang
di lahirkan. Paritas juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi status gizi
13
Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam kesempatan ini, peneliti banyak
Meisya. 2012. Jurnal Kesehatan: Faktor-faktor
yang berhubungan kejadian anemia pada
ibu hamil Vol 2 No. 14. Surabaya:
Universitas Airlangga
mendapat bantuan, bimbingan, dan motivasi
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dari hati
yang terdalam peneliti mengucapkan terima
kasih kepada pembimbing I dan pembimbing
II,
bidan
Neneng
Mahfuzah,
S.Si.T.,
M.,M.Kes, kedua orang tua dan saudarasaudaraku serta teman-teman seangkatan dan
seperjuangan
yang
telah
memberikan
Muqaddimah. 2012. Jurnal Kesehatan:
Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
tentang
Anemia
di
BPM
Hj.
Althafunnisa, SST Kalimantan Timur
Vol 2 No. 14. Akademi Kebidanan
Permata Husada.
Paath, Erna dkk. 2010. Gizi dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: Dian Rakyat
Gardosi.
Rahmawati. 2012. Jurnal Kesehatan: Faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil Vol 2 No. 14.
Surabaya: Universitas Airlangga.
semangat dan bantuan.
Saifuddin, Abdul Bari. 2013. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Agria, Intan. Dkk. 2012. Gizi Reproduksi.
Yogyakarta: Fitramaya.
World Heath Organization (WHO). 2013.
Makanan Ibu Hamil. Jakarta: Direktorat
Bina Gizi Masyarakat.
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2016.
Penyuluhan tentang Status Gizi Ibu
Hamil. Jakarta. Kementrian Kesehatan
RI.
Kemenkes RI. 2015. Infodantin: Pembangunan
Nasional: Menuju Indonesia Sehat.
Jakarta:
Direktorat
Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Manuaba, IGB. 2011. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC
14
Download