Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN Ulfa Laila*, Dede Mahdiyah1, Mahpolah2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin Poltekes Kemenkes Banjarmasin 2 *Korespondensi Penulis. Telepon: 081254506891, E-mail: [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena gangguan resorpsi. Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil dapat memberikan dampak negatif terhadap janin yang dikandungnya dan ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas diantaranya akan lahir bayi dengan berat badan lahir rendah, prematur, perdarahan post partum, dan lain-lain sedangkan kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Tujuan: Mengetahui gambaran kejadian anemia berdasarkan karakteristik pada ibu hamil di BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T., M., M.Kes Banjarmasin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi adalah semua ibu hamil anemia. Sampel sebagian dari populasi yang berjumlah 46 orang. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kajian dokumentasi (data sekunder) dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil: Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa karakteristik umur ibu hamil anemia yang terbanyak umur 20-35 tahun sebanyak 31 orang (67,3%), berdasarkan karakteristik pendidikan ibu hamil anemia yang terbanyak adalah SMA sebanyak 22 orang (47,8%), berdasarkan karakteristik pekerjaan ibu hamil anemia yang terbanyak tidak bekerja sebanyak 32 orang (69,6%), dan paritas ibu hamil anemia yang terbanyak primipara sebanyak 26 orang (56,5%) Simpulan: Kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan karakteristik umur 20-35 tahun sebanyak 31 orang (67,3%), sebanyak 22 orang (47,8%) berpendidikan SMA, sebanyak 14 orang (30,4%) bekerja dan sebanyak 26 orang (56,5%) ibu primipara. Kata Kunci: Anemia, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas dan Ibu Hamil. 1 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan ditujukan Bayi (AKB). Saat ini di dunia AKI saat derajat kesehatan melahirkan dan AKB khususnya bayi baru masyarakat, kualitas sumber daya manusia dan lahir masih tinggi. Menurut Survei Demografi kualitas kehidupan. Indikator yang digunakan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2010, untuk mengukur kualitas kesehatan tersebut Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia salah satunya adalah Angka Kematian Bayi sebesar 307/100.000 kelahiran hidup (KH) (AKB), disamping penyakit utama penyebab sedangkan hasil SDKI pada tahun 2015 AKI kesakitan dan pola penyakit utama penyebab 228/100.000 KH. Dari pernyataan diatas kematian. terdapat penurunan angka kejadian, namun untuk meningkatkan Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah untuk angka mendukung tercapainya tujuan pembangunan Development Goals (SDGs) yang sudah harus kesehatan dicapai nasional yakni meningkatkan tersebut pada masih tahun jauh 2016 Sustainable yaitu AKI kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup 102/100.000 KH dan AKB sebesar 34/1000 sehat bagi orang yang bertempat tinggal di kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Data World Health Organization dalam (WHO) menyebutkan bahwa dari 100 ibu rangka mewujudkan Indonesia sehat 2025 hamil terdapat 52 orang diantaranya yang (Kemenkes RI, 2015). menderita anemia gizi. Prevalensi anemia pada Pembangunan kesehatan saat ini telah berhasil meningkatkan status ibu hamil mencapai 41,8% di dunia, dan Asia kesehatan menduduki peringkat kedua di dunia setelah masyarakat. Namun masih belum sepenuhnya Afrika dengan persentase prevalensi penderita terlaksana dengan baik. Salah satu indikator anemia dalam kehamilan 48,2 %. Menurut keberhasilan pembangunan kesehatan Angka penelitian Pusponegoro dan Anemia World 2 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil Map, pada tahun 2012 Indonesia merupakan pada ibu hamil cenderung semakin tinggi salah satu negara di Asia dengan kejadian (Kemenkes RI, 2015). anemia dalam kehamilan cukup tinggi sebesar 51% (Kemenkes RI, 2015). Laporan Tahunan Seksi Bina Gizi Masyarakat Survei Demografi yang dilakukan oleh Banjarmasin Dinas tahun Kesehatan 2015 periode Kota bulan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Januari-April jumlah kasus ibu hamil dengan (2013), menduduki anemia adalah 1.321 dari jumlah sasaran ibu peringkat ke 5 (sebanyak 38,12%) setelah hamil 12.229 (10,8%). Hasil tersebut sudah Gorontalo (61,59%), NTT (58%), Kalimantan mengalami penurunan dibandingkan dengan Barat (50,43%) dan NTB (46,15%) dengan tahun 2014 dan periode yang sama yaitu kasus ibu hamil yang mengalami anemia dari jumlah kasus ibu hamil dengan anemia 536.000 wanita hamil di Indonesia (Kemenkes sebanyak 1.611 dari jumlah sasaran ibu hamil RI, 2015). 11.946 (13,48%). Jumlah kejadian anemia Kalimantan Hasil Riset Selatan Daerah periode Januari-April 2016 di wilayah kerja (Riskesda), Prevalensi risiko anemia pada ibu Puskesmas di Banjarmasin yaitu Puskesmas hamil pada usia 15-45 tahun di Provinsi Sungai Bilu dengan presentase 18,85% dari Kalimantan (8,0- 244 ibu hamil, Puskesmas Sungai Mesa 29,9%), lima kabupaten dengan prevalensi di dengan presentase 12,30% dari 374 ibu hamil, atas yaitu Banjarmasin (29,9%), Balangan dan (20,4%), Banjar (18,8%), Tanah Laut (17,5%), presentase 11,65% dari 575 ibu hamil. dan Tapin (14,3%). Prevalensi risiko anemia Penurunan proporsi ibu hamil dengan anemia pada ibu hami lebih tinggi di daerah dalam 2 tahun terakhir di Kota Banjarmasin perdesaan, tidak diikuti penurunan kasus perdarahan dan Selatan semakin Kesehatan adalah 14,0% rendah tingkat puskesmas Kelayan Timur dengan pengeluaran per kapita per bulan risiko anemia 3 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil kejadian berat bayi lahir kurang (BBLR) memberikan dampak negatif terhadap janin (Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, 2016). yang dikandungnya dan ibu dalam kehamilan, Anemia lebih persalinan maupun nifas diantaranya akan cenderung berlangsung di negara yang sedang lahir bayi dengan berat badan lahir rendah, berkembang daripada negara yang sudah maju. prematur, perdarahan post partum, dan lain- Sebanyak 36% (atau sekitar 1400 juta orang) lain sedangkan kehamilan adalah suatu hal dari perkiraan populasi 3800 juta orang di dalam negara yang sedang 2 berkembang menderita keluarga bahagia. Para calon ibu harus sehat anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di dan mempunyai gizi cukup (berat badan negara maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Jika 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama juta orang (2). Prevalensi anemia defisiensi kehamilan, maka bayi yang dikandungnya besi akan menderita kekurangan gizi. Ibu yang di dunia pada kehamilan berkisar antara 20-50%. kehidupan yang kekurangan dapat gizi membuat Prevalensi anemia di Indonesia bervariasi menderita juga akan setiap daerah yaitu antara 38-71,5% dan rata- kekurangan ASI bila kelak menyusui (Agria, rata sekitar 63,5%. Prevalensi anemia ibu 2012). hamil tahun 2002 di Provinsi Kalimantan Karakteristik ibu yang mempengaruhi Selatan adalah 51,7% dan di kota Martapura anemia ada Umur, Pendidikan, Paritas, dan 42,5% (Kristiyanasari, 2010). Pekerjaan. Umur sangat menentukan Anemia dalam kehamilan yang paling kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi sering dijumpai adalah anemia gizi besi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam dan diatas 35 tahun. Pendidikan individu dan makanan karena gangguan resorpsi. Tingginya masyarakat berpengaruh terhadap pendidikan prevalensi anemia pada ibu hamil dapat kesehatan, pada umumnya semakin tinggi 4 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya.Paritas BAHAN DAN METODE adalah Metode digunakan dalam adalah deskriptif. Metode keadaan seorang ibu yang melahirkan janin penelitian lebih dari satu orang, paritas 1 dan paritas deskriptif adalah penelitian yang dilakukan tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka dengan kematian maternal lebih tinggi. Pekerjaan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama secara objektif (Hidayat, 2007). Metode untuk dan penelitian juga memecahkan atau menjawab permasalahan mempengaruhi ibu untuk kunjungan ANC yang sedang dihadapi sekarang. Penelitian ini (Maulana, 2012). digunakan untuk menggambarkan Kejadian menunjang kehidupan keluarganya, Hasil dilakukan kehidupannya studi di pendahuluan Anemia utama deskriptif Berdasarkan untuk membuat digunakan umur, untuk pendidikan, pekerjaan dan paritas Ibu Hamil di BPM S.Si.T.,M.,M.Kes pada bulan Februari-April Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes. Sampel 2016, terdapat 85 ibu hamil yang mengalami penelitian ini adalah sebagian dari populasi anemia, dan dibagi terbagi dalam beberapa dan sampel dalam penelitian ini pengambilan klasifikasi anemia ringan sebanyak 40 orang, menggunakan teknik simple random sampling, anemia sedang sebanyak 28 orang dan anemia yaitu pengambilan sampel dengan cara acak berat sebanyak 17 orang. seberhana menggunakan teknik lotere atau bertujuan untuk undian. Berdasarkan rumus besar sampel kejadian anemia didapatkan 46 orang sampel. Dalam penelitian berdasarkan karakteristik pada ibu hamil di ini yang menjadi sampel adalah berjumlah 46 BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes orang ibu hamil anemia di BPM Neneng Banjarmasin”. Mahfuzah, S.Si.T., M.. M.Kes Banjarmasin. mengetaui ini Neneng yang tujuan Mahfuzah, penelitian BPM pekerjaan ini yang gambaran 5 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil adalah 22,9 tahun dengan nilai standar HASIL Berdasarkan penelitian yang dilakukan devisiasi 4,72. pada tanggal 4-6 juni tahun 2016 dengan Adapun frekuensi dari umur ibu jumlah ibu hamil anemia sebanyak 46 orang di hamil anemia dengan anemia di BPM BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin, Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 2 didapatkan hasil gambaran umum mengenai gambaran kejadian anemia Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia Berdasarkan Umur di BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin Tahun 2016 berdasarkan karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas Ibu Hamil Anemia di Umur (Tahun) f % < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 15 31 0 32,6 67,3 0 Total 46 100% BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin yang tersaji dalam tabel-tabel Tabel 2 menunjukkan bahwa ibu berikut: hamil anemia berumur 20-35 tahun 1. Karakteristik Responden sebanyak 31 orang (67,3%) dan ibu a. Berdasarkan Umur Umur ibu hamil anemia di BPM sebanyak 15 orang (32,6%). Usia Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes reproduksi yang sehat bagi seorang Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 1: wanita untuk hamil dan melahirkan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Pelambuan Banjarmasin yaitu 20-35 tahun, karena pada usia ini Variabel Umur hamil anemia berumur <20 tahun Nilai Minimum 17 tahun Nilai Maksimum 32 tahun Rata-rata Umur 22,9 Standar Devisiasi 4,72 alat-alat reproduksi sudah cukup matang dan untuk proses siap Tabel 1 menunjukkan bahwa kehamilan dan persalinan sedangkan umur paling muda dalam penelitian ini pada umur ibu yang kurang dari 20 adalah 17 tahun dan umur paling tua tahun merupakan resiko tinggi karena dalam penelitian ini adalah 32 tahun. selain alat reproduksi belum siap untuk Rata-rata umur ibu hamil anemia 6 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil menerima hasil konsepsi, secara c. Berdasarkan Pekerjaan psikologis belum cukup dewasa untuk menjadi seorang ibu. BPM b. Berdasarkan Pendidikan Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3 Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin dapat Pendidikan ibu hamil anemia di BPM Pekerjaan ibu hamil anemia di Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia Berdasarkan Pendidikan di BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin Tahun 2016 Pendidikan f % SD SMP SMA Perguruan Tinggi 8 11 22 5 17,4 23,9 47,8 10,9 Total 46 100 dilihat pada tabel 4 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia Berdasarkan Pekerjaan di BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin Tahun 2016 Pekerjaan f % Bekerja Tidak Bekerja 14 32 30,4 69,6 Total 46 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil anemia tidak bekerja sebanyak 32 orang (69,6%), sedangkan sebanyak 14 orang (30,4%) Tabel 3 menunjukkan bahwa bekerja. Ibu hamil anemia yang tidak paling banyak ibu hamil anemia yaitu bekerja cenderung lebih memiliki masa 22 orang (47,8%) berpendidikan SMA, istirahat yang panjang serta memiliki sedangkan sebanyak 5 orang (10,9%) waktu luang yang lebih banyak untuk berpendidikan Tinggi. mengkonsumsi makanan yang bergizi Semakin tinggi tingkat pendidikan serta vitamin selama kehamilan. Hal ini maka dikarenakan, ibu hamil anemia yang Perguruan semakin baik tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan yang bekerja pada memiliki waktu yang lebih sedikit akhirnya akan meningkatkan status gizi ibu hamil anemia. lebih mudah stress dan untuk mengurus kehamilannya. 7 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil d. Berdasarkan Paritas umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas Ibu Paritas ibu hamil anemia di BPM Hamil di BPM Neneng Mahfuzah, Banjarmasin didapatkan Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 5: hasil sebagai berikut: Tabel 1. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Anemia 5 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia Berdasarkan Paritas di BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin Tahun 2016 Paritas f % Primipara Multipara Grandemultipara 26 20 0 56,5 43,5 0 Total 46 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil anemia masuk dalam kategori primipara sebanyak 26 orang (56,5%), sedangkan sebanyak 20 orang (43,5%) adalah multipara. Ibu multipara memiliki pengalaman dalam menjaga kehamilan, sehingga dikehamilan selanjutnya ibu multipara lebih mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam menjaga dan merawat diri dan janinnya agar selalu sehat. penelitian menunjukkan bahwa kejadian anemia yang banyak terjadi adalah anemia ringan (HB 8-<10,5 gr%), sedangkan anemia sedang (HB 6-<8 gr%). Ibu hamil sangat memerlukan konsumsi tablet Fe, karena tablet Fe (table besi) adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Di samping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Sejalan dengan penelitian Miladiah (2012) yang meneliti tentang gambaran kejadian anemia pada ibu hamil di PEMBAHASAN Berdasarkan Hasil hasil penelitian yang dilakukan pada 46 ibu hamil tentang gambaran kejadian anemia berdasarkan karakteristik Puskesmas Pesayangan Martapura diperoleh hasil bahwa dari 100 orang responden, 63% mengalami anemia 8 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil ringan. Kadar hemoglobin ibu hamil cukup dewasa untuk menjadi seorang ibu. berhubungan dengan pendidikan, status Sejalan dengan penelitian Miladiah (2012) gizi, konsumsi tablet besi, dan pola yang meneliti tentang gambaran kejadian konsumsi. Diharapkan perbaikan pola anemia pada ibu hamil di Puskesmas konsumsi dapat dijadikan program dalam Pesayangan Martapura diperoleh hasil mencegah terjadinya anemia pada ibu bahwa dari 100 orang responden, 56% ibu hamil. hamil berusia 20-35 tahun. 2. Kejadian Anemia Berdasarkan Umur di Usia reproduksi yang sehat bagi BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes seorang wanita untuk hamil dan Banjarmasin. melahirkan yaitu 20-35 tahun, karena Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu pada usia ini alat-alat reproduksi sudah hamil anemia berumur 20-35 tahun tahun cukup matang dan siap untuk proses sebanyak 31 orang (67,3%) dan ibu hamil kehamilan dan persalinan. Pada umur ibu anemia berumur <20 tahun sebanyak 15 yang kurang dari 20 tahun merupakan orang (32,6%). Usia reproduksi yang resiko tinggi karena selain alat reproduksi sehat bagi seorang wanita untuk hamil dan belum melahirkan yaitu 20-35 tahun, karena konsepsi, secara psikologis belum cukup pada usia ini alat-alat reproduksi sudah dewasa cukup matang dan siap untuk proses sedangkan pada umur di atas 35 tahun kehamilan dan persalinan sedangkan pada merupakan umur resiko tinggi karena alat- umur ibu yang kurang dari 20 tahun alat merupakan resiko tinggi karena selain alat kemunduran fungsinya berupa elastisitas reproduksi belum siap untuk menerima otot-otot panggul dan sekitar organ-organ hasil konsepsi, secara psikologis belum reproduksi lainnya. siap untuk menerima untuk menjadi reproduksi telah hasil seorang ibu, mengalami 9 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil Hamil pada usia remaja berakibat ketidak patuhan dalam mengkonsumsi zat kurang baik terhadap jalanya kehamilan. besi, kurangnya mendapatkan informasi Setelah mengalami haid pertama, yang mengenai rata-rata terjadi pada usia 13 tahun, kehamilan atau pola istirahat ibu yang seorang perempuan kurang. pendewasaan samping itu, tubuh remaja pada umumnya 60% ibu hamil mengalami Anemia. Hal kurang matang untuk menjalani proses ini di sebabkan karena pada usia ini ibu kehamilan. Dengan demikian dengan usia sudah beresiko untuk hamil karena usia tersebut, secara fisik sesungguhnya belum yang paling baik untuk hamil adalah lebih siap untuk hamil. Usia 25-34 tahun dari 20 dan kurang dari 35 tahun, merupakan Sedangkan usia 25-29 tahun dan 30-35 hasil paling yang tahun. dalam Umur 20 tahun ke bawah sebanyak usia 18 proses gizi Di memperoleh hingga menjalani pemenuhan baik baik untuk dari kehamilan. Pada penelitian ini telah ditemukan bahwa umur paling muda dalam penelitian ini adalah 17 tahun dan umur paling tua tahun juga mengalami Anemia. 3. Kejadian Anemia Berdasarkan Pendidikan di BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukkan adalah 32 tahun. Pada usia 17 tahun ibu bahwa paling banyak ibu hamil anemia mengalami anemia disebabkan karena yaitu 22 orang (47,8%) berpendidikan pada usia ini tubuh ibu belum cukup SMA, sedangkan sebanyak 5 orang matang untuk menjani proses kehamilan (10,9%) berpendidikan Perguruan Tinggi. sehingga dapat menyebabkan kelainan Semakin tinggi tingkat pendidikan maka saat hamil, sedangkan pada usia 32 tahun semakin baik tingkat pengetahuan gizi dan ibu yang mengalami anemia diakibatkan kesehatan yang pada akhirnya akan 10 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil meningkatkan hamil menengah sekitar 67% dari 1000 orang. penelitian Menurut BPS (2015) perkembangan suatu Miladiah (2012) yang meneliti tentang wilayah tergantung dari tinggi rendahnya gambaran kejadian anemia pada ibu hamil pendidikan penduduk. anemia. di status Sejalan Puskesmas gizi dengan Pesayangan ibu Martapura Menurut Notoatmodjo (2012) diperoleh hasil bahwa dari 100 orang tingkat pendidikan sangat erat kaitannya responden, 72% ibu hamil berpendidikan dengan penggunaan pelayanan kesehatan, SMA. yang berarti mengakibatkan keadaan Pendidikan merupakan salah satu kesehatan yang lebih baik. Pendidikan sarana untuk meningkatkan kecerdasan selain merupakan modal utama dan dan keterampilan manusia. Pendidikan menunjang perekonomian keluarga juga tinggi akan memudahkan manusia untuk berperan dalam penyusunan makanan menyerap informasi yang disampaikan. untuk rumah tangga. Tingkat pendidikan Pada ibu hamil, dengan pendidikan tinggi formal mempunyai peran yang cukup diharapkan banyak besar dalam menetukan sikap dan perilaku mengetahui atau memperoleh informasi ibu terhadap kegiatan pemilihan makanan. berbagai hal yang berhubungan dengan Hal ini kemungkinan di akibatkan kesehatan. ibu Informasi tersebut kesehatan bisa karena pendapatan yang di peroleh diperoleh ibu hamil dimana saja, dengan kurang, karena meskipun berpendidikan banyaknya informasi kesehatan baik dari tinggi tetapi pendapatanya kuarang maka tenaga kesehatan ataupun dari media lain. secara otomatis ibu tersebut tidak akan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, rata-rata dapat memenuhi kebutuhan gizi saat warga hamil. Faktor pendidikan mempengaruhi Banjarmasin memiliki pendidikan tingkat pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan 11 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan diperoleh hasil bahwa dari 100 orang dan informasi tentang gizi yang dimiliki responden, 58% ibu bekerja. lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya. berat 4. Kejadian Anemia Berdasarkan Pekerjaan di BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes Banjarmasin. Hasil Beban kerja ibu tersebut terlalu penelitian sehingga memberikan dampak kurang baik. Hal ini berarti bahwa dengan pekerjaan berpeluang untuk terjadinya Anemia. Pekerjaan adalah suatu perbuatan menunjukkan atau sesuatu yang di lakukan untuk bahwa sebagian besar ibu hamil anemia mencari nafkah guna untuk kehidupan. tidak bekerja sebanyak 32 orang (69,6%), Ibu yang sedang hamil harus mengurangi sedangkan sebanyak 14 orang (30,4%) beban kerja yang terlalu berat karena akan bekerja. Ibu hamil anemia yang tidak memberikan bekerja cenderung lebih memiliki masa terhadap istirahat yang panjang serta memiliki 2012). waktu luang yang lebih banyak untuk dampak kehamilannya Perubahan kurang baik (Suparyanto, pendapatan secara mengkonsumsi makanan yang bergizi langsung dapat mempengaruhi konsumsi serta vitamin selama kehamilan. Hal ini pangan dikarenakan, ibu hamil anemia yang pendapatan berarti memperbesar peluang bekerja lebih mudah stress dan memiliki untuk membeli pangan dengan kualitas waktu yang lebih sedikit untuk mengurus dan kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya kehamilannya. Sejalan dengan penelitian penurunan pendapatan akan menyebabkan Miladiah (2012) yang meneliti tentang penurunan gambaran kejadian anemia pada ibu hamil kuantitas pangan yang dibeli (Hermawan, di 2014). Puskesmas Pesayangan Martapura keluarga. dalam Meningkatnya hal kualitas dan 12 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil 5. Kejadian Anemia Berdasarkan Paritas di ibu hamil. Paritas merupakan faktor yang BPM Neneng Mahfuzah, S.Si.T.,M.,M.Kes sangat Banjarmasin. konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu Hasil penelitian menunjukkan berpengaruh terhadap hasil yang pernah haml dan melahikan anak 4 bahwa sebagian besar ibu hamil anemia kali masuk dalam kategori primipara sebanyak banyak akan di temui keadaan seperti 26 orang (56,5%), sedangkan sebanyak 20 kesehatan terganggu (anemia dan kurang orang (43,5%) adalah multipara atau yang gizi) dan Anemiaendoran pada dinding telah memiliki lebih ≥2 anak hidup. Ibu perut dan dinding rahim. Ibu multipara multipara memiliki pengalaman dalam memiliki menjaga kehamilan, sehingga dikehamilan kehamilan sehingga lebih mengetahui cara selanjutnya lebih merawat diri dan janinnya agar lebih sehat mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan terhindar dari komplikasi kehamilan dalam menjaga dan merawat diri dan seperti anemia. ibu multipara atau lebih, maka pengalaman kemungkinan mengenai janinnya agar selalu sehat. Sejalan dengan Berdasarkan hasil penelian, maka dapat penelitian Miladiah (2012) yang meneliti disimpulkan bahwa kejadian anemia pada ibu tentang gambaran kejadian anemia pada hamil berdasarkan karakteristik umur 20-35 ibu hamil di Puskesmas Pesayangan tahun sebanyak 31 orang (67,3%), sebanyak Martapura diperoleh hasil bahwa dari 100 22 orang responden, 84% ibu primipara. sebanyak 14 orang (30,4%) bekerja dan Paritas merupakan keadaan wanita orang (47,8%) berpendidikan SMA, sebanyak 26 orang (56,5%) ibu primipara yang berkaitan dengan jumlah anak yang di lahirkan. Paritas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi 13 Kejadian Anemia Berdasarkan Karakteristik Pada Ibu Hamil UCAPAN TERIMAKASIH Dalam kesempatan ini, peneliti banyak Meisya. 2012. Jurnal Kesehatan: Faktor-faktor yang berhubungan kejadian anemia pada ibu hamil Vol 2 No. 14. Surabaya: Universitas Airlangga mendapat bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dari hati yang terdalam peneliti mengucapkan terima kasih kepada pembimbing I dan pembimbing II, bidan Neneng Mahfuzah, S.Si.T., M.,M.Kes, kedua orang tua dan saudarasaudaraku serta teman-teman seangkatan dan seperjuangan yang telah memberikan Muqaddimah. 2012. Jurnal Kesehatan: Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia di BPM Hj. Althafunnisa, SST Kalimantan Timur Vol 2 No. 14. Akademi Kebidanan Permata Husada. Paath, Erna dkk. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Dian Rakyat Gardosi. Rahmawati. 2012. Jurnal Kesehatan: Faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil Vol 2 No. 14. Surabaya: Universitas Airlangga. semangat dan bantuan. Saifuddin, Abdul Bari. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka DAFTAR PUSTAKA Agria, Intan. Dkk. 2012. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya. World Heath Organization (WHO). 2013. Makanan Ibu Hamil. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2016. Penyuluhan tentang Status Gizi Ibu Hamil. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes RI. 2015. Infodantin: Pembangunan Nasional: Menuju Indonesia Sehat. Jakarta: Direktorat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika. Manuaba, IGB. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC 14